PENDAHULUAN
1.3 Pengertian
1. Standar pelayanan kesehatan adalah tolak ukur baku dan tolak ukur yang dipergunakan dalam
penyelenggaraan dan penilaian kualitas pelayanan kesehatan.
2. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
3. Puskesmas Perawatan atau Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas yang diberi tambahan
ruangan dan fasilitas untuk menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara. Sesuai Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota
4. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah salah satu bentuk dari program patient safety
(keselamatan pasien).
5. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesindan/atau implan yang tidak mengandung obat
yangdigunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
7. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
8. Pelayanan medik dasar adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh maksimal dokter dan
dokter gigi di sarana pelayanan kesehatan dasar.
9. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh
dokter dan dokter gigi di Puskesmas, Puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan, klinik
pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan dan rumah sakit pratama.
1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam mengidentifikasi, merumuskan, menyusun,
mengembangkan, memonitor serta mengevaluasi pelayanan kesehatan yang telah
dilaksanakan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelayanan rawat jalan
b. Sebagai pedoman pelayanan rawat inap
c. Sebagai pedoman pelayanan upaya kesehatan puskesmas
3
1.5 Manfaat
Dengan adanya buku pedoman / profil ini, maka didapat manfaat sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat
a. Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik
b. Sebagai acuan dalam monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan yang dilakukan di
puskesmas
2. Bagi Dinas kesehatan
a. Sebagai acuan acuan dalam perencanaan pengembangan, monitoring, dan evaluasi
pelayanan kesehatan
b. Dinas kesehatan kabupaten dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya
Puskesmasdan urgensi pembinaan Puskesmas
c. Dinas kesehatan kabupaten dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk
dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
3. Bagi Puskesmas Sendiri
a. Sebagai acuan untuk merencanakan pengembangan puskesmas kedepan
b. Sebagai acuan untuk mengukur kinerja puskesmas dalam hal ini petugas dan staf
puskesmas
c. Sebagai bahan publikasi kepada masyarakat
d. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan
target yang harusdicapainya.
e. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanyaberdasarkan adanya
kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).
f. Puskesmas dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera
pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
4
2. Sumber Daya, meliputi bangunan dan ruang, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan dan
pelayanan kefarmasian serta pembiayaan.
3. Upaya Pelayanan Kesehatan, meliputi upaya kesehatan wajib dan pengembangan.
4. Monitoring dan Evaluasi, meliputi jenis, jadwal dan pelaksanaannya.
5
BAB 2
RAWAT JALAN PUSKESMAS KOTAKULON
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas Kotakulon
merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah kota Bondowoso, tepatnya berada di
kelurahan kotakulon yang berjarak 1 kilometer dari pusat pemerintahan kabupaten Bondowoso.
Wilayah kerja puskesmas Kotakulon sendiri meliputi tiga kelurahan, yaitu kelurahan kotakulon yang
terdiri dari 34 RT dan 8 RW, kelurahan Dabasah yang terdiri dari 40 RT dan 9 RW dan kelurahan
Blindungan yang terdiri dari 32 RT dan 8 RW.
Dengan luas wilayah kerja puskesmas kotakulon sekitar 302 km² dengan penduduk sekitar
23.769 jiwa, dapat disimpulkan merupakan wilayah padat penduduk. Untuk transportasi wilayah
bisa diakses menggunakan kendaraan roda 4 dan roda 2, untuk wilayah yang padat penduduk hanya
bisa diakses oleh kendaraan roda 2 karena luas gang hanya 1 – 2 meter.
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya
semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13 usaha
pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan yang dapat
dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari
segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran yang tersedia.
Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan serta kepadatan penduduk
dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan
pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, perlu
ditunjang dengan puskesmas pembantu, yang ada di kelurahan Blindungan dan penempatan bidan
dan perawat di kelurahan – kelurahan yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada di puskesmas
keliling. Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu akan dapat
menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan
yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor tenaga, sarana, dan
prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak balita dan
anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
6
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit
ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan ,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi
KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai
penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja ada
kesempatan
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain denngan memberi
sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan program-program :
e. Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
f. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori kepada balita dan
ibu menyusui
g. Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk
menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
7
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
o Mendapatkan riwayat penyakit
o Mengadaan pemeriksaan fisik
o Mengadaan pemeriksaan labolatorium
o Membuat diagnosa
b. Melaksanakan tindakan pengobatan
c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
o Rujukan diagnostic
Rujukan pengobatan/rehabilitasi
Rujukan lain
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap-tiap
program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan
oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten diadakan
tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. Coordinator membantu para petugas
puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa kantin dan
sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan
kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan guru berupa
pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
8
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai tingkat
umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
(keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak balita, usia
lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi masalah, meliputi:
o Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
o Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas
o Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
b. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan
kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
o Penyuluhan kesehatan
o Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja agar
tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
o Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
o Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
f. Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan
diri dalam wadah program UKGM
b. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
o Anak sekolah
o Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
o Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
o Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih mampu
o Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
o Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
o Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
9
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran serta
masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
a. Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok
lainnya
b. Upaya kesehatan mata:
o Anamnesa
o Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes saluran air
mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan labolatorium
o Pengobatan dan pemberiaan kacamata
o Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah sakit
o Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
o Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
o Pemberian protesa mata
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta menciptakan
kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
d. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
o Penerimaan pasien
o Pengambilan spesimen
o Penanganan spesimen
o Pelaksanaan spesimen
o Penanganan sisa spesimen
o Pencatatan hasil pemeriksaan
o Pengecekan hasil pemeriksaan
o Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
o Pengambilan spesimen
o Penanganan spesimen
o Pengemasan spesimen
o Pengiriman spesimen
o Pengambilan hasil pemeriksaan
o Pencatatan hasil pemeriksaan
o Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
o Persiapan pasien
o Pengambilan spesimen
10
o Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
o Melakukan tes skrining Hb
o Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas
o Memberikan penyuluhan
o Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan oleh semua poli di puskesmas termasuk ponkesdes dan pustu, tata usaha dan
pemegang upaya kesehatan.
b. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
o Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
o Data ketenagaan di puskesmas
o Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung
puskesmas
c. Laporan dilakukan secara periodik
laporan bulanan : semua upaya kesehatan, poli, ponkesdes, pustu dan tata usaha
laporan triwulan : PHN
laporan 6 bulanan : manajemen kepuasan pelanggan
laporan tahunan : profil puskesmas
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan
berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan lokakarya,
dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa dan
system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan kepemimpinan
dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
o Pendekatan kepada tokoh masyarakat
o Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
o Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana pemecahan masalah
kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang terlatih
e. Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat
11
Masing-masing program mempunyai input, proses dan output tersendiri. Unsur dalam
Standar Puskesmas meliputi standar input dan standar proses pelaksanaan program, sedangkan
standar output program di Puskesmas dimasukkan dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).
Standar input adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai sumber daya, sarana dan
prasarana pendukung yang digunakan dlam pelaksanaan Puskesmas yang meliputi standar alat,
standar bangunan dan ruang, standar ketenagaan, standar manajemen dan standar upaya pelayanan
kesehatan.
Standar proses adalah tolok ukur yang digunakan untuk penilaian pelayanan yang meliputi
kegiatan dalam gedung, luar gedung, rencana kegiatan, pencatatan, pelaporan, visualisasi data dan
evaluasi program tiap tahunnya.
12
didalamnya memuat juga tentang visi, misi, motto, janji layanan, tujuan fungsi Puskesmas
kotakulon, adalah sebagai berikut :
A. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas kotakulon adalah “Terwujudnya Puskesmas KOTAKULON sebagai
sentra pelayanan Kesehatan yang berkualitas, profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menghasilkan layanan yang memuaskan” , Sehingga dapat mewujudkan
“Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan
B. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Empat misi Puskesmas adalah sebagai
berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya agar memerhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidaknya terhadap lingkungan dan
perilaku masyarakat. Pengembangan perumahan untuk keluarga yang dilaksanakan oleh
pengembang atau individu sebaiknya melibatkan tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan akan
memberikan masukan berkaitan dengan terciptanya rumah yang sehat sehingga keluarga yang
tinggal di rumah tersebut sehat.
b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya mempunyai kemampuan di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang memenuhi standar dan memuaskan masyarakat.
Mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan keluarga. Sebagai pilar utama terciptanya
pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu, pelayanan kesehatan tidak dipandang sebagai
pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan keluarga.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta
lingkungannya.
13
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan tekhnologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan
kesehatan, individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya memerlukan asuhan
keperawatan keluarga secara terus-menerus dan bekesinambungan yang dilakukan perawat
keluarga. Perawat keluarga sebagai pilar utama terlaksananya asuhan keperawatan keluarga
di wilayah kerja Puskesmas merupakan ujung tombak memandirikan keluarga di bidang
kesehatan sehingga tercipta sehat sebagai gaya hidup.
C. Motto Layanan
Motto layanan Puskesmas Kotakulon adalah : “Anda Sehat, Kami Bangga “
D. Janji Layanan
Puskesmas Kotakulon dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
memiliki janji layanan yaitu:
1. Fast (cepat)
2. Responsif (tanggap)
3. Integrated (terintegrasi)
4. Emphatic (berempati)
5. Normatif (sesuai standar)
6. Dynamic (dinamis dan inovatif)
7. Low profile (rendah hati)
8. Young spirit (semangat muda; samangat pembaharuan)
E. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
F. Fungsi
Fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupayamenggerakkan danmemantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluargadan
masyarakat, memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuksumber pembiayaannya, serta ikutmenetapkan, menyelenggarakan dan
14
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan yang bersifat public goods
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegahpenyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatankesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertamasecara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas adalah pelayanan
yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
15
Kepala Puskesmas Kotakulon
Dr. Indah Yuli Hartatik
Keuangan SP2TP
Ulfah Farida
Styaningrum, Poespitaningtyas
Amd. Kep
Secara rinci uraian tugas seluruh petugas Puskesmas Kotakulon terlampir pada lampiran 3.
17
2.1.1.1.4. Jam Kerja
Berdasarkan surat edaran Dinas Kesehatan nomor 858/730/430.11.7/2013 tentang
jam kerja ( terlampir pada lampiran 4) dan Surat keputusan kepala Puskesmas Kotakulon
nomor 440/01/430.82.2/2011 tentang standar Pelayanan Publik Puskesmas kotakulon, jam
kerja pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Loket pendaftaran :
2. Rawat Jalan :
18
Tabel 2.2 Jenis Pelayanan yang dilakukan di Puskesmas
No Jenis Pelayanan Kegiatan
1. Pelayanan di dalam gedung
a. Pengobatan Umum Ada
b. Pengobatan Gigi dan mulut Ada
c. Pelayanan Gawat Darurat Ada, 24 jam
d. Pelayanan KIA – KB Ada
e. Imunisasi Ada
f. Persalinan Ada, 24 jam
g. Pelayanan Kefarmasian Ada
h. Pelayanan laboraturium Ada
i. Konsultasi Gizi dan Laktasi Ada
j. Klinik Sanitasi Ada
k. Penyuluhan Kesehatan / konsultasi Ada
Kesehatan dan konseling
l. Pelayanan Ambulan Ada, 24 jam
m. Pelayanan Rawat Inap Ada, 24 jam
19
d. Membawa foto kopi SPM pelanggan yang masih berlaku, KTP, KSK bagi yang
memakai pelayanan SPM sebanyak 6 lembar. Bagi pelanggan JAMKESMAS yang
belum punya KTP atau umurnya dibawah 17 tahun tidak usah KTP.
e. Membawa foto kopi KTP, KSK pelanggan bagi yang memakai pelayanan NON
MASKIN sebanyak 6 lembar. Bagi pelanggan NON MASKIN yang belum punya
KTP atau umurnya dibawah 17 tahun tidak usah KTP.
20
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Kotakulon :
1. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan kademanga
2. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Tegal ampel
3. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Curahdami
4. Sebelah selaatan berbatasan dengan kelurahan Badean
21
Gambar 2.5 Ruangan yang dipasang papan nama sesuai fungsi ruangan
Gambar 2.6 Ruang tunggu pasien puskesmas kotakulon bebas asap rokok
22
c. Meminta konsultasi medis
d. Menyampaikan pengaduan , saran , kritik dan keluhan berkaitan dengan pelayanan.
e. Memperoleh layanan yang bermutu , aman , nyaman , adil , jujur dan manusiawi.
f. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan , tujuan tindakan,
alternatif tindakan , resiko , biaya dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan .
g. Memberikan persetujuan yang meliputi atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang diderita kecuali untuk kasus
KLB dan kasus yang dapat membahayakan masyarakat.
h. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
2. Kewajiban pasien
a. Membawa kartu identitas (KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan jelas untuk
kunjungan pertama kalinya.
b. Membawa kartu berobat:
1) Penggunaan layanan PT.ASKES membawa kartu ASKES
2) Pengguna layanan GAKIN membawa kartu ASKESKIN atau JAMKESDA.
3) Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung membawa kartu
kunjungan / berobat.
c. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas.
d. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasihat serta petunjuk pengobatan
e. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah kesehatannya
kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.
23
2.1.1.1.14. Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur (SOP)adalah suatu perangkat instruksi/langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu dengan memberikan
langkah-langkah yang benar dan terbaik berdasarkan keilmuan dan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan untuk membantu mengurangi
kesalahan dan pelayanan sub standar.SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi tenaga
pelaksana dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu. Selain hal tersebut standar
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta melindungi masyarakat dari
pelayanan tidak bermutu. Staf medis dan non medis berperan aktif dalam pembuatan SOP
serta disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan/Kepala Puskesmas.
Dokumen SOP meliputi penomoran, tanggal terbit, catatan tentang revisi,
pemberlakuan dan tanda tangan Kepala Puskesmas. SOP harus disertai dengan instruksi
kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara tentang hal tersebut diatas. Seluruh kegiatan
yang berkaitan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang ada. SOP
dan instruksi kerja tersebut harus dievaluasi secara berkala. Standar pelayanan medik yang
penting dibuat dalam bentuk algoritma medik, misalnya standar penatalaksanaan diare,
penatalaksanaan demam pada anak, penatalaksanaan anak dengan batuk dan kesulitan
bernafas, penatalaksanaan pasien TB paru, dan lain-lain.
Tabel 2.3 Jumlah dan Jenis SOP di Puskesmas Berdasarkan Jenis Program/Tempat
Jumlah SOP
No Jenis SOP Puskesmas Puskesmas
Rawat Jalan
I SOP Rawat Jalan, terdiri dari Ada
A. SOP Loket Ada
B. SOP Tata Usaha Ada
C. SOP Manajemen Ketenagaan Ada
D. SOP Manajemen Mutu Ada
E. SOP PPI Ada
F. SOP Peralatan Ada
G. SOP Keuangan Ada
H. SOP Promosi Kesehatan Ada
I. SOP Kesehatan Lingkungan Ada
J. SOP KIA Ada
K. SOP KB Ada
L. SOP ARU Ada
M. SOP Klinik Gizi Ada
N. SOP Poli Umum Ada
O. SOP UGD Ada
P. SOP Ambulan Ada
Q. SOP Poli Gigi Ada
R. SOP Laboratorium Ada
S. SOP Pelayanan Kefarmasian Ada
T. SOP Gudang Obat Ada
U. SOP Pencegahan Penyakit Ada
V. SOP Pemberantasan Penyakit Ada
W. SOP UKS dan UKGS Ada
X. SOP Perkesmas Ada
Y. SOP Kesehatan Jiwa Ada
Z. SOP Mata dan Telinga Ada
II SOP Rawat Inap Ada
24
Tabel 2.4. Rincian jenis SOP di Puskesmas Kotakulon
1. SOP Puskesmas V. Pemberantasan
N. Poli Umum
Rawat Jalan Penyakit
A. Loket 1. Rekam Medik TBC
1. Pendaftaran 2. Pemeriksaan 1. Pelayanan TB
2. Pelayanan Pelayanan Poli 2. Diagnosis TB
Pemulangan Pasien Umum (Anamnesa, 3. Pencatatan dan
Pemeriksaan Fisik, Pelaporan
B. Tata Usaha Diagnosa dan Terapi) Program P2 TB
1. Surat Masuk 3. Pengukuran Tekanan
2. Surat Keluar Darah, Nadi, Suhu Kusta
3. Lokakarya Mini dan Pernafasan. 1. Pemeriksaan
Bulanan 4. Pengukuran Tinggi Penderita Kusta
4. Lokakarya Mini Badan dan Berat 2. Diagnosis Kusta
Tribulanan Badan 3. Pencatatan dan
5. KIR Dokter (Surat 5. Pemberian Oksigen Pelaporan Program
Keterangan Sehat) 6. Penatalaksanaan P2 Kusta
6. Rujukan Diare
7. Prosedur Pelayanan 7. Penatalaksanaan ISPA
Customer Service Demam pada Anak 1. Deteksi Dini ISPA
8. Prosedur Analisa 8. Penatalaksanaan 2. Penatalaksanaan
Data untuk Diproses ISPA dan ISPA
Menjadi Informasi Batuk/Asma 3. Pencatatan dan
9. Penilaian Kinerja 9. Penatalaksanaan Pelaporan ISPA
Puskesmas Pasien TB Paru 4. Penyimpanan BHP
10. Penatalaksanaan P2 ISPA
Hipertensi
C. Manajemen 11. Penatalaksanaan DM Pneumonia
Ketenagaan 12. Penanganan Kejang Deteksi Dini
1. Penyelenggaraan Demam Pneumonia
Administrasi 13. Penanganan
Kepegawaian Keracunan Makanan Diare
(Kenaikan Pangkat, 14. Cuci Tangan 1. Penatalaksanaan
Kenaikan Gaji 15. Pelayanan Rujukan Diare
Berkala, Daftar 16. Penyimpanan BHP 2. Pencatatan dan
Urutan Medis dan Non Pelaporan Program
Kepegawaian dll) Medis Poli Umum Diare
2. Susunan/Peta 17. Pencatatan dan
Jabatan Pelaporan Petugas DBD
(Struktural dan Poli Umum 1. Pemeriksaan
Fungsional) Penderita DBD
3. Pemeliharaan File O. UGD 2. Penatalaksanaan
Kepegawaian 1. Rekam Medik DBD
4. Menghitung 2. Pemeriksaan 3. Pencatatan dan
Kebutuhan Diklat Pelayanan Poli Pelaporan Program
5. Rekapitulasi Daftar Umum (Anamnesa, DBD
Hadir Pemeriksaan Fisik, 4. Pelaksanaan
Diagnosa dan Terapi) Penyelidikan
D. Manajemen Mutu 3. Pengukuran Tekanan Epidemiologi DBD
1. Pengelolaan Darah, Nadi, Suhu dan
Pengaduan dan Pernafasan. Penanggulangan
2. Pelaksanaan Survey 4. Pengukuran Tinggi Fokus DBD bila
Kepuasan Badan dan Berat memenuhi kriteria
Masyarakat dan Badan
Indek Kepuasan 5. Triase HIV-AIDS
Masyarakat 6. Managemen ABC 1. Penyuluhan
3. Penilaian Standar 7. Resusitasi 2. Rujukan/Penawara
Puskesmas 8. Pembersihan Jalan n Tes HIV bagi
4. Penilaian Kinerja Nafas dengan masyarakat yang
Puskesmas Suction dicurigai HIV
9. Pemberian Oksigen 3. Pendampingan
E. Pencegahan dan dengan Nasal Kanul penderita
Pengendalian 10. Penilaian Kesadaran 4. Sosialisasi kondom
Infeksi (PPI) Dengan Pemeriksaan
1. Kebersihan Tangan GCS
2. Penggunaan Alat 11. Observasi Pasien W. UKS/UKGS
Pelindung Diri Gawat UKS
25
(APD) 12. Cuci Tangan 1. Penjaringan Siswa
3. Penggunaan 13. Penatalaksanaan Baru.
Peralatan Perawatan Luka dan Luka Bakar 2. Penyuluhan Siswa.
Pasien 14. Penatalaksanaan 3. Pembinaan Guru.
4. Pengendalian Hipoglikemi dan 4. Pencatatan dan
Lingkungan Hiperglikemi. Pelaporan UKS.
5. Pemrosesan 15. Pemasangan Infus 5. Pengelolaan BHP
Peralatan Pasien dan dan Pemberian UKS/UKGS
Penatalaksanaan Cairan. 6. Penjaringan Murid
Linen 16. Pemberian Obat kelas I s/d III.
6. Kesehatan Secara Parenteral 7. Promotif. Preventif
Karyawan/ Termasuk Obat Anti Siswa
Perlindungan Diabetes. 8. Pembinaan Guru.
Petugas Kesehatan. 17. Pemberian Obat 9. Pengobatan Gigi
7. Penempatan Pasien. Suppositoria. Siswa yang
8. Higiene 18. Penatalaksanaan Dirujuk.
Respirasi/Etika Syok Anafilaktik. 10. Pencatatan dan
Batuk. 19. Pemberian Injeksi Pelaporan UKGS.
9. Praktek Menyuntik Intra Muskular,
yang aman. Subkutan, Intra Vena X. Perkesmas
10. Pengelolaan Limbah melalui Infus. 1. Pelayanan dalam
Medis dan Non 20. Pemasangan NGT Gedung dan Luar
Medis. (Naso Gastric Tube). Gedung.
11. Dekontaminasi, 21. Pemasangan dan 2. Pencatatan dan
Pembersihan dan Pelepasan Kateter Pelaporan
Sterilisasi Alat. Urine. 3. Kunjungan Rumah.
22. Informed Concent. 4. Melaksanakan
F. Peralatan 23. Dekontaminasi dan Asuhan
1. Inventarisasi Bahan Sterilisasi Alat. Keperawatan.
Habis Pakai (BHP) 24. Rujukan.
Non Medis Loket 25. Penggunaan Alat Y. Kesehatan Jiwa
Pendaftaran, Pelindung Diri. 1. Penyuluhan
Administrasi 26. Penggunaan 2. Deteksi Dini
Rujukan, Kesehatan Nebulizer, 3. Pengobatan
Lingkungan, Sterilisator, Suction Ganggguan Jiwa
Surveilans, dan USG. 4. Konseling
Kesehatan Jiwa dan 27. Penanganan Tanggap 5. Pencatatan dan
Perkesmas Darurat Bencana. PelaporanKesehata
2. Inventaris Sarana n Jiwa
dan Media Promosi P. Ambulan
Kesehatan. 1. Pelayanan Ambulan. Z. Mata dan Telinga
3. Inventarisasi BHP 2. Penanganan Korban. 1. Pemberian Tetes
Medis dan Non 3. Operasional Mata, Salep dan
Medis P2 TB, P2 Ambulan (Tata Bebat Mata.
Kusta, P2 ISPA, P2 Tertib). 2. Irigasi/Mencuci
Diare, Imunisasi. 4. Komunikasi dan Mata.
4. Inventarisasi BHP Informasi. 3. Pemeriksaan
Medis dan Non Tajam Penglihatan.
Medis Poli Umum, Q. Poli Gigi 4. Kompres Es pada
Gawat Darurat, 1. Tumpatan Light Mata.
Kamar Obat, Barang Curing. 5. Skreening katarak
Gizi, Gudang Obat 2. Pencabutan Gigi 6. Pemeriksaan
dan Laboratorium. Sulung dan Tetap. OMSK
5. Inventarisasi BHP 3. Insisi Abses. 7. Pemeriksaan
Medis P2 DBD. 4. Open Boor. serumen
5. Penatalaksanaan Gigi 8. Pemeriksaan
G. Keuangan dengan Nekrose Tekanan Bola
1. Perencanaan Pulpa. Mata.
(Persiapan, Analisa 6. Devitalisasi Pulpa. 9. Memberikan
Situasi, RUK dan 7. Informed Concent. Pertolongan
RPK). 8. Injeksi dengan Pertama pada
2. Bendahara Metode Infiltrasi. Kedaruratan Mata
BOK/Jampersal/Jam 9. Injeksi dengan dan Telinga.
kesmas. Mandibular Anestesi. 10. Perawatan Pasca
3. Bendahara 10. Pencatatan dan Bedah Katarak dan
Penerimaan. Pelaporan Petugas Glaucoma.
