Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UAS

“PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI”


“Pembuatan Meja”

Disusun oleh:

MARTEN KAMBU
VI B

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS VICTORY SORONG
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
TAHUN AJARAN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopra merupakan salah satu produk turunan tanaman kelapa yang sangat

penting. Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi apabila dikelola dengan baik dari. Indonesia sendiri merupakan

negara penghasil kelapa, karena sebagai tanaman serbaguna yang telah memberikan

kehidupan kepada petani di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan tingkat penguasaan

tanaman kelapa di Indonesia, yaitu 98% merupakan perkebunan rakyat.

Buah dari tanaman kelapa memiliki sumber protein nabati yang bagus dan dapat

diolah menjadi aneka produk yang bermanfaat bagi manusia dan bisa dimanfaatkan

sebagai bahan baku minyak goreng. Demi menggiatkan kegiatan usahatani tanaman

kelapa ini harus dibuat pangsa pasar dan kepastian harga yang jelas agar petani kelapa

mau membudidayakan tanaman kelapa. Salah satu cara untuk menjaga dan melindungi

harga dari kelapa yaitu dengan cara membuat kontrak atau perjanjian antara petani

kelapa dengan perusahaan dibidang agroindustri yang mengolah produk turunan dari

kelapa.

Daya saing produk kelapa pada saat ini terletak pada industri hilirnya, tidak lagi

pada produk primer, dimana nilai tambah dalam negeri yang dapat tercipta pada produk

hilir dapat berlipat ganda daripada produk primernya. Usaha produk hilir saat ini terus

berkembang dan memiliki kelayakan yang tinggi baik untuk usaha kecil, menengah

maupun besar.

Minyak kelapa merupakan produk hilir yang paling berharga dari buah kelapa

dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng.

Minyak kelapa dapat diekstraksi dari daging buah kelapa atau daging kelapa yang

dikeringkan (kopra). Kandungan minyak pada kopra umumnya 60 – 65%, sedangkan

daging buah kelapa sekitar 43%.


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman cara mengolah buah kelapa menjadi Kopra (Daging buah kelapa yang
dikeringkan )

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengajukan proyek pembuatan Kopra yang fungsional
dan berkualitas.

1.4 Manfaat
Manfaat Kopra pada pembuatan Minyak Kelapa sebagai berikut :
1. Pembuatan kopra dapat memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas yang
menggantungkan hidupnya pada perkebunan kelapa.
2. Minyak kelapa yang diekstraksi dari kopra menjadi bahan penting dalam industri
kosmetik dan perawatan pribadi.
3. Minyak kelapa yang diekstraksi dari kopra menjadi bahan penting dalam pembuatan
makanan.

1.5 Lingkup
Makalah ini akan mencakup tahapan pemetikan, pengupasan kulit kelapa dan
membelah tempurung kelapa, proses pengeringan, pengambilan daging kelapa dari
tempurung dan estimasi biaya yang terkait dengan pengolahan Kopra.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen dan Manajer Proyek, Pengertian Proyek, Manajemen Proyek
1. Manajemen secara umum mengacu pada proses merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam konteks proyek, manajemen proyek adalah penerapan prinsip-
prinsip manajemen untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
sumber daya proyek dengan tujuan menyelesaikan proyek sesuai dengan batas waktu,
anggaran, dan kualitas yang telah ditetapkan.

Manajer proyek adalah individu yang bertanggung jawab untuk merencanakan,


mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan jalannya proyek. Mereka berperan
dalam memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan jadwal, anggaran, dan
persyaratan yang ditetapkan. Tugas-tugas seorang manajer proyek meliputi identifikasi
kebutuhan proyek, alokasi sumber daya, pembuatan jadwal, pengendalian risiko,
pemantauan kemajuan, komunikasi dengan pemangku kepentingan, serta manajemen
tim proyek.

Manajer proyek harus memiliki keterampilan manajemen umum seperti


perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Mereka juga perlu
memiliki pengetahuan khusus dalam area fungsional proyek yang mereka kelola,
seperti teknologi informasi, konstruksi, pemasaran, atau bidang lain yang relevan.
Selain itu, keterampilan komunikasi yang baik, kemampuan dalam mengatasi konflik,
dan kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat juga penting bagi seorang
manajer proyek.

