Anda di halaman 1dari 193

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau Human Development Index (HDI) yang
pertama kali dicetuskan ilmuwan peraih Nobel berkebangsaan India, Amartya Sen dan ekonom
Pakistan Mahbub ul Haq, dipopulerkan di PBB oleh UNDP (United Nations Development Program)
melalui laporan pembangunan manusia, yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1990, 3 pilar
pembangunan ditentukan: indikator kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir), pendidikan (angka
melek huruf dan sekolah) serta ekonomi (pengeluaran real per kapita). IPM dipakai sebagai acuan
untuk menilai keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu prioritas pembangunan di suatu wilayah
selalu diarahkan pada upaya peningkatan IPM.
Indeks pembangunan kesehatan menjadi pilar utama karena dengan tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, yakni di mana setiap orang memiliki kemauan, kesadaran, dan
kemampuan hidup sehat, diharapkan akan tercipta SDM yang tangguh, cerdas, mandiri, dan
produktif sehingga mampu bersaing untuk menghadapi semua tantangan yang akan dihadapi dalam
pembangunan di segala bidang, selaras dengan tujuan pembangunan milenium (Millenium
Development Goals), MDGs 2000 yaitu komitmen global 189 negara-negara di dunia, dalam upaya
pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ingin dicapai pada 2015. Sasaran
umum program MDGs meliputi 8 tujuan, yaitu: (1) Memberantas kelaparan dan kemiskinan, (2)
Memperoleh pendidikan dasar, (3) Mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan, (4) Mengurangi jumlah kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan maternal, (6)
Memerangi infeksi HIV dan AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya, (7) Menjamin
kelangsungan lingkungan hidup, dan (8) Mengembangkan kerja sama global untuk pembangunan.
Dimana 5 dari 8 goals MDGs (goals No.1, 4, 5, 6, 7) berkaitan langsung dengan bidang kesehatan,
bertujuan mempercepat pencapaian pembangunan derajat kesehatan masyarakat.
Indeks kesehatan dalam IPM diukur berdasarkan indikator UHH (Umur Harapan Hidup)
waktu lahir/Life Expectancy at Birth, lebih spesifik ditentukan berdasarkan sub/Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yang merupakan indikator komposit dari berbagai
indikator kesehatan berbasis komunitas: AKI (Angka Kematian Ibu), AKB (Angka Kematian Bayi),
morbiditas, status gizi, dan kondisi kesehatan lingkungan. Kajian isu kesehatan lain:P2P menular
dan degeneratif-herediter/Penyakit Tidak Menular (PTM), akses pelayanan kesehatan, mutu, sarana,
SDM kesehatan, sinergi dan integralitas antar-lintas sektoral kesehatan mulai dari lingkup pusat
hingga pelaksana pelayanan kesehatan fungsional teknis di daerah.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis daerah (di suatu dinas kesehatan kabupaten/kota)
merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan, mempunyai andil yang besar untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Visi Puskesmas adalah mewujudkan
“Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Masyarakat sebagai konsumen berhak menuntut profesionalisme pelayanan di semua
1
sarana pelayanan publik dengan adanya UU Pelayanan Publik No. 25 Tahun 2009, UU Praktek
Kedokteran No. 29 Tahun 2004, dan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Berhak menentukan jenis, mutu, aneka layanan kesehatan yang diperlukan, yang aman, dan sesuai
kebutuhan, berkesinambungan, paripurna, memanfaatkan teknologi tepat guna, akses yang mudah
terjangkau, non diskriminatif, mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan.
Didalam sistem organisasi kesehatan diberbagai negara, puskesmas merupakan local health unit
yang perannya sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat.
Sebagai unit pelaksana terdepan dari lembaga kesehatan di suatu negara kehadirannya ditengah
masyarakat tidak hanya berlaku sebagai pusat pelayanan bagi kesehatan masyarakat, namun lebih
daripada itu juga dapat merupakan sebagai pusat komunikasi masyarakat atau komuniti senter.
Tugas kedua ini justru lebih dirasakan diwilayah – wilayah perifer utamanya di kabupaten
Bondowoso yang sedang berkembang. Karena pada wilayah - wilayah yang perifer yang latar
belakang masyarakat pada umumnya masih tergolong rendah, maka kehadiran puskesmas disuatu
daerah digunakan pula bagi usaha-usaha pembaharuan. Tidak saja dibidang kesehatan melainkan
juga kenyataan bagi usaha modernisasi kehidupan masyarakat desa sekitarnya.
Oleh karena itu, pelayanan kesehatan di Puskesmas setiap satu tahun sekali ada evaluasi standar
Puskesmas yang mengacu pada Pelayanan, Mutu dan Manajemen Puskesmas sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka melindungi kepentingan pasien, masyarakat
dan petugas. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap
pencapaian Puskesmas dan kinerjanya dalam menyelanggarakan pelayanan adalah Profil Kesehatan,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Profil Kesehatan ini pada intinya berisi data / informasi
yang menggambarkan tingkat pencapaian dan penyelenggaraan kesehatan sesuai dengan Standar
Puskesmas.

1.2 Dasar Hukum


1. Undang Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas
4. Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII tahun 1989 tentangRekam Medis/Medical Records
5. Undang – ungang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan Konsumen
6. Peraturan Pemerintah nomor 65 Tahun 2005 tentang pedoman penyusunan Standar Minimal
Pelayanan
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 585/MENKES/PER/IX/1989 tentang
Persetujuan Tindakan Medik
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
kebijakan Dasar Puskesmas
9. Surat Edaran Dinas kesehatan Bondowoso nomor 858/730/430.11.7/2013 tentang Jam Kerja
10. Peraturan Daerah nomor 16 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Umum
11. Surat Keputusan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Bondowoso nomor
440/45.A/430.10.2/2014 tentang Pembentukan Tim Manajemen Mutu puskesmas Kotakulon.
2
12. Surat keputusan kepala Puskesmas Kotakulon nomor 440/01/430.82.2/2011 tentang standar
Pelayanan Publik Puskesmas kotakulon.

1.3 Pengertian
1. Standar pelayanan kesehatan adalah tolak ukur baku dan tolak ukur yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan dan penilaian kualitas pelayanan kesehatan.
2. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
3. Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas yang diberi tambahan
ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara. Sesuai Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah salah satu bentuk dari program patient safety
(keselamatan pasien).
5. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesindan/atau implan yang tidak mengandung obat
yangdigunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
7. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
8. Pelayanan medik dasar adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh maksimal dokter dan
dokter gigi di sarana pelayanan kesehatan dasar.
9. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh
dokter dan dokter gigi di Puskesmas, Puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan, klinik
pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan dan rumah sakit pratama.

1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam mengidentifikasi, merumuskan, menyusun,
mengembangkan, memonitor serta mengevaluasi pelayanan kesehatan yang telah
dilaksanakan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelayanan rawat jalan
b. Sebagai pedoman pelayanan rawat inap
c. Sebagai pedoman pelayanan upaya kesehatan puskesmas

3
1.5 Manfaat
Dengan adanya buku pedoman / profil ini, maka didapat manfaat sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat
a. Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik
b. Sebagai acuan dalam monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan yang dilakukan di
puskesmas
2. Bagi Dinas kesehatan
a. Sebagai acuan acuan dalam perencanaan pengembangan, monitoring, dan evaluasi
pelayanan kesehatan
b. Dinas kesehatan kabupaten dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya
Puskesmasdan urgensi pembinaan Puskesmas
c. Dinas kesehatan kabupaten dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk
dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
3. Bagi Puskesmas Sendiri
a. Sebagai acuan untuk merencanakan pengembangan puskesmas kedepan
b. Sebagai acuan untuk mengukur kinerja puskesmas dalam hal ini petugas dan staf
puskesmas
c. Sebagai bahan publikasi kepada masyarakat
d. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan
target yang harusdicapainya.
e. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanyaberdasarkan adanya
kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).
f. Puskesmas dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

1.6 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelayanan Puskesmas meliputi:
1. Manajemen dan administrasi, meliputi manajemen operasional dan manajemen mutu.
a. Manajemen Operasional, meliputiijin operasional, visi, misi,motto dan janjilayanan, tujuan
dan fungsi, struktur organisasi dan uraian tugas, alurpelayanan, jam kerja, jenis pelayanan,
biaya dan tarif, persyaratan pelayanan, rekam medik, SOP, informed consent, pendelegasian
pengobatan dasar, hak serta kewajibanpasien dan penyedia layanan, denah ruangan, papan
nama ruangan, peta wilayah, pencatatan dan pelaporan,jenis danalur serta mekanismenya,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, indikator kinerjasertalokakarya mini,
visualisasi data cakupan kegiatan pokok tahun lalu.
b. Manajemen Mutu, meliputi Pembentukan Tim Jaminan Mutu, Indeks KepuasanMasyarakat,
prosedur pengelolaan pengaduan pengguna layanan, PemantauanPencegahan dan
Pengendalian Infeksi.

4
2. Sumber Daya, meliputi bangunan dan ruang, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan dan
pelayanan kefarmasian serta pembiayaan.
3. Upaya Pelayanan Kesehatan, meliputi upaya kesehatan wajib dan pengembangan.
4. Monitoring dan Evaluasi, meliputi jenis, jadwal dan pelaksanaannya.

5
BAB 2
RAWAT JALAN PUSKESMAS KOTAKULON

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas Kotakulon
merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah kota Bondowoso, tepatnya berada di
kelurahan kotakulon yang berjarak 1 kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten Bondowoso.
Wilayah kerja puskesmas Kotakulon sendiri meliputi tiga kelurahan, yaitu kelurahan kotakulon yang
terdiri dari 34 RT dan 8 RW, kelurahan Dabasah yang terdiri dari 40 RT dan 9 RW dan kelurahan
Blindungan yang terdiri dari 32 RT dan 8 RW.
Dengan luas wilayah kerja puskesmas kotakulon sekitar 302 km² dengan penduduk sekitar
23.769 jiwa, dapat disimpulkan merupakan wilayah padat penduduk. Untuk transportasi wilayah
bisa diakses menggunakan kendaraan roda 4 dan roda 2, untuk wilayah yang padat penduduk hanya
bisa diakses oleh kendaraan roda 2 karena luas gang hanya 1 – 2 meter.
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya
semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha
pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan yang dapat
dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari
segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia.
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta kepadatan penduduk
dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan
pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, perlu
ditunjang dengan puskesmas pembantu, yang ada di kelurahan Blindungan dan penempatan bidan
dan perawat di kelurahan – kelurahan yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas
keliling. Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu akan dapat
menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan
yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan
prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak balita dan
anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana

6
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit
ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan ,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi
KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai
penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja ada
kesempatan
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain denngan memberi
sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan program-program :
e. Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
f. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori kepada balita dan
ibu menyusui
g. Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk
menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
7
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
o Mendapatkan riwayat penyakit
o Mengadaan pemeriksaan fisik
o Mengadaan pemeriksaan labolatorium
o Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
o Rujukan diagnostic
 Rujukan pengobatan/rehabilitasi
 Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap
program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan
oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten diadakan
tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. Coordinator membantu para petugas
puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa kantin dan
sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan
kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan guru berupa
pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
8
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai tingkat
umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
(keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak balita, usia
lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
o Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
o Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas
o Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan
kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
o Penyuluhan kesehatan
o Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar
tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
o Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
o Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan
diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
o Anak sekolah
o Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
o Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
o Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih mampu
o Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
o Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
o Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
9
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran serta
masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok
lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
o Anamnesa
o Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes saluran air
mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan labolatorium
o Pengobatan dan pemberiaan kacamata
o Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah sakit
o Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
o Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
o Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta menciptakan
kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
o Penerimaan pasien
o Pengambilan spesimen
o Penanganan spesimen
o Pelaksanaan spesimen
o Penanganan sisa spesimen
o Pencatatan hasil pemeriksaan
o Pengecekan hasil pemeriksaan
o Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
o Pengambilan spesimen
o Penanganan spesimen
o Pengemasan spesimen
o Pengiriman spesimen
o Pengambilan hasil pemeriksaan
o Pencatatan hasil pemeriksaan
o Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
o Persiapan pasien
o Pengambilan spesimen
10
o Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
o Melakukan tes skrining Hb
o Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas
o Memberikan penyuluhan
o Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua poli di puskesmas termasuk ponkesdes dan pustu, tata usaha dan
pemegang upaya kesehatan.
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
o Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
o Data ketenagaan di puskesmas
o Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik
 laporan bulanan : semua upaya kesehatan, poli, ponkesdes, pustu dan tata usaha
 laporan triwulan : PHN
 laporan 6 bulanan : manajemen kepuasan pelanggan
 laporan tahunan : profil puskesmas
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan
berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan lokakarya,
dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa dan
system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan kepemimpinan
dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
o Pendekatan kepada tokoh masyarakat
o Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
o Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan masalah
kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang terlatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat
11
Masing-masing program mempunyai input, proses dan output tersendiri. Unsur dalam
Standar Puskesmas meliputi standar input dan standar proses pelaksanaan program, sedangkan
standar output program di Puskesmas dimasukkan dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).
Standar input adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai sumber daya, sarana dan
prasarana pendukung yang digunakan dlam pelaksanaan Puskesmas yang meliputi standar alat,
standar bangunan dan ruang, standar ketenagaan, standar manajemen dan standar upaya pelayanan
kesehatan.
Standar proses adalah tolok ukur yang digunakan untuk penilaian pelayanan yang meliputi
kegiatan dalam gedung, luar gedung, rencana kegiatan, pencatatan, pelaporan, visualisasi data dan
evaluasi program tiap tahunnya.

2.1 STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI


Manajemen puskesmas adalah proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematik di puskesmas untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien untuk semua
pekerjaan kegiatan.
Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik
yang meliputi perencanaan, penggerakan,pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan
penilaian.
Administrasi Puskesmas adalah tata cara tulis menulis yang dilakukan secara teratur, tertib,
terarah dan seragam serta mempunyai peranan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok guna
mencapai tujuan organisasi.
Manajeman dan administrasi di Puskesmas terbagi menjadi:
1. Manajemen Operasional
2. Manajemen Mutu

2.1.1 MANAJEMEN OPERASIONAL


Manajemen Operasional adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha Puskesmas dan penggunaan sumber dayanya agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Jadi merupakan proses transformasi dari input, proses sampai menjadi output.
Manajemen Operasional Puskesmas,meliputi:
2.1.1.1 Input
2.1.1.1 .1 Ijin Operasional
Ijin Operasional adalah ijin yang harus dimiliki oleh sarana yang memberikan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 30 menyebutkan bahwa semua fasilitas pelayanan kesehatan harus
mempunyai ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Puskesmas Kotakulon sebagai fasilitas
kesehatan harus mempunyai ijin operasional, begitu pula puskesmas Kotakulon.

2.1.1.1.2 Visi, Misi, Motto, Janji Layanan, Tujuan dan Fungsi


Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kotakulon nomor 440/01/430.82.2/2011
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Kotakulon yang terdapat pada lampiran 2, yang

12
didalamnya memuat juga tentang visi, misi, motto, janji layanan, tujuan fungsi Puskesmas
kotakulon, adalah sebagai berikut :
A. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas kotakulon adalah “Terwujudnya Puskesmas KOTAKULON sebagai
sentra pelayanan Kesehatan yang berkualitas, profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menghasilkan layanan yang memuaskan” , Sehingga dapat mewujudkan
“Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan
B. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Empat misi Puskesmas adalah sebagai
berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya agar memerhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat. Pengembangan perumahan untuk keluarga yang dilaksanakan oleh
pengembang atau individu sebaiknya melibatkan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan
memberikan masukan berkaitan dengan terciptanya rumah yang sehat sehingga keluarga yang
tinggal di rumah tersebut sehat.
b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya mempunyai kemampuan di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang memenuhi standar dan memuaskan masyarakat.
Mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan keluarga. Sebagai pilar utama terciptanya
pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu, pelayanan kesehatan tidak dipandang sebagai
pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan keluarga.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta
lingkungannya.

13
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan tekhnologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan
kesehatan, individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya memerlukan asuhan
keperawatan keluarga secara terus-menerus dan bekesinambungan yang dilakukan perawat
keluarga. Perawat keluarga sebagai pilar utama terlaksananya asuhan keperawatan keluarga
di wilayah kerja Puskesmas merupakan ujung tombak memandirikan keluarga di bidang
kesehatan sehingga tercipta sehat sebagai gaya hidup.
C. Motto Layanan
Motto layanan Puskesmas Kotakulon adalah : “Anda Sehat, Kami Bangga “
D. Janji Layanan
Puskesmas Kotakulon dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memiliki janji layanan yaitu:
1. Fast (cepat)
2. Responsif (tanggap)
3. Integrated (terintegrasi)
4. Emphatic (berempati)
5. Normatif (sesuai standar)
6. Dynamic (dinamis dan inovatif)
7. Low profile (rendah hati)
8. Young spirit (semangat muda; samangat pembaharuan)
E. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
F. Fungsi
Fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupayamenggerakkan danmemantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluargadan
masyarakat, memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuksumber pembiayaannya, serta ikutmenetapkan, menyelenggarakan dan
14
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan yang bersifat public goods
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegahpenyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatankesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertamasecara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas adalah pelayanan
yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

2.1.1.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas


A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagan yang memperlihatkan tata hubungan kerja
antar bagian dan garis kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam
menyelenggarakan pelayanan dan antar unit pelayanan di Puskesmas serta
manajemennya.
Struktur organisasi Puskesmas ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota,kemudian Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab program
di Puskesmas. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas
sebagai berikut:

15
Kepala Puskesmas Kotakulon
Dr. Indah Yuli Hartatik

Koordinator Tim Mutu Kepala Tata Usaha


Ratih Anggraini, Amd. Kep ST Fatimah

Keuangan SP2TP
Ulfah Farida
Styaningrum, Poespitaningtyas
Amd. Kep

Kepegawaian dan Umum


Indah Wijaya Kusuma

Koordinator Upaya Koordinator


Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Koordinator Upaya
Kesehatan Perorangan Upaya
Kesehatan Masyarakat (Pengendalian dan
Rawat Inap
Surveilance)

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab


Anggriawan W, Amd. Anggriawan W, Amd. Dr. Deni Agus Dr. Deni Agus
Kep Kep Setiawan Setiawan

 UKS / UKGS dan  Imunisasi  Poli Umum  Rawat Inap


ARU Ulfah Styaningrum, Sri Widayati Agustini, Midian
Midian Pujo.T, Amd.Kep AMK Pujo.T, S.Kep
S.Kep  P2PDBD  Poli KIA/KB  Keperawatan
 Perbaikan Gizi Sujianto, ST Siti Latifah, Amd. Keb Midian
Silvia Novita  P2 Diare  Poli Gigi Pujo.T, S.Kep
 Kesehatan Jiwa Denik Istamiarti, Drg. Herry Setyono,  Laboratorium
Denik Istamiarti, S.Kep.Ns MM Umi
S.Kep.Ns  P2 TB  Klinik Gizi Muarofah,
 Kesehatan Kerja Umi Muarofah, Silvia Novita AMAK
Ratih Anggraini, AMAK  UGD  Ambulan
Amd. Kep  P2 Kusta Anggriawan W, Gadar
 Pemberdayaan dan Sri Widayati Amd.Kep Junaedi
Promkes Agustini, AMK  Laboraturium
Sujianto, ST  P2 ISPA Umi Muarofah,
 Kesling Denik Istamiarti, AMAK
Sujianto, ST S.Kep.Ns  Kamar Obat
 Kesehatan Indera  Wabah/Surveilans Ida Indrawati
Denik Istamiarti, Anggriawan W,  Gudang Obat
S.Kep.Ns Amd.Kep Ida Indrawati
 Kesehatan Olahraga  Napza  Ambulans
Ratih Anggraini, Midian Pujo.T, Operasional
Amd. Kep S.Kep Junaedi
 Kesehatan Usila  PTM Perkesmas
Ratih Anggraini, Anggriawan W, Anggriawan W,
Amd. Kep Amd.Kep Amd.Kep

Koordinator Ponkeskel Koordinator Puskesmas Koordinator Ponkeskel


B. Uraian Tuga
Dabasah Pembantu Blindungan Kotakulon
Yonathan Wahyu, Amd. Kep Putri Wulandari, Amd. Kep Faeruza, Amd. Kep
16
Uraian tugas adalah pernyataan tertulis untuk setiap tingkat jabatan dalam
unitkerja yang mencerminkan fungsi, tanggung jawab dan kualitas yang dibutuhkan.
Uraian tugas merupakan dasarutama untuk dapat memahami dengan tepat tugas dan
tanggung jawab serta akuntabilitas setiap petugas di Puskesmas dalam melaksanakan
peran dan fungsinya.
Uraian tugas seluruh pegawai Puskesmas dibuat, ditetapkan dan dipantau
pelaksanaan tugasnya oleh Kepala Puskesmas. Uraian tugas dikaji ulang secara regular
dan jika perlu dapat dilakukan perubahan.
Setiap petugas di Puskesmas harus mempunyai uraian tugas yang memuat tugas
pokok dan tugas integrasi serta tanggung jawab, wewenang dan hubungan kerja antar
sesama petugas. Uraian tugas disosialisasikan kepada lintas program terkait serta
didistribusikan kepada pengemban tugas, merupakan pedoman dan pegangan bagi
setiap pegawai untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Ada Surat Keputusan, uraian
tugas dan tanggung jawab petugas pengelola keuangan serta petugas inventaris.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai uraian tugas akan menjamin
pelaksanaan program sesuai dengan pedoman dan mencapai hasil kinerja yang
diharapkan serta memberi jaminan hukum bagi penanggung jawab serta pelaksana
program. Berikut antara lain uraian tugas pegawai di Puskesmas :

Tabel 2.1 Daftar uraian tugas seluruh pegawai Puskesmas Kotakulon


NO JABATAN Uraian Tugas
1 Kepala Puskesmas Ada
Kepala Tata usaha Ada
Bendahara
- Bendahara Penerimaan Ada
- Bendahara Jamkesmas Ada
- Bendahara pengeluaran Ada
Petugas Loket Ada
Petugas Medis dan Paramedis UGD Ada
Petugas Promosi Kesehatan Ada
Petugas Kesehatan keliling Ada
Petugas KIA – KB Ada
Petugas Imunisasi Ada
Petugas Survailens Ada
Petugas Gizi Ada
Petugas P2M Ada
Petugas medis dan Paramedis Pengobatan Ada
Dasar
Petugas Medis dan Paramedis Gigi dan mulut Ada
Petugas Paramedik gigi Ada
Petugas kefarmasian Kamar Obat Ada
Petugas kefarmasian Gudang Obat Ada
Petugas laboraturium Ada
Petugas kebersihan puskesmas Ada
Petugas pengelolaan barang/Penanggung Ada
jawab Barang inventaris
Petugas penanggung jawab kendaraan Ada
Petugas UKS Ada
Koordinator Upaya Rawat Inap Ada

Secara rinci uraian tugas seluruh petugas Puskesmas Kotakulon terlampir pada lampiran 3.

17
2.1.1.1.4. Jam Kerja
Berdasarkan surat edaran Dinas Kesehatan nomor 858/730/430.11.7/2013 tentang
jam kerja ( terlampir pada lampiran 4) dan Surat keputusan kepala Puskesmas Kotakulon
nomor 440/01/430.82.2/2011 tentang standar Pelayanan Publik Puskesmas kotakulon, jam
kerja pelayanan adalah sebagai berikut :

1. Loket pendaftaran :

Senin – Kamis : Pukul 07.00 – 12.00 WIB

Jum’at : Pukul 07.00 – 10.30 WIB

Sabtu : Pukul 07.00 – 11.30 WIB

2. Rawat Jalan :

Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 13.00 WIB

Jum’at : Pukul 07.30 – 10.30 WIB

Sabtu : Pukul 07.30 – 12.00 WIB

Pelayanan Puskesmas merupakan unit kerja yang kegiatannya berupa pelayanan


masyarakat dengan 6 hari kerja, yakni hari senin sampai dengan hari sabtu jam kerja 07.00 –
14.00 WIB. Untuk kegiatan pelayanan, Puskesmas Kotakulon mengacu pada jam pelayanan
sesuai dengan SK Kepala Puskesmas Kotakulon, namun kegiatan administratif kantor
dilaksanakan sampai jam 14.00 WIB.

2.1.1.1.5. Jenis Pelayanan


Berdasarkan Surat keputusan kepala Puskesmas Kotakulon nomor
440/01/430.82.2/2011 tentang standar Pelayanan Publik Puskesmas kotakulon, jenis-jenis
pelayanan yang menjadi kewenangan dan Tupoksi Puskesmas Kotakulon meliputi Pelayanan
Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
1) Rawat Jalan : Poli umum, Poli KIA/KB, Poli Gigi
2) Rawat Inap
3) UGD
4) Persalinan Normal
5) Pelayanan Administratif
6) Laboratorium
7) Konsultasi : Kesehatan, Pojok Gizi
8) Upaya Kesehatan Pengembangan

18
Tabel 2.2 Jenis Pelayanan yang dilakukan di Puskesmas
No Jenis Pelayanan Kegiatan
1. Pelayanan di dalam gedung
a. Pengobatan Umum Ada
b. Pengobatan Gigi dan mulut Ada
c. Pelayanan Gawat Darurat Ada, 24 jam
d. Pelayanan KIA – KB Ada
e. Imunisasi Ada
f. Persalinan Ada, 24 jam
g. Pelayanan Kefarmasian Ada
h. Pelayanan laboraturium Ada
i. Konsultasi Gizi dan Laktasi Ada
j. Klinik Sanitasi Ada
k. Penyuluhan Kesehatan / konsultasi Ada
Kesehatan dan konseling
l. Pelayanan Ambulan Ada, 24 jam
m. Pelayanan Rawat Inap Ada, 24 jam

2. Pelayanan di luar gedung


a. Pengobatan Umum Ada
b. Pelayanan KIA – KB Ada
c. Penyuluhan Kesehatan Ada
d. Pembinaan Ponkesdes Ada
e. Pembinaan PHBS Ada
f. Posyandu Ada
g. Pembinaan UKBM Ada
h. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut/UKGS Ada

2.1.1.1.6. Persyaratan Pelayanan


Sesuai Surat keputusan kepala Puskesmas Kotakulon nomor 440/01/430.82.2/2011
tentang standar Pelayanan Publik Puskesmas kotakulon, peryaratan layanan adalah sebagai
berikut :
1. Persyaratan pelayanan pelanggan Rawat Jalan
a. Membawa kartu ASKES bagi pengguna layanan ASKES
b. Membawa kartu JAMKESMAS bagi pengguna layanan JAMKESMAS
c. Membawa kartu JAMKESDA bagi pengguna layanan JAMKESDA
d. Membawa kartu SPM bagi pengguna layanan SPM yang masih berlaku ( SPM
berlaku tiga bulan sejak ditetapkan )
e. Membawa KTP bagi pengguna layanan NON MASKIN, yaitu layanan berobat gratis
dari PEMDA khusus untuk penduduk Bondowoso / yang beridentitas (KTP)
Bondowoso
f. Membawa kartu KTP bagi pelanggan luar wilayah Bondowoso
g. Setiap list atau rekam medic pelanggang akan di beri nomor antrian
h. Setelah mendaftar pelanggang dipersilahkan menunggu di depan tiap poli yang dituju
i. Setiap pelanggang akan dipanggil petugas sesuai dengan nomor antrian yang ada
pada rekam medis pelanggang.
2. Persyaratan pelayanan pelanggan Rawat Inap
a. Membawa foto kopi ASKES bagi yang memakai pelayanan ASKES sebanyak 6
lembar
b. Membawa foto kopi JAMKESMAS pelanggan, KTP, KSK bagi yang memakai
pelayanan JAMKESMAS sebanyak 6 lembar. Bagi pelanggan JAMKESMAS yang
belum punya KTP atau umurnya dibawah 17 tahun tidak usah KTP.
c. Membawa foto kopi JAMKESDA pelanggan, KTP, KSK bagi yang memakai
pelayanan JAMKESMAS sebanyak 6 lembar. Bagi pelanggan JAMKESDA yang
belum punya KTP atau umurnya dibawah 17 tahun tidak usah KTP.

19
d. Membawa foto kopi SPM pelanggan yang masih berlaku, KTP, KSK bagi yang
memakai pelayanan SPM sebanyak 6 lembar. Bagi pelanggan JAMKESMAS yang
belum punya KTP atau umurnya dibawah 17 tahun tidak usah KTP.
e. Membawa foto kopi KTP, KSK pelanggan bagi yang memakai pelayanan NON
MASKIN sebanyak 6 lembar. Bagi pelanggan NON MASKIN yang belum punya
KTP atau umurnya dibawah 17 tahun tidak usah KTP.

2.1.1.1.7. Biaya (Tarif)


Biaya / tariff Puskesmas Kotakulon sesuai Peraturan Daerah nomor 16 Tahun 2010
tentang Retribusi Jasa Umum Kabupaten Bondowoso. Isi perda terlampir pada lampiran 5.

2.1.1.1.8. Alur Pelayanan

Gambar 2.2 Alur pelayanan kunjungan pasien Puskesmas Kotakulon

2.1.1.1.9. Peta Wilayah Kerja

Gambar 2.3 Peta wilayah kerja Puskesmas kotakulon

20
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Kotakulon :
1. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan kademanga
2. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Tegal ampel
3. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Curahdami
4. Sebelah selaatan berbatasan dengan kelurahan Badean

2.1.1.1.10. Denah Bangunan dan Papan Nama Ruangan


Puskesmas Kotakulon merupakan pusat pelayanan kesehatan yang terdapat di daerah pusat
pemerintahan kabupaten Bondowoso. Bangunan puskesmas merupakan bangunan permanen
dan kokoh, yang meliputi :
1. Ruangan loket dan pendaftaran
2. Ruangan UGD
3. Ruangan Poli Umum
4. Ruangan Poli Gigi
5. Ruangan Kamar Obat
6. Ruangan kepala puskesmas
7. Ruangan tata usaha
8. Ruangan pojok gizi dan laktasi serta kesling
9. Ruangan Imunisasi
10. Ruangan KIA – KB
11. Ruangan Bersalin
12. Ruangan kantor perawat rawat inap
13. Ruangan laboraturium
14. Ruangan Dapur
15. Ruangan kamar pasien ada dua ruangan
16. Kamar mandi karyawan ada dua
17. Kamar mandi pasien ada dua

Gambar 2.4 Denah bangunan Puskesmas kotakulon

21
Gambar 2.5 Ruangan yang dipasang papan nama sesuai fungsi ruangan

2.1.1.1.11. Kawasan Bebas Rokok


Menurut Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, Instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84/
MENKES/Isnt/II/2002 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Sarana
Kesehatan serta Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 440/ 1333/ 031/ 2005 Tentang
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), maka lingkup Puskesmas adalah lokasi kawasan bebas rokok.

Gambar 2.6 Ruang tunggu pasien puskesmas kotakulon bebas asap rokok

2.1.1.1.12. Hak dan Kewajiban Pasien


Hak dan kewajiban pasien di tetapkan dan di sosialisasikan kepada masyarakat
dan semua pihak yang terkait. Hal ini tercermin dalam kebijakan dan prosedur
penyelenggaraan Puskesmas.
1. Hak Pasien
Setiap Pasien Puskesmas mempunyai hak:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan pelayanan yang
berlaku di Puskesmas
b. Mendapatkan Informasi diatas:
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit sebagai akibat
tindakan tersebut,cara mengatasinya dan alternatif lainnya.
3) Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan agar anggota
keluarga / orang lain tidak menderita penyakit yag sama.

22
c. Meminta konsultasi medis
d. Menyampaikan pengaduan , saran , kritik dan keluhan berkaitan dengan pelayanan.
e. Memperoleh layanan yang bermutu , aman , nyaman , adil , jujur dan manusiawi.
f. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan , tujuan tindakan,
alternatif tindakan , resiko , biaya dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan .
g. Memberikan persetujuan yang meliputi atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang diderita kecuali untuk kasus
KLB dan kasus yang dapat membahayakan masyarakat.
h. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
2. Kewajiban pasien
a. Membawa kartu identitas (KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan jelas untuk
kunjungan pertama kalinya.
b. Membawa kartu berobat:
1) Penggunaan layanan PT.ASKES membawa kartu ASKES
2) Pengguna layanan GAKIN membawa kartu ASKESKIN atau JAMKESDA.
3) Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung membawa kartu
kunjungan / berobat.
c. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas.
d. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasihat serta petunjuk pengobatan
e. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah kesehatannya
kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.

2.1.1.1.13. Hak dan Kewajiban Penyedia Layanan.


1. Hak Penyedia Layanan / Petugas.
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan sesuai dengan standar
prosedurnya.
b. Menolak permintaan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan tindakan
yang bertentangan dengan standar profesi maupun hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Kewajiban Penyedia Layanan / Petugas
a. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan prosedur tetap / SOP
pelayanan.
b. Memberikan Informasi pelayanan kepada penggunana layanan , baik itu waktu ,
persyaratan , hasil dan biaya serta kompensasi pelayanan.
c. Memberi teguran bagi pengunjung yang tidak mentaati ketentuan pelayanan dan
memberikan saran agar tidak terulang lagi.
d. Berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna layanan semaksimal mungkin ,
sehingga tercapai kepuasan pengguana layanan.
e. Melakukan peraturan indek kepuasan masyarakat terhadap pelayanan.

23
2.1.1.1.14. Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur (SOP)adalah suatu perangkat instruksi/langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu dengan memberikan
langkah-langkah yang benar dan terbaik berdasarkan keilmuan dan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan untuk membantu mengurangi
kesalahan dan pelayanan sub standar.SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi tenaga
pelaksana dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu. Selain hal tersebut standar
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta melindungi masyarakat dari
pelayanan tidak bermutu. Staf medis dan non medis berperan aktif dalam pembuatan SOP
serta disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan/Kepala Puskesmas.
Dokumen SOP meliputi penomoran, tanggal terbit, catatan tentang revisi,
pemberlakuan dan tanda tangan Kepala Puskesmas. SOP harus disertai dengan instruksi
kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara tentang hal tersebut diatas. Seluruh kegiatan
yang berkaitan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang ada. SOP
dan instruksi kerja tersebut harus dievaluasi secara berkala. Standar pelayanan medik yang
penting dibuat dalam bentuk algoritma medik, misalnya standar penatalaksanaan diare,
penatalaksanaan demam pada anak, penatalaksanaan anak dengan batuk dan kesulitan
bernafas, penatalaksanaan pasien TB paru, dan lain-lain.

Tabel 2.3 Jumlah dan Jenis SOP di Puskesmas Berdasarkan Jenis Program/Tempat
Jumlah SOP
No Jenis SOP Puskesmas Puskesmas
Rawat Jalan
I SOP Rawat Jalan, terdiri dari Ada
A. SOP Loket Ada
B. SOP Tata Usaha Ada
C. SOP Manajemen Ketenagaan Ada
D. SOP Manajemen Mutu Ada
E. SOP PPI Ada
F. SOP Peralatan Ada
G. SOP Keuangan Ada
H. SOP Promosi Kesehatan Ada
I. SOP Kesehatan Lingkungan Ada
J. SOP KIA Ada
K. SOP KB Ada
L. SOP ARU Ada
M. SOP Klinik Gizi Ada
N. SOP Poli Umum Ada
O. SOP UGD Ada
P. SOP Ambulan Ada
Q. SOP Poli Gigi Ada
R. SOP Laboratorium Ada
S. SOP Pelayanan Kefarmasian Ada
T. SOP Gudang Obat Ada
U. SOP Pencegahan Penyakit Ada
V. SOP Pemberantasan Penyakit Ada
W. SOP UKS dan UKGS Ada
X. SOP Perkesmas Ada
Y. SOP Kesehatan Jiwa Ada
Z. SOP Mata dan Telinga Ada
II SOP Rawat Inap Ada

24
Tabel 2.4. Rincian jenis SOP di Puskesmas Kotakulon
1. SOP Puskesmas V. Pemberantasan
N. Poli Umum
Rawat Jalan Penyakit
A. Loket 1. Rekam Medik TBC
1. Pendaftaran 2. Pemeriksaan 1. Pelayanan TB
2. Pelayanan Pelayanan Poli 2. Diagnosis TB
Pemulangan Pasien Umum (Anamnesa, 3. Pencatatan dan
Pemeriksaan Fisik, Pelaporan
B. Tata Usaha Diagnosa dan Terapi) Program P2 TB
1. Surat Masuk 3. Pengukuran Tekanan
2. Surat Keluar Darah, Nadi, Suhu Kusta
3. Lokakarya Mini dan Pernafasan. 1. Pemeriksaan
Bulanan 4. Pengukuran Tinggi Penderita Kusta
4. Lokakarya Mini Badan dan Berat 2. Diagnosis Kusta
Tribulanan Badan 3. Pencatatan dan
5. KIR Dokter (Surat 5. Pemberian Oksigen Pelaporan Program
Keterangan Sehat) 6. Penatalaksanaan P2 Kusta
6. Rujukan Diare
7. Prosedur Pelayanan 7. Penatalaksanaan ISPA
Customer Service Demam pada Anak 1. Deteksi Dini ISPA
8. Prosedur Analisa 8. Penatalaksanaan 2. Penatalaksanaan
Data untuk Diproses ISPA dan ISPA
Menjadi Informasi Batuk/Asma 3. Pencatatan dan
9. Penilaian Kinerja 9. Penatalaksanaan Pelaporan ISPA
Puskesmas Pasien TB Paru 4. Penyimpanan BHP
10. Penatalaksanaan P2 ISPA
Hipertensi
C. Manajemen 11. Penatalaksanaan DM Pneumonia
Ketenagaan 12. Penanganan Kejang Deteksi Dini
1. Penyelenggaraan Demam Pneumonia
Administrasi 13. Penanganan
Kepegawaian Keracunan Makanan Diare
(Kenaikan Pangkat, 14. Cuci Tangan 1. Penatalaksanaan
Kenaikan Gaji 15. Pelayanan Rujukan Diare
Berkala, Daftar 16. Penyimpanan BHP 2. Pencatatan dan
Urutan Medis dan Non Pelaporan Program
Kepegawaian dll) Medis Poli Umum Diare
2. Susunan/Peta 17. Pencatatan dan
Jabatan Pelaporan Petugas DBD
(Struktural dan Poli Umum 1. Pemeriksaan
Fungsional) Penderita DBD
3. Pemeliharaan File O. UGD 2. Penatalaksanaan
Kepegawaian 1. Rekam Medik DBD
4. Menghitung 2. Pemeriksaan 3. Pencatatan dan
Kebutuhan Diklat Pelayanan Poli Pelaporan Program
5. Rekapitulasi Daftar Umum (Anamnesa, DBD
Hadir Pemeriksaan Fisik, 4. Pelaksanaan
Diagnosa dan Terapi) Penyelidikan
D. Manajemen Mutu 3. Pengukuran Tekanan Epidemiologi DBD
1. Pengelolaan Darah, Nadi, Suhu dan
Pengaduan dan Pernafasan. Penanggulangan
2. Pelaksanaan Survey 4. Pengukuran Tinggi Fokus DBD bila
Kepuasan Badan dan Berat memenuhi kriteria
Masyarakat dan Badan
Indek Kepuasan 5. Triase HIV-AIDS
Masyarakat 6. Managemen ABC 1. Penyuluhan
3. Penilaian Standar 7. Resusitasi 2. Rujukan/Penawara
Puskesmas 8. Pembersihan Jalan n Tes HIV bagi
4. Penilaian Kinerja Nafas dengan masyarakat yang
Puskesmas Suction dicurigai HIV
9. Pemberian Oksigen 3. Pendampingan
E. Pencegahan dan dengan Nasal Kanul penderita
Pengendalian 10. Penilaian Kesadaran 4. Sosialisasi kondom
Infeksi (PPI) Dengan Pemeriksaan
1. Kebersihan Tangan GCS
2. Penggunaan Alat 11. Observasi Pasien W. UKS/UKGS
Pelindung Diri Gawat UKS
25
(APD) 12. Cuci Tangan 1. Penjaringan Siswa
3. Penggunaan 13. Penatalaksanaan Baru.
Peralatan Perawatan Luka dan Luka Bakar 2. Penyuluhan Siswa.
Pasien 14. Penatalaksanaan 3. Pembinaan Guru.
4. Pengendalian Hipoglikemi dan 4. Pencatatan dan
Lingkungan Hiperglikemi. Pelaporan UKS.
5. Pemrosesan 15. Pemasangan Infus 5. Pengelolaan BHP
Peralatan Pasien dan dan Pemberian UKS/UKGS
Penatalaksanaan Cairan. 6. Penjaringan Murid
Linen 16. Pemberian Obat kelas I s/d III.
6. Kesehatan Secara Parenteral 7. Promotif. Preventif
Karyawan/ Termasuk Obat Anti Siswa
Perlindungan Diabetes. 8. Pembinaan Guru.
Petugas Kesehatan. 17. Pemberian Obat 9. Pengobatan Gigi
7. Penempatan Pasien. Suppositoria. Siswa yang
8. Higiene 18. Penatalaksanaan Dirujuk.
Respirasi/Etika Syok Anafilaktik. 10. Pencatatan dan
Batuk. 19. Pemberian Injeksi Pelaporan UKGS.
9. Praktek Menyuntik Intra Muskular,
yang aman. Subkutan, Intra Vena X. Perkesmas
10. Pengelolaan Limbah melalui Infus. 1. Pelayanan dalam
Medis dan Non 20. Pemasangan NGT Gedung dan Luar
Medis. (Naso Gastric Tube). Gedung.
11. Dekontaminasi, 21. Pemasangan dan 2. Pencatatan dan
Pembersihan dan Pelepasan Kateter Pelaporan
Sterilisasi Alat. Urine. 3. Kunjungan Rumah.
22. Informed Concent. 4. Melaksanakan
F. Peralatan 23. Dekontaminasi dan Asuhan
1. Inventarisasi Bahan Sterilisasi Alat. Keperawatan.
Habis Pakai (BHP) 24. Rujukan.
Non Medis Loket 25. Penggunaan Alat Y. Kesehatan Jiwa
Pendaftaran, Pelindung Diri. 1. Penyuluhan
Administrasi 26. Penggunaan 2. Deteksi Dini
Rujukan, Kesehatan Nebulizer, 3. Pengobatan
Lingkungan, Sterilisator, Suction Ganggguan Jiwa
Surveilans, dan USG. 4. Konseling
Kesehatan Jiwa dan 27. Penanganan Tanggap 5. Pencatatan dan
Perkesmas Darurat Bencana. PelaporanKesehata
2. Inventaris Sarana n Jiwa
dan Media Promosi P. Ambulan
Kesehatan. 1. Pelayanan Ambulan. Z. Mata dan Telinga
3. Inventarisasi BHP 2. Penanganan Korban. 1. Pemberian Tetes
Medis dan Non 3. Operasional Mata, Salep dan
Medis P2 TB, P2 Ambulan (Tata Bebat Mata.
Kusta, P2 ISPA, P2 Tertib). 2. Irigasi/Mencuci
Diare, Imunisasi. 4. Komunikasi dan Mata.
4. Inventarisasi BHP Informasi. 3. Pemeriksaan
Medis dan Non Tajam Penglihatan.
Medis Poli Umum, Q. Poli Gigi 4. Kompres Es pada
Gawat Darurat, 1. Tumpatan Light Mata.
Kamar Obat, Barang Curing. 5. Skreening katarak
Gizi, Gudang Obat 2. Pencabutan Gigi 6. Pemeriksaan
dan Laboratorium. Sulung dan Tetap. OMSK
5. Inventarisasi BHP 3. Insisi Abses. 7. Pemeriksaan
Medis P2 DBD. 4. Open Boor. serumen
5. Penatalaksanaan Gigi 8. Pemeriksaan
G. Keuangan dengan Nekrose Tekanan Bola
1. Perencanaan Pulpa. Mata.
(Persiapan, Analisa 6. Devitalisasi Pulpa. 9. Memberikan
Situasi, RUK dan 7. Informed Concent. Pertolongan
RPK). 8. Injeksi dengan Pertama pada
2. Bendahara Metode Infiltrasi. Kedaruratan Mata
BOK/Jampersal/Jam 9. Injeksi dengan dan Telinga.
kesmas. Mandibular Anestesi. 10. Perawatan Pasca
3. Bendahara 10. Pencatatan dan Bedah Katarak dan
Penerimaan. Pelaporan Petugas Glaucoma.
4. Mekanisme Poli Gigi. 11. Pemeriksaan dan
26
Penggunaan 11. Penyimpanan Bhn Tindakan Medik
Anggaran. Medis Poli Gigi. Gangguan
5. Mekanisme Audit 12. Cuci Tangan. Pendengaran.
Penilaian Kinerja 13. Dekontaminasi, 12. Pancatatan dan
Keuanga. Pembersihan dan Pelaporan.
Sterilisasi Alat. 13. Rujukan.
H. Promosi Kesehatan 14. Pemakaian Alat Gigi.
1. Pemberian II. SOP Rawat Inap
Penyuluhan R. Laboratorium 1. Rekam Medik.
Kesehatan. 1. Penerimaan Pasien. 2. Informed Concent.
2. Pengembangan Desa 2. Pengambilan 3. Pengukuran
Siaga Aktif. Spesimen Darah, Tekanan Darah,
3. Pemberdayaan Urin, Tinja, Nadi, Suhu dan
Masyarakat dalam Sputum,Sampel Pernafasan.
PHBS. Morbus Hansen dan 4. Resusitasi.
4. Pengembangan Cairan Tubuh. 5. Pembersihan Jalan
UKBM. 3. Penerimaan, Nafas dengan
Penyimpanan dan Suction.
I. Kesehatan Pemusnahan 6. Pemberian Oksigen
Lingkungan Spesimen. dengan Nasal
1. Pemeriksaan 4. Pembuatan dan Kanul.
Kualitas Air. Pemeriksaan Slide 7. Penilaian
2. Pengolahan Limbah Sediaan TB. Kesadaran dengan
Medis. 5. Pemeriksaan dan Pemeriksaan GCS.
3. Pelayanan Klinik Pemakaian Alat 8. Observasi Pasien
Sanitasi. Hematologi dan atau Gawat.
4. Pemeriksaan TTU Kimia Klinik. 9. Cuci Tangan.
dan TPM. 6. Kesehatan dan 10. Penatalaksanaan
5. Pemicuan STBM. Keselamatan Kerja Luka dan Luka
6. Pengolahan IPAL (K3.) Bakar.
(untuk Rawat Inap). 7. Dekontaminasi, 11. Pemasangan Infus
Pembersihan dan dan Pemberian
J. KIA Sterilisasi Alat. Cairan.
1. Pelayanan ANC. 8. Pencatatan dan 12. Pemberian Obat
2. Persalinan Normal. Pelaporan Hasil Secara Parenteral
3. Episiotomi. Pemeriksaan. Termasuk Obat
4. Pelayanan 9. Prosedur Anti Diabetes.
Kesehatan Ibu Nifas. Pembuangan 13. Penatalaksanaan
5. Perdarahan Ante Limbah. Syok Anafilaktik.
Partum. 14. Pemberian Injeksi
6. Penanganan Gawat Intra Muskular,
Janin. R. Pelayanan Subkutan, Intra
7. Penanganan Gawat Kefarmasian Vena melalui
Darurat Bayi Baru 1. Pelayanan Obat di Infus.
Lahir. Kamar Obat. 15. Pemberian Obat
8. Pelayanan 2. Penerimaan dan Suppositoria.
Pemeriksaan Bayi , Pengkajian Resep. 16. Penatalaksanaan
Balitadan Anak Pra 3. Pencatatan dan Hipoglikemi dan
Sekolah Sehat dan Penyimpanan Resep. Hiperglikemi.
Sakit. 4. Peracikan dan 17. Pemasangan NGT
9. Pencegahan Infeksi . Penyerahan Obat. (Naso Gastric
10. Pencatatan dan 5. Pelayanan Informasi Tube).
Pelaporan Pelayanan Obat. 18. Pemasangan dan
KIA. 6. Konseling Obat. Pelepasan Kateter
11. Pengelolaan BHP 7. Penerimaan dan Urine.
Medis Poli KIA. Penyimpanan Obat di 19. Dekontaminasi,
12. Pemakaian Kamar Obat. Pembersihan dan
Inkubator, Infant 8. Pengelolaan dan Sterilisasi Alat.
Warmer. Pengendalian 20. Rujukan.
Penggunaan 21. Penggunaan Alat
K. KB Psikotropika. Pelindung Diri.
1. Pelayanan Pap 9. Penanganan Obat 22. Penggunaan
Smear. Rusak dan Nebulizer,
2. Pelayanan IVA. Kadaluarsa. Sterilisator dan
3. Pelayanan PPIA ( 10. Pencatatan dan Suction.
Pencegahan Pelaporan Petugas di
Penularan HIV dari Kamar Obat.
27
Ibu ke Anak). 11. Pengawasan
4. Pelayanan KB Makanan dan
(Kondom, Pil, Minuman.
Suntik, Implant dan Untuk rawat inap
IUD). ditambah: Visite
5. Pencatatan dan Farmasi.
Pelaporan Pelayanan
KB. S. Gudang Obat
6. Pengelolaan BHP 1. Perencanaan
Medis Poli KB. Kebutuhan Obat
7. Pelayanan KTP 2. Penerimaan dan
( Kekerasan Penyimpanan Obat di
Terhadap Gudang Obat.
Perempuan). 3. Pendistribusian Obat.
4. Pencatatan dan
L. ARU Pelaporan Petugas
1. Pelayanan Gudang Obat.
Kesehatan Remaja 5. Pengendalian
Sekolah. Kebersihan Gudang.
2. Pelayanan 6. Stok Opname
Kesehatan Remaja Gudang.
Tidak Sekolah. 7. Pengawasan
3. Pelayanan Makanan
Kesehatan danMinuman.
Reproduksi Remaja.
4. Pelayanan KTA. T. Pencegahan
5. Pelayanan PenyakitSurveilans
Kesehatan Usila. 1. Pengamatan,
6. Pengelolaan BHP Pengumpulan,
ARU. Pengolahan, Análisa
serta Visualisasi Data
M. Klinik Gizi Surveilans
1. Penimbangan Balita. Epidemiologi.
2. Pengukuran Tinggi 2. Penyelidikan
Badandan Panjang Epidemiologi KLB.
Badan. 3. Sistem Kewaspadaan
3. Prosedur Tata Dini dan
Laksana Gizi Penanggulangan
Buruk.. KLB.
4. Penilaian Status Gizi 4. Pencatatan dan
Balita. Pelaporan Kegiatan
5. Penyuluhan Gizi. Surveilans.
6. Pengelolaan PMT
Pemulihan. Penyakit Tidak
7. Pengelolaan PMT Menular
Penyuluhn. 1. Penatalaksanaan
8. Pemberian Kapsul Hipertensi.
Vit. A. 2. Penatalaksanaan DM.
9. Pemberian Tablet
Fe. Imunisasi
10. Pelacakan Balita 1. Pemberian Imunisasi
Gizi Buruk 2. Rantai Dingin Vaksin
11. Monitoring Garam termasuk
Beryodium. Penyimpanan
12. Pemetaan Kadarzi. Vaksin, Tatalaksana
13. Konseling Gizi dan Membawa Vaksin ke
Laktasi. Lapangan,
14. Pencatatan dan Pemantauan Suhu
Pelaporan Program Setiap Hari, dan
Gizi. Logistik Lainnya
15. Evaluasi Program yang mendukung
Gizi. Vaksinasi.
3. Pemeliharaan Lemari
Pelayanan Gizi di Dingin.
Puskesmas Rawat Inap, 4. Pencatatan,
ditambah: Pelaporan dan
1. Asuhan Gizi di Visualisasi Data
28
Ruang Rawat Inap Program Imunisasi.
untuk Pasien dngan
Diet Biasa.
2. Asuhan Gizi di
Ruang Rawat Inap
untuk Pasien dengan
Diet Khusus.
Secara lengkap isi SOP tiap Program/kegiatan terlampir pada lampiran 6.