4. Mekanisme Poli Gigi. 11. Pemeriksaan dan
26
Penggunaan 11. Penyimpanan Bhn Tindakan Medik
Anggaran. Medis Poli Gigi. Gangguan
5. Mekanisme Audit 12. Cuci Tangan. Pendengaran.
Penilaian Kinerja 13. Dekontaminasi, 12. Pancatatan dan
Keuanga. Pembersihan dan Pelaporan.
Sterilisasi Alat. 13. Rujukan.
H. Promosi Kesehatan 14. Pemakaian Alat Gigi.
1. Pemberian II. SOP Rawat Inap
Penyuluhan R. Laboratorium 1. Rekam Medik.
Kesehatan. 1. Penerimaan Pasien. 2. Informed Concent.
2. Pengembangan Desa 2. Pengambilan 3. Pengukuran
Siaga Aktif. Spesimen Darah, Tekanan Darah,
3. Pemberdayaan Urin, Tinja, Nadi, Suhu dan
Masyarakat dalam Sputum,Sampel Pernafasan.
PHBS. Morbus Hansen dan 4. Resusitasi.
4. Pengembangan Cairan Tubuh. 5. Pembersihan Jalan
UKBM. 3. Penerimaan, Nafas dengan
Penyimpanan dan Suction.
I. Kesehatan Pemusnahan 6. Pemberian Oksigen
Lingkungan Spesimen. dengan Nasal
1. Pemeriksaan 4. Pembuatan dan Kanul.
Kualitas Air. Pemeriksaan Slide 7. Penilaian
2. Pengolahan Limbah Sediaan TB. Kesadaran dengan
Medis. 5. Pemeriksaan dan Pemeriksaan GCS.
3. Pelayanan Klinik Pemakaian Alat 8. Observasi Pasien
Sanitasi. Hematologi dan atau Gawat.
4. Pemeriksaan TTU Kimia Klinik. 9. Cuci Tangan.
dan TPM. 6. Kesehatan dan 10. Penatalaksanaan
5. Pemicuan STBM. Keselamatan Kerja Luka dan Luka
6. Pengolahan IPAL (K3.) Bakar.
(untuk Rawat Inap). 7. Dekontaminasi, 11. Pemasangan Infus
Pembersihan dan dan Pemberian
J. KIA Sterilisasi Alat. Cairan.
1. Pelayanan ANC. 8. Pencatatan dan 12. Pemberian Obat
2. Persalinan Normal. Pelaporan Hasil Secara Parenteral
3. Episiotomi. Pemeriksaan. Termasuk Obat
4. Pelayanan 9. Prosedur Anti Diabetes.
Kesehatan Ibu Nifas. Pembuangan 13. Penatalaksanaan
5. Perdarahan Ante Limbah. Syok Anafilaktik.
Partum. 14. Pemberian Injeksi
6. Penanganan Gawat Intra Muskular,
Janin. R. Pelayanan Subkutan, Intra
7. Penanganan Gawat Kefarmasian Vena melalui
Darurat Bayi Baru 1. Pelayanan Obat di Infus.
Lahir. Kamar Obat. 15. Pemberian Obat
8. Pelayanan 2. Penerimaan dan Suppositoria.
Pemeriksaan Bayi , Pengkajian Resep. 16. Penatalaksanaan
Balitadan Anak Pra 3. Pencatatan dan Hipoglikemi dan
Sekolah Sehat dan Penyimpanan Resep. Hiperglikemi.
Sakit. 4. Peracikan dan 17. Pemasangan NGT
9. Pencegahan Infeksi . Penyerahan Obat. (Naso Gastric
10. Pencatatan dan 5. Pelayanan Informasi Tube).
Pelaporan Pelayanan Obat. 18. Pemasangan dan
KIA. 6. Konseling Obat. Pelepasan Kateter
11. Pengelolaan BHP 7. Penerimaan dan Urine.
Medis Poli KIA. Penyimpanan Obat di 19. Dekontaminasi,
12. Pemakaian Kamar Obat. Pembersihan dan
Inkubator, Infant 8. Pengelolaan dan Sterilisasi Alat.
Warmer. Pengendalian 20. Rujukan.
Penggunaan 21. Penggunaan Alat
K. KB Psikotropika. Pelindung Diri.
1. Pelayanan Pap 9. Penanganan Obat 22. Penggunaan
Smear. Rusak dan Nebulizer,
2. Pelayanan IVA. Kadaluarsa. Sterilisator dan
3. Pelayanan PPIA ( 10. Pencatatan dan Suction.
Pencegahan Pelaporan Petugas di
Penularan HIV dari Kamar Obat.
27
Ibu ke Anak). 11. Pengawasan
4. Pelayanan KB Makanan dan
(Kondom, Pil, Minuman.
Suntik, Implant dan Untuk rawat inap
IUD). ditambah: Visite
5. Pencatatan dan Farmasi.
Pelaporan Pelayanan
KB. S. Gudang Obat
6. Pengelolaan BHP 1. Perencanaan
Medis Poli KB. Kebutuhan Obat
7. Pelayanan KTP 2. Penerimaan dan
( Kekerasan Penyimpanan Obat di
Terhadap Gudang Obat.
Perempuan). 3. Pendistribusian Obat.
4. Pencatatan dan
L. ARU Pelaporan Petugas
1. Pelayanan Gudang Obat.
Kesehatan Remaja 5. Pengendalian
Sekolah. Kebersihan Gudang.
2. Pelayanan 6. Stok Opname
Kesehatan Remaja Gudang.
Tidak Sekolah. 7. Pengawasan
3. Pelayanan Makanan
Kesehatan danMinuman.
Reproduksi Remaja.
4. Pelayanan KTA. T. Pencegahan
5. Pelayanan PenyakitSurveilans
Kesehatan Usila. 1. Pengamatan,
6. Pengelolaan BHP Pengumpulan,
ARU. Pengolahan, Análisa
serta Visualisasi Data
M. Klinik Gizi Surveilans
1. Penimbangan Balita. Epidemiologi.
2. Pengukuran Tinggi 2. Penyelidikan
Badandan Panjang Epidemiologi KLB.
Badan. 3. Sistem Kewaspadaan
3. Prosedur Tata Dini dan
Laksana Gizi Penanggulangan
Buruk.. KLB.
4. Penilaian Status Gizi 4. Pencatatan dan
Balita. Pelaporan Kegiatan
5. Penyuluhan Gizi. Surveilans.
6. Pengelolaan PMT
Pemulihan. Penyakit Tidak
7. Pengelolaan PMT Menular
Penyuluhn. 1. Penatalaksanaan
8. Pemberian Kapsul Hipertensi.
Vit. A. 2. Penatalaksanaan DM.
9. Pemberian Tablet
Fe. Imunisasi
10. Pelacakan Balita 1. Pemberian Imunisasi
Gizi Buruk 2. Rantai Dingin Vaksin
11. Monitoring Garam termasuk
Beryodium. Penyimpanan
12. Pemetaan Kadarzi. Vaksin, Tatalaksana
13. Konseling Gizi dan Membawa Vaksin ke
Laktasi. Lapangan,
14. Pencatatan dan Pemantauan Suhu
Pelaporan Program Setiap Hari, dan
Gizi. Logistik Lainnya
15. Evaluasi Program yang mendukung
Gizi. Vaksinasi.
3. Pemeliharaan Lemari
Pelayanan Gizi di Dingin.
Puskesmas Rawat Inap, 4. Pencatatan,
ditambah: Pelaporan dan
1. Asuhan Gizi di Visualisasi Data
28
Ruang Rawat Inap Program Imunisasi.
untuk Pasien dngan
Diet Biasa.
2. Asuhan Gizi di
Ruang Rawat Inap
untuk Pasien dengan
Diet Khusus.
Secara lengkap isi SOP tiap Program/kegiatan terlampir pada lampiran 6.
29
6. Dokter, perawat dan bidan bertanggung jawab akan kebenaran dan ketepatan
pengisian rekam medik. Bila terjadi kesalahan pencatatan rekam medis, catatan dan
berkas tidak boeh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun.Perubahan catatan
atas kesalahan dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudin dibubuhi paraf
petugas yang bersangkutan.
7. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter
gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan
praktek kedokteran yang telah dilakukannya.
8. Selain dokter dan dokter gigi yang membuat / mengisi rekam medis , tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat /
mengisi rekam medis atas perintah / pendelegasian secara tertulis dari dokter dan
dokter gigi yang menjalankan praktek kedokteran.
9. Berkas rekam medis menjadi milik Puskesmas, sedangkan isi rekam medis dan
lampiran dokumen menjadi miik pasien.
10. Batas waktu lama penyimpanan rekam medis Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan paling lama 5(lima) tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 (dua
puluh lima) tahun.
11. Khusus Untuk Puskesmas rawat inap:
Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus lengkap dalam 24 (dua puluh
empat) jam setelah pasien dirawat dan ringkasan / resume ringkasan riwayat keluar sudah
harus dilengkapi paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pasien pulang. Semua rekam
medik di beri kode sesuai dengan ICD-X dan indeks dalam waktu 14 (empat belas) hari
setelah pasien pulang.
Bentuk rekam medis rawat jalan dan rawat inap yang digunakan Puskesmas
Kotakulon terlampir pada lampiran 7.
32
4. Data upaya kesehatan yang telah dilakukan/kinerja, yang terdiri dari kinerjaupaya
kesehatan wajib dan pengembangan
Data dan informasi digunakan untuk pengambilan keputusan di Puskesmas dalam
peningkatan pelayanan kesehatan maupun pengembangan program-program kesehatan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, maupun untuk pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan
di Dinas Kesehatan. Data dasar Puskesmas Kotakulon terlampir pada penilaian kinerja
puskesmas Kotakulon.
2.1.1.2 Proses
2.1.1.2.1 Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Puskesmas Kotakulon sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas, sehingga dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara paripurna Puskesmas melakukan rujukan secara rasional (tepat indikasi, tepat
waktu dan tepat sasaran).
Rujukan merupakan suatu rangkaian kegiatan sebagai respon terhadap ketidak
mampuan suatu pusat layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan dalam melaksanakan tindakan
medis terhadap pasien. Sistem rujukan merupakan suatu mekanisme pengalihan atau
pemindahan pasien yang terjadi dalam atau antar fasilitas kesehatan yang berada dalam suatu
jejaring.
Rujukan yang dilaksanakan di Puskesmas Kotakulon bisa merupakan rujukan
vertikal ke tingkat lebih rendah atau ke tingkat lebih tinggi maupun horizontal antar fasilitas
kesehatan yang sama pada wilayah yang berbeda. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3 tentang sistim rujukan pelayanan
kesehatan perorangan, maka:
1. Pelayanan kesehatan dilakukan secara berjenjang sesuai kebutuhan medis, dimulai dari
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan
kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama.
Penyebab rujukan, antara lain karena ketidak mampuan Puskesmas Kotakulon
dalam melakukan pemeriksaan spesimen/penunjang medik, keterbatasan pengetahuan,
membutuhkan konsultasi tenaga ahli/spesialis dan lain-lain. Pasien rujukan harus disertai
dengan informasi alasan rujukan.
33
Ketentuan rujukan:
1. Puskesmas mempunyai alur rujukan, prosedur merujuk pasien, prosedur menerima
rujukan, prosedur menerima balasan rujukan. Prosedur rujukan ini dibuat dengan
mengacu pada Buku Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur tahun 2013.
2. Tersedia informasi mengenai fasilitas rujukan lain, ada kerjasama Puskesmas dengan
sarana kesehatan lain untuk menjamin kelangsungan pelayanan klinis (rujukan klinis,
rujukan diagnostik dan rujukan konsultatif).
3. Persyaratan rujukan pasien: pasien distabilkan terlebih dahulu sesuai dengan kemampuan
Puskesmas, sebelum dirujuk ke pelayanan yang mempunyai kemampuan lebih tinggi.
4. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan atau dokter gigi pada
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam keadaan gawat darurat,
bencana, kekhususan, permasalahan kesehatan pasien dan pertimbangan geografis.
5. Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan penyakit
atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali pasien tidak dapat
ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya atau geografis dan tidak mendapat
persetujuan pasien atau keluarganya.
Gambar 2.7 Alur rujukan Pasien rawat jalan , gawatdarurat dan rawat inap Puskesmas kotakulon
Tabel 2.5 Jumlah Pencatatan, Pelaporan dan Visualisasi Data Program Puskesmas Kotakulon
No. Jenis program Jumlah Jumlah Visualisasi
Pencatatan Pelaporan Data
I Manajemen dan administrasi
A. Manajemen operasional 4 5 6
B. Manajemen mutu 1 0 1
II Sumber daya
A. Ketenagaan 14 11 1
B. Keuangan 12 6 0
C. Peralatan 6 4 6
D. Pelayanan Kefarmasian 0 5 0
III Upaya Pelayanan Kesehatan
A. Upaya Promosi Kesehatan 5 1 2
B. Upaya Kesehatan Lingkungan 12 11 5
C. Upaya Pelayanan KIA_KB
1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu 7 7 5
2. Upaya Pelayanan Kesehatan Anak 10 6 8
3. Upaya Pelayanan KB 4 2 1
D. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 8 11 6
E. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit
1. Upaya Pencegahan Penyakit
a) Surveilans 2 3 2
b) Imunisasi 8 12 11
c) Penyakit Tidak Menular 2 2 0
2. Upaya Pemberantasan Penyakit
a) Tuberculosis 6 3 0
b) Kusta 3 3 1
c) ISPA 0 2 1
d) IVD 1 4 5
e) Malaria 0 3 0
f) Diare 0 2 2
g) Rabies 0 0 0
h) HIV/AIDS/IMS 1 3 1
F. Upaya Pengobatan Dasar
1. Poli umum 8 4 4
2. UGD 5 4 3
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut 4 4 1
4. Upaya Pelayanan Laboratorium 6 2 0
5. Upaya Rawat Inap 9 3 2
6. Upaya Rawat Inap PONED - - -
IV Upaya Pengembangan
a. Upaya Keperawatan Kesehatan 4 4 1
Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah 0 1 0
c. Upaya Kesehatan Kerja 0 1 0
d. Upaya Kesehatan Usila 1 1 0
e. Upaya Kesehatan Mata dan Telinga
1) Upaya Kesehatan Mata 2 3 7
2) Upaya Kesehatan Telinga 2 3 2
f. Upaya Kesehatan Jiwa 5 3 5
g. Upaya Kesehatan Olahraga 1 1 0
h. Upaya Kesehatan Tradisional 2 0 0
35
Tabel 2.6 Jenis Pencatatan dan Visualisasi Data Pelaporan Puskesmas Kotakulon Berdasarkan Jenis Layanannya
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
I Manajemen dan Administrasi
A Manajemen Operasional
1. Notulen Rapat Lokakarya 1. Undangan Rapat 1. Data Pencapaian
Mini Bulanan. Lokakarya Mini. Cakupan Kegiatan
2. Notulen Rapat Lokakarya 2. Daftar Hadir Lokakarya Pokok Tahun Lalu.
Mini Tribulan. Mini. 2. Data Cakupan Kegiatan
3. Laporan Tahunan. Pokok Tahun Lalu dalam
4. Analisa Data 10 Bentuk PWS, Grafik,dll.
Penyakit Potensial KLB. 3. Data 10 Penyakit
5. POA 2 Tahun Terakhir. Terbanyak.
4. Data Pencapaian
Cakupan Kegiatan
Pokok Tahun Lalu dan
Visualisasi Datanya.
5. Data 10 Penyakit
Potensial KLB.
6. Peta Daerah Rawan
Bencana.
B Manajemen Mutu
1. SK Tim Jaminan Mutu. Pengelolaan Pengaduan IndekKepuasan Masyarakat.
2. Dokumen Survey dan Rencana Tindak
Kepuasan Masyarakat. Lanjut.
II Sumber Daya
A Ketenagaan
1. Daftar Hadir Pegawai 1. Laporan Retribusi Struktur Organisasi
2. Data Bulanan Puskesmas. Puskesmas.
Karyawan/Karyawati 2. Laporan Realisasi
Puskesmas. Penerimaan dan
3. Daftar atau Catatan Persediaan Benda
Kepegawaian Karyawan Berharga.
Puskesmas. 3. Laporan Pelayanan di
4. Penilaian DP3. Puskesmas.
5. File Kepegawaian: Bukti 4. Laporan Absensi PNS
Kompetensi, Pendidikan, Tingkat Puskesmas.
Pelatihan, Ketrampilan 5. Laporan Rekapitulasi
dan Pengalaman.
6. Simpeg dan DUK.
Absen.
7. Buku Tunggu (KP,
6. Laporan Kepesertaan,
KGB, Pensiun).
Pelayanan Kesehatan
8. Buku Register Cuti.
dan Pendanaan Peserta
9. Arsip Surat.
Jamkesmas di
10. Rencana Kebutuhan
Puskesmas.
Tenaga.
7. Laporan Keuangan
11. DP3 untuk setiap
Program Jamkesmas.
Pegawai.
8. Laporan Data
12. Uraian Tugas dan
Kunjungan Puskesmas.
Tanggung Jawab Setiap
9. Laporan Realisasi
Petugas.
Penerimaan dan
13. Rencana Kerja Bulanan
Persediaan Kwitansi
bagi setiap Petugas
Biaya Pelayanan
sesuai dengan Tugas,
Puskesmas.
Wewenang dan
10. Laporan Askes.
Tanggung Jawab.
11. Laporan Pelaksanaan
14. Rencana
Kegiatan Program
Kerja/Program Kerja
Jamkesmas.
dan Rencana
12. Laporan Rekapitulasi
Pengembangan
Absen.
Program.
B Keuangan
1 Bendahara Penerimaan
a. Perda/Perbup Tarif. a. Laporan Harian Tidak ada
b. Buku Kas Umum. Penerimaan (DPD II 62).
c. Surat Tanda Setor (STS). b. Laporan Pertanggung
d. Buku Kas Bantu per Jawaban Fungsional.
Kode Rekening. c. Buku Rekapitulasi
e. Buku Kas Bantu per Jenis Harian.
Pelayanan.
f. Bukti/Tanda Setoran
Retribusi ke Kasda.
2 Bendahara Pengeluaran
a. Buku Kas Umum. a. Laporan Keadaan Kas a. Rekapitulasi Pengeluaran
b. Buku Kas Bantu per (LKK). Harian.
Kode Rekening. b. Laporan Pertanggung b. Rekapitulasi Pengeluaran
c. Buku Pajak. Jawaban Askes dan Bulanan.
d. Buku Panjar. Jamkesmas. c. Flow Chart Realisasi
e. Bukti/Tanda Setoran c. Laporan Pemungutan Penyerapan Anggaran.
Pajak. Penyetoran Pemungut
36
f. Bukti Setor Penyerapan Pajak.
Anggaran ke Kasda.
f. Diare
Register rawat jalan 1) Laporan Bulanan 1) Angka Cakupan.
Kegiatan P2 Diare Pelayanan Penderita
(LB3 P2P). Diare
2) Laporan Kasus Diare 2) Angka Penggunaan
Ditemukan dan Oralit dan Zinc.
diobati/ Dirujuk.
No Pencatatan Pelaporan Visualisasi Data
g. Rabies
h. HIV/AIDS/IMS
Register (Jika ada kasups) 1) Surveilans Penderita 1) Kasus IMS
AIDS (Form AIDS 1) 2) Kasus HIV/AIDS
2) Laporan Bulanan
Penderita yang
Berkunjung ke Klinik
Infeksi Menular
Seksual (IMS)
3) Laporan Bulanan
Penderita IMS yang
Diobati Berdasarkan
Diagnosis Program
Pengobatan Infeksi
Menular Seksual
F Upaya Pengobatan
1 Poli Umum
a. Rekam Medik. a. LB1 (Laporan Kasus a. Data 10 Penyakit
b. Resep. Penyakit ). Terbanyak Berdasarkan
c. Register Rawat Jalan b. LB-2 M (Laporan Kelompok Umur.
(Penyakit Menular dan Bulanan Data b. Grafik Kunjungan/Visite
Tidak Menular). Kematian). Rate.
d. Surat Rujukan. c. LB4. c. Grafik Kunjungan Kasus
e. Register Rujukan. d. Laporan Bulanan Baru, Kasus Lama dan
f. Surat Keterangan Sehat. Rujukan Puskesmas. Kunjungan Kasus Lama.
g. Surat Keterangan Sakit.
h. Formulir Permohonan
Pemeriksaan Laboratorium
(Form TB 05).
2.1.1.2.3 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan
berdaya guna.
a. Perencanaan program disusun mengacu pada pedoman program untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat.
b. Puskesmas melakukan penilaian kebutuhan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
merespon kebutuhan dan harapan masyarakat dengan melakukan pertemuan dengan
tokoh-tokoh masyarakat dan sektor terkait melalui kegiatan Survei Mawas Diri (SMD)
untuk kemudian dilakukan analisis kesehatan komunitas (Community Health Analysis)
yang menjadi bahan untuk penyusunan Puskesmas/Rencana Lima Tahunan Puskesmas.
c. Perencanaan program untuk tahun mendatang terintegrasi dalam RUK Puskesmas.
Penyusunan RUK perlu memperhatikan waktu pelaksanaan musrenbang desa dan
kecamatan. Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBN, APBD peran
serta swasta dan swadaya masyarakat serta ada kejelasan sumber pembiayaan program.
Upaya-upaya di Puskesmas lebih diarahkan pada kegiatan promotif, preventif dan deteksi
dini.
d. Perencanaan kegiatan disampaikan pada mikroplanning di Puskesmas yang kemudian
menjadi Perencanaan Tingkat Puskesmas yang meliputi persiapan, analisis situasi,
42
Rencana Usulan Kegiatan (RUK), Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan Of
Action (POA).
e. Rencana program untuk tahun berjalan terintegrasi dalam RPK Puskesmas. Pelaksanaan
kegiatan untuk Tahun Anggaran berjalan diuraikan lebih lanjut dalam rencana kegiatan
bulanan.
f. Rencana 5 (lima) tahunan Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan pelaksana program berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran program.
45
c. Informasi tentang tata cara konsep baru
penyusunan POA
No Uraian Lokakarya Mini Bulanan Lokakarya Mini Bulanan
Pertama Rutin
5 Proses a. Inventarisasi kegiatan a. Analisis hambatan dan
Puskesmas termasuk kegiatan masalah, antara lain
lapangan/daerah binaan. dengan
b. Analisis beban kerja tiap mempergunakanPWS.
petugas. b. Analisis sebab masalah,
c. Pembagian tugas baru khusus untuk mutu
termasuk tanggung jawab dikaitkan dengan
daerah binaan kepatuhan terhadap
d. Penyusunan rencana kegiatan standar pelayanan
(POA) tahunan berdasarkan c. Merumuskan alternatif
Rencana Pelaksanaan Kegiatan pemecahan masalah.
(RPK)
6 Keluaran a. POA tahunan Kesepakatan untuk
b. Kesepakatan bersama untuk melaksanakan kegiatan
pelaksanaan kegiatan sesuai Rencana kerja bulan yang
POA baru
c. Matriks pembagian tugas dan
daerah binaan
Hasil lokakarya mini Puskesmas kotakulon terlampir pada lampiran 11.
47
2.1.2.2. Survei Kepuasan Masyarakat dan Indeks Kepuasan Masyarakat
A.Survei Kepuasan Masyarakat
Survei Kepuasan Masyarakat adalah suatu survei kepada masyarakat untuk mengetahui harapan dan
keinginan masyarakat terhadap pelayanan yang di berikan oleh Puskesmas untuk membandingkan indeks
kinerja unit pelayanan secara berkala.
Survei dilakukan berkesinambungan secara periodik yakni dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali
dalam setahun untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan Puskesmas.
Survey ini dilakukan dengan metode kueisoner dan dibagikan ke pasien dan masyarakat yang
berkunjung ke puskesmas kotakulon atau yang menggunakan layanan puskesmas baik didalam gedung
maupun diluar gedung.
Isi kuesioner survey kepuasan terdiri dari :
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, dilihat dari
sisi kesederhanaan alur pelayanan.
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrasi yang diperlukan untuk mendapatkan
pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan
(Nama, Jabatan serta Kewenangan dan Tanggung Jawabnya).
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama
terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam
memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan
oleh unit penyelenggara pelayanan.
