OLEH :
2019610078
ILMU KEPERAWATAN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan askep tentang penyakit ASMA . Dalam penyusunan
askep ini Kami menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dan jauh pula dari
kata sempurna.untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan dari pembaca. Semoga makalah
KATA PENGANTAR
BAB 11 .......................................................................................................................................
BAB III……………………………………………………………………………………
3.1. KESIMPULAN………………………………………………………………………
BAB 1
A. Defenisi
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas.Saluran napas yang mengalami
radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko tertentu,
jalan napasmenjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus,sumbatan
mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012)
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yangmelibatkan banyak sel dan
elemennya. &nflamasi kronik menyebabkanpeningkatan hiperresponsi!itas saluran napas yang
menimbulkan gejalaepisodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat,
batukterutama malam hari dan atau dini hari. 'pisodik tersebut berhubungandengan obstruksi
saluran napas yang luas, ber!ariasi dan seringkalibersifat re!ersibel dengan atau tanpa
pengobatan.
B. ETIOLOGI ASMA
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui.Suatu hal yang yang
menonjol pada penderita Asma adalah fenomen
sangat peka terhadaprangsangan imunologi maupun non imunologi.
1. Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:
a. faktor ekstrinsik (alergik) reaksi alergik yang disebabkan olehalergen atau
alergen yang dikenal seperti debu, serbuk"serbuk, bulu"bulubinatang.
b.
common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, danpolutan
lingkungan dapat mencetuskan serangan.
c. Asma gabungan bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai
karakteristik dari bentuk alergik dan non"alergik
C. KLASIFIKASI ASMA
1. Berdasarkan kegaeatan asma, maka asma dapat dibagi menjadi
a. Asma bronkhiale
Asthma ronkiale merupakan suatu penyakit yang ditandai denganadanya respon
yang berlebihan dari trakea dan bronkus terhadap bebagaimacam rangsangan, yang
mengakibatkan penyempitan saluran nafasyang tersebar luas diseluruh paru dan
derajatnya dapat berubah secarasepontan atau setelah mendapat pengobatan
b. Status asmatikus
Yakni suatu asma yang refraktor terhadap obat"obatan yang kon!ensional (Smeltzer,
D. KOMPLIKASI ASMA
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagalnafas
2. Ghronic persisten bronchitis
3. Bronchitis
4. Pneumonia
5. Emphysema
6. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadireaksikontinu yang lebih
berat, yang disebut -status asmatiku, kondisi inimengancam hidup
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sputum
ada pemeriksaan sputum ditemukan:
kristal Dkristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristaleosinofil.
Terdapatnya Spiral Gurschman, yakni spiral yang merupakan silinder sel"sel
cabang"cabang bronkus
Terdapatnya Greole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
Terdapatnya neutrofil eosinophil
2. Pemeriksaan darah
Gas analisa darah
Terdapat hasil aliran darah yang !ariabel, akan tetapi bila terdapatpeninggian
/aGI2 maupun penurunan menunjukkan prognosis yang buruk
3. Foto rontgen
Pada umumnya, pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. /adaserangan asma,
gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru beruparradiolusen yang bertambah, dan
pelebaran rongga interkostal sertadiagfragma yang menurun
Jila disertai dengan bronkhitis, bercakan hilus akan bertambah
Bila terdapat komplikasi emfisema menimbulkan gambaranyang bertambah
F. Penatalaksanaan Serangan Asma Akut :
a. Oksigen nasal atau masker dan terapi cairan parenteral.
b. Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20
menit sampai 3 kali.
c. Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini (per oral) :
1. Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme :
Þ Efedrin : 0,5 – 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam
Þ Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Þ Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam
2. Golongan Bronkodilator, untuk dilatasi bronkus, mengurangi bronkospasme dan
meningkatkan bersihan jalan nafas.
Þ Aminofilin : 4 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
Þ Teofilin : 3 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam
3. Golongan steroid, untuk mengurangi pembengkakan mukosa bronkus. Prednison : 0,5
– 2 mg/kg/hari, untuk 3 hari (pada serangan hebat).
a. Identitas
KASUS
An. B usia 42 bulan dirawat di RS Hidayah. Klien mengeluh sesak nafas 2 hari SMRS, klien
tidak batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi wheezing. Klien
tampak pucat dan tampak gelisah. Ibu klien mengatakan klien ada alergi terhadap udara dingin.
Klien dan ibu klien tampak cemas. Ibu klien belum mengetahui tentang penyakit asma. TTV ;
TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37˚C, dan RR : 38 x/menit.
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 42 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pemuda No.1 Kebumen
No.RM : 20605
Tanggal masuk RS : 11 November 2015 pukul 09.30 WIB
Dx. Medis : Asma
2. Identitas Penanggung jawab
o Nama : Ny.N
o Umur : 42 tahun
o Jenis Kelamin : Perempuan
o Agama : Islam
o Pendidikan : SMA
o Pekerjaan : Ibu rumah tangga
o Alamat : Jl. Pemuda No.1 Kebumen
o Hubungan dengan klien : Ibu
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama : Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak 1 hari sebelum ke puskesmas, klien tidak
batuk, klien ada alergi dingin kemudian oleh ibunya diperiksakan di Puskesmas,
menurut hasil dari pemeriksaan, klien didiagnosa asma sehingga klien harus menjalani