2. Proyek adalah suatu upaya sementara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Proyek memiliki ciri-ciri berikut:

a. Tujuan Spesifik: Setiap proyek memiliki tujuan yang jelas dan terdefinisi dengan
baik. Tujuan ini dapat berupa pengembangan produk baru, peningkatan efisiensi,
implementasi sistem baru, atau pencapaian hasil tertentu.

b. Sementara: Proyek memiliki awal dan akhir yang terdefinisi. Mereka memiliki
batasan waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setelah
tujuan tercapai, proyek dianggap selesai.

c. Unik: Setiap proyek unik dan berbeda dari proyek-proyek lainnya. Mereka
mungkin memiliki karakteristik yang berbeda, persyaratan khusus, dan tantangan
yang unik.

d. Terorganisasi: Proyek memerlukan perencanaan, pengorganisasian, dan


pengendalian yang terstruktur. Ini melibatkan identifikasi sumber daya yang
diperlukan, alokasi anggaran, pembuatan jadwal, dan pengendalian risiko.

e. Tim Kerja: Proyek sering melibatkan tim kerja yang terdiri dari individu yang
memiliki peran dan tanggung jawab spesifik. Kolaborasi dan koordinasi antar
anggota tim sangat penting untuk mencapai tujuan proyek.

Contoh proyek dapat mencakup pembangunan gedung, pengembangan perangkat


lunak, peluncuran kampanye pemasaran, atau penelitian ilmiah. Proyek dapat
ditemukan di berbagai industri dan sektor, termasuk teknologi, konstruksi, keuangan,
kesehatan, dan banyak lagi.

3. Manajemen proyek mengacu pada praktik, teknik, dan metode yang digunakan
untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan utama dari manajemen proyek adalah menyelesaikan proyek dengan efisien,
efektif, dan tepat waktu.

Manajemen proyek melibatkan serangkaian langkah dan proses, yang meliputi:

a. Perencanaan Proyek: Meliputi identifikasi tujuan proyek, penentuan ruang


lingkup, pengembangan jadwal, alokasi sumber daya, dan penentuan strategi
umum untuk mencapai tujuan proyek.

b. Organisasi Proyek: Melibatkan pembentukan tim proyek dengan menetapkan


peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Ini juga melibatkan
pembagian tugas, pembentukan struktur organisasi proyek, dan pengaturan
komunikasi antara anggota tim.

c. Pelaksanaan Proyek: Melibatkan pengendalian dan pengawasan aktivitas proyek


sehari-hari, termasuk pelaksanaan tugas, pengelolaan sumber daya, pemantauan
kemajuan proyek, dan penyelesaian tugas sesuai jadwal.

d. Pengendalian Proyek: Melibatkan pemantauan terus-menerus terhadap kemajuan


proyek, evaluasi kinerja, identifikasi risiko, pengambilan tindakan perbaikan,
dan pengendalian perubahan yang mungkin terjadi selama proyek berlangsung.

e. Penutupan Proyek: Melibatkan penyelesaian semua tugas proyek, evaluasi akhir,


dan penyerahan hasil kepada pihak yang berkepentingan. Ini juga melibatkan
pembuatan laporan akhir proyek, penutupan akun, dan pembelajaran dari
pengalaman proyek.

Manajemen proyek membutuhkan keterampilan dalam perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, dan komunikasi. Manajer proyek
bertanggung jawab untuk mengarahkan tim, mengelola konflik, mengidentifikasi dan
mengatasi hambatan, serta membuat keputusan yang tepat demi kesuksesan proyek.

2.2 Grafik Gant


Grafik Gantt adalah alat visual yang digunakan dalam manajemen proyek untuk
menggambarkan jadwal proyek. Ini menampilkan daftar tugas proyek yang berbeda
sepanjang sumbu horizontal (sumbu waktu) dan menunjukkan durasi masing-masing
tugas dengan menggunakan batang horizontal.

Grafik Gantt memberikan gambaran visual yang jelas tentang jadwal proyek,
termasuk urutan tugas, durasi tugas, dan ketergantungan antar tugas. Dalam grafik Gantt,
setiap tugas direpresentasikan oleh batang horizontal yang dimulai dari titik awal yang
menunjukkan tanggal atau periode waktu ketika tugas dimulai, dan berakhir pada titik
akhir yang menunjukkan tanggal atau periode waktu ketika tugas selesai.