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan
golongan/status masyarakat yang dilayani.
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan
oleh unit pelayanan.
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah
ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur
sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima layanan.
n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan
ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan
terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
Bentuk kuisioner survei kepuasan pasien Puskesmas Kotakulon terlampir pada lampiran 14.
49
6. Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang menyimpang dari standar prosedur/monitoring
surveilans proses.
7. Melakukan pengamatan PPI Puskesmas dengan menggunakan Daftar Tilik Pemantauan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
Untuk melakukan pencegahan infeksi, di sosialisasikan dengan gambar dan telah di tempel di masing –
masing poli dan Rawat inap.
50
Gambar 2.9 Penggunaan alcohol Rub
51
- Bila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan
tubuh, cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dengan air
mengalir .
- Setelah kontak dengan lingkungan dan benda mati (alat medik,
tempat tidur, meja, saklar lampu) di area pasien.
- Setelah makan, minum dan menggunakan toilet.
- Setelah menyentuh cairan tubuh pasien.
- Bila kontak dengan diduga spora, karena Alkohol, Klorhexidin,
Iodofor aktifitasnya lemah terhadap spora
- Sebelum keluar ruangan pasien, setelah melepas dan membuang
APD
Mencuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau
dengan alkohol handrub. (Bila tangan tidak tampak kotor)
2. Alat Pelindung Menggunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
Diri (APD) : Menggunakan APD yang sesuai, bila ada kemungkinan terkontaminasi
a. Sarung tangan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus
b. Masker membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang potensial
c. Kaca mata terkontaminasi
pelindung Memakai sarung tangan sekali pakai, saat merawat pasien langsung.
(belum punya) Memakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
d. Pelindung wajah membersihkan lingkungan (bila daur ulang, harus ada tes fungsi sebelum
e. 9belum punya) digunakan).
f. Gaun Melepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh
g. Sepatu tertutup benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke
pasien lain.
Memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda.
Mengganti sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
Memakai kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva, mukus
membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan prosedur dan
aktifitas perawatan pasien yang berisiko terjadi cipratan/semprotan dari
darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi
Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah
transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<3 m) dari
pasien saat batuk/bersin. Pakailah selama tindakan yang menimbulkan
aerosol walaupun pada pasien tidak diduga infeksi
Mengenakan gaun (bersih, tidak steril ) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama
prosedur/merawat pasien yang memungkinkan terjadinya
percikan/semprotan cairan tubuh pasien
Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan
mengantisipasi semprotan/cipratan cairan infeksius.
Memakai sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan/semprotan
dari darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.
3.Peralatan Membuat Standar Prosedur Operasional untuk menampung, transportasi,
perawatan pasien pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan
(kategori IB ) tubuh.
Melepaskan bahan organik dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau disterilkan.
Menangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi dengan benar sehingga kulit dan mukus membran terlindungi,
cegah baju terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain dan
lingkungan.
Memastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan sekali
pakai dibuang dan dimusnahkan dengan cara yang benar dan peralatan
pakai ulang, diproses dengan benar.
Peralatan yang terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai kebutuhan.
Permukaan peralatan yang besar (X ray), di lap dengan cairan
disinfektan, setelah keluar dari ruangan isolasi meskipun tidak tampak
kotor.
Membersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan
terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran napas, bila perlu
memakai sungkup disposable
Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan. Benda
disposable dibuang ketempat sampah
4.Pengendalian Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin
lingkungan untuk pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur,
peralatan disamping tempat tidur dan pinggirannya, permukaan yang
sering tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor(diawasi secara rutin
dan berkala).
Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak
dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organik (ekskresi,
sekresi pasien, kotoran).
Pembersihan ditujukan untuk mencegah aerosolisasi, sehingga
menurunkan pencemaran lingkungan.
Fasilitas kesehatan harus mempunyai desinfektan standar untuk
menghilangkan patogen secara signifikan, pada permukaan
terkontaminasi, sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
52
Desinfeksi adalah membunuh secara fisikal dan kimiawi
mikroorganisme, tidak termasuk spora.
Disinfektan yang biasa dipakai:
Na Hipoklorit (Pemutih), Alkohol, komponen Fenol, komponen Ammonium
Quarternary, komponen Peroksigen. Ikuti aturan pakai pabrik cairan
desinfektan, waktu kontak, dan cara pengencerannya.
Pembersihan area sekitar pasien:
Pembersihan permukaan horisontal sekitar pasien harus dilakukan secara
rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang.
Untuk mencegah aerosolisasi patogen infeksi saluran napas, hindari
sapu, tapi gunakan cara basah (kain basah).
Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai
(terkontaminasi)
Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali setelah
pakai. Mop dicuci, dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai
kembali.
Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatan yang tidak perlu.
Jangan lakukan fogging dengan disinfektan, tidak terbukti
mengendalikan infeksi, dan bisa berbahaya.
Pembersihan dapat dibantu dengan vacuum cleaner (pakai filter, HEPA).
Jangan memasang karpet.
5.Penatalaksana- Penanganan, transportasi dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh,
an Linen sekresi, ekskresi harus dilakukan dengan prosedur yang benar untuk
mencegah kulit, mukus membran terekspos dan terkontaminasi linen, atau
terjadi transfer mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan.
Buang terlebih dahulu kotoran (misal: faeces), ke toilet dan letakkan linen
dalam kantong linen.
Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien. Jangan memanipulasi linen
terkontaminasi untuk hindari kontaminasi terhadap udara, permukaan dan
orang.
Cuci dan keringkan linen sesuai SOP. Dengan air panas 70oC, minimal 25
menit. Bila dipakai suhu < 70oC pilih zat kimia yang sesuai.
Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi. Kantong
tidak perlu ganda.
Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai.
6. Kesehatan Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk mencegah terjadinya
karyawan luka/cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum, scalpel dan
alat tajam lain, setelah melakukan prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum.
Jangan tutup/recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi jarum
dengan tangan, menekuk jarum, mematahkan, melepas jarum dari spuit.
Buang jarum, spuit, pisau scalpel, dan peralatan tajam habis pakai
kedalam wadah tahan tusukan/safety box sebelum dibuang ke
insinerator.
Pakai mouthpiece, resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metoda resusitasi mulut ke mulut.
Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh, selain akan
menyuntik.
7.Penempatan Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau
Pasien yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat
yang terpisah.
Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip
pemisahan tetap terjadi.
Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi
8.Hygiene respirasi Mengendalikan penyebaran patogen dari pasien yang terinfeksi untuk
/Etika batuk transmisi kepada kontak yang tidak terlindungi. Untuk penyakit yang
ditransmisikan melalui droplet besar dan atau droplet nuklei maka etika
batuk harus diterapkan kepada semua individu dengan gejala gangguan pada
saluran napas.
Pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus:
Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau bersin.
Pakai tisu, saputangan, masker kain/medis bila tersedia, buang ke tempat
sampah (yang terlebih dahulu dilapisi kantong plastik) tertutup.
Lakukan cuci tangan sesuai standar.
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi higiene respirasi/etika batuk:
Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi saluran
napas dengan demam.
Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya
kandungan aerosol dan sekresi dari saluran napas dalam mencegah
transmisi penyakit saluran napas
Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alkohol handrub,
wastafel-antiseptik, tisu towel, terutama area tunggu harus diprioritaskan
9. Praktek Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah
menyuntik kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
yang aman Bila memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.
Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial
multidose dapat menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar
saat obat dipakai untuk pasien lain
53
2.1.2.5. Penilaian Standar Puskesmas
A. Penilaian Standar Puskesmas
Ada,
Ada,terpampang, terpampang,
10 Alur Pelayanan sesuai dengan tidak sesuai Tidak ada 2
pelaksanaan dengan
pelaksanaan
Ada dan Ada, tidak
11 Peta wilayah kerja Tidak ada 2
terpampang terpampang
Denah
Ada dan Ada, tidak
12 bangunan/ruangan/lo Tidak ada 2
terpampang terpampang
kasi
Tidak ada
Masih ada
Kawasan bebas Benar benar bebas kawasan
13 tempat untuk 2
rokok rokok bebas
merokok
rokok
Papan nama ruangan
Ada, tidak
14 sesuai jenis Ada dan sesuai Tidak ada 2
sesuai
layanannya
Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa
Hak dan kewajiban
15 diketahui oleh diketahui oleh Tidak ada 2
pasien
pengunjung pengunjung
Tertulis dan bisa Ada, tidak bisa
Hak dan kewajiban
16 diketahui oleh diketahui oleh Tidak ada 2
penyedia layanan
pengunjung pengunjung
SOP loket dan Tata
17 >80% SOP 40-80% SOP <40% SOP 1
Usaha
Data dasar Ada, tidak
18 Ada, sesuai Tidak ada 2
Puskesmas sesuai
Proses
Ada
Surat Pendelegasian Ada dokumen dan
19 dokumen,tetapi Tidak ada 2
Pengobatan Dasar benar
salah
Penyimpanan Disimpan Disimpan, tidak Tidak
20 2
informed consent bersama rekam bersama rekam disimpan
54
medik pasien medik pasien
Sebagian
Seluruh indikator Tidak ada
Indikator Kinerja indikator kinerja
kinerja program perencanaa
21 Program program ada 2
ada perencanaan n
perencanaan
pencapaian pencapaian
pencapaian
Pencatatan
22 3-4 pencatatan 1-2 pencatatan Tidak ada 2
manajemen
Pelaporan
23 >80 % ada 40 – 80 % ada 1-39 % ada 2
manajemen
Rencana Usulan Ada RUK 2 tahun Ada, RUK 1
24 Tidak ada 2
Kegiatan (RUK) terakhir tahun terakhir
Rencana
Pelaksanaan Ada RPK/POA 2 Ada, RPK/POA
25 Tidak ada 2
Kegiatan tahun terakhir 1 tahun terakhir
(RPK/POA)
Lokakarya mini 1-6
26 10-12 kali/tahun, 7-9 kali/tahun 2
bulanan kali/tahun
Lokakarya mini
27 tribulanan (lintas 4 kali/tahun 2-3 kali/tahun 1 kali/tahun 2
sektor)
Dokumen undangan
Ada, tidak
28 Lokmin, daftar hadir Ada, lengkap Tidak ada 2
lengkap
dan notulen Lokmin
Visualisasi data
cakupan kegiatan 1-3 Upaya
29 6 Upaya wajib 4-5 Upaya wajib 2
pokok tahun lalu wajib
A2 Manajemen Mutu
SK Tim Manajemen Ada, dan Ada, tidak
1 Tidak ada 2
Mutu dilaksanakan dilaksanakan
Survei Kepuasan Dilakukan tiap Dilakukan setiap Tidak
2 2
Masyarakat 6 bulan tahun dlakukan
Rata- rata Indeks
3 Kepuasan 80-100 40-79 1-39 2
Masyarakat (IKM)
Dokumen Survei dan Ada, tidak
4 Ada, lengkap Tidak ada 2
Pengolahan Data lengkap
Tindak lanjut hasil Ada, tidak
5 Ada, lengkap Tidak ada 0
survey IKM lengkap
Tidak ada
Sarana pengaduan Ada, lengkap
Ada, tidak ada kotak
(Kotak pengaduan, dengan SOP dan
6 SOP dan pengaduan 1
unit pengaduan, penanggungjaw
penanggungjawab dan ATK
telpon, email dll) ab
nya
7 SOP PPI >80% SOP 40-80 % SOP <40% SOP 2
Proses
Dokumen Tidak lengkap dan
Lengkap dan
8 Pengelolaan tidak ada tindak Tidak ada 0
ada tindak lanjut
Pengaduan lanjut
Dokumen Tidak ada
Dokumen Dokumen tidak
9 Pemantauan/penilaia dan tidak 2
lengkap lengkap
n standar Puskesmas melakukan
DokumennPemantau Tidak ada
Dokumen Dokumen tidak
10 an/penilaian kinerja dan tidak 2
lengkap lengkap
Puskesmas melakukan
Tidak ada
Dokumen Dokumen Dokumen tidak
11 dan tidak 0
Pemantauan PPI lengkap lengkap
melakukan
<40%
>80% 40-80%
12 Pencatatan pencatatan 2
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
13 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
14 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Total Skor Pencapaian Manajemen Mutu (A2) 21
B Sumber Daya
B1 Bangunan Dan Ruang
55
Input
1 Luas lahan >1000 m2, 500 - 999 m2, <499 m2, 2
2 Luas bangunan >437 m2 350 – 437 m2 <350 m2 2
Air mengalir pada
ruang UGD, 1-2 ruang
5-6 ruang ada 3-4 ruang
3 tindakan, persalinan, ada air 2
air mengalir ada air mengalir
poli umum, poli gigi, mengalir
poli KIA-KB
Jumlah dan fungsi > 89%
90% ada, tidak
4 kamar mandi/ WC ada,kurang 2
ada,fungsi baik berfungsi
berfungsi baik
Rusak
5 Kondisi bangunan Baik Rusak ringan sedang 1
/berat
30-38 ruang <19 ruang
19-29 ruang
6 Luas ruangan memenuhi memenuhi 0
memenuhi standar
standar standar
>19 ruang
0-8 ruang tidak 9-19 ruang tidak tidak
7 Kondisi ruang memenuhi memenuhi memenuhi 2
standar/rusak standar/rusak standar/rus
ak
8 Kebersihan ruangan Bersih Kurang bersih Kotor 2
9 Ventilasi ruangan >20% luas lantai <20% luas lantai Tidak ada 2
Sarana Pengolahan 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada,
10 1
Limbah Padat baik fungsi baik fungsi baik
Sarana Pengolahan 80% ada, fungsi 70-79% ada, <70% ada,
11 0
Limbah Cair baik fungsi baik fungsi baik
Proses
80-100%
Pengelolaan limbah 40 - 79%
12 memenuhi <40% 1
padat memenuhi standar
standar
80-100%
Pengelolaan limbah 40 - 79%
13 memenuhi <40% 0
cair memenuhi standar
standar
Total Skor Pencapaian Bangunan dan Ruang (B1) 17
B2 Ketenagaan
Input
Ada, Kepala TU Ada, Kepala TU
Standar tenaga Tidak ada
1 melakukan tidak melakukan 0
Puskesmas standar
analisa analisa
Jumlah tenaga yang
2 36 - 46 18-35 <18 1
memenuhi standar
>80% <40%
40 - 80%
3 Kriteria tenaga memenuhi memenuhi 1
memenuhi standar
standar standar
4 SOP Ketenagaan 4-6 SOP 2-3 SOP 0-1 SOP 2
Proses
5 Data ketenagaan Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
6 File Kepegawaian Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
Dokumen rencana
7 Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 0
kerja/program kerja
Dokumen rencana
8 pengembangan Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
pegawai
Data STR dan SIP
9 Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
tenaga medis
Data SIP/STR,
10 Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 2
SIB/STR paramedis
Data pelatihan yang
11 pernah diikuti Ada, lengkap Ada, tdak lengkap Tidak ada 1
pegawai
<40%
>80% 40-80%
12 Pencatatan pencatatan 2
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
13 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
Total Skor Pencapaian Ketenagaan (B2) 19
B3 Peralatan
Daftar inventaris Ada, tidak
1 Ada, lengkap Tidak ada 2
alat lengkap
Data alkes Ada, tidak
2 Ada, lengkap Tidak ada 2
Puskesmas lengkap
3 Daftar inventaris Ada, lengkap Ada, tidak Tidak ada 2
56
kendaraan dinas lengkap
Ada, Ada, tapi
Standar alat
4 koordinator alat koordinator alat Tidak ada 2
Puskesmas
mengetahui tidak mengetahui
Tidak ada
Penanggung jawab Ada SK dan Ada SK dan tidak SK dan
5 2
alkes uraian tugas ada uraian tugas uriaan
tugas
>80% <40%
Pemenuhan standar 40 - 80%
6 memenuhi memenuhi 1
alat memenuhi standar
standar standar
<40% tidak
Fungsi alat >80% berfungsi 40-80% berfungsi
7 berfungsi 1
kesehatan baik baik
baik
Kebersihan <40%
8 >80% bersih 40-80% bersih 2
peralatan bersih
9 SOP peralatan 5-7 SOP 2-4 SOP 0-1 SOP 2
Proses
Pemantauan alkes Dilakukan,
Dilakukan, l tiap 6
10 dan kondisi alkes minimal tiap 3 Tidak ada 1
bulan
Puskesmas bulan
terjadwal dan Tidak terjadwal
Pemeliharaan dilakukan dan dilakukan
11 Tidak ada 0
peralatan/ kalibrasi minimal 1 kali minimal 1 kali
setahun setahun
Total Skor Pencapaian Peralatan (B3) 17
57
<40%
>80% pelaporan 40-80%
20 Pelaporan pelaporan 2
ada pelaporan ada
ada
Total skor pencapaian Pelayanan Kefarmasian dan Obat (B4) 39
B5 KEUANGAN
Input
1 SOP Keuangan >80% SOP 40 - 80% SOP <40% SOP 0
Proses
Pencatatan
<40%
Bendahara >80% 40-80%
2 pencatatan 2
penerimaan pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
Pelaporan Bendahara >80% pelaporan 40-80% pelaporan
3 2
Penerimaan ada pelaporan ada ada
Visualisasi data
4 Bendahara 3 data 2 data 0-1 data 2
Penerimaan
Pencatatan
0-2
5 Bendahara 5-6 pencatatan 3-4 pencatatan 2
pencatatan
pengeluaran
Pelaporan Bendahara 0-1
6 4-5 pelaporan 2-3 pelaporan 2
pengeluaran pelaporan
Visualisasi data
7 Bendahara 3 data 2 data 0-1 data 2
Penerimaan
Pemantauan Tidak
Ada, setiap ada, setiap 3
8 keuangan oleh teratur 2
bulan bulan
Kepala Puskesmas dipantau
Rencana Anggaran Ada, selama 2 Ada, selama 1
9 Tidak ada 1
tahunan, bulanan tahun tahun
Total skor pencapaian Pelayanan Keuangan (B5) 15
C PELAYANAN KESEHATAN
C1 Upaya Promosi Kesehatan
Input
Ada, ada Ada, tidak ada
1 Uraian tugas Tidak ada 0
dokumen dokumen
Ada ruang ,
Ada ruang ,
Ada ruang bergabung
bergabung dgn
2 Ruangan Promkes khusus,luas > 9 dgn ruang 0
ruang lain ,luas
m2 lain , luas <
>9 m2
9 m2
<5 jenis
10 - 15jenis alat 5-9 jenis alat ada alat ada
Sarana Penyuluhan
3 ada dan dan berfungsi dan 1
Kesehatan
berfungsi berfungsi
Jenis Media
Penyuluhan yang 4-5 jenis
4 2-3 jenis 0- 1 jenis 1
tersedia di
Puskesmas
Jumlah topik media
5 6 - 7 topik 3– 5 topik 0 - 2 topik 2
penyuluhan
Jumlah tenaga > 12 orang
6 4 - 11 orang < 3 1
penyuluh
sarjana/
sarjana/DIII
Kompetensi tenaga DIII Kesehatan bukan
Kesehatan, tidak
7 koordinator penyuluh dengan sarjana/DII 1
dengan sertifikasi
( promkes) sertifikasi I Kesehatan
penyuluh
penyuluh
1 atau dalam
SOP Promosi Tidak ada
8 2 - 4 SOP proses 0
Kesehatan
penyusunan
Tidak
Pemegang tahu dan
Indikator kinerja Tidak tahu tetapi
9 program tahu tidak ada 1
program promkes ada bukti
dan ada bukti bukti
Proses
Kegiatan dalam
gedung yang 0-2
10 7-15 kegiatan 3 - 6 kegiatan 1
dilaksanakan kegiatan
58
Kelurahan Siaga Desa Siaga & Desa Siaga & Desa
Aktif & Poskesdesnya , Poskesdesnya , Siaga/Posk
Poskesdesnya ada bukti ada bukti esdes atau
tidak ada
bukti
Dilakukan Tidak
Dilakukan
Pengukuran setahun sekali, dilakukan
setahun sekali,
Pentahapan Desa/ 80% - <100 % setiap tahun
13 100 % Desa, ada 2
Kelurahan Siaga Desa, ada atau tidak
bukti, direkap/
Aktif bukti,belum ada bukti
dianalisa
direkap/dianalisa
Dilakukan Pengkajian
Dilakukan
setahun sekali pd tidak
setahun sekali
Pengkajian PHBS < 20% KK , Ada dilakukan
14 pd 20 % KK, 2
rumah tangga bukti setiap tahun
ada bukti survey
survey,belum atau tidak
, dianalisa
dianalisa ada bukti
Intervensi dan
<2 x Total
Penyuluhan PHBS >6 x Total >2 - <6 x Total
Posyandu
15 pada Kelompok Posyandu, ada Posyandu, 2
atau tidak
Rumah Tangga bukti ada bukti
ada bukti
Intervensi dan Tidak
> 2 x Total < 2 x Total
Penyuluhan PHBS melakukan,
16 Sekolah, Sekolah, 1
pada Institusi atau tidak
ada bukti ada bukti
Pendidikan ada bukti
Tidak
Intervensi dan > 2 x Total
< 2 x Total melakukan,
Penyuluhan PHBS Sarkes ,
17 Sarkes, atau tidak 1
pada Institusi ada bukti
ada bukti ada bukti
Kesehatan
Tidak
Intervensi dan < 2 x Total
> 2 x Total ada melakukan,
18 Penyuluhan PHBS Tempat Umum, 1
bukti atau tidak
pada Tempat Umum ada bukti
ada bukti
Intervensi dan Tidak
> 2 x Total < 2 x Total
Penyuluhan PHBS melakukan,
19 Tempat Kerja Tempat Kerja, 1
pada atau tidak
ada bukti, ada bukti
Tempat Kerja ada bukti
< 25 %
Intervensi dan 40 % Ponpes yg 25 – < 40 % Ponpes
20 Penyuluhan PHBS ada, Ponpes yang ada, yang ada 1
pada Pondok Pesantren ada bukti ada bukti atau tidak
ada bukti
< 80 %
80 - <100% Posyandu ,
100 % Posyandu
21 Pembinaan Posyandu Posyandu , ada atau tidak 1
, ada bukti
bukti ada bukti
Dilakukan Dilakukan
Tidak
setahun sekali, setahun sekali, 80
dilakukan
Pengukuran Tingkat 100 % % -<100 %
setiap tahun
22 Perkembangan Posyandu, ada Posyandu, ada 1
atau tidak
Posyandu bukti, bukti,
ada bukti
direkap/ Belum direkap/
dianalisa dianalisa
Dilakukan
Dilakukan Tidak
setahun sekali,
setahun sekali, 80 dilakukan