2.1.1.1.15. Rekam Medik


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien , pemeriksaan , pengobatan , tindakan , dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2006 dalam buku Manual Rekam
Medis , ada 2 jenis rkam medis , yaitu:
1. Rekam medis konvensional.
2. Rekam medis elektronik.
Rekam medik merupakan data medik pasien tertulis , yang dapat dipergunakan
sebagai alat bukti yang sah menurut hukum , dan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Rekam medik harus disediakan untuk kunjungan
2. Rekam medik harus dibuat secara tertulis , lengkap dan jelas serta harus sesuai
standar yang ditetapkan menurut pelayanan kesehatan.
3. Harus ada sistem identifikasi identifikasi , indeks ,dan sistem dokumen yang
memudahkan pencarian rekam medik.
4. Isi rekam medik untuk pasien antara lain:
a. Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan)
b. Tanggal dan waktu
c. Hasil anamnesa, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat /
perjalanan penyakit.
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik yang dilakukan.
e. Dokumentasi hasil pemeriksaan.
f. Diagnosis Penyakit
g. Rencana pelaksanaan
h. Pengobatan dan / atau tindakan medik
i. Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani. Apabila dalam
pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat di ganti dengan menggunakan
nomor pribadi / personal Identification Number (PIN).
j. Pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien
k. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
5. Rekam medik disebut lengkap bila telah berisi seluruh informasi tentang psien sesuai
dengan formulir yang disediakan , isi rekam medik harus lengap dan benar.

29
6. Dokter, perawat dan bidan bertanggung jawab akan kebenaran dan ketepatan
pengisian rekam medik. Bila terjadi kesalahan pencatatan rekam medis, catatan dan
berkas tidak boeh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun.Perubahan catatan
atas kesalahan dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudin dibubuhi paraf
petugas yang bersangkutan.
7. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter
gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan
praktek kedokteran yang telah dilakukannya.
8. Selain dokter dan dokter gigi yang membuat / mengisi rekam medis , tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat /
mengisi rekam medis atas perintah / pendelegasian secara tertulis dari dokter dan
dokter gigi yang menjalankan praktek kedokteran.
9. Berkas rekam medis menjadi milik Puskesmas, sedangkan isi rekam medis dan
lampiran dokumen menjadi miik pasien.
10. Batas waktu lama penyimpanan rekam medis Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan paling lama 5(lima) tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 (dua
puluh lima) tahun.
11. Khusus Untuk Puskesmas rawat inap:
Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus lengkap dalam 24 (dua puluh
empat) jam setelah pasien dirawat dan ringkasan / resume ringkasan riwayat keluar sudah
harus dilengkapi paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pasien pulang. Semua rekam
medik di beri kode sesuai dengan ICD-X dan indeks dalam waktu 14 (empat belas) hari
setelah pasien pulang.
Bentuk rekam medis rawat jalan dan rawat inap yang digunakan Puskesmas
Kotakulon terlampir pada lampiran 7.

2.1.1.1.16. Informed Consent


Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) adalah persetujuan tertulis maupun
lisan yang diberikan oleh pasien atau keluargannya terhadap tindakan kedokteran /
kedokteran gigi yang akan dilakukan dokter, perawat dan bidan terhadap pasien. Pasal 45
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 29 Tahun 2004 tentang Praktek kedokteran
Ayat (5) menyatakan bahwa”Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
mengandung resiko tinggi harus diberikan persetujuan tertulis yang ditangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan “.
Umumnnya disebutkan bahwa contoh tindakan yang beresiko tinggi adalah
tindakan invasif (tertentu) atau tindakan bedah yang secara langsung mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh. Mengacu kepada anjuran General Medical Council (GMC) di
Inggris, Komite Kedokteran Indonesia Melalui buku manual ini memberikan petunjuk bahwa
persetujuan tertulis diperlukan dalam keadaan – keadaan sebagai berikut:
1. Tindakan Terapetik bersifat kompleks atau menyangkut resiko atau efek samping
yang bermakna.
30
2. Tindakan Kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi.
3. Tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang bermakna bagi kedudukan
kepegawaian atau kehidupan pribadi dan sosial pasien.
4. Tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian
Informasi tentang tindakan medik harus diberikan kepada pasien, baik di minta maupun tidak
diminta.
Jenis Informed Consent:
1. Persetujuan Informed Consent
Persetujuan / penolakan diberikan secara tertulis mupun lisan oleh pasien setelah yang
bersangkutan mendapat penjelasan secara lengkap dari tenaga kesehatan yang sekurang –
kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medik
b. Tujuan tindakan medik yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakanyang dilakukan.
f. Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental, persetujuan diberikan
oleh orang tua / wali.
g. Bagi pasien dibawah umur 21 (dua puluh satu) tahun yang tidak mempunyai
orang tua / wali dan atau orang tua / wali berhalangan , persetujuan dapat di
berikan oleh keluarga terdekat.
h. Bagi Pasien lanjut usia, persetujuan dapat diberikan oleh kelurga terdekat.
i. Dalam hal pasien tidak sadar / pingsan, tidak didampingi oleh keluarga terdekat
dan secara medik berada dalam keadaan gawat dan atau darurat yang
memerlukan tindakan medik segera untuk kepentingannya maka tidak
diperlukan persetujuan dari siapapun.
2. Penolakan pemeriksaan / tindakan
3. Pembatalan persetujuan
a. Pada prinsipnya setiap pasien dapat membatalkan persetujuan mereka
dengan membuat surat atau pernyataan tertulis pembatalan persetujuan
tindakan kedokteran.
b. Pembatalan dilakukan sebelum tindakan dilakukan
c. Pasien harus diberitahu bahwa pasien bertanggung jawab atas akibat dari
pembatalan persetujuan tindakan, oleh karena itu pasien harus kompeten
untuk dapat membatalkan persetujuan dan dokter harus menghormatinya
dan membatalkan tindakan atau pengobatannya.
Informed consent yang digunakan puskesmas Kotakulon terlampir pada lampiran 8.

2.1.1.1.17. Pendelegasian Pengobatan Dasar


Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Pendelegasian
pengobatan dasar/pelimpahan kewenangan dari dokter Puskesmas dapat diberikan oleh
31
Kepala Puskesmas kepada perawat yang ditempatkan di Puskesmas dan jaringannya untuk
melaksanakan pengobatan dasar dengan baik. Pendelegasian pengobatan dasar di Puskesmas
dan jaringannya dapat dilakukan karena:
1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter ditempat kejadian
2. Perawat/Bidan merupakan petugas kesehatan dari Puskesmas yang ditempatkan di
Puskesmas Pembantu dan Ponkesdes dan harus melaksanakan program pemerintah
berupa pengobatan dasar sesuai dengan SOP
3. Keadaan situasional tertentu seperti jumlah yang banyak yang tidak dapat ditangani
oleh dokter yang ada atau terjadi KLB.
Dalam pendelegasian pengobatan, dokter Puskesmas Kotakulon telah melakukan
pendelegasian kepada semua perawat dan bidan PNS yang ada di induk serta perawat dan
bidan desa. Surat pendelegasian pengobatan terlampir pada lampiran 9.

2.1.1.1.18. Indikator Kinerja Program


Indikator adalah suatu suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur hasil kerja.
Indikator kinerja program di Puskesmas adalah variabel untuk mengukur prestasi pelaksanaan
kegiatan program dalam kurun waktu tertentu. Indikator Kinerja di Puskesmas dibuat
berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM), Millenium Development Goals (MDGs)
dan Renstra Kementerian Kesehatan.
Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan
atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang terjadi dari
waktu ke waktu atau tolok ukur prestasi kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pemegang program di Puskesmas harus mengetahui indikator kinerja program serta
mampu melakukan evaluasi kinerja program untuk mendapatkan gambaran pencapaian hasil
kegiatan dan mutu pelayanan Puskesmas. Indikator kinerja bermanfaat dalam melaksanakan
manajemen kontrol dan mendapatkan bahan masukan untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam rangka penyusunan rencana kegiatan bulanan dan rencana kegiatan tahun
yang akan datang. Indicator kerja terlampir pada penilaian kinerja puskesmas pada lampiran
10

2.1.1.1.19. Data Dasar


Data dasar dikumpulkan untuk penyusunan profil Puskesmas sesuai dengan buku
dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang dipilah menurut jenis kelamin, meliputi:
1. Data umum wilayah kerja yang meliputi data geografi, demografi/kependudukan, sosial
ekonomidan budaya.
2. Data sumber daya kesehatan yang meliputi data ketenagaan, alat, obat dan perbekalan
kesehatan.
3. Data derajat kesehatan yang meliputi data kematian, kesakitan dan status gizi

32
4. Data upaya kesehatan yang telah dilakukan/kinerja, yang terdiri dari kinerjaupaya
kesehatan wajib dan pengembangan
Data dan informasi digunakan untuk pengambilan keputusan di Puskesmas dalam
peningkatan pelayanan kesehatan maupun pengembangan program-program kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, maupun untuk pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan
di Dinas Kesehatan. Data dasar Puskesmas Kotakulon terlampir pada penilaian kinerja
puskesmas Kotakulon.

2.1.1.2 Proses
2.1.1.2.1 Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Puskesmas Kotakulon sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas, sehingga dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna Puskesmas melakukan rujukan secara rasional (tepat indikasi, tepat
waktu dan tepat sasaran).
Rujukan merupakan suatu rangkaian kegiatan sebagai respon terhadap ketidak
mampuan suatu pusat layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan dalam melaksanakan tindakan
medis terhadap pasien. Sistem rujukan merupakan suatu mekanisme pengalihan atau
pemindahan pasien yang terjadi dalam atau antar fasilitas kesehatan yang berada dalam suatu
jejaring.
Rujukan yang dilaksanakan di Puskesmas Kotakulon bisa merupakan rujukan
vertikal ke tingkat lebih rendah atau ke tingkat lebih tinggi maupun horizontal antar fasilitas
kesehatan yang sama pada wilayah yang berbeda. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3 tentang sistim rujukan pelayanan
kesehatan perorangan, maka:
1. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis, dimulai dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
Penyebab rujukan, antara lain karena ketidak mampuan Puskesmas Kotakulon
dalam melakukan pemeriksaan spesimen/penunjang medik, keterbatasan pengetahuan,
membutuhkan konsultasi tenaga ahli/spesialis dan lain-lain. Pasien rujukan harus disertai
dengan informasi alasan rujukan.

33
Ketentuan rujukan:
1. Puskesmas mempunyai alur rujukan, prosedur merujuk pasien, prosedur menerima
rujukan, prosedur menerima balasan rujukan. Prosedur rujukan ini dibuat dengan
mengacu pada Buku Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur tahun 2013.
2. Tersedia informasi mengenai fasilitas rujukan lain, ada kerjasama Puskesmas dengan
sarana kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan pelayanan klinis (rujukan klinis,
rujukan diagnostik dan rujukan konsultatif).
3. Persyaratan rujukan pasien: pasien distabilkan terlebih dahulu sesuai dengan kemampuan
Puskesmas, sebelum dirujuk ke pelayanan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan atau dokter gigi pada
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam keadaan gawat darurat,
bencana, kekhususan, permasalahan kesehatan pasien dan pertimbangan geografis.
5. Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan penyakit
atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali pasien tidak dapat
ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya atau geografis dan tidak mendapat
persetujuan pasien atau keluarganya.

Gambar 2.7 Alur rujukan Pasien rawat jalan , gawatdarurat dan rawat inap Puskesmas kotakulon

2.1.1.2.2 Pencatatan, Pelaporan dan Visualisasi Data


Dalam menjalankan fungsi Puskesmas, tersedia data dan informasi yang digunakan
untuk pengambilan keputusan, baik untuk peningkatan pelayanan di Puskesmas, maupun
untuk pengambilan keputusan di tingkat Kabupaten/Kota.
Kegiatan pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan merupakan suatu proses
untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan pelayanan
medikdan manajemen pelayanan kesehatan.
Puskesmas Kotakulon melakukan pencatatan dan pelaporan rutin serta pelaporan
khusus kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang selanjutnya meneruskannya ke Dinas
Kesehatan Provinsi. Jenis pencatatan dan Pelaporan yang dilakukan adalah:
34
1. Pelaporan rutin, adalah pelaporan kegiatan Puskesmas bulanan, tribulan, semester dan
tahunan.
2. Pelaporan khusus, adalah pelaporan kasus kejadian luar biasa/wabah dalam waktu 1 (satu)
kali 24 jam.
3. Laporan tahunan adalah laporan yang dibuat oleh Kepala Puskesmas setiap tahun, meliputi
Profil Puskesmas, Penilaian Kinerja Puskesmas, Indek Kepuasan Masyarakat dan Penilaian
Standar Puskesmas.

Tabel 2.5 Jumlah Pencatatan, Pelaporan dan Visualisasi Data Program Puskesmas Kotakulon
No. Jenis program Jumlah Jumlah Visualisasi
Pencatatan Pelaporan Data
I Manajemen dan administrasi
A. Manajemen operasional 4 5 6
B. Manajemen mutu 1 0 1
II Sumber daya
A. Ketenagaan 14 11 1
B. Keuangan 12 6 0
C. Peralatan 6 4 6
D. Pelayanan Kefarmasian 0 5 0
III Upaya Pelayanan Kesehatan
A. Upaya Promosi Kesehatan 5 1 2
B. Upaya Kesehatan Lingkungan 12 11 5
C. Upaya Pelayanan KIA_KB
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu 7 7 5
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak 10 6 8
3. Upaya Pelayanan KB 4 2 1
D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 8 11 6
E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit
1. Upaya Pencegahan Penyakit
a) Surveilans 2 3 2
b) Imunisasi 8 12 11
c) Penyakit Tidak Menular 2 2 0
2. Upaya Pemberantasan Penyakit
a) Tuberculosis 6 3 0
b) Kusta 3 3 1
c) ISPA 0 2 1
d) IVD 1 4 5
e) Malaria 0 3 0
f) Diare 0 2 2
g) Rabies 0 0 0
h) HIV/AIDS/IMS 1 3 1
F. Upaya Pengobatan Dasar
1. Poli umum 8 4 4
2. UGD 5 4 3
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut 4 4 1
4. Upaya Pelayanan Laboratorium 6 2 0
5. Upaya Rawat Inap 9 3 2
6. Upaya Rawat Inap PONED - - -
IV Upaya Pengembangan
a. Upaya Keperawatan Kesehatan 4 4 1
Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah 0 1 0
c. Upaya Kesehatan Kerja 0 1 0
d. Upaya Kesehatan Usila 1 1 0
e. Upaya Kesehatan Mata dan Telinga
1) Upaya Kesehatan Mata 2 3 7
2) Upaya Kesehatan Telinga 2 3 2
f. Upaya Kesehatan Jiwa 5 3 5
g. Upaya Kesehatan Olahraga 1 1 0
h. Upaya Kesehatan Tradisional 2 0 0

35
Tabel 2.6 Jenis Pencatatan dan Visualisasi Data Pelaporan Puskesmas Kotakulon Berdasarkan Jenis Layanannya
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
I Manajemen dan Administrasi
A Manajemen Operasional
1. Notulen Rapat Lokakarya 1. Undangan Rapat 1. Data Pencapaian
Mini Bulanan. Lokakarya Mini. Cakupan Kegiatan
2. Notulen Rapat Lokakarya 2. Daftar Hadir Lokakarya Pokok Tahun Lalu.
Mini Tribulan. Mini. 2. Data Cakupan Kegiatan
3. Laporan Tahunan. Pokok Tahun Lalu dalam
4. Analisa Data 10 Bentuk PWS, Grafik,dll.
Penyakit Potensial KLB. 3. Data 10 Penyakit
5. POA 2 Tahun Terakhir. Terbanyak.
4. Data Pencapaian
Cakupan Kegiatan
Pokok Tahun Lalu dan
Visualisasi Datanya.
5. Data 10 Penyakit
Potensial KLB.
6. Peta Daerah Rawan
Bencana.
B Manajemen Mutu
1. SK Tim Jaminan Mutu. Pengelolaan Pengaduan IndekKepuasan Masyarakat.
2. Dokumen Survey dan Rencana Tindak
Kepuasan Masyarakat. Lanjut.

II Sumber Daya
A Ketenagaan
1. Daftar Hadir Pegawai 1. Laporan Retribusi Struktur Organisasi
2. Data Bulanan Puskesmas. Puskesmas.
Karyawan/Karyawati 2. Laporan Realisasi
Puskesmas. Penerimaan dan
3. Daftar atau Catatan Persediaan Benda
Kepegawaian Karyawan Berharga.
Puskesmas. 3. Laporan Pelayanan di
4. Penilaian DP3. Puskesmas.
5. File Kepegawaian: Bukti 4. Laporan Absensi PNS
Kompetensi, Pendidikan, Tingkat Puskesmas.
Pelatihan, Ketrampilan 5. Laporan Rekapitulasi
dan Pengalaman.
6. Simpeg dan DUK.
Absen.
7. Buku Tunggu (KP,
6. Laporan Kepesertaan,
KGB, Pensiun).
Pelayanan Kesehatan
8. Buku Register Cuti.
dan Pendanaan Peserta
9. Arsip Surat.
Jamkesmas di
10. Rencana Kebutuhan
Puskesmas.
Tenaga.
7. Laporan Keuangan
11. DP3 untuk setiap
Program Jamkesmas.
Pegawai.
8. Laporan Data
12. Uraian Tugas dan
Kunjungan Puskesmas.
Tanggung Jawab Setiap
9. Laporan Realisasi
Petugas.
Penerimaan dan
13. Rencana Kerja Bulanan
Persediaan Kwitansi
bagi setiap Petugas
Biaya Pelayanan
sesuai dengan Tugas,
Puskesmas.
Wewenang dan
10. Laporan Askes.
Tanggung Jawab.
11. Laporan Pelaksanaan
14. Rencana
Kegiatan Program
Kerja/Program Kerja
Jamkesmas.
dan Rencana
12. Laporan Rekapitulasi
Pengembangan
Absen.
Program.
B Keuangan
1 Bendahara Penerimaan
a. Perda/Perbup Tarif. a. Laporan Harian Tidak ada
b. Buku Kas Umum. Penerimaan (DPD II 62).
c. Surat Tanda Setor (STS). b. Laporan Pertanggung
d. Buku Kas Bantu per Jawaban Fungsional.
Kode Rekening. c. Buku Rekapitulasi
e. Buku Kas Bantu per Jenis Harian.
Pelayanan.
f. Bukti/Tanda Setoran
Retribusi ke Kasda.

2 Bendahara Pengeluaran
a. Buku Kas Umum. a. Laporan Keadaan Kas a. Rekapitulasi Pengeluaran
b. Buku Kas Bantu per (LKK). Harian.
Kode Rekening. b. Laporan Pertanggung b. Rekapitulasi Pengeluaran
c. Buku Pajak. Jawaban Askes dan Bulanan.
d. Buku Panjar. Jamkesmas. c. Flow Chart Realisasi
e. Bukti/Tanda Setoran c. Laporan Pemungutan Penyerapan Anggaran.
Pajak. Penyetoran Pemungut
36
f. Bukti Setor Penyerapan Pajak.
Anggaran ke Kasda.

No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data


C Peralatan (Pengelolaan Barang dan Asset (Alat, Obat))
a. Daftar/Kartu Inventaris a. Laporan Inventaris Alat a. Data Asset di masing
Barang. Kesehatan. masing Ruangan.
b. Usulan Petugas Pengelola b. Laporan Asset /Seluruh b. Data RKBU (Rencana
Barang/Asset. Inventaris Alat Kebutuhan Barang Unit)
c. SK Bendahara Barang Kesehatan Setiap dan RPTBU (Rencana
dan Pengurus Semester. Pengadaan Triwulan
Barang/Asset. c. Laporan Asset /Seluruh Arang Unit) .
d. Buku Kendali Data Stok Inventaris Alat c. Data RPTBU.
Barang. Kesehatan Setiap Akhir d. Data Stok Barang.
e. Buku Data Terima Tahun. e. KIR.
Barang dan Pengeluaran d. Laporan Fungsi dan f. KIB.
Barang. Kondisi Alat
f. Penerimaan Barang dan Kesehatan.
Stok Barang.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
D Upaya Pelayanan Kefarmasian dan Obat Obatan
1. Etiket. 1. Laporan Kompilasi Tidak ada
2. Buku Kunjungan Resep. Peresepan
3. Kartu Stok Obat. Puskesmas.
4. Penerimaan dan Pemakaian 2. Laporan Pemakaian
Sisa Obat Apotik. dan Lembar
5. Catatan Harian Pemakaian Permintaan Obat
Obat (Buku Lidi). (LPLPO).
6. Catatan Penerimaan dan 3. Laporan Pemakaian
Pemakaian Sisa Obat Vaksin.
Apotik. 4. Laporan Obat
7. Catatan Harian Rusak, Hilang dan
Pendistribusian dan Kadaluarsa.
Pemakaian Obat Pusling 5. Laporan
Obat Pustu, Polindes,
Ponkesdes dan Puskesmas.
Penggunaan
8. Rekapitulasi Jenis Resep Narkotika dan
Gratis/Bayar/Askes. Psikotropika.
9. Pencatatan Pelayanan 6. Pencatatan dan
Informasi Obat dan PelaporanPengguna
Konseling Obat dan an Obat secara
Pelaksanaan Pelayanan Rasional.
Kefarmasian di Puskesmas
III Upaya Wajib Pelayanan Kesehatan
A Upaya Promosi Kesehatan
1. Buku Kegiatan Penyuluhan Laporan Tribulanan 1. Cakupan Rumah Tangga
Kesehatan ( Promkes). Promosi Kesehatan. Sehat per Desa.
2. Format Pengukuran 2. Cakupan Posyandu
Tahapan Desa Siaga Aktif PURI dan UKBM
dan Rekapitulasinya. Lainnya per Desa.
3. Form Kajian PHBS Rumah
Tangga dan
Rekapitulasinya.
4. Formasi Pengukuran
Tingkat Perkembangan
Posyandu dan UKBM
lainnya serta
Rekapitulasinya.
5. Buku Kegiatan Pembinaan
Desa Siaga, Posyandu dan
UKBM Lainnya
B Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Formulir Penilaian Rumah 1. Laporan Sanitasi 1. Data Hasil Pemerksaan
: Perumahan. Kualitas Air.
a) Komponen Rumah. 2. Laporan Klinik 2. Data KK yang Memiliki
b) Sarana Sanitasi. Sanitasi. Jamban.
c) Perilaku Penghuni. 3. Laporan Pengelolaan 3. Hasil Cakupan Program
d) Binatang Peliharaan. TPM. TPM.
2. Register Hasil Pembinaan 4. Laporan Hasil 4. Daftar Pencapaian
/Pengawasan Higiene Pemeriksaan Target Pemeriksaan dan
Sanitasi Tempat Higiene Sanitasi Pengawasan Terhadap
Pengelolaan Makanan Institusi. Pemeliharaan Sanitasi
(TPM). 5. Laporan Hasil TTU.
3. Register Pemeriksaan Pemeriksaan 5. Daftar Pencapaian
Sanitasi Institusi. Higiene Sanitasi Target Kegiatan
4. Register TTU. Tempat-Tempat 6. Pembinaan Perumahan.
5. Register Akses Air Bersih. Umum (TTU).
6. Register Akeses Air 6. Laporan Akses Air
Minum Terlindung. Bersih.
7. Register Inspeksi Sanitasi 7. Laporan Hasil
Register Inspeksi. Inspeksi Sanitasi
37
8. Register Pemeriksaan Sarana Air Bersih.
Sampel Air. 8. Laporan Hasil
9. Formulir Program Inspeksi Sanitasi
Penyehatan Lingkungan. Sarana Air Minum.
10. Rencana Kegiatan 9. Laporan
Pemeriksaan Kepemilikan
TTU,TPM,TP2PEST,TPS/ Jamban.
TPA. 10. Pemantauan
11. Rencana Kerja Program Perkembangan
Penyehatan Lingkungan. Jamban dan Akses.
12. Form Data Cakupan 11. Persentase Keluarga
Kepemilikan Jamban. Menurut Jenis
Sarana Air Bersih
yang Digunakan.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
C Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana
1 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Kartu Ibu. a. PWS-KIA (Ibu). a. Cakupan K1.
b. Formulir Partograf. b. LB3 KIA(Lap. b. Cakupan Kunjungan Ibu
c. Buku KIA. Bulanan KIA). Hamil K4.
d. Kartu Skor Podji Rochjati c. Laporan Sarana Cakupan Ibu Hamil
(KSPR). Prasarana B1,B2,B3. dengan Komplikasi
e. Register Kohort Ibu. d. Laporan Kematian Ibu. Kebidanan yang
f. Form Pelacakan Kematian e. Laporan Penggunaan Ditangani.
Maternal (OVM). Buku KIA. c. Cakupan Pertolongan
g. Formulir Asuhan f. Laporan Pelaksanaan Persalinan oleh Tenaga
Kebidanan. KelasIbu Hamil. Kesehatan yang Memiliki
g. Laporan P4K. Kompetensi Kebidanan.
d. Cakupan Pelayanan Ibu
Nifas.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
2 Upaya Pelayanan Kesehatan Anak
a. Kartu Anak. a. Laporan Penggunaan a. Cakupan Kunjungan
b. Formulir MTBM dan Buku KIA. Neonatal KN-1.
MTBS. b. Laporan Kematian b. Cakupan Pelayanan
c. Buku KIA. Bayi dan Anak Balita. Neonatal (KN Lengkap).
d. Register Kohort Bayi. c. PWS-KIA (Anak). c. Cakupan Neonatal
e. Register Kohort Anak d. LB3KIA. dengan Komplikasi yang
Balita. e. Laporan Kegiatan Ditangani.
f. Register Kohort Anak Kesehatan Remaja. d. Cakupan Kunjungan
Prasekola. f. Laporan Bulanan Bayi.
g. Register Penyimpangan Program Kesehatan e. Cakupan Pelayanan
Tumbuh Kembang. Anak Usia Sekolah. Anak Balita.
h. Form Pelacakan Kematian f. Cakupan Pelayanan Anak
Perinatal (OVP). Pra Sekolah.
i. Register Anak Usia g. Cakupan Anak Usia
Sekolah. Sekolah.
j. Formulir Skrining Anak Cakupan Remaja yang
Usia Sekolah. Dilayani.

3 Upaya Pelayanan Keluarga Berencana


a. Kartu Status KB (K1). a. LB3 USUB (Laporan a. Cakupan Peserta
b. Kartu Peserta KB (K4). Bulanan Usia Subur). Keluarga Berencana
c. Register Kohort KB. b. PWS KB.. Aktif.
d. Register Alat dan Obat
Kontrasepsi.
D Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Hasil Kegiatan Operasi 1. LB 3 Gizi 1. Balok SKDN.
Timbang. Puskesmas. 2. Peta Kadarzi.
2. Register Bayi. 2. Laporan Kasus Gizi 3. Cakupan Vitamin A.
3. Register Anak Balita. Buruk 4. Cakupan Fe.
4. Register Balita Gizi Buruk. 3. SKDN. 5. Prevalensi Balita Kurang
5. F1/Rekapitulasi Hasil 4. Pemberian Kapsul Gizi/ BGM.
Penimbangan Di Posyandu. Vitamin A. 6. Cakupan ASI-Eksklusif.
6. F2 Gizi/ Rekapitulasi Hasil 5. Pemberian Tablet Fe. 7. Cakupan Garam
Register Penimbangan 6. ASI-Eksklusif. Beryodium dan Peta
Tingkat Desa. 7. Kadarzi. Desa Baik dan Tidak
7. LB3-Gizi Elektronik. 8. Data BGM. Baik.
8. Register Pemberian PMT-P 9. Pemantauan Status
Balita Gizi Buruk dan atau Gizi.
Bumil KEK. 10. Monitoring Garam
Beryodium.
11. Laporan Pemberian
PMT-P Balita Gizi
Buruk dan atau
Bumil KEK.
E Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
1 Upaya Pencegahan Penyakit
a. Surveillance
1) Register Rawat Jalan/Inap 1) Laporan Surveilans 1) Cakupan
(Penyakit Menular dan Terpadu Penyakit Desa/Kelurahan
38
Tidak Menular) yang Baru. (STP). Mengalami KLB
2) Buku Pengamatan Penyakit 2) Laporan Mingguan (Kejadian Luar Biasa)
Mingguan Wabah ( W2). Wabah (W2). yang dilakukan
3) Laporan PenyelidikanEpidemiolo
Kewaspadaan KLB gi Dalam Waktu < 24
(W1). Jam.
2) Kejadian Penyakit
Berpotensial KLB
/Wabah di Wilayah
Puskesmas.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
b. Imunisasi
1) Buku Stok Vaksin. 1) Laporan Imunisasi. 1) Cakupan
2) Buku Grafik Suhu. 2) Laporan Hasil Desa/Kelurahan
3) Register Kohort Ibu dan Pencapaian UCI. Univrsal Child
Bayi. 3) Laporan Cakupan Imunization (UCI).
4) Form Pelaporan Kejadian Imunisasi BIAS 2) Grafik Pencapaian Bias
Ikutan Pasca Imunisasi. Puskesmas. Campak Anak Sekolah
5) Hasil Pendataan Sasaran 4) Laporan Cakupan SD/MI.
Bayi per Desa. BIAS Campak. 3) Grafik Pencapaian HB
6) Jadwal Pengambilan 5) Laporan Penerimaan O(0-7) Hari.
Vaksin. dan Pengiriman 4) Grafik Pencapaian Polio
7) Jadwal Pertemuan Rutin Vaksin HB Uniject. 1,2,3,4.
Program Imunisasi. 6) Laporan Imunisasi 5) Grafik Pencapaian
8) Data Sasaran. HB Uniject BCG.
7) Drop Out (DO) 6) Grafik Pencapaian
DPT/HB, Campak. DPT/HB 1,2.3.
8) Laporan Hasil 7) Grafik Drop Out
Imunisasi Bayi. DPT/HB (1) –Campak.
9) Laporan Hasil 8) Grafik Pencapaian
Perhitungan Bayi Campak.
yang Mendapat 9) Grafik Pencapaian Hasil
Imunisasi Dasar Imunisasi Bayi.
Lengkap. 10) Grafik Pencapaian
10) PWS Cakupan BIAS DT/Td Anak
Imunisasi pada Bayi Sekolah SD/MI Kelas1
Dan Bumil. 11) Pemetaan Desa UCI.
11) PWS Campak.
12) PWS Polio 4.
c. Penyakit Tidak Menular
1) Register Posbindu PTM. 1) Laporan Faktor 1) Tren Kasus Baru PTM
2) Register Rawat Jalan dan Resiko PTM dan tiap Tahunnya.
atau Rawat Inap. Laporan PTM. 2) Pemetaan Posbindu
2) Laporan Surveilans (Pos Pembinaan
Kecelakaan Lalu Terpadu) Aktif di
Lintas. Wilayah Puskesmas.

2 Upaya Pemberantasan Penyakit


a. Tuberkulosis
1) Kartu Pengobatan Pasien 1) Laporan Bulanan via Tidak ada
TB (TB01). Sms (INPRES NO
2) Kartu Penderita TB 3/2010).
(TB02). 2) Laporan Tribulan ke
3) Register Pasien TB di Dinkes Kab/Kota (TB
Fasyankes (TB 03 UPK). 03 UPK).
4) Daftar Suspek Diperiksa 3) Laporan Hasil
Dahak SPS (Register Pengiriman
TB06). Pemantapan Mutu
5) Form Rujukan Pasien Eksternal
Pindah (TB 09). (PME)/CrossCheck
6) Form Hasil Akhir (TB 12).
Pengobatan Pasien Pindah
(TB 10).
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
b. Kusta
1) Kartu Penderita. 1) Form POD. Tidak ada
2) Register Kohort Penderita 2) Form Pengobatan
Kusta Tipe PB/Tipe MB. Prednisone.
3) Register Kohort Penderita 3) Register Kohort
Kusta Tipe MB (Fotokopi Penderita Kusta Tipe
tiap 3 bulan). PB (Fotokopi tiap 3
bulan).
c. ISPA
Register rawat jalan 1) Form MTBS atau Angka Cakupan Penemuan
Form Stempel Penderita Pneumoni Balita.
Pneumoni Balita.
2) Laporan Bulanan
ISPA.
d.IVD (Infeksi Virus Dengue)
1) Register rawat jalan 1) Laporan Bulanan 1) Cakupan Penanganan
Penemuan Penderita IVD.
39
Pnemonia/ISPA 2) Angka Bebas Jentik
Puskesmas ( LB3). Distribusi Penderita per
2) Penemuan Kasus Desa.
ISPA/ILI (Influenza 3) Grafik rata rata jumlah
Like Illness) Pasien.
Puskesmas. 4) Grafik Pola Penderita
3) Laporan Bulanan IVD.
Hasil Kegiatan 5) PWS vektor DBD.
Puskesmas Program
P2 ISPA.
4) Laporan Kasus
Pneumonia Balita
Ditemukan dan
diobati/dirujukStratifi
kasi Desa.
e. Malaria
Register rawat jalan 1) Laporan Bulanan Tidak ada kasus
Kegiatan P2 Malaria
2) LB Penemuan dan
Pengobatan Penderita
3) Malaria.

f. Diare
Register rawat jalan 1) Laporan Bulanan 1) Angka Cakupan.
Kegiatan P2 Diare Pelayanan Penderita
(LB3 P2P). Diare
2) Laporan Kasus Diare 2) Angka Penggunaan
Ditemukan dan Oralit dan Zinc.
diobati/ Dirujuk.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
g. Rabies

Register rawat jalan Tidak ada kasus Tidak ada kasus

h. HIV/AIDS/IMS
Register (Jika ada kasups) 1) Surveilans Penderita 1) Kasus IMS
AIDS (Form AIDS 1) 2) Kasus HIV/AIDS
2) Laporan Bulanan
Penderita yang
Berkunjung ke Klinik
Infeksi Menular
Seksual (IMS)
3) Laporan Bulanan
Penderita IMS yang
Diobati Berdasarkan
Diagnosis Program
Pengobatan Infeksi
Menular Seksual
F Upaya Pengobatan
1 Poli Umum
a. Rekam Medik. a. LB1 (Laporan Kasus a. Data 10 Penyakit
b. Resep. Penyakit ). Terbanyak Berdasarkan
c. Register Rawat Jalan b. LB-2 M (Laporan Kelompok Umur.
(Penyakit Menular dan Bulanan Data b. Grafik Kunjungan/Visite
Tidak Menular). Kematian). Rate.
d. Surat Rujukan. c. LB4. c. Grafik Kunjungan Kasus
e. Register Rujukan. d. Laporan Bulanan Baru, Kasus Lama dan
f. Surat Keterangan Sehat. Rujukan Puskesmas. Kunjungan Kasus Lama.
g. Surat Keterangan Sakit.
h. Formulir Permohonan
Pemeriksaan Laboratorium
(Form TB 05).

2 Upaya Pelayanan Kegawatdaruratan


a. Rekam Medik. a. Laporan Kunjungan a. Grafik Kunjungan UGD.
b. Register Kunjungan UGD. UGD. b. Data Kunjungan UGD.
c. Surat Rujukan. b. Laporan Rujukan c. Data 10 Kasus Terbanyak
d. Register Rujukan UGD. UGD. di UGD Berdasarkan
e. Informed Consent. c. Laporan 10 Kasus Kelompok Umur.
f. Formulir Permohonan Terbanyak di UGD
Pemeriksaan Laboratorium Berdasarkan
d. Laporan Kasus yang
ditangani.

3 Upaya Pengobatan Gigi Dan Mulut


a. Rekam Medik. a. Laporan Bulanan Grafik Data
b. Register Rawat Jalan Gilut. Penyakit Gigi dan Perawatan/Tindakan
c. Resep. Mulut (LB1). Gilut.
40
d. Informed Consent. b. Laporan Bulanan
Kegiatan
Puskesmas ( LB4).
c. Laporan Tribulan
Kegiatan
Kesehatan Gilut.

No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data


4 Upaya Pelayanan Laboratorium
a. Register Pencatatan Pasien. a. Laporan Kegiatan Tidak ada
b. Register Pencatatan Hasil. diluar Gedung
c. Blanko Hasil Pemeriksaan. (Pemeriksaan Hb, Tes
d. Daftar Inventaris Alat Kehamilan,
Laboratorium. Pemeriksaan Kualitas
e. Register Laboratorim (TB Air).
04). b. Laporan Hasil
f. Formulir Permohonan Pemantapan Mutu
Pemeriksaan Laboratorium Eksternal.
(Form TB 05).
5 Upaya Rawat Inap
a. Rekam Medik Rawat Inap. a. Laporan Bulanan a. BOR (Bed Occupation
b. Register Pasien Rawat Rawat Inap. Rate).
Inap. b. Laporan 10 Penyakit b. Papan Data Identitas
c. Catatan Medis Rawat Inap. Terbanyak. Pasien Rawat Inap per
d. Formulir Asuhan c. Laporan Tahunan. Hari.
Keperawatan Rawat Inap.
e. Resume Rawat Inap.
f. Surat Rujukan.
g. Informed Consent.
h. Resep.
i. Formulir Permohonan
Pemeriksaan Laboratorium
(Form TB 05).
IV Upaya Pengembangan
A Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Register Kohort Pembinaan 1. Laporan Asuhan Peta Keluarga Rawan.
Keluarga Rawan (Form 3 Keperawatan
2. Perkesmas). Individu, Keluarga,
3. Rekapitulasi Pembinaan Kelompok dan
Keluarga Rawan (R-1 2. Masyarakat.
Perkesmas). 3. Laporan Pembinaan
4. Formulir Asuhan Keluarga Rawan.
Keperawatan. 4. Laporan Tribulanan.

B Upaya Kesehatan Sekolah


Laporan Bulanan
Program Kesehatan Anak
Usia Sekolah.
No Standar Pencatatan Standar Pelaporan Visualisasi Data
C Upaya Kesehatan Kerja
Register rawat jalan 1. Laporan Bulanan
Kesehatan Pekerja
(LBKP-1 Puskesmas).

D Upaya Kesehatan Usila


Register Kesehatan Pralansia Laporan Kegiatan
dan Lansia. Kesehatan Usia Lanjut.
E Upaya Kesehatan Mata dan Telinga
1 Upaya Kesehatan Mata
Register Rawat Jalan. 1. SP3/SP2TP. 1. Grafik 10 Penyakit
2. Laporan Kegiatan Terbanyak Mata.
Kesehatan Mata. 2. Penyebaran Penyakit
3. Laporan Tribulan Mata Kelainan Refraksi.
Kesehatan Mata. 3. Tabel Kunjungan
Kesehatan
Indera/Gangguan,
Penglihatan, Kelainan
Refraksi dan Kasus
Katarak.
4. Gafik Kunjungan
Penderita Mata yang
Dilayani.

2 Upaya Kesehatan Telinga


Register Rawat Jalan. 1. SP3/SP2TP. 1. Grafik Kunjungan
2. Laporan Kegiatan Penderita dengan
Kesehatan Telinga. Gangguan Pendengaran.
3. Laporan Tribulan 2. Grafik Empat Prioritas
Kesehatan Telinga. Penyakit Gangguan
Pendengaran.
41
F Upaya Kesehatan Jiwa
1. Data Kesakitan/Kasus Jiwa 1. Laporan Hasil Diagram Pencapaian
(Form Laporan Kegiatan Kesehatan Penderita Jiwa Baru.
Tribulanan). Jiwa.
2. Data Penderita Gangguan 2. Laporan Penemuan
Mental Organik, Neurotik, dan Penanganan
Retardasi Mental, Pasung.
Gangguan Kesehatan Jiwa
3. Anak dan Remaja,
Epilepsi, Psikotik Akut,
Schizophrenia, Psikotik
Kronis dan Akut.
4. Data Penderita Baru Kasus
Jiwa.
5. Data Penemuan dan
Pennganan Pasung.
6. Data Penyuluhan
Kesehatan Jiwa Termasuk
Napza.
G Upaya Kesehatan Olahraga
Pendataan Kelompok/Klub Laporan Bulanan
Olahraga. Program Kesehatan
Olahraga.
H Upaya Kesehatan Tradisional
1. Data Praktisi Batra. Tidak ada
2. Data Sarana
Yankestradkom.

Alur dan Mekanisme Pelaporan


1. Poliklinik, Puskesmas Pembantu, dan Ponkesdes setiap bulan membuat laporan rutin ke
Puskesmas dan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Laporan Kejadian Luar Biasa/Wabah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dalam waktu 1x24 jam.
3. Puskesmas mengirimkan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling
lambat tanggal 4 (empat) bulan berikutnya.
4. Puskesmas mengirimkan laporan tribulanan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling
lambat tanggal 4 (empat) bulan berikutnya.

2.1.1.2.3 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan
berdaya guna.
a. Perencanaan program disusun mengacu pada pedoman program untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat.
b. Puskesmas melakukan penilaian kebutuhan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
merespon kebutuhan dan harapan masyarakat dengan melakukan pertemuan dengan
tokoh-tokoh masyarakat dan sektor terkait melalui kegiatan Survei Mawas Diri (SMD)
untuk kemudian dilakukan analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis)
yang menjadi bahan untuk penyusunan Puskesmas/Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
c. Perencanaan program untuk tahun mendatang terintegrasi dalam RUK Puskesmas.
Penyusunan RUK perlu memperhatikan waktu pelaksanaan musrenbang desa dan
kecamatan. Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBN, APBD peran
serta swasta dan swadaya masyarakat serta ada kejelasan sumber pembiayaan program.
Upaya-upaya di Puskesmas lebih diarahkan pada kegiatan promotif, preventif dan deteksi
dini.
d. Perencanaan kegiatan disampaikan pada mikroplanning di Puskesmas yang kemudian
menjadi Perencanaan Tingkat Puskesmas yang meliputi persiapan, analisis situasi,
42
Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan Of
Action (POA).
e. Rencana program untuk tahun berjalan terintegrasi dalam RPK Puskesmas. Pelaksanaan
kegiatan untuk Tahun Anggaran berjalan diuraikan lebih lanjut dalam rencana kegiatan
bulanan.
f. Rencana 5 (lima) tahunan Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan pelaksana program berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran program.