Berikut adalah contoh sederhana dari grafik Gantt:

-------------------------------- Task A -------------------

----------------- Task B -----------------

---- Task C ----

---------- Task D ----------

Dalam contoh ini, terdapat empat tugas yang ditampilkan di grafik Gantt. Task A
memiliki durasi yang lebih lama daripada tugas lainnya, sedangkan Task B dimulai
setelah Task A selesai. Task C dan Task D tumpang tindih dalam durasinya.

Grafik Gantt juga dapat menunjukkan ketergantungan antara tugas, seperti tugas yang
harus selesai sebelum tugas lainnya dapat dimulai. Ketergantungan ini dapat ditandai
dengan panah atau tautan antara batang tugas.

Grafik Gantt membantu manajer proyek dan anggota tim untuk memahami jadwal
proyek, mengidentifikasi tugas kritis, mengatur prioritas, dan melacak kemajuan proyek
secara visual. Hal ini memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap proyek dan
memfasilitasi pengambilan keputusan yang tepat waktu untuk memastikan proyek berjalan
sesuai rencana.
2.3 Diagram PERT
Diagram PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah alat visual yang
digunakan dalam manajemen proyek untuk menggambarkan jadwal proyek dan
mengidentifikasi jalur kritis. PERT membantu dalam perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek dengan memperhatikan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap tugas dan ketergantungan antara tugas-tugas tersebut.

Diagram PERT menggunakan node (simpul) dan panah untuk mewakili tugas dan
hubungan antara tugas-tugas tersebut. Berikut adalah komponen utama dalam diagram
PERT:

1. Node (simpul)

Setiap tugas dalam proyek direpresentasikan oleh node atau simpul dalam diagram
PERT. Node tersebut biasanya memiliki label yang mengidentifikasi tugas yang
terkait.

2. Panah

Panah digunakan untuk menghubungkan tugas-tugas dan menunjukkan aliran dari


satu tugas ke tugas berikutnya. Panah menunjukkan hubungan ketergantungan antara
tugas-tugas tersebut, yaitu apakah tugas tersebut harus selesai sebelum tugas
berikutnya dapat dimulai.

3. Waktu (durasi)

Setiap tugas dalam diagram PERT memiliki estimasi waktu atau durasi yang
diperlukan untuk menyelesaikannya. Durasi ini dapat ditandai di sebelah kanan node
atau dalam catatan di dalam node.

4. Jalur Kritis

Jalur kritis adalah urutan tugas yang memiliki durasi total terpanjang dalam proyek.
Ini menunjukkan tugas-tugas yang memiliki dampak paling signifikan pada durasi
keseluruhan proyek. Tugas-tugas pada jalur kritis harus diselesaikan tepat waktu agar
proyek dapat selesai sesuai jadwal.
Diagram PERT membantu manajer proyek untuk mengidentifikasi tugas-tugas kritis,
memperkirakan waktu proyek secara keseluruhan, mengelola ketergantungan tugas, dan
memantau kemajuan proyek. Diagram ini memberikan pandangan yang jelas tentang
urutan tugas, waktu yang diperlukan untuk masing-masing tugas, serta tugas-tugas yang
kritis untuk menjaga jadwal proyek tetap terpenuhi.

2.4 Contoh-contoh Proyek Sistem Informasi


Berikut ini adalah beberapa contoh proyek sistem informasi yang umum di berbagai
industri:

1) Implementasi Sistem Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship


Management - CRM): Proyek ini melibatkan pengembangan dan implementasi
sistem informasi yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola hubungan
dengan pelanggan secara efektif. Sistem CRM dapat mencakup modul untuk
manajemen kontak pelanggan, manajemen penjualan, analisis data pelanggan, dan
dukungan pelanggan.

2) Pembangunan Aplikasi E-commerce: Proyek ini melibatkan pengembangan dan


peluncuran situs web atau platform e-commerce untuk memungkinkan penjualan
produk atau layanan secara online. Ini termasuk integrasi sistem pembayaran,
manajemen inventaris, pemrosesan pesanan, dan keamanan transaksi.

3) Peningkatan Infrastruktur Jaringan: Proyek ini melibatkan peningkatan atau


penggantian infrastruktur jaringan yang ada dalam sebuah organisasi. Ini termasuk
pemasangan atau peningkatan perangkat keras (misalnya switch, router), perangkat
lunak jaringan, keamanan jaringan, dan konfigurasi jaringan.