Pengukuran Tingkat 100 %
- 99 % Poskesdes setiap tahun
23 Perkembangan Poskesdes, ada 1
ada bukti, atau tidak
Poskesdes bukti,
Belum direkap/ ada bukti
direkap/
dianalisa
dianalisa
Pengembangan Tidak ada
UKBM lain sesuai UKBM lain
Ada 3-6 UKBM Ada 1-2 UKBM
kondisi lokal yang
lain yang lain yang
24 (Posyandu Lansia , dikembang 1
dikembangkan, dikembangkan,
Poskestren, SBH, kan atau
ada bukti ada bukti
Pos UKK,Polindes, tidak ada
Posbindu PTM,dll) bukti
>20% dari jml
seluruh < 17,5 %,
17,5%-<20 %,
25 Penyuluhan Napza penyuluhan atau tidak 1
ada bukti
kesehatan, ada ada bukti
bukti
Frekuensi
Penyuluhan
>12 x jml 1 - 4 x jml
kelompok/radio 5 - 11 x jml
26 Petugas petugas 0
sentral tentang petugas penyuluh
penyuluh penyuluh
Kesehatan di dalam
gedung Puskesmas
59
Ada, Ada, tidak Tidak ada
Rencana/jadwal
27 dilaksanakan dilaksanakan atau tidak 2
kegiatan
sesuai rencana sesuai rencana ada bukti
<40%
>80% 40-80%
28 Pencatatan pencatatan 0
pencatatan ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
29 Pelaporan pelaporan 1
ada pelaporan ada
ada
<40% data
30 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada, setiap Ada, setiap Tidak ada/
Evaluasi program
31 tribulan, ada 6 bulan – 1th, ada Tidak ada 1
berkala
bukti bukti bukti
Total skor pencapaian Upaya Promosi Kesehatan (C1) 30
61
dilaksanakan
Ada dokumen, Ada dokumen,
10 Pemetaan Kadarzi Tidak Ada 2
lengkap tidak lengkap
Rencana kegiatan Ada dokumen, Ada dokumen, Tidak Ada
11 2
Gizi lengkap tidak lengkap dokumen,
<40%
>80% pencatatan 40-80%
12 Pencatatan Gizi pencatatan 2
ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
13 Pelaporan Gizi pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
14 Visualisasi Data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Ada dokumen,
Ada dokumen,
Evaluasi program tidak lengkap dan Tidak ada
15 lengkap,tiap 2
gizi berkala atau tidak tiap dokumen,
bulan
>bulan
Total skor pencapaian Upaya Gizi Masyarakat (C4) 27
62
<40% data
16 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada
Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen,
dokumen,
17 berkala mingguan lengkap,tiap lengkap,tidak tiap 1
tidak
dan bulanan minggu/bulan minggu//bulan
lengkap
Total skor pencapaian Upaya Pencegahan Penyakit (C5a) 23
C5
Upaya Pemberantasan Penyakit
b
Input
pemegang
pemegang pemegang
program
Indikator Kinerja program program
mengetaui
1 program mengetahui mengetahui 2
< 50 %
> 80 % indikator 50 s/d 80 %
indikator
kinerja indikator kinerja
kinerja
SOP TBC, Kusta,
2 ISPA, Diare dan >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP 2
DBD
Proses
Kegiatan dalam
<40%
3 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
4 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Dilaksanakan
Dilaksanakan Tidak
Pemantauan jentik secara berkala
5 secara berkala dan dilaksanaka 2
berkala dan dokumen,
dokumen lengkap n
tidak lengkap
Ada dokumen, Ada dokumen,
6 Rencana kegiatan tidak ada 2
lengkap tidak lengkap
<40%
>80% pencatatan 40-80%
7 Pencatatan pencatatan 2
ada pencatatan ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80%
8 Pelaporan pelaporan 2
ada pelaporan ada
ada
<40% data
9 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Ada
Evaluasi program Ada dokumen,
Ada dokumen, dokumen,
10 pemberantasan lengkap, tidak 2
lengkap,tiap bulan tidak
penyakit tiap bulan
lengkap
Total Skor Pencapaian Upaya Pemberantasan Penyakit (C5b) 19
C6
Upaya Pengobatan
a
Input
Luas ruangan poli
1 >12 m2 9 -12 m2 < 9 m2 2
umum
Kebersihan ruang Bersih dan Kurang bersih dan
2 Kotor 2
poli umum terawat cukup terawat
Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis,
3 Tidak ada 1
medis sesuai standar tidak sesuai standar
Tempat sampah Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis,
4 Tidak ada 1
non medis sesuai standar tidak sesuai standar
2,mempunyai 1,mempunyai
sertifikat sertifikat
5 Tenaga dokter Tidak ada 2
GELS/PPGD/AT GELS/PPGD
LS/BTCLS ATLS/BTCLS
1,mempu 1, tidak
2, mempunyai
yai 1 serti mempunya
Tenaga perawat sertifikat PPGD
6 fikat PPGD i sertifikat 1
& GELS/ATCLS/
GELS/ATLS/BCL GELS/PP
BTCLS
S GD
Kurang
Memenuhi Cukup memenuhi
7 Jumlah Peralatan memenuhi 2
standar standar
standar
<40%
>80% berfungsi 40-80% berfungsi
8 Kondisi Peralatan berfungsi 1
baik baik
baik
63
Indikator Kinerja Seluruh Tidak ada
Sebagian
Program pemegang yang
12 pemegang program 2
Pengobatan program mengetahu
tidak mengetahui
mengetahui i
13 SOP Pengobatan >80% SOP 40-80%SOP <40% SOP 2
Proses
Kegiatan dalam
<40%
14 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
15 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
<40%
16 Rekam medis >80% lengkap 40-80 % lengkap 2
lengkap
Ada dokumen, Ada dokumen,
17 Rencana kegiatan tidak ada 0
lengkap tidak lengkap
Pencatatan
18 2 pencatatan 1 pencatatan Tidak ada 2
Pengobatan
Pelaporan <40%
19 >80% pelaporan 40-80% pelaporan 2
Pengobatan pelaporan
20 Visualisasi data 4-5 data 2-3 data 1 data 2
Ada dokumen, Ada dokumen,
Evaluasi kinerja
21 lengkap,tiap lengkap, tiap 3 Tidak ada 2
program
bulan bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Pengobatan (C6a) 35
C6
Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
b
Input
tidak ada
Jam kerja
1 Jam buka UGD 24 jam pelayanan 2
Puskesmas
UGD
2 SOP gawat darurat 11-14 SOP 7-10 SOP 0 - 6 SOP 2
Luas ruang gawat
3 >20m2 12-19 m2 <12 m2 1
darurat
Kebersihan Ruang
4 bersih Kurang bersih Kotor 2
Gawat darurat
1, perlengkapan 1, perlengkapan
Ambulans gawat
5 memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
darurat
standar standar
1, perlengkapan 1, perlengkapan
Ambulans
6 memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
operasional
standar standar
Ada, Ada,tidak tertulis,
Tempat sampah
7 tertulis,memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
medis
standar standar
Ada, Ada,tidak tertulis,
Tempat sampah
8 tertulis,memenuhi tidak memenuhi Tidak ada 2
non medis
standar standar
Pengelolaan Ada, memenuhi Ada, tidak
9 Tidak ada 2
limbah UGD standar memenuhi standar
10 Tenaga Dokter >1 1 0 2
tidak
Hanya sebagian mempunya
Kompetensi sertifikat GELS/ mempunyai i sertifikat
11 2
Dokter PPGD dokter sertifikat GELS/ GELS/
PPGD dokter PPGD
dokter
1, tidak
2-3, tidak semua
>4, mempunyai mempunya
mempunyai
12 Tenaga Perawat sertifikat PPGD i sertifikat 2
sertifikat PPGD
perawat /BCLS PPGD
perawat
perawat
<40%
>80% memenuhi 40-80% memenuhi
13 Peralatan medis memenuhi 1
standar standar
standar
<40%
>80% berfungsi 40-80% berfungsi
14 Kondisi peralatan berfungsi 1
baik baik
baik
<40%
>80% memenuhi 40-80% memenuhi
15 Bahan Habis Pakai memenuhi 1
standar standar
standar
16 Obat emergensi 14-18 obat 7-13 obat 1-6 obat 1
Indikator kinerja pemegang Sebagian Tidak ada
17 program kegawat program pemegang program yang 2
daruratan mengetahui mengetahui mengetahui
Proses
Kegiatan dalam <40%
18 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
gedung yang kegiatan
64
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
19 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 0
kegiatan
dilaksanakan
Dilakukan dan Dilakukan, tidak
Tidak
20 Informed consent disimpan dengan disimpan dengan 2
dilakukan
benar benar
Sama
Ada, diisi sekali tidak
21 Rekam medis Ada, tidak lengkap 2
lengkap lengkap
Tidak ada
22 Prosedur sterilisasi Ada,sesuai Ada, tidak sesuai 2
Respon time/waktu
tanggap pelayanan
23 dokter di gawat 5 menit 5-9 menit >10 menit 2
darurat
C6
Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
c
Input
Input
Luas kamar periksa
1 12 - 16 m2 9 -11 m2 0-8 m2 1
gilut
Kebersihan kamar Bersih
2 Kurang bersih Kotor 1
periksa gilut
Tenaga Dokter 1 orang, STR dan
1 orang, STR ada,
3 Gigi SIP masih Tidak ada 2
SIP tidak berlaku
berlaku
1 orang, STR tidak
4 Perawat gigi 1 orang, STR ada Tidak ada 1
ada
0-7 item
16-20 item 8-15 item
5 Alat gigi alatberfung 1
alatberfungsi baik alatberfungsi baik
si baik
Tidak
Pengelolaan limbah Sebagian tidak
6 Sesuai prosedur sesuai 1
cair poli gigi sesuai prosedur
prosedur
Tempat sampah
Tersedia lengkap Tersedia, tidak
7 medis dan non Tidak ada 1
dengan tulisan lengkap
medis
Bahan habis pakai 17-21item 0-9item
8 10 -16item tersedia 1
gilut tersedia tersedia
Tidak ada
pemegang Sebagian
Indikator kinerja yang
9 program pemegang program 2
program gilut mengetahu
mengetahui mengetahui
i
SOP gilut
10 >80%SOP 40-80% SOP <40% SOP 1
Proses :
Proses
pembersihan, Sebagian tidak Tidak
11 Sesuai SOP 1
dekontaminasi dan sesuai SOP sesuai SOP
sterilisasi alat gigi
Kegiatan dalam
<40%
12 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar <40%
13 >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
gedung yang kegiatan
65
dilaksanakan
Pengisian Rekam
14 Ada, lengkap Ada, tidak lengkap Tidak ada 2
medis
15 Rencana kegiatan Ada, sesuai Ada, tidak sesuai Tidak ada 2
<40%
>80% pencatatan 40-80% pencatatan
16 Pencatatan gilut pencatatan 2
ada ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
17 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
18 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 1
ada
Evaluasi kinerja Ada, tiap 6
19 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan 2
program bulan
Total skor pencapaian Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi
28
dan Mulut (C6c)
C6
Upaya Laboratorium
d
Input
Luas ruang
1 >9 m2 6-8 m2 0-5 m2 1
laboratorium
Kebersihan ruang Bersih,
2 Kurang bersih Kotor 2
laboratorium
Pengelolaan limbah
cair ruang
Ada, memenuhi Ada, tidak
3 laboratorium Tidak ada 1
standar memenuhi standar
dengan bukti IPAL
/MOU Limbah Cair
Tempat sampah
Ada, tertulis, Ada, tidak tertulis,
4 medis dan non Tidak ada 1
lengkap tidak lengkap
medis
Tenaga laborat 2 orang, Analis 1 orang Analis
5 Tidak ada 1
kesehatan kesehatan
Jenis pemeriksaan
(hematologi,
Tidak
urin,faeces, BTA, Memenuhi Kurang memenuhi
6 memenuhi 1
serologi, kimia standar standar
standar
klinik)
<40%
Peralatan >80% Memenuhi 40 - 80% Memenuhi
7 1
laboratorium standar Memenuhi standar standar
Alat Perlindungan
Tidak
Diri /jas lab lengan Memenuhi Kurang memenuhi
8 memenuhi 2
panjang standar standar
standar
Ketersediaan
9 reagen Ada, lengkap Ada ,sebagian Tidak ada 2
Tidak ada
Sebagian yang
pemegang pemegang program mengetahu
Indikator kinerja
program program i ndikator
10 program 1
laboratorium laboratorium tidak kinerja
laboratorium
mengetahui mengetahui program
indikator kinerja laboratoriu
m
11 SOP laboratorium >80% SOP 40-80%SOP >80% SOP 2
Proses
Kegiatan dalam >80%
12 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan kegiat 2
dilaksanakan an
Kegiatan luar >80%
13 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan kegiat 2
dilaksanakan an
Ada dokumen, Ada dokumen,
14 Rencana kegiatan tidak ada 1
lengkap tidak lengkap
<40%
>80% pencatatan 40-80% pencatatan
15 Pencatatan pencatatan 2
ada ada
ada
<40%
>80% pelaporan 40-80% pelaporan
16 Pelaporan pelaporan 2
ada ada
ada
<40% data
17 Visualisasi data >80% data ada 40-80% data ada 2
ada
Evaluasi program Ada dokumen, Ada dokumen, Ada
18 laboratorium lengkap,tiap lengkap,tidak tiap dokumen, 1
berkala bulan bulan tidak
66
lengkap
Total Skor Pencapaian Upaya Pelayanan Laboratorium (C6d) 27
C6
Upaya Rawat Inap
e
Input
Jumlah Tempat
1 20-25 10-19 1-9 0
Tidur
Tidak
Luas Ruang rawat Memenuhi Kurang memenuhi
2 memenuhi 1
inap standar standar
standar
Kebersihan ruang <40%
3 >80% bersih, 40-80% bersih 1
rawat inap bersih
Dikelola, tidak
Pengelolaan limbah Dikelola dengan Tidak
4 dengan baik dan 1
rawat inap baik dan benar dikelola
benar
Dokter Penanggung Ada SK dan Ada SK dan uraian Tidak ada
5 0
jawab rawat inap uraian tugas tugas SK
1dan tidak
2, mempunyai
mempunyai
sertifikat Tidak ada
6 Kompetensi Dokter sertifikat 1
GELS/PPGD dokter
GELS/PPGD
dokter
dokter
Perawat
Ada SK dan Ada SK dan uraian Tidak ada
7 Penanggung jawab 0
uraian tugas tugas SK
rawat inap
8 Jumlah perawat 5-6 orang 3-4 orang 1-2 orang 2
0- 2 orang
5-6 orang
Kompetensi 3-4 orang yang
mempunyai
9 perawat mempunyai mempunya 2
sertifikat PPGD
sertifikat PPGD i sertifikat
perawat/BCLS
PPGD
80-100% <40%
40 - 79%
10 Peralatan medis Memenuhi memenuhi 1
memenuhi standar
standar standar
11 Bahan Habis Pakai >80% ada 40-80% ada <40% ada 1
Kecukupan jumlah
12 >80% ada 40-80% ada <40% ada 1
Obat
13 Obat emergensi >80% ada 40-80% ada <40% ada 1
Tidak ada
Sebagian yang
pemegang pemegang program mengetahu
Indikator kinerja program program i indikator
14 2
rawat inap laboratorium laboratorium tidak kinerja
mengetahui mengetahui program
indikator kinerja laboratoriu
m
SOP ruang rawat
15 3 SOP 2 SOP 0-1 SOP 2
inap
16 Proses
Kegiatan dalam
<40%
17 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
Kegiatan luar
<40%
18 gedung yang >80% kegiatan 40-80% kegiatan 2
kegiatan
dilaksanakan
<40%
19 Rekam Medis >80% lengkap 40-80% lengkap 2
lengkap
Tidak
ada,tidak
Ada, tidak terpampan
Terpampang,
20 Jadwal jaga dokter terpampang, g, 0
dokumen lengkap
dokumen lengkap dokumen
tidak
lengkap
Tidak
ada,tidak
Ada, tidak terpampan
Jadwal jaga Terpampang,
21 terpampang, g, 2
perawat dokumen lengkap
dokumen lengkap dokumen
tidak
lengkap
Ada, tidak sesuai
22 Rencana kegiatan Ada, sesuai Tidak ada 2
<40%
Pencatatan rawat >80% pencatatan 40-80% pencatatan
23 pencatatan 2
inap ada ada
ada
24 Pelaporan >80% pelaporan 40-80% pelaporan <40% 2
67
ada ada pelaporan
ada
Evaluasi kinerja Ada, tiap 6
25 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan 2
program bulan
Data penderita Ada, tiap 6
26 Ada,tiap bulan Ada,tiap 3 bulan 2
rawat inap bulan
Total Skor Pencapaian Upaya Rawat Inap(C6e) 34
68
B. REKAPITULASI DAN PENGHITUNGAN PENILAIAN STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP
Tabel 2.11 Rekapitulasi dan penghitungan Penilaian standar Puskesmas kotakulon tahun 2013
Sub total
(d)=Skor
Skor Skor Pencapaian
No Uraian Pencapaia tertinggi Bobot dibagi skor
n (a) (b) (c) tertinggi di
kali Bobot
d =(a : b) X c
A Manajemen dan Administrasi
1. Manajemen operasional 61 62 10 9,84
2. Manajemen mutu 21 28 10 7,5
B Sumber daya
1. Bangunan 17 26 6 3,92
2. Ketenagaan 19 26 6 4,38
3. Peralatan 17 22 6 4,64
4. Pelayanan Kefarmasian dan Obat 39 40 6 5,85
5. Keuangan 15 18 6 5
C Upaya Pelayanan Kesehatan
1. Upaya Promosi Kesehatan 30 62 8 3,87
2. Upaya Kesehatan Lingkungan 13 28 8 3,71
3. Upaya KIA-KB 42 48 8 7
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 27 30 8 7,20
5. Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
a) Upaya Pencegahan Penyakit 23 34 4 2,71
b) Upaya Pemberantasan Penyakit 19 20 3 2,85
6. Upaya Pelayanan Medik Dasar
a) Upaya Pengobatan 35 42 4 3,33
b) Upaya Penanganan 54 58 2 1,86
Kegawatdaruratan
c) Upaya Pengobatan Gigi dan 28 38 2 1,47
Mulut
d) Upaya Laboratorium 27 36 1 0,75
e) Upaya Rawat Inap 34 52 2 1,31
Total Skor Penilaian Standar 100 77,19
69
C. Nilai Capaian Tiap Program Puskesmas Kotakulon Tahun 2013
Tabel 2.12 Nilai Capaian Tiap Program Puskesmas Kotakulon Tahun 2013
Manajemen Sumber Daya P2 Pelayanan Medik Dasar
M. Rawat
Kefarmas KIA
opera M. Ba- Promkes Kesling Gizi Pencegahan Pemberanta Inap
Tenaga Alat ian Keuangan KB Pengobatan Gadar Gilut Lab
- mutu ngunan Peny san Peny
Obat
sional
Nilai
terting- 10 10 6 6 6 6 6 8 8 8 8 4 3 4 2 2 1 2
gi(B)
Nilai 4.8 -6 6.4-8 6.4-
8-10 8-10 4.8 -6 4.8 -6 4.8 - 4.8 -6 6.4-8 6.4-8 3.2-4 2.4-3 3.2-4 1.6-2
baik bila 8 1.6-2 0.8-1 1.6-2
9,84 6 5,85 2,85 3,33 1,86
>80% 5 7 7,20
Nilai
cukup 6- 6-7.99 3.6-4.79 3.6-4.79 3.6- 3.6-4.79 3.6-4.79 4.8-6.39 4.8-6.39 4.8- 4.8- 2.4-3.19 1.8-2.39 2.4-3.19 1.2-1.99 1.2- 0.6- 1.2-
bila 7.99 4.79 6.39 6.39 1.99 0.79 1.99
60%- 7,5 3,92 4,38 4,64 2,71 1,47 0,75 1,31
79%
Nilai
<4,79 <4,79
kurang < <4,7
<5.99 <5.99 < 3.59 < 3.59 < 3.59 < 3.59 <4,79 <2.39 <1.79 <2.39 <1.19 <1.19 <0.59 <1.19
bila<59 3.59 9
3,87 3,71
%
Keterangan :
- Cetak biru adalah capaian Puskesmas Kotakulon
- Cetak hitam adalah standar capaian Puskesmas
Dari penilaian diatas puskesmas Kotakulon merupakan puskesmas yang kinerjanya baik, ini terbukti dari nilai capaian program diatas. Promkes dan
kesling perlu ditingkatkan di tahun 2014 dengan bekerjasama dengan perawat dan bidan desa serta kader untuk melakukan penyuluhan dan kesehatan lingkungan.
70
2.1.2.6. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah upaya yang dilakukan untuk menilai hasil kerja/prestasi
Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas digunakan sebagai ”Instrumen mawas diri” artinya setiap
Puskesmas melakukan Penilaian Kinerjanya secara mandiri, Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi
Penilaian Upaya Program Wajib & Pengnembangan serta Penilaian Manajemen Puskesmas, Penilaian
Kinerja Puskesmas di evaluasi tiap semester.
Tujuan Penilaian Kinerja Puskesmas:
a. Tujuan umum: tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam
mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota.
b. Tujuan khusus:
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori
kelompok masing-masing Puskesmas
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan
rencana kegiatan Puskesmas dan digunakan sebagai Dasar Perencanaan Kegiatan tahun yang
akan datang.
Berikut hasil penilaian kinerja puskesmas kotakulon tahun 2013 :
71
Gambar 2.11 Garfik Pencapaian Program wajib
72
Tabel 2.15 Pencapaian Program Manajemen
73
Tabel 2.16 Pencapaian Mutu Pelayanan
74
2.2 SUMBER DAYA PUSKESMAS KOTAKULON
Pemilik sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bertanggung jawab
terhadap tersedianya sarana, prasarana, sumber daya manusia dan obat dan perbekalan/alat kesehatan
termasuk pelayanan kefarmasian sedemikan rupa sehingga visi dan misi Puskesmas dapat tercapai.
Pengelolaan sumber daya Puskesmas:
1. Setiap sumber daya Puskesmas harus dikelola dan dicatat dengan benar serta disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pelaksanaan pengelolaan harus dievaluasi secara berkala.
3. Ada upaya pengendalian efisiensi terhadap sumber daya yang ada di Puskesmas.
Puskesmas memiliki sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan pelayanan
kesehatan,meliputi:
1. Bangunan dan Ruang
2. Sumber Daya Manusia
3. Peralatan
4. Pelayanan Kefarmasian dan Obat
2.2.1.1.PersyaratanLingkungan
A. Lokasi
1. Puskesmas Kotakulon letaknya berada ditengah kota, aman dari bencana alam, SUTET, bukan bekas
pertambangan maupun aliran sungai.
2. Mudah dijangkau transportasi umum.
B. Halaman.
1. Batas puskesmas dipagar tembok keliling, namun pintu pagar depan terbuka.
2. Tersedia penerangan pada malam hari cukup.
3. Bersih, dimusim penghujan sering ada genangan air.
4. Tempat parkir memadai dan bersih.
5. Ada taman
6. Ada tempat sampah di setiap ruangan.
7. Lingkungan Puskesmas termasuk kawasan bebas asap rokok.
75
C. Lahan.
1. Luas lahan untuk Puskesmas rawat jalan sebesar 190 m2, Puskesmas rawat Inap sebesar 32 m2.
2. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1,5 kali luas bangunan. Luas lahan untuk
bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan lantai dasar.
3. Kontur lahan dalam kondisi datar, tidak ada kemiringan yang ekstrim. Namun letak puskesmas 1,5
meter lebih rendah dari jalan.
D. Area pelayanan.
Pelayanan gawat darurat letaknya berada di depan sebelah loket pendaftaran dengan 1 pintu,
menjamin kecepatan akses.
1. Pelayanan persalinan masih gabung dengan pelayanan KB terletak disebelah rawat jalan KIA dan
ruang
2. Pelayanan administrasi, kantor administrasi umum masih menggunakan ruang rapat letaknya agak
jauh dengan pintu utama Puskesmas.
3. Ruang perawat terpisah dengan ruang pasien dan dibatasi oleh ruang laborat dan pintu keluar ke
ruang pasien.
76
4. Ventilasi
Ventilasi memadai untuk menjamin peredaran udara di dalam ruangan Puskesmas dengan baik.
a. Luas ventilasi 15% dari luas lantai dengan menerapkan sistem ventilasi silang.
b. Semua jendela ruang tindakan belum diberi kawat kasa tidak permanen/penapis untuk mencegah
masuknya seranggadan agar mudah dibersihkan.
c. Bila ventilasi tidak menjamin adanya pergantian udara alamiah dengan baik maka ruangan dilengkapi
dengan penghawaan mekanis yakni menggunakan kipas angin.
d. Ventilasi dapur tidak menggunakan cerobong asap atau exhausterfan.
e. Ventilasi pada laboratorium menggunakan jendela yang mengalirkan udara luar.
f. Sistem ventilasi udara laboratorium/pemeriksaan diatur sedemikian rupa sehingga udara mengalir
masuk sesuai area bersih ke area tercemar dan keluar ke udara bebas, namun area tersebut dilalui lalu
lintas manusia. Di ruang pemeriksaan aliran udara dari belakang petugas kesehatan atau diantara
petugas dan pasien.
g. Ruang pemrosesan tidak terpasang lampu ultraviolet bila dalam keadaan tidak digunakan. Lampu
harus selalu dalam keadaan bersih dan efek germisidal lampu tidak diperiksa secara rutin setiap bulan
menggunakan alat pengukur. Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana tidak ada.
5. Atap
a. Tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus.
b. Tinggi atap lebih dari 10 meter dan belum dilengkapi dengan penangkal petir
6. Langit-langit
a. Mudah dibersihkan.
b. Dicat dengan warna terang.
c. Tinggi langit langit antara 2,70 meter sampai 3,30 meter dari lantai.