Tahapan Perencanaan Tingkat Puskesmas:


A. Tahap Persiapan
Puskesmas mempersiapkan :
1. Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dengan anggota pemegang
program di Puskesmas
2. Sosialisasi Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) oleh Kepala Puskesmas
3. Pedoman yang harus dipelajari yaitu Kebijakan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia serta pengarahan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
B. Tahap Analisa Situasi
Tujuan: memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
Puskesmas melalui analisa data umum dan data khusus yang sudah dikumpulkan
C. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Tujuan:
1. Mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan
memperbaiki program yang masih bermasalah
2. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dengan kemampuan Puskesmas
Langkah RUK:
1. Analisa masalah, dengan tahapan:
a. Identifikasi masalah
b. Menetapkan urutan prioritas masalah
c. Merumuskan masalah
d. Mencari akar penyebab masalah
e. Menetapkan cara-cara pemecahan masalah
2. Penyusunan RUK upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan,
meliputi:
a. Kegiatan tahun yang akan datang (kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan program hasil analisis masalah).
b. Kebutuhan Sumber Daya, berdasarkan ketersediaan sumberdaya yang ada pada
tahun ini.
c. Rekapitulasi RUK dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK
Pusksemas.
D. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
43
Langkah Penyusunan RPK:
1. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui
2. Membandingkan aklokasi yang sudah disetujui dengan RUK yang diusulkan dan
situasi pada saat penyusunan RPK.
3. Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta
sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.
4. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan RPK.
5. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

2.1.1.2.4 Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Program


Monitoring adalah aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara mengamati perkembangan
kegiatan tersebut. Kegiatan monitoring meliputi proses pengumpulan dan analisis informasi
dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara regular untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat/ditemui dapat
diatasi (WHO).
Evaluasi adalah proses pengumpulan data, menganalisis informasi, efektivitas dan
dampak dari suatu tahap keseluruhan program, termasuk menilai pencapaian program,
mendeteksi dan menyelesaikan masalah serta merencanakan kegiatan yang akan datang
(WHO).
Proses monitoring dan evaluasi ini ditujukan untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan di Puskesmas serta untuk menilai perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai
Puskesmas menuju visi dan tujuan yang ingin dicapai.Pelaksanaan monitoring dan evaluasi:
1. Setiap bulan penanggung jawab program di Puskesmas melakukan evaluasi
pelayanan dan melaporkan ke Kepala Puskesmas dan membandingkan kinerja
program dengan target yang ingin dicapai, sehingga perbaikan dapat segera
dilakukan.
2. Puskesmas menyelenggarakan pertemuan staf secara teratur dan berkala setiap bulan
sekali lewat lokakarya mini antara pimpinan atau penanggung jawab dengan
staf/bawahannya untuk mengindentifikasi, membahas masalah yang dihadapi,
penyebaran informasi dan melakukan evaluasi pelayanan Puskesmas.
3. Hasil pertemuan dicatat. Hal-hal yang dibicarakan dan disepakati dalam pertemuan
dilengkapi dengan daftar hadir dan kemudian disebarluaskan kepada seluruh
karyawan yang berkepentingan agar dapat ditindaklanjuti.
4. Ada dokumen notulen rapat, daftar hadir, hasil evaluasi dan bukti
diseminasi/ekspedisi.
5. Pada akhir tahun Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
penilaian standar Puskesmas / PKP dan melaporkan hasil penilaian ke Dinas
Kesehatan Provinsi.
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan evaluasi yang dilakukan
secara berkala. Kegiatan evaluasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
44
a. Evaluasi dibedakan dua hal, yaitu
1) Telaah internal, yaitu telaah bulanan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang dicapai oleh Puskesmas. Telaah bulanan ini dilakukan dalam lokakarya mini
Puskesmas dengan membandingkan hasil pencapaian dengan rencana dan standar
pelayanan.
2) Telaah eksternal, yaitu telaah triwulan terhadap hasil yang dicapai dikaitkan dengan
sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Telaah triwulan ini
dilakukan dalam lokakarya mini triwulan Puskesmas secara lintas sektor. Sumber
telaahan eksternal bisa berasal dari hasil survey/Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
dan PWS kecamatan.
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaian kinerja
Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dari hasil telaahan
bulanan,triwulan dan tahunan.

2.1.1.2.5 Lokakarya Mini


Lokakarya Mini adalah forum pertemuan yamg dilakukan oleh internal Puskesmas
maupun dengan Lintas sektor di wilayah kerjanya dalam rangka tindak lanjut dari
perencanaan dan evaluasi kegiatan pada tahun berjalan, yang tersusun di dalam RPK.
Data temuan yang terkumpul diolah dan dianalisa untuk kemudian disajikan dalam
Lokakarya Mini organisasi/unit pelayanan. Penyelenggaraan Lokakarya Mini bulanan dan
tribulanan dilakukan dengan mengacu pada buku Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas,
Depkes RI, tahun 2006.Jenis Lokakarya Mini:
1. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya Mini Bulanan adalah lokakarya penggalangan tim yangdiselenggarakan tiap
bulan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan
Puskemas (RPK),dengan pengarah Kepala Puskesmas dan dihadiri seluruh petugas
Puskesmas, termasuk petugas Puskesmas Pembantu Ponkesdes dan Polindes.

Tabel 2.7. Lokakarya Mini Puskesmas Kotakulon


No Uraian Lokakarya Mini Bulanan Lokakarya Mini Bulanan
Pertama Rutin
1 Tujuan a. Diketahuinya hasil kegiatan a. Memantau pelaksanaan
Puskesmas bulan lalu POA Puskesmas
b. Disampaikannya hasil rapat b. Pemantauan hasil kerja
dari Kab/Kota, Kecamatan, petugas Puskesmas
berbagai kebijakan dan dengan membandingkan
program rencana kerja bulan lalu
c. Diketahuinya hambatan/ dari setiap petugas dengan
masalah dalam pelaksanaan hasil kegiatannya
kegiatan bulan lalu c. Membandingkan cakupan
d. Dirumuskannya cara kegiatan dari daerah
pemecahan masalah binaan dengan targetnya
e. Tersusunnya rencana kerja d. Tersusunnya rencana kerja
bulan berikutnya bulan berikutnya
2 Penyelenggara Puskesmas
3 Pelaksanaan Bulan I Teratur, setiap bulan
4 Masukan a. Penggalangan Tim dalam a. Laporan hasil kegiatan
bentuk dinamika kelompok bulan lalu
tentang peran, tanggung jawab b. Informasi tentang hasil
staf dan kewenangan rapat di Kabupaten/Kota
Puskesmas c. Informasi tentang hasil
b. Informasi tentang kebijakan, rapat di Kecamatan
program dan konsep baru d. Informasi tentang
berkaitan dengan Puskesmas kebijakan, program dan

45
c. Informasi tentang tata cara konsep baru
penyusunan POA
No Uraian Lokakarya Mini Bulanan Lokakarya Mini Bulanan
Pertama Rutin
5 Proses a. Inventarisasi kegiatan a. Analisis hambatan dan
Puskesmas termasuk kegiatan masalah, antara lain
lapangan/daerah binaan. dengan
b. Analisis beban kerja tiap mempergunakanPWS.
petugas. b. Analisis sebab masalah,
c. Pembagian tugas baru khusus untuk mutu
termasuk tanggung jawab dikaitkan dengan
daerah binaan kepatuhan terhadap
d. Penyusunan rencana kegiatan standar pelayanan
(POA) tahunan berdasarkan c. Merumuskan alternatif
Rencana Pelaksanaan Kegiatan pemecahan masalah.
(RPK)
6 Keluaran a. POA tahunan Kesepakatan untuk
b. Kesepakatan bersama untuk melaksanakan kegiatan
pelaksanaan kegiatan sesuai Rencana kerja bulan yang
POA baru
c. Matriks pembagian tugas dan
daerah binaan
Hasil lokakarya mini Puskesmas kotakulon terlampir pada lampiran 11.

2. Lokakarya Mini Tribulanan Lintas Sektor


Lokakarya Mini tribulanan adalah lokakarya yang dilakukan guna pemantauan
pelaksanaan kerjasama lintas sektoral.

Tabel 2.8. Lokakarya Mini Tri Bulanan


No Uraian Lokakarya Mini Tri Lokakarya Mini Tri bulanan
bulanan Pertama Rutin
1 Tujuan a. Dibahas dan dipecahkan a. Mendapatkan kesepakatan
secara bersama lintas rencana kerja lintas sektoral
sektoral masalah dan dalam membina dan
hambatan yang dihadapi. mengembangkan peran serta
b. Tersusunnya rencana masyarakat dalam bidang
kerja tribulan berikutnya. kesehatan.
b. Mengkaji hasil kegiatan
kerjasama lintas sektoral.
c. Tersusunnya rencana kerja
tribulan berikutnya.
2 Pelaksanaan Tribulan I. Teratur, setiap 3 ( tiga) bulan.
3 Penyelenggara Camat dan Puskesmas , dibantu sektor terkait di Kecamatan.
4 Dipimpin Camat
5 Peserta a. Dinas Kesehatan Kab/Kota.
b. Tim Penggerak PKK Kecamatan.
c. Puskesmas di wilayah Kecamatan.
d. Staf Kecamatan (Sekcam, unit terkait).
e. Lintas Sektor:Pertanian, Agama, Pendidikan, Sosial,BKKBN.
f. Lembaga Kemasyarakatan (TP PKK Kecamatan,
BPP/BPKM/Konsil Kesehatan Kecamatan)
No Uraian Lokakarya Mini Tri bulanan Lokakarya Mini Tri bulanan
Pertama Rutin
6 Persiapan a. Membuat visualisasi hasil kegiatan yang mudah dipahami lintas
Puskesmas sektor, contoh: Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
b. Catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat yang
berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan
dengan sektor kesehatan.
c. Membuat undangan lokakarya, ditanda tangani Camat.
d. Membuat notulen lokakarya mini.
7 Masukan a. Penggalangan Tim dalam a. Laporan kegiatan pelaksanaan
bentuk dinamika kelompok. program kesehatan dan
b. Informasi tentang program dukungan sektor terkait.
lintas sektor. b. Inventarisasi
c. Informasi tentang program masalah/hambatan dari
kesehatan. masing masing sektor dalam
d. Informasi tentang pelaksanaan program
kebijakan, program dan kesehatan.
konsep baru. c. Pemberian informasi baru.
8 Proses a. Inventarisasi peran bantu a. Analisis hambatan dan
masing-masing sektor. masalah program kesehatan.
b. Analisis masalah peran b. Analisis hambatan dan
bantu dari masing-masing masalah dukungan dari
sector. masing.
c. Pembagian peran dan tugas c. Merumuskan cara pemecahan
46
masing-masing sector. masalah masing sektor.
d. Menyusun rencana kerja dan
menyepakati kegiatan untuk
tribulan baru.
9 Keluaran a. Kesepakatan tertulis lintas a. Rencana kerja tribulan yang
sektor terkait dalam baru.
mendukung program b. Kesepakatan bersama.
kesehatan.
b. Rencana kegiatan masing
masing sektor.
Hasil lokakarya mini triwulan lintas sektor terlampir pada lampiran 12.

1.1.2. MANAJEMEN MUTU


Manajemen mutu adalah pendekatan manajemen yang merupakan suatu sistem yang terstruktur untuk
menciptakan partisipasi menyeluruh di seluruh jajaran Puskesmas dalam merencanakan dan melaksanakan
fungsi Puskesmas agar sesuai dengan standar.
Pengendalian Mutu Puskesmas.
Puskesmas mempunyai program peningkatan mutu internal dan eksternal, untuk mengevaluasi
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang diberikan.

1.1.2.1. Pembentukan Tim Manajemen Mutu


Untuk pelaksanaan pemantauan dan penilaian mutu Puskesmas maka dibentuk Tim Manajemen Mutu
yang berkedudukan di Puskesmas yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan SK
kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso nomor 440/45.A/430.10.2/2014 tentang pembentukan tim
manajeman mutu puskesmas Kotakulon yang terlampir pada lampira 13, Susunan Tim Manajemen Mutu
adalah sebagai berikut:
1. Pembina : Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dr. Muhammad Imron, M.mkes
2. Ketua : Kepala Puskesmas dr. Indah Yulihartatik
3. Sekretaris : Kepala Tata Usaha Puskesmas ST Fatimah
4. Anggota : Koordinator pemegang UKM Anggriawan W, Amd.Kep dan Koordinator program UKP dr.
Deni Agus Setiawan
Tugas dan fungsi Tim Manajemen Mutu Puskesmas:
1. Melakukan penilaian dan pemantauan/evaluasi mutu Puskesmas dengan :
a. Survey Indek Kepuasan Masyarakat dan menetapkan Indek Kepuasan Masyarakat.
b. Mengelola pengaduan pengguna layanan Puskesmas, mulai dari pencatatan, pelaporan, rencana
tindak lanjut dan penanganan pengaduan.
c. Pemantauan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi.
d. Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap Standar Puskesmas dan Kinerja Puskesmas minimal
setahun 2 (dua) kali dan melaporkan kepada Kepala Puskesmas serta melakukan upaya perbaikan
apabila hasil penilaian tidak mencapai target yang diharapkan.
e. Mendokumentasikan kegiatan perbaikan standar dan kinerja program mulai dari monitoring,
penilaian, analisis, penyusunan rencana perbaikan, pelaksanaan perbaikan dan evaluasinya.
2. Menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk terwujudnya perencanaan mutu.
3. Melakukan supervisi, dukungan dancoaching dalam memberdayakan Puskesmas dalam pemecahan
masalah mutu dengan pendekatan tim.

47
2.1.2.2. Survei Kepuasan Masyarakat dan Indeks Kepuasan Masyarakat
A.Survei Kepuasan Masyarakat
Survei Kepuasan Masyarakat adalah suatu survei kepada masyarakat untuk mengetahui harapan dan
keinginan masyarakat terhadap pelayanan yang di berikan oleh Puskesmas untuk membandingkan indeks
kinerja unit pelayanan secara berkala.
Survei dilakukan berkesinambungan secara periodik yakni dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali
dalam setahun untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan Puskesmas.
Survey ini dilakukan dengan metode kueisoner dan dibagikan ke pasien dan masyarakat yang
berkunjung ke puskesmas kotakulon atau yang menggunakan layanan puskesmas baik didalam gedung
maupun diluar gedung.
Isi kuesioner survey kepuasan terdiri dari :
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, dilihat dari
sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrasi yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan
(Nama, Jabatan serta Kewenangan dan Tanggung Jawabnya).
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama
terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam
memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan
oleh unit penyelenggara pelayanan.
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan
golongan/status masyarakat yang dilayani.
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan
oleh unit pelayanan.
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur
sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima layanan.
n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan
ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan
terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Bentuk kuisioner survei kepuasan pasien Puskesmas Kotakulon terlampir pada lampiran 14.

B. Indeks Kepuasan Masyarakat


Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
48
pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya.
Program peningkatan mutu dilakukan dengan memantau Indek Kepuasan Masyarakat, dengan cara
wawancara/kuesioner dengan staf dan pelanggan. Kepuasan masyarakat merupakan indikator mutu suatu
pelayanan kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan harus diselenggarakan dengan orientasi pada pemenuhan
harapan dan kebutuhan masyarakat.
Tujuan penilaian Indek Kepuasan Masyarakat adalah untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan
secara berkala sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
selanjutnya.
Berdasarkan hasil survey pada lampiran 15 yang dilakukan terhadap tingkat kepuasan pasien pada
tahun 2013, indeks kepuasan yang dicapai puskesmas Kotakulon adalah 81,01 %. Dengan indeks tersebut
puskesmas Kotakulon mampu memberikan pelayan kesehatan yang baik bagi masyarakat.

2.1.2.3. Prosedur Pengelolaan Pengaduan Pengguna Layanan


Puskesmas mempunyai sistim dan prosedur/pola penanganan pengaduan pengguna layanan dengan
minimal menyediakan kotak saran beserta alat tulisnya di setiap ruang pelayanan, mengelola pengaduan
pengguna layanan dan menindaklanjuti pengaduan yang ada sesuai dengan prosedur yang ada dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.
Puskesmas kotakulon melakukan pengelolaan pengaduan pengguna layanan puskesmas dengan kotak
pengaduan yang ada pada dinding loket/pendaftaran, namun untuk tindak lanjut dan petugas/ unit yang
menangani pengaduan dan pencatatan berlum ada.

2.1.2.4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung Puskesmas
dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke Puskesmas, oleh
karena itu semua fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Puskesmas kotakulon dalam tahap pembentukan Tim PPI namun belum ada SK kepala Puskesmas,
tim PPI bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas.Tim PPI terdiri dari:
1. Ketua : Dr. Indah yulihartatik
2. Sekretaris : Median Pujo, T.SKep. Ners.
3. Anggota, dapat terdiri dari :
a) Ratih Anggraini, Amd.Kep
b) Siti Latifah, Amd. Keb
c) Umi Muarofah, AMAK
d) Ida Indrawati
e) Sujianto, ST
f) Ponriyanto

Tugas Tim PPI:


1. Melakukan sosialisasi PPI agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas Puskesmas.
2. Membuat SOP PPI.
3. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan PPI dan program diklatnya.
4. Memberikan konsultasi pada petugas Puskesmas.
5. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan,
renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.

49
6. Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang menyimpang dari standar prosedur/monitoring
surveilans proses.
7. Melakukan pengamatan PPI Puskesmas dengan menggunakan Daftar Tilik Pemantauan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.

Kewaspadaan Standar untuk pelayanan semua pasien,meliputi:


1. Kebersihan tangan/Hand hygiene.
2. Alat Pelindung Diri (APD)set, terdiri dari sarung tangan, dan masker.
3. Peralatan perawatan pasien.
4. Pengendalian lingkungan.
5. Kesehatan karyawan.
6. Penempatan pasien.
7. Higiene respirasi/etika batuk dan bersin.
8. Praktek menyuntik yang aman.

Untuk melakukan pencegahan infeksi, di sosialisasikan dengan gambar dan telah di tempel di masing –
masing poli dan Rawat inap.

Gambar 2.8 Etika Batuk

50
Gambar 2.9 Penggunaan alcohol Rub

Gambar 2.10 Cuci tangan yang benar

Tabel 2.9. Daftar Kewaspadaan Puskesmas Kotakulon


1. Kebersihan  Kuku petugas selalu terpotong pendek, tidak memakai perhiasan dan
tangan tidak boleh memakai kuku palsu, saat merawat pasien.
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan dengan
6 (enam) langkah pada saat:
- Sebelum dan setelah melepas sarung tangan.
- Sebelum tindakan aseptis: pemasangan kateter intravena, kateter
urin dan vaskuler perifer.
- Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien saat
merawat.
- Bila tangan beralih dari area tubuh terkontaminasi menuju area
bersih, termasuk perawatan pasien yang sama.
- Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, kulit yang
tidak utuh, ganti verband, walaupun telah memakai sarung tangan.

51
- Bila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan
tubuh, cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dengan air
mengalir .
- Setelah kontak dengan lingkungan dan benda mati (alat medik,
tempat tidur, meja, saklar lampu) di area pasien.
- Setelah makan, minum dan menggunakan toilet.
- Setelah menyentuh cairan tubuh pasien.
- Bila kontak dengan diduga spora, karena Alkohol, Klorhexidin,
Iodofor aktifitasnya lemah terhadap spora
- Sebelum keluar ruangan pasien, setelah melepas dan membuang
APD
 Mencuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau
dengan alkohol handrub. (Bila tangan tidak tampak kotor)
2. Alat Pelindung  Menggunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
Diri (APD) :  Menggunakan APD yang sesuai, bila ada kemungkinan terkontaminasi
a. Sarung tangan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus
b. Masker membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial
c. Kaca mata terkontaminasi
pelindung  Memakai sarung tangan sekali pakai, saat merawat pasien langsung.
(belum punya)  Memakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
d. Pelindung wajah membersihkan lingkungan (bila daur ulang, harus ada tes fungsi sebelum
e. 9belum punya) digunakan).
f. Gaun  Melepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh
g. Sepatu tertutup benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke
pasien lain.
 Memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda.
 Mengganti sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
 Memakai kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva, mukus
membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan prosedur dan
aktifitas perawatan pasien yang berisiko terjadi cipratan/semprotan dari
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi
 Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah
transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<3 m) dari
pasien saat batuk/bersin. Pakailah selama tindakan yang menimbulkan
aerosol walaupun pada pasien tidak diduga infeksi
 Mengenakan gaun (bersih, tidak steril ) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama
prosedur/merawat pasien yang memungkinkan terjadinya
percikan/semprotan cairan tubuh pasien
 Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan
mengantisipasi semprotan/cipratan cairan infeksius.
 Memakai sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan/semprotan
dari darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.
3.Peralatan  Membuat Standar Prosedur Operasional untuk menampung, transportasi,
perawatan pasien pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan
(kategori IB ) tubuh.
 Melepaskan bahan organik dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau disterilkan.
 Menangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi dengan benar sehingga kulit dan mukus membran terlindungi,
cegah baju terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain dan
lingkungan.
 Memastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan sekali
pakai dibuang dan dimusnahkan dengan cara yang benar dan peralatan
pakai ulang, diproses dengan benar.
 Peralatan yang terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai kebutuhan.
 Permukaan peralatan yang besar (X ray), di lap dengan cairan
disinfektan, setelah keluar dari ruangan isolasi meskipun tidak tampak
kotor.
 Membersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan
terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran napas, bila perlu
memakai sungkup disposable
 Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan. Benda
disposable dibuang ketempat sampah
4.Pengendalian  Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin
lingkungan untuk pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur,
peralatan disamping tempat tidur dan pinggirannya, permukaan yang
sering tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor(diawasi secara rutin
dan berkala).
 Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak
dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organik (ekskresi,
sekresi pasien, kotoran).
 Pembersihan ditujukan untuk mencegah aerosolisasi, sehingga
menurunkan pencemaran lingkungan.
 Fasilitas kesehatan harus mempunyai desinfektan standar untuk
menghilangkan patogen secara signifikan, pada permukaan
terkontaminasi, sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
52
 Desinfeksi adalah membunuh secara fisikal dan kimiawi
mikroorganisme, tidak termasuk spora.
Disinfektan yang biasa dipakai:
Na Hipoklorit (Pemutih), Alkohol, komponen Fenol, komponen Ammonium
Quarternary, komponen Peroksigen. Ikuti aturan pakai pabrik cairan
desinfektan, waktu kontak, dan cara pengencerannya.
Pembersihan area sekitar pasien:
 Pembersihan permukaan horisontal sekitar pasien harus dilakukan secara
rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang.
 Untuk mencegah aerosolisasi patogen infeksi saluran napas, hindari
sapu, tapi gunakan cara basah (kain basah).
 Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai
(terkontaminasi)
 Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali setelah
pakai. Mop dicuci, dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai
kembali.
 Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatan yang tidak perlu.
 Jangan lakukan fogging dengan disinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi, dan bisa berbahaya.
 Pembersihan dapat dibantu dengan vacuum cleaner (pakai filter, HEPA).
Jangan memasang karpet.
5.Penatalaksana- Penanganan, transportasi dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh,
an Linen sekresi, ekskresi harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk
mencegah kulit, mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen, atau
terjadi transfer mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan.
Buang terlebih dahulu kotoran (misal: faeces), ke toilet dan letakkan linen
dalam kantong linen.
Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien. Jangan memanipulasi linen
terkontaminasi untuk hindari kontaminasi terhadap udara, permukaan dan
orang.
Cuci dan keringkan linen sesuai SOP. Dengan air panas 70oC, minimal 25
menit. Bila dipakai suhu < 70oC pilih zat kimia yang sesuai.
Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi. Kantong
tidak perlu ganda.
Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai.
6. Kesehatan  Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk mencegah terjadinya
karyawan luka/cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum, scalpel dan
alat tajam lain, setelah melakukan prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum.
 Jangan tutup/recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi jarum
dengan tangan, menekuk jarum, mematahkan, melepas jarum dari spuit.
Buang jarum, spuit, pisau scalpel, dan peralatan tajam habis pakai
kedalam wadah tahan tusukan/safety box sebelum dibuang ke
insinerator.
 Pakai mouthpiece, resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metoda resusitasi mulut ke mulut.
 Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh, selain akan
menyuntik.
7.Penempatan  Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau
Pasien yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat
yang terpisah.
 Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip
pemisahan tetap terjadi.
 Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi
8.Hygiene respirasi Mengendalikan penyebaran patogen dari pasien yang terinfeksi untuk
/Etika batuk transmisi kepada kontak yang tidak terlindungi. Untuk penyakit yang
ditransmisikan melalui droplet besar dan atau droplet nuklei maka etika
batuk harus diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan pada
saluran napas.
Pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus:
 Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau bersin.
 Pakai tisu, saputangan, masker kain/medis bila tersedia, buang ke tempat
sampah (yang terlebih dahulu dilapisi kantong plastik) tertutup.
 Lakukan cuci tangan sesuai standar.
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi higiene respirasi/etika batuk:
 Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi saluran
napas dengan demam.
 Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya
kandungan aerosol dan sekresi dari saluran napas dalam mencegah
transmisi penyakit saluran napas
 Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alkohol handrub,
wastafel-antiseptik, tisu towel, terutama area tunggu harus diprioritaskan
9. Praktek Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah
menyuntik kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
yang aman Bila memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.
Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial
multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar
saat obat dipakai untuk pasien lain

53
2.1.2.5. Penilaian Standar Puskesmas
A. Penilaian Standar Puskesmas

Tabel 2.10 Penilaian standar Puskesmas Kotakulon tahun 2013


PENILAIAN STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP TAHUN 2013
KECAMATAN : Bondowoso
NAMA PUSKESMAS : Kotakulon
KABUPATEN/KOTA : Bondowoso
Skor
Standar Pengukuran
Pencapaian
No Parameter
SKOR 2 SKOR 1 SKOR 0
1 2 3 4 6 7
A.
Manajemen dan Administrasi
1
Input
Ada, sedang
Ada, masih diusulkan atau
1 Ijin Operasional Tidak ada 2
berlaku sudah tidak
berlaku
Ada, Ada tertulis,
tertulis,seluruh sebagian
Visi, misi dan tujuan
2 karyawan karyawan Tidak ada 2
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
memahami memahami
Motto dan janji Ada,tidak
3 Ada, terpampang Tidak ada 2
layanan terpampang
Ada dan Ada, tidak
4 Struktur Organisasi Tidak ada 2
terpampang terpampang
<40%petug
Uraian Tugas >80%petugas 40-80%petugas
5 as 2
petugas Puskesmas mempunyai mempunyai
mempunyai
Ada, tidak
6 Jam kerja Ada,terpampang Tidak ada 2
terpampang
>80% jenis 40-80% jenis <40% jenis
Jenis Pelayanan
7 layanan layanan layanan 2
terpampang terpampang terpampang
Persyaratan
Ada, tidak
8 pelayanan Ada, terpampang Tidak ada 2
terpampang
Ada di dinding,
Ada di dinding, tidak sesuai
9 Biaya/tarif sesuai Perda atau Perda atau Tidak ada 2
aturan aturan

Ada,
Ada,terpampang, terpampang,
10 Alur Pelayanan sesuai dengan tidak sesuai Tidak ada 2
pelaksanaan dengan
pelaksanaan
Ada dan Ada, tidak
11 Peta wilayah kerja Tidak ada 2
terpampang terpampang
Denah
Ada dan Ada, tidak
12 bangunan/ruangan/lo Tidak ada 2
terpampang terpampang
kasi
Tidak ada
Masih ada
Kawasan bebas Benar benar bebas kawasan
13 tempat untuk 2
rokok rokok bebas
merokok
rokok
Papan nama ruangan
Ada, tidak
14 sesuai jenis Ada dan sesuai Tidak ada 2
sesuai
layanannya
Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa
Hak dan kewajiban
15 diketahui oleh diketahui oleh Tidak ada 2
pasien
pengunjung pengunjung
Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa
Hak dan kewajiban
16 diketahui oleh diketahui oleh Tidak ada 2
penyedia layanan
pengunjung pengunjung
SOP loket dan Tata
17 >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP 1
Usaha
Data dasar Ada, tidak
18 Ada, sesuai Tidak ada 2
Puskesmas sesuai
Proses
Ada
Surat Pendelegasian Ada dokumen dan
19 dokumen,tetapi Tidak ada 2
Pengobatan Dasar benar
salah
Penyimpanan Disimpan Disimpan, tidak Tidak
20 2
informed consent bersama rekam bersama rekam disimpan
54
medik pasien medik pasien
Sebagian
Seluruh indikator Tidak ada
Indikator Kinerja indikator kinerja
kinerja program perencanaa
21 Program program ada 2
ada perencanaan n
perencanaan
pencapaian pencapaian
pencapaian
Pencatatan
22 3-4 pencatatan 1-2 pencatatan Tidak ada 2
manajemen
Pelaporan
23 >80 % ada 40 – 80 % ada 1-39 % ada 2
manajemen
Rencana Usulan Ada RUK 2 tahun Ada, RUK 1
24 Tidak ada 2
Kegiatan (RUK) terakhir tahun terakhir
Rencana
Pelaksanaan Ada RPK/POA 2 Ada, RPK/POA
25 Tidak ada 2
Kegiatan tahun terakhir 1 tahun terakhir
(RPK/POA)
Lokakarya mini 1-6
26 10-12 kali/tahun, 7-9 kali/tahun 2
bulanan kali/tahun
Lokakarya mini
27 tribulanan (lintas 4 kali/tahun 2-3 kali/tahun 1 kali/tahun 2
sektor)
Dokumen undangan
Ada, tidak
28 Lokmin, daftar hadir Ada, lengkap Tidak ada 2
lengkap
dan notulen Lokmin
Visualisasi data
cakupan kegiatan 1-3 Upaya
29 6 Upaya wajib 4-5 Upaya wajib 2
pokok tahun lalu wajib

Evaluasi kinerja Dilakukan setiap


30 Tiap 3 bulan Tidak tentu 2
program bulan
Ada, selama 2 Ada, hanya
31 Laporan tahunan Tidak ada 2
tahun terakhir setahun terakhir
Total Skor Pencapaian Manajemen Operasional (A1) 61

A2 Manajemen Mutu
SK Tim Manajemen Ada, dan Ada, tidak
1 Tidak ada 2
Mutu dilaksanakan dilaksanakan
Survei Kepuasan Dilakukan tiap Dilakukan setiap Tidak
2 2
Masyarakat 6 bulan tahun dlakukan
Rata- rata Indeks
3 Kepuasan 80-100 40-79 1-39 2
Masyarakat (IKM)
Dokumen Survei dan Ada, tidak
4 Ada, lengkap Tidak ada 2
Pengolahan Data lengkap
Tindak lanjut hasil Ada, tidak
5 Ada, lengkap Tidak ada 0
survey IKM lengkap
Tidak ada
Sarana pengaduan Ada, lengkap
Ada, tidak ada kotak
(Kotak pengaduan, dengan SOP dan
6 SOP dan pengaduan 1
unit pengaduan, penanggungjaw
penanggungjawab dan ATK
telpon, email dll) ab
nya
7 SOP PPI >80% SOP 40-80 % SOP <40% SOP 2
Proses
Dokumen Tidak lengkap dan
Lengkap dan
8 Pengelolaan tidak ada tindak Tidak ada 0
ada tindak lanjut
Pengaduan lanjut
Dokumen Tidak ada
Dokumen Dokumen tidak
9 Pemantauan/penilaia dan tidak 2
lengkap lengkap
n standar Puskesmas melakukan
DokumennPemantau Tidak ada
Dokumen Dokumen tidak
10 an/penilaian kinerja dan tidak 2
lengkap lengkap
Puskesmas melakukan
Tidak ada
Dokumen Dokumen Dokumen tidak
11 dan tidak 0
Pemantauan PPI lengkap lengkap
melakukan
<40%
>80% 40-80%
12 Pencatatan pencatatan 2
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
13 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
14 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Total Skor Pencapaian Manajemen Mutu (A2) 21

B Sumber Daya
B1 Bangunan Dan Ruang
55
Input
1 Luas lahan >1000 m2, 500 - 999 m2, <499 m2, 2
2 Luas bangunan >437 m2 350 – 437 m2 <350 m2 2
Air mengalir pada
ruang UGD, 1-2 ruang
5-6 ruang ada 3-4 ruang
3 tindakan, persalinan, ada air 2
air mengalir ada air mengalir
poli umum, poli gigi, mengalir
poli KIA-KB
Jumlah dan fungsi > 89%
90% ada, tidak
4 kamar mandi/ WC ada,kurang 2
ada,fungsi baik berfungsi
berfungsi baik
Rusak
5 Kondisi bangunan Baik Rusak ringan sedang 1
/berat
30-38 ruang <19 ruang
19-29 ruang
6 Luas ruangan memenuhi memenuhi 0
memenuhi standar
standar standar
>19 ruang
0-8 ruang tidak 9-19 ruang tidak tidak
7 Kondisi ruang memenuhi memenuhi memenuhi 2
standar/rusak standar/rusak standar/rus
ak
8 Kebersihan ruangan Bersih Kurang bersih Kotor 2
9 Ventilasi ruangan >20% luas lantai <20% luas lantai Tidak ada 2
Sarana Pengolahan 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada,
10 1
Limbah Padat baik fungsi baik fungsi baik
Sarana Pengolahan 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada,
11 0
Limbah Cair baik fungsi baik fungsi baik
Proses
80-100%
Pengelolaan limbah 40 - 79%
12 memenuhi <40% 1
padat memenuhi standar
standar
80-100%
Pengelolaan limbah 40 - 79%
13 memenuhi <40% 0
cair memenuhi standar
standar
Total Skor Pencapaian Bangunan dan Ruang (B1) 17

B2 Ketenagaan
Input
Ada, Kepala TU Ada, Kepala TU
Standar tenaga Tidak ada
1 melakukan tidak melakukan 0
Puskesmas standar
analisa analisa
Jumlah tenaga yang
2 36 - 46 18-35 <18 1
memenuhi standar
>80% <40%
40 - 80%
3 Kriteria tenaga memenuhi memenuhi 1
memenuhi standar
standar standar
4 SOP Ketenagaan 4-6 SOP 2-3 SOP 0-1 SOP 2
Proses
5 Data ketenagaan Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
6 File Kepegawaian Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
Dokumen rencana
7 Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 0
kerja/program kerja
Dokumen rencana
8 pengembangan Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
pegawai
Data STR dan SIP
9 Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
tenaga medis
Data SIP/STR,
10 Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
SIB/STR paramedis
Data pelatihan yang
11 pernah diikuti Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 1
pegawai
<40%
>80% 40-80%
12 Pencatatan pencatatan 2
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
13 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
Total Skor Pencapaian Ketenagaan (B2) 19

B3 Peralatan
Daftar inventaris Ada, tidak
1 Ada, lengkap Tidak ada 2
alat lengkap
Data alkes Ada, tidak
2 Ada, lengkap Tidak ada 2
Puskesmas lengkap
3 Daftar inventaris Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada 2

56
kendaraan dinas lengkap
Ada, Ada, tapi
Standar alat
4 koordinator alat koordinator alat Tidak ada 2
Puskesmas
mengetahui tidak mengetahui
Tidak ada
Penanggung jawab Ada SK dan Ada SK dan tidak SK dan
5 2
alkes uraian tugas ada uraian tugas uriaan
tugas
>80% <40%
Pemenuhan standar 40 - 80%
6 memenuhi memenuhi 1
alat memenuhi standar
standar standar
<40% tidak
Fungsi alat >80% berfungsi 40-80% berfungsi
7 berfungsi 1
kesehatan baik baik
baik
Kebersihan <40%
8 >80% bersih 40-80% bersih 2
peralatan bersih
9 SOP peralatan 5-7 SOP 2-4 SOP 0-1 SOP 2
Proses
Pemantauan alkes Dilakukan,
Dilakukan, l tiap 6
10 dan kondisi alkes minimal tiap 3 Tidak ada 1
bulan
Puskesmas bulan
terjadwal dan Tidak terjadwal
Pemeliharaan dilakukan dan dilakukan
11 Tidak ada 0
peralatan/ kalibrasi minimal 1 kali minimal 1 kali
setahun setahun
Total Skor Pencapaian Peralatan (B3) 17

B4 Pelayanan Kefarmasian, Obat-Obatan Dan Bahan Habis Pakai


Input
1 Luas kamar obat > 9m2 6 - 9 m2 <6 m2 2
2 Kondisi kamar obat Bersih Cukup bersih Kotor 2
memenuhi
dipantau,
Pemantauan suhu standar, suhu Tidak
3 memenuhi 1
kamar obat ruangan tidak dipantau
standar
dipantau
4 Luas gudang obat >12m2 9 -12m2 < 9 m2 2
Kelembaban gudang
Sangat
5 obat Tidak lembab Cukup lembab 2
lembab
Tidak ada
Pencahayaan gudang atau terlalu
6 cahaya cukup cahaya kurang 2
obat banyak
cahaya
1 orang 1 orang,
7 Persyaratan tenaga 1 orang TTK 2
Apoteker, bukan TTK
Ketersediaan
peralatan
8 >80% ada 40 - 80% ada <40% ada 2
kefarmasian (mortar,
stamfer, timbangan)
Lemari narkotika Ada, tidak
9 Ada, berkunci Tidak ada 2
berkunci berkunci
Ada,, tidak
10 Resep Ada ,lengkap Tidak ada 2
lengkap
Tidak
Label obat cair, Ada , lengkap Ada, benar, tetapi
11 ada/ada 2
padat dan obat luar dan benar tidak lengkap
tetapi salah
12 Ketersediaan obat >80% ada 40 - 80% ada <40% ada 2
13 SOP kefarmasian >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP 2
14 SOP Gudang Obat >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP 2
Proses
Kegiatan dalam
<40%
15 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
16 gedung yang >80%kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
17 Data kefarmasian >80%ada 40 - 80% ada <40% ada 2
Dilaksanak
Dilaksanakan an tiap 6
Dilaksanakan
tidak tiap bulan bulan dan
tiap bulan dan
dan terdokumen
Evaluasi pelayanan terdokumentasi
18 terdokumentasi tasi dengan 2
kefarmasian dengan jadwal
dengan jadwal jadwal
tertentu dan ada
tertentu dan ada tertentu dan
tindak lanjut
tindak lanjut ada tindak
lanjut
<40%
>80% 40-80%
19 Pencatatan pencatatan 2
pencatatan ada pencatatan ada
ada

57
<40%
>80% pelaporan 40-80%
20 Pelaporan pelaporan 2
ada pelaporan ada
ada
Total skor pencapaian Pelayanan Kefarmasian dan Obat (B4) 39

B5 KEUANGAN
Input
1 SOP Keuangan >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP 0
Proses
Pencatatan
<40%
Bendahara >80% 40-80%
2 pencatatan 2
penerimaan pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
Pelaporan Bendahara >80% pelaporan 40-80% pelaporan
3 2
Penerimaan ada pelaporan ada ada

Visualisasi data
4 Bendahara 3 data 2 data 0-1 data 2
Penerimaan
Pencatatan
0-2
5 Bendahara 5-6 pencatatan 3-4 pencatatan 2
pencatatan
pengeluaran
Pelaporan Bendahara 0-1
6 4-5 pelaporan 2-3 pelaporan 2
pengeluaran pelaporan
Visualisasi data
7 Bendahara 3 data 2 data 0-1 data 2
Penerimaan
Pemantauan Tidak
Ada, setiap ada, setiap 3
8 keuangan oleh teratur 2
bulan bulan
Kepala Puskesmas dipantau
Rencana Anggaran Ada, selama 2 Ada, selama 1
9 Tidak ada 1
tahunan, bulanan tahun tahun
Total skor pencapaian Pelayanan Keuangan (B5) 15

C PELAYANAN KESEHATAN
C1 Upaya Promosi Kesehatan
Input
Ada, ada Ada, tidak ada
1 Uraian tugas Tidak ada 0
dokumen dokumen
Ada ruang ,
Ada ruang ,
Ada ruang bergabung
bergabung dgn
2 Ruangan Promkes khusus,luas > 9 dgn ruang 0
ruang lain ,luas
m2 lain , luas <
>9 m2
9 m2
<5 jenis
10 - 15jenis alat 5-9 jenis alat ada alat ada
Sarana Penyuluhan
3 ada dan dan berfungsi dan 1
Kesehatan
berfungsi berfungsi

Jenis Media
Penyuluhan yang 4-5 jenis
4 2-3 jenis 0- 1 jenis 1
tersedia di
Puskesmas
Jumlah topik media
5 6 - 7 topik 3– 5 topik 0 - 2 topik 2
penyuluhan
Jumlah tenaga > 12 orang
6 4 - 11 orang < 3 1
penyuluh
sarjana/
sarjana/DIII
Kompetensi tenaga DIII Kesehatan bukan
Kesehatan, tidak
7 koordinator penyuluh dengan sarjana/DII 1
dengan sertifikasi
( promkes) sertifikasi I Kesehatan
penyuluh
penyuluh
1 atau dalam
SOP Promosi Tidak ada
8 2 - 4 SOP proses 0
Kesehatan
penyusunan
Tidak
Pemegang tahu dan
Indikator kinerja Tidak tahu tetapi
9 program tahu tidak ada 1
program promkes ada bukti
dan ada bukti bukti

Proses
Kegiatan dalam
gedung yang 0-2
10 7-15 kegiatan 3 - 6 kegiatan 1
dilaksanakan kegiatan

Kegiatan luar gedung


0-1
11 yang dilaksanakan 4 -5 kegiatan 2-3 kegiatan 1
kegiatan
12 Pembinaan Desa/ > 4 x jumlah 2 - 3 x jumlah 1 x jumlah 0

58
Kelurahan Siaga Desa Siaga & Desa Siaga & Desa
Aktif & Poskesdesnya , Poskesdesnya , Siaga/Posk
Poskesdesnya ada bukti ada bukti esdes atau
tidak ada
bukti
Dilakukan Tidak
Dilakukan
Pengukuran setahun sekali, dilakukan
setahun sekali,
Pentahapan Desa/ 80% - <100 % setiap tahun
13 100 % Desa, ada 2
Kelurahan Siaga Desa, ada atau tidak
bukti, direkap/
Aktif bukti,belum ada bukti
dianalisa
direkap/dianalisa
Dilakukan Pengkajian
Dilakukan
setahun sekali pd tidak
setahun sekali
Pengkajian PHBS < 20% KK , Ada dilakukan
14 pd 20 % KK, 2
rumah tangga bukti setiap tahun
ada bukti survey
survey,belum atau tidak
, dianalisa
dianalisa ada bukti
Intervensi dan
<2 x Total
Penyuluhan PHBS >6 x Total >2 - <6 x Total
Posyandu
15 pada Kelompok Posyandu, ada Posyandu, 2
atau tidak
Rumah Tangga bukti ada bukti
ada bukti
Intervensi dan Tidak
> 2 x Total < 2 x Total
Penyuluhan PHBS melakukan,
16 Sekolah, Sekolah, 1
pada Institusi atau tidak
ada bukti ada bukti
Pendidikan ada bukti
Tidak
Intervensi dan > 2 x Total
< 2 x Total melakukan,
Penyuluhan PHBS Sarkes ,
17 Sarkes, atau tidak 1
pada Institusi ada bukti
ada bukti ada bukti
Kesehatan
Tidak
Intervensi dan < 2 x Total
> 2 x Total ada melakukan,
18 Penyuluhan PHBS Tempat Umum, 1
bukti atau tidak
pada Tempat Umum ada bukti
ada bukti
Intervensi dan Tidak
> 2 x Total < 2 x Total
Penyuluhan PHBS melakukan,
19 Tempat Kerja Tempat Kerja, 1
pada atau tidak
ada bukti, ada bukti
Tempat Kerja ada bukti
< 25 %
Intervensi dan 40 % Ponpes yg 25 – < 40 % Ponpes
20 Penyuluhan PHBS ada, Ponpes yang ada, yang ada 1
pada Pondok Pesantren ada bukti ada bukti atau tidak
ada bukti
< 80 %
80 - <100% Posyandu ,
100 % Posyandu
21 Pembinaan Posyandu Posyandu , ada atau tidak 1
, ada bukti
bukti ada bukti

Dilakukan Dilakukan
Tidak
setahun sekali, setahun sekali, 80
dilakukan
Pengukuran Tingkat 100 % % -<100 %
setiap tahun
22 Perkembangan Posyandu, ada Posyandu, ada 1
atau tidak
Posyandu bukti, bukti,
ada bukti
direkap/ Belum direkap/
dianalisa dianalisa
Dilakukan
Dilakukan Tidak
setahun sekali,
setahun sekali, 80 dilakukan
Pengukuran Tingkat 100 %
- 99 % Poskesdes setiap tahun
23 Perkembangan Poskesdes, ada 1
ada bukti, atau tidak
Poskesdes bukti,
Belum direkap/ ada bukti
direkap/
dianalisa
dianalisa
Pengembangan Tidak ada
UKBM lain sesuai UKBM lain
Ada 3-6 UKBM Ada 1-2 UKBM
kondisi lokal yang
lain yang lain yang
24 (Posyandu Lansia , dikembang 1
dikembangkan, dikembangkan,
Poskestren, SBH, kan atau
ada bukti ada bukti
Pos UKK,Polindes, tidak ada
Posbindu PTM,dll) bukti
>20% dari jml
seluruh < 17,5 %,
17,5%-<20 %,
25 Penyuluhan Napza penyuluhan atau tidak 1
ada bukti
kesehatan, ada ada bukti
bukti
Frekuensi
Penyuluhan
>12 x jml 1 - 4 x jml
kelompok/radio 5 - 11 x jml
26 Petugas petugas 0
sentral tentang petugas penyuluh
penyuluh penyuluh
Kesehatan di dalam
gedung Puskesmas
59
Ada, Ada, tidak Tidak ada
Rencana/jadwal
27 dilaksanakan dilaksanakan atau tidak 2
kegiatan
sesuai rencana sesuai rencana ada bukti
<40%
>80% 40-80%
28 Pencatatan pencatatan 0
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
29 Pelaporan pelaporan 1
ada pelaporan ada
ada
<40% data
30 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada, setiap Ada, setiap Tidak ada/
Evaluasi program
31 tribulan, ada 6 bulan – 1th, ada Tidak ada 1
berkala
bukti bukti bukti
Total skor pencapaian Upaya Promosi Kesehatan (C1) 30

C2 Usaha Kesehatan Lingkungan


Input
Ada ruang ,
Ada ruang Tidak ada
Luas ruangan bergabung dgn
1 khusus,luas,>9 ruangan/lua 1
Sanitasi ruang lain luas,>9
m2, s < 9 m2
m2
KebersihanRuangan
2 bersih Kurang bersih kotor 2
Sanitasi
0 – 14 ada
dan
Jumlah peralatan 30 -38 ada dan 15 - 29 ada dan
3 berfungsi 0
sanitasi berfungsi baik berfungsi baik
baik

Ada 1 orang dan


Jumlah tenaga Ada, merangkap
4 tidak merangkap Tidak ada 1
kesling Tugas
tidak
mempunyai
minimal
minimal DIII ijazah
Kompetensi tenaga D1 Kesehatan
5 Kesehatan sarjana/ 2
kesling Lingkungan/SPP
Lingkungan DIII
H
Kesling, D-
1 Kesling
Sebagian Tidak ada
Seluruh
Indikator Kinerja pemegang yang
pemegang
6 Program program tidak mengetahui 0
program
mengetahui indikator
mengetahui
indikator kinerja kinerja
7 SOP Kesling 5 - 6 SOP 3 -4 SOP 0 -2 SOP 0
Proses
Kegiatan dalam
<40%
8 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 0
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar gedung <40%
9 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 1
yang dilaksanakan kegiatan
Ada dokumen, Ada dokumen,
10 Rencana kegiatan tidak ada 2
lengkap tidak lengkap
<40%
>80% 40-80%
11 Pencatatan pencatatan 1
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
12 Pelaporan pelaporan 1
ada pelaporan ada
ada
<40% data
13 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada dokumen, Ada dokumen,
Evaluasi program
14 lengkap,tiap tidak lengkap tidak ada 1
berkala
bulan ,tidak tiap bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Kesehatan Lingkungan (C2) 13

