1 Analisis Masalah
1. Bpk. Dwi, 40 tahun seorang karyawan swasta datang ke UGD RSMP dengan keluhan
sesak hebat sejak 6 jam yang lalu setelah membersinkan ruangan kerjanya yang berdebu.
Sesak disertai batuk berdahak, nafas bertunyi dan tidak ada demam. Bpk. Dwi hanya
dapat berbicara kata demi kata karena sesak hebat tersebut.
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi terkait kasus?
Jawab :
k. Apa makna Dwi hanya dapat berbicara kata demi kata karena sesak hebat
tersebut? (lebih ke kasus)
Jawab :
Maknanya disini bpk. Dwi mengalami derajat serangan asma dalam
kategori serangan asma berat, dimana klasifikasi untuk derajatnya itu sendiri
untuk derajat ringan pasien dapat melontarkan satu kalimat dan mungkin terlihat
gelisah, untuk kategori sedang pasien melontarkan beberapa kata dan terlihat
tampak gelisah, untuk derajat berat pasien hanya dapat melontarkan kata demi
kata dan terlihat seperti sedang gelisah (Campbell, 2017)
Daftar Pustaka :
Campbell, M. L. 2017. Dyspnea. Critical care nursing clinics of North America,
29(4), 461–470.
2. Bpk. Dwi sering sesak sejak 15 tahun yang lalu, sesak setelah terhirup bau-bauan, debu
dan pada saat cuaca dingin, dengan frekuensi serangan 3 kali seminggu. Bpk. Dwi juga
mengeluh sering sesak nafas saat malam dengan frekuensi 2-3 kali dalam sebulan. Satu
tahun terakhir terutama dalam 4 minggu terakhir ia mengalami sesak setiap hari dan
sering terbangun malam hari. Sesak lebih sering pada malam dan dini hari. Oleh Karena
sesak tersebut, ia mengkonsumsi obat pelega sesak nafas yang dibeli di warung. Sesak
berkurang bila ia minum obat yang dibeli di warung tersebut.
a. Apa makna Bpk. Dwi sering sesak sejak 15 tahun yang lalu, sesak setelah terhirup
bau-bauan, debu dan pada saat cuaca dingin, dengan frekuensi serangan 3 kali
seminggu?
b. Apa hubungan sering sesak nafas saat malam dengan kemungkinan penyakit pada
kasus?
c. Apa makna Satu tahun terakhir terutama dalam 4 minggu terakhir ia mengalami
sesak setiap hari dan sering terbangun malam hari, sesak lebih sering pada malam
dan dini hari?
d. Apa makna Sesak berkurang bila ia minum obat yang dibeli di warung tersebut?
(mekanisme obatnya)
e. Apa saja obat pelega sesak nafas?
f. Apa saja indikasi dan kontraindikasi obat pelega sesak napas?
3. Satu minggu yang lalu ia melakukan check-up rutin tahunan dan dilakukan pemeriksann
spirometry dalam keadaan tidak sesak. Riwayat merokok sejak usia 15 tahun, sebanyak 1
bungkus/hari. Penderita sering mengalami bersin-bersin bila udara dingin atau terhirup
debu sejak kecil. Ibunya mempunyai riwayat penyakit ekzema. Riwayat penvakit yang
sama dalam keluarga disangkal.
a. Apa makna Satu minggu yang lalu ia melakukan check-up rutin tahunan dan
dilakukan pemeriksann spirometry dalam keadaan tidak sesak?
b. Bagaimana pemeriksaan spirometry?
Jawab :
1. Siapkan alat spirometer, dan kalibrasi harus dilakukan sebelum
pemeriksaan
2. Pasien harus dalam keadaan sehat, tidak ada flu atau infeksi saluran nafas
bagian atas, dan hati-hati pada penderita asma karena dapat memicu
serangan asma.
3. Masukkan data yang diperlukan, yaitu umur, jenis kelamin, tinggi badan,
berat badan, dan ras untuk mengetahui nilai prediksi.
4. Beri petunjuk dan demonstrasikan manuver pada tenaga kerja, yaitu
pernafasan melalui mulut, tanpa ada udara lewat hidung dan celah bibir
yang mengatup mouth tube.