7. Pintu.
a. Kuat, tinggi minimal 2,10 meter, lebar minimal 1,20 meter dan dapat mencegah masuknya serangga,
tikus, dan binatang pengganggu lain.
b. Pintu ruang perawatan, ruang poli, dan lain-lain terbuat dari kayu yang tidak dapat menutup secara
otomatis.
c. Pintu kamar mandi yang selalu terkena air dilapisi dengan bahan plastik.
8. Jendela
a. Tidak ada kassa untuk mencegah serangga masuk.
b. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai.
c. Ambang bawah jendela minimal 1 meter dari lantai
Kondisi bangunan utama Puskesmas baik, karena:
a. Tidak ada kerusakan pada struktur dan arsitektur bangunan.
b. Alur pelayanan ruang yang ada sudah sesuai standar.
c. Sirkulasi udara dan cahaya pada ruang sudah tercukupi.
d. Seluruh instalasi listrik dan sanitair berfungsi sebagai mana mestinya.
77
1.2.1.3. Persyaratan Ruang
Puskesmas Kotakulon merupakan salah satu puskesmas yang belum dilakukan pemugaran ataupu
pembangunan gedung selain Puskesmas Nangkaan dan Kademangan, namun tidak mengurangi fungsi dan
kinerja staf puskesmas. Berikiut kondisi ruangan di Puskesmas kotakulon :
a. Meskipun Puskesmas Kotakulon ruangannya belum lengkap, namun penataan ruangan sudah menurut
alur kegiatan dengan memperhatikan ruang gerak petugas dan dievaluasi pemanfaatannya.
b. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan yang cukup Ruangan diterangi
cahaya alami/lampu listrik sehingga pasien dan tulisan dapat terbaca tanpa sumber cahaya tambahan.
c. Ruangan Puskesmas bersih, bebas debu, kotoran, sampah atau limbah, tersedia tempat sampah tiap poli
pelayanan dan ruang rawat inap, atap bersih dan terawat dan tidak ada sarang laba-laba. Hal ini juga bisa
dilihat pada lantai, mebel, perlengkapan dan instrumen, pintu dan jendela, dinding, steker listrik dan
langit-langit.
78
23 Linen -
24 Garasi 10
25 Parkir 40
26 KM/WC karyawan 4
27 KM/WC pasien 4
28 Laundry (Binatu) -
29 Rawat gabung ibu dan bayi -
30 KM/WC pasien rawat inap 4
31 Ruang rawat inap anak/bayi -
32 Laki laki dewasa 20
33 Perempuan dewasa 20
34 Penyakit menular/ruang isolasi -
35 Dokter jaga -
36 Ruang jaga petugas 9
Jumlah 342
79
i. Pertemuan antara dinding vertikal dan lantai tidak boleh patah
tegas
j. Dilengkapi minimal 3 (tiga)steker
k. Ibu bersalin terjaga privacynya, dimana keluarga dapat
menemani.
8 Imunisasi Tempat distribusi dan imunisasi
9 Klinikgizi Tempat untuk konsultasi
10 Ruang Laktasi Tempat pemberian ASI eksklusif
11 Klinik sanitasi Tempat pelayanan kesehatan lingkungan
12 Konsultasi/Promosi Konsultasi dan penyuluhan atau pemberian informasi ke
kesehatan masyarakat
13 Kamar obat Tempat pemberian obat, pembuatan obat racik dan penyimpanan
obat harian
14 Ruang Konsultasi Tidak mempunyai ruangan untuk konsultasi obat dan pemantauan
Obat pengobatan pasien
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
15 Laboratorium Pemeriksaan spesimen pasien
Kriteria ruangan:
a. Ruangan mempunyai ventilasi ruang harus cukup dan terbuka
b. Mempunyai tempat terbuka atau tempat khusus untuk
mengeluarkan dahak (sputum both)
16 Kepala Puskesmas Ada ruangan untuk administratif kepala puskesmas
17 Ruang.tunggu Sepanjang koridor puskesmas untuk menunggu antrian pelayanan
poli dan penyuluhan.
18 Gudang obat Penyimpanan obat dengan persyaratan:
a. Luas gudang dan volume obat yang disimpan sudah sesuai
b. Tersendiri tidak dicampur barang lain
c. Sirkulasi udara baik masih kurang baik, tidak ada ekshause
d. Dapat menjamin keamanan obat baik secara fisik maupun
kimiawi
e. Melindungi obat dari cahaya matahari langsung
f. Tidak lembab namun tidak ada alat pengukur suhu/kelembaban
g. Bersih
h. Penerangan cukup/ lampu untuk gudang obat
i. Bebas hewan pengerat
j. Adanya cahaya yang masuk
k. Kunci rangkap 2 (dua) untuk dokter dan petugas gudang
19 Gudang umum Penyimpanan alat kesehatan
20 Administrasi/ kantor Administratif oleh staf Puskesmas
21 Dapur Mengolah makanan dari mentah menjadi masak
a. Ventilasi dan penerangan belum cukup
b. Sumber air bersih sesuai dengan persyaratan air bersih dan bak
cuci
c. Ada saluran pembuangan air limbah yang tertutup/ higienis.
d. Warna tembok dapur cerah
e. Tidak ada alat pemadam kebakaran ukuran kecil
f. Perabot dan alat dapur sesuai kebutuhan
g. Lantai bersih dan tidak licin
h. letaknya dekat dengan ruang perawatan
22 Genset Tidak mempunyai genset
23 Perlengkapan Tidak mempunyai tempat penyimpanan perlengkapan kebersihan
kebersihan khusus
24 Linen Tidak mempunyai tempat linen/kain tenun untuk kebutuhan
merawat pasien
25 Garasi Penyimpanan ambulans operasional/transport
26 Parkir Parkir kendaraan pengunjung dan karyawan Puskesmas
27 KM/WC karyawan Bagi karyawan disediakan 2 kamar mandi dan WC untuk 50
orang.Dibedakan untuk pria dan wanita, ukuran 1 buah @ 4 m2
28 KM/WC pasien Mempunyai 2 kamar mandi untuk pasien dan pengunjung.
Dibedakan untuk pria dan wanita, minimal 1 buah untuk pria dan 1
buah untuk wanita @ 4 m2
29 Laundry Tidak mempunyai tempat laundry
(Binatu)
No Jenis Ruang Fungsi dan Persyaratan Ruang
Rawat Inap
30 Rawat gabung ibu dan Tidak mempunyai ruangan rawat gabung ibu dan bayi khusus,
80
bayi masih gabung dengan VK
31 KM/WC pasien rawat Kamar madi pasien ada 2, ukuran 1 buah @ 4 m2
inap
32 Ruang rawat inap Tidak ada rawat inap anak/bayi khusus
anak/bayi
33 Laki laki dewasa Ruang rawat inap jadi satu, belum ada pembedaan ruangan antara
34 Perempuan dewasa perawatan pria dan wanita. Ini dikarenakan ruangan perawatan yang
hanya 2 ruanagan.
35 Penyakit Tidak mempunyai ruangan rawat inap menular khusus
menular/ruang isolasi
83
2.2.1.6. Penanganan Sampah, Limbah dan Linen
a. Penanganan Sampah.
Ketentuan penanganan sampah yang dilakukan di Puskesmas Kotakulon :
1. Sampah infeksius dipisahkan dengan sampah non infeksius.
2. Setiap ruangan disediakan tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air, dan mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan kantong plastik dengan warna dan
lambang sebagai berikut:
a. Sampah infeksius menggunakan kantong plastik berwarna kuning. Benda tajam dan jarum
ditampung pada wadah khusus seperti safety box. Sampah dimusnahkan di dalam insineratoratau
dibawa ke Puskesmas/RS terdekat yang memiliki insinerator.
b. Sampah domestik/umum menggunakan kantong plastik berwarna hitam.Terpisah antara sampah
basah dan kering, dapat diolah sendiri, dikubur, dibakar atau diangkut/dibuang ke Tempat
Pembuangan sampah Akhir (TPA).
3. Jumlah tempat sampah 1 (satu) buah tiap kamar atau setiap radius 10 meter dan radius 20 meter
untuk ruang tunggu.Wadah sampah tertutup dengan kantong plastik.
4. Tempat pengumpulan dan penampungan sampah sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan.
b. Penanganan Limbah
1) Jenis dan definisi limbah Puskesmas
a) Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah container
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b) Limbah non medis padat adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan diluar medis yang
berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
c) Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan Puskesmas yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.
d) Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di
Puskesmas seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anestesi dan pembuatan obat
sitotoksik.
2) PengelolaanLimbah medis padat
Limbah benda tajam dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan terkontaminasi atau
tidaknya. Wadah anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka.
a) Manajemen limbah dan benda tajam
(1) Segera membuang limbah ke kontainer limbah.
(2) Limbah infeksius/ternoda darah dan cairan tubuh ke kantong plastik merah
(3) Limbah non infeksius/tidak ternoda darah atau cairan tubuh ke kantong plastik hitam.
84
(4) Hati-hati menangani benda tajam.
(5) Tidak boleh memberikan ke orang lain limbah benda tajam.
(6) Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai/membuang jarum bekas ke safety box.
b) Penyuntikan yang aman:
(1) Untuk menghindari perlukaan atau kecelakaan kerja, maka semua benda tajam digunakan sekali
pakai.
(2) Langsung dibuang ke tempat penampungan sementaranya, tanpa menyentuh atau memanipulasi
bagian tajamnya seperti dibengkokkan, dipatahkan atau ditutup kembali. Jika jarum terpaksa
ditutup kembali (recapping), gunakanlah cara penutupan jarum dengan satu tangan (single handed
recapping method) untuk mencegah jari tertusuk jarum, dengan cara:
(a) Letakkan penutup jarum pada permukaan yang keras.
(b) Pegang semprit dengan satu tangan, masukkan ujung jarum kedalam tutup dan ungkit tutup
jarum hingga terangkat, awas jangan sampai jatuh.
(c) Bila tutup sudah menutup ujung jarum, gunakan tangan yang lain untuk mengencangkannya.
(3) Jarum suntik bekas pakai sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir atau tempat pemusnahan,
maka diperlukan suatu wadah penampungan sementara yang bersifat:
(a) Kedap air dan tidak mudah bocor serta kedap tusukan.
(b) Dapat dipergunakan dengan satu tangan, agar pada waktu memasukkan jarum tidak usah
memeganginya dengan tangan yang lain.Wadah ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi
dengan limbah dan setelah ditutup tidak dapat dibuka kembali, sehingga isi tidak tumpah.
(c) Limbah tajam ditangani bersama limbah medis. Wadah benda tajam merupakan limbah medis
dan harus dimasukkan ke dalam kantong medis/kantong plastik yang kuat dan anti bocor atau
kontainer warna sebelum di insinerasi.
(d) Tempat perwadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan direndam selama 10 menit dengan larutan
desinfektan dan dibilas dengan air mengalir apabila akan digunakan kembali sedangkan untuk
kantong plastik yang telah dipakai dankontak langsung dengan limbah tersebut tidak boleh
digunakan lagi.
(e) Penanganan limbah infeksius yang berasal dari poli dan ruang bersalin harus direndam dalam
larutan kaporit 3% selama 10 menit, direbus mendidih selama 1 jam 20 menit atau
dipanaskan dalam autoclave selama 15 menit dan kemudian dibakar atau ditanam dalam
tanah.
(f) Pengangkutan limbah.
Pengangkutan samapah medis menggunakan tempat khusus sampah medis/safety box untuk
jarum ke incenerator Rumah sakit dengan menggunakan ambulance.
c) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat dilakukan di Rumah Sakit Umum
Dr. Koesnadi Bondowoso.
3) Pengelolaan Limbah Medis Non Medis Padat.
85
a. Dilakukan pemilahan limbah non medis padat antara limbah basah dan limbah kering.
b. Terdapat minimal 2 (dua) buah wadah yang terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan karat,
kedap air,tertutup dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan misalnya fiberglass untuk
setiap kamar.
c. Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam supaya tidak menjadi perindukan
vektor penyakit.
d. Limbah ditampung dalam kantong plastik warna hitam dan ada tali pengikat.
e. Limbah diikumpulkan di sentral penampungan sementara di TPS untuk kemudian dibuang di
Tempat Pembuangan Akhir.
c. Pengelolaan Linen
Pengelolaan tidak dilakukan karena Puskesmas Kotakulon tidak mempunyai linen.
86
Tabel 2.19. Daftar nama staf Puskesmas Kotakulon
87
PANGKAT TMT TMT
NO NAMA / NIP TEMPAT TGL LAHIR JABATAN PENDIDIKAN
GOLONGAN /RUANG PANGKAT BERKALA
RATIH ANGGRAINI,Amd.Kep.
17 Probolinggo,04-03-1984 Perawat Pengatur Tk I / II D 01- 10 - 2013 01 - 02 - 2013 AKPER
19840304 200902 2 002
DENIK ISTAMIARTI,S.Kep.Ns
18 Bondowoso,05-01-1978 Perawat Pengatur Tk I/ II D 01- 10 - 2011 01 - 05 - 2012 AKPER
19780105 200701 2 011
PUTRI WULANDARI.A, A.Md.Kep
19 Bondowoso,21-08-1987 Perawat Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKPER
19870821 201001 2 008
ENGGAR SRI
20 WAHYUNI,Amd.Keb Buluagung,17-06-1972 Bidan Pengatur/ II C 01 -04 - 2012 01 - 11 - 2013 AKBID
19720617 200501 2 013
DERISKA, E.P, Amd.Keb.
21 Bondowoso, 21-07-1987 Bidan Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKBID
19790610 201001 2 022
ERLINA RATNA
22 HANDINI,A.Md.Keb Jember,18-04-1982 Bidan Pustu Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKBID
19820418 201001 2 021
ANGGRIAWAN.W,A.Md.Kep
23 Bndowoso,07-04-1987 Perawat Pengatur / II C 01- 12 - 2011 01 - 01 - 2014 AKPER
19870407 201001 1 003
SILVIA NOVITA
24 Pasuruan,24-09-1974 Nutrisionis Pengatur Muda Tk I / II B 01- 04 - 2010 01 - 04 - 2012 D1 Gizi
19740924 200604 2 021
INDAH WIJAYA KUSUMAWATI
25 Bondowoso,16-09-1966 Staf Pengatur Muda TK I / II B 01- 04 - 2011 01 - 04 - 2013 SMA
19660916 200701 2 013
PURWANDANI
26 Bondowoso,20-09-1981 Staf Pengatur Muda Tk I / II B 01 - 01 - 2011 01 - 02 - 2013 SMA
19810920 200901 2 001
JUNAEDI
27 Bondowoso,26-03-1966 Pengemudi Juru / I D 01- 04 - 2011 01 - 01 - 2013 SMP
19650326 200701 1 009
88
PANGKAT TMT TMT
NO NAMA / NIP TEMPAT TGL LAHIR JABATAN PENDIDIKAN
GOLONGAN /RUANG PANGKAT BERKALA
89
Tabel 2.20 Ketenagaan dan Kompetensi Puskesmas Kotakulon
90
Praktek RHA
(Rapid Health
Assessment).
h. On The Job
Training
Pengelola
Program TB
Fasyankes.
i. Surveilans
PTM dan
faktor risiko
PTM.
Kompetensi
Jenis Kompetensi Puskesmas
No Tambahan
Ketenagaan (Ijazah) Kotakulon
(Pelatihan)
7 Kesehatan Sarjana Teknik Tehnis Kesehatan 1
Lingkungan Kesehatan Lingkungan.
(Fungsional Lingkungan
Sanitarian)
8 Gizi DIII gizi dan DI a. Tatalaksana 2
(Fungsional Gizi Gizi Buruk.
Nutrisionis) b. Pemantauan
Pertumbuhan.
c. Konselor ASI.
9 Bendahara SMA, DIII Manajemen Tata 3
Keperawatan,D Kelola Keuangan.
III Gizi
10 Urusan SMA Penyimpanan dan 1
Umum Pengelolaan
Barang.
12 Loket D III Akutansi Tidak ada 1
13 RR dan Kartu DIII Pengelolaan 1
Poli (Perekam Informatika Rekam Medis.
Medis
Trampil)
14 SupirAmbulan SMP a. PPGD Awam 1
s Umum.
b. Radiomedik.
c. Komunikasi.
15 Penjaga dan SMA Tidak ada 1
Petugas
Kebersihan.
16 UGD dan Poli Umum
Fungsional Dokter a. Pelatihan dan 1
Dokter. magang PPGD
untuk
dokter/GELS
(General
Emergency Life
Support)/ATLS
(Advance
Traumatic Life
Support)/ACLS
(Advance
Cardiac Life
Support).
b. Tatalaksana
Gizi Buruk.
c. Tatalaksana
Penyakit
Menular
Langsung.
d. Tatalaksana
Penyakit
Menular
Bersumber
Binatang.
e. Program TB
Strategi DOTS
91
(Directly
Observed
Treatment Of
Short Course)
f. Pemberian Obat
secara Rasional.
g. IMS, VCT dan
PITC(Provider
Inisiated
Testing and
Conseling) HIV.
h. Tatalaksana
Penyakit Tidak
Menular dan
Faktor Risiko
PTM.
2.2.3. Peralatan
Peralatan Puskesmas adalah peralatan medis dan non medis termasuk mebelair dan bahan
habis pakai yang dimiliki Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan program di Puskesmas, yang
mencakup rincian informasi mengenai peralatan.
Ketentuan mengenai peralatan di Puskesmas Kotakulon:
1. Setiap barang yang didropping Dinas kesehatan ke Puskesmas Kotakulon, dicatat terlebih
dahulu di buku penerimaan barang, kemudian langsung di dropping ke ruangan dan pemegang
program upaya kesehatan. Seterusnya barang yang telah di dropping adalah tanggung jawab tiap
ruangan dan pemegang program. Setiap barang dropping ada bukti barang keluar berupa tanda
tangan penerima barang dan kepala puskesmas.
2. Setiap ruangan di Puskesmas mempunyai daftar inventaris, dan kondisinya dievaluasi setiap 6
(enam ) bulan.
93
3. Peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan peralatan K3 (Keamanan dan
Keselamatan Kerja) di Puskesmas Kotakulon :
a. Pemadam kebakaran.
b. Alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
c. Set peralatan pencegahan infeksi/APD set, terdiri dari:
1) Sarung tangan.
2) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot.
3) Masker.
4) Kaca mata goggle/pengaman mata.
5) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52 inci.
4. Peralatan yang digunakan sudah memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan.
5. Peralatan yang dipakai untuk tindakan ke pasien atau kontak dengan pasien sudah di steril
terlebih dahulu dan terjamin kebersihannya
6. Penyimpanan alat kesehatan:
a. Alat yang dibungkus: perlengkapan medis dibungkus kemudian di steril.
b. Alat yang tidak dibungkus digunakan segera untuk tindakan / kegiatan pelayanan.kondisi
alat untuk tindakan adalah steril.
c. Setelah mendisinfektan alat, alat dibersihkan lalu dikeringkan. Kemudian di steril.
7. Permukaan alat.
a. Permukaan instrumen metal bebas karat/cacat/terkelupas.
b. Permukaan peralatan yang dicat utuh dan bebas dari goresan/cacat.
c. Peralatan dari plastik atau kain pelapis utuh (tidak bocor/robek).
8. Kursi roda ada 1 (satu) buah dengan kondisi rusak ringan tapi masih berfungsi baik.
9. Pasokan oksigen dievaluasi secara berkala, dengan ketentuan:
a. Ada 3 oksigen besar dan 1 oksigen kecil dalam kondisi baik,regulator 3.1 dalam keadaan
rusak berat
b. Tabung oksigen cadangan selalu terisi penuh.
10. Pemeliharaan alat kesehatan di Puskesmas.
Pemeliharaan peralatan mempunyai tujuan mencegah resiko kerusakan peralatan yang
digunakan untuk diagnosis, pengobatan, pemantauan dan perawatan pasien. Ketentuan
pemeliharaan:
a. Peralatan yang ada d masing-masing ruangan dilakukan perawatan oleh penanggung jawab
ruangan agar kondisi alkes selalu terpelihara dan bisa digunakan sesuai kebutuhan.
b. Penanggung jawab masing-masing ruangan sudah memiliki instruksi kerja dan tata cara
penggunaan.
94
c. Semua peralatan yg berfungsi di puskesmas selalu digunakan untuk semua kegiatan.
d. Pemeliharaan sarana dan prasarana peralatan dilakukan sesuai dengan bidang pelayanan
masing-masing ruangan
11. Puskesmas sudah dilengkapi dengan peralatan medis dan non medis yang memadai sesuai
droping dinas kesehatan.
Peralatan non medis di Puskesmas terdiri dari:
a. Kendaraan bermotor terdiri dari 4 buah sepeda motor,3 dalam kondisi baik ,1 dalam kondisi
rusak
b. Ambulan ada 1 buah dalam kondisi rusak ringan.
c. Alat-alat komunikasi :
Puskesmas mempunyai 1 telepon kantor
d. Mebelair.
1) Bersih, terawat dan dalam kondisi baik
2) Meja dan kursi masih kurang dari kebutuhan
12. Ambulan
Ambulan puskesmas digunakan untuk ;
a) Ambulan operasional/transportasi ; P3K,merujuk pasien rawat inap dan mengantar laporan
ke dinas kesehatan
b) Puskesmas (pusling); Posyandu lansia,Posyandu balita,Posbindu,Ponkestren dan upaya
kesehatan di luar gedung lainnya.
c) Merujuk pasien gawat darurat.
95
b. Warna cat kendaraan:
(1) Putih atau kuning muda dengan pengenal khusus yang memantulkan cahaya.
11 Perlengkapan medik
a Umum:
1) Set Pemeriksaan + +
umum:
(a) Tensimeter
(b) Stetoskop
2) Emergency kit 1 1
3) APD: 2set + +
b Peralatan life saving + +
1) Airway and Breathing Set/ Peralatan resusitasi secara manual/otomatik lengkap bagi dewasa, anak
dan bayi
Tabung Oksigen 1 1
portable dan
peralatannya (
masker oksigen
dewasa dan anak,
regulator dan
flowmeter, nasal
canule oksigen)
Selang oksigen 1 1
dengan masker atau
kateter nasal
96
2) Trauma set
a. Neck splint/collar 1 1
splint
b. Long spine board 1 1
c. Wound toilet set + +
(1) Bidai dan mitella 0 0
verband 5 cm
dan 10 cm
(2) Elastic verband
(3) Gunting verband
(4) Manset pengikat
(5) Plester
(6) Gurita
(7) Balut cepat
(8) Tongue spatel
(9) Pinset
(10) Arteri klem
(11) Pack luka bakar
(12) Kapas alkohol
(13) Syringe 2,5cc
s/d 20 cc
(14) Urine cathether
d. Minor surgery set 0 0
4 Transport evakuasi Stretcher Stretcher dan Scoop stretcher
5 Inkubator transport 0 1
6 Perlengkapan obat-obatan
1) Obat gawat darurat 0 +
Adrenalin, Lidokain,
Sulfas Atropin,
Ephedrin,
Dexamethason,
Aminofilin,
Dopamin
2) Infus set 0 +
3) Cairan infus normal 0 +
saline
7 Bidan kit 0 0
97
2.2.3.1. Peralatan Kefarmasian
Peralatan kefarmasian adalah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan
kefarmasian.
98
14 TV 1
15 Komputer 1
16 Printer 1
17 Lemari peralatan Promkes 1
Jumlah 14
B Media penyuluhan ( leaflet, Poster, lembar balik, CD, Spanduk ) 1
99
2.2.3.4.Peralatan Poli Kesehatan Ibu dan Anak
Adalah peralatan dan instrumen yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
dan nifas, pemeriksaan bayi dan anak serta melakukan pertolongan persalinan di Puskesmas.