C3 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Serta Keluarga Berencana


Input
1 Luas poli KIA /KB >12 m2 9 - 12 m2 < 9 m2 2
Tidak
2 Kebersihan ruangan Bersih Kurang bersih 2
Bersih
3 Luas ruang bersalin ada, > 12 m2 Ada,9-12 m2 Ada,<9 m2 2
Kebersihan ruang Tidak
4 Bersih Kurang bersih 2
bersalin Bersih
Luas ruang rawat
5 Ada, >12 m2 Ada, 9-12 m2 Ada,<9 m2 -
gabung ibu dan anak
Kebersihan ruang
Tidak
6 rawat gabung ibu dan Bersih Kurang bersih -
Bersih
anak
7 Peralatan medis poli >80%ada dan 40- 80% ada, <40% ada 2
60
KIA berfungsi baik sebagian rusak dan
sebagian
alat rusak
<40% ada
Peralatan non medis >80% ada dan 40-80% ada, dan
8 2
poli KIA berfungsi baik sebagian rusak sebagian
alat rusak
Peralatan non medis >80% ada dan <40% alat
9 40- 80% rusak 2
poli KB fungsi baik rusak
<40% ada
Peralatan non medis >80%ada dan 40-80% ada, dan
10 2
poli KB berfungsi baik sebagian rusak sebagian
alat rusak
11 Jumlah bidan 3 2 1 2
Bukan
Semua Sebagian
S1/DIV/DII
12 Kompetensi bidan S1/DIV/DIII S1/DIV/DIII 2
I
Kebidanan Kebidanan
Kebidanan
13 SOP KIA-KB 13-16 SOP 8-12 SOP 0-7 SOP 2
Tidak
Pemegang
Indikator kinerja Tidak tahu serta tahu dan
14 program tahu 2
program ada bukti tidak ada
dan ada bukti
bukti
Proses
Kegiatan dalam
<40%
15 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar gedung <40%
16 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
yang dilaksanakan kegiatan
Dilakukan, tidak
Dilakukan dan
17 Informed consent disimpan dengan Tidak
disimpan dengan 2
KIA-KB benar dilakukan
benar
Pemetaan sasaran Ada, tidak
18 Ada, lengkap Tidak ada 2
KIA-KB lengkap
Ada dokumen, Ada dokumen,
19 Rencana kegiatan tidak ada 2
lengkap tidak lengkap
<40%
>80% 40-80%
20 Pencatatan KIA-KB pencatatan 2
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
21 Pelaporan KIA- KB pelaporan 2
ada pelaporan ada
ada
Visualisasi data KIA- <40% data
22 >80% data ada 40-80% data ada 2
KB ada
Ada dokumen, Ada dokumen,
Evaluasi kinerja
23 lengkap,tiap tidak lengkap, tidak ada 2
program
bulan tidak tiap bulan
Total skor pencapaian Upaya KIA-KB (C3.1) 42

C4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Input
Ada ruang ,
Ada ruang Tidak ada
Ruang Konsultasi bergabung dgn
1 khusus,luas,>9 ruangan/lua 2
Gizi ruang lain luas,>9
m2, s < 9 m2
m2
Ada ruang ,
Ada ruang Tidak ada
bergabung dgn
2 Ruang Laktasi khusus,luas,>9 ruangan/lua 1
ruang lain luas,>9
m2, s < 9 m2
m2
3 Kebersihan Bersih Kurang bersih Kotor 2
0-9item ada
Jumlah Peralatan 21-26 item ada 10-20item ada dan
4 dan 1
Gizi dan Laktasi dan berfungsi berfungsi
berfungsi
1 orang, 1orang, bukan
5 Tenaga gizi Tidak ada 2
S1/DIV/DIII Gizi S1/DIV/DIII Gizi
Pelaksana
pelaksana Pelaksana program
program
program gizi gizi tidak
Indikator kinerja gizi tidak
6 mengetahui mengetahui 2
program gizi mengetahui
semua indikator sebagian indikator
indikator
kinerja gizi kinerja
kinerja gizi
SOP Gizi
7 >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP 2
Masyarakat
Proses
Kegiatan dalam
<40%
8 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 1
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar <40%
9 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
gedung yang kegiatan

61
dilaksanakan
Ada dokumen, Ada dokumen,
10 Pemetaan Kadarzi Tidak Ada 2
lengkap tidak lengkap
Rencana kegiatan Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak Ada
11 2
Gizi lengkap tidak lengkap dokumen,
<40%
>80% pencatatan 40-80%
12 Pencatatan Gizi pencatatan 2
ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
13 Pelaporan Gizi pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
14 Visualisasi Data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Ada dokumen,
Ada dokumen,
Evaluasi program tidak lengkap dan Tidak ada
15 lengkap,tiap 2
gizi berkala atau tidak tiap dokumen,
bulan
>bulan
Total skor pencapaian Upaya Gizi Masyarakat (C4) 27

C5 Upaya Pemberantasan Penyakit Menular


C5
a
Upaya Pencegahan Penyakit
Input
1 Ruang Imunisasi Ada, > 12 m2 Ada, 9 - 12 m2 Ada,< 9 m2 0
2 Kebersihan Bersih Kurang bersih Kotor 2
0-12jenis
Peralatan 25-32jenis alat ada 13-24 jenis alat
3 alat ada dan 0
Imunisasi dan berfungsi ada dan berfungsi
berfungsi
Sebagian
Lemari es buka ada, suhu
Ada, suhu sesuai Ada, suhu sesuai
atas,thermometer,a tidak sesuai
4 standar selama 1 standar tidak 2
lat pemantau suhu standar
bulan selama 1 bulan
beku 2-8C selama 1
bulan
1 orang, dengan 1orang, tidak
Tenaga
sertifikasi dengan sertifikasi
5 Surveillance Tidak ada 1
pelatihan pelatihan
(termasuk PTM)
epidemiologi epidemiologi
1orang, tidak
>1 orang, dengan
6 Tenaga Imunisasi dengan sertifikat Tidak ada 1
sertifikat imunisasi
imunisasi
Sebagian
pemegang program Tidak ada
pemegang
Indikator kinerja pencegahan yang
program
program penyakit mengetahui
7 pencegahan 2
pencegahan mengetahui ndikator
penyakit tidak
penyakit indikator kinerja kinerja
mengetahui
program program
indikator kinerja
SOP Surveilans,
8 >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP 1
PTMdan imunisasi
Proses
Kegiatan dalam
<40%
9 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
10 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Ada dokumen, Ada dokumen,
11 Rencana kegiatan tidak ada 2
lengkap tidak lengkap
Tidak ada
Pemantauan suhu Ada, tercatat setiap Ada, tidak setiap
atau
12 lemari es/cold hari dengan suhu hari dengan suhu 1
Suhu di
chain 2-8°C 2-8°C 2-8°C
luar 2-8°C
ada bukti
Pemantaua
ada bukti
n 0-1
ada bukti Pemantauan 2-3
Pemantauan penyakit
Pemantauan 4-5 penyakit dan
dengan grafik dan bukti
penyakit dan bukti bukti tindak
13 penyakit potensial tindak 1
tindak lanjut saat lanjut saat terjadi
wabah/KLB secara lanjut saat
terjadi KLB atau KLB atau
mingguan terjadi KLB
peningkatan kasus peningkatan
atau
kasus
peningkata
n kasus
<40%
>80% pencatatan 40-80%
14 Pencatatan pencatatan 2
ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
15 Pelaporan pelaporan 2
ada pelaporan ada
ada

62
<40% data
16 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada
Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen,
dokumen,
17 berkala mingguan lengkap,tiap lengkap,tidak tiap 1
tidak
dan bulanan minggu/bulan minggu//bulan
lengkap
Total skor pencapaian Upaya Pencegahan Penyakit (C5a) 23

C5
Upaya Pemberantasan Penyakit
b
Input
pemegang
pemegang pemegang
program
Indikator Kinerja program program
mengetaui
1 program mengetahui mengetahui 2
< 50 %
> 80 % indikator 50 s/d 80 %
indikator
kinerja indikator kinerja
kinerja
SOP TBC, Kusta,
2 ISPA, Diare dan >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP 2
DBD
Proses
Kegiatan dalam
<40%
3 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
4 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan Tidak
Pemantauan jentik secara berkala
5 secara berkala dan dilaksanaka 2
berkala dan dokumen,
dokumen lengkap n
tidak lengkap
Ada dokumen, Ada dokumen,
6 Rencana kegiatan tidak ada 2
lengkap tidak lengkap
<40%
>80% pencatatan 40-80%
7 Pencatatan pencatatan 2
ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
8 Pelaporan pelaporan 2
ada pelaporan ada
ada
<40% data
9 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada
Evaluasi program Ada dokumen,
Ada dokumen, dokumen,
10 pemberantasan lengkap, tidak 2
lengkap,tiap bulan tidak
penyakit tiap bulan
lengkap
Total Skor Pencapaian Upaya Pemberantasan Penyakit (C5b) 19

C6
Upaya Pengobatan
a
Input
Luas ruangan poli
1 >12 m2 9 -12 m2 < 9 m2 2
umum
Kebersihan ruang Bersih dan Kurang bersih dan
2 Kotor 2
poli umum terawat cukup terawat
Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis,
3 Tidak ada 1
medis sesuai standar tidak sesuai standar
Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis,
4 Tidak ada 1
non medis sesuai standar tidak sesuai standar
2,mempunyai 1,mempunyai
sertifikat sertifikat
5 Tenaga dokter Tidak ada 2
GELS/PPGD/AT GELS/PPGD
LS/BTCLS ATLS/BTCLS
1,mempu 1, tidak
2, mempunyai
yai 1 serti mempunya
Tenaga perawat sertifikat PPGD
6 fikat PPGD i sertifikat 1
& GELS/ATCLS/
GELS/ATLS/BCL GELS/PP
BTCLS
S GD
Kurang
Memenuhi Cukup memenuhi
7 Jumlah Peralatan memenuhi 2
standar standar
standar
<40%
>80% berfungsi 40-80% berfungsi
8 Kondisi Peralatan berfungsi 1
baik baik
baik

9 Bahan Habis Pakai >80% ada 4080-% ada <40% ada 1

Daftar obat yang


10 >80% ada 40-80% ada <40% ada 2
dipakai
Kode Diagnosa Ada, sesuai ICD Ada, tidak sesuai
11 Tidak ada 2
Penyakit X ICD X

63
Indikator Kinerja Seluruh Tidak ada
Sebagian
Program pemegang yang
12 pemegang program 2
Pengobatan program mengetahu
tidak mengetahui
mengetahui i
13 SOP Pengobatan >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP 2
Proses
Kegiatan dalam
<40%
14 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
15 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
<40%
16 Rekam medis >80% lengkap 40-80 % lengkap 2
lengkap
Ada dokumen, Ada dokumen,
17 Rencana kegiatan tidak ada 0
lengkap tidak lengkap
Pencatatan
18 2 pencatatan 1 pencatatan Tidak ada 2
Pengobatan
Pelaporan <40%
19 >80% pelaporan 40-80% pelaporan 2
Pengobatan pelaporan
20 Visualisasi data 4-5 data 2-3 data 1 data 2
Ada dokumen, Ada dokumen,
Evaluasi kinerja
21 lengkap,tiap lengkap, tiap 3 Tidak ada 2
program
bulan bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Pengobatan (C6a) 35

C6
Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
b
Input
tidak ada
Jam kerja
1 Jam buka UGD 24 jam pelayanan 2
Puskesmas
UGD
2 SOP gawat darurat 11-14 SOP 7-10 SOP 0 - 6 SOP 2
Luas ruang gawat
3 >20m2 12-19 m2 <12 m2 1
darurat
Kebersihan Ruang
4 bersih Kurang bersih Kotor 2
Gawat darurat
1, perlengkapan 1, perlengkapan
Ambulans gawat
5 memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
darurat
standar standar
1, perlengkapan 1, perlengkapan
Ambulans
6 memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
operasional
standar standar
Ada, Ada,tidak tertulis,
Tempat sampah
7 tertulis,memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
medis
standar standar
Ada, Ada,tidak tertulis,
Tempat sampah
8 tertulis,memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
non medis
standar standar
Pengelolaan Ada, memenuhi Ada, tidak
9 Tidak ada 2
limbah UGD standar memenuhi standar
10 Tenaga Dokter >1 1 0 2
tidak
Hanya sebagian mempunya
Kompetensi sertifikat GELS/ mempunyai i sertifikat
11 2
Dokter PPGD dokter sertifikat GELS/ GELS/
PPGD dokter PPGD
dokter
1, tidak
2-3, tidak semua
>4, mempunyai mempunya
mempunyai
12 Tenaga Perawat sertifikat PPGD i sertifikat 2
sertifikat PPGD
perawat /BCLS PPGD
perawat
perawat
<40%
>80% memenuhi 40-80% memenuhi
13 Peralatan medis memenuhi 1
standar standar
standar
<40%
>80% berfungsi 40-80% berfungsi
14 Kondisi peralatan berfungsi 1
baik baik
baik
<40%
>80% memenuhi 40-80% memenuhi
15 Bahan Habis Pakai memenuhi 1
standar standar
standar
16 Obat emergensi 14-18 obat 7-13 obat 1-6 obat 1
Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada
17 program kegawat program pemegang program yang 2
daruratan mengetahui mengetahui mengetahui
Proses
Kegiatan dalam <40%
18 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
gedung yang kegiatan
64
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
19 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 0
kegiatan
dilaksanakan
Dilakukan dan Dilakukan, tidak
Tidak
20 Informed consent disimpan dengan disimpan dengan 2
dilakukan
benar benar
Sama
Ada, diisi sekali tidak
21 Rekam medis Ada, tidak lengkap 2
lengkap lengkap

Tidak ada
22 Prosedur sterilisasi Ada,sesuai Ada, tidak sesuai 2
Respon time/waktu
tanggap pelayanan
23 dokter di gawat 5 menit 5-9 menit >10 menit 2
darurat

dokumen, dokumen, tidak


24 Jadwal jaga dokter tidak ada 2
lengkap lengkap
Jadwal jaga dokumen, dokumen, tidak
25 tidak ada 2
perawat lengkap lengkap
<40%
>80% pencatatan 40-80% pencatatan
26 Pencatatan gadar pencatatan 2
ada ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
27 Pelaporan gadar pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
28 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Evaluasi kinerja
29 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan Tidak ada 2
program
Total Skor Pencapaian Upaya Pelayanan Kegawatdaruratan (C6b) 54

C6
Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c
Input
Input
Luas kamar periksa
1 12 - 16 m2 9 -11 m2 0-8 m2 1
gilut
Kebersihan kamar Bersih
2 Kurang bersih Kotor 1
periksa gilut
Tenaga Dokter 1 orang, STR dan
1 orang, STR ada,
3 Gigi SIP masih Tidak ada 2
SIP tidak berlaku
berlaku
1 orang, STR tidak
4 Perawat gigi 1 orang, STR ada Tidak ada 1
ada
0-7 item
16-20 item 8-15 item
5 Alat gigi alatberfung 1
alatberfungsi baik alatberfungsi baik
si baik
Tidak
Pengelolaan limbah Sebagian tidak
6 Sesuai prosedur sesuai 1
cair poli gigi sesuai prosedur
prosedur
Tempat sampah
Tersedia lengkap Tersedia, tidak
7 medis dan non Tidak ada 1
dengan tulisan lengkap
medis
Bahan habis pakai 17-21item 0-9item
8 10 -16item tersedia 1
gilut tersedia tersedia
Tidak ada
pemegang Sebagian
Indikator kinerja yang
9 program pemegang program 2
program gilut mengetahu
mengetahui mengetahui
i
SOP gilut
10 >80%SOP 40-80% SOP <40% SOP 1
Proses :
Proses
pembersihan, Sebagian tidak Tidak
11 Sesuai SOP 1
dekontaminasi dan sesuai SOP sesuai SOP
sterilisasi alat gigi
Kegiatan dalam
<40%
12 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar <40%
13 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
gedung yang kegiatan

65
dilaksanakan
Pengisian Rekam
14 Ada, lengkap Ada, tidak lengkap Tidak ada 2
medis
15 Rencana kegiatan Ada, sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada 2
<40%
>80% pencatatan 40-80% pencatatan
16 Pencatatan gilut pencatatan 2
ada ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
17 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
18 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Evaluasi kinerja Ada, tiap 6
19 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan 2
program bulan
Total skor pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi
28
dan Mulut (C6c)

C6
Upaya Laboratorium
d
Input
Luas ruang
1 >9 m2 6-8 m2 0-5 m2 1
laboratorium
Kebersihan ruang Bersih,
2 Kurang bersih Kotor 2
laboratorium
Pengelolaan limbah
cair ruang
Ada, memenuhi Ada, tidak
3 laboratorium Tidak ada 1
standar memenuhi standar
dengan bukti IPAL
/MOU Limbah Cair
Tempat sampah
Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis,
4 medis dan non Tidak ada 1
lengkap tidak lengkap
medis
Tenaga laborat 2 orang, Analis 1 orang Analis
5 Tidak ada 1
kesehatan kesehatan
Jenis pemeriksaan
(hematologi,
Tidak
urin,faeces, BTA, Memenuhi Kurang memenuhi
6 memenuhi 1
serologi, kimia standar standar
standar
klinik)

<40%
Peralatan >80% Memenuhi 40 - 80% Memenuhi
7 1
laboratorium standar Memenuhi standar standar

Alat Perlindungan
Tidak
Diri /jas lab lengan Memenuhi Kurang memenuhi
8 memenuhi 2
panjang standar standar
standar
Ketersediaan
9 reagen Ada, lengkap Ada ,sebagian Tidak ada 2

Tidak ada
Sebagian yang
pemegang pemegang program mengetahu
Indikator kinerja
program program i ndikator
10 program 1
laboratorium laboratorium tidak kinerja
laboratorium
mengetahui mengetahui program
indikator kinerja laboratoriu
m
11 SOP laboratorium >80% SOP 40-80%SOP >80% SOP 2
Proses
Kegiatan dalam >80%
12 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan kegiat 2
dilaksanakan an
Kegiatan luar >80%
13 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan kegiat 2
dilaksanakan an
Ada dokumen, Ada dokumen,
14 Rencana kegiatan tidak ada 1
lengkap tidak lengkap
<40%
>80% pencatatan 40-80% pencatatan
15 Pencatatan pencatatan 2
ada ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
16 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
17 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen, Ada
18 laboratorium lengkap,tiap lengkap,tidak tiap dokumen, 1
berkala bulan bulan tidak

66
lengkap
Total Skor Pencapaian Upaya Pelayanan Laboratorium (C6d) 27

C6
Upaya Rawat Inap
e
Input
Jumlah Tempat
1 20-25 10-19 1-9 0
Tidur
Tidak
Luas Ruang rawat Memenuhi Kurang memenuhi
2 memenuhi 1
inap standar standar
standar
Kebersihan ruang <40%
3 >80% bersih, 40-80% bersih 1
rawat inap bersih
Dikelola, tidak
Pengelolaan limbah Dikelola dengan Tidak
4 dengan baik dan 1
rawat inap baik dan benar dikelola
benar
Dokter Penanggung Ada SK dan Ada SK dan uraian Tidak ada
5 0
jawab rawat inap uraian tugas tugas SK
1dan tidak
2, mempunyai
mempunyai
sertifikat Tidak ada
6 Kompetensi Dokter sertifikat 1
GELS/PPGD dokter
GELS/PPGD
dokter
dokter
Perawat
Ada SK dan Ada SK dan uraian Tidak ada
7 Penanggung jawab 0
uraian tugas tugas SK
rawat inap
8 Jumlah perawat 5-6 orang 3-4 orang 1-2 orang 2
0- 2 orang
5-6 orang
Kompetensi 3-4 orang yang
mempunyai
9 perawat mempunyai mempunya 2
sertifikat PPGD
sertifikat PPGD i sertifikat
perawat/BCLS
PPGD
80-100% <40%
40 - 79%
10 Peralatan medis Memenuhi memenuhi 1
memenuhi standar
standar standar
11 Bahan Habis Pakai >80% ada 40-80% ada <40% ada 1
Kecukupan jumlah
12 >80% ada 40-80% ada <40% ada 1
Obat
13 Obat emergensi >80% ada 40-80% ada <40% ada 1
Tidak ada
Sebagian yang
pemegang pemegang program mengetahu
Indikator kinerja program program i indikator
14 2
rawat inap laboratorium laboratorium tidak kinerja
mengetahui mengetahui program
indikator kinerja laboratoriu
m
SOP ruang rawat
15 3 SOP 2 SOP 0-1 SOP 2
inap
16 Proses
Kegiatan dalam
<40%
17 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
18 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
<40%
19 Rekam Medis >80% lengkap 40-80% lengkap 2
lengkap
Tidak
ada,tidak
Ada, tidak terpampan
Terpampang,
20 Jadwal jaga dokter terpampang, g, 0
dokumen lengkap
dokumen lengkap dokumen
tidak
lengkap
Tidak
ada,tidak
Ada, tidak terpampan
Jadwal jaga Terpampang,
21 terpampang, g, 2
perawat dokumen lengkap
dokumen lengkap dokumen
tidak
lengkap
Ada, tidak sesuai
22 Rencana kegiatan Ada, sesuai Tidak ada 2
<40%
Pencatatan rawat >80% pencatatan 40-80% pencatatan
23 pencatatan 2
inap ada ada
ada
24 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% 2

67
ada ada pelaporan
ada
Evaluasi kinerja Ada, tiap 6
25 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan 2
program bulan
Data penderita Ada, tiap 6
26 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan 2
rawat inap bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Rawat Inap(C6e) 34

68
B. REKAPITULASI DAN PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP

Tabel 2.11 Rekapitulasi dan penghitungan Penilaian standar Puskesmas kotakulon tahun 2013

Sub total
(d)=Skor
Skor Skor Pencapaian
No Uraian Pencapaia tertinggi Bobot dibagi skor
n (a) (b) (c) tertinggi di
kali Bobot
d =(a : b) X c
A Manajemen dan Administrasi
1. Manajemen operasional 61 62 10 9,84
2. Manajemen mutu 21 28 10 7,5
B Sumber daya
1. Bangunan 17 26 6 3,92
2. Ketenagaan 19 26 6 4,38
3. Peralatan 17 22 6 4,64
4. Pelayanan Kefarmasian dan Obat 39 40 6 5,85
5. Keuangan 15 18 6 5
C Upaya Pelayanan Kesehatan
1. Upaya Promosi Kesehatan 30 62 8 3,87
2. Upaya Kesehatan Lingkungan 13 28 8 3,71
3. Upaya KIA-KB 42 48 8 7
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 27 30 8 7,20
5. Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
a) Upaya Pencegahan Penyakit 23 34 4 2,71
b) Upaya Pemberantasan Penyakit 19 20 3 2,85
6. Upaya Pelayanan Medik Dasar
a) Upaya Pengobatan 35 42 4 3,33
b) Upaya Penanganan 54 58 2 1,86
Kegawatdaruratan
c) Upaya Pengobatan Gigi dan 28 38 2 1,47
Mulut
d) Upaya Laboratorium 27 36 1 0,75
e) Upaya Rawat Inap 34 52 2 1,31
Total Skor Penilaian Standar 100 77,19

69
C. Nilai Capaian Tiap Program Puskesmas Kotakulon Tahun 2013
Tabel 2.12 Nilai Capaian Tiap Program Puskesmas Kotakulon Tahun 2013
Manajemen Sumber Daya P2 Pelayanan Medik Dasar
M. Rawat
Kefarmas KIA
opera M. Ba- Promkes Kesling Gizi Pencegahan Pemberanta Inap
Tenaga Alat ian Keuangan KB Pengobatan Gadar Gilut Lab
- mutu ngunan Peny san Peny
Obat
sional
Nilai
terting- 10 10 6 6 6 6 6 8 8 8 8 4 3 4 2 2 1 2
gi(B)
Nilai 4.8 -6 6.4-8 6.4-
8-10 8-10 4.8 -6 4.8 -6 4.8 - 4.8 -6 6.4-8 6.4-8 3.2-4 2.4-3 3.2-4 1.6-2
baik bila 8 1.6-2 0.8-1 1.6-2
9,84 6 5,85 2,85 3,33 1,86
>80% 5 7 7,20
Nilai
cukup 6- 6-7.99 3.6-4.79 3.6-4.79 3.6- 3.6-4.79 3.6-4.79 4.8-6.39 4.8-6.39 4.8- 4.8- 2.4-3.19 1.8-2.39 2.4-3.19 1.2-1.99 1.2- 0.6- 1.2-
bila 7.99 4.79 6.39 6.39 1.99 0.79 1.99
60%- 7,5 3,92 4,38 4,64 2,71 1,47 0,75 1,31
79%
Nilai
<4,79 <4,79
kurang < <4,7
<5.99 <5.99 < 3.59 < 3.59 < 3.59 < 3.59 <4,79 <2.39 <1.79 <2.39 <1.19 <1.19 <0.59 <1.19
bila<59 3.59 9
3,87 3,71
%

Keterangan :
- Cetak biru adalah capaian Puskesmas Kotakulon
- Cetak hitam adalah standar capaian Puskesmas

Dari penilaian diatas puskesmas Kotakulon merupakan puskesmas yang kinerjanya baik, ini terbukti dari nilai capaian program diatas. Promkes dan
kesling perlu ditingkatkan di tahun 2014 dengan bekerjasama dengan perawat dan bidan desa serta kader untuk melakukan penyuluhan dan kesehatan lingkungan.

70
2.1.2.6. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah upaya yang dilakukan untuk menilai hasil kerja/prestasi
Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas digunakan sebagai ”Instrumen mawas diri” artinya setiap
Puskesmas melakukan Penilaian Kinerjanya secara mandiri, Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi
Penilaian Upaya Program Wajib & Pengnembangan serta Penilaian Manajemen Puskesmas, Penilaian
Kinerja Puskesmas di evaluasi tiap semester.
Tujuan Penilaian Kinerja Puskesmas:
a. Tujuan umum: tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Tujuan khusus:
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori
kelompok masing-masing Puskesmas
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan
rencana kegiatan Puskesmas dan digunakan sebagai Dasar Perencanaan Kegiatan tahun yang
akan datang.
Berikut hasil penilaian kinerja puskesmas kotakulon tahun 2013 :

Tabel 2.13 Pencapaian program wajib Puskesmas

71
Gambar 2.11 Garfik Pencapaian Program wajib

Tabel 2.14 Pencapaian Program Pengembangan

Gambar 2.12 Grafik Pencapaian program Pengembangan

72
Tabel 2.15 Pencapaian Program Manajemen

Gambar 2.13 Grafik Pencapaian Program Manajemen

73
Tabel 2.16 Pencapaian Mutu Pelayanan

Gambar 2.14 Grafik Penilaian Mutu Pelayanan

74
2.2 SUMBER DAYA PUSKESMAS KOTAKULON
Pemilik sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bertanggung jawab
terhadap tersedianya sarana, prasarana, sumber daya manusia dan obat dan perbekalan/alat kesehatan
termasuk pelayanan kefarmasian sedemikan rupa sehingga visi dan misi Puskesmas dapat tercapai.
Pengelolaan sumber daya Puskesmas:
1. Setiap sumber daya Puskesmas harus dikelola dan dicatat dengan benar serta disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelaksanaan pengelolaan harus dievaluasi secara berkala.
3. Ada upaya pengendalian efisiensi terhadap sumber daya yang ada di Puskesmas.
Puskesmas memiliki sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan pelayanan
kesehatan,meliputi:
1. Bangunan dan Ruang
2. Sumber Daya Manusia
3. Peralatan
4. Pelayanan Kefarmasian dan Obat

2.2.1. Bangunan dan Ruang


Kondisi bangunan ditentukan dari pemenuhan persyaratan-persyaratan dibawah ini:
1. Persyaratan lingkungan.
2. Persyaratan bangunan.
3. Persyaratan ruang.
4. Persyaratan kualitas suhu, kelembaban, pencahayaan, debu dan kebisingan.
5. Persyaratan sarana dan fasilitas sanitasi.
6. Penanganan sampah dan limbah.

2.2.1.1.PersyaratanLingkungan
A. Lokasi
1. Puskesmas Kotakulon letaknya berada ditengah kota, aman dari bencana alam, SUTET, bukan bekas
pertambangan maupun aliran sungai.
2. Mudah dijangkau transportasi umum.
B. Halaman.
1. Batas puskesmas dipagar tembok keliling, namun pintu pagar depan terbuka.
2. Tersedia penerangan pada malam hari cukup.
3. Bersih, dimusim penghujan sering ada genangan air.
4. Tempat parkir memadai dan bersih.
5. Ada taman
6. Ada tempat sampah di setiap ruangan.
7. Lingkungan Puskesmas termasuk kawasan bebas asap rokok.

75
C. Lahan.
1. Luas lahan untuk Puskesmas rawat jalan sebesar 190 m2, Puskesmas rawat Inap sebesar 32 m2.
2. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1,5 kali luas bangunan. Luas lahan untuk
bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan lantai dasar.
3. Kontur lahan dalam kondisi datar, tidak ada kemiringan yang ekstrim. Namun letak puskesmas 1,5
meter lebih rendah dari jalan.
D. Area pelayanan.
Pelayanan gawat darurat letaknya berada di depan sebelah loket pendaftaran dengan 1 pintu,
menjamin kecepatan akses.
1. Pelayanan persalinan masih gabung dengan pelayanan KB terletak disebelah rawat jalan KIA dan
ruang
2. Pelayanan administrasi, kantor administrasi umum masih menggunakan ruang rapat letaknya agak
jauh dengan pintu utama Puskesmas.
3. Ruang perawat terpisah dengan ruang pasien dan dibatasi oleh ruang laborat dan pintu keluar ke
ruang pasien.

2.2.1.2. Persyaratan Bangunan


Seluruh bangunan masih dalam kondisi baik, hanya beberapa ruangan yang rusak ringan, dimana
1. Ada dua buah pintu keluar masuk
2. Satu pintu berada disamping luar ruangan rawat jalan, pintu yang lain melewati ruang tunggu rawat
jalan.
3. Belum punya alat pemadam kebakaran
4. Puskesmas belum mempunyai sarana atau fasilitas bagi pasien cacat tubuh.
5. Aspek keamanan pasien, antara lain:
a. Toilet belum dilengkapi dengan pegangan.
b. Pintu dapat dibuka dari luar.
Ketentuan umum bangunan:
1. Konstruksi bangunan
a. Kuat utuh, terpelihara, bersih, dan dapat mencegah penularan penyakit serta kecelakaan.
b. Menggunakan kayu sebagai kusen, dan atap.
2. Lantai
a. Bahan keramik, permukaan rata, Bersih, kuat, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
b. Lantai yang selalu terkena air misalnya kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai
kemiringan 2-3 % kearah saluran dan pembuangan air.
3. Dinding
a. Permukaan rata, bersih, dicat warna terang dan mudah dibersihkan.
b. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus kedap air dan mudah dibersihkan.
c. Dinding dicat, belum dikeramik.

76
4. Ventilasi
Ventilasi memadai untuk menjamin peredaran udara di dalam ruangan Puskesmas dengan baik.
a. Luas ventilasi 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi silang.
b. Semua jendela ruang tindakan belum diberi kawat kasa tidak permanen/penapis untuk mencegah
masuknya seranggadan agar mudah dibersihkan.
c. Bila ventilasi tidak menjamin adanya pergantian udara alamiah dengan baik maka ruangan dilengkapi
dengan penghawaan mekanis yakni menggunakan kipas angin.
d. Ventilasi dapur tidak menggunakan cerobong asap atau exhausterfan.
e. Ventilasi pada laboratorium menggunakan jendela yang mengalirkan udara luar.
f. Sistem ventilasi udara laboratorium/pemeriksaan diatur sedemikian rupa sehingga udara mengalir
masuk sesuai area bersih ke area tercemar dan keluar ke udara bebas, namun area tersebut dilalui lalu
lintas manusia. Di ruang pemeriksaan aliran udara dari belakang petugas kesehatan atau diantara
petugas dan pasien.
g. Ruang pemrosesan tidak terpasang lampu ultraviolet bila dalam keadaan tidak digunakan. Lampu
harus selalu dalam keadaan bersih dan efek germisidal lampu tidak diperiksa secara rutin setiap bulan
menggunakan alat pengukur. Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana tidak ada.
5. Atap
a. Tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus.
b. Tinggi atap lebih dari 10 meter dan belum dilengkapi dengan penangkal petir
6. Langit-langit
a. Mudah dibersihkan.
b. Dicat dengan warna terang.
c. Tinggi langit langit antara 2,70 meter sampai 3,30 meter dari lantai.
7. Pintu.
a. Kuat, tinggi minimal 2,10 meter, lebar minimal 1,20 meter dan dapat mencegah masuknya serangga,
tikus, dan binatang pengganggu lain.
b. Pintu ruang perawatan, ruang poli, dan lain-lain terbuat dari kayu yang tidak dapat menutup secara
otomatis.
c. Pintu kamar mandi yang selalu terkena air dilapisi dengan bahan plastik.
8. Jendela
a. Tidak ada kassa untuk mencegah serangga masuk.
b. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.
c. Ambang bawah jendela minimal 1 meter dari lantai
Kondisi bangunan utama Puskesmas baik, karena:
a. Tidak ada kerusakan pada struktur dan arsitektur bangunan.
b. Alur pelayanan ruang yang ada sudah sesuai standar.
c. Sirkulasi udara dan cahaya pada ruang sudah tercukupi.
d. Seluruh instalasi listrik dan sanitair berfungsi sebagai mana mestinya.
77
1.2.1.3. Persyaratan Ruang
Puskesmas Kotakulon merupakan salah satu puskesmas yang belum dilakukan pemugaran ataupu
pembangunan gedung selain Puskesmas Nangkaan dan Kademangan, namun tidak mengurangi fungsi dan
kinerja staf puskesmas. Berikiut kondisi ruangan di Puskesmas kotakulon :
a. Meskipun Puskesmas Kotakulon ruangannya belum lengkap, namun penataan ruangan sudah menurut
alur kegiatan dengan memperhatikan ruang gerak petugas dan dievaluasi pemanfaatannya.
b. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan yang cukup Ruangan diterangi
cahaya alami/lampu listrik sehingga pasien dan tulisan dapat terbaca tanpa sumber cahaya tambahan.
c. Ruangan Puskesmas bersih, bebas debu, kotoran, sampah atau limbah, tersedia tempat sampah tiap poli
pelayanan dan ruang rawat inap, atap bersih dan terawat dan tidak ada sarang laba-laba. Hal ini juga bisa
dilihat pada lantai, mebel, perlengkapan dan instrumen, pintu dan jendela, dinding, steker listrik dan
langit-langit.

Gambar 2.15 Gedung rawat jalan dan taman Puskesmas Kotakulon

Tabel 2.17. Luas Ruangan di Puskesmas Kotakulon

Luas Ruangan Puskesmas


No Jenis Ruang
(m2)

1 Pendaftarandan Rekam medik 20


2 Pertemuan -
3 Gawat darurat 20
4 Poli umum 20
5 Poligigi dan mulut 17,5
6 Poli KIA-KB 17,5
7 Bersalin 17,5
8 Imunisasi 9
9 Klinikgizi 20
10 Ruang Laktasi
11 Klinik sanitasi
12 Konsultasi/Promosi kesehatan
13 Kamar obat 12
14 Laboratorium 9
15 Kepala Puskesmas 8
16 Ruang tunggu -
17 Gudang obat 13
18 Gudang umum 17,5
19 Administrasi/ kantor 24
20 Dapur 6
21 Genset -
22 Perlengkapan kebersihan -

78
23 Linen -
24 Garasi 10
25 Parkir 40
26 KM/WC karyawan 4
27 KM/WC pasien 4
28 Laundry (Binatu) -
29 Rawat gabung ibu dan bayi -
30 KM/WC pasien rawat inap 4
31 Ruang rawat inap anak/bayi -
32 Laki laki dewasa 20
33 Perempuan dewasa 20
34 Penyakit menular/ruang isolasi -
35 Dokter jaga -
36 Ruang jaga petugas 9
Jumlah 342

Table 2.18 Jenis ruangan Puskesmas, fungsi dan Kondisinya


No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
1 Pendaftaran Penyimpanan dan pengolahan data pasien.
dan Rekam medik
2 Pertemuan Tidak punya ruang rapat, ruang TU dipakai juga sebagai ruang
rapat.
3 Gawat darurat Pelayanan triase, tindakan dan observasi.
a. Lokasi berada di bagian depan Puskesmas/ disebelah loket
pendaftaran, mudah dijangkau oleh masyarakat .
b. Tidak ada ruang triage (ruang untuk pemilahan pasien
berdasarkan kegawatdaruratannya).
c. Dilengkapi dengan ruang tunggu dan wastafel dengan sumber
air mengalir.
d. Pintu UGD dapat dilalui brankar dan mempunyai pintu masuk
serta pintu keluar melewati 1 pintu.
e. Pintu dibuat dengan 2 (dua) daun pintu dan membuka kedalam
untuk mempermudah masuknya brankar.
f. Pertemuan dinding dalam ruang berupa sudut.
g. Tidak ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan UGD.
h. Tempat tidur dengan tirai pemisah/isolasi.
i. Ruangan cukup untuk minimal 2 tempat tidur, lemari dan meja
instrumen.
j. Ambulan/kendaraan yang membawa pasien dapat sampai di
depan pintu yang areanya terlindung dari panas dan hujan.
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
4 Poli umum Pemeriksaan pasien umum dan tidak gawat (1 tempat tidur)
Kriteria ruangan:
a. Arah angin dari belakang petugas
b. Mempunyai cross ventilation(ventilasi cukup dan terbuka)
c. Mempunyai fasilitas dengan air mengalir untuk cuci tangan
5 Poligigi dan mulut Pemeriksaan serta tindakan gigi dan mulut
Kriteria ruangan:
a. Ruangan cukup untuk minimal 1 kursi gigi, lemari alat dan
sterilisator.
b. Mempunyai fasilitas dengan air mengalir untuk cuci tangan.
6 Poli KIA-KB Pelayanan KIA dan Keluarga Berencana.
Kriteria ruangan:
Mempunyai fasilitas dengan air mengalir untuk cuci tangan
7 Bersalin Pertolongan persalinan normal dan tindakan kebidanan lain bila ada
komplikasi (kuret, IUD, penjahitan dll), dengan kriteria:
a. Bukan merupakan tempat lalu lalang orang.
b. Ada kamar mandi/toilet yang berhubungan dengan kamar
bersalin
c. Tinggi pintu minimal 2,10 meter, lebar minimal 1,20 meter
d. Pintu dibuat dengan 2 (dua) daun pintu dan membuka kedalam
e. Plafon rata dan terbuat dari bahan keras
f. Mempunyai jendela, cahaya dan udara yang cukup
g. Mempunyai fasilitas untuk cuci tangan
h. Tempat tidur dengan tirai pemisah/isolasi

79
i. Pertemuan antara dinding vertikal dan lantai tidak boleh patah
tegas
j. Dilengkapi minimal 3 (tiga)steker
k. Ibu bersalin terjaga privacynya, dimana keluarga dapat
menemani.
8 Imunisasi Tempat distribusi dan imunisasi
9 Klinikgizi Tempat untuk konsultasi
10 Ruang Laktasi Tempat pemberian ASI eksklusif
11 Klinik sanitasi Tempat pelayanan kesehatan lingkungan
12 Konsultasi/Promosi Konsultasi dan penyuluhan atau pemberian informasi ke
kesehatan masyarakat
13 Kamar obat Tempat pemberian obat, pembuatan obat racik dan penyimpanan
obat harian
14 Ruang Konsultasi Tidak mempunyai ruangan untuk konsultasi obat dan pemantauan
Obat pengobatan pasien
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
15 Laboratorium Pemeriksaan spesimen pasien
Kriteria ruangan:
a. Ruangan mempunyai ventilasi ruang harus cukup dan terbuka
b. Mempunyai tempat terbuka atau tempat khusus untuk
mengeluarkan dahak (sputum both)
16 Kepala Puskesmas Ada ruangan untuk administratif kepala puskesmas
17 Ruang.tunggu Sepanjang koridor puskesmas untuk menunggu antrian pelayanan
poli dan penyuluhan.
18 Gudang obat Penyimpanan obat dengan persyaratan:
a. Luas gudang dan volume obat yang disimpan sudah sesuai
b. Tersendiri tidak dicampur barang lain
c. Sirkulasi udara baik masih kurang baik, tidak ada ekshause
d. Dapat menjamin keamanan obat baik secara fisik maupun
kimiawi
e. Melindungi obat dari cahaya matahari langsung
f. Tidak lembab namun tidak ada alat pengukur suhu/kelembaban
g. Bersih
h. Penerangan cukup/ lampu untuk gudang obat
i. Bebas hewan pengerat
j. Adanya cahaya yang masuk
k. Kunci rangkap 2 (dua) untuk dokter dan petugas gudang
19 Gudang umum Penyimpanan alat kesehatan
20 Administrasi/ kantor Administratif oleh staf Puskesmas
21 Dapur Mengolah makanan dari mentah menjadi masak
a. Ventilasi dan penerangan belum cukup
b. Sumber air bersih sesuai dengan persyaratan air bersih dan bak
cuci
c. Ada saluran pembuangan air limbah yang tertutup/ higienis.
d. Warna tembok dapur cerah
e. Tidak ada alat pemadam kebakaran ukuran kecil
f. Perabot dan alat dapur sesuai kebutuhan
g. Lantai bersih dan tidak licin
h. letaknya dekat dengan ruang perawatan
22 Genset Tidak mempunyai genset
23 Perlengkapan Tidak mempunyai tempat penyimpanan perlengkapan kebersihan
kebersihan khusus
24 Linen Tidak mempunyai tempat linen/kain tenun untuk kebutuhan
merawat pasien
25 Garasi Penyimpanan ambulans operasional/transport
26 Parkir Parkir kendaraan pengunjung dan karyawan Puskesmas
27 KM/WC karyawan Bagi karyawan disediakan 2 kamar mandi dan WC untuk 50
orang.Dibedakan untuk pria dan wanita, ukuran 1 buah @ 4 m2
28 KM/WC pasien Mempunyai 2 kamar mandi untuk pasien dan pengunjung.
Dibedakan untuk pria dan wanita, minimal 1 buah untuk pria dan 1
buah untuk wanita @ 4 m2
29 Laundry Tidak mempunyai tempat laundry
(Binatu)
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
Rawat Inap
30 Rawat gabung ibu dan Tidak mempunyai ruangan rawat gabung ibu dan bayi khusus,

80
bayi masih gabung dengan VK
31 KM/WC pasien rawat Kamar madi pasien ada 2, ukuran 1 buah @ 4 m2
inap
32 Ruang rawat inap Tidak ada rawat inap anak/bayi khusus
anak/bayi
33 Laki laki dewasa Ruang rawat inap jadi satu, belum ada pembedaan ruangan antara
34 Perempuan dewasa perawatan pria dan wanita. Ini dikarenakan ruangan perawatan yang
hanya 2 ruanagan.
35 Penyakit Tidak mempunyai ruangan rawat inap menular khusus
menular/ruang isolasi

36 Dokter jaga Tidak ada ruangan dokter jaga


37 Ruang jaga petugas Ruang untuk petugas yang bertugas jaga malam pada Puskesmas
rawat inap, jadi satu dengan kantor perawatan yang ada namun
tidak ada kamar mandi khusus untuk petugas jaga rawat inap.

Gambar 2.16 Ruangan tata usaha dan parkir Puskesmas Kotakulon

2.2.1.4. Persyaratan Kualitas Suhu, Kelembaban, Pencahayaan, Debu, dan Kebisingan


Persyaratan Kualitas Suhu, Kelembaban, Pencahayaan, Debu, dan Kebisingan di Puskesmas
Kotakulon adalah sebagai berikut :
a. Suhu dan kelembaban disetiap ruang sesuai dengan kondisi daerah setempat, kecuali ruang tertentu.
Suhu dan kelembaban ruang obat, gudang obat, dan ruang laboratorium adalah suhu 22°-27°C dan
kelembaban 40°-70°C.
b. Bila suhu udara lebih dari 30°C ruangan menggunakan kipas angin.
c. Tidak ada alat pengukur kelembapan pada ruangan yang terdapat mikroskop/peralatan elektronik.
d. Konsentrasi debu tersuspensi di setiap ruang tidak lebih dari 150mg/m3.
f. Kualitas udara ruang Puskesmas tidak berbau,terutama bebas bau gas H2S dan amoniak.
g. Intensitas kebisingan ekuivalent (leq) pada lokasi Puskesmas tidak lebih dari 55 dB (A).

2.2.1.5. Persyaratan Sarana dan Fasilitas Sanitasi


1. Air Bersih.
a. Untuk kebutuhan karyawan dan pengunjung harus tersedia sebagai berikut :
Puskesmas rawat inap 15-20 liter/orang/hari ditambah dengan 40-60 liter/orang/hari.
Air bersih untuk keperluan Puskesmas diperoleh dari PDAM, yang telah diolah sehingga memenuhi
persyaratan kesehatan.
81
b. Telah memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Distribusi ke ruangan-ruangan menggunakan sarana perpipaan.
2. Kamar Mandi dan Sarana Pembuangan Tinja (Jamban)
a. Memiliki kamar mandi dan peturasan
b. Kamar mandi dan WC yang terpisah antara karyawan dan pengunjung
c. Tersedia cukup air bersih dan sabun
d. Terpelihara dalam keadaan bersih dan tidak bau
Lubang penghawaan ventilasi berhubungan langsung dengan udara luar
e. Ada himbauan, slogan dan peringatan untuk memelihara kebersihan
f. Kamar mandi dan jamban tidak menjadi tempat perindukan vektor.
g. Sarana Pembuangan Tinja baik dan berfungsi bila sarana tersebut dalam kondisi baik dan dapat
difungsikan atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya
3. Sarana Pembuangan Air Limbah(SPAL)
a. Tersedia septik tank yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Belum mempunyai sistem SPAL yang memenuhi standar.
4. Sampah
a. Sampah infeksius dipisahkan dengan sampah non infeksius.
b. Setiap ruangan disediakan tempat sampah yang terbuat berbahan plastik yang kuat, cukup ringan,
tahan karat, kedap air, dan mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan kantong plastik sebagai
berikut:
1) Untuk sampah infeksius menggunakan kantong plastik warna kuning.
2) Benda- benda tajam dan jarum ditampung pada wadah khusus seperti botol.
3) Sampah domestik menggunakan kantorng plastik berwarna hitam, terpisah antara sampah basah
dan kering, dapat diolah sendiri atau pihak ketiga untuk pemusnahannya.
c. Sampah infeksius dimusnahkan di dalam insinerator.
d. Sampah domestik dapat dikubur, dibakar ataupun diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir
(TPA).
5. Wastafel
a. Tersedia di ruang pelayanan yaitu ruang UGD, ruang poli gigi, ruang kesehatan ibu dan anak (KIA),
ruang pengobatan, ruang periksa, ruang suntik, ruang laboratorium, dan ruang lain yang memerlukan
air.
b. Berfungsi dengan baik namun belum memakai cek valve atau kran air model siku.
c. Dilengkapi sabun dan zat antiseptik.
d. Tersedia pengering tangan (hand towel/hand tissue)
e. Terpelihara dan bersih.
6. Fasilitas sanitasi dan keamanan lainnya.
a. Ketersediaan dan distribusi air berasal dari PDAM.
b. Belum tersedia tabung pemadam kebakaran.
82
c. Belum tersedia ruangan khusus untuk penyimpanan perlengkapan kebersihan.
7. Instalasi
a. Pemasangan jaringan instalasi air minum, air limbah, gas, listrik, sistem penghawaan dan sarana
komunikasi harus aman dan terlindung sesuai ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bangunan Puskesmas lebih tinggi dari 6 meter
c. Ditata agar memenuhi syarat estetika.
d. Tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus.
8. Tersedia listrik dengan daya sesuai kebutuhan. Aliran listrik berfungsi baik, kabel dansteker terpasang
aman dan kokoh dan semua lampu berfungsi baik.
9. Wastafel dengan air mengalir.
a. Ada tersedia pada setiap ruangan periksa, ruang UGD, poli gigi, ruang KIA, ruang pengobatan, ruang
laboratorium dan ruang lainnya yang memerlukan air.
b. Dilengkapi dengan sabun cair atau zat anti septik, khusus untuk ruang pengobatan, UGD, tindakan,
KIA-KB, persalinan, gigi dan mulut.
c. Terpelihara dan selalu bersih.
d. Belum tersedia pengering tangan(hand towel/hand tissue).
Tatalaksana
1. Tata cara pemeliharaan sarana
Lantai dibersihkan dengan bahan anti septik minimal satu kali sehari.
2. Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
a. Penyusunan rencana kerja tahunan penyehatan lingkungan Puskesmas yang merupakan bagian dari
rencana kerja program penyehatan sarana tempat umum yaitu :
1) Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pemeliharaan kebersihan dan pemeriksaan sampel
air.
2) Sasaran/target tiap jenis kegiatan.
3) Jadwal pelaksanaan kegiatan.
4) Tenaga yang akan melaksanakan kegiatan, peralatan, bahan atau sarana yang diperlukan (jenis dan
jumlah).
5) Pembiayaan untuk tiap jenis kegiatan.
6) Pelaksanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan.
7) Pencatatan pelaporan.
8) Evaluasi kegiatan.
2.3. Pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan Puskesmas melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang
telah direncanakan.