4) Implementasi Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource


Management System - HRMS): Proyek ini melibatkan pengembangan dan
implementasi sistem informasi untuk mengelola fungsi sumber daya manusia dalam
organisasi. Sistem HRMS dapat mencakup manajemen data karyawan, manajemen
gaji, manajemen absensi, evaluasi kinerja, dan pelatihan karyawan.

5) Pembangunan Aplikasi Manajemen Proyek: Proyek ini melibatkan pengembangan


aplikasi yang memungkinkan manajemen proyek secara efektif. Ini termasuk fitur
seperti perencanaan proyek, jadwal, alokasi sumber daya, kolaborasi tim,
pemantauan kemajuan, dan pelaporan proyek.

6) Implementasi Sistem Manajemen Persediaan: Proyek ini melibatkan implementasi


sistem informasi untuk mengelola persediaan dan rantai pasokan dalam sebuah
organisasi. Sistem manajemen persediaan dapat mencakup pemantauan persediaan,
pemesanan otomatis, perencanaan kebutuhan bahan, pengelolaan suplai, dan
optimisasi persediaan.

Contoh-contoh proyek sistem informasi ini hanya beberapa di antara banyak proyek
yang mungkin ada. Proyek sistem informasi dapat sangat bervariasi tergantung pada
kebutuhan dan tujuan organisasi yang bersangkutan.
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Tahap Pelaksanaan


Tahap 1 : Pemetikan buah kelapa
Proses dimulai dengan pemanenan buah kelapa yang matang. Buah kelapa
dipetik dari pohon kelapa menggunakan alat yang sesuai, seperti tangga atau
tongkat panjang.

Tahap 2: Pemisahan Kulit Kelapa Luar


Setelah di panen kulit kelapa luar dan serabut di pisahkan dari tempurung
dan daging kelapa.

Tahap 3: Pembelahan Tempurung Kelapa dan Penyusunan.


Setelah kulit kelapa luar di pisahkan tempurung kelapa Bersama daging
kelapa di belah tengah menjadi 2 dan di susun di tempat pemanggangan
kelapa yang telah di sediakan.

Tahap 4: Pengeringan dan Pengambilan Daging Kelapa Dari Tempurung.


Setelah penyusunan selesai kulit luar kelapa di siapkan di bawah tempat
pemanggangan kelapa untuk di gunakan sebagai bahan bakar pemanggangan
daging dan tempurung kelapa agar kering dan terpisah dari tempurung untuk
mempermudah pengambilan daging kelapa.

Tahap 5: Penyelesaian
Daging kelapa yang telah terpisah di ambil dan di masukan ke dalam karung
dan Kopra siap di kirim dan di jual.

3.2 Anggaran Biaya


Barang Harga Satuan Volume Harga (Rp)

Minyak Tanah 6.000/Liter 2 12.000


Upah Tukang Petik Kelapa 2.000/Pohon 600 1.200.000
Alat Kupas Kulit Kelapa 100.000/Buah 2 200.000
Ongkos Transportasi Penjualan 500.000 1 500.000
TOTAL 1.912.000
3.3 Jadwal Kegiatan
Hari
NO Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Pemetikan Buah Kelapa
2 Pemisahan Kulit Kelapa Luar
3 Pembelahan Tempurung
Kelapa dan Penyusunan
4 Pengeringan dan Pengambilan
Daging Kelapa Dari
Tempurung
5 Penyelesaian
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kopra adalah hasil dari proses pengeringan daging kelapa yang kemudian dipisahkan
dari kulit coklat dan serabutnya. Proses pembuatan kopra dilakukan untuk menghilangkan
kadar air yang tinggi dalam kelapa dan menghasilkan bahan baku yang digunakan dalam
produksi minyak kelapa.

Minyak kelapa diekstraksi dari kopra untuk digunakan dalam berbagai produk dan
aplikasi. Minyak kelapa adalah minyak nabati yang memiliki komposisi lemak yang unik,
termasuk asam lemak jenuh rantai sedang yang dikenal sebagai asam laurat. Ini memberikan
minyak kelapa dengan sifat antimikroba dan nutrisi yang baik bagi kesehatan kulit dan
rambut.

Anda mungkin juga menyukai