100
g. Lemari kaca (untuk menyimpan alat/obat) 1
h. Trolly 2 ( 1 rusak berat)
i. Meja (untuk petugas) 4
j. Kursi 4
Jumlah 18
4 Peralatan umum:
a. Partus bed/Bed persalinan yang bisa dilepas -
b. Meja resusitasi dengan lampu (Dop) 60 watt 1
c. Tromol untuk alat steril -
101
d. Tromol kasa diameter 20 cm -
e. Standar infus 1
f. Jam/ARI sound timer 1
g. Langseng dengan sarangan berlubang besar -
h. Sterilisator listrik 2 pintu/table autoclave 1
i. Bak plastik tempat plasenta -
j. Bowel metaldengan tutup -
k. Bengkok -
l. Nelaton kateter 14 cm -
m. Kateterkaret no. 10,12,14,16 (nelaton) 3
n. Bengkok stainless steel 5
o. Gelas Ukur -
p. Lampu sorot/lampu periksa halogen 1
q. Senter 1
r. Pispot sodok stainless steel -
s. Meja trolley stainless steel 1
t. Tempat sampah injak danbertutup -
Jumlah 15
102
3 Resusitasi Set
a. Penghisap lendir De Lee/Bola karet 3
b. Resusitator (balon dan sungkup) 1
Jumlah 4
B Mebelair:
1. Kursi 4
2. Meja ½ biro -
Jumlah 4
C Penunjang:
1. Ember untuk dekontaminasi 1
2. Penyekat ruangan 2
3. Tempat sampah medis 1
4. Tempat sampah non medis 1
Jumlah 5
2.2.3.6.Peralatan Imunisasi
Peralatan Imunisasi adalah sejumlah alat medis yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan imunisasi.
Tabel 2.31 Peralatan Pelayanan Imunisasi
Jumlah Alat
No Jenis peralatan
(Jenis)
1 Kit Imunisasi 22
2 Peralatan Surveilans -
3 Mebelair 3
4 Penunjang 1
5 Bahan Habis Pakai 13
Jumlah 39
B Peralatan Surveillans
1. Komputer -
2. Printer -
Jumlah -
No Peralatan Imunisasi
C Mebelair
1. Meja kerja ½ biro 1
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
Jumlah 3
D Penunjang
1. Tas lapangan -
105
2. Tempat sampah basah -
3. Tempat sampah kering,bertutup 1
Jumlah 1
Gambar 2.18 Box pendingin vaksin dan vaksin carier di ruang Imunisasi Puskesmas Kotakulon
D Mebelair
1. Meja ½ biro 2
2. Kursi kerja 2
3. Kursi hadap 3
4. Lemari gantung (locker tempat leaflet) 1
5. Lemari kaca 1
6. Komputer set 1
Jumlah 10
107
Peralatan Poli Umum adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan di poli umum.
108
12. Kom tutup -
13. Bowel metal -
14. Kaca Pembesar -
15. Tas CHN kit -
16. Hechting set,terdiri dari : -
a) Gunting verban -
b) Gunting jaringan -
c) Gunting iris lurus -
d) Pinset Anatomis -
e) Pinset Chirurgis -
f) Arteriklem -
g) Scalpel/tangkai pisau operasi -
h) Needle holder -
17. Duk bolong -
Jumlah -
D Mebelair
1. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya (matras, bantal, sprei, 1
perlak dan sarung bantal)
2. Meja kerja ½ biro -
3. Kursi kerja pemeriksa 1
4. Kursi hadap pasien 1
5. Lemari simpan alat 1
6. Meja instrumen/alat 1
7. Komputer 1
Jumlah 6
109
Puskesmas Rawat
Jalan
A Set peralatan pemeriksaan di UGD
1. Manset anak dengan Velcro -
2. Manset dewasa dengan Velcro -
3. Stetoskop duplex/simplex 2
4. Tensimeter, air raksa atau tensimeter, tanpa air 1
raksa/pegas
5. Lampu senter/pen light 1
6. Kaca pembesar 1
7. Termometer klinis (mulut/ketiak) dewasa 1
8. Termometer klinis (mulut/ketiak/dubur) bayi -
9. Palu pengukur reflex -
10. Sudip lidah, logam, panjang 12 cm 1
11. Sudip lidah, logam, panjang dan 16,5 cm -
12. Jam/ARI sound timer (Pengukur waktu untuk mengukur -
nadi dan pernafasan)
13. Tourniquet karet 1
14. Timbangan dewasa atau timbangan dengan pengukur 1
tinggi badan
15. Meteran 1
16. Alat pembaca foto rontgen (film viewer) -
17. APD (kaca mata goggle, sarung tangan,masker,apron, 1
sepatu tertutup, penutup kepala)
Jumlah 11
H Set tindakan
1. Stand lamp 1
2. Standar infus 1
3. Infusion pump -
4. Syringe pump -
5. Jet nebulizer -
6. Suction pump /mesin penghisap lendir -
7. Semprit, gliserin -
8. Waskom cekung -
9. Waskom bengkok -
10. Paratus bertutup untuk spuit -
11. Irigator dengan konektor nilon,lurus -
12. Kateter, logam untuk wanita, no.12 -
13. Buli-buli dingin -
14. Buli-buli panas -
15. Inkubator bayi -
16. Ember penampung cairan kotor -
17. Pispot wanita, pria dan anak @1 -
Jumlah 2
L Mebelair UGD
1. Meja kerja ½ biro -
2. Kursi kerja -
3. Kursi hadap -
4. Kursi tunggu -
5. Lemari simpan alat/obat -
6. Penyekat ruangan -
7. White board -
8. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya (matras, bantal, -
sprei,perlak dan sarung bantal)
Jumlah -
114
Gambar 2.20 Alat sterilisasi dan babyscale di ruang UGD
115
a. Tang cabut gigi dewasa 1 ( tdk lengkap )
b. Tang cabut gigi anak 1
c. Bein lurus -
d. Bein bengkok -
e. Cryer -
9 Periodontal probe 1
10 Peralatan prostetik -
a. Sendok cetak RA + RB berbagai ukuran -
b. Tang klammer -
c. Tang potong -
11 Tempat kapas 1
12 Sterilisator tekanan tinggi 1
13 Baki logam tempat alat steril 1
14 Korentang, penjepit spoge ( Forester) 1
15 Toples kapas/kasa steril 1
Jumlah 12 jenis
B Mebelair
1. Meja kerja ½ biro -
2. Kursi kerja 1
3. Kursi hadap 1
4. Lemari simpan alat/obat 1
Jumlah 3
C Penunjang
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih yang tertutup rapat 1
2. Tempat sampah tertutup 1
3. Jam/ARIsound timer -
4. Jas dokter gigi -
5. Waskom stainless -
Jumlah 2
116
b. Povidon Iodine 10% 1
c. Na O Cl -
d. Larutan Chlorin 3% 1
e. Aquadest 1
f. H2O2 liquid 3% -
g. Yod Gliserin -
h. Celluloid strip -
i. Vaseline -
j. Kertas Artikulasi -
k. Matriks band dan retainer -
l. Bahan cetak -
m. Gibsum -
n. Reamers file -
9. Bahan tambal gigi:
a. Glassionomer 1
b. Composite resin -
c. Fletzer 1
d. Temporary filling 1
e. Eugenol 1
f. TKF 1
g. ChKM 1
h. Cresophene/Rockle’s 1
i. Zinc Phosphat cement 1
j. Calxinol/Dycal 1
k. Root Canal Filling -
l. Mummyfication paste 1
m. Arsen -
n. Spongostan 1 pack
o. Papper point -
p. Guttap percha -
Jumlah 8 jenis
Gambar 2.21 Peralatan dan lemari penyimpanan alat di ruang gigi Puskesmas Kotakulon
2.2.3.11.Peralatan Laboratorium
Peralatan Laboratorium (sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNomor 37 Tahun 2012)adalah: sejumlah peralatan laboratorium yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan laboratorium di Puskesmas.
Berfungsi jika alat yang dimiliki dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan laboratorium di
Puskesmas. Tidak berfungsi adalah: jika peralatan Laboratorium peralatan yang dimiliki tidak
dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan Laboratorium.
117
Tabel 2.40 Peralatan Laboratorium
No Jenis Peralatan Laboratorium Puskemas
Rawat Jalan
1 Peralatan utama 4
2 Peralatan gelas 4
3 Mebelair 4
4 Peralatan K3 -
Jumlah 12
B. Peralatan Gelas
1. Batang pengaduk -
2. Beker glass 1
3. Botol pencuci -
4. Sentrifuge mikrohematokrit -
5. Urinometer (alat pengukur berat jenis urin) 1
6. Corong kaca 1
7. Erlenmeyer 1
8. Gelas pengukur (100ml) -
9. Objek glass dan cover glass 4
10. Pipet berskala 1 ml, 10ml 1
11. Termometer -
12. Table autoclave -
13. Jam/ARI sound timer 1
14. Autoclik 1
15. Kaki tiga -
16. Lemari es/refrigerator -
17. Lampu spiritus isi 120 cc 3
18. Torniket karet 1
19. Rak pengering 8
20. Rak tabung reaksi 6
21. Ose 1
22. Spuit dispossible 3ml, 5 ml 1 dus
23. Tips pipet/yellow tip -
Jumlah 31
C Mebelair
1. Meja ½ biro -
2. Kursi hadap 1
3. Kursi kerja 1
4. Kursi untuk ambil darah 1
5. Meja kerja lapis formica 1
6. Rak tempat simpan alkes -
Jumlah 4
D Peralatan K3
1. Pemadam kebakaran -
118
2. Peralatan P3K -
3. APD set/Set peralatan pencegahan infeksi, terdiri Sarung tangan
dari: 25 pasang,
a) Sarung tangan masker 10
b) Sepatu karet/alas kaki tertutup/sepatu boot buah, apron
c) Masker plastic 1 buah
d) Kaca mata goggle/pengaman mata
e) Apron plastik tebal/celemek/schort panjang 52
inci
4. Safety box -
Jumlah 1
119
13. Lemari pendingin dua pintu -
14. Rak makanan -
Jumlah 2
B Peralatan Kecil
1. Pisau dapur -
2. Sendok sayur -
3. Sodet -
4. Pembuka botol / kaleng -
5. Cobek /ulekan -
6. Serokan -
7. Talenan -
8. Saringan kelapa -
9. Saringan teh -
10. Wajan datar diameter 18 cm -
Jumlah -
C Alat – Alat Makan :
(Sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan / plastik, stainles steel, keramik )
1. Sendok dan garpu ( lusin ) -
2. Piring makanan ( lusin ) -
3. Gelas minum (lusin ) -
4. Mangkuk sayur (lusin ) -
5. Piring buah (lusin) -
6. Piring kue cekung (lusin) -
7. Cangkir bertutup (lusin) -
8. Tutup gelas (lusin) -
9. Tatanan gelas (lusin) -
10. Nampan ( lusin) -
Jumlah -
120
4. Selimut dewasa -
5. Handuk kecil (60X40 cm) -
6. Sprei kecil (steek laken) -
7. Lap mandi untuk pasien -
8. Gordyn 8
9. Baju pasien -
10. Taplak meja pasien -
11. Sarung O2 -
Jumlah 16
No Jenis Peralatan Rawat Inap Jumlah
B Perlengkapan perawatan Bayi (1 TT)
1. Sprei -
2. Gurita -
3. Popok bayi -
4. Baju bayi -
5. Selimut bayi -
6. Handuk kecil -
7. Lap mandi untuk pasien -
Jumlah -
C Mebelair
1. Lemari tempat penyimpanan linen bersih yang tertutup -
2. Tempat tidur 8
3. Lemari kecil/bed side cabinet -
4. Kursi 1
Jumlah 9
E Penunjang
1. Tempat sampah plastik untuk pasien 3
2. Pispot sodok stainless steel 3
3. Trolley stainless steel -
4. Sikat kuku -
Jumlah 6
Gambar 2.23 Pelayanan obat rawat jalan dan visite bersama dokter, perawat dan gizi pada pasien rawat inap
122
pasien, umur pasien, alamat pasien, nama obat serta dosis dan aturan pakai juga harus ada. Resep
narkotik dan psikotropik dipisah untuk memudahkan pelaporan. Dan untuk menghindari efek
alergi, sesudah pelayanan stamfer dan mortir juga dibersihkan menggunakan alkohol.
Sebelum obat diserahkan kepada pasien juga dilakukan pengecekan nama pasien,
jenis obat juga daluwarsa obat. Penyerahan obat juga disertai informasi tentang aturan pakai,
frekwensi pemakaian obat, lama pengobatan , cara pemakaian, efek samping, kontra indikasi
serta penyimpanan obat. Dan untuk menghindari kemungkinan pasien lupa dalam tata cara
pemakaian obat, obat juga diberi etiket. Etiket warna putih untuk pemakaian oral dan etiket
warna biru untuk obat luar.
Penyimpanan dan pengadaan obat yang berasal dari Gudang Farmasi dan Alat
Kesehatan ( GFK ) biasanya dilakukan tiap dua bulan sekali. Penyimpanan menggunakan system
FIFO untuk menjaga kwalitas dan mutu obat.Obat ditata menurut abjad dan jenis sediaan. Obat-
obat psikotropik disimpan di lemari terpisah. Dan untuk obat suppositoria serta vaksin disimpan
dalam lemari pendingin.
Distribusi ke Pustu dan Poskesdes biasanya dilakukan tiap awal bulan atau sesuai
kebutuhan. Obat yang kedaluwarsa atau rusak disimpan terpisah agar tidak terjadi pemeberian
obat daluwarsa kepada pasien dan untuk obat narkotik dan psikotropik diserahkan kembali ke
GFK Kabupaten Bondowoso dengan Berita Acara Penyerahan. Penggunaan dan distribusi obat
dan alat Kesehatan juga diarsipkan secara teratur serta dilaporkan rutin tiap bulan ke GFK
kabupaten Bondowoso.
Puskesmas Kotakulon
Puskesmas Kotakulon
Jl. Diponegoro no. 176
Jl. Diponegoro no. 176
Kab/Kota Bondowoso Telp(0332)427087
Kab/Kota Bondowoso Telp(0332)427087
Tanggal ……..……
Tanggal ……..……
Nama:………………………..
Nama:………………………..
Aturan pakai:
……x……..tab/caps/sendok takar Obat luar
Sebelum/sesudah makan
123
Gambar 2.25 Distribusi obat dan kegiatan visite farmasi
124
Gambar 2.26 Bahan Laboraturium Puskesmas Kotakulon
2.Manajemen keuangan
Manajemen Keuangan berfungsi untuk memberikan informasi keuangan sebagai bahan
pengambilan keputusan. Untuk itu perencanaan, penarikan, pengelolaan, penggunaan, dan
pengendalian serta dana organisasi harus baik. Di puskesmas kotakulon manajemen keuangan sudah
berjalan dengan baik, ini dapat dilihat dari hasi PKP pada lampiran 10.
125
2.3. STANDAR UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintergrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehatan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat
Puskesmas mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan sarana
pelayanan kesehatan lain.
Puskesmas wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan
penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta
melaksanakan program prioritas pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ) dan Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ), yang saling berkaitan.
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat. UKM mencakup upaya – upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi
termasuk obat tradisional dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif ( bahan tambahan
pangan ) dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kenanusiaan.
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesma untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan. UKP mencakup upaya – upaya promosi kesehatan perorangan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap. Pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga termasuk pengobatan tradisional ( Batra ) dan
alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan berbagai upaya kesehatan
penunjang.
Berdasarkan program, upaya kesehatan dikelompokkan menjadi :
1. Upaya Kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib merupakan kegiatan yang harus ada dalam pelayanan di
Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya kesehatan Ibu dan Anak, keluarga Berencana serta Anak Remaja
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
126
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
f. Upaya Pengobatan, terdiri dari :
1) Upaya Pengobatan Dasar
2) Upaya Penanganan Kegawat daruratan
3) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Pelayanan Laboratorium
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya Kesehatan Pengembangan dapat bervariasi sesuai dengan kekhususan atau
permasalahan kesehatan diwilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia dimasing –
masing Puskesmas, meliputi :
a. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Sekolah
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Tradisional
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
g. Upaya Kesehatan Indera ( mata dan telinga )
h. Upaya Kesehatan Jiwa
127
Antara Promosi kesehatan Puskesmas dan pemberdayaan masyarakat merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Promosi kesehatan selalu bertujuan akan adanya kemampuan
dan kemauan masyarakat untuk bertindak yaitu yang disebut sebagai masyarakat yang berdaya,
sedangkan pemberdayaan masyarakat selalu harus diawali dengan pemberian informasi yang
terus menerus.
Tujuan pemberdayaan massyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan
kelu arga dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat berkontribusi dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
Salah satu bentuk proses pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya
kegiatan Desa Siaga, dan dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat ( UKBM ) di masyarakat. UKBM dibentuk dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat. Jenis UKBM antara lain Posyandu, Poskesdes, Poskestren, Pos UKK, Posbindu
PTM dan lain – lain.
128
No Lokasi Kegiatan di dalam Gedung
2 Poliklinik Petugas menanyakan tentang kondisi penyakit pasien atau
obat yang harus diminum. Jika diperlukan, pasien dirujuk
ke tempat konseling ( ke klinik bagian konseling ).
Disediakan media promosi ; lembar balik, poster, gambar
atau model anatomi atau leaflet yang bisa dibawa pulang.
129
2.3.1.2.Upaya Kesehatan Lingkungan
a. Deskripsi
Upaya kesehatan Lingkungan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi kesehatan lingkungan pada obyek atau sasaran yang diawasi, agar terwujud kualitas
lingkungan yang lebih sehat sehingga dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan
kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya kesehatan menuju derajat
kesehatan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik.
Penyehatan Lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif,
penyelidikan, pemantauan, terhadap tempat – tempat umum, lingkungan pemukiman,
lingkungan kerja, angkutan umum, dan lain sebagainya, terhadap subtansi yaitu air, udara,
tanah, limbah, kecelakaan, makmin, dan bahan berbahaya.
130
2.3.1.3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
a. Deskripsi
Pelayanan di poli KIA dan KB Puskesmas Kotakulon meliputi :
1) Upaya pelayanan kesehatan ibu
2) Upaya pelayanan kesehatan anak
3) Upaya kesehatan remaja
4) Upaya kesehatan remaja dilaksanakan dengan prinsip kemitraan dan harus mampu
membangkitkan, mendorong keterlibatan dan kemandirian remaja. Pelaksanaan pembinaan
kesehatan remaja dilaksanakan terpadu lintas program dan lintas sektor, pemerintah dan
sektor swasta, serta LSM, sesuai dengan peran dan kompetensi masing-masing sektor secara
efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang optimal.
5) Upaya pelayanan Keluarga Berencana (KB)
131
Gambar 2.28 Pemeriksaan ANC di Poli KIA Puskesmas Kotakulon
132
d. Pelaksanaan Kelas ibu
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling
rentan kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan KIA
serta gizi sehingga salah satu tujuan pembagunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI
dan AKB dapat tercapai.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hail, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu – ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalianan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu–ibu hamil dengan umur kehamilan
antara 20 mgg s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.
Pelaksanaan kelas ibu hamil di masing – masing kelurahan dengan jumlah pesrta
maksimal 10 orang dengan didampingi oleh masing – masing suami dengan kehamilan
anatara 20 – 32 minggu
e. Pertolongan persalinan
Upaya pemerintah dalam usaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi salah
satunya dengan melakukan pertolongan persalinan pada tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan sehingga memudahkan petugas untuk memantau adanya resiko yang mungkin
terjadi pada ibu bersalin sedini mungkin dan dapat mencegah adanya resiko yang mungkin
terjadi.
133
Pelayanan pertolongan persalinan dilakukan di dalam gedung puskesmas kotakulon
di ruang bersalin. Pelayanan dilakukan setiap hari 24 jam dengan standart pelayanan
dengan Asuhan Persalinan Normal ( APN ) dengan 58 langkah pelayanan yang mana
semua petugas
( Bidan ) sudah mendapatkan pelatihan APN sesuai standart ( kompeten ).
Pelayanan diberikan pada semua ibu yang akan bersalin yang datang ke Puskesmas
Kotakulon tanpa memandang ibu tersebut pasien maskin maupun non maskin.
f. Perawatan nifas
Untuk menunjang program pemerintah dalam menurunkan kematian ibu ( AKI )
maka dilaksanakan perawatan nifas untuk menemukan sedini mungkin adanya kelainan
dan memantau kesehatan ibu selama masa nifas.
Perawatan nifas dilakukan didalam gedung puskesmas kotakulon yang datang
berkunjung tanpa membedakan status social dimasyarakat.
Pelayanan nifas dilakukan sesuai dengan standart pelayanan masa nifas dengan
pemeriksaan tanda – tanda vital, kontraksi uterus, defekasi + miksi, lokhea, produksi ASI
dan adanya keluhan – keluhan yang muncul, sehingga dapat diketahui adanya kelainan
g. Penyuluhan
Upaya pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan wanita yang berkaitan
dengan fungsi keibuannya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dan
akselerasi penurunan angka kematian ibu ( AKI ) yang dimulai sejak periode usia subur,
kehamilan, persalinan, nifas dan meneteki untuk menujang hal tersebut dilakukan
penyuluhan kepada ibu dimulai dari periode yang tersebut diatas.
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan metode penyuluhan perorangan pada ibu
hamil, ibu yang akan bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.
h. Bimbingan konseling gizi
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan wanita untuk mencapai derajat
kesehatan setinggi – tingginya dan untuk menurunkan angka kematian ibu ( AKI ) untuk
menunjang hal tersebut pemerintah meningkatkan bimbingan konseling gizi untuk
mengetahui status gizi ibu hamil apakah KEK ( Kekurangan Energi Kalori ) atau tidak
karene berhubungan dengan kondisi bayi yang akan dilahirkan dan penyaskit penyerta
pada saat bersalin kelak.
134
Gambar Konseling KB di Poli KIA Puskesmas kotakulon
Gambar 2.30 Konseling gizi ibu
135
Doc. Pemeriksaan SARARI
Pelayanan diberikan pada jam kerja pukul 08.00 s/d 12.00 untuk pemberian
imunisasi dasar lengkap kecuali BCG dan Campak setiap hari Selasa dimulai pukul 09.00
s/d 12.00 mengacu pada umur ketahanan vaksin. Peyananan imunisasi dasar diberikan
sesuai standart pelayanan.
d. MTBM dan MTBS
Upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya agar terwujud generasi penerus
yang berkualitas, memiliki kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual, emosional dan
137
spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak anak, mulai dari
terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal.
Pelayanan diberikan didalam gedung Poli KIA Puskesmas Kotakulon dengan
mengacu pada format MTBM dan MTBS sesuai standart pelayanan dan dilakukan oleh
bidan Puskesmas Kotakulon.
e. Konseling Kesehatan Anak
Upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat memiliki kebugaran jasmani,
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan
dan perlindungan hak anak, mulai dari terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini sampai
usia prasekolah.
Pelayanan diberikan di Puskesmas Kotakulon setiap hari kerja kolaborasi dengan petugas
gizi pada semua pasien yang datang memerlukan penanganan khusus.
f. Rujukan
Upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan anak untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat terwujud generasi penerus yang
berkualitas, untuk itu pemerintah memberikan pelayanan rujukan untuk mengetahui
sedini mungkin adanya penyimpangan ataupun adanya gangguan yang terjadi pada
kesehatan anak.
138
Pelayanan diberikan pada semua pasien yang datang berkunjung di Puskesmas
Kotakulon setiap hari kolaborasi dengan Dokter dan Perawat Balai Pengobatan ( BP )
Puskesmas Kotakulon.
139
Gambar 2.35 Pelayanan kesehatan remaja
Pelayanan diberikan di Pukesmas Kotakulon setiap hari jam kerja pada semua
remaja yang datang berkunjung untuk konseling.
4. Rujukan
Adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan remaja
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Pelayanan diberikan pada
140
semua remaja yang datang berkunjung yang memerlukan rujukan pada fasilitas kesehatan
yang lebih tinggi.
Pelayanan diberikan pada semua PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang datang
berkunjung di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam kerja.
141
Gambar 2.38 Pelayanan KB pil
Pelayanan diberikan di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam
kerja dengan tidak membedakan pasien maskin maupun non maskin.
Pelayanan diberikan di poli KIA Puskesmas Kotakulon pada setiap hari jam kerja
dengan menerikan penjelasan tentang apa yang dialami oleh akseptor dan adanya
kecemasan yang mungkin terjadi sesuai dengan standart pelayanan yang berlaku.