83
2.2.1.6. Penanganan Sampah, Limbah dan Linen
a. Penanganan Sampah.
Ketentuan penanganan sampah yang dilakukan di Puskesmas Kotakulon :
1. Sampah infeksius dipisahkan dengan sampah non infeksius.
2. Setiap ruangan disediakan tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air, dan mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan kantong plastik dengan warna dan
lambang sebagai berikut:
a. Sampah infeksius menggunakan kantong plastik berwarna kuning. Benda tajam dan jarum
ditampung pada wadah khusus seperti safety box. Sampah dimusnahkan di dalam insineratoratau
dibawa ke Puskesmas/RS terdekat yang memiliki insinerator.
b. Sampah domestik/umum menggunakan kantong plastik berwarna hitam.Terpisah antara sampah
basah dan kering, dapat diolah sendiri, dikubur, dibakar atau diangkut/dibuang ke Tempat
Pembuangan sampah Akhir (TPA).
3. Jumlah tempat sampah 1 (satu) buah tiap kamar atau setiap radius 10 meter dan radius 20 meter
untuk ruang tunggu.Wadah sampah tertutup dengan kantong plastik.
4. Tempat pengumpulan dan penampungan sampah sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan.

b. Penanganan Limbah
1) Jenis dan definisi limbah Puskesmas
a) Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b) Limbah non medis padat adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan diluar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
c) Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan Puskesmas yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.
d) Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
Puskesmas seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anestesi dan pembuatan obat
sitotoksik.
2) PengelolaanLimbah medis padat
Limbah benda tajam dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau
tidaknya. Wadah anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka.
a) Manajemen limbah dan benda tajam
(1) Segera membuang limbah ke kontainer limbah.
(2) Limbah infeksius/ternoda darah dan cairan tubuh ke kantong plastik merah
(3) Limbah non infeksius/tidak ternoda darah atau cairan tubuh ke kantong plastik hitam.
84
(4) Hati-hati menangani benda tajam.
(5) Tidak boleh memberikan ke orang lain limbah benda tajam.
(6) Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai/membuang jarum bekas ke safety box.
b) Penyuntikan yang aman:
(1) Untuk menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja, maka semua benda tajam digunakan sekali
pakai.
(2) Langsung dibuang ke tempat penampungan sementaranya, tanpa menyentuh atau memanipulasi
bagian tajamnya seperti dibengkokkan, dipatahkan atau ditutup kembali. Jika jarum terpaksa
ditutup kembali (recapping), gunakanlah cara penutupan jarum dengan satu tangan (single handed
recapping method) untuk mencegah jari tertusuk jarum, dengan cara:
(a) Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras.
(b) Pegang semprit dengan satu tangan, masukkan ujung jarum kedalam tutup dan ungkit tutup
jarum hingga terangkat, awas jangan sampai jatuh.
(c) Bila tutup sudah menutup ujung jarum, gunakan tangan yang lain untuk mengencangkannya.
(3) Jarum suntik bekas pakai sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir atau tempat pemusnahan,
maka diperlukan suatu wadah penampungan sementara yang bersifat:
(a) Kedap air dan tidak mudah bocor serta kedap tusukan.
(b) Dapat dipergunakan dengan satu tangan, agar pada waktu memasukkan jarum tidak usah
memeganginya dengan tangan yang lain.Wadah ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi
dengan limbah dan setelah ditutup tidak dapat dibuka kembali, sehingga isi tidak tumpah.
(c) Limbah tajam ditangani bersama limbah medis. Wadah benda tajam merupakan limbah medis
dan harus dimasukkan ke dalam kantong medis/kantong plastik yang kuat dan anti bocor atau
kontainer warna sebelum di insinerasi.
(d) Tempat perwadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan direndam selama 10 menit dengan larutan
desinfektan dan dibilas dengan air mengalir apabila akan digunakan kembali sedangkan untuk
kantong plastik yang telah dipakai dankontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh
digunakan lagi.
(e) Penanganan limbah infeksius yang berasal dari poli dan ruang bersalin harus direndam dalam
larutan kaporit 3% selama 10 menit, direbus mendidih selama 1 jam 20 menit atau
dipanaskan dalam autoclave selama 15 menit dan kemudian dibakar atau ditanam dalam
tanah.
(f) Pengangkutan limbah.
Pengangkutan samapah medis menggunakan tempat khusus sampah medis/safety box untuk
jarum ke incenerator Rumah sakit dengan menggunakan ambulance.
c) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat dilakukan di Rumah Sakit Umum
Dr. Koesnadi Bondowoso.
3) Pengelolaan Limbah Medis Non Medis Padat.
85
a. Dilakukan pemilahan limbah non medis padat antara limbah basah dan limbah kering.
b. Terdapat minimal 2 (dua) buah wadah yang terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan karat,
kedap air,tertutup dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan misalnya fiberglass untuk
setiap kamar.
c. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit.
d. Limbah ditampung dalam kantong plastik warna hitam dan ada tali pengikat.
e. Limbah diikumpulkan di sentral penampungan sementara di TPS untuk kemudian dibuang di
Tempat Pembuangan Akhir.

4) Pengelolaan Limbah Cair.


Puskesmas kotakulon tidak mempunyai teknologi IPAL dan SPAL yang memenuhi standar.

c. Pengelolaan Linen
Pengelolaan tidak dilakukan karena Puskesmas Kotakulon tidak mempunyai linen.

2.2.2. Sumber Daya Manusia (SDM)


Perencanaan SDM Kesehatan merupakan salah satu unsur utama yang menekankan pentingnya
upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi SDM sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Untuk memantapkan sistim manajemen SDM Kesehatan perlu dilakukan perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan dan pemberdayaan profesi kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
004/MENKES/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.
Di Puskesmas Kotakulon data kepegawaian adalah sebagai berikut :

86
Tabel 2.19. Daftar nama staf Puskesmas Kotakulon

PANGKAT TMT TMT


NO NAMA / NIP TEMPAT TGL LAHIR JABATAN PENDIDIKAN
GOLONGAN /RUANG PANGKAT BERKALA

dr. INDAH YULI HARTATIK


1 Bondowoso,08-07-1978 Ka. PUSKESMAS Penata Tk I / III D 01 - 10 - 2013 01 - 05 - 2013 Kedokteran Umum
19780708 200604 2 020
drg. HERRY SETYONO,MM
2 Jember,02-09-1960 Dokter Gigi Pembina / IV A 01 - 10 - 2007 01 - 03 - 2013 Magister Manajemen
19600902 198903 1 005
SITI LATIFAH, Amd.Keb.
3 Bondowoso,23-04-1960 Bidan Koordinator Penata Tk I / III D 01 - 04 - 2010 01 - 03 - 2013 AKBID
19600423 198203 2 002
SRI WIDAYATI AGUSTINI,AMK.
4 Sleman,17-08-1964 Perawat Penata Tk I / III D 01 - 04 - 2013 01 - 12 - 2013 AKPER
19640817 198812 2 001
SUJIANTO ,ST
5 Trenggalek,09-08-1957 Sanitarian Penata / III C 01 - 10 - 2010 01 - 02 - 2014 Sarjana Teknik
19570809 197702 1 003
DJOKO SANTOSO
6 Bangkalan,12-05-1969 Staf Penata Muda Tk I / III B 01 - 10 - 2012 01 - 03 - 2014 SMA
19690512 199103 1 008
FARIDA POESPITANINGTYAS
7 Jember,12-04-1966 SP2TP Penata Muda Tk I / III B 01 - 04 - 2007 01 - 03 - 2014 SMA
19660412 198703 2 008
ST FATIMAH
8 Jember,08-09-1965 Bendahara Penata Muda Tk I / III B 01 - 04 - 2010 01 - 10 - 2012 SMA
19650908 198910 2 001
drg.HAYU HENNING H,M.MKes
9 Bondowoso,13-08-1982 Dokter Gigi Penata Muda Tk I / III B 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 Kedokteran Gigi
19820813 201001 2 014
IDA INDRAWATI
10 Surabaya,06-06-1965 Pengelola Obat Penata Muda Tk I / III B 01- 04 - 2012 01 - 03 - 2014 SMF
19650606 199303 2 010
SOFIYAH ,AMG
13 Bondowoso,04-01-1982 Nutrisionis Penata Muda / III A 01 - 10 - 2013 01 - 01 - 2013 DIII Gizi
19820104 200501 2 010
MIDIAN PUJO.T,S.Kep
12 Jember,13-11-1986 Perawat Penata Muda / III A 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 S1 Keperawatan
19861113 201001 1 006
NUR AINI,Amd.Keb
11 Bondowoso,06-03-1980 Bidan Penata Muda / III A 01- 10 - 2011 01 - 11 - 2012 AKBID
19800306 200312 2 005
INGE RATIH
14 DAMAYANTI.Amd.Keb Bondowoso,02-09-1977 Bidan Penata Muda / III A 01 - 10 - 2013 01 - 10 - 2012 AKBID
19770902 200604 2 017
UMI MUAROFAH,AMAK
15 Bondowoso,29-09-1981 Laborat Pengatur TK I/ II D 01- 04 - 2012 01 - 03 - 2014 Analis Kesehatan
19810929 200801 2 019
ULFAH
16 STYANINGRUM,Amd.Kep. Jombang,30-05-1980 Perawat Pengatur TK I / II D 01- 04 - 2012 01 - 03 - 2014 AKPER
19800530 200801 2 014

87
PANGKAT TMT TMT
NO NAMA / NIP TEMPAT TGL LAHIR JABATAN PENDIDIKAN
GOLONGAN /RUANG PANGKAT BERKALA

RATIH ANGGRAINI,Amd.Kep.
17 Probolinggo,04-03-1984 Perawat Pengatur Tk I / II D 01- 10 - 2013 01 - 02 - 2013 AKPER
19840304 200902 2 002
DENIK ISTAMIARTI,S.Kep.Ns
18 Bondowoso,05-01-1978 Perawat Pengatur Tk I/ II D 01- 10 - 2011 01 - 05 - 2012 AKPER
19780105 200701 2 011
PUTRI WULANDARI.A, A.Md.Kep
19 Bondowoso,21-08-1987 Perawat Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKPER
19870821 201001 2 008
ENGGAR SRI
20 WAHYUNI,Amd.Keb Buluagung,17-06-1972 Bidan Pengatur/ II C 01 -04 - 2012 01 - 11 - 2013 AKBID
19720617 200501 2 013
DERISKA, E.P, Amd.Keb.
21 Bondowoso, 21-07-1987 Bidan Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKBID
19790610 201001 2 022
ERLINA RATNA
22 HANDINI,A.Md.Keb Jember,18-04-1982 Bidan Pustu Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKBID
19820418 201001 2 021
ANGGRIAWAN.W,A.Md.Kep
23 Bndowoso,07-04-1987 Perawat Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKPER
19870407 201001 1 003
SILVIA NOVITA
24 Pasuruan,24-09-1974 Nutrisionis Pengatur Muda Tk I / II B 01- 04 - 2010 01 - 04 - 2012 D1 Gizi
19740924 200604 2 021
INDAH WIJAYA KUSUMAWATI
25 Bondowoso,16-09-1966 Staf Pengatur Muda TK I / II B 01- 04 - 2011 01 - 04 - 2013 SMA
19660916 200701 2 013
PURWANDANI
26 Bondowoso,20-09-1981 Staf Pengatur Muda Tk I / II B 01 - 01 - 2011 01 - 02 - 2013 SMA
19810920 200901 2 001
JUNAEDI
27 Bondowoso,26-03-1966 Pengemudi Juru / I D 01- 04 - 2011 01 - 01 - 2013 SMP
19650326 200701 1 009

28 dr.DENI AGUS SETIAWAN Batu,25-08-1982 Dokter PTT - - - Kedokteran Umum

29 FAERUZA.Amd.Kep Bondowoso,15-01-1985 Perawat - - - AKPER

30 YONATHAN WAHYU K.Amd.Kep Bondowoso,15-01-1985 Perawat - - - AKPER

31 PONRIYANTO Bondowoso, 15-12-1975 Pramu kantor - - - SMA

32 SITI NURFATIMAH Bondowoso, 18-10-1985 Petugas Loket - - - DIII AKUTANSI

88
PANGKAT TMT TMT
NO NAMA / NIP TEMPAT TGL LAHIR JABATAN PENDIDIKAN
GOLONGAN /RUANG PANGKAT BERKALA

33 KHODRATULLAH HARI I Bondowoso, 31-08-1985 OPR. Komputer - - - DIII KOMPUTER

2 EKA WAHYUNI, Amd.Keb Bondowoso, 28-09-1988 Bidan - - - AKBID


AKPER
3 BOBY PRASETYO,Amd.Kep Bondowoso, 02-07-1989 Perawat - - -
AKPER
4 FARINA APRILIA, Amd.Kep Bondowoso, 11-04-1987 Perawat - - -
AKPER
5 MOHAMMAD LUTFI, Amd.Kep Bondowoso, 13-09-1988 Perawat - - -
AKPER
6 IKA WINDA P,Amd.Kep Bondowoso, 08-10-1989 Perawat - - -
AKPER
7 DEWI CATUR, Amd.Kep Bondowoso, 26-04-1989 Perawat - - -

8 KURNIA WIDYA, Amd.Keb Bondowoso, 19-04-1990 Bidan - - - AKBID

9 MUHADI Bondowoso, 01-07-1979 Pesuruh - - - SMA

10 SAMSUL ARIFIN Bondowoso, 04-03-1979 Penjaga Malam - - - SMPP

13 KHUSNUL KHOTIMAH Malang, 03-05-1978 As. Apoteker - - - SMK FARMASI


Bidan AKBID
12 SISKA P, Amd.Keb Bondowoso, 04-10-1989 - - -
Bidan AKBID
11 SANDHI YUDHI, N. Amd.Keb Bondowoso, 14-07-1989 - - -
Bidan AKBID
14 VONNY S.B. Amd.Keb Bondowoso, 04-09-1984 - - -

15 WINDA SETARIANA, Amd.Kep Bondowoso, 16-11-1991 Perawat - - - AKPER

16 ARIS WICAKSONO, SST Bondowoso, 10-08-1988 Perawat Gigi - - - DIV

17 RATNA WULANSARI, Amd.Kep Bondowoso, 12-08-1989 Perawat - - - AKPER

89
Tabel 2.20 Ketenagaan dan Kompetensi Puskesmas Kotakulon

Jumlah tenaga ( orang)


No Kompetensi Puskesmas
Kotakulon

1 Sarjana Dokter Umum 2


2 Sarjana Sanitarian 1
3 Sarjana keperawatan 1
4 Sarjana Dokter gigi 2
5 DIII Informatika 1
6 DIV Keperawatan Gigi 1
7 DIII Keperawatan 15
8 SMEA/SMA/SMK/SPMA 8
9 SLTP 1
10 Asisten Apoteker 2
11 D III Gizi 1
12 D I Gizi 1
13 D II Kebidanan 11
14 D III Akutansi 1
15 DIII Analis kesehatan 1
Jumlah 49
Jumlah tenaga puskesmas diatas terdiri dari 27 pegawai negri sipil, 3 pegawai PTT dan 19 lainnya
tenaga sukwan Puskesmas kotakulon.

2.21 Rincian Ketenagaan dan Kompetensi Puskesmas Kotakulon

Kompetensi Jumlah Tenaga ( orang)


Jenis Kompetensi
No Tambahan Puskesmas
Ketenagaan (Ijazah)
(Pelatihan) Kotakulon

1 Kepala Sarjana a. Manajemen 1


Puskesmas Kedokteran Puskesmas.
b. Kepemimpinan
.
2 Pelakasana SMA a. Penatalaksana 1
Tata Usaha an
Kepegawaian.
b. Kearsipan.
3 Perencanaan Sarjana Penyusunan 1
dan Kedokteran. rencana dan
Evaluasi(Fung evaluasi kegiatan
sional Puskesmas.
Administrasi
Kesehatan)
4 Promosi Sarjana tehnik Penyuluh 1
Kesehatan lingkungan Kesehatan
(Fungsional
Penyuluh
Kesehatan)
5 Penanggula- Sarjana Tehnik a. Epidemiologi. 1
ngan Penyakit lingkungan b. Pengelola
(Fungsional program TB.
Epidemiolog) c. Petugas
program Kusta.
d. Entomologi
vektor Malaria.
e. Fogging untuk
petugas
Puskesmas
(IVD).
f. Entomologi
vektor IVD.
g. Pelatihan/

90
Praktek RHA
(Rapid Health
Assessment).
h. On The Job
Training
Pengelola
Program TB
Fasyankes.
i. Surveilans
PTM dan
faktor risiko
PTM.
Kompetensi
Jenis Kompetensi Puskesmas
No Tambahan
Ketenagaan (Ijazah) Kotakulon
(Pelatihan)
7 Kesehatan Sarjana Teknik Tehnis Kesehatan 1
Lingkungan Kesehatan Lingkungan.
(Fungsional Lingkungan
Sanitarian)
8 Gizi DIII gizi dan DI a. Tatalaksana 2
(Fungsional Gizi Gizi Buruk.
Nutrisionis) b. Pemantauan
Pertumbuhan.
c. Konselor ASI.
9 Bendahara SMA, DIII Manajemen Tata 3
Keperawatan,D Kelola Keuangan.
III Gizi
10 Urusan SMA Penyimpanan dan 1
Umum Pengelolaan
Barang.
12 Loket D III Akutansi Tidak ada 1
13 RR dan Kartu DIII Pengelolaan 1
Poli (Perekam Informatika Rekam Medis.
Medis
Trampil)
14 SupirAmbulan SMP a. PPGD Awam 1
s Umum.
b. Radiomedik.
c. Komunikasi.
15 Penjaga dan SMA Tidak ada 1
Petugas
Kebersihan.
16 UGD dan Poli Umum
Fungsional Dokter a. Pelatihan dan 1
Dokter. magang PPGD
untuk
dokter/GELS
(General
Emergency Life
Support)/ATLS
(Advance
Traumatic Life
Support)/ACLS
(Advance
Cardiac Life
Support).
b. Tatalaksana
Gizi Buruk.
c. Tatalaksana
Penyakit
Menular
Langsung.
d. Tatalaksana
Penyakit
Menular
Bersumber
Binatang.
e. Program TB
Strategi DOTS

91
(Directly
Observed
Treatment Of
Short Course)
f. Pemberian Obat
secara Rasional.
g. IMS, VCT dan
PITC(Provider
Inisiated
Testing and
Conseling) HIV.
h. Tatalaksana
Penyakit Tidak
Menular dan
Faktor Risiko
PTM.

Fungsional SIKep.Ners a. Asuhan 1


perawat Ahli Keperawatan
(Koordinator). b. PPGD untuk
Fungsional DIII Perawat /BLS 7
Perawat Keperawatan (Basic Life
Trampil. Support)/BCLS
( Basic
Cardiac Life
Support).
Kompetensi Puskesmas
Jenis Kompetensi
No Tambahan Kotakulon
Ketenagaan (Ijazah)
(Pelatihan)
17 Poli Umum
Fungsional DIII a. Konseling. 3
Perawat Keperawatan b. Perkesmas.
Trampil c. Tata laksana
Gizi Buruk.
d. PPGDuntuk
perawat /BLS/
BCLS.
e. MTBS.
f. IMS.
18 Ruang Rawat Inap
Fungsional DIII a. Asuhan 2
Perawat Keperawatan keperawatan
Trampil untuk Rasio jumlah b. PPGD untuk
total perawat Perawat/BLS
dengan jumlah /BCLS.
tempat tidur c. Manajemen
=1:2 d. Kinerja
Klinik.
19 Poli KIA-KB, Ruang Bersalin
Fungsional DIII Kebidanan a. APN ( Asuhan -
Bidan Ahli Persalinan
(Koordinator) Normal)
Fungsional DIII Kebidanan termasuk 6
Bidan Inisiasi
Trampil Menyusu Dini
(IMD).
b. SDIDTK
(Stimulasi
Deteksi dan
Intervensi Dini
Tumbuh
Kembang).
c. MTBS/MTBM
(Manajemen
Terpadu
Balita Sakit/
Manajemen
Terpadu Bayi
Muda).
92
Pemegang program KB
Fungsional DIII Kebidanan a. Konseling 6
Bidan Standarisasi
Trampil KB.
b. CTU
(Contraseptive
Technical
Update)
c. Konseling
PPIA
(Pencegahan
Penularan Ibu
Anak).
Kompetensi
Jenis Kompetensi Puskesmas
No Tambahan
Ketenagaan (Ijazah) Kotakulon
(Pelatihan)
21 Poli Gigi Dan Mulut
Fungsional Dokter Gigi Pelayanan darurat 2
Dokter Gigi gigi /Basic
Emergency Care.
Fungsional Perawat Gigi Asuhan -
Perawat Gigi Keperawatan Gigi
dan Mulut.
22 Kamar Obat
Tenaga Asisten Pelayanan 1
Teknis Apoteker Kefarmasian di
Kefarmasian Puskesmas.
Fungsional Apoteker -
Apoteker
23 Laboratorium DIII Analis a. Pemantapan 1
(Fungsional kesehatan Mutu Internal.
Pranata b. Phleobotomi.
Laboratorium c. On The Job
Kesehatan) Training
Pemeriksaan
Mikroskopis
TB,HIV-AIDS
dan kusta,
malaria
(khusus
wilayah
endemis).

2.2.3. Peralatan
Peralatan Puskesmas adalah peralatan medis dan non medis termasuk mebelair dan bahan
habis pakai yang dimiliki Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan program di Puskesmas, yang
mencakup rincian informasi mengenai peralatan.
Ketentuan mengenai peralatan di Puskesmas Kotakulon:
1. Setiap barang yang didropping Dinas kesehatan ke Puskesmas Kotakulon, dicatat terlebih
dahulu di buku penerimaan barang, kemudian langsung di dropping ke ruangan dan pemegang
program upaya kesehatan. Seterusnya barang yang telah di dropping adalah tanggung jawab tiap
ruangan dan pemegang program. Setiap barang dropping ada bukti barang keluar berupa tanda
tangan penerima barang dan kepala puskesmas.
2. Setiap ruangan di Puskesmas mempunyai daftar inventaris, dan kondisinya dievaluasi setiap 6
(enam ) bulan.

93
3. Peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan peralatan K3 (Keamanan dan
Keselamatan Kerja) di Puskesmas Kotakulon :
a. Pemadam kebakaran.
b. Alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Set peralatan pencegahan infeksi/APD set, terdiri dari:
1) Sarung tangan.
2) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot.
3) Masker.
4) Kaca mata goggle/pengaman mata.
5) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52 inci.
4. Peralatan yang digunakan sudah memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan.
5. Peralatan yang dipakai untuk tindakan ke pasien atau kontak dengan pasien sudah di steril
terlebih dahulu dan terjamin kebersihannya
6. Penyimpanan alat kesehatan:
a. Alat yang dibungkus: perlengkapan medis dibungkus kemudian di steril.
b. Alat yang tidak dibungkus digunakan segera untuk tindakan / kegiatan pelayanan.kondisi
alat untuk tindakan adalah steril.
c. Setelah mendisinfektan alat, alat dibersihkan lalu dikeringkan. Kemudian di steril.
7. Permukaan alat.
a. Permukaan instrumen metal bebas karat/cacat/terkelupas.
b. Permukaan peralatan yang dicat utuh dan bebas dari goresan/cacat.
c. Peralatan dari plastik atau kain pelapis utuh (tidak bocor/robek).
8. Kursi roda ada 1 (satu) buah dengan kondisi rusak ringan tapi masih berfungsi baik.
9. Pasokan oksigen dievaluasi secara berkala, dengan ketentuan:
a. Ada 3 oksigen besar dan 1 oksigen kecil dalam kondisi baik,regulator 3.1 dalam keadaan
rusak berat
b. Tabung oksigen cadangan selalu terisi penuh.
10. Pemeliharaan alat kesehatan di Puskesmas.
Pemeliharaan peralatan mempunyai tujuan mencegah resiko kerusakan peralatan yang
digunakan untuk diagnosis, pengobatan, pemantauan dan perawatan pasien. Ketentuan
pemeliharaan:
a. Peralatan yang ada d masing-masing ruangan dilakukan perawatan oleh penanggung jawab
ruangan agar kondisi alkes selalu terpelihara dan bisa digunakan sesuai kebutuhan.
b. Penanggung jawab masing-masing ruangan sudah memiliki instruksi kerja dan tata cara
penggunaan.
94
c. Semua peralatan yg berfungsi di puskesmas selalu digunakan untuk semua kegiatan.
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana peralatan dilakukan sesuai dengan bidang pelayanan
masing-masing ruangan
11. Puskesmas sudah dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai
droping dinas kesehatan.
Peralatan non medis di Puskesmas terdiri dari:
a. Kendaraan bermotor terdiri dari 4 buah sepeda motor,3 dalam kondisi baik ,1 dalam kondisi
rusak
b. Ambulan ada 1 buah dalam kondisi rusak ringan.
c. Alat-alat komunikasi :
Puskesmas mempunyai 1 telepon kantor
d. Mebelair.
1) Bersih, terawat dan dalam kondisi baik
2) Meja dan kursi masih kurang dari kebutuhan
12. Ambulan
Ambulan puskesmas digunakan untuk ;
a) Ambulan operasional/transportasi ; P3K,merujuk pasien rawat inap dan mengantar laporan
ke dinas kesehatan
b) Puskesmas (pusling); Posyandu lansia,Posyandu balita,Posbindu,Ponkestren dan upaya
kesehatan di luar gedung lainnya.
c) Merujuk pasien gawat darurat.

Dalam operasionalnya,ambulan sudah memenuh aturan sbb;


a) Sirene hanya boleh digunakan pada waktu bergerak dalam iringan jenazah (konvoi)
dengan mentaati peraturan lalu lintas tentang konvoi.Bila tidak membentuk iringan
hanya boleh mempergunakan lampu rotator.
b) Kecepatan maksimum di jalan biasa 40 km/jam dan di jalan bebas hambatan 80 km/jam.
c) Semua peraturan lalu lintas harus ditaati.

Tabel 2.22. Ambulan Puskesmas kotakulon


No Uraian Ambulan Operasional/Transport Ambulan Gadar
1 Peruntukan Puskesmas rawat jalan dan rawat inap. Puskesmas rawat inap dengan UGD
24 jam.
2 Fungsi ambulan P3K, rujukan, dan transportasi petugas Pengangkutan penderita yang
dalam rangka melakukan pelayanan memerlukan perawatan
kesehatan masyarakat di desa. khusus/tindakan darurat untuk
menyelamatkan nyawa dan
diperkirakan tidak akan timbul
kegawatan selama dalam perjalanan.
3 Hardware
a. Jenis kendaraan: roda empat atau lebih dengan peredam getaran lunak

95
b. Warna cat kendaraan:
(1) Putih atau kuning muda dengan pengenal khusus yang memantulkan cahaya.

4 Persyaratan umum ambulan:


a. Sirine ambulan ada 5 nada
b. Lampu rotator warna biru terletak di tengah depan atap kendaraan
c. AC tidak berfungsi, alat pengatur di ruangan pengemudi
d. Ruang dalam ambulan cukup tinggi sehingga infus dapat menetes dengan baik
e. Ruangan penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi.
f. Ruangan penderita hanya untuk satu (satu) tandu.
g. Pintu belakang tidak mengganggu keluar masuknya stretcher, dapat dibuka ke kiri dan ke kanan
(dua daun pintu, kupu tarung)
h. Buku petunjuk operasional dan buku petunjuk pemeliharaan kendaraan
i. Terdapat peta setempat
5 Alat komunikasi Radiomedik di ruang pengemudi Radiomedik dan mobile phone di
ruang pengemudi
6 Sumber listrik 0 12 volt DC dengan stop kontak
7 Lampu ruangan Lampu ruangan cukup terang  Lampu cukup terang, dapat
dan bukan lampu neon bergerak dan dilipat untuk
menerangi penderita
 Mempunyai spot light untuk
korban
8 Luas ruang kendaraan 1 stretcher dan 1 petugas duduk Petugas dapat berdiri
9 Kualifikasi Petugas
a. Pengemudi 1 (satu) orang pengemudi/ non 1 (satu) orang pengemudi dengan
medic berkemampuan kemampuan mengemudi
mengemudi
b. Perawat 0 1 (satu) orang perawat dengan
kemampuan PPGD, pelatihan
komunikasi dan transportasi bayi
c. Dokter 0 1 (satu) orang dokter dengan
pelatihan GELS/PPGD dokter atau
tenaga lain dengan surat pelimpahan
tugas dan wewenang dari dokter
10 Isi kendaraan
a. Gantungan infus 2 (dua) buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita
b. Air bersih dan penampungan limbah dalam kondisi rusak
c. Kotak/almari untuk obat dan peralatan.
d. Tempat duduk bagi petugas/pendamping di ruang penderita dapat dibuka/dilipat (captains seat).
e. Sabuk pengaman pasien, pengemudi maupun petugas.

11 Perlengkapan medik
a Umum:
1) Set Pemeriksaan + +
umum:
(a) Tensimeter
(b) Stetoskop

2) Emergency kit 1 1
3) APD: 2set + +
b Peralatan life saving + +
1) Airway and Breathing Set/ Peralatan resusitasi secara manual/otomatik lengkap bagi dewasa, anak
dan bayi
 Tabung Oksigen 1 1
portable dan
peralatannya (
masker oksigen
dewasa dan anak,
regulator dan
flowmeter, nasal
canule oksigen)
 Selang oksigen 1 1
dengan masker atau
kateter nasal

96
2) Trauma set
a. Neck splint/collar 1 1
splint
b. Long spine board 1 1
c. Wound toilet set + +
(1) Bidai dan mitella 0 0
verband 5 cm
dan 10 cm
(2) Elastic verband
(3) Gunting verband
(4) Manset pengikat
(5) Plester
(6) Gurita
(7) Balut cepat
(8) Tongue spatel
(9) Pinset
(10) Arteri klem
(11) Pack luka bakar
(12) Kapas alkohol
(13) Syringe 2,5cc
s/d 20 cc
(14) Urine cathether
d. Minor surgery set 0 0
4 Transport evakuasi Stretcher Stretcher dan Scoop stretcher
5 Inkubator transport 0 1
6 Perlengkapan obat-obatan
1) Obat gawat darurat 0 +
Adrenalin, Lidokain,
Sulfas Atropin,
Ephedrin,
Dexamethason,
Aminofilin,
Dopamin
2) Infus set 0 +
3) Cairan infus normal 0 +
saline
7 Bidan kit 0 0

Jenis Peralatan di Puskesmas berdasarkan ruang dan program, dibedakan menjadi:


1. Peralatan Kefarmasian : 15 jenis
2. Peralatan Penyuluhan Kesehatan : 15 jenis
3. Peralatan Klinik Sanitasi : 9 jenis
4. Peralatan KIA : 394 jenis
5. Peralatan Keluarga Berencana : 116 jenis
6. Peralatan Imunisasi : - jenis
7. Peralatan Gizi dan Laktasi : 20 jenis
8. Peralatan Poli Umum : 39 jenis
9. Peralatan UGD : 55 jenis
10. Peralatan Pengobatan Gigi dan Mulut : 36 jenis
11. Peralatan Laboratorium : 12 jenis
12. Peralatan Rawat Inap : 30 jenis
13. Peralatan dapur : 2 jenis

97
2.2.3.1. Peralatan Kefarmasian
Peralatan kefarmasian adalah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan
kefarmasian.

Tabel 2.23 Peralatan Kefarmasian

No Jenis peralatan Jumlah Alat (Jenis)

1. Peralatan Kamar Obat 4


2. Peralatan Gudang Obat 4
3. Mebelair 5
4. Bahan Habis Pakai 2
Jumlah 15

Tabel 2.24Rincian Peralatan Kefarmasian


No Jenis Peralatan Kefarmasian Jumlahalat yang berfungsi
baik
A PeralatanKamar Obat
1. Penggerus obat 1
2. Blender obat 1
3. Timbangan obat -
4. Jam/ARI sound timer 1
5. Tempat sampah 1
Jumlah 4

B Peralatan Gudang Obat


1. Palet 2
2. Rak obat 1
3. Lemari narkotika, adalah lemari untuk menyimpan 1
obat narkotika
Jumlah 4

C Mebelair kamar obat


1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Rak kerja 1
4. Lemari simpan obat 1
5. Komputer 1
Jumlah 5

D Bahan Habis Pakai


1. Plastik obat 1 ( banyak )
2. Kertas puyer 1 (banyak )
Jumlah 2

2.2.3.2.Sarana Penyuluhan Kesehatan


Tabel 2.25. Peralatan Penyuluhan
Jumlah alat yang
No Jenis Peralatan
berfungsi baik
A Set Peralatan penyuluhan ( Promosi Kesehatan )
1 Flip chart dan stands 1
2 LCD Projector 1
3 Laptop 1
4 Amplifier -
5 Wireless Microphone 1
6 Kamera foto 1
7 Megaphone/Public address system 1
8 Portable generator (lapangan) -
9 Radio -
10 Papan Informasi 1
11 Papan data 1
12 Layar yang dapat digulung (screen) 1
13 VCD-DVD player 1

98
14 TV 1
15 Komputer 1
16 Printer 1
17 Lemari peralatan Promkes 1
Jumlah 14
B Media penyuluhan ( leaflet, Poster, lembar balik, CD, Spanduk ) 1

2.2.3.3.Peralatan Klinik Sanitasi


Peralatan Klinik Sanitasi adalah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
sanitasi.Peralatan berfungsi, bila dapat digunakan untuk kegiatan. Peralatan Klinik
Sanitasi/Sanitarian kit terdiri dari 22 jenis alat yang berfungsi.

Tabel 2.26. Peralatan Klinik Sanitasi

No Jenis Peralatan Jumlah

A Peralatan Klinik Sanitasi/ Sanitarian Kit


1 Meteran 1
2 Komparator untuk mengukur kadar chlor (chlormeter ) 1
3 Pengukur cahaya (luxmeter) -
4 Pengukur Kelembaban (higrometer) -
5 Pipet tetes -
6 Digital termometer 1
7 Tabung pengukur kekeruhan 1
8 Boks pendingin, tahan dingin 7 hari (cool box) -
9 Botol sample air bermulut lebar -
10 Botol sample air berpemberat 1
11 Lampu spiritus isi 120 cc -
12 Lampu senter -
13 Pengukur kebisingan (sound level meter) -
14 Water tes kit -
15 Pengukur PH (digital PH meter) 1
16 Derigen (wadah sampel) -
17 Geolistrik (alat pemeriksa permukaan air tanah) -
18 Digital chlorin test kit 1
19 Set cetakan jamban -
20 APD untuk petugas pengelola limbah (sarung tangan panjang) -
21 Trolly khusus untuk sampah umum -
22 Perlengkapan pengambil sample makanan terdiri :
a. Sabun desinfeksi -
b. Termos es -
c. Tas pembawa sample/ tas lapangan 1
d. Sendok tahan karat 1
e. Sarung tangan steril -
f. Kantong plastik steril -
g. Pisau pemotong yang steril -
h. Flysweep net (fly grill) -
Jumlah 9

99
2.2.3.4.Peralatan Poli Kesehatan Ibu dan Anak
Adalah peralatan dan instrumen yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
dan nifas, pemeriksaan bayi dan anak serta melakukan pertolongan persalinan di Puskesmas.

Tabel 2.27 Peralatan Poli Kesehatan Ibu dan Anak

No Jenis Peralatan Poli KIA Jumlah alat ( jenis)

Set pemeriksaan kehamilan dan nifas


1. Alat medis 37
Alat non medis 18
2 Set pemeriksaan Bayi dan Anak
Alat medis 2
Alat non medis 2
Bahan habis pakai Poli KIA 47
3 Set persalinan normal 1 set
Partus set 13
Hechting set 10
Resusitasi set 4
4 Peralatan umum 15
5 Bahan habis pakai ruang bersalin 163
6 Bidan kit mobile -
Partus set 16
Hechting set 9
Resusitasi set 4
Peralatan umum 54
Jumlah 394

Tabel 2.28. Rincian Peralatan Poli KIA


No Jenis Peralatan Poli KIA Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Set Pemeriksaan Kehamilan Dan Nifas
1 Alat Medis:
a. Tensimeter air raksa 2
b. Stetoskop dewasa 3
c. Stetoskop janin Pinard/Laenec 3
d. Pocket Fetal Heart Rate Monitor (Doppler) 2
e. Termometer klinis 1
f. Reflek Hammer 1
g. Spekulum vagina (Sims) -
h. Lampu Halogen 1
i. Bengkok 5
j. Bowel metal -
k. Spekulum vagina (cocor bebek) besar,sedang dan kecil@1 14
l. Sudip lidah, logam, panjang 16,5 cm 1
m. Gunting pembalut (lister) -
n. Korentang, lengkung, penjepit alat steril, 23 cm (Cheattle) 1
o. Silinder korentang steril -
p. Baki logam tempat alat steril -
q. Toples kapas/kasa steril -
r. Torniket karet -
s. Ambubag/resusitator 1
t. Tabung oksigen besar/kecil 1
u. Tromol 20 cm -
Jumlah 37

2 Alat Non Medis


a. Tempat tidur periksa/examination bed 2
b. Timbangan dewasa dengan pengukurtinggi badan (detecto) 1 (rusak sedang)
c. Pita pengukur lengan atas (LILA) 2
d. Meteran/metline -
e. Senter -
f. Selimut 2

100
g. Lemari kaca (untuk menyimpan alat/obat) 1
h. Trolly 2 ( 1 rusak berat)
i. Meja (untuk petugas) 4
j. Kursi 4
Jumlah 18

B Set Pemeriksaan Bayi dan Anak


1 Alat Medis:
a. Temperatur axiller 1
b. Tensimeter anak -
c. Stetoskop anak -
d. ARItimer (Penghitung respirasi) 1
e. Spatula lidah -
Jumlah 2

2 Alat Non Medis:


a. Timbangan berat badan bayi (Baby scale) 1
b. Microtoize -
c. Pita pengukur LILA 1
d. Meteran -
e. Skrining kit -
f. Infantometer -
Jumlah 2

3 Bahan Habis Pakai Poli KIA


a. Sarung tangan steril/ DTT 5
b. Sabun antiseptik 6
c. Alkohol 70% 1
d. Spuit disposible 1 ml,3 ml, 5 ml 2(3 ml)
e. Kassa steril/ DTT 12 dus
f. Jelly 1
g. Bayclin/ Chlorin 9
h. Safety box 2
i. Tempat Sampah 3
j. Plastik penutup instrumen steril 1
k. Perlak alas tidur 2
l. Sprei -
m. Sarung bantal dan bantal 3
n. Hand towel/hand tissue -
Jumlah 47

C Set Persalinan Normal


1 Partus Set
a. Bak Instrumen medium dengan tutup 4
b. Gunting episiotomy 14 cm 2
c. Gunting tali pusat 16 cm 2
d. Klem Kocher (penjepit tali pusat) 4
e. Klem ½ Kocherpemecah ketuban 1
Jumlah 13

2 Hechting Set 1 set


a. Bak Instrumen kecil dengan tutup 1
b. Needle holder 14 cm 2
c. Gunting benang 14 cm 2
d. Pinset anatomis 14 cm 2
e. Pinset chirurgis 14 cm 2
Jumlah 9
3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/ Bola karet 2
b. Resusitator (balon dan sungkup) 2
Jumlah 4

4 Peralatan umum:
a. Partus bed/Bed persalinan yang bisa dilepas -
b. Meja resusitasi dengan lampu (Dop) 60 watt 1
c. Tromol untuk alat steril -

101
d. Tromol kasa diameter 20 cm -
e. Standar infus 1
f. Jam/ARI sound timer 1
g. Langseng dengan sarangan berlubang besar -
h. Sterilisator listrik 2 pintu/table autoclave 1
i. Bak plastik tempat plasenta -
j. Bowel metaldengan tutup -
k. Bengkok -
l. Nelaton kateter 14 cm -
m. Kateterkaret no. 10,12,14,16 (nelaton) 3
n. Bengkok stainless steel 5
o. Gelas Ukur -
p. Lampu sorot/lampu periksa halogen 1
q. Senter 1
r. Pispot sodok stainless steel -
s. Meja trolley stainless steel 1
t. Tempat sampah injak danbertutup -
Jumlah 15

5 Bahan Habis Pakai Ruang Bersalin


a. Jarum jahit tajam dengan penampang bulat (ukuran 9 dan 11) ½ amplop
b. Benang Catgut Chromic 2.0/3.0 5
c. Sarung tangan DTT/steril no 7,7 ½, 10
d. Sikat alat -
e. APD (Apron panjang dan tebal, tutup kepala, kaca mata gogel & sepatu -
boot)
f. Perlak, tebal, lunak 200X90 cm 3
g. Tabung suntik 2,5 atau 3 cc dengan jarum steril (sekali pakai) 30/30
h. Tabung suntik 10 ml dan jarum steril (sekalipakai), diameter 22, 14 cm -
i. IV kateter (Abbocath no.18)/infus set -
j. Benang/pita tali pusat 100
k. Jarum jahit tajam dengan penampang segi tiga (ukuran 9 dan 11) 1 amplop
l. Hand towel -
m. Chlorin / Bayclin 1 liter
n. Safety box 2
o. Plastik penutup instrumen steril -
p. Perlak alas tidur 2
q. Sprei -
r. Sarung bantal dan bantal -
s. Selimut -
t. Sarung tangan bedah (panjang) 2
u. Duk 10
v. Kasa dan kapas 12 dus (kassa)
w. Deterjen -
x. Gliserin -
y. Alkohol 70% 1
z. Sarung tangan rumah tangga 1 dus
Jumlah 180

D Bidan Kit Mobile


1 Partus Set 2 set
a. Bak Instrumen medium dengan tutup 2
b. Gunting episiotomy 14 cm 1
c. Gunting tali pusat 16 cm 2
d. Klem kocher (penjepit tali pusat) 8
e. Klem ½ kocherpemecah ketuban 1
Jumlah 14

2 Hechting Set 1 set


a. Bak Instrumen kecil dengan tutup 1
b. Needle holder 14 cm 2
c. Gunting benang 14 cm 1
d. Pinset anatomis 14 cm 2
e. Pinset chirurgis 14 cm 2
Jumlah 8

102
3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/Bola karet 3
b. Resusitator (balon dan sungkup) 1
Jumlah 4

4 Peralatan Umum Bidan Kit Mobile I set


1. Jarum jahit tajam dengan penampang bulat (ukuran 9 dan 11) 1
2. Benang Catgut Chromic 2.0/3.0 4
3. Sarung tangan DTT/steril no 7 ½ 2 dus
4. Jarum jahit tajam dengan penampang segi tiga (ukuran 9 dan 11) 1 amplop
5. Sarung tangan bedah (panjang) 2
6. Kasa 12
7. Kapas -
8. Alkohol 70% 1
9. Bayclin 9
10. Sikat alat -
11. Handuk/ tissu -
12. Senter -
13. Bengkok 5
14. Nelaton kateter 14 cm 1
15. IV kateter (Abbocath no.18) -
16. Benang/pita tali pusat 1 gulung
17. Infuse set 7
18. Tabung suntik 3 cc dengan jarum steril ( sekali pakai) 2 dus
19. Cairan infus RL 7
20. Hb Sahli 2
21. Tensimeter -
22. Stetoskop dewasa/anak -
23. Stetoskop janin (Funandoscop) 3
24. ARIsound timer 1
25. Safety box 2
Jumlah 54

Gambar 2.17 Tempat penyimpanan alat ruang KIA

2.2.3.5.Peralatan Keluarga Berencana (KB)


103
Adalah peralatan dan instrumen yang diperlukan sebelum melakukan tindakan KB ,
yaituinsersi dan ekstraksi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim),serta implant.
Peralatan Insersi Dan Ekstraksi AKDR adapah alat yang dipergunakan untuk kegiatan pelayanan
kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) , sedangkan Peralatan Implant adalah alat yang
dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan kontrasepsi implant.