5. Tenaga kerja dalam posisi duduk atau berdiri, lakukan pernafasan biasa,
tiga kali berturut-turut, kemudian langsung menghisap sekuat dan
sebanyak mungkin udara ke dalam paru-paru, dan kemudian dengan cepat
dan sekuat-kuatnya dihembuskan udara melalui mouth tube.
6. Manuver dilakukan 3 kali untuk mendapatkan hasil terbaik
7. Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva di lanjutkan
dengan mencetak hasil perekaman (tekan tombol print).
c. Apa tujuan dari pemeriksaan spirometry?
Jawab :
Pemeriksaan spirometri selain penting untuk menegakkan diagnosis, juga
penting untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan. Banyak pasien
asma tanpa keluhan, tetapi spirometrinya menunjukkan obstruksi. Hal ini
mengakibatkan pasien mudah mendapat serangan asma dan bahkan bila
berlangsung lama atau kronik dapat berlanjut menjadi penyakit paru obstruktif
kronik (Sundaru dan Sukamto, 2014).
Daftar Pustaka :
Sundaru, H., dan Sukamto. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI.
Jakarta: InternaPublishing.
d. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemeriksaan spirometry?
e. Bagaimana hubungan riwayat merokok dengan keluhan sesak pada kasus?
f. Apa dampak dari merokok?
g. Apa makna penderita sering mengalami bersin-bersin bila udara dingin atau
terhirup debu sejak kecil?
h. Apa makna Ibunya mempunyai riwayat penyakit eczema, riwayat penvakit yang
sama dalam keluarga disangkal?
4. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: Tampak sakit berat; Kesadaran kompos mentis; Suhu 36.8°C; Tekanan
darah 120/80 mm/g: Pernapasan 36x/menit: Nadi 128x/menit, reguler. BB: 56 Kg. TB:
162 cm.
Keadaan spesifik:
Kepala: konjungtiva anemis (-). Sklera ikterik (-).
Leher: JVP 5-2 cm120
Dada:
Jantung: dalam batas normal
Paru:
Inspeksi: tampak retraksi sela iga
Palpasi dan perkusi: dalam batas normal
Auskultasi: ekspirasi memanjang, rhonki (-) dan wheezing ekspirasi (+/+)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus?
b. Bagaimana mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik pada kasus?
5. Pemeriksaan Penunjung:
Laboratorium: Hb: 12,5 gr%, leukosit: 9100/mm', diff. count: 0/5/6/70/18/1, LED:
10mm/jam. Saturasi oksigen: 85%
a. Bagaimana interpertasi dari pemeriksaan penunjang?
Jawab :
HB 12,5 gr% 13-18 gr% Normal
Leukosit 9100/mm 4000-10000/mm Normal
Diff.Count 0/5/6/70/18/1 Basophil 0-2 Eosinophilia
Eosinophil 1-3
N.batang 0-12
N.segmen 36-73
Limfosit 15-45
Monosit 0-11
LED 10mm/jam 0-15 mm/jam normal
Saturasi oksigen 90% 95%-99% Penurunan sO2
f. Patofisiologi
Jawab :
Patofisiologi asma sangatlah komplek, meliputi beberapa komponen: (1)
inflamasi jalan nafas, (2) obstruksi jalan nafas yang intermiten, (3) hiperresponsif
bronkus. Trigger (pemicu) yang berbeda akan menyebabkan eksaserbasi asma
oleh karena inflamasi saluran nafas atau bronkospasme akut atau keduanya.
Sesuatu yang dapat memicu serangan asma ini sangat bervariasi antara satu
individu dengan individu yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain.
Beberapa hal di antaranya adalah alergen, polusi udara, infeksi saluran nafas,
kecapaian, perubahan cuaca, makanan, obat, atau ekspresi emosi yang berlebihan.
Faktor lain yang kemungkinan dapat menyebabkan eksaserbasi ini adalah rinitis,
sinusitis bilateral, poliposis, menstruasi, refluk gastroesopageal dan kehamilan.
Mekanisme keterbatasan aliran udara yang bersifat akut ini bervariasi sesuai
dengan rangsangan (Sudoyo, 2012).
2.2 Hipotesis
Bpk. Dwi 40 tahun, karyawan swasta mengalami sesak yang berat, disertai batuk berdahak,
mengi karena mengalami asma serangan berat.
DAFTAR PUSTAKA