4. Penyuluhan
Adalah upaya pemerintah yang diberikan pada PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang
menjadi akseptor KB yang masih aktif dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan
dengan kontrasepsi.
142
Gambar 2.40 Penyuluhan pada PUS
Pelayanan diberikan di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam kerja
dengan menggunakan lembar balik penyuluhan remaja.
5. Pelayanan dan konseling pada calon pengantin wanita, masa pra hamil dan masa antara
dua kehamilan
Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan
memberikan pelayanan dan konseling pada calon pengaantin wanita, masa pra hamil dan
masa antara dua kehamilan untuk mencapai kesehatan yang optimal agar didaptkan
generasi yang optimal.
Pelayanan diberikan di poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam kerja
6. Pelayanan PPIA
Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan
memberikan pelayanan PPIA ( Pencegahan Penularan Ibu dan Anak ) untuk mencegah
dan untuk mengetahui sedini mungkin adanya HIV dan penularannya.
143
Gambar 2.42 Pelayanan PPIA
Pelayanan diberikan pada semua ibu yang datang berkunjung ke Poli KIA
Puskesmas Kotakulon yang beresiko terpapar HIV dan kolaborasi dengaan petugas VCT
di Rumah Sakit Umum Daerah setiap hari pada jam kerja dengan tetap menjaga privasi
penderita
Pelayaanan diberikan di Poli KIA Puskesmas Kotakulon setiap hari pada jam
kerja bekerjasama dengan petugas laboratorium baik milik pemerintah maupun milik
swasta
144
8. Rujukan
Adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
dengan memberikan rujukan pada akseptor KB yang mempunyai efek samping
penggunaan kontrasepsi. Pelayanan diberikan setiap hari pada jam kerja dan kolaborasi
dengan fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
a. Kunjungan Rumah
Kunjungan Rumah ini dilakukan pada :
1. Bumil yang tidak mau ANC ke Puskesmas/Posyandu serta bumil yang Resiko
Tinggi.
2. Bufas 1-42 hari dengan rincian :
6 jam – 3 hari
4 hari – 28 hari
29 hari – 42 hari
3. Buteki, dilakukan pada ibu yang tidak bias/tidak mau meneteki bayinya, Buteki
dengan resiko tinggi.
4. Kunjungan Neonatus (KN)
KN dilakukan pada Bayi Baru Lahir (BBL) umur 0 – 28hari dengan rincian :
Kunjungan 1 : 6 jam – 48 jam
Kunjungan 2 : 3 – 7 hari
Kunjungan 3 : 8 – 28 hari
b. Posyandu
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Kotakulon ada 36 Posyandu, yang
tersebar di 3 Kelurahan masing - masing :
Kelurahan Dabasah 14 Posyandu
Kelurahan Kotakulon 13 Posyandu
Kelurahan Blindungan 9 Posyandu
145
Setiap Posyandu dibuka 1x sebulan dengan kegiatan KIA. Gizi, Imunisasi,
Diare dan KB. Posyandu ini menggunakan tekhnik 5 meja, yang masing – masing meja di
kawal oleh 1 orang kader dengan tugas meja 1 Pendaftaran, meja 2 Penimbangan, meja 3
Pencatatan, meja 4 Penyuluhan dan meja 5 Pelayanan, untuk meja 5 dilakukan oleh
Nakes. Di wilayah Puskesmas Kotakulon ini terdapat 36 Posyandu, Madya 5 Posyandu,
Purnama 7 Posyandu.
146
- Di Posyandu
DDTK dilakukan pada : Bayi tiap 3bln 1x, sedangkan pada balita dilakukan
6bln 1x, sesuai yang telah ditentukan, kegiatan DDTK di Posyandu melibatkan kader
Posyandu yang sebelumnya telah dilakukan sosialisasi dengan menggunakan jembatan
keledai Surya Kanthi.
- Di PAUD dan TK :
Di wilayah Puskesmas Kotakulon terdapat 16 PAUD dan 15 TK, masing-
masing 4 PAUD dan 5 TK di Kelurahan Kotakulon, 8 PAUD dan 6 TK di Kelurahan
Dabasah, 3 PAUD dan 4 TK di Kelurahan Blindungan. DDTK di PAUD dan TK
melibatkan guru TK dan PAud yang sebelumnya sudah di sosialisasi tentang SIDTK
dan di perkenalkan jembatan keledai Surya kanthi. Setiap anak dilakukan DDTK 6bln
sekali sesuai usia perkembangannya.
d. KB
Pelayanan KB di Puskesmas Kotakulon di lakukan di dalam dan di luar gedung
Pelayanan KB dalam gedung, terdiri atas kegiatan harian/rutin dan kegiatan
khusus/moment khusus.
Kegiatan harian : tiap hari buka klinik setiap senin – sabtu dengan jenis pelayanan
konseling, pil, kondom, suntik, implant, dan IUD.
Kegiatan Khusus :
1. Manunggal TNI KB Kes
2. IUD Ceria bersama IBI
3. Implant Senyum
Memang untuk kegiatan moment khusus, capaian akseptor memang lebih banyak hal
ini disebabkan karena melibatkan lintas sector,antara lain TNI, PKK, IBI, dll.
Pelayanan KB luar gedung
Dilakukan di Posyandu dengan kegiatan pemberian konseling, pemberian Pil,
pemberian suntikan. Adapun capaian Puskesmas Kotakulon dalam bidang KB th
2013 adalah sebagai berikut :
Akseptor baru 247 orang , akseptor aktif semua metode 4620 dan akseptor aktif
dibina 2150 orang.
147
2.3.1.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Deskripsi
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 disebutkan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain
melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan
mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di Puskesmas Kotakulon, upaya kesehatan gizi yang dilakukan adalah :
1. Pelayanan gizi masyarakat
2. Penangan gangguan gizi
3. Pemantauan status gizi
4. Kunjungan pojok gizi
148
Jumlah balita yang mendapatkan BMT pemulihan sebanyak 6 anak (4 dari BOK dan 2 dari
PKK).
5. Balita BGM
Jumlah balita BGM tahun 2013 sebanyak 30 anak dan rata – rata mereka berasal dari
keluarga miskin. Penyebabnya diantaranya adalah bayi dengan BBLR, ekonomi keluarga,
dan kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan balita.
6. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
Dari pengambilan 52 sampel garam yang diambil dari murid SD, semuanya mengkonsumsi
garam beryodium ( 100%).
c. Pemantauan status gizi
9. Desa bebas rawan gizi
Dari 3 kelurahan yang ada diwilayah puskesmas kotakulon, semua termasuk dalam
kelurahan bebas rawan gizi. Ini terbukti dari pendataan anak BGM dan BGT yang ada di
kelurahan kurang dari 15 %. Data terlampir.
10. Balita naik berat badannya
Jumlah balita yang naik berat badannya tahun ini 91, 58% . Data terlampir.
11. Presentase balita yang ditimbang
Dari jumlah 1717 anak, 1677 yang ditimbang atau sekitar 97.67 % balita yang ditimbang.
Data terlampir.
d. Kunjungan pojok gizi
Kegiatan pojok gizi dilakukan di ruang pojok gizi dan rawat inap Puskesmas kotakulon.
Kunjungan pojok gizi tahun 2013 sebanyak 42,96% atau sekitar 598 pasien yang melakukan
konseling gizi.
Kegiatan yang dilakukan upaya kesehatan gizi di puskesmas meliputi kegiatan didalam gedung dan
diluar gedung adalah :
Tabel 2.48 kegiatan gizi didalam dan diluar gedung
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Perbaikan Gizi 1. Klinik gizi (pojok gizi) 1. Pemberian kapsul vitamin A
Masyarakat 2. Konsultasi gizi pasien rawat 2. Penimbangan setiap bulan dan
inap pemantauan pertumbuhan bayi, anak
3. Melaksanakan program balita di Posyandu
kesehatan gizi Masyarakat 3. Pengukuran tinggi badan/panjang badan
dengan sasaran ibu hamil, ibu bayi dan balita
nifas, bayi dan balita 4. Penyuluhan, pemantauan status gizi dan
4. Bayi baru lahir mendapatkan konsultasi gizi di meja IV (empat)
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) 5. Pemetaan kadarzi
dan dilanjutkan dengan 6. Monitoring garam beryodium
memfasilitasi dan motivasi 7. Penyuluhan kelompok di Posyandu
ASI eksklusif 8. Pemberian makanan pendamping ASI
5. Pemberian tablet tambah pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
darah untuk ibu hamil Merah (BGM) dari GAKIN
149
6. Pengukuran Lingkar Lengan 9. Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
Atas (LILA) ibu hamil 10. Pemberian PMT penyuluhan di
7. Pemberian kapsul vitamin A Posyandu
untuk bayi, balita dan bufas 11. Balita gizi buruk mendapat perawatan
8. Perawatan gizi buruk yang 12. Pemberian tablet tambah darah pada
ditemukan Bumil
9. Pencatatan monev gizi buruk 13. Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK
(Kurang Energi Kronis) mendapat PMT
Pemulihan.
150
2.3.1.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
2.3.1.5.1. Upaya Pencegahan Penyakit
a. Deskripsi
Bondowoso merupakan salah satu kota yang dikelilingi oleh pegunungan sehingga rawan
terjadi wabah dan bencana, oleh karena itu diperlukan kegiatan surveilans epidemiologi. Wilayah
Puskesmas Kotakulon merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadi wabah penyakit menular
dan benca Pengertian surveilans epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus
terhadap suatu kasus pada suatu wilayah, yang kegiatannya meliputi: pengumpulan, penyajian,
analisis data kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular termasuk dalam keadaan
khusus misalnya terjadi bencana
Setiap kejadian bencana baik bencana alam maupun karena ulah manusia atau kedaruratan
komplek akan menimbulkan krisis kesehatan. Mengingat hal tersebut perlu kesiapsiagaan baik di
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa untuk penanggulangan bencana dan masalah
kesehatan.Meliputi upaya surveilans, pencegahan serta masalah kesehatan (wabah dan bencana).
Tabel 2.49. Kegiatan Upaya Pencegahan Penyakit didalam dan diluar Gedung Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Upaya 1. Pengamatan perkembangan 1. Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB
pencegahan penyakit (data kesakitan dan 2. Melakukan pelacakan dan menentukan daerah
penyakit kematian), baik menular maupun fokus penyakit potensi KLB (kolera, IVD,
menular penyakit tidak menular menurut Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies,
dan tidak karakteristik epidemiologi (waktu, Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit
menular. tempat dan orang) dalam rangka Antraks, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1),
kewaspadaan dini serta respon Meningitis, Demam kuning Cikungunya
Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan membuat pemetaan
2. Membuat pemetaan, daerah 3. Melakukan screening TT WUS dan atau
kantong, rawan penyakit menular memberikan imunisasi di Posyandu
disertai analisis faktor 4. Melakukan pencarian kasus penderita secara
penyebabnya aktif (pelacakan kasus, kunjungan rumah,
3. Melakukan screening TT WUS pelacakan kontak sweeping)
dan atau memberikan imunisasi 5. Melakukan pelacakan dalam upaya
4. Pelayanan konseling penanggulangan KLB
5. Membuat pencatatan dan 6. Pelayanan imunisasi di Posyandu, Ponkesdes
pelaporan kegiatan dan Pustu
6. Membuat pemetaan daerah rawan 9. Penyuluhan kepada masyarakat melalui
bencana kegiatan yang ada di desa/kelurahan setempat
7. Melakukan Sistem Kewaspadaan 10. Melaksanakan surveilans faktor risiko PTM
Dini KLB melalui Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu)
8. Melakukan deteksi dini dan atau UKBM yang ada di masyarakat
diagnosa dini PTM (Penyakit 11. Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh
Tidak Menular) masyarakat dalam rangka pencegahan dan
pengendalian penyakit menular dan tidak
menular
151
2.3.1.5.2. Upaya Pemberantasan Penyakit
a. Deskripsi
Di era global saat ini masih banyak masyarakat yang masih tidak mengerti pentingnya
menjaga kesehatan diri sediri dan kebersihan lingkungan sehingga memudahkan menularnya suatu
penyakit. Wilayah Puskesmas Kotakulon merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadi wabah
penyakit menular dan bencana.
Adapun penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah Kolera, Pes,
Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian Influenza
H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru (H1N1), Meningitis, Yellow Fever dan
Chikungunya.
Penyakit menular masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Jawa Timur. Hal ini
diperlukan upaya penemuan kasus sedini mungkin dan pengobatan secara cepat dan tepat. Beberapa
penyakit menular tersebut antara lain :
1) Penyakit Kusta, masih merupakan masalah kesehatan karena 30% penderita Kusta yang ada di
Indonesia berasal dari Jawa Timur. Saat ini penderita terdaftar per 31 Desember 2012 sejumlah
5570 orang. Salah satu upaya kita untuk menurunkan angka kesakitan kusta dengan meningkatkan
advokasi, kerjasama Lintas Sektor/Lintas Program dan penyuluhan pada masyarakat melalui media
cetak/elektronik.Dengan kegiatan tersebut diatas diharapkan dapat menurunkan stigma di
masyarakat serta angka kecacatan pada penderita baru.
2) Tuberculosis (TB), di Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa Barat sebagai
penyumbang kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2009 jumlah kasus TB yang berhasil ditemukan di
Jawa Timur sebanyak 15 kasus. Permasalahan secara umum pada program TB adalah angka
penemuan kasus baru masih dibawah target, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak
penderita TB yang berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi
DOTS maka dampaknya akan muncul kasus Multi Drug Resisten (MDR).Bagi pasien dengan
pemeriksaan dahak positif maka dapat diberikan obat TB dalam bentuk lepas (Puskesmas rawat
inap) dan dipantau oleh petugas TB sampai pasien melanjutkan pengobatan TB di Puskesmas
terdekat alamat pasien.
3) Pneumonia, kejadian Pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10% - 20% per
tahun.Tahun 2013 P2 ISPA menetapkan target penemuan penderita Pneumonia balita per tahun
pada suatu wilayah kerja sebesar 90% dari 10% jumlah balita yang ada di wilayah kerja
4) Diare, merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama
pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan) Diare di Indonesia pada
tahun 2006 (survei P2 Diare) 423 per 1000 penduduk, sedangkan episode Diare balita adalah 1,0 -
152
1,5 kali pertahun. Program P2 Diare menetapkan angka 10% dari perkiraan jumlah penderita
sebagai target penemuan penderita Diare per tahun pada suatu wilayah kerja.
5) Infeksi Virus Dengue (IVD)
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit endemis di Indonesia dengan angka kesakitan yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering menimbulkan KLB di berbagai
Kabupaten/Kota. Strategi utama adalah melakukan upaya preventif dengan pemutusan mata rantai
penularan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus tanpa mengabaikan
peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita.
6) Filariasis (Penyakit Kaki Gajah, Elephantiasis)
Penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan
kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada
tangan, kaki, glandula mammae dan skrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial
bagi penderita dan keluarganya. Untuk di wilayah Puskesmas Kotakulon sampai saat ini masih
belum dtemukan kasus Filariasis.
Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, Prevalensi penyakit tidak
menular yang juga mengalami peningkatan, yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit
kanker, penyakit diabetes melitus, penyakit degeneratif serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera.
Kecenderungan ini dipacu oleh berubahnya gaya hidup masyarakat modernisasi, urbanisasi penduduk
antar kawasan atau negara yang tidak mengenal batas, sehingga gobalisasi hampir di semua aspek
kehidupan baik sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
153
7. Membuat pencatatan dan pelaporan penanggulangan KLB.
kegiatan
8.Melakukan Sistem Kewaspadaan
Dini KLB
154
2.3.1.6. Upaya Pengobatan dan Penanganan Gawat Darurat
Upaya Pengobatan di Puskesmasterdiri dari :
1. Upaya Pengobatan
2. Upaya Penanganan Kegawatdaruratan
3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Pelayanan Laboratorium
155
Kriteria :
1) Unit Gawat Darurat (UGD) harus dipimpin oleh dokter terlatih PPGD dokter/GELS sebagai kepala
UGD yang bertanggung jawab atas pelayanan di UGD dibantu tenaga medis keperawatan dan tenaga
lainnya yang telah mendapat pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) dengan kemampuan
melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
2) Dokter melaksanakan proses triase untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi.
3) Ada jadwal jaga harian bagi dokter, perawat dan petugas non medis yang bertugas di UGD.
4) Tenaga di Puskesmas mampu melakukan teknik pertolongan kegawatdaruratan, mengenali tanda-
tanda mengancam nyawa serta menyadari kapan harus merujuk penderita.
5) Puskesmas memberi pelayanan pasien gawat darurat sesuai kompetensi dan sarana yang ada.
6) Pasien dengan kegawatdaruratan harus selalu diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan
mampu.
7) Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain.Apabila petugas,
peralatan dan sarana serta kondisi pasien diluar kemampuan Pukesmas maka pasien dapat dirujuk ke
rumah sakit.
8) Ada ketentuan tertulis tentang indikasi rujukan pendamping pasien ditransportasi
9) Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan penerangan yang jelas mengenai penyakit dan
pengobatan selanjutnya.
10) Pelayanan evakuasi medik dapat dilakukan pada kejadian sehari-hari dan pada saat terjadi bencana
dengan memperhatikan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
11) Pelayanan evakuasi medik untuk korban gawat darurat harus selalu disertai petugas pendamping yang
terampil ( dokter/tenaga keperawatan).
Tabel 2.52. Kegiatan Upaya Penanganan Kegawatdaruratandi dalam dan diluar Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Penanganan 1) Pemeriksaan awal kasus- 1) Melakukan pelatihan Bantuan Hidup
Kegawatdaruratan kasus gawat darurat untuk Dasar kepada masyarakat awam
menilai tingkat kegawatan umum dan awam khusus
dan memberi tindakan 2) Membantu pasien mengatasi
prioritas berdasarkan SOP kegawatan sirkulasi pembuluh darah
2) Diagnosis dan penanganan dan kesadaran, pernafasan serta jalan
permasalahan dalam upaya nafas.
penyelamatan jiwa, 3) Pelayanan gawat darurat pada situasi
mengurangi kecacatan dan bencana
kesakitan penderita
a) Melakukan pembalutan,
pembidaian dan
resusitasi
b) Mengatasi renjatan/syok
hipovolemik
c) Melakukan observasi
penderita
156
d) Memberikan antidotum
apabila diperlukan
e) Pelayanan gawat darurat
oleh petugas segera
setelah pasien sampai di
UGD
3) Memberikan bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjut tertentu
4) Membantu pasien mengatasi
kegawatan sirkulasi
pembuluh darah dan
kesadaran, pernafasan serta
jalan nafas
5) Melakukan resusitasi dan
stabilisasi serta pertolongan
sementara/tindakan darurat
sebelum korban di evakuasi/
transportasi ke Rumah Sakit
rujukan
6) Mampu melakukan
penanganan KLB
7) Pemberian terapi anti diabetes
parenteral (insulin)
8) Mampu melakukan bedah
minor/ tindakan operatif
terbatas sesuai kompetensi
9) Memberikan penyuluhan
penanganan gawat darurat
awam umum
Gambar 2.50 Penanganan kejadian luar biasa (KLB) di malabar Kelurahan Kotakulon
157
2.3.1.6.3. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
a. Deskripsi
Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya pencegahan dan pengobatan
penyakit serta pemulihan dan peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar
hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi lainnya dengan individu/masyarakat
yang membutuhkannya.
Upaya kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Puskesmas Kotakulon adalah
pemeriksaan, perawatan, konseling, dan pengobatan. Untuk luar gedung yang kami lakukan adalah
pemeriksaan, konseling dan sikat gigi bersama.
158
Gambar 2.51 Upaya kesehatan gigi di Posyandu dan TK
Gambar 2.52 Upaya kesehatan gigi dan DHE anak dan ibu hamil didalam gedung
159
4 Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala Puskesmas menyusun
perencanaan upaya pelayanan laboratorium.
5 Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) Laboratorium.
6 Menyiapkan bahan rujukan specimen.
7 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.
8 Melakukan pengambilan sampel darah, urine, feses, dan sputum serta melakukan
pemeriksaan terhadap sampel tersebut sesuai permintaan dokter, perawat, dan bidan.
c. Kegiatan luar gedung
Pemeriksaan yang biasanya di lakukan adalah pemeriksan Hb dan golongan darah pada ibu
hamil dan di laksanakan pada saat posyandu. Kegiatan di luar gedung seperti ini tidak ada jadwal
tertulis karena di sesuaikan dengan kebutuhan/perlu tidaknya ibu hamil di wilayah tertentu untuk di
periksa dan juga mempeetimbangkan terbatasnya petugas Laboratorium yang ada di Puskesmas.
Pengambilan sampel darah malaria juga di lakukan jika di wilayah tertentu ada
pasien yang positif terkena malaria guna mencegah terjadinya penularan sehingga perlu di lakukan
pemeriksaan sampel darah pada masyarakat di sekitarnya. Pemeriksan Filariasis dan Feses juga
pernah di lakukan karena ada program dari Dinas Kabupaten maupun dari Propinsi. Dalam hal ini
Laboratorium Puskesmas bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan Daerah ( Labkesda ).
160
Gambar 2.53 Kegiatan pengambilan sample darah dan pemeriksaan laboraturium
b. Kegiatan Perkemas
Tabel 2.54. Kegiatan Perkesmasdi dalam dan di luar Puskesmas
Upaya Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung
Perkesmas 1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) Melakukan kunjungan
pada pasien rawat jalan kekeluarga/kelompok/masyarakat untuk
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan melakukan asuhan keperawatan di
tertentu keluarga/kelompok/masyarakat
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan 1) Asuhan keperawatan kasus yang
4) Pemantauan keteraturan berobat memerlukan tindak lanjut di rumah
5) Pemberian nasehat (konseling) (individu dalam konteks keluarga).
keperawatan Merupakan asuhan keperawatan
6) Kegiatan yang merupakan tugas individu di rumah dengan melibatkan
limpah sesuai pelimpahan kewenangan peran serta aktif keluarga. Kegiatan
yang diberikan dan atau prosedur yang yang dilakukan antara lain :
161
telah ditetapkan (contoh: pengobatan, a) Penemuan suspek/kasus kontak
penanggulangan kasus gawat darurat, serumah
dll) b) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
7) Menciptakan lingkungan terapeutik pada individu dan keluarganya
dalam pelayanan kesehatan di gedung c) Pemantauan keteraturan berobat
8) Pertemuan berkala staf keperawatan sesuai program pengobatan
setiap bulan untuk mendiskusikan hal- d) Kunjungan rumah (home
hal yang berkaitan dengan penyediaan visit/home health nursing) sesuai
pelayanan keperawatan.Hasil rencana
pertemuan dicatat dan disimpan e) Pelayanan keperawatan dasar
dengan baik langsung (direct care) maupun
9) Pemeriksaan kelengkapan peralatan tidak langsung (indirect care)
yang akan digunakan, obat-obatan, f) Pemberian nasehat (konseling)
kartu kunjungan dan buku register kesehatan/keperawatan
g) Pencatatan dan pelaporan seperti
kartu keluarga dan pencatatan
posyandu
2) Asuhan keperawatan keluarga rawan
dan miskin.
Merupakan asuhan keperawatanyang
ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang
mempunyai masalah kesehatan yang di
temukan di masyarakat dan dilakukan di
rumah keluarga.