Tabel 2.29 Peralatan Pelayanan Keluarga Berencana


Jumlah alat
No Jenis peralatan
( Jenis)
1 Peralatan KB 40
2 Bahan Habis Pakai AKDR 67
3 Mebelair 4
4 Penunjang 5
Jumlah 116

Tabel 2.30 Rincian Peralatan Pelayanan Keluarga Berencana


No Jenis Peralatan Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Peralatan KB
1. Bivalve speculum kecil 6
2. Bivalve speculum sedang -
3. Bivalve speculum besar 9
4. Tenaculum 3
5. Sonde Uterus 1
6. Forcep/korentang 1
7. Gunting -
8. Mangkok untuk larutan antiseptik 2
9. Lampu senter (sumber cahaya yang cukup untuk menerangi cervix) 1
10. Stetoskop 2
11. Tensimeter 2
12. Meja instrumen -
13. Baki instrumen tertutup 2
14. Baki logam tempat alat steril -
15. Meja ginekologi 1
16. Waskom bengkok 5
17. Sterilisator tekanan tinggi 1
18. Gunting lurus ujung tumpul -
19. Meja periksa 2
20. Alat penyangga lengan -
21. Pinset anatomi 1
22. Skalpel -
23. Klem arteri, klem U 1
24. Mess bedah -
Jumlah 40

B Mebelair:
1. Kursi 4
2. Meja ½ biro -
Jumlah 4

C Penunjang:
1. Ember untuk dekontaminasi 1
2. Penyekat ruangan 2
3. Tempat sampah medis 1
4. Tempat sampah non medis 1
Jumlah 5

D Bahan habis pakai AKDR


1. Selimut 2
104
2. Kasa/kapas 1/30
3. Cairan antiseptik 1
4. IUD 10
5. Apron/celemek 1
6. Tutup kepala -
7. Sarung tangan, no. 6 ½,7,7 ½ 1 dus
8. Kateter, karet no. 10,12,14,16 (nelaton) 4
9. Kain steril penutup nampan -
10. Duk bolong 10
11. Implant 10
12. Anestesi local 27
13. Spuit disposable 3 cc -
14. Safety box -
Jumlah 67

2.2.3.6.Peralatan Imunisasi
Peralatan Imunisasi adalah sejumlah alat medis yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan imunisasi.
Tabel 2.31 Peralatan Pelayanan Imunisasi
Jumlah Alat
No Jenis peralatan
(Jenis)
1 Kit Imunisasi 22
2 Peralatan Surveilans -
3 Mebelair 3
4 Penunjang 1
5 Bahan Habis Pakai 13
Jumlah 39

Tabel 2.32. Rincian Peralatan Imunisasi


No Peralatan Imunisasi Jumlah alat
yang berfungsi
baik
A Kit Imunisasi adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan imunisasi
1. Pinset 1
2. Boks pendingin, tahan dingin 7 hari -
3. Termos khusus, tahan dingin 12 jam 4
4. Termos vaksin, tahan dingin 3 hari -
5. Vaksin carier 3
6. Lemari es biasa ( alat pembuat cool pack) -
7. Cool pack 10
8. Lemari es penyimpan vaksin standar WHO /UNICEF atau lemari es 1
minyak tanah(tipe absorbsi) untuk daerah terpencil/kepulauan
9. Termometer pada lemari es 1
10. Freeze tag (alat pemantau suhu beku di lemari es) 1
11. Termometer Muller (untuk pemantauan suhu dalam kulkas) 1
Jumlah 22

B Peralatan Surveillans
1. Komputer -
2. Printer -
Jumlah -
No Peralatan Imunisasi
C Mebelair
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
Jumlah 3

D Penunjang
1. Tas lapangan -

105
2. Tempat sampah basah -
3. Tempat sampah kering,bertutup 1
Jumlah 1

E Bahan habis pakai


1. ADS (AutoDistruct Syringe) 0.05 ml, 0.5 ml, 5.0 m 100/500/100
2. Kapas 1
3. DPT-HB Combo 23
4. HB uniject 100
5. Polio 20
6. BCG 15
7. Pelarut BCG 15
8. Campak 18
9. Pelarut campak 18
10. DT 17
11. Td 14
12. TT (Tetanus Toxoid) 11
13. Safety box volume 5 liter 5
Jumlah 13 jenis

Gambar 2.18 Box pendingin vaksin dan vaksin carier di ruang Imunisasi Puskesmas Kotakulon

2.2.3.7. Peralatan Ruang Gizi dan KlinikLaktasi


Adalah sejumlah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi
dan menyusui untuk Puskesmas Rawat Jalan maupun Rawat Inap/PONED yang berfungsi dengan baik

Tabel 2.33 Peralatan Gizi dan Klinik Laktasi


Jumlah alat yang
No Jenis peralatan
berfungsi baik ( Jenis)
1 Set alat antropometri 6
2 Set penyuluhan gizi 4
3 Set peralatan Klinik Laktasi -
4 Mebelair 10
5 Bahan Habis Pakai -
Jumlah 20 jenis

Tabel 2.34. Rincian Peralatan Gizi dan Klinik Laktasi


JumlahAlat yang
No Jenis Peralatan
Berfungsi Baik
106
A Set Alat Antropometri
1. Timbangandetecto/timbangan digital/uni scale -
2. Baby scale (timbangan bayi) 1
3. Pengukur tinggi badan (mikrotoise) 1
4. Alat ukur panjang badan (length board) 3
5. Alat pengukur lingkar lengan atas (LiLA) 1
Jumlah 6 jenis

B Set Penyuluhan Gizi


1. Software nutriclin -
2. Poster-poster gizi 1/4
3. Food model 1/40
4. Leaflet diet 1/20
5. Buku Daftar Komposisi Bahan Makanan ( DKBM) 1
Jumlah 4 jenis

C Set Peralatan Klinik Laktasi


1. Boneka model payudara (tetek-tetekan) -
2. Baby feeding tube Fr.3,5 panjang 35 cm -
3. Cangkir dan tutupnya -
4. Dispenser /termos air panas -
5. Pompa payudara untuk ASI -
Jumlah -

D Mebelair
1. Meja ½ biro 2
2. Kursi kerja 2
3. Kursi hadap 3
4. Lemari gantung (locker tempat leaflet) 1
5. Lemari kaca 1
6. Komputer set 1
Jumlah 10

E Bahan Habis Pakai Klinik Laktasi


1. Disposible syringe 20 cc -
2. Disposible syringe 10 cc -
3. Disposible syringe 5 cc -
4. Kassa steril beserta tempatnya (toples) -
5. Tissue dan tempatnya -
6. Sabun cuci -
Jumlah 20 jenis

Gambar 2.19 Peralatan food model gizi Puskesmas Kotakulon

2.2.3.8. Peralatan Poli Umum

107
Peralatan Poli Umum adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan di poli umum.

Tabel 2.35 Peralatan Poli Umum


No Jenis Peralatan Jumlah Alat (Jenis)
1 Set pemeriksaan umum 9
2 Set pemeriksaan mata 2
3 CHN kit -
4 Mebelair 6
5 Bahan Habis Pakai 22
Jumlah 39

Tabel 2.36Rincian Peralatan Poli Umum


No Peralatan Poli Umum Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Set Pemeriksaan Umum
1. Manset anak dengan velcro -
2. Stetoskop duplex/simplex 2
3. Tensimeter, air raksa atau tensimeter, tanpa air raksa/pegas 1
4. Lampu senter/pen light -
5. Kaca kepala -
6. Kaca pembesar -
7. Termometer klinis (mulut/ ketiak) dewasa -
8. Termometer klinis (mulut/ ketiak/dubur) bayi 1
9. Palu pengukur refleks 1
10. Sudip lidah, logam, panjang 12 cm -
11. Sudip lidah, logam, panjang dan 16,5 cm 1
12. Jam/ARI sound timer (Pengukur waktu untuk mengukur nadi dan 1
pernafasan)
13. Torniquet karet -
14. Timbangan dewasa atau timbangan dengan pengukur tinggi badan -
15. Meteran -
16. Alat pembaca foto rontgen (film viewer) -
17. Tempat sampah medis bertutup 1
18. Tempat sampah non medis bertutup 1
19. APD (Kaca mata goggle, sarung tangan,masker) -
Jumlah 9

B Set Pemeriksaan Mata


1. Lembar Optotip Snellen yang dilengkapi clock dial untuk 1
pemeriksaan visus
2. Lembar kartu tes baca -
3. Bingkai uji coba trial lens (trial frame) -
4. Lensa uji coba (trial lens set), untuk pemeriksaan visus -
5. Tes buta warna (Buku Ishihara-Kanehara) 1
6. Lup binokuler (lensa pembesar) 3-5 Dioptri -
7. Kartu tes penglihatan dekat -
Jumlah 2

No Peralatan Poli Umum


C CHN kit -
1. Stetoskop Duplex Dewasa -
2. Tensimeter -
3. Palu pengukur refleks -
4. Alat test darah/Hemoglobinometer -
5. Pen light -
6. Alat pengukur tinggi badan/Pita meteran (150 cm) -
7. Timbangan Badan -
8. Termometer air raksa -
9. Nierbeken -
10. Bak instrumen -
11. Kom -

108
12. Kom tutup -
13. Bowel metal -
14. Kaca Pembesar -
15. Tas CHN kit -
16. Hechting set,terdiri dari : -
a) Gunting verban -
b) Gunting jaringan -
c) Gunting iris lurus -
d) Pinset Anatomis -
e) Pinset Chirurgis -
f) Arteriklem -
g) Scalpel/tangkai pisau operasi -
h) Needle holder -
17. Duk bolong -
Jumlah -

D Mebelair
1. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya (matras, bantal, sprei, 1
perlak dan sarung bantal)
2. Meja kerja ½ biro -
3. Kursi kerja pemeriksa 1
4. Kursi hadap pasien 1
5. Lemari simpan alat 1
6. Meja instrumen/alat 1
7. Komputer 1
Jumlah 6

E Bahan habis pakai


1. Masker 20
2. Sudip lidah disposable -
3. Sarung tangan 61/2, 7, 71/2 -
4. Hand towel 1
5. Sabun cair 1
6. Safety box -
Jumlah 22

2.2.3.9. Peralatan UGD


Peralatan UGD adalah sejumlah alat yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan gawat
darurat di UGD.

Tabel 2.37Peralatan UGD


Jumlah Alat ( Jenis)
No Jenis Peralatan UGD Puskesmas
Rawat Jalan
1. Set peralatan pemeriksaandi UGD 11
2. Set resusitasi dewasa 2
3. Resusitator Infant Set -
4. Intubasi endotrakheal 2
5. Set imobilisasi -
6. Peralatan umum 6
7. Oksigen set -
8. Set tindakan 2
9. Minor surgery set 16
10. THT set -
11. Peralatan bedah kecil mata -
12. Set peralatan umum -
13. Mebelair -
14. Peralatan untuk dekontaminasi dan sterilisasi 3
15. Bahan habis pakai UGD 13
Jumlah 55 jenis
Tabel 2.38 Rincian Peralatan di UGD Puskesmas
No Jenis Peralatan UGD Jumlah Standar

109
Puskesmas Rawat
Jalan
A Set peralatan pemeriksaan di UGD
1. Manset anak dengan Velcro -
2. Manset dewasa dengan Velcro -
3. Stetoskop duplex/simplex 2
4. Tensimeter, air raksa atau tensimeter, tanpa air 1
raksa/pegas
5. Lampu senter/pen light 1
6. Kaca pembesar 1
7. Termometer klinis (mulut/ketiak) dewasa 1
8. Termometer klinis (mulut/ketiak/dubur) bayi -
9. Palu pengukur reflex -
10. Sudip lidah, logam, panjang 12 cm 1
11. Sudip lidah, logam, panjang dan 16,5 cm -
12. Jam/ARI sound timer (Pengukur waktu untuk mengukur -
nadi dan pernafasan)
13. Tourniquet karet 1
14. Timbangan dewasa atau timbangan dengan pengukur 1
tinggi badan
15. Meteran 1
16. Alat pembaca foto rontgen (film viewer) -
17. APD (kaca mata goggle, sarung tangan,masker,apron, 1
sepatu tertutup, penutup kepala)
Jumlah 11

B Set Resusitasi Dewasa, adalah alat bantu pernapasan untuk


orang dewasa
1. Balon respirasi (mengembang sendiri)/Self inflating -
bag/ambubag
2. Selang reservoar oksigen 1
3. Non rebreathing face mask 1
4. Aspirator -
5. Slang penghisap lendir. -
6. Pipa minum -
Jumlah 2

C Resusitator Infant Set, adalah alat bantu pernapasan untuk bayi


baru lahir:
1. Sungkup untuk bayi cukup bulan dan kurang bulan/prematur -
@1
2. Balon udara (neonatus) dengan katup penurun tekanan -
Jumlah -
D Peralatan intubasi endotrakheal , untuk membuka jalan nafas:
1. Nasopharyngeal tube -
2. Oropharyngeal tube -
3. Nasotrakheal tube -
4. Orotracheal tube -
5. Kanula dan masker oksigen untuk dewasa dan anak 1
6. Ambubag dewasa, anak dan bayi @1 -
7. Pipa endotrakeal (ETT) no 2,5; 3,0; 3,5; 4,0 mm @1 -
8. Stylet no 1 untuk pemasangan ETT -
9. Pelumas ( jelly) 1
10. Forceps magil -
11. Laringoscope blade lurus dan blade bengkok untuk anak -
dan dewasa minimal 1 untuk bermacam ukuran
Jumlah 2

E Set imobilisasi , terdiri dari:


1. Collar brace/neck collar dewasa dengan lubang ditengah -
leher
2. Collar brace/neck collar anak -
3. Splint -
4. Long spine board -
5. Soop stretcher -
6. Spalk/bidai semua ukuran untuk tungkai, lengan, leher, -
tulang punggung
110
Jumlah -

F Oksigen set, adalah sejumlah peralatan yang digunakan untuk


terapi oksigen
1. Nasal kanula 1
2. Sungkup berbalon -
3. Masker oksigen dewasa 1
4. Masker oksigen untuk anak -
5. Partial rebreather mask -
6. Venturi mask -
7. Bag valve mask/sungkup katup berbalon anak -
8. Bag valve mask/sungkup katup berbalon dewasa -
9. Selang oksigen 1
10. Jackson Rees -
11. Flowmeter/regulator/pengukur aliran oksigen (klep -
pengatur oksigen dengan humidifier)
12. Tabung oksigen besar 1
13. Tabung oksigen kecil . 1
14. Trolley/dorongan tabung oksigen dengan tali pengaman 1
Jumlah 6

G Set Peralatan Umum UGD


1. Radiokomunikasi medik -
2. Pispot fraktur/imobilisasi -
3. Ambulan operasional -
4. Ambulan gawat darurat -
5. Tempat sampah injak bertutup (medis dan non medis) -
6. Waskom stainless -
7. Kursi roda -
8. Kursi stool -
9. Usungan/brankar/tandu lipat -
Jumlah Peralatan Umum UGD -

H Set tindakan
1. Stand lamp 1
2. Standar infus 1
3. Infusion pump -
4. Syringe pump -
5. Jet nebulizer -
6. Suction pump /mesin penghisap lendir -
7. Semprit, gliserin -
8. Waskom cekung -
9. Waskom bengkok -
10. Paratus bertutup untuk spuit -
11. Irigator dengan konektor nilon,lurus -
12. Kateter, logam untuk wanita, no.12 -
13. Buli-buli dingin -
14. Buli-buli panas -
15. Inkubator bayi -
16. Ember penampung cairan kotor -
17. Pispot wanita, pria dan anak @1 -
Jumlah 2

I Minor surgery set, adalah sejumlah alat medis yang digunakan


untuk melaksanakan kegiatan bedah di UGD
1. Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/ tajam, 18 1
cm
2. Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/tumpul, 18 1
cm
3. Gunting bedah standar, lengkung, ujung tumpul/ tumpul, 18 1
cm
4. Gunting bedah standar, lurus, ujung tajam/tajam, 18 cm -
5. Gunting bedah standar, lurus, ujung tajam/tumpul, 18 cm -
6. Gunting bedah standar, lurus ujung tumpul/tumpul, 18 cm -
7. Gunting perban/ pembalut (Lister) -
8. Gunting plester 1
9. Gunting lurus pembuka jahitan 1
111
10. Kateter logam untuk wanita, no 12 -
11. Klem arteri,12 cm lengkung dengan gigi 1
12. Klem arteri,12cm lengkung tanpa gigi 1
13. Klem arteri, 12 cm lurus dengan Klem arteri, 12 cm lurus -
tanpa gigi
14. Klem pemegang jarum jahit dengan kunci(Baraquer) -
15. Klem pemegang jarum jahit 1
16. Klem pemegang alat tenun -
17. Korentang lengkung untuk alat steril 23 cm (Cheatle) -
18. Korentang, penjepit sponge (Forester) -
19. Silinder korentang steril -
20. Klem agrave, 14 mm (isi 100) -
21. Klem arteri, lurus (Kelly) -
22. Klem arteri, 12 cm, lengkung dengan gigi 1 x 2 (Halstead- -
Mosquito)
23. Klem arteri, 12 cm, lengkung tanpa gigi 1 x 2 (Halstead- -
Mosquito)
24. Klem arteri, 12 cm, lurus dengan gigi 1 x 2 (Halstead- -
Mosquito)
25. Klem arteri, 12 cm, lurus tanpa gigi 1 x 2 (Halstead- -
Mosquito)
26. Klem/pemegang jarum jahit, 18 cm (Mayo-Hegar) -
27. Klem pemegang jarum jahit (Matheu Standar) -
28. Klem pemegang silet (Baraquer) -
29. Pinset anatomis 14,5 cm 1
30. Pinset anatomis 18 cm 1
31. Pinset bedah 14,5 cm 1
32. Pinset bedah 18 cm 1
33. Bengkok besar 1
34. Bengkok kecil (nier-bekken) 1
35. Bak instrumen tertutup 30X30 cm -
36. Sonde pengukur dalam luka -
37. Skalpel, tangkai pisau operasi -
38. Toples kapas/kasa steril -
39. Tromol kasa/kain steril ukuran 125 X 120 mm -
40. Tromol kasa/kain steril ukuran 150 X 140 mm. -
41. Baki logam tempat alat steril 1
42. Mangkok untuk larutan 10 cc 1
Jumlah 16

J THT Set, terdiri dari: -


1. Ring THT -
2. Hook THT -
3. Aplicator kapas THT -
4. Serumen extractor THT -
5. Laringoscope blade lurus dan blade bengkok untuk anak -
dan dewasa
6. Lampu kepala/slit lamp -
7. Semprit karet untuk mengeringkan telinga -
8. Semprit untuk telinga dan luka -
Jumlah (c ) -

K Peralatan pemeriksaan dan Bedah Kecil Mata , terdiri dari :


1. Tonometer -
2. Spekulum mata (Weis) -
3. Alat melebarkan punctum lakrimalis -
4. Retraktor, pembuka kelopak mata, 13 cm (Desmares) -
5. Retrakor, pengait untuk anak-anak 16 x 16 mm -
(Langenbeck-Green)
6. Alat untuk mengeluarkan benda asing di mata -
7. Pinset epilasi, untuk mencabut bulu mata -
8. Pinset untuk insisi hordeolum/kalazion (Desmares) -
9. Kuret untuk membersihkan hordeolum (Meyerhoofer) -
10. Irisifek, dasboor (Bell) -
11. Jarum irigasi -
12. Pinset alat, bengkok (Remky) -
13. Pinset penjahit, 0,25 mm (Colibri) -
112
14. Sendok lensa mata -
15. Sonde dengan mata, 14,5 cm -
16. Spatula, alat untuk reposisi, SS (Wecker) -
17. Tang pemasang dan pencabut agrave (Michel) -
Jumlah Peralatan Bedah Kecil Mata -

L Mebelair UGD
1. Meja kerja ½ biro -
2. Kursi kerja -
3. Kursi hadap -
4. Kursi tunggu -
5. Lemari simpan alat/obat -
6. Penyekat ruangan -
7. White board -
8. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya (matras, bantal, -
sprei,perlak dan sarung bantal)
Jumlah -

M Peralatan untuk dekontaminasi dan sterilisasi adalah peralatan


yang dipergunakan untuk melaksanakan dekontaminasi dan
sterilisasi alat.
1. Sterilisator tekanan tinggi (tableautoclave) 1
2. Baki logam tempat alat steril 1
3. Korentang, penjepit sponge (forester) 1
4. Toples kapas/kasa steril -
5. Tromol kasa/kain steril 25 X 120 mm) -
6. Bak instrumen tertutup -
7. Meja instrumen/alat -
8. Lemari simpan instrumen/alat -
9. Langseng dengan sarangan berlubang besar -
10. Perebus atau pengukus peralatan untuk DTT -
11. Peralatan pembersihan dan pencucian alat -
a. Ember plastik (kapasitas 30 liter) untuk membersihkan -
dan mencuci peralatan
b. Waskom plastik (kapasitas 10 liter ) untuk -
menyiapkan larutan klorin
c. Tempat sabun -
d. Sikat alat -
Jumlah 3

N Bahan habis pakai UGD


1. Larutan klorin -
2. Sarung tangan karet untuk mencuci tangan. -
3. Sikat untuk cuci tangan -
4. Jas dokter -
5. Pakaian perawat jaga UGD 1
6. APD:
a. Masker -
b. Sarung tangan no 6 ½, 7, 7 ½,8 -
c. Apron/celemek plastik panjang 52 inchi -
d. Sepatu tertutup -
e. Penutup kepala -
7. Kantong plastik untuk sampah biologis dan infeksius. -
8. Kapas, kasa,cotton roll, cotton pellet 1
9. Disposible spuit berbagai ukuran (1 cc, 2 ½ cc , 3 cc, 5 cc, 1
10 cc, 20 cc)
10. Jarum suntik disposible no 02, 12, 14, 18, 20, 23 -
11. Alkohol pads 1
12. Safety box untuk pembuangan jarum suntik bekas -
13. Bahan habis pakai untuk infus: -
a. Infus set dewasa 1
b. Infus set anak 1
c. Jarum infus 1
d. Wing needle (jarum berkateter) no 16, 18 -
e. Surflow, Abbocath no 16,18, 20 1
14. Bahan habis pakai untuk hechting: Ada, point d kosong
a. Jarum jahit lengkung 1/2 lingkaran, penampang bulat
113
(bedah) no 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16
b. Jarum jahit lengkung 1/2 lingkaran, penampang
segitiga
c. Jarum jahit lengkung ⅜ lingkaran
d. Jarum otot besar dan jarum otot kecil
e. Benang cat gut rol/karet ( 15 m) no 3.0, nilon no 3,0
dan silk no 3,0
f. Kapas pembalut 25 gr dan perban
g. Kasa hidrofil steril
h. Duk biasa, besar (274 x 183 cm), sedang (274 x 135
cm), kecil (114 x 91 cm)
i. Duk bolong besar, sedang dan kecil
j. Skalpel, mata pisau bedah no 10, 11, 15, 20
k. Plester
l. Kain balut segitiga (mitella) dan peniti
m. Pembalut
15. Kain penutup meja mayo -
16. Bahan habis pakai untuk pemasangan kateter:
a. Folley catheter no 10, 12, 14, 16, 18 -
b. Kateter karet (Nelaton) no 10,12,14 -
c. Urine bag -
d. Selang karet untuk anus -
e. Jelly/cairan pelicin/minyak 1
17. Obat anestesi:
a. Lidokain injeksi infiltrasi 1 % atau Pehacain 2 % 1 dus (lidokain)
b. Chloretil spray -
18. Obat emergensi Point
a. Adrenalin 1:1000 c,ef,g,h,k,m,n,o,q,r
b. Noradrenalin ada
c. Norepinefrin
d. Ephedrine
e. Sulfas atropine
f. Antihistamin
g. Hidrokortison vial
h. Aminophilin 240 mg/10 ml
i. Transamin
j. Dopamin
k. Diphenhidramin
l. Diazepam ampul
m. Antipiretika
n. Koagulantia
o. Anti kejang
p. Papaverin
q. Cairan infus Ringer Lactat, Na Cl 0,9 %, Glucose 5%,
40%
r. Infus set
s. Uterotonika
t. Mg SO4
19. Bahan habis pakai UGD
a. Endotracheal tube ( ETT ) 2.5, 3, 4 -
b. Sungkup/masker sederhana -
c. Sungkup berbalon -
d. NGT (selang lambung berbagai ukuran) -
e. Selang penghisap lendir -
f. Pipa minum -
g. Kateter, selang penghisap lendir bayi -
h. Cotton bud -
i. Strip glukotest -
j. Oksigen 2
k. Penjepit formulir askep/set formulir askep -
Jumlah 13 jenis

114
Gambar 2.20 Alat sterilisasi dan babyscale di ruang UGD

2.2.3.10. Peralatan untuk Pengobatan Gigi dan Mulut


Peralatan Gigi dan Mulut (Dental Kit) adalah sejumlah alat medis yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan gigi di dalam maupun di luar gedung Puskesmas .
Dental Unit adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan gigi di dalam gedung (statis/alat yang tidak bergerak), meliputi kursi gigi,
model tidur naik turun, pompa injakan kaki, rangka bodi, unit gigi dengan landasan tetap. Peralatan
untuk Pengobatan Gigi dan Mulut terdiri dari :
a. Set Peralatan Poliklinik Gigi dan Mulut : 12 jenis
b. Mebelair : 3 jenis
c. Penunjang : 2 jenis
d. Peralatan untuk dekontaminasi dan sterilisasi : 11 jenis
e. Bahan Habis Pakai : 8 jenis
Jumlah : 36 jenis

Tabel 2.39 Peralatan untuk Pengobatan Gigi dan Mulut


No Jenis Peralatanuntuk Pengobatan Gigi dan Mulut Jumlah alat yang
berfungsi baik
A Set Peralatan Poliklinik Gigi Dan Mulut
1 Kursi periksa gigi 1
2 Dental unit lengkap ( (high speeddanlow speed) 1
3 Contra angle dan straight hand piece 1
4 Kompresor/tabung oksigen 1
5 Alat diagnostik dasar (Kaca mulut, Pinset dental, Sonde half moon, Sonde -
lurus, Excavator)
6 Set alat tambal terdiri dari:
a) Plastis filling 1
b) Stoper semen 1
c) Burniser berbagai ukuran 1
d) Stoper amalgam 1
e) Spatula semen 1
f) Diamond Bor -
g) Pelindung jari (finger sool) -
h) Kaca pengaduk (glass slap) -
i) Matriks Band + retainer -
7 Perangkat alat skeling (scaling set) Sceler berbagai tipe@1 (Kuret, Hoe, -
Sikle, Wing shape)
8 Peralatan set alat cabut

115
a. Tang cabut gigi dewasa 1 ( tdk lengkap )
b. Tang cabut gigi anak 1
c. Bein lurus -
d. Bein bengkok -
e. Cryer -
9 Periodontal probe 1
10 Peralatan prostetik -
a. Sendok cetak RA + RB berbagai ukuran -
b. Tang klammer -
c. Tang potong -
11 Tempat kapas 1
12 Sterilisator tekanan tinggi 1
13 Baki logam tempat alat steril 1
14 Korentang, penjepit spoge ( Forester) 1
15 Toples kapas/kasa steril 1
Jumlah 12 jenis

B Mebelair
1. Meja kerja ½ biro -
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari simpan alat/obat 1
Jumlah 3

C Penunjang
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup rapat 1
2. Tempat sampah tertutup 1
3. Jam/ARIsound timer -
4. Jas dokter gigi -
5. Waskom stainless -
Jumlah 2

D Peralatan untuk dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi adalah peralatan


yang dipergunakan untuk melaksanakan dekontaminasi dan sterilisasi alat.
1. Sterilisator tekanan tinggi 1
2. Baki logam tempat alat steril 1
3. Korentang, penjepit sponge (forester) 1
4. Toples kapas/kasa steril 2
5. Tromol kasa/kain steril 25 X 120 mm) 1
6. Bak instrumen tertutup 1
7. Meja instrumen/alat -
8. Lemari simpan instrumen/alat 1
9. Langseng dengan sarangan berlubang besar 1
10. Perebus atau pengukus peralatan untuk DTT -
11. Peralatan pembersihan dan pencucian alat 1
a. Ember plastik (kapasitas 30 liter) untuk membersihkan dan -
mencuci peralatan
b. Waskom plastik (kapasitas 10 liter ) untuk menyiapkan larutan -
klorin
c. Tempat sabun -
d. Sikat alat 1
e. Sikat cuci tangan -
Jumlah 11

E Bahan habis pakai untuk Pengobatan Gigi dan Mulut


1. Larutan klorin 1
2. APD: masker, Sarung tangan no 6 ½, 7, 7 ½ 5/15
3. Kapas, kasa,cotton roll, cotton pellet 1 pak/1 pak
4. Spuit 2.5 cc atau 3 cc 57
5. Mata Bor (Round, inverted, Fissure) -
6. Obat anestesi untuk gilut : Lidokain injeksi infiltrasi 1 % atau Pehacain 17
2 %, Chloretil spray
7. Obat emergensi gilut:Adrenalin 1 epi/1 adre
1:1000/Noradrenalin/Epinefrin/Norepinefrin
8. Obat untuk Pengobatan Gigi dan Mulut
a. Alkohol 70% 1

116
b. Povidon Iodine 10% 1
c. Na O Cl -
d. Larutan Chlorin 3% 1
e. Aquadest 1
f. H2O2 liquid 3% -
g. Yod Gliserin -
h. Celluloid strip -
i. Vaseline -
j. Kertas Artikulasi -
k. Matriks band dan retainer -
l. Bahan cetak -
m. Gibsum -
n. Reamers file -
9. Bahan tambal gigi:
a. Glassionomer 1
b. Composite resin -
c. Fletzer 1
d. Temporary filling 1
e. Eugenol 1
f. TKF 1
g. ChKM 1
h. Cresophene/Rockle’s 1
i. Zinc Phosphat cement 1
j. Calxinol/Dycal 1
k. Root Canal Filling -
l. Mummyfication paste 1
m. Arsen -
n. Spongostan 1 pack
o. Papper point -
p. Guttap percha -
Jumlah 8 jenis

Gambar 2.21 Peralatan dan lemari penyimpanan alat di ruang gigi Puskesmas Kotakulon

2.2.3.11.Peralatan Laboratorium
Peralatan Laboratorium (sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor 37 Tahun 2012)adalah: sejumlah peralatan laboratorium yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium di Puskesmas.
Berfungsi jika alat yang dimiliki dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan laboratorium di
Puskesmas. Tidak berfungsi adalah: jika peralatan Laboratorium peralatan yang dimiliki tidak
dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan Laboratorium.

117
Tabel 2.40 Peralatan Laboratorium
No Jenis Peralatan Laboratorium Puskemas
Rawat Jalan
1 Peralatan utama 4
2 Peralatan gelas 4
3 Mebelair 4
4 Peralatan K3 -
Jumlah 12

Tabel 2.41.Rincian Peralatan Laboratorium Puskesmas


No Jenis Peralatan Laboratorium Puskesmas Puskemas
Rawat Inap
A Peralatan utama
1. Fotometer /Chemistry analyzer -
2. Hematologi analyzer 1
3. Urine analyzer 1
4. Mikroskop binokuler dengan kotak penyimpanan yang 2
berlampu
5. Mikropipet 5 ul,10 ul, 25 ul, 50 ul, 100 ul, 200 ul, -
1000 ul, 5-50 ul, 100-500ul@1
6. Penangas air -
7. Tabung reaksi (12 mm) 40
8. Sentrifus listrik dan tabung 1
9. Tabung Laju Endap Darah (LED) 15
10. Tell Kamer -
11. Counter 2
12. Carik celup 1
Jumlah 63

B. Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk -
2. Beker glass 1
3. Botol pencuci -
4. Sentrifuge mikrohematokrit -
5. Urinometer (alat pengukur berat jenis urin) 1
6. Corong kaca 1
7. Erlenmeyer 1
8. Gelas pengukur (100ml) -
9. Objek glass dan cover glass 4
10. Pipet berskala 1 ml, 10ml 1
11. Termometer -
12. Table autoclave -
13. Jam/ARI sound timer 1
14. Autoclik 1
15. Kaki tiga -
16. Lemari es/refrigerator -
17. Lampu spiritus isi 120 cc 3
18. Torniket karet 1
19. Rak pengering 8
20. Rak tabung reaksi 6
21. Ose 1
22. Spuit dispossible 3ml, 5 ml 1 dus
23. Tips pipet/yellow tip -
Jumlah 31

C Mebelair
1. Meja ½ biro -
2. Kursi hadap 1
3. Kursi kerja 1
4. Kursi untuk ambil darah 1
5. Meja kerja lapis formica 1
6. Rak tempat simpan alkes -
Jumlah 4

D Peralatan K3
1. Pemadam kebakaran -

118
2. Peralatan P3K -
3. APD set/Set peralatan pencegahan infeksi, terdiri Sarung tangan
dari: 25 pasang,
a) Sarung tangan masker 10
b) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot buah, apron
c) Masker plastic 1 buah
d) Kaca mata goggle/pengaman mata
e) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52
inci
4. Safety box -
Jumlah 1

Gambar 2.22 Peralatan Laboraturium Puskesmas Kotakulon

2.2.3.12. Peralatan Dapur


Peralatan Dapur adalah peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan di dapur.

Tabel 2.42 Peralatan Dapur


No Jenis Peralatan Dapur Puskemas
Rawat Jalan
1 Peralatan besar 2
2 Peralatan kecil -
3 Alat makan -
4 Peralatan Khusus -
Jumlah 2

Tabel 2.43Rincian Peralatan Dapur


Jumlah peralatan yang
No Jenis Peralatan Dapur berfungsi baik
Puskesmas Rawat Jalan
A Peralatan Besar
1. Dandang atau kukusan nasi (diameter 40 1
cm)/rice cooker (kapasitas 6 liter )
2. Panci 3 ukuran diameter 15 cm -
3. Panci 3 ukuran diameter 30 cm -
4. Panci 3 ukuran diameter 40 cm -
5. Penggorengan diameter 40 cm 1
6. Troli untuk makanan 3 susun -
7. Lemari penyimpanan makanan -
8. Kompor elpiji portable, minimal 2 mata api -
9. Tabung elpiji -
10. Meja persiapan -
11. Blender -
12. Timbangan makanan -

119
13. Lemari pendingin dua pintu -
14. Rak makanan -
Jumlah 2

B Peralatan Kecil
1. Pisau dapur -
2. Sendok sayur -
3. Sodet -
4. Pembuka botol / kaleng -
5. Cobek /ulekan -
6. Serokan -
7. Talenan -
8. Saringan kelapa -
9. Saringan teh -
10. Wajan datar diameter 18 cm -
Jumlah -
C Alat – Alat Makan :
(Sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan / plastik, stainles steel, keramik )
1. Sendok dan garpu ( lusin ) -
2. Piring makanan ( lusin ) -
3. Gelas minum (lusin ) -
4. Mangkuk sayur (lusin ) -
5. Piring buah (lusin) -
6. Piring kue cekung (lusin) -
7. Cangkir bertutup (lusin) -
8. Tutup gelas (lusin) -
9. Tatanan gelas (lusin) -
10. Nampan ( lusin) -
Jumlah -

D Peralatan khusus untuk membuat formula dan


makanan bayi
1. Termos -
2. Blender -
3. Gelas ukir -
4. Sendok makan (lusin ) -
5. Sendok teh (lusin ) -
6. Panci kecil bertangkai diameter 15 cm -
7. Piring dan gelas (lusin ) -
8. Mangkok (lusin ) -
9. Waskom plastik -
Jumlah -

2.2.3.13. Peralatan Rawat Inap


Peralatan Rawat Inap adalah sejumlah peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan rawat inap.
Tabel 2.44 Peralatan Rawat Inap
No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah (Jenis)
1 Perlengkapan tenun pasien dewasa 16
2 Perlengkapan perawatan bayi ( 1 TT) 9
3 Mebelair 9
4 Bahan habis pakai -
5 Penunjang 6
Jumlah 30

Tabel 2.45Rincian Peralatan Rawat Inap


No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah
A Perlengkapan tenun pasien dewasa
1. Kasur 8
2. Bantal -
3. Sprei -

120
4. Selimut dewasa -
5. Handuk kecil (60X40 cm) -
6. Sprei kecil (steek laken) -
7. Lap mandi untuk pasien -
8. Gordyn 8
9. Baju pasien -
10. Taplak meja pasien -
11. Sarung O2 -
Jumlah 16
No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah
B Perlengkapan perawatan Bayi (1 TT)
1. Sprei -
2. Gurita -
3. Popok bayi -
4. Baju bayi -
5. Selimut bayi -
6. Handuk kecil -
7. Lap mandi untuk pasien -
Jumlah -

C Mebelair
1. Lemari tempat penyimpanan linen bersih yang tertutup -
2. Tempat tidur 8
3. Lemari kecil/bed side cabinet -
4. Kursi 1
Jumlah 9

D Bahan habis pakai


1. Duk -
2. Duk bolong -
Jumlah -

E Penunjang
1. Tempat sampah plastik untuk pasien 3
2. Pispot sodok stainless steel 3
3. Trolley stainless steel -
4. Sikat kuku -
Jumlah 6

2.2.4. Pelayanan Kefarmasian dan Obat


2.2.4.1. Pelayanan Kefarmasian
1. Deskripsi
Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan yang berorientasi kepada penyediaan obat
yang bermutu sesuai pedoman/standar,termasuk pelayanan farmasi yang terjangkau bagi semua
lapisan masyarakat.Pelayanan farmasi adalah pelayanan yang langsung bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien sesuai Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian sendiri dibagi menjadi dua yaitu kegiatan didalam gedung dan
diluar gedung.Pelayanan farmasi didalam gedung meliputi pelayanan langsung, distribusi
perbekalan farmasi,penyelenggaraan pelayanan farmasi,penyediaan informasi dan edukasi serta
penyediaan bahan/alat steril.
2. Kegiatan Kefarmasian
121
Pelayanan di dalam gedung meliputi pelayanan klinis,pelayanan informasi obat
serta konseling penggunaan obat.Visite penggunaan obat terutama untuk pasien di pelayanan
rawat inap juga merupakan kegiatan rutin Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kotakulon.

Gambar 2.23 Pelayanan obat rawat jalan dan visite bersama dokter, perawat dan gizi pada pasien rawat inap

Distribusi perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan


penyerahan obat-obatan serta alat Kesehatan. Selain untuk pasien rawat jalan dan rawat inap,
obat juga didistribusikan ke Pustu dan Poskesdes di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon.
Dengan maksud untuk mempermudah pasien mendapatkan pelayanan Kesehatan.
Pelayanan farmasi yang meliputi penyiapan, pencampuran , penyampaian serta
pemantauan obat dalam hal dosis serta fisik juga menjadi prioritas dalam pelayanan farmasi di
Puskesmas Kotakulon.Dan meskipun tidak banyak terdapat juga majalah Kesehatan sebagai
media untuk menambah informasi bagi para tenaga medis, para medis serta pasien. Puskesmas
Kotakulon juga sudah menyediakan bahan dan peralatan steril untuk keperluan kegiatan medis
dan untuk perawatan keadaan darurat.
Pelayanan kefarmasian diluar gedung meliputi kegiatan di LAPAS Bondowoso yang
dilakukan seminggu dua kali juga kegiatan pengobatan gratis bagi lansia di Bank BTPN
Bondowoso yang dilaksanakan satu bulan sekali yang merupakan kerjasama antara Bank BTPN
dan Dinas Kesehatan Bondowoso.
2.2.4.2. Obat-obatan
Manajemen atau pengelolaan obat meliputi pelayanan obat dan penyerahan obat. Alur
pelayanan obat berawal pada saat penerimaan resep. Resep diberi nomor urut segera setelah
diserahkan pasien untuk menghindari resiko tertukarnya resep antar pasien. Kelengkapan resep
yang terdiri dari nomor urut resep, Kop Puskesmas, nama dokter, tanggal penulisan resep, nama

122
pasien, umur pasien, alamat pasien, nama obat serta dosis dan aturan pakai juga harus ada. Resep
narkotik dan psikotropik dipisah untuk memudahkan pelaporan. Dan untuk menghindari efek
alergi, sesudah pelayanan stamfer dan mortir juga dibersihkan menggunakan alkohol.
Sebelum obat diserahkan kepada pasien juga dilakukan pengecekan nama pasien,
jenis obat juga daluwarsa obat. Penyerahan obat juga disertai informasi tentang aturan pakai,
frekwensi pemakaian obat, lama pengobatan , cara pemakaian, efek samping, kontra indikasi
serta penyimpanan obat. Dan untuk menghindari kemungkinan pasien lupa dalam tata cara
pemakaian obat, obat juga diberi etiket. Etiket warna putih untuk pemakaian oral dan etiket
warna biru untuk obat luar.
Penyimpanan dan pengadaan obat yang berasal dari Gudang Farmasi dan Alat
Kesehatan ( GFK ) biasanya dilakukan tiap dua bulan sekali. Penyimpanan menggunakan system
FIFO untuk menjaga kwalitas dan mutu obat.Obat ditata menurut abjad dan jenis sediaan. Obat-
obat psikotropik disimpan di lemari terpisah. Dan untuk obat suppositoria serta vaksin disimpan
dalam lemari pendingin.
Distribusi ke Pustu dan Poskesdes biasanya dilakukan tiap awal bulan atau sesuai
kebutuhan. Obat yang kedaluwarsa atau rusak disimpan terpisah agar tidak terjadi pemeberian
obat daluwarsa kepada pasien dan untuk obat narkotik dan psikotropik diserahkan kembali ke
GFK Kabupaten Bondowoso dengan Berita Acara Penyerahan. Penggunaan dan distribusi obat
dan alat Kesehatan juga diarsipkan secara teratur serta dilaporkan rutin tiap bulan ke GFK
kabupaten Bondowoso.

Puskesmas Kotakulon
Puskesmas Kotakulon
Jl. Diponegoro no. 176
Jl. Diponegoro no. 176
Kab/Kota Bondowoso Telp(0332)427087
Kab/Kota Bondowoso Telp(0332)427087
Tanggal ……..……
Tanggal ……..……
Nama:………………………..
Nama:………………………..
Aturan pakai:
……x……..tab/caps/sendok takar Obat luar
Sebelum/sesudah makan

Gambar 2.43 Etiket obat puskesmas kotakulon

123
Gambar 2.25 Distribusi obat dan kegiatan visite farmasi

2.2.4.3 Alat Habis Pakai Laboratorium


A. Persyaratan Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap pemeriksaan di
laboratorium Puskesmas. Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
a. Perhatikan tanggal kadaluarsa dan suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode First Expired First out sesuai urutan penerimaan.
c. Sisa pemakaian reagens tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan induk
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak terkena cahaya matahari
secara langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementrian Kesehatan.
i. Reagen ditentukan berdasarkan jens peralatan dan jenis pemerikasaan serta metodenya (lihat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat).

124
Gambar 2.26 Bahan Laboraturium Puskesmas Kotakulon

2.2.5. Pembiayaan dan Manajemen Keuangan


1. Pembiayaan
Dalam usaha menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kotakulon untuk
anggaran tahun 2013, menerima dari retribusi puskesmas, Jamkesmas dan BOK.
Jumlah anggaran yang diterima di tahun 2013 sebanyak Rp. 220.287.050 dan diserap semua dana
tersebut. Kemudian di dana tersebut di keluarkan sebanyak Rp. 220.287.050, sehingga kas
Puskesmas akhir tahun 2013 tidak ada.
Pendapatan dan belanja Puskesmas Kotakulon berupa : pembelian bahan bakar /BBM
ambulance, jasa pemberdayaan, jasa servise, jasa penggantian suku cadang, penggandaan, makan
minum pasien , perjalanan dinas pemeliharaan komputer dan pemeliharaan gedung Puskesmas
Kotakulon. Secara rinci ada dalam lampiran ke 16.

2.Manajemen keuangan
Manajemen Keuangan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan sebagai bahan
pengambilan keputusan. Untuk itu perencanaan, penarikan, pengelolaan, penggunaan, dan
pengendalian serta dana organisasi harus baik. Di puskesmas kotakulon manajemen keuangan sudah
berjalan dengan baik, ini dapat dilihat dari hasi PKP pada lampiran 10.

125
2.3. STANDAR UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintergrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehatan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat
Puskesmas mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan sarana
pelayanan kesehatan lain.
Puskesmas wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan
penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta
melaksanakan program prioritas pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ) dan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ), yang saling berkaitan.
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat. UKM mencakup upaya – upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi
termasuk obat tradisional dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif ( bahan tambahan
pangan ) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kenanusiaan.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesma untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. UKP mencakup upaya – upaya promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap. Pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga termasuk pengobatan tradisional ( Batra ) dan
alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan berbagai upaya kesehatan
penunjang.
Berdasarkan program, upaya kesehatan dikelompokkan menjadi :
1. Upaya Kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib merupakan kegiatan yang harus ada dalam pelayanan di
Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak, keluarga Berencana serta Anak Remaja
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
126
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
f. Upaya Pengobatan, terdiri dari :
1) Upaya Pengobatan Dasar
2) Upaya Penanganan Kegawat daruratan
3) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Pelayanan Laboratorium
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Pengembangan dapat bervariasi sesuai dengan kekhususan atau
permasalahan kesehatan diwilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia dimasing –
masing Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Tradisional
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
g. Upaya Kesehatan Indera ( mata dan telinga )
h. Upaya Kesehatan Jiwa

2.3.1. Upaya Kesehatan Wajib


2.3.1.1.Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Deskripsi
Promosi kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan
kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu,
keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat.
Tujuan Promosi kesehatan di Puskesmas adalah agar masyarakat mau dan mampu
menerapkan perilaku hodup bersih dan sehat ( PHBS ) sebagai bentuk pemecahan masalah –
masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah kesehatan yang diderita maupun yang
berpotensi mengancam, secara mandiri. Petugas Kesehatan diharapkan mampu menjadi teladan
bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.

127
Antara Promosi kesehatan Puskesmas dan pemberdayaan masyarakat merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Promosi kesehatan selalu bertujuan akan adanya kemampuan
dan kemauan masyarakat untuk bertindak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya,
sedangkan pemberdayaan masyarakat selalu harus diawali dengan pemberian informasi yang
terus menerus.
Tujuan pemberdayaan massyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan
kelu arga dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat berkontribusi dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
Salah satu bentuk proses pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya
kegiatan Desa Siaga, dan dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat ( UKBM ) di masyarakat. UKBM dibentuk dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat. Jenis UKBM antara lain Posyandu, Poskesdes, Poskestren, Pos UKK, Posbindu
PTM dan lain – lain.

a. Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan


Tabel 2.46 Kegiatan Promkes didalam gedung

No Lokasi Kegiatan di dalam Gedung


1 Tempat Penyebaran Informasi melalui media poster, leaflet yang
Pendaftaran dipasang didepan loket pendaftaran. Jenis informasi yang
disediakan :
 Informassi kesehatan yang menjadi isu saat ini
 Peraturan kesehatan seperti ; larangan merokok,
membuang sampah pada tempatnya.
 Tempat mendapat layanan

Gambar 2.27 Upaya promosi didalam gedung puskesmas Kotakulon

128
No Lokasi Kegiatan di dalam Gedung
2 Poliklinik  Petugas menanyakan tentang kondisi penyakit pasien atau
obat yang harus diminum. Jika diperlukan, pasien dirujuk
ke tempat konseling ( ke klinik bagian konseling ).
 Disediakan media promosi ; lembar balik, poster, gambar
atau model anatomi atau leaflet yang bisa dibawa pulang.

3 Ruang tunggu Dipasang poster, leflet, media penyuluhan lain tentang


penyakit dan pencegahannya dan kotak saran.

4 Ruang  Petugas menanyakan jenis pelayanan yang diinginkan


Pelayanan KIA pasien.
& KB  Memasang poster atau leflet tentang berbagai penyakit bayi
& balita ( resiko tinggi ibu hamil bayi & balita )
 Pentingnya memeriksakan kehamilan
 Pentingnya immunisasi
 Dll
5 Ruang rawat  Menggunakan lembar balik, gambar / foto
inap  Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster,
boks leaflet
 Pendekatan keagaman dengan mengajak pasien untuk
berdoa
6 Laboratorium  Meningkatkan kesadaran pasien dan pengantar akan
pentingnya melakukan pemeriksaan Laboratorium.
 Menyediakan leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat  Meningkatkan kesadaran, disiplin dan kesabaran dalam
minum obat.
 Pemasangan poster obat generik
8 Klinik Khusus  Layanan konseling Gizi, Sanitasi, konsultasi remaja dll.