pengobatan dan dokter menganjurkan agar klien dibawa ke RS Hidayah. Pada tanggal
11 November 2015 pukul 09.30 WIB oleh keluarga klien dibawa ke IGD RS Hidayah.
Ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak 2 hari SMRS, klien tidak batuk, terdapat
tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi wheezing. Klien tampak pucat dan
gelisah. Ibu klien mengatakan klien ada alergi terhadap udara dingin. Di IGD TTV ; TD
: 100/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit, Suhu : 37˚C, dan RR : 38 x/menit. Terapi : Oksigen
3 liter/ menit,infus RL 20 tpm, dan nebulizer. Saat dikaji pada tanggal 11 November
2015 pukul 11.00 WIB Ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak 2 hari SMRS,
klien tidak batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi
wheezing. Klien tampak pucat dan nafsu makan klien menurun. Ibu klien mengatakan
klien ada alergi terhadap udara dingin. Klien dan ibu klien tampak gelisah dan cemas.
Ibu klien belum mengetahui tentang penyakit asma.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan jika udara dingin klien merasa sesak tetapi sesaknya ringan tidak
separah ini .Klien belum pernah dirawat di RS.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan
keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM, hipertensi maupun
penyakit serius lainnya.
5. Riwayat kehamilan
Anak laki laki dari ibu G1 P1 A0. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan tidak
mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-mual. Ibu klien selalu memeriksakan
kehamilannya ke bidan secara teratur.
6. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada kelainan bawaan
dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir pada usia
kehamilan 39 minggu, presentasi bawah kepala, ketuban berwarna jernih, setelah lahir
klien langsung menangis, BBL : 3500 gram.
7. Riwayat imunisasi
Klien sudah mendapat imunisasi lengkap : BCG, Polio I, II, III, ; DPT I, II, III ; dan
campak
8. Riwayat tumbuh kembang
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalm proses tumbuh
kembang. Perkembangan motorik : klien mampu berjalan dengan tegak, lari-lari kecil,
melompat, dan berdiri dengan 1 kaki selama 3 detik. Perkembangan sosial : klien mulai
mampu menggosok gigi sendiri, dan menncoba memakai baju
C. Pola Pengkajian Menurut Gordon
a. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan pasien susah makan, makan 3x sehari porsi
sedikit, dan tidak suka sayur klien hanya makan sedikit nasi dan lauknya saja. Minum 6
gelas per hari. BB : 14,5 kg. Saat dikaji : Klien makan 2x/sehari sesuai diit dari RS
tetapi tidak habis. Minum 4 gelas per hari. BB: 14 kg.
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari warna kuning konsistensi lembek berbau khas, BAK 4-
5x perhari warna kuning jernih berbau khas.
Saat dikaji : Klien belum BAB sejak dirawat di RS, BAK 2x, warna kuning berbau
khas.
c. Pola aktivitas / latihan
Sebelum sakit : Klien aktif bermain dengan teman sebayanya. Saat dikaji : Klien
dibantu oleh ibunya dalam melakukan aktivitasnya, seperti mandi, makan, ganti baju,
dan pasien hanya terlihat berbaring ditempat tidur.
d. Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien adalah klien anak periang.
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan rewel.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. TTV :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,5 ˚C
RR : 36 x/menit
2. Kepala : simetris
3. Mata : konjungtiva anemis, sklera Anikterik, reflek terhadap cahaya pupil isokhor
4. Hidung : tidak ada polip, terlihat pernafasan cuping hidung, terpasang oksigen kanul
nasal 2 liter/menit.
5. Mulut : bibir terlihat pucat,dan terdapat secret.
6. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
7. Dada :
Paru
Inspeksi : pergerakan dada cepat, terdapat tarikan dinding dada ke dalam
Palpasi : retraksi dinding dada sama kanan dan kiri, terdapat vocal
fomitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdapat bunyi wheezing
Jantung :
Inspeksi : tampak ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi regular
Abdomen :
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : bising usus 20 x/menit
Palpasi : adanya massa, klien belum BAB.
Perkusi : timpani
8. Genetalia : laki laki, tidak terpasang DC
9. Anus : tidak ada lesi
10. Ekstremitas : atas : akral hangat, CRT < 3 detik, terpasang infus RL 20 tpm, dan tidak
ada gangguan gerak
11. Kulit : turgor kulit normal, tidak ada oedema.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 11 November 2015 pukul 11.00 WIB
Jenis Hasil Nilai Normal
Pemeriksaa
n
Hemoglobi 10.7 gr/dl Pria : 13-18 g/dl, wanita 11.5-16.5 g/dl. Wanita hamil: 11-
n 16.5 g/dl. Anak : 12-34 g/dl
He L 31 %
mat
okri
t
F. Terapi
IVFD RL = 20 tetes/menit
Oksigen 2 L/menit nasal kanul
Nebu : Ventolin 4x2,5 mg
L Bio 2x1 sac
Diet Gizi seimbang
G. ANALISA DATA
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli
tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang
bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang. Beberapa ahli membagi asma dalam 2
golongan besar, seperti yang dianut banyak dokter ahli pulmonologi (penyakit paru-paru) dari
Panitia Media Farmasi dan Terapi. (2008). Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Percetakan
Infomedika Jakarta.
Suriadi dan Yuliana R.(2001) Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi 1 Penerbit CV Sagung
Seto Jakarta.