Kegiatannya meliputi,
a) Identifikasi keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin dengan
masalah kesehatan di masyarakat
b) Penemuan dini suspek/kasus kontak
serumah
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan
terhadap keluarga (lingkup keluarga)
d) Kunjungan rumah (home visit/home
health nursing) sesuai rencana
e) Pelayanan keperawatan dasar
langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana,
misalnya memantau keteraturan
berobat pasien dengan pengobatan
jangka panjang
g) Pemberian nasehat (konseling)
kesehatan/keperawatan di rumah
h) Pencatatan dan pelaporan
162
Gambar 2.54 Pemeriksaan kusta di wilayah Kelurahan Kotakulon
163
Usaha membina dan mengembangkan serta meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan para peserta didik dilaksanakan melalui program pendidikan sekolah dasar /
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah
Atas / Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren dengan berbagai kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler, serta melalui usaha-usaha lain diluar sekolah yang dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan sekolah diutamakan
pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif.
b. Kegiatan UKS
Tabel 2.55. Kegiatan UKS di dalam dan diluar Puskesmas Kotakulon
Upaya Kegiatan di dalam gedung Kegiatan di luar gedung
Kesehatan 1. Pemeriksaan kesehatan rujukan hasil 1. Penjaringan kesehatan peserta
Sekolah penjaringan kesehatan dan didik tingkat dasar dasar
pemeriksaan kesehatan berkala pada (SD/MI) dan tingkat lanjutan
peserta didik tingkat dasar (SD/MI) (SMP/MTs, SMA/SMK).
dan tingkat lanjutan (SMP/MTs, 2. Penyuluhan kesehatan tentang
SMA/SMK). HIV AIDS, NAPZA, 8 gol
2. Konseling kesehatan UKS.
3. Pembinaan Kader Tiwisada
dan KKR
4. Pembinaan Kantin dan PHBS
sekolah.
5. Pembagian obat cacing
albendazole siswa SD / MI.
6. Pembagian tablet FE untuk
remaja putri.
Berikut ini merupakan hasil cakupan kegiatan UKS Puskesmas Kotakulon tahun 2013
Tabel 2.56 Cakupan pelayanan Kesehatan Remaja.
NO BULAN TARGET PELAYANAN
KIE KONSLG YANMED SKRENING ∑ %
1 JANUARI 3836 - - 80 - 80
2 FEBRUARI - - 98 - 98
3 MARET 90 - 120 - 210
4 APRIL - - 102 - 102
5 MEI 30 - 98 - 128
6 JUNI - - 106 - 106
7 JULI - - 92 - 92
8 AGUSTUS 262 - 98 - 415
55
9 SEPTEMBER 60 - 78 1214 1352
10 OKTOBER 55 - 77 333 465
11 NOVEMBER 55 - 97 - 302
150
12 DESEMBER - - 88 - 88
JUMLAH 3836 757 - 1134 1547 3438 89,6%
164
Tabel 2.57 Cakupan Kegiatan UKS dan Remaja
NO CAKUPAN TARGET HASIL Prosentase
1 Murid Kelas 1 SD/MI yang di skreening 895 882 98,54%
2 Murid kelas 7 SMP/MTS yang di skreening 1229 1214 89,77%
3 Murid kelas 10 SMA/SMK yang di skrening 340 333 97,94%
4 Cakupan Pelayanan kesehatan Remaja 3836 3438 89,6%
5 Cakupan Konseling - - -
6 Cakupan Pembinaan
a. SD / MI 7 7 100%
b. SMP / MTS 7 8 100%
c. SMA / SMK 7 6 85,71
7 Jumlah Kader
a. SD / MI 507 165 32,5%
b. SMP / MTS 347 235 67,7%
c. SMA/ SMK 88 60 68,1%
Gambar 2.56 Pengukuran Tinggi Badan dan Penimbangan Berat Badan Siswa SD oleh Petugas
165
Gambar 2.58 Pemeriksaan THT oleh Petugas
Gambar 2.59 Pemeriksaan Gigi dan Mulut serta pencatatan hasil Penjaringan oleh petugas
166
Gambar 2.61 Pembinaan Kader Remaja
Kegiatan di luar gedung dilaksanakan saat posyandu lansia, posbindu dan kegiatan –
kegiatan yang dilakukan usila di masyarakat, seperti pengajian, senam lansia dan PKK. Jumlah
posyandu lansia di puskesmas kotakulon ada 6 posyandu, 1 poyandu di kelurahan kotakulon, 4 posyandu di
dabasah, dan 1 posyandu di kelurahan blindungan.
167
Tabel 2.58 Jadwal posyandu lansia, tempat posyandu dan strata posyandu
NAMA TEMPAT JUMLAH
NO KELURAHAN PELAKSANAAN STRATA
POSYANDU POSYANDU KADER
1 Kotakulon Teratai RT 21 / RW 7 Hari rabu, minggu Mandiri
8
ke 1
Kegiatan yang dilakukan didalam gedung dan di luar gedung berupa pemeriksaan usila secara
menyeluruh, baik status kesehatan fisik dan jiwa serta konseling. Di posyandu lansia sudah
dilakukan pembinaan senam lansia, terutama senam anti stroke yang sekarang getol di
sosialisasikan. Di posyandu teratai Kelurahan Kotakulon sudah ada 2 (dua) kelompok senam
yang kegiatannya telah rutin dilaksanakan tiap 2x per minggu.
Berdasarkan laporan pemegang program lansia tahun 2013, dari 7216 orang usila wilayah kerja
Puskesmas Kotakulon, sekitar 5990 orang atau 83, 01% usila sudah mengakses pelayanan
kesehatan baik di posyandu maupun ke induk Puskesmas Kotakulon. Untuk pencapaian tersebut
Program usila sudah memenuhi target 75 % pelayanan usila yang ditargetkan Dinas Kesehatan.
Rekapitulasi laporan terlampir pada lampiran ke 17.
168
2.3.2.4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
a. Deskripsi
Upaya kesehatan dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja
kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja Puskesmas. Di puskesmas Kotakulon tahun 2013 ada
2.402 kunjungan pekerja baik pekerja formal (PNS, pekerja kantoran, swasta, dll) maupun non
formal (petani, tukang becak, IRT dll). Dari kunjungan tersebut jumlah pekerja yang sakit ada 2.184
orang, 66 pekerja sakit akibat kerja, 60 orang berkunjung karena kecelakaan kerja dan 91 pekerja
menderita penyakit akibat kerja pada pekerja. Oleh karena itu, perlu adanya bimbingan dan
pembinaan pada bekerja dngan bekerjasama dengan berbagai pihak/ lintas sektoral yang terkait.
169
2.3.2.5. Upaya Kesehatan Olahraga
a. Deskripsi
Upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani
masyarakat,dilaksanakan melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan/atau olahraga, serta
mengutamakan pendekatan preventif dan promotif, tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan
rehabilitatif.
Di Puskesmas Kotakulon ada 4 kelompok olahraga yang dibina, yang terdiri dari senam ibi
hamil di kelurahan kotakulon, Blindumgan dan Dabasah serta senam lansia di Posyandu Teratai
Kelurahan Kotakulon. Selain itu juga ada pembinaan pada panti lansia Bondowoso yang terletak di
Kelurahan Blindungan berupa sosialisasi senam lansia.
b. Kegiatan Upaya Kesehatan Olahraga
170
2.3.2.6. Upaya Kesehatan Tradisional
a. Deskripsi
Upaya kesehatan tradisional adalah cara menanggulangi masalah kesehatan individu
, keluarga, dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisional yang diselenggarakan
secara komprehensif, mencakup upaya pencegahan ( promotif ), pengobatan ( kuratif ), dan
pemulihan ( rehabilitatif ).
Pencegahan ( promotif ) biasanya disarankan kepada pasien atau keluarga pasien
disamping juga pengobatan secara kimia. Untuk penyakit liver misalnya, sering disarankan untuk
mengkonsumsi kunyit yang sudah diiris dan dikeringkan untuk diseduh dan dikonsumsi tiap hari.
Untuk pengobatan kolesterol biasanya disarankan mengkonsumsi rebusan daun salam.
Pengobatan ( kuratif ) juga merupakan salah satu alternatif bagi pasien yang lebih suka
menggunakan obat herbal. Biasanya pasien lebih memilih obat herbal untuk meminimalis efek
samping dari pengobatan. Seperti penderita diabetes melitus dan darah tinggi yang harus
mengkonsumsi obat secara kontinyu. Biasanya pasien megkonsumsi teh bunga rosella yang bisa
ditanam sendiri.Juga pada penderita DBD sering disarankan untuk mengkonsumsi ekstrak jambu
merah untuk menjaga stamina dan meningkatkan kadar HB.
Untuk pemulihan ( rehabilitatif ) sering juga disarankan untuk menggunakan obat
tradisional. Selain relatif aman, juga lebih mudah memperolehnya di tempat bumbu dapur para ibu.
Seperti jahe pada pengobatan batuk atau dianjurkan mengkonsumsi madu dan telor untuk
meningkatkan stamina. Bagi penderita DBD atau tipes dianjurkan untuk mengkonsumsi daun
meniran yang berfungsi meningkatkan daya tahan tubuh.
171
Gambar 2..66 Pembinaan pengobatan tradisional
Selain pembinaan dan inventarisasi, pelaku pengobatan tradisional juga terus dipantau
perkembangannya. Karena dengan semakin tingginya minat masyarakat terhadap pengobatan
tradisional, praktek- praktek pengobatan tradisional juga makin menjamur. Sebab itu kita juga harus
terus memantau pengobatan obat tradisional agar tidak melenceng dari alurnya. Budi daya tanaman
TOGA juga sedang digalakkan. Dengan bekerja sama dengan tim penggerak PKK, telah dilakukan
sosialisasi tentang TOGA kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon. Pembinaan
juga terus dilakukan kepada para kader agar mereka bisa meneruskan kepada warga yang lain.
Kesadaran akan perlunya hidup sehat juga selalu ditanamkan untuk menciptakan masyarakat yang
sehat dan lingkungan yang sehat.
172
penanganan, dan tindakan lebih lanjut serta penyakit yang perlu / membutuhkan ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi.
2. Melakukan penjaringan kasus penyakit mata (conjungtivitis, keratitis, hordeolum dan kalazion)
serta kasus kebutaan seperti katarak dengan memeriksa dan mendata identitas pasien.
Melakukan penjaringan kasus gangguan penglihatan, gangguan akomodasi dan refraksi,
terutama bagi kasus yang membutuhkan rujukan.
3. Melakukan pemeriksaan dan tindakan medis yang meliputi :
a. Mengukur dan menentukan tajam penglihatan (visus) dengan mengguanakan kartu
snellen
b. Memeriksa segmen depan mata dengan lampu senter
c. Memeriksa serta menentukan adanya kelainan penglihatan warna dengan ter ishihara-
kanehara, terutama pada pasien / pengunjung yang membutuhkan surat keterangan sehat
baik untuk kepentingan kesehatan pendidikan, kepegawaian atau keperluan lainnya.
d. Memeriksa serta menangani penyakit mata luar
4. Memberikakn rujukan kasus penyakit mata terutama kasus katarak, pterigium seta glaucoma ke
RSUD.
173
Tabel 2.61 Data pasien katarak wilayah kerja Puskesmas Kotakulon tahun 2013
174
2.3.2.7.2. Upaya Kesehatan Telinga
a. Deskripsi
Pelayanan kesehatan indera pendengaran di puskesmas meliputi pelayanan dasar kesehatan THT.
Meliputi upaya promotif dan preventif yaitu penyuluhan terhadap pasien kasus gangguan telinga serta
pencegahannya. Kegiatan lain yaitu penyuluhan terhadap masyarakat yang rentan terhadap gangguan
telinga. Kegiatan penjaringan kasus yang melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka menciptakan
kemandirian masyarakat. Kunjungan kasus telinga tahun 2013 yakni 247 kasus, dimana kasus sulit yang
dirujuk sekitar 30 kasus. Dari kasus yang didapat masih dibatasi oleh pelayanan kesehatan THT dasar yang
bisa dilaksanakan di puskesmas sehingga merujuk kasus kasus yang tidak bisa ditangani ke rumah sakit.
175
Kegiatan di luar gedung yang telah dilakukan :
1. Memberikanpenyuluhan kesehatan tentang gangguan pendengaran kepada kelompok lansia di
Posyandu lansia maupun POSBINDU di wilayah puskesmas.
2. Melakukan penjaringan kasus gangguan pendengaran dan ketulian di bantu oleh kader.
3. Memberikan pengobatan dasar pada kasus gangguan telinga.
4. Melakukan kegiatan rujukan pada kasus gangguan telinga ke puskesmas atau fasilitas yang lebih
tinggi
176
Kegiatan di luar gedung yang sudah dilaksanakan antara lain :
1. Melakukan penjaringan kasus gangguan jiwa (terutama kasus pasung) di wilayah puskesmas.
2. Memberikan rujukan pasien dengan gangguan jiwa ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
177
BAB 3
PUSKESMAS RAWAT INAP
178
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kotakulon
179
3. Jenis Pelayanan yang diberikan sama dengan jenis pelayanan Puskesmas rawat jalan tetapi
terdapat penambahan yaitu:
a. Pelayanan kegawatdaruratan (UGD) selama 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari
dalam seminggu.
b. Pelayanan rawat inap selama 24 jam dengan pembagian shift perawat sebanyak 3 shift,
dengan rincian sebagai berikut:
1) Shift pagi dimulai jam 07.00 – 14.00 WIB
2) Shift Sore dimulai jam 14.00 – 21.00 WIB
3) Shift malam dimulai jam 21.00 – 07.00 WIB
c. Pelayanan penunjang klinik
1. Pelayanan laboratorium
2. Pelayanan EKG
4. Jam kerja di Puskesmas Kotakulon, sama dengan jam kerja Puskesmas rawat jalan kecuali
untuk pelayanan gawat darurat (UGD) dan rawat inap berlangsung selama 24 jam.
5. Rekam Medik, sama dengan rekam medik Puskesmas rawat jalan ditambah dengan:
a. Asuhan Keperawatan rawat inap
b. Resume Keperawatan rawat inap
6. SOP Rawat inap di Puskesmas Kotakulon
Tabel 3. 1 SOP Rawat Inap
NO Jenis SOP NO Jenis SOP
1. Rekam medik 17 Pemasangan infus
2 Informed Consent 18 Perawatan infus
3 Pengukuran TTV 19 Pemberian Obat secara parenteral
4 Pemeriksaan Fisik Kepala 20 Pentalaksanaan syok anafilaktik
5 Pemeriksaan Fisik dada 21 Pemberian injeksi per IM
6 Pemeriksaan fisik abdomen 22 Pemberian injeksi per SC
7 Balance cairan 23 Pemberian Injeksi IC
8 Pembersihan jalan nafas (Suction) 24 Pemberian injeksi per IV infus
9 Pemberian Oksigen dengan nasal 25 Pemberian obat supositoria
kanul
10 Penilaian kesadaran dengan GCS 26 Pemasangan NGT
11 Observasi pasien gawat 27 Pemasangan kateter pria
12 Mencuci tangan 28 Pemasangan kateter wanita
13 Penatalaksanaan luka bakar 29 Pelepasan Kateter
14 Penatalaksanaan luka lecet 30 Penggunaan Nebulizer
15 Pengambilan darah vena 31 Dekontaminasi,Pembersihan
Sterilisasi
16 Rujukan 32 Penatalaksanaan Linen
180
7. Pencatatan, Pelaporan dan visualisasi data
a. Pencatatan
Rawat inap Puskesmas kotakulon mempunyai sistem pencatatan yang meliputi Register
pasien terdiri dari register pasien umum dan BPJS (Jamkesmas, ASKES, JKN). Selain
itu terdapat rekam medis pasien yang memuat data tentang pasien dan penyakit pasien
termasuk riwayat penyakit, asuhan keperawatn, tindakan medis, tindakan keperawatan,
visete dokter, Lembar observasi, Inform consent, Resume pasien, dan discharge
planning.
b. Pelaporan
Sistem pelaporan rawat inap puskesmas Kotakulon dibuat secara bulanan yang terdiri
dari:
1. Laporan kejadian 10 penyakit di rawat inap
2. Laporan bulanan rawat inap yang mencakup jumlah pasien, BOR, LOS, dan hari
perawatan selama 1 bulan.
Adapun pasien, BOR (Bed Ocupation Ratio), ALOS (Average Length Of Stay), dan hari
perawatan selama 1 tahun selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pasien
Tabel 3.2 Jumlah Pasien Rawat Inap tahun 2013
NO PASIEN JUMLAH
1 NON MASKIN 212
2 JAMKESMAS 133
3 JAMKESDA 20
4 ASKES 1
JUMLAH 366
2. Hari Perawatan
Tabel 3.3 Jumlah Hari Perawatan Pasien tahun 2013
NO PASIEN JUMLAH
1 NON MASKIN 976
2 JAMKESMAS 541
3 JAMKESDA 103
4 ASKES 1
JUMLAH 1621
181
3. BOR
Tabel 3.4 BOR Rawat Inap tahun 2013
BOR RAWAT INAP
TARGET 2013 HASIL 2013
65 % 74 %
Dapat dilihat bahwa cakupan BOR rawat inap Puskesmas kotakulon tahun 2013
melibihi target.
4. LOS
LOS rawat inap puskesmas kotakulon selama tahun 2013 adalah 4,3%
c. Visualisasi Data
Visualisasi data rawat inap lengkap dan terlampir pada lampiran 18.
182
2) Pengolahan tersier: teknik pengolaman
a. Air limbah yang berasal dari Puskesmas rawat inap diolah di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL).
b. Disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar.
c. Limbah cair bekas cucian alat medis atau bekas pasien ditampung dan tidak dibuang ke
lingkungan serta dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan.
3. Peralatan
Peralatan Rawat Inap adalah sejumlah peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan rawat inap.
C Mebelair
5. Lemari tempat penyimpanan linen bersih yang 1
tertutup
6. Tempat tidur 1
7. Lemari kecil/bed side cabinet 2
8. Kursi 5
Jumlah 4 jenis
E Penunjang
5. Tempat sampah plastik untuk pasien 2
6. Pispot sodok stainless steel 4
7. Trolley stainless steel 2
8. Sikat kuku 0
Jumlah 3 jenis
184
16 Stetoskop abu-abu Baik 1
17 Stetoskop hitam Baik 1
18 Stetoskop merah Baik 1
19 Termometer digital Baik 1
20 Jam Dinding Baik 1
Jumlah 20 jenis
185
2. Upaya Pengobatan dan Penanganan Kegawatdaruratan
Upaya pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan pada puskesmas kotakulon
meliputi:
a. Pelayanan rawat inap
1) Pelayanan, penilaian disability, penggunaan obat, dan EKG
2) Pelayanan medis dan pelayanan penunjang untuk observasi dan diagnosa
penyakit
3) Melakukan rujukan jika tidak mampu menangani pasien
4) Pemulangan pasien
b. Penanganan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat
darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar.
3. Upaya Pelayanan Laboratorium
Untuk pemeriksaan laboraturium, dilakukan dengan pengiriman atau merujuk sample
bahan lab ke laboraturium Puskesmas Kotakulon berupa darah lengkap (Hb,
Leukosit, LED, Diff count, Trombosit), Widal, Gula darah, dahak/BTA, PPT, dan
urine lengkap. Apabila pasien membutuhkan pemeriksaan lebih lengkap, maka bahan
lab akan dikirim ke laboraturium Dinas Kesehatan bondowoso/LABKESDA atau lab
swasta sesuai dengan advice dokter.
4. Upaya rawat inap
Upaya keperawatan Puskesmas rawat inap yaitu:
a. Perawat jaga siap 24 jam sehari di Unit Gawat Darurat serta di Ruang rawat inap
1) Mampu memberikan asuhan keperawatan mengacu kepada standar praktik
keperawatan yang berlaku dan ditujukan pada pasien dan keluarga
2) Bertanggungjawab terhadap semua aspek pemberian asuhan keperawatan
3) Rencana asuhan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Pencatatan asuhan keperawatan meliputi merawat dan memberikan asuhan
keperawatan untuk pasien dengan penyakit yang dilayani oleh dokter umum di unit
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat
c. Asuhan keperawatn yang meliputi
1) Pengkajian Keperawatan
2) Diagnosa Keperawatan
3) Rencana Keperawatan, termasuk mengatur jadwal harian, mengawasi
pemeliharaan kartu-kartu, buku pencatatan dan laporan kegiatan
4) Perincian dan tindakan keperawatan yang diberikan
186
5) Evaluasi
6. Rencana Kepulangan pasien (resume keperawatan)
c. Tenaga keperawatan harus menghormati hak dan kewajiban pasien serta kode etik
keperawatan
d. Tindakan Keperawatan sesuai dengan standar praktik keperawatan dan etika profesi,
didokumentasikan sebagai bukti pelaksanaan tugas tenaga keperawatan
e. Pertemuan berkala petugas keperawatan setiap bulan untuk mendiskusikan hal-hal yang
berkaitan dengan penyediaan pelayanan keperawatan.
Gambar 3.4 Pelayanan visite dokter yang bersama perawat, gizi dan kefarmasiaan ke pasien rawat inap
187
BAB 4
PENUTUP
Profil Puskesmas ini merupakan hasil pencapain Puskesmas Kotakulon tahun 2013 yang
diharapkan dapat menjadi acuan unyuk mengevaluasi dan mengembangkan Puskesmas secara
menyeluruh dan terpadu.
Selain itu juga untuk mengetahui kemampuan dari kinerja puskesmas itu sendiri maka pola
pembinaanlah yang merupakan suatu alat atau sarana yang bisa membantu pencapaian tiap Puskesmas
dalam mengembangkan dan meningkakan kinerjanya. Profil puskesmas ini juga merupakan acuan
Kabupaten/Kota dalam mengembangkan kebijakan operasional setempat sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah masing-masing. Diharapkan Profil Puskesmas ini bermanfaat dan dapat membantu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan, pembinaan dan pengawasan secara
rutin terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kotakulon. Pada akhirnya,
diharapkan agar kualitas dan efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas meningkat.
Penyusunan buku Profil Puskesmas ini telah diusahakan dengan sebaik-baiknya. Namun
demikian tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan buku ini, untuk itu saran
perbaikan dan penyempurnaan Profil Puskesmas ini kami harapkan dari berbagai pihak yang terkait
dengan Puskesmas demi peningkatan pelayanan di puskesmas kami.
188
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Jakarta
UndangUndangRepublikIndonesiaNomor29Tahun2004tentangPraktik Kedokteran.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan. Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/2009 tentang Sistem Kesehatan
Nasional. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/ 2008 Tentang Rekam
Medis.Jakarta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/MENKES/SK/I/2009 Tentang Standar Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Jakarta
190
-1-
Depkes Republik Indonesia (1996). Pedoman Pemantauan dan Penilaian Program Perawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI
Hanafiah, Jusuf, Amir, Amri, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. EGC.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2002). Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran.
Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2003). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di
Puskesmas.Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.Jakarta
Mabes TNI (2004). Pedoman Tentang Pengukuran Kinerja Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Angkatan
Darat. Direktorat Kesehatan. Jakarta
Prawirohardjo S, (2004). Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan KesehatanDengan Sumber
Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2005).Depkes Republik Indonesia , (2005). Standar Sarana Penyimpanan Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan.Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2005). Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2005). Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di Rumah Sakit.
Direktorat Bina Keperawatan. Jakarta
RSUD dr Soetomo, (2005). Pelatihan GELS (General Emergency Life Support/PPGD) Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat. Surabaya
Depkes Republik Indonesia , (2006). Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2006).Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2006). Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Konsil Kedokteran Indonesia, (2006). Manual Rekam Medis. Konsil Kedokteran Indonesia. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta
191
Depkes Republik Indonesia , (2007). Pedoman Tata Ruang Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2007). Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas.Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2007). Standar Pelayanan Minimal Pengendalian Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Dirjen PP dan PL Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Pelayanan Medik Dasar Pada Anak di Sarana Kesehatan.
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Peningkatan Mutu Pelayanan Medik Dasar. Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen dan Perusahaan.
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2008). Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Direktorat Bina Pelayanan Medik.Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2009). Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Depkes Republik Indonesia , (2009). Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Dinkes Prov Jatim, (2010). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2010-2014. Surabaya
Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur Dengan Pemerintah Kabupaten /Kota di Jawa
Timur Tentang Kerjasama Pembangunan Daerah. Surabaya
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pondok Kesehatan Desa (Puskesmas Rawat
Inap). Surabaya
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan di
Puskesmas.Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran di
Puskesmas.Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2011). Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.Jakarta
192
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia , (2013). Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Kesehatan Tahun 2013.Jakarta
Dinkes Prov Jatim, (2011).Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (
MDGs) di Provinsi Jawa Timur 2011-2015. Surabaya
Depkes Republik Indonesia , (2011). Daftar Obat Esensial Nasional.Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan.Jakarta.
Dinkes Prov Jatim, (2012).Standar Puskesmas rawat inap. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan. Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012).Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis Provinsi Jawa Timur.
Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012). Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan.
Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012 ). Pedoman Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM. Edisi II Revisi. Surabaya
193