9 Dinding  Dipasang Beener, spanduk dan poster asal tidak merusak


keindahan gedung.

b. Kegiatan di luar gedung


1. Kunjungan rumah
2. Penyulihan kesehatan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
4. Pembinaan Desa Siaga Aktif ( pengenalan kondisi desa, Survey Mawas Diri, MMD,
perencanaan partisipatif, Intervensi, dll )
5. Pembinaan UKBM ( Poskesdes, Posyandu Balita, Lansia, Posbindu PTM,
Poskestren, Pos UKK, dll ).

129
2.3.1.2.Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Deskripsi
Upaya kesehatan Lingkungan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi kesehatan lingkungan pada obyek atau sasaran yang diawasi, agar terwujud kualitas
lingkungan yang lebih sehat sehingga dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan
kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya kesehatan menuju derajat
kesehatan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik.
Penyehatan Lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif,
penyelidikan, pemantauan, terhadap tempat – tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, dan lain sebagainya, terhadap subtansi yaitu air, udara,
tanah, limbah, kecelakaan, makmin, dan bahan berbahaya.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan


Tabel 2.47 Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan di dalam dan di luar Gedung Puskesmas

Jenis Upaya Dalam Gedung Luar Gedung


Upaya 1. Pemetaan dan pemantauan 1. Membantu mekanisme
Kesehatan sasaran program penyehatan penyediaan & pengolahan air
Lingkungan lingkungan, tersedianya data bersih di masyarakat.
dan terpetakanya penyebaran 2. Melakukan Inspeksi Sanitasi ke ;
hasil kegiatan program. TPS, TTU, Perumahan, SAB,
2. Membuat laporan dan TPM, TP3, IRT, sanitasi dasar
dokumen lainnya. 3. Koordinasi Lintas Program dan
3. Pelayanan Konseling klinik lintas Sektor untuk kerja sama
Sanitasi dalam menangani masalah
4. Melaksanakan pemicuan kesehatan lingkungan.
STBM 4. Pembinaan dan monitoring
5. Melakukan penata laksanaan terhadap semua layanan kesehatan
manajemen KLB/bencana di wilayah kerjanya agar berjalan
6. Penata laksanaan strategi sesuai dengan Tupoksinya.
adaptasi sektor kesehatan 5. Melakukan pembinaan dalam
terhadap dampak perubahan upaya menurunkan seriko
iklim terjadinya kesakitan akibat
7. Penata laksanaan ijin kondisi lingkungan dengan
operasional pemberantasan melakukan intervensi yang tepat.
hama

130
2.3.1.3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
a. Deskripsi
Pelayanan di poli KIA dan KB Puskesmas Kotakulon meliputi :
1) Upaya pelayanan kesehatan ibu
2) Upaya pelayanan kesehatan anak
3) Upaya kesehatan remaja
4) Upaya kesehatan remaja dilaksanakan dengan prinsip kemitraan dan harus mampu
membangkitkan, mendorong keterlibatan dan kemandirian remaja. Pelaksanaan pembinaan
kesehatan remaja dilaksanakan terpadu lintas program dan lintas sektor, pemerintah dan
sektor swasta, serta LSM, sesuai dengan peran dan kompetensi masing-masing sektor secara
efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang optimal.
5) Upaya pelayanan Keluarga Berencana (KB)

b. Kegiatan upaya kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


1. Kegiatan dalam gedung
- Pelayanan Kesehatan Ibu
a. Pemeriksaan antenatal ( ANC terpadu ), natal dan post natal
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling
rentan kesehatan yaitu Ibu, Bayi serta anak dan balita.
Untuk menunjang program Pemerintah dalam bidang KIA terutama untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu ( AKI ) dan angka kematian bayi. ( AKB ).
Pemeriksaan ANC dengan pelayanan ANC terpadu yaitu pemeriksaan menyeluruh
pada ibu hamil. Standart pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan TB ( Tinggi
Badan ) & BB ( Berat Badan ), pemeriksaan TD ( Tekanan Darah ), pengukuran lingkar
lengan atas ( Lila ), penentuan presentasi kepala, pemeriksaan DJJ, pemberian suntikan
TT,pemberian tablet besi ( Fe ), periksaan laborat : Hb, Protein uri, Golongan Darah,
tatalaksana kasus, konseling p4k dan KB.

131
Gambar 2.28 Pemeriksaan ANC di Poli KIA Puskesmas Kotakulon

Di Puskesmas Kotakulon pemeriksaan ibu hamil dilaksanankan di ruang KIA


dengan sasaran semua ibu hamil yang datang berkunjung tanpa membedakan ibu hamil
tersebut berasal dari wilayah puskesmas maupun luar wilayah
b. Pemeriksaan Natal
Untuk menunjang program pemerintah dalam bidang KIA untuk meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan Bayi baru Lahir ( BBL ) dan untuk mempercepat angka
penurunan kematian ibu dan bayi sehingga dapat terwujud generasi penerus yang
berkualitas. Pelayanan pemeriksaan natal dilakukan di dalam gedung di poli KIA
puskesmas Kotakulon. Dengan melaksanakan pemeriksaan sesuai standart SOP dengan
kegiatan pemeriksaan vaginal touge untuk menentukan pembukaan, penurunan kepala,
bagian terendah, air ketuban masih atau tidak, kelenturan portio dll
c. Pemeriksaan Post natal
Untuk menunjang program pemerintah dalam menurunkan kematian bayi ( AKB )
maka dilaksanakan pemeriksaan post natal untuk menemukan sedini mungkin adanya
kelainan dan memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi. Sehingga didapatkan
generasi penerus yang berkualitas.
Pemeriksaan dilaksanakan di dalam gedung poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap
hari pada jam kerja. Pemeriksaan diberikan pada semua post natal yang datang berkunjung.
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan berat badan, pengukuran suhu, nadi, nafas, adanya
keluhan sehingga petugas dapat mengetahui adanya kelainan ataupun adanya penyimpangn
sedini mungkin.

132
d. Pelaksanaan Kelas ibu
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling
rentan kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan KIA
serta gizi sehingga salah satu tujuan pembagunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI
dan AKB dapat tercapai.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hail, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu – ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalianan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran.

Gambar 2.29 Kelas ibu hamil

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu–ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 20 mgg s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.
Pelaksanaan kelas ibu hamil di masing – masing kelurahan dengan jumlah pesrta
maksimal 10 orang dengan didampingi oleh masing – masing suami dengan kehamilan
anatara 20 – 32 minggu
e. Pertolongan persalinan
Upaya pemerintah dalam usaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi salah
satunya dengan melakukan pertolongan persalinan pada tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan sehingga memudahkan petugas untuk memantau adanya resiko yang mungkin
terjadi pada ibu bersalin sedini mungkin dan dapat mencegah adanya resiko yang mungkin
terjadi.

133
Pelayanan pertolongan persalinan dilakukan di dalam gedung puskesmas kotakulon
di ruang bersalin. Pelayanan dilakukan setiap hari 24 jam dengan standart pelayanan
dengan Asuhan Persalinan Normal ( APN ) dengan 58 langkah pelayanan yang mana
semua petugas
( Bidan ) sudah mendapatkan pelatihan APN sesuai standart ( kompeten ).
Pelayanan diberikan pada semua ibu yang akan bersalin yang datang ke Puskesmas
Kotakulon tanpa memandang ibu tersebut pasien maskin maupun non maskin.
f. Perawatan nifas
Untuk menunjang program pemerintah dalam menurunkan kematian ibu ( AKI )
maka dilaksanakan perawatan nifas untuk menemukan sedini mungkin adanya kelainan
dan memantau kesehatan ibu selama masa nifas.
Perawatan nifas dilakukan didalam gedung puskesmas kotakulon yang datang
berkunjung tanpa membedakan status social dimasyarakat.
Pelayanan nifas dilakukan sesuai dengan standart pelayanan masa nifas dengan
pemeriksaan tanda – tanda vital, kontraksi uterus, defekasi + miksi, lokhea, produksi ASI
dan adanya keluhan – keluhan yang muncul, sehingga dapat diketahui adanya kelainan
g. Penyuluhan
Upaya pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan wanita yang berkaitan
dengan fungsi keibuannya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dan
akselerasi penurunan angka kematian ibu ( AKI ) yang dimulai sejak periode usia subur,
kehamilan, persalinan, nifas dan meneteki untuk menujang hal tersebut dilakukan
penyuluhan kepada ibu dimulai dari periode yang tersebut diatas.
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan metode penyuluhan perorangan pada ibu
hamil, ibu yang akan bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.
h. Bimbingan konseling gizi
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan wanita untuk mencapai derajat
kesehatan setinggi – tingginya dan untuk menurunkan angka kematian ibu ( AKI ) untuk
menunjang hal tersebut pemerintah meningkatkan bimbingan konseling gizi untuk
mengetahui status gizi ibu hamil apakah KEK ( Kekurangan Energi Kalori ) atau tidak
karene berhubungan dengan kondisi bayi yang akan dilahirkan dan penyaskit penyerta
pada saat bersalin kelak.

134
Gambar Konseling KB di Poli KIA Puskesmas kotakulon
Gambar 2.30 Konseling gizi ibu

Kegiatan konseling gizi dilakukan didalam gedung, pelayanan diberikan pada


semua ibu hamil yang dilakukan oleh bidan yang berkolaborasi dengan petugas gizi
puskesmas
i. Pelayanan penanganan vaginitis, servisitis,, adneksitis dan ekstirpasi kista kelenjar
Bartholini
Pelayanan pada ibu untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan yang
mungkin terjadi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu, untuk itu dilakukan
pelayanan pada vaginitis, servisitis, adneksitis. Pelayanan diberikan pada semua ibu
dengan keluhan tersebut yang datang di poli KIA Puskesmas Kotakulon yang tanpa
memandang pasienmaskin maupun non maskin, pelayanan dibatasi pada pelayanan rawat
jalan dasar sesuai dengan protap tindakan yang ada.
Pelayanan ekstirpasi kista kelenjar bartholini tidak dilakukan di poli KIA
Puskesmas KOtakulon tetapi dilakukan konsultasi rujukan pada fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi ( RS ).
j. Melaksanakan deteksi dini kanker leher rahim ( IVA ) dan payudara ( sarari )
Pelayanan pada ibu untuk meningkatkan derajat kesehatan setinggi – tingginya
untuk mencapai kesejahteraan dan menurunkan angka kematian ibu ( AKI ) untuk itu
pemerintah meningkatkan pelaksanaan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim ( IVA
) dan pemeriksaan payudara ( sarari ) untuk mendeteksi sedini mungkin adanya keganasan
pada rahim dan payudara.

135
Doc. Pemeriksaan SARARI

Gambar 2.31 Pemeriksaan payudara dan IVA


Pelayanan diberikan pada semua penderita yang datang ke poli KIA Puskesmas
Kotakulon untuk periksa atau penderita yang dicurigai adanya keganasan sesuai dengan
standart pelayanan yang sudah ada.
k. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian
Adalah upaya pemerintah untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan
untuk menertibkan pencatatan dan pelaporan tentang kelahiran dan kematian serta
penyebab kematian yang terjadi pada ibu .
Pemberian keterangan kelahiran diberikan pada semua ibu yang bersalin di
fasilitas kesehatan Puskesmas Kotakulon berdasarkan keadaan pada saat kelahiran sesuai
protap yang ada.

- Pelayanan Kesehatan Anak


a. Pemeriksaan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak prasekolah
Upaya pemerintah dalam rangka pelayanan kesehatan anak untuk meningkatkan
kesehatan anak untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya, memiliki
kebugaran jasmasi, kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya
pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak anak, mulai dari terwujudnya bayi lahir
sehat dengan lahir normal, mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara
optimal sejak usia dini sampai usia prasekolah.
Pelayanan diberikan pada neonatal dan bayi sampai usia 42 hari yang datang
berkunjung ke poli KIA Puskesmas Kotakulon, pelayanan diberikan pada neonatal berupa
pemeriksaan fisik, pemantauan pertumbuhan dan adanya keluhan yang terjadi sesuai
dengan standart pelayanan yang ada.
b. Pemantauan tumbuh kembang anak ( SDIDTK )
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayananan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya agar terwujud generasi penerus
yang berkualitas, memiliki kebugaran jasmasi, kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak anak, mulai dari
136
terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal, mempertahankan hidup, tumbuh dan
berkembang secara optimal sejak usia dini sampai usia prasekolah.
Untuk saat ini pelayanan pemantauan tumbuh kembang anak ( SDIDTK ) masih
belum mampu dilaksanakan di poli KIA Puskesmas Kotakulon terkendala tempat /
ruangan yang masih kurang memenuhi syarat. Sementara ini pemantauan dilaksanakan
diluar gedung pada saat posyandu.
c. Imunisasi
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya agar terwujud generasi penerus
yang berkualitas untuk masa yang akan datang, memiliki kecerdasan intelektual yang
optimal.
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di dalam gedung di Ruang imunisasi
Puskesmas Kotakulon diberikan pada anak usia bayi yang datang berkunjung tanpa
memandang pasien maskin maupun nonmaskin.

Gambar 2.32 Pemberian vaksinpada bayi di ruang Imunisasi

Pelayanan diberikan pada jam kerja pukul 08.00 s/d 12.00 untuk pemberian
imunisasi dasar lengkap kecuali BCG dan Campak setiap hari Selasa dimulai pukul 09.00
s/d 12.00 mengacu pada umur ketahanan vaksin. Peyananan imunisasi dasar diberikan
sesuai standart pelayanan.
d. MTBM dan MTBS
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya agar terwujud generasi penerus
yang berkualitas, memiliki kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual, emosional dan

137
spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak anak, mulai dari
terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal.
Pelayanan diberikan didalam gedung Poli KIA Puskesmas Kotakulon dengan
mengacu pada format MTBM dan MTBS sesuai standart pelayanan dan dilakukan oleh
bidan Puskesmas Kotakulon.
e. Konseling Kesehatan Anak
Upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat memiliki kebugaran jasmani,
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan
dan perlindungan hak anak, mulai dari terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini sampai
usia prasekolah.

Gambar 2.33 Pelayanan konseling kesehatan anak

Pelayanan diberikan di Puskesmas Kotakulon setiap hari kerja kolaborasi dengan petugas
gizi pada semua pasien yang datang memerlukan penanganan khusus.
f. Rujukan
Upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat terwujud generasi penerus yang
berkualitas, untuk itu pemerintah memberikan pelayanan rujukan untuk mengetahui
sedini mungkin adanya penyimpangan ataupun adanya gangguan yang terjadi pada
kesehatan anak.

138
Pelayanan diberikan pada semua pasien yang datang berkunjung di Puskesmas
Kotakulon setiap hari kolaborasi dengan Dokter dan Perawat Balai Pengobatan ( BP )
Puskesmas Kotakulon.

- Pelayanan Kesehatan Remaja


1. KIE
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan remaja melalui
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan remaja agar didapatkan
generasi yang berkualitas.

Gambar 2.34 KIE Remaja di poli KIA Puskesmas Kotakulon

Pelayanan diberikan pada semua remaja yang datang berkunjung di Puskesmas


Kotakulon setiap hari pada jam kerja.
2. Pelayanan Medis
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan remaja melalui
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan remaja bekerjasama
dengan tenaga medis di puskesmas Kotakulon.

139
Gambar 2.35 Pelayanan kesehatan remaja

Pelayanan diberikan pada semua remaja yang datang berkunjung untuk


mendapatkan pelayanan di Puskesmas Kotakulon pada jam kerja setiap hari
3. Konseling
Adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan remaja
melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan remaja.
Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain dan lintas sektor terkait.

Gambar 2.36 Konseling kesehatan remaja

Pelayanan diberikan di Pukesmas Kotakulon setiap hari jam kerja pada semua
remaja yang datang berkunjung untuk konseling.
4. Rujukan
Adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan remaja
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Pelayanan diberikan pada

140
semua remaja yang datang berkunjung yang memerlukan rujukan pada fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi.

- Pelayanan Keluarga Berencana


1. Pelayanan dan konseling KB
Upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertambahan penduduk dengan
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) melalui pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan ( KTD ) dengan menggunakan kontrasepsi, termasuk
penanganan komplikasi, efek samping dan kegagalan.

Gambar 2.37 Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan diberikan pada semua PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang datang
berkunjung di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam kerja.

2. Pelayanan KB kafetaria ( IUD, Implant, suntik, pil, kondom )


Upaya pemerintah dalam mengendalikan laju pertambahan penduduk dengan
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu ( AKI ) melalui pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan ( KTD ) dengan menggunakan kontrasepsi, termasuk
penanganan komplikasi, efek samping dan kegagalan.

141
Gambar 2.38 Pelayanan KB pil

Pelayanan diberikan di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam
kerja dengan tidak membedakan pasien maskin maupun non maskin.

3. Pelayanan efek samping dan komplikasi


Adalah pelayanan yang diberikan pada pasangan usia subur yang menjadi
akseptor KB aktif yang mengalami efek samping dan komplikasi dalam pemakaian
kontrasepsi.

Gambar 2.39 konseling KB dan efek sampingnya

Pelayanan diberikan di poli KIA Puskesmas Kotakulon pada setiap hari jam kerja
dengan menerikan penjelasan tentang apa yang dialami oleh akseptor dan adanya
kecemasan yang mungkin terjadi sesuai dengan standart pelayanan yang berlaku.

4. Penyuluhan
Adalah upaya pemerintah yang diberikan pada PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang
menjadi akseptor KB yang masih aktif dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan
dengan kontrasepsi.

142
Gambar 2.40 Penyuluhan pada PUS

Pelayanan diberikan di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam kerja
dengan menggunakan lembar balik penyuluhan remaja.

5. Pelayanan dan konseling pada calon pengantin wanita, masa pra hamil dan masa antara
dua kehamilan
Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan
memberikan pelayanan dan konseling pada calon pengaantin wanita, masa pra hamil dan
masa antara dua kehamilan untuk mencapai kesehatan yang optimal agar didaptkan
generasi yang optimal.

Gambar 2.41 Pelayanan dan konseling CPW

Pelayanan diberikan di poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam kerja

6. Pelayanan PPIA
Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan
memberikan pelayanan PPIA ( Pencegahan Penularan Ibu dan Anak ) untuk mencegah
dan untuk mengetahui sedini mungkin adanya HIV dan penularannya.

143
Gambar 2.42 Pelayanan PPIA

Pelayanan diberikan pada semua ibu yang datang berkunjung ke Poli KIA
Puskesmas Kotakulon yang beresiko terpapar HIV dan kolaborasi dengaan petugas VCT
di Rumah Sakit Umum Daerah setiap hari pada jam kerja dengan tetap menjaga privasi
penderita

7. Pelayanan IVA dan Pap smear


Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengaan
memberikan pelayanan IVA dan papsmear untuk mancapai derajat kesehatan yang
optimal agar dapat diketahui sedini mungkin adanya pra kanker dan secepatnya
mendapatkan pelayanan yang optimal.

Gambar 2.43 Pemeriksaan IVA dan Papsmear

Pelayaanan diberikan di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam
kerja bekerjasama dengan petugas laboratorium baik milik pemerintah maupun milik
swasta

144
8. Rujukan
Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
dengan memberikan rujukan pada akseptor KB yang mempunyai efek samping
penggunaan kontrasepsi. Pelayanan diberikan setiap hari pada jam kerja dan kolaborasi
dengan fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

2. Kegiatan Luar Gedung Bidang KIA dilakukan dengan :


a. Kunjungan Rumah
b. Posyandu
c. Pemantauan DDTK di TK dan PAUD

a. Kunjungan Rumah
Kunjungan Rumah ini dilakukan pada :
1. Bumil yang tidak mau ANC ke Puskesmas/Posyandu serta bumil yang Resiko
Tinggi.
2. Bufas 1-42 hari dengan rincian :
 6 jam – 3 hari
 4 hari – 28 hari
 29 hari – 42 hari
3. Buteki, dilakukan pada ibu yang tidak bias/tidak mau meneteki bayinya, Buteki
dengan resiko tinggi.
4. Kunjungan Neonatus (KN)
KN dilakukan pada Bayi Baru Lahir (BBL) umur 0 – 28hari dengan rincian :
 Kunjungan 1 : 6 jam – 48 jam
 Kunjungan 2 : 3 – 7 hari
 Kunjungan 3 : 8 – 28 hari

Gambar 2.44 Kunjungan Rumah pada ibu hamil

b. Posyandu
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Kotakulon ada 36 Posyandu, yang
tersebar di 3 Kelurahan masing - masing :
 Kelurahan Dabasah 14 Posyandu
 Kelurahan Kotakulon 13 Posyandu
 Kelurahan Blindungan 9 Posyandu

145
Setiap Posyandu dibuka 1x sebulan dengan kegiatan KIA. Gizi, Imunisasi,
Diare dan KB. Posyandu ini menggunakan tekhnik 5 meja, yang masing – masing meja di
kawal oleh 1 orang kader dengan tugas meja 1 Pendaftaran, meja 2 Penimbangan, meja 3
Pencatatan, meja 4 Penyuluhan dan meja 5 Pelayanan, untuk meja 5 dilakukan oleh
Nakes. Di wilayah Puskesmas Kotakulon ini terdapat 36 Posyandu, Madya 5 Posyandu,
Purnama 7 Posyandu.

Gambar 2.45 Kegiatan Posyandu Balita

Dari 36 Posyandu di wilayah Kotakulon, ada 5 Posyandu yang telah melakukan


kegiatan tambahan, yaitu BKB dan juga bersinergi dengan PAUD terdekat, yang
demikian ini disebut dengan Taman Posyandu .
Sebagaimana disebutkan bahwa dalam salah satu meja Posyandu, yakni meja 4
dilakukan kegiatan penyuluhan, dengan topic 5 program dalam posyandu, penyuluhan
perorangan dan bias juga penyuluhan kelompok tentang isu-isu yang sedang terjadi,
missal tentang DBD, dll.
c. Pemantauan DDTK
Bayi dan Balita yang ada saat ini adalah generasi yang nantinya akan
menggantikan kita sebagai penerus bangsa. Harapan kita, penerus kita haruslah lebih
berkwalitas daripada generasi yang sekarang. Untuk itu perlu kiranya di persiapkan sejak
awal dan dari sekarang yaitu melakukan stimulasi Deteksi Dini Tumbuh kembang bayi
dan balita agar anak-anak dapat berkembang dengan baik
Pemantauan DDTK, dilakukan di luar gedung yaitu di :
1. Posyandu
2. PAUD
3. TK

146
- Di Posyandu
DDTK dilakukan pada : Bayi tiap 3bln 1x, sedangkan pada balita dilakukan
6bln 1x, sesuai yang telah ditentukan, kegiatan DDTK di Posyandu melibatkan kader
Posyandu yang sebelumnya telah dilakukan sosialisasi dengan menggunakan jembatan
keledai Surya Kanthi.
- Di PAUD dan TK :
Di wilayah Puskesmas Kotakulon terdapat 16 PAUD dan 15 TK, masing-
masing 4 PAUD dan 5 TK di Kelurahan Kotakulon, 8 PAUD dan 6 TK di Kelurahan
Dabasah, 3 PAUD dan 4 TK di Kelurahan Blindungan. DDTK di PAUD dan TK
melibatkan guru TK dan PAud yang sebelumnya sudah di sosialisasi tentang SIDTK
dan di perkenalkan jembatan keledai Surya kanthi. Setiap anak dilakukan DDTK 6bln
sekali sesuai usia perkembangannya.
d. KB
Pelayanan KB di Puskesmas Kotakulon di lakukan di dalam dan di luar gedung
 Pelayanan KB dalam gedung, terdiri atas kegiatan harian/rutin dan kegiatan
khusus/moment khusus.
Kegiatan harian : tiap hari buka klinik setiap senin – sabtu dengan jenis pelayanan
konseling, pil, kondom, suntik, implant, dan IUD.
Kegiatan Khusus :
1. Manunggal TNI KB Kes
2. IUD Ceria bersama IBI
3. Implant Senyum

Memang untuk kegiatan moment khusus, capaian akseptor memang lebih banyak hal
ini disebabkan karena melibatkan lintas sector,antara lain TNI, PKK, IBI, dll.
 Pelayanan KB luar gedung
Dilakukan di Posyandu dengan kegiatan pemberian konseling, pemberian Pil,
pemberian suntikan. Adapun capaian Puskesmas Kotakulon dalam bidang KB th
2013 adalah sebagai berikut :
Akseptor baru 247 orang , akseptor aktif semua metode 4620 dan akseptor aktif
dibina 2150 orang.

147
2.3.1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Deskripsi
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 disebutkan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain
melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan
mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di Puskesmas Kotakulon, upaya kesehatan gizi yang dilakukan adalah :
1. Pelayanan gizi masyarakat
2. Penangan gangguan gizi
3. Pemantauan status gizi
4. Kunjungan pojok gizi

b. Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Kegiatan upaya perbaikan gizi masyarakat meliputi :
a. Pelayanan gizi masyarakat
1. Pemberian kapsul Vit.A
Dilakasanakan setiap bulan pebruari dan agustus, tahun 2013 sudah mencapai 100% ( 1823
anak ) artinya semua sasaran ( bayi umur 6 – 11 bulan dan anak balita) sudah mendapatkan
Vit.A.
2. Pemberian tablet Besi
Diberikan kepada ibu hamil yang ada di wilayah Puskesmas Kotakulon, setiap ibu hamil
mendapatkan minimal 90 tablet besi. Tahun 2013 ibu hamil yang mendapatkan Fe sebanyak
368 bumil (99,73%).
3. Pelayanan BUMIL KEK
Temuan bumil KEK didapat dari Pemeriksaan di Posyandu dan puskesmas, tahun ini
jumlahnya 33 orang bumil KEK. Dari 33 bumil KEK, 2 orang mendapatkan PMT
pemulihan dan 9 orang mendapatkan makanan tambahan.
b. Penangan gangguan gizi
2. Balita gizi buruk mendapat perawatan
Tahun 2013 balita dengan gizi buruk yang ditemukan 2 anak dan keduanya sudah
mendapatkan perawatan dari puskesmas. Perawatannya berupa pemeriksaan berkala,
pemberian BMT dan MP- ASI.
3. MP – ASI pada anak usia 6 – 24 bulan
Jumlah balita GAKIN yang mendapatkan MP-ASI sebanyak 6 anak.
4. Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk

148
Jumlah balita yang mendapatkan BMT pemulihan sebanyak 6 anak (4 dari BOK dan 2 dari
PKK).
5. Balita BGM
Jumlah balita BGM tahun 2013 sebanyak 30 anak dan rata – rata mereka berasal dari
keluarga miskin. Penyebabnya diantaranya adalah bayi dengan BBLR, ekonomi keluarga,
dan kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan balita.
6. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
Dari pengambilan 52 sampel garam yang diambil dari murid SD, semuanya mengkonsumsi
garam beryodium ( 100%).
c. Pemantauan status gizi
9. Desa bebas rawan gizi
Dari 3 kelurahan yang ada diwilayah puskesmas kotakulon, semua termasuk dalam
kelurahan bebas rawan gizi. Ini terbukti dari pendataan anak BGM dan BGT yang ada di
kelurahan kurang dari 15 %. Data terlampir.
10. Balita naik berat badannya
Jumlah balita yang naik berat badannya tahun ini 91, 58% . Data terlampir.
11. Presentase balita yang ditimbang
Dari jumlah 1717 anak, 1677 yang ditimbang atau sekitar 97.67 % balita yang ditimbang.
Data terlampir.
d. Kunjungan pojok gizi
Kegiatan pojok gizi dilakukan di ruang pojok gizi dan rawat inap Puskesmas kotakulon.
Kunjungan pojok gizi tahun 2013 sebanyak 42,96% atau sekitar 598 pasien yang melakukan
konseling gizi.

Kegiatan yang dilakukan upaya kesehatan gizi di puskesmas meliputi kegiatan didalam gedung dan
diluar gedung adalah :
Tabel 2.48 kegiatan gizi didalam dan diluar gedung
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Perbaikan Gizi 1. Klinik gizi (pojok gizi) 1. Pemberian kapsul vitamin A
Masyarakat 2. Konsultasi gizi pasien rawat 2. Penimbangan setiap bulan dan
inap pemantauan pertumbuhan bayi, anak
3. Melaksanakan program balita di Posyandu
kesehatan gizi Masyarakat 3. Pengukuran tinggi badan/panjang badan
dengan sasaran ibu hamil, ibu bayi dan balita
nifas, bayi dan balita 4. Penyuluhan, pemantauan status gizi dan
4. Bayi baru lahir mendapatkan konsultasi gizi di meja IV (empat)
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) 5. Pemetaan kadarzi
dan dilanjutkan dengan 6. Monitoring garam beryodium
memfasilitasi dan motivasi 7. Penyuluhan kelompok di Posyandu
ASI eksklusif 8. Pemberian makanan pendamping ASI
5. Pemberian tablet tambah pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
darah untuk ibu hamil Merah (BGM) dari GAKIN
149
6. Pengukuran Lingkar Lengan 9. Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
Atas (LILA) ibu hamil 10. Pemberian PMT penyuluhan di
7. Pemberian kapsul vitamin A Posyandu
untuk bayi, balita dan bufas 11. Balita gizi buruk mendapat perawatan
8. Perawatan gizi buruk yang 12. Pemberian tablet tambah darah pada
ditemukan Bumil
9. Pencatatan monev gizi buruk 13. Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) mendapat PMT
Pemulihan.

Gambar 2. 46 Upaya kegiatan gizi didalam gedung

Gambar 2.47 Upaya pelayanan gizi diluar gedung

150
2.3.1.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
2.3.1.5.1. Upaya Pencegahan Penyakit
a. Deskripsi
Bondowoso merupakan salah satu kota yang dikelilingi oleh pegunungan sehingga rawan
terjadi wabah dan bencana, oleh karena itu diperlukan kegiatan surveilans epidemiologi. Wilayah
Puskesmas Kotakulon merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadi wabah penyakit menular
dan benca Pengertian surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus
terhadap suatu kasus pada suatu wilayah, yang kegiatannya meliputi: pengumpulan, penyajian,
analisis data kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular termasuk dalam keadaan
khusus misalnya terjadi bencana
Setiap kejadian bencana baik bencana alam maupun karena ulah manusia atau kedaruratan
komplek akan menimbulkan krisis kesehatan. Mengingat hal tersebut perlu kesiapsiagaan baik di
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa untuk penanggulangan bencana dan masalah
kesehatan.Meliputi upaya surveilans, pencegahan serta masalah kesehatan (wabah dan bencana).

b. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit

Tabel 2.49. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit didalam dan diluar Gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Pengamatan perkembangan 1. Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB
pencegahan penyakit (data kesakitan dan 2. Melakukan pelacakan dan menentukan daerah
penyakit kematian), baik menular maupun fokus penyakit potensi KLB (kolera, IVD,
menular penyakit tidak menular menurut Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies,
dan tidak karakteristik epidemiologi (waktu, Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit
menular. tempat dan orang) dalam rangka Antraks, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1),
kewaspadaan dini serta respon Meningitis, Demam kuning Cikungunya
Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan membuat pemetaan
2. Membuat pemetaan, daerah 3. Melakukan screening TT WUS dan atau
kantong, rawan penyakit menular memberikan imunisasi di Posyandu
disertai analisis faktor 4. Melakukan pencarian kasus penderita secara
penyebabnya aktif (pelacakan kasus, kunjungan rumah,
3. Melakukan screening TT WUS pelacakan kontak sweeping)
dan atau memberikan imunisasi 5. Melakukan pelacakan dalam upaya
4. Pelayanan konseling penanggulangan KLB
5. Membuat pencatatan dan 6. Pelayanan imunisasi di Posyandu, Ponkesdes
pelaporan kegiatan dan Pustu
6. Membuat pemetaan daerah rawan 9. Penyuluhan kepada masyarakat melalui
bencana kegiatan yang ada di desa/kelurahan setempat
7. Melakukan Sistem Kewaspadaan 10. Melaksanakan surveilans faktor risiko PTM
Dini KLB melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)
8. Melakukan deteksi dini dan atau UKBM yang ada di masyarakat
diagnosa dini PTM (Penyakit 11. Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh
Tidak Menular) masyarakat dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit menular dan tidak
menular

151
2.3.1.5.2. Upaya Pemberantasan Penyakit
a. Deskripsi
Di era global saat ini masih banyak masyarakat yang masih tidak mengerti pentingnya
menjaga kesehatan diri sediri dan kebersihan lingkungan sehingga memudahkan menularnya suatu
penyakit. Wilayah Puskesmas Kotakulon merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadi wabah
penyakit menular dan bencana.
Adapun penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah Kolera, Pes,
Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian Influenza
H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1), Meningitis, Yellow Fever dan
Chikungunya.
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Jawa Timur. Hal ini
diperlukan upaya penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara cepat dan tepat. Beberapa
penyakit menular tersebut antara lain :
1) Penyakit Kusta, masih merupakan masalah kesehatan karena 30% penderita Kusta yang ada di
Indonesia berasal dari Jawa Timur. Saat ini penderita terdaftar per 31 Desember 2012 sejumlah
5570 orang. Salah satu upaya kita untuk menurunkan angka kesakitan kusta dengan meningkatkan
advokasi, kerjasama Lintas Sektor/Lintas Program dan penyuluhan pada masyarakat melalui media
cetak/elektronik.Dengan kegiatan tersebut diatas diharapkan dapat menurunkan stigma di
masyarakat serta angka kecacatan pada penderita baru.
2) Tuberculosis (TB), di Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa Barat sebagai
penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2009 jumlah kasus TB yang berhasil ditemukan di
Jawa Timur sebanyak 15 kasus. Permasalahan secara umum pada program TB adalah angka
penemuan kasus baru masih dibawah target, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak
penderita TB yang berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi
DOTS maka dampaknya akan muncul kasus Multi Drug Resisten (MDR).Bagi pasien dengan
pemeriksaan dahak positif maka dapat diberikan obat TB dalam bentuk lepas (Puskesmas rawat
inap) dan dipantau oleh petugas TB sampai pasien melanjutkan pengobatan TB di Puskesmas
terdekat alamat pasien.
3) Pneumonia, kejadian Pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% - 20% per
tahun.Tahun 2013 P2 ISPA menetapkan target penemuan penderita Pneumonia balita per tahun
pada suatu wilayah kerja sebesar 90% dari 10% jumlah balita yang ada di wilayah kerja
4) Diare, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama
pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan) Diare di Indonesia pada
tahun 2006 (survei P2 Diare) 423 per 1000 penduduk, sedangkan episode Diare balita adalah 1,0 -

152
1,5 kali pertahun. Program P2 Diare menetapkan angka 10% dari perkiraan jumlah penderita
sebagai target penemuan penderita Diare per tahun pada suatu wilayah kerja.
5) Infeksi Virus Dengue (IVD)
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia dengan angka kesakitan yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering menimbulkan KLB di berbagai
Kabupaten/Kota. Strategi utama adalah melakukan upaya preventif dengan pemutusan mata rantai
penularan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus tanpa mengabaikan
peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita.
6) Filariasis (Penyakit Kaki Gajah, Elephantiasis)
Penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan
kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada
tangan, kaki, glandula mammae dan skrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial
bagi penderita dan keluarganya. Untuk di wilayah Puskesmas Kotakulon sampai saat ini masih
belum dtemukan kasus Filariasis.
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, Prevalensi penyakit tidak
menular yang juga mengalami peningkatan, yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit
kanker, penyakit diabetes melitus, penyakit degeneratif serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera.
Kecenderungan ini dipacu oleh berubahnya gaya hidup masyarakat modernisasi, urbanisasi penduduk
antar kawasan atau negara yang tidak mengenal batas, sehingga gobalisasi hampir di semua aspek
kehidupan baik sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.

b. Kegiatan Pemberantasan Penyakit

Tabel 2.50.Kegiatan Pemberantasan Penyakit di dalam dan di luar gedung Puskesmas


Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Melakukan pemeriksaan dan 1. Melakukan pencarian kasus penderita
pemberan tatalaksana penderita Pneumonia secara aktif (pelacakan kasus,
tasan Balita, Diare, TB , Kusta dan IVD. kunjungan rumah dan pelacakan
penyakit Melakukan penjaringan suspek TB, kontak)
menular dan Kusta, IMS, HIV dan Malaria. 2. Melakukan survey kunjungan rumah
tidak 2. Melakukan pemeriksaan dan pada dareah rawan penyakit menula
menular tatalaksana penderita penyakit 3. Melakukan pelacakan kasus mangkir
Tidak menular (TB, Kusta)
3. Melakukan pemeriksaan dan 4. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) di
tatalaksana penderita Pes, rumah-rumah atau tempat-tempat
leptospirosis, Frambusia, Malaria umum
(Bagi daerah khusus/endemis). 5. Penyuluhan kepada masyarakat
4. Melakukan rujukan diagnosis melalui kegiatan yang ada di
(pada TB) dan rujukan kasus desa/kelurahan setempat
(Pneumonia Balita, Diare, TB , 6. Melakukan koordinasi lintas sektor
Kusta dan IVD) yang tidak bisa dan tokoh masyarakat dalam rangka
ditangani di Puskesmas pencegahan dan pengendalian
5. Pengambilan obat dan pengawasan penyakit menular dan tidak menular
menelan obat (TB dan Kusta) 7. Melaksanakan fogging
6. Pelayanan konseling 8. Melakukan pelacakan dalam upaya

153
7. Membuat pencatatan dan pelaporan penanggulangan KLB.
kegiatan
8.Melakukan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB

Gambar 2.48. Penaggulangan KLB dan pelayanan kegawatdaruratan di Kelurahan kotakulon

Gambar 2.49.Tanggap darurat pada KLB lintas sektoral

154
2.3.1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Gawat Darurat
Upaya Pengobatan di Puskesmasterdiri dari :
1. Upaya Pengobatan
2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Pelayanan Laboratorium

2.3.1.6.1. Upaya Pengobatan


a. Deskripsi
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan temuan-temuan
yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Di UGD Puskesmas Kotakulon untuk pengobatan sudah
diterapakan pengobatan seusai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat, cara dan waktu pemberian. Dalam proses
pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien.
Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional.
Tujuan pengobatan di UGD Puskesmas Kotakulon adalah mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Kegiatan Upaya Pengobatan

Tabel 2.51. Kegiatan Upaya Pengobatan di dalam dan diluar Puskesmas


Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pengobatan 1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan 1. Penyuluhan tentang penyakit
dan tatalaksana penderita 2. Pengobatan sederhana secara massal
2. Melakukan pencatatan rekam medik dibawah pengawasan dokter
pasien Puskesmas
3. Pengobatan medik dasar di 3. Deteksi dini pada keluarga dan
Puskesmas sesuai pedoman masyarakat
4. Melakukan perawatan luka 4. Pertolongan pertama pada kecelakaan
5. Penyuluhan tentang penyakit dan atau gawat darurat penyakit
pola hidup sehat 5. Pengobatan pada waktu Puskesmas
6. Konseling medik umum keliling
7. Deteksi dini
8. Menerima rujukan
9. Melakukan rujukan kasus
spesialistik
10. Menerbitkan surat keterangan
sakit/sehat yang ditanda tangani
dokter

2.3.1.6.2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan


a. Deskripsi
Upaya penanganan kegawatdaruratan adalah pelayanan medik dasar yang ditujukan untuk membantu pasien
mengatasi kegawatan jalan nafas, pernafasan, peredaran darah dan kesadaran. Puskesmas non perawatan dapat
memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami
kecelakaan. Tujuan penanganan kegawatdaruratan adalah mencegah kecacatan dan kelemahan.

155
Kriteria :
1) Unit Gawat Darurat (UGD) harus dipimpin oleh dokter terlatih PPGD dokter/GELS sebagai kepala
UGD yang bertanggung jawab atas pelayanan di UGD dibantu tenaga medis keperawatan dan tenaga
lainnya yang telah mendapat pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dengan kemampuan
melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
2) Dokter melaksanakan proses triase untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
3) Ada jadwal jaga harian bagi dokter, perawat dan petugas non medis yang bertugas di UGD.
4) Tenaga di Puskesmas mampu melakukan teknik pertolongan kegawatdaruratan, mengenali tanda-
tanda mengancam nyawa serta menyadari kapan harus merujuk penderita.
5) Puskesmas memberi pelayanan pasien gawat darurat sesuai kompetensi dan sarana yang ada.
6) Pasien dengan kegawatdaruratan harus selalu diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan
mampu.
7) Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain.Apabila petugas,
peralatan dan sarana serta kondisi pasien diluar kemampuan Pukesmas maka pasien dapat dirujuk ke
rumah sakit.
8) Ada ketentuan tertulis tentang indikasi rujukan pendamping pasien ditransportasi
9) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang jelas mengenai penyakit dan
pengobatan selanjutnya.
10) Pelayanan evakuasi medik dapat dilakukan pada kejadian sehari-hari dan pada saat terjadi bencana
dengan memperhatikan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
11) Pelayanan evakuasi medik untuk korban gawat darurat harus selalu disertai petugas pendamping yang
terampil ( dokter/tenaga keperawatan).

b. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratan

Tabel 2.52. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratandi dalam dan diluar Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Penanganan 1) Pemeriksaan awal kasus- 1) Melakukan pelatihan Bantuan Hidup
Kegawatdaruratan kasus gawat darurat untuk Dasar kepada masyarakat awam
menilai tingkat kegawatan umum dan awam khusus
dan memberi tindakan 2) Membantu pasien mengatasi
prioritas berdasarkan SOP kegawatan sirkulasi pembuluh darah
2) Diagnosis dan penanganan dan kesadaran, pernafasan serta jalan
permasalahan dalam upaya nafas.
penyelamatan jiwa, 3) Pelayanan gawat darurat pada situasi
mengurangi kecacatan dan bencana
kesakitan penderita
a) Melakukan pembalutan,
pembidaian dan
resusitasi
b) Mengatasi renjatan/syok
hipovolemik
c) Melakukan observasi
penderita

156
d) Memberikan antidotum
apabila diperlukan
e) Pelayanan gawat darurat
oleh petugas segera
setelah pasien sampai di
UGD
3) Memberikan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjut tertentu
4) Membantu pasien mengatasi
kegawatan sirkulasi
pembuluh darah dan
kesadaran, pernafasan serta
jalan nafas
5) Melakukan resusitasi dan
stabilisasi serta pertolongan
sementara/tindakan darurat
sebelum korban di evakuasi/
transportasi ke Rumah Sakit
rujukan
6) Mampu melakukan
penanganan KLB
7) Pemberian terapi anti diabetes
parenteral (insulin)
8) Mampu melakukan bedah
minor/ tindakan operatif
terbatas sesuai kompetensi
9) Memberikan penyuluhan
penanganan gawat darurat
awam umum

Gambar 2.50 Penanganan kejadian luar biasa (KLB) di malabar Kelurahan Kotakulon

157
2.3.1.6.3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
a. Deskripsi
Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pencegahan dan pengobatan
penyakit serta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar
hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi lainnya dengan individu/masyarakat
yang membutuhkannya.
Upaya kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Puskesmas Kotakulon adalah
pemeriksaan, perawatan, konseling, dan pengobatan. Untuk luar gedung yang kami lakukan adalah
pemeriksaan, konseling dan sikat gigi bersama.

b. Kegiatan Pengobatan Gigi dan Mulut


Tabel 2.53. Kegiatan Upaya Pengobatan Gigi Dan Mulutdi dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Pengobatan 1) Promotif preventif: Dental Health 1) Pelayanan Upaya Kesehatan Gigi
Gigi dan Education (DHE), kontrol plak, Sekolah (UKGS)
Mulut aplikasi topikal dan penumpatan 2) Pelayanan Kesehatan Gigi
pit fissure Masyarakat (UKGM), salah bentuk
2) Kuratif UKBM (posyandu balita, PAUD
Pencabutan tanpa komplikasi, dan TK, Bina Keluarga Balita,
penumpatan gigi, perawatan Poskestren, dll)
saluran akar untuk gigi yang
berakar satu, terapi periodontal,
pembuangan karang gigi,
penyakit mulut dan rujukan
3) Pelayanan darurat dasar
a) Mengurangi rasa sakit
b) Pembersihkan karang gigi
c) Penambalan sementara
d) Ekstraksi gigi
e) Restorasi tumpatan
f) Perawatan saluran akar
g) Perawatan penyakit/ kelainan
jaringan mulut
h) Menghilangkan traumatik
oklusi

158
Gambar 2.51 Upaya kesehatan gigi di Posyandu dan TK

Gambar 2.52 Upaya kesehatan gigi dan DHE anak dan ibu hamil didalam gedung

2.3.1.6.4. Upaya Pelayanan Laboratorium


a. Deskriptif
Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau factor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat ( PERMENKES RI NOMOR 37
TAHUN 2012 ).
Untuk mendukung terlaksananya itu semua maka Laboratorium di Puskesmas harus
melakukan kegiatan upaya pelayanan laboratorium baik itu di laksanakan di dalam gedung
maupun di luar gedung.

b. Kegiatan Upaya Pelayanan Laboratorium


a. Kegiatan dalam gedung
1. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata kerja, dan kebijakan yang
telah di tetapkan oleh kepala Puskesmas.
2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan melaksanakan upaya pelayanan
Laboratorium dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian / standar profesi dan
kewenangannya.
3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang perlu secara baik, lengkap
serta dapat di pertanggung jawabkan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban
kepada Kepala Puskesmas.

159
4 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala Puskesmas menyusun
perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
5 Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) Laboratorium.
6 Menyiapkan bahan rujukan specimen.
7 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
8 Melakukan pengambilan sampel darah, urine, feses, dan sputum serta melakukan
pemeriksaan terhadap sampel tersebut sesuai permintaan dokter, perawat, dan bidan.
c. Kegiatan luar gedung
Pemeriksaan yang biasanya di lakukan adalah pemeriksan Hb dan golongan darah pada ibu
hamil dan di laksanakan pada saat posyandu. Kegiatan di luar gedung seperti ini tidak ada jadwal
tertulis karena di sesuaikan dengan kebutuhan/perlu tidaknya ibu hamil di wilayah tertentu untuk di
periksa dan juga mempeetimbangkan terbatasnya petugas Laboratorium yang ada di Puskesmas.
Pengambilan sampel darah malaria juga di lakukan jika di wilayah tertentu ada
pasien yang positif terkena malaria guna mencegah terjadinya penularan sehingga perlu di lakukan
pemeriksaan sampel darah pada masyarakat di sekitarnya. Pemeriksan Filariasis dan Feses juga
pernah di lakukan karena ada program dari Dinas Kabupaten maupun dari Propinsi. Dalam hal ini
Laboratorium Puskesmas bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan Daerah ( Labkesda ).

160
Gambar 2.53 Kegiatan pengambilan sample darah dan pemeriksaan laboraturium

2.3.2. Upaya Kesehatan Pengembangan


2.3.2.1. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
a. Deskripsi
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatannya. Di wilayah Puskemas Kotakulon untuk Perkesmas sudah dilakukan dengan baik dengan
adanya pelayanan kunjungan rumah atau Home Care. Dengan adanya Perkesmas di Wilayah Puskesmas
Kotakulon diharapakan individu, kelurga, kelompok dan masyarakat mampu secara mandiri melakukan
usaha pencegahan terjadinya wabah penyakit.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang berpenghasilan rendah. Keluarga
rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah kesehatan (Vulnerable group), terutama keluarga
yang mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui (termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis
baik menular maupun tidak menular.Kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan di
dalam maupun di luar gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan atau Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).

b. Kegiatan Perkemas
Tabel 2.54. Kegiatan Perkesmasdi dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Perkesmas 1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) Melakukan kunjungan
pada pasien rawat jalan kekeluarga/kelompok/masyarakat untuk
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan melakukan asuhan keperawatan di
tertentu keluarga/kelompok/masyarakat
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan 1) Asuhan keperawatan kasus yang
4) Pemantauan keteraturan berobat memerlukan tindak lanjut di rumah
5) Pemberian nasehat (konseling) (individu dalam konteks keluarga).
keperawatan Merupakan asuhan keperawatan
6) Kegiatan yang merupakan tugas individu di rumah dengan melibatkan
limpah sesuai pelimpahan kewenangan peran serta aktif keluarga. Kegiatan
yang diberikan dan atau prosedur yang yang dilakukan antara lain :
161
telah ditetapkan (contoh: pengobatan, a) Penemuan suspek/kasus kontak
penanggulangan kasus gawat darurat, serumah
dll) b) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
7) Menciptakan lingkungan terapeutik pada individu dan keluarganya
dalam pelayanan kesehatan di gedung c) Pemantauan keteraturan berobat
8) Pertemuan berkala staf keperawatan sesuai program pengobatan
setiap bulan untuk mendiskusikan hal- d) Kunjungan rumah (home
hal yang berkaitan dengan penyediaan visit/home health nursing) sesuai
pelayanan keperawatan.Hasil rencana
pertemuan dicatat dan disimpan e) Pelayanan keperawatan dasar
dengan baik langsung (direct care) maupun
9) Pemeriksaan kelengkapan peralatan tidak langsung (indirect care)
yang akan digunakan, obat-obatan, f) Pemberian nasehat (konseling)
kartu kunjungan dan buku register kesehatan/keperawatan
g) Pencatatan dan pelaporan seperti
kartu keluarga dan pencatatan
posyandu
2) Asuhan keperawatan keluarga rawan
dan miskin.
Merupakan asuhan keperawatanyang
ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang
mempunyai masalah kesehatan yang di
temukan di masyarakat dan dilakukan di
rumah keluarga.
Kegiatannya meliputi,
a) Identifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan
masalah kesehatan di masyarakat
b) Penemuan dini suspek/kasus kontak
serumah
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan
terhadap keluarga (lingkup keluarga)
d) Kunjungan rumah (home visit/home
health nursing) sesuai rencana
e) Pelayanan keperawatan dasar
langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana,
misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan
jangka panjang
g) Pemberian nasehat (konseling)
kesehatan/keperawatan di rumah
h) Pencatatan dan pelaporan

162
Gambar 2.54 Pemeriksaan kusta di wilayah Kelurahan Kotakulon

Gambar 2.55 Pemeriksaan dan temuan TB paru di wilayah Kelurahan Dabasah

2.3.2.2. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)


a. Deskripsi
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada
akhirnya akan terlihat / tercermin pada perilaku hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dan ini adalah merupakan dampak yang diharapkan dari keseluruhan program pembinaan dan
pengembangan UKS.
Hal ini tidak lain karena UKS adalah merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, yang dilakukan
secara terpadu oleh empat departemen terkait beserta seluruh jajarannya, adapun landasannya
adalah SKB 4 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama dan Mentari Dalam Negeri.

163
Usaha membina dan mengembangkan serta meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan para peserta didik dilaksanakan melalui program pendidikan sekolah dasar /
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah
Atas / Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren dengan berbagai kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler, serta melalui usaha-usaha lain diluar sekolah yang dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan sekolah diutamakan
pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif.
b. Kegiatan UKS
Tabel 2.55. Kegiatan UKS di dalam dan diluar Puskesmas Kotakulon
Upaya Kegiatan di dalam gedung Kegiatan di luar gedung
Kesehatan 1. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil 1. Penjaringan kesehatan peserta
Sekolah penjaringan kesehatan dan didik tingkat dasar dasar
pemeriksaan kesehatan berkala pada (SD/MI) dan tingkat lanjutan
peserta didik tingkat dasar (SD/MI) (SMP/MTs, SMA/SMK).
dan tingkat lanjutan (SMP/MTs, 2. Penyuluhan kesehatan tentang
SMA/SMK). HIV AIDS, NAPZA, 8 gol
2. Konseling kesehatan UKS.
3. Pembinaan Kader Tiwisada
dan KKR
4. Pembinaan Kantin dan PHBS
sekolah.
5. Pembagian obat cacing
albendazole siswa SD / MI.
6. Pembagian tablet FE untuk
remaja putri.
Berikut ini merupakan hasil cakupan kegiatan UKS Puskesmas Kotakulon tahun 2013
Tabel 2.56 Cakupan pelayanan Kesehatan Remaja.
NO BULAN TARGET PELAYANAN
KIE KONSLG YANMED SKRENING ∑ %
1 JANUARI 3836 - - 80 - 80
2 FEBRUARI - - 98 - 98
3 MARET 90 - 120 - 210
4 APRIL - - 102 - 102
5 MEI 30 - 98 - 128
6 JUNI - - 106 - 106
7 JULI - - 92 - 92
8 AGUSTUS 262 - 98 - 415
55
9 SEPTEMBER 60 - 78 1214 1352
10 OKTOBER 55 - 77 333 465
11 NOVEMBER 55 - 97 - 302
150
12 DESEMBER - - 88 - 88
JUMLAH 3836 757 - 1134 1547 3438 89,6%

164
Tabel 2.57 Cakupan Kegiatan UKS dan Remaja
NO CAKUPAN TARGET HASIL Prosentase
1 Murid Kelas 1 SD/MI yang di skreening 895 882 98,54%
2 Murid kelas 7 SMP/MTS yang di skreening 1229 1214 89,77%
3 Murid kelas 10 SMA/SMK yang di skrening 340 333 97,94%
4 Cakupan Pelayanan kesehatan Remaja 3836 3438 89,6%
5 Cakupan Konseling - - -
6 Cakupan Pembinaan
a. SD / MI 7 7 100%
b. SMP / MTS 7 8 100%
c. SMA / SMK 7 6 85,71
7 Jumlah Kader
a. SD / MI 507 165 32,5%
b. SMP / MTS 347 235 67,7%
c. SMA/ SMK 88 60 68,1%

Gambar 2.56 Pengukuran Tinggi Badan dan Penimbangan Berat Badan Siswa SD oleh Petugas

Gambar 2.57 Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) oleh KKR

165
Gambar 2.58 Pemeriksaan THT oleh Petugas

Gambar 2.59 Pemeriksaan Gigi dan Mulut serta pencatatan hasil Penjaringan oleh petugas

Gambar 2.60 Pembinaan Kader dan TOGA

166
Gambar 2.61 Pembinaan Kader Remaja

2.3.2.3. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


a. Deskripsi
Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2012 jumlah usila diwilayah Puskesmas Kotakulon mencapai
5978 orang dan jumlah tersebut meningkat di tahun 2013 dengan jumlah lansia 7216 orang. Dari 7216 orang
lansia, terdiri dari 4654 pralansia dan 2562 lansia. Seiring dengan meningkatnya jumlah usila, meningkat pula
masalah kesehatan yang harus dilayani agar derajat kesehatan lansia meningkat.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kesehatan usia lanjut dilakukan didalam gedung dan di luar gedung. Didalam
gedung dilaksanakan di poli, lab, pojok gizi dan rawat inap meliputi pemeriksaan penyakit, analisa
keluhan, pengobatan, dan penyuluhan.

Gambar 2.62 Pojok gizi lansia

Kegiatan di luar gedung dilaksanakan saat posyandu lansia, posbindu dan kegiatan –
kegiatan yang dilakukan usila di masyarakat, seperti pengajian, senam lansia dan PKK. Jumlah
posyandu lansia di puskesmas kotakulon ada 6 posyandu, 1 poyandu di kelurahan kotakulon, 4 posyandu di
dabasah, dan 1 posyandu di kelurahan blindungan.
167
Tabel 2.58 Jadwal posyandu lansia, tempat posyandu dan strata posyandu
NAMA TEMPAT JUMLAH
NO KELURAHAN PELAKSANAAN STRATA
POSYANDU POSYANDU KADER
1 Kotakulon Teratai RT 21 / RW 7 Hari rabu, minggu Mandiri
8
ke 1

2 Dabasah Nusa Indah RT 34 / RW 8Hari selasa, Purnama


3
minggu ke 2
Mawar RT 16/ RW 4 Hari selasa, Madya
3
Merah minggu ke 3
Bagas Saras Gereja GKJW Hari minggu ke 2 11 Mandiri
Cempaka RT 4/ RW 1 Hari selasa, Madya
3
minggu ke 4

3 Blindungan Cengkir Kelurahan Hari rabu, minggu Madya


3
Gading Blindungan ke 1

Jumlah posyandu lansia 31

Kegiatan yang dilakukan didalam gedung dan di luar gedung berupa pemeriksaan usila secara
menyeluruh, baik status kesehatan fisik dan jiwa serta konseling. Di posyandu lansia sudah
dilakukan pembinaan senam lansia, terutama senam anti stroke yang sekarang getol di
sosialisasikan. Di posyandu teratai Kelurahan Kotakulon sudah ada 2 (dua) kelompok senam
yang kegiatannya telah rutin dilaksanakan tiap 2x per minggu.

Gambar 2.63 Senam dan pemeriksaan lansia di Posyandu Lansia

Berdasarkan laporan pemegang program lansia tahun 2013, dari 7216 orang usila wilayah kerja
Puskesmas Kotakulon, sekitar 5990 orang atau 83, 01% usila sudah mengakses pelayanan
kesehatan baik di posyandu maupun ke induk Puskesmas Kotakulon. Untuk pencapaian tersebut
Program usila sudah memenuhi target 75 % pelayanan usila yang ditargetkan Dinas Kesehatan.
Rekapitulasi laporan terlampir pada lampiran ke 17.

168
2.3.2.4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
a. Deskripsi
Upaya kesehatan dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja
kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Di puskesmas Kotakulon tahun 2013 ada
2.402 kunjungan pekerja baik pekerja formal (PNS, pekerja kantoran, swasta, dll) maupun non
formal (petani, tukang becak, IRT dll). Dari kunjungan tersebut jumlah pekerja yang sakit ada 2.184
orang, 66 pekerja sakit akibat kerja, 60 orang berkunjung karena kecelakaan kerja dan 91 pekerja
menderita penyakit akibat kerja pada pekerja. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dan
pembinaan pada bekerja dngan bekerjasama dengan berbagai pihak/ lintas sektoral yang terkait.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Kerja

Tabel 2.59. Kegiatan UKKdi dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Kesehatan 1) Pemeriksaan kesehatan sebelum 1) Pengumpulan data dasar
Kerja bekerja, berkala dan khusus 2) Pemetaan jenis usaha, jumlah pekerja
(sebelum mutasi, setelah cuti dan perkiraan faktor risiko dan
sakit/cuti panjang, kejadian luar besarnya masalah/penilaian besaran
biasa) dan purna bakti masalah
(menjelang pensiun/PHK) 3) Pertemuan koordinasi tingkat
2) Diagnosis dini dan pengobatan kabupaten dengan lintas sektor
segera penyakit akibat 4) Kunjungan lapangan ke klinik lapas,
kerja/kecelakaan akibat kerja klinik PEMDA dan BTPN/pensiunan
3) Pelayanan instalasi gawat
darurat
4) Pelayanan kesehatan umum,
kuratif dan rehabilitasi
5) Promosi kesehatan di tempat
kerja
6) Surveilans kesehatan kerja dan
lingkungan kerja
7) Pencatatan, pelaporan serta
dokumentasi

Gambar 2.64 Kunjungan lapangan UKK pada bengkel las

169
2.3.2.5. Upaya Kesehatan Olahraga
a. Deskripsi
Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani
masyarakat,dilaksanakan melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan/atau olahraga, serta
mengutamakan pendekatan preventif dan promotif, tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan
rehabilitatif.
Di Puskesmas Kotakulon ada 4 kelompok olahraga yang dibina, yang terdiri dari senam ibi
hamil di kelurahan kotakulon, Blindumgan dan Dabasah serta senam lansia di Posyandu Teratai
Kelurahan Kotakulon. Selain itu juga ada pembinaan pada panti lansia Bondowoso yang terletak di
Kelurahan Blindungan berupa sosialisasi senam lansia.
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Olahraga

Gambar 2.65 Pembinaan senam di UPT PSLU Bondowoso

Tabel 2.60. Kegiatan Kesehatan Olahraga di dalam dan di luar Puskesmas


Upaya Kegiatan di dalam gedung Kegiatan diluar gedung
Kesehatan 1) Perencanaan kesehatan olahraga, 1) Pembentukan, bimbingan teknis dan
Olahraga mencakup identifikasi masalah, pengawasan upaya kesehatan
penyusunan usulan kesehatan olahraga pada kelompok olahraga
olahraga, mengajukan usulan 2) Skrining kesehatan
kesehatan olahraga dan 3) Penyuluhan
penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan
2) Pelaksanaan dan pengendalian
mencakup pengorganisasian,
penyelenggaraan dan
pemantauan
3) Penilaian mencakup pengawasan
dan pertanggungjawaban

170
2.3.2.6. Upaya Kesehatan Tradisional
a. Deskripsi
Upaya kesehatan tradisional adalah cara menanggulangi masalah kesehatan individu
, keluarga, dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisional yang diselenggarakan
secara komprehensif, mencakup upaya pencegahan ( promotif ), pengobatan ( kuratif ), dan
pemulihan ( rehabilitatif ).
Pencegahan ( promotif ) biasanya disarankan kepada pasien atau keluarga pasien
disamping juga pengobatan secara kimia. Untuk penyakit liver misalnya, sering disarankan untuk
mengkonsumsi kunyit yang sudah diiris dan dikeringkan untuk diseduh dan dikonsumsi tiap hari.
Untuk pengobatan kolesterol biasanya disarankan mengkonsumsi rebusan daun salam.
Pengobatan ( kuratif ) juga merupakan salah satu alternatif bagi pasien yang lebih suka
menggunakan obat herbal. Biasanya pasien lebih memilih obat herbal untuk meminimalis efek
samping dari pengobatan. Seperti penderita diabetes melitus dan darah tinggi yang harus
mengkonsumsi obat secara kontinyu. Biasanya pasien megkonsumsi teh bunga rosella yang bisa
ditanam sendiri.Juga pada penderita DBD sering disarankan untuk mengkonsumsi ekstrak jambu
merah untuk menjaga stamina dan meningkatkan kadar HB.
Untuk pemulihan ( rehabilitatif ) sering juga disarankan untuk menggunakan obat
tradisional. Selain relatif aman, juga lebih mudah memperolehnya di tempat bumbu dapur para ibu.
Seperti jahe pada pengobatan batuk atau dianjurkan mengkonsumsi madu dan telor untuk
meningkatkan stamina. Bagi penderita DBD atau tipes dianjurkan untuk mengkonsumsi daun
meniran yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Tradisional


Upaya kesehatan tradisional memang banyak dijadikan alternatif bagi pasien. Selain
lebih terjangkau, untuk memperolehnya juga relatif lebih mudah. Karena itu perlu dilakukan
pembinaan dan inventarisasi bagi pelaku pengobat tradisional. Baik yang menggunakan metode
akupuntur, akupresur maupun ramuan. Hal itu harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
malpraktek.

171
Gambar 2..66 Pembinaan pengobatan tradisional

Selain pembinaan dan inventarisasi, pelaku pengobatan tradisional juga terus dipantau
perkembangannya. Karena dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap pengobatan
tradisional, praktek- praktek pengobatan tradisional juga makin menjamur. Sebab itu kita juga harus
terus memantau pengobatan obat tradisional agar tidak melenceng dari alurnya. Budi daya tanaman
TOGA juga sedang digalakkan. Dengan bekerja sama dengan tim penggerak PKK, telah dilakukan
sosialisasi tentang TOGA kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon. Pembinaan
juga terus dilakukan kepada para kader agar mereka bisa meneruskan kepada warga yang lain.
Kesadaran akan perlunya hidup sehat juga selalu ditanamkan untuk menciptakan masyarakat yang
sehat dan lingkungan yang sehat.

2.3.2.7. Upaya Kesehatan Indera


2.3.2.7.1. Upaya Kesehatan Mata
a. Deskripsi
Keperawatan mata merupakan salah satu bentuk upaya preventif terhadap kesehatan mata.
Program kesehatan mata merupakan upaya petugas dalam penemuan secara dini kasus gangguan
mata, pencegahan, pengobatan dan penanganan awal pada kasus gangguan mata. dimana kegiatan
program tersebutmengutamakan pelayanan promotif serta preventif yang dilakukan oleh petugas
puskesmas. Prioritas sasaran program ini yaitu dari usia balita hingga lansia. Pada tahun 2013
diperoleh kunjungan mata, yaitu 441 kasus yang terdiri dari : 213 kasus gangguan refraksi, 22 kasus
katarak, 206 kasus gangguan mata lainnya.
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Mata
Upaya kegiatan kesehatan mata yang dilakukan didalam gedung, antara lain :
1. Memberikan penyuluhan kepada pasien dengan keluhan mata merah, gatal (conjungtivitis),
hordeolum, gangguan refraksi, katarak, pterigium tentang kemungkinana penyebab, serta

172
penanganan, dan tindakan lebih lanjut serta penyakit yang perlu / membutuhkan ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi.
2. Melakukan penjaringan kasus penyakit mata (conjungtivitis, keratitis, hordeolum dan kalazion)
serta kasus kebutaan seperti katarak dengan memeriksa dan mendata identitas pasien.
Melakukan penjaringan kasus gangguan penglihatan, gangguan akomodasi dan refraksi,
terutama bagi kasus yang membutuhkan rujukan.
3. Melakukan pemeriksaan dan tindakan medis yang meliputi :
a. Mengukur dan menentukan tajam penglihatan (visus) dengan mengguanakan kartu
snellen
b. Memeriksa segmen depan mata dengan lampu senter
c. Memeriksa serta menentukan adanya kelainan penglihatan warna dengan ter ishihara-
kanehara, terutama pada pasien / pengunjung yang membutuhkan surat keterangan sehat
baik untuk kepentingan kesehatan pendidikan, kepegawaian atau keperluan lainnya.
d. Memeriksa serta menangani penyakit mata luar
4. Memberikakn rujukan kasus penyakit mata terutama kasus katarak, pterigium seta glaucoma ke
RSUD.

Kegiatan upaya kesehatan mata di luar gedung :


1. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan mata kepada masyarakat terutama
kepada lansia di Posyandu Lansia disetiap wilayah serta POSBINDU yang ada di wilayah
puskesmas kotakulon.
2. Melakukan penjaringan kasus serta mendeteksi dini gangguan penglihatan dan kebutaan
terutama kasus katarak yang sering terjadi pada lansia di Posyandu lansia maupun POSBINDU
seta pemerikasaan dini pada siswa-siswa sekolah.
3. Memberikan pengobatan dan penanganan pertama pada kasus mata seperti trauma pada mata
atau luka pada mata karena benda tajam dengan bimbingan dokter puskesmas
4. Melakukan rujukan pada kasus mata yang tidak dapat ditangani oekh puskesmas ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi.

173
Tabel 2.61 Data pasien katarak wilayah kerja Puskesmas Kotakulon tahun 2013

NO NAMA L/P UMUR ALAMAT


1 Putra L 55 th Kotakulon RT 12/3
2 Abdul Mukti L 53 th Kotakulon RT 16/4
3 B. Sima P 73 th Kotakulon RT 12/3
4 Supiyani P 72 th Dabasah RT 5
5 Sri Miyanti P 65 th Dabasah RT 27
6 Sadira P 65 th Dabasah RT 37
7 Ahmadin L 71 th Dabasah RT 32/8
8 Ahmadun L 65 th Dabasah RT 32/8
9 Suwaji L 68 th Dabasah RT 3
10 Salati P 50 th Dabasah RT 32/8
11 Siti Aminah P 61 th Dabasah RT 32/8
12 B. Hamid P 58 th Dabasah RT 36/8
13 Sadira L 65 th Dabasah RT 37/9
14 B. Slami P 69 th Dabasah RT 25/6
15 B. Sunami P 68 th Dabasah RT 23/5
16 Tumiyem P 65 th Dabasah RT 18/4
17 Asmini P 57 th Dabasah RT 5/1
18 Salha L 74 th Dabasah RT 10
19 Sidik L 70 th Dabasah RT 10
20 Soeradi L 71 th Blindungan RT 27/7
21 M. Saleh L 62 th Blindungan RT 17/5
22 Usi Aman L 60 th Blindungan RT 6/3
23 Suhartatik P 60 th Blindungan RT 22/6
24 Ismiyati P 75 th Blindungan RT 2/1
25 M. Safi'i L 69 th Blindungan RT 30
26 Hamzah L 65 th Blindungan RT 2/1
27 Slamet L 60 th Blindungan RT 2/1
28 Suhartatik P 68 th Blindungan RT 9
29 Ahmad L 72 th Blindungan RT 13
30 Busia P 70 th Blindungan RT 14
31 RW Soeroso P 82 th Blindungan RT 2/1
32 Triami P 80 th Blindungan RT 6/2

174
2.3.2.7.2. Upaya Kesehatan Telinga
a. Deskripsi
Pelayanan kesehatan indera pendengaran di puskesmas meliputi pelayanan dasar kesehatan THT.
Meliputi upaya promotif dan preventif yaitu penyuluhan terhadap pasien kasus gangguan telinga serta
pencegahannya. Kegiatan lain yaitu penyuluhan terhadap masyarakat yang rentan terhadap gangguan
telinga. Kegiatan penjaringan kasus yang melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka menciptakan
kemandirian masyarakat. Kunjungan kasus telinga tahun 2013 yakni 247 kasus, dimana kasus sulit yang
dirujuk sekitar 30 kasus. Dari kasus yang didapat masih dibatasi oleh pelayanan kesehatan THT dasar yang
bisa dilaksanakan di puskesmas sehingga merujuk kasus kasus yang tidak bisa ditangani ke rumah sakit.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Telinga


Kegiatan di dalam gedung yang telah dilakukan :
1. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan indera pendengaran yang meliputi definisi, factor
penyebab, pencegahan serta penanganan awal kasus (cerumen, OMA, OMP, hearing loss,
mastoiditis dan kasus telingan lainnya) sehingga pasien mengerti tentang kasus penyakit yang
dideritanya.
2. Melakukan penjaringan terhadap pasien serta kasus penyakit telinga yang rawat jalan setiap
hari, serta membuat laporan triwulan baik kasus yang ditangani naupun kasus yang
membutuhkan rujukan, data yang di peroleh tahun 2013 ditemukan 247 kasus gangguan telinga.
3. Memberikan pengobatan dasar pada kasus telinga yang dapat ditangani oleh petugas puskesmas.
4. Melakukan pemerikasaan serta tindakan medic sederharna pada masalag gangguan telinga
seperti cerumen, corpus alienum telinga.
5. Memberikan rujukan pada kasus gangguan pendengaran dan ketulian kepada fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi.

Gambar 2.67 Pemeriksaan telinga di poli umum puskesmas Kotakulon

175
Kegiatan di luar gedung yang telah dilakukan :
1. Memberikanpenyuluhan kesehatan tentang gangguan pendengaran kepada kelompok lansia di
Posyandu lansia maupun POSBINDU di wilayah puskesmas.
2. Melakukan penjaringan kasus gangguan pendengaran dan ketulian di bantu oleh kader.
3. Memberikan pengobatan dasar pada kasus gangguan telinga.
4. Melakukan kegiatan rujukan pada kasus gangguan telinga ke puskesmas atau fasilitas yang lebih
tinggi

2.3.2.7.3. Upaya Kesehatan Jiwa


a. Deskripsi
Upaya kesehatan jiwa merupakan upaya yang memungkinkan fisik, mental dan sosial individu
berkembang secara optimal dan selaras dengan perkembangan orang lain, sehingga individu dapat
berinteraksi secara normal dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
Prioritas sasaran yaitu individu yang rentan oleh gangguan jiwa. Melaksanakan deteksi dini melalui
penjaringan kasus yang melibatkan peran masyarakat dan kader setempat. Pelaksanaan deteksi dini,
promosi dan prevensi dengan terapi yang terbatas atas supervisi dari dokter. Upaya promotif dengan
pemberian informasi kesehatan jiwa pada masyarakat melalui kegiatan POSBINDU dan Posyandu lansia.
Merujuk kasus kasus gangguan jiwa yang membutuhkan perawatan khusus ke Rumah sakit / fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi lainnya. Dari kasus jiwayang ditemukan sekitar kurang lebih 71 kasus
gangguan jiwa yang dirujuk ke Rumah Sakit dan 2 kasus diantaranya memerlukan rujukan ke Rumah Sakit
Menur Surabaya untuk mendapatkan perawatan.

b. Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan di dalam gedung yang dilaksanakan :
1. Memberikan penyuluhan terhadap keluarga pasien dengan gangguan jiwa, menuntun pasien
dengan gangguan jiwa agar dapat hidup secara harmonis di keluarga dan lingkungannya guna
mencapai derajat hidup yang optimal.
2. Mendeteksi dini adanya gangguan jiwa pada pasien rawat jalan dengan anamnesis terhadap
pasien dan keluarganya, sehingga dapat menegakkan diagnosis gangguan jiwa.
3. Mendiagnosis pasien rawat jalan dengan gangguan jiwa, sehingga ditemukan kasus gangguan
jiwa.
4. Mendiagnosis dini dengan melakukan anamnesis pemeriksaan dan pengobatan dasar
psikofarmaka terhadap kasus gangguan jiwa.
5. Memberikan rujukan kasus gangguan jiwa ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

176
Kegiatan di luar gedung yang sudah dilaksanakan antara lain :
1. Melakukan penjaringan kasus gangguan jiwa (terutama kasus pasung) di wilayah puskesmas.
2. Memberikan rujukan pasien dengan gangguan jiwa ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

Gambar 2.68 Pasien jiwa yang di ikat di kamar tidur

177
BAB 3
PUSKESMAS RAWAT INAP

3.1 PUSKESMAS RAWAT INAP


Puskesmas rawat inap dikembangkan dalam rangka meningkatkan jangkauan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan untuk memenuhi masyarakat pada pelayanan rawat
inap.
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang mempunyai penambahan fasilitas berupa
rawat inap dengan tempat tidur minimal 6 (enam) dan maksimal 25 (dua puluh lima) buah, untuk
dapat memberikan layanan kesehatan rawat inap setiap hari selama 24 (dua puluh empat) jam
kepada masyarakat dalam waktu tidak lebih dari 5 (lima) hari, serta sebagai “Pusat rujukan antara”
Pelayanan Puskesmas ke rumah sakit.
Puskesmas Kotakulon merupakan puskesmas rawat inap dengan tempat tidur pasien
sebanyak 8 (delapan) buah, pelayanan yang diberikan selama 24 (dua puluh empat) jam dan
merupakan Pusat rujukan antara” Pelayanan Puskesmas ke rumah sakit”.

3.1.1 MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI


Standar manajemen dan administrasi Puskesmas rawat inap sama dengan Puskesmas rawat
jalan dengan beberapa tambahan yaitu:
1. Tujuan
Tujuan puskesmas rawat inap sama dengan tujuan Puskesmas rawat jalan, ditambah dengan
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rawat inap yang murah dan
bermutu.
2. Struktur organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Kotakulon adalah sebagai berikut:

178
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kotakulon

STRUKTUR ORGANISASI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS KOTAKULON

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap

179
3. Jenis Pelayanan yang diberikan sama dengan jenis pelayanan Puskesmas rawat jalan tetapi
terdapat penambahan yaitu:
a. Pelayanan kegawatdaruratan (UGD) selama 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari
dalam seminggu.
b. Pelayanan rawat inap selama 24 jam dengan pembagian shift perawat sebanyak 3 shift,
dengan rincian sebagai berikut:
1) Shift pagi dimulai jam 07.00 – 14.00 WIB
2) Shift Sore dimulai jam 14.00 – 21.00 WIB
3) Shift malam dimulai jam 21.00 – 07.00 WIB
c. Pelayanan penunjang klinik
1. Pelayanan laboratorium
2. Pelayanan EKG
4. Jam kerja di Puskesmas Kotakulon, sama dengan jam kerja Puskesmas rawat jalan kecuali
untuk pelayanan gawat darurat (UGD) dan rawat inap berlangsung selama 24 jam.
5. Rekam Medik, sama dengan rekam medik Puskesmas rawat jalan ditambah dengan:
a. Asuhan Keperawatan rawat inap
b. Resume Keperawatan rawat inap
6. SOP Rawat inap di Puskesmas Kotakulon
Tabel 3. 1 SOP Rawat Inap
NO Jenis SOP NO Jenis SOP
1. Rekam medik 17 Pemasangan infus
2 Informed Consent 18 Perawatan infus
3 Pengukuran TTV 19 Pemberian Obat secara parenteral
4 Pemeriksaan Fisik Kepala 20 Pentalaksanaan syok anafilaktik
5 Pemeriksaan Fisik dada 21 Pemberian injeksi per IM
6 Pemeriksaan fisik abdomen 22 Pemberian injeksi per SC
7 Balance cairan 23 Pemberian Injeksi IC
8 Pembersihan jalan nafas (Suction) 24 Pemberian injeksi per IV infus
9 Pemberian Oksigen dengan nasal 25 Pemberian obat supositoria
kanul
10 Penilaian kesadaran dengan GCS 26 Pemasangan NGT
11 Observasi pasien gawat 27 Pemasangan kateter pria
12 Mencuci tangan 28 Pemasangan kateter wanita
13 Penatalaksanaan luka bakar 29 Pelepasan Kateter
14 Penatalaksanaan luka lecet 30 Penggunaan Nebulizer
15 Pengambilan darah vena 31 Dekontaminasi,Pembersihan
Sterilisasi
16 Rujukan 32 Penatalaksanaan Linen

180
7. Pencatatan, Pelaporan dan visualisasi data
a. Pencatatan
Rawat inap Puskesmas kotakulon mempunyai sistem pencatatan yang meliputi Register
pasien terdiri dari register pasien umum dan BPJS (Jamkesmas, ASKES, JKN). Selain
itu terdapat rekam medis pasien yang memuat data tentang pasien dan penyakit pasien
termasuk riwayat penyakit, asuhan keperawatn, tindakan medis, tindakan keperawatan,
visete dokter, Lembar observasi, Inform consent, Resume pasien, dan discharge
planning.
b. Pelaporan
Sistem pelaporan rawat inap puskesmas Kotakulon dibuat secara bulanan yang terdiri
dari:
1. Laporan kejadian 10 penyakit di rawat inap
2. Laporan bulanan rawat inap yang mencakup jumlah pasien, BOR, LOS, dan hari
perawatan selama 1 bulan.
Adapun pasien, BOR (Bed Ocupation Ratio), ALOS (Average Length Of Stay), dan hari
perawatan selama 1 tahun selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pasien
Tabel 3.2 Jumlah Pasien Rawat Inap tahun 2013
NO PASIEN JUMLAH
1 NON MASKIN 212
2 JAMKESMAS 133
3 JAMKESDA 20
4 ASKES 1
JUMLAH 366

2. Hari Perawatan
Tabel 3.3 Jumlah Hari Perawatan Pasien tahun 2013
NO PASIEN JUMLAH
1 NON MASKIN 976
2 JAMKESMAS 541
3 JAMKESDA 103
4 ASKES 1
JUMLAH 1621

181
3. BOR
Tabel 3.4 BOR Rawat Inap tahun 2013
BOR RAWAT INAP
TARGET 2013 HASIL 2013
65 % 74 %

Dapat dilihat bahwa cakupan BOR rawat inap Puskesmas kotakulon tahun 2013
melibihi target.
4. LOS
LOS rawat inap puskesmas kotakulon selama tahun 2013 adalah 4,3%
c. Visualisasi Data
Visualisasi data rawat inap lengkap dan terlampir pada lampiran 18.

3.1.2 SUMBER DAYA


Sumber Daya Puskesmas rawat inap Puskesmas Kotakulon sama dengan Standar sumber Daya
Puskesmas rawat jalan dengan beberapa tambahan.
1. Bangunan dan ruang rawat inap
Ruang rawat inap terdiri dari 1 (satu) ruang khusus petugas / perawat, 2 (dua) ruangan
dengan luas masing – masing ruangan 25 m2 yang terdiri dari 8 (delapan) tempat tidur
pasien. Jumlah kamar mandi / WC khusus pasien ada 2 (dua).
2. Penanganan Limbah
Penanganan limbah Puskesmas rawat inap Puskesmas Kotakulon Meliputi
a. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah rawat inap dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1) Tempat sampah 1 : Tempat sampah khusus untuk sampah medis berbahaya
yang meliputi jarum
2) Tempat sampah 2 : Tempat sampah khusus vial
3) Tempat Sampah 3 : Tempat sampah ampul dan spuit
4) Tempat sampah besar : Tempat sampah medis umum yang meliputi kassa bekas
pasien, plabote infus, selang infus, masker, handscoon dan
sampah medis lainnya yang bersifat tidak berbahaya.
5) Tempat sampah umum
b. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yaitu suatu bangunan instalasi yang mampu
mengolah limbah cair klinis yang berbahaya menjadi aman untuk dibuang di alam.
Pengolahan limbah cair sebagai berikut:
1) Pengolahan primer : tempat penampungan air limbah pertama yang berasal dari aktifitas
harian (bekas cucian, makanan, bekas minuman dll)

182
2) Pengolahan tersier: teknik pengolaman
a. Air limbah yang berasal dari Puskesmas rawat inap diolah di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL).
b. Disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar.
c. Limbah cair bekas cucian alat medis atau bekas pasien ditampung dan tidak dibuang ke
lingkungan serta dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan.
3. Peralatan
Peralatan Rawat Inap adalah sejumlah peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan rawat inap.

Tabel 3.5 Peralatan Rawat Inap


No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah (Jenis)
1 Perlengkapan tenun pasien dewasa 8
2 Perlengkapan perawatan bayi ( 1 TT) 1
3 Mebelair
a. Kursi hadap 0
b. Kursi kerja 0
c. Meja pasien 8
4 Bahan habis pakai 2
5 Penunjang -
Jumlah 4 jenis

Tabel 3.6 Rincian Peralatan Rawat Inap


No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah
A Perlengkapan tenun pasien dewasa
12. Kasur 8
13. Bantal 8
14. Sprei 8
15. Selimut dewasa 8
16. Handuk kecil (60X40 cm) 0
17. Sprei kecil (steek laken) 0
18. Lap mandi untuk pasien 8
19. Gordyn 8
20. Baju pasien 0
21. Taplak meja pasien 8
22. Sarung O2 4
Jumlah 8 jenis
No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah
B Perlengkapan perawatan Bayi (1 TT)
8. Sprei 1
9. Gurita 0
10. Popok bayi 0
11. Baju bayi 0
12. Selimut bayi 0
13. Handuk kecil 0
183
14. Lap mandi untuk pasien 8
Jumlah 2 jenis

C Mebelair
5. Lemari tempat penyimpanan linen bersih yang 1
tertutup
6. Tempat tidur 1
7. Lemari kecil/bed side cabinet 2
8. Kursi 5
Jumlah 4 jenis

D Bahan habis pakai Sesuai kebutuhan


3. Duk 0
4. Duk bolong 2
Jumlah 1 jenis

E Penunjang
5. Tempat sampah plastik untuk pasien 2
6. Pispot sodok stainless steel 4
7. Trolley stainless steel 2
8. Sikat kuku 0
Jumlah 3 jenis

Tabel 3.7 Daftar Inventaris barang ruangan petugas


NO NAMA BARANG KONDISI JUMLAH
1 Kasur Baik 2
2 Kursi plastik hijau Baik 1
3 Kursi kayu Baik 1
4 Lemari kaca Baik 1
5 Lemari kayu Baik 1
6 Lemari plastik Baik 1
7 Rak sepatu plastik Baik 1
8 Gantungan baju Baik 1
9 Box kecil warna pink Baik 1
10 Dipan kayu Baik 1
11 Alat EKG Baik 1
12 Senter biru Baik 1
13 Kipas duduk Baik 1
14 Box kecil ungu Baik 1
15 Korden kecil dan besar Baik 3

184
16 Stetoskop abu-abu Baik 1
17 Stetoskop hitam Baik 1
18 Stetoskop merah Baik 1
19 Termometer digital Baik 1
20 Jam Dinding Baik 1
Jumlah 20 jenis

Gambar 3.3 Gedung rawat inap Puskesmas Kotakulon

3.1.3 UPAYA KESEHATAN


Upaya kesehatan Puskesmas rawat inap sama dengan upaya kesehatan Puskesmas rawat
jalan dengan penambahan upaya rawat inap sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana
Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana terdapat kegiatan
didalamnya sebagai berikut:
a. Pertolongan persalinan
b. Pelayanan asuhan kebidanan ibu nifas normal
c. Perawatan bayi
d. Pelayanan ibu menyusui
e. Penyuluhan
f. Bimbingan gizi
g. Asuhan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk stabilisasi dan perbaikan suhu
badan
h. Perawatan bayi dalam incubator

185
2. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan
Upaya pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan pada puskesmas kotakulon
meliputi:
a. Pelayanan rawat inap
1) Pelayanan, penilaian disability, penggunaan obat, dan EKG
2) Pelayanan medis dan pelayanan penunjang untuk observasi dan diagnosa
penyakit
3) Melakukan rujukan jika tidak mampu menangani pasien
4) Pemulangan pasien
b. Penanganan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
3. Upaya Pelayanan Laboratorium
Untuk pemeriksaan laboraturium, dilakukan dengan pengiriman atau merujuk sample
bahan lab ke laboraturium Puskesmas Kotakulon berupa darah lengkap (Hb,
Leukosit, LED, Diff count, Trombosit), Widal, Gula darah, dahak/BTA, PPT, dan
urine lengkap. Apabila pasien membutuhkan pemeriksaan lebih lengkap, maka bahan
lab akan dikirim ke laboraturium Dinas Kesehatan bondowoso/LABKESDA atau lab
swasta sesuai dengan advice dokter.
4. Upaya rawat inap
Upaya keperawatan Puskesmas rawat inap yaitu:
a. Perawat jaga siap 24 jam sehari di Unit Gawat Darurat serta di Ruang rawat inap
1) Mampu memberikan asuhan keperawatan mengacu kepada standar praktik
keperawatan yang berlaku dan ditujukan pada pasien dan keluarga
2) Bertanggungjawab terhadap semua aspek pemberian asuhan keperawatan
3) Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Pencatatan asuhan keperawatan meliputi merawat dan memberikan asuhan
keperawatan untuk pasien dengan penyakit yang dilayani oleh dokter umum di unit
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
c. Asuhan keperawatn yang meliputi
1) Pengkajian Keperawatan
2) Diagnosa Keperawatan
3) Rencana Keperawatan, termasuk mengatur jadwal harian, mengawasi
pemeliharaan kartu-kartu, buku pencatatan dan laporan kegiatan
4) Perincian dan tindakan keperawatan yang diberikan
186
5) Evaluasi
6. Rencana Kepulangan pasien (resume keperawatan)
c. Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien serta kode etik
keperawatan
d. Tindakan Keperawatan sesuai dengan standar praktik keperawatan dan etika profesi,
didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga keperawatan
e. Pertemuan berkala petugas keperawatan setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang
berkaitan dengan penyediaan pelayanan keperawatan.

Gambar 3.4 Pelayanan visite dokter yang bersama perawat, gizi dan kefarmasiaan ke pasien rawat inap

187
BAB 4
PENUTUP

Profil Puskesmas ini merupakan hasil pencapain Puskesmas Kotakulon tahun 2013 yang
diharapkan dapat menjadi acuan unyuk mengevaluasi dan mengembangkan Puskesmas secara
menyeluruh dan terpadu.
Selain itu juga untuk mengetahui kemampuan dari kinerja puskesmas itu sendiri maka pola
pembinaanlah yang merupakan suatu alat atau sarana yang bisa membantu pencapaian tiap Puskesmas
dalam mengembangkan dan meningkakan kinerjanya. Profil puskesmas ini juga merupakan acuan
Kabupaten/Kota dalam mengembangkan kebijakan operasional setempat sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah masing-masing. Diharapkan Profil Puskesmas ini bermanfaat dan dapat membantu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan, pembinaan dan pengawasan secara
rutin terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kotakulon. Pada akhirnya,
diharapkan agar kualitas dan efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas meningkat.
Penyusunan buku Profil Puskesmas ini telah diusahakan dengan sebaik-baiknya. Namun
demikian tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan buku ini, untuk itu saran
perbaikan dan penyempurnaan Profil Puskesmas ini kami harapkan dari berbagai pihak yang terkait
dengan Puskesmas demi peningkatan pelayanan di puskesmas kami.

188
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta

UndangUndangRepublikIndonesiaNomor29Tahun2004tentangPraktik Kedokteran.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan. Jakarta.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor


PER/25/M.PAN/05/2006, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 279/MENKES/SK/IV/2006 Tentang Pedoman


Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor 564/MENKES/SK/VIII/2006 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga

Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo.121/MENKES/SK/II/2008Tentang Standar Pelayanan


MedikHerbal. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK//2010 Tentang Pedoman


Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/ 2008 Tentang Rekam
Medis.Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290 Tahun 2008

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51/MENKES/PER/X/I/2009 Tentang Pekerjaan


Kefarmasian. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 161/MENKES/PER/I/2010 Tentang Registrasi


Tenaga Kesehatan.Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan


Kualitas Air Minum.Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1464/MENKES/PER/X/I/2010 Tentang Ijin dan


Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan


Kualitas Air Minum.Jakarta
189
Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 028/MENKES/PER/IV/2011 Tentang
Klinik,Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman


Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001/MENKES/PER/IV/2012 Tentang Sistem


Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan, Jakarta

Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik IndonesiaNomor 23/MENKES/SK/V/1994 Tentang Susunan


Organisasi. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50/MENKES/SK/1998 Tentang Klasifikasi


Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi Kesepuluh (ICD-X)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 Tentang Pedoman


Penyusunan Perencanaan Sumberdaya Manusia Kesehatan di Tingkat Provinsi,Kabupaten/Kota serta
Rumah Sakit.Jakarta

Keputusan Menteri KesehatanRepublik IndonesiaNomor 1239/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Registrasi dan


Praktik Perawat. Jakarta KeputusanMenteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor
PER/25/M.PAN/05/2006, Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang


Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional. Jakarta

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia no KEP/25/M.PAN/2/2004,


Tentang Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 Tentang Pedoman


Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Provinsi, Kab/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1267/MENKES/SK/XII/2004 Tentang Standar


Pelayanan Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 836/MENKES/SK/VI/2005 Tentang Pedoman


Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan.Jakarta
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 666/MENKES/SK/VI/2007 Tentang Klinik Rawat
Inap Pelayanan Medik Dasar. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 121/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar


Pelayanan Medik Herbal.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 317/MENKES/SK/V/2009 Tentang Petunjuk


Teknis Perencanaan Pembiayaan SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/MENKES/SK/I/2009 Tentang Standar Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 406/MENKES/SK/VI/2009 Tentang Pedoman


Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas. Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa.Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 882/MENKES/SK/V/2009 Tentang Pedoman


Penanganan Evakuasi Medik. Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar.Jakarta

190
-1-

Keputusan MenteriKesehatan RepublikIndonesia Nomor 2500/Menkes/SK/XII/2011tentang DAFTAR


OBATESENSIAL NASIONAL 2011.Jakarta

Depkes Republik Indonesia (1996). Pedoman Pemantauan dan Penilaian Program Perawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI

Depkes Republik Indonesia , (1999). Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta

Hanafiah, Jusuf, Amir, Amri, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. EGC.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2002). Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran.
Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2003). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas.Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2004). PedomanPengembangan Pelayanan Obstetri-neonatal Emergensi Dasar


(PONED).Direktorat Kesehatan Keluarga.Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.Jakarta

Mabes TNI (2004). Pedoman Tentang Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Angkatan
Darat. Direktorat Kesehatan. Jakarta

Prawirohardjo S, (2004). Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan KesehatanDengan Sumber
Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka.Jakarta

Dinkes ProvJatim, (2005). Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Surabaya

Depkes Republik Indonesia , (2005).Depkes Republik Indonesia , (2005). Standar Sarana Penyimpanan Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan.Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2005). Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2005). Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di Rumah Sakit.
Direktorat Bina Keperawatan. Jakarta

RSUD dr Soetomo, (2005). Pelatihan GELS (General Emergency Life Support/PPGD) Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat. Surabaya

Depkes Republik Indonesia , (2006). Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2006).Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2006). Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Konsil Kedokteran Indonesia, (2006). Manual Rekam Medis. Konsil Kedokteran Indonesia. Jakarta

Yayasan Gerontologi Abiyoso, (2006). Lanjut Usia di Jawa Timur.Surabaya

Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta
191
Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Tata Ruang Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2007). Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2007). Standar Pelayanan MedikAkupuntur. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2007). Standar Pelayanan Minimal Pengendalian Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Dirjen PP dan PL Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2007).Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.Direktorat Bina Farmasi


Komunitas dan Klinik.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Pelayanan Medik Dasar Pada Anak di Sarana Kesehatan.
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Peningkatan Mutu Pelayanan Medik Dasar. Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar.Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen dan Perusahaan.
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Direktorat Bina Pelayanan Medik.Jakarta

IBI, (2008).Buku Instrumen Bidan Delima (3)Revisi 1 Feb 2008. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2009). Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2009). Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta

Depkes Republik Indonesia , (2010). Pedoman Standar Puskesmas.Surabaya

Dinkes Prov Jatim, (2010). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010-2014. Surabaya

BPPT,(1999-2010).Materi PelatihanTeknologi Pengolahan Limbah Cair, Pusat Teknologi


Lingkungan.Deputi Bidang TPSA.BPPT.Jakarta

Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dengan Pemerintah Kabupaten /Kota di Jawa
Timur Tentang Kerjasama Pembangunan Daerah. Surabaya

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pondok Kesehatan Desa (Puskesmas Rawat
Inap). Surabaya

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di
Puskesmas.Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran di
Puskesmas.Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2011). Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.Jakarta
192
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2013). Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Kesehatan Tahun 2013.Jakarta

Dinkes Prov Jatim,(2011).Standar Ponkesdes. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan.Surabaya

Dinkes Prov Jatim, (2011).Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (
MDGs) di Provinsi Jawa Timur 2011-2015. Surabaya

Dinkes Prov Jatim,(2011).Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pembantu. Bidang


Bina Pelayanan Kesehatan.Surabaya

Depkes Republik Indonesia , (2011). Daftar Obat Esensial Nasional.Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan.Jakarta.

Dinkes Prov Jatim, (2012).Standar Puskesmas rawat inap. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan. Surabaya

Dinkes Prov Jatim, (2012).Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis Provinsi Jawa Timur.
Surabaya

Dinkes Prov Jatim, (2012). Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan.
Surabaya

Dinkes Prov Jatim, (2012 ). Pedoman Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM. Edisi II Revisi. Surabaya

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (2012).Draft Akreditasi Puskesmas. Jakarta

Konsil Kedokteran Indonesia, (2006). Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran.Jakarta

www.iptek.net.idtentang teknologi tepat guna pengolahan air dan sanitasi

193

Anda mungkin juga menyukai