Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN GIGITAN HEWAN

PENULAR RABIES ( GHPR )


No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :

TTD KA PKM
Puskesmas Kalisat Dr Abd Rouf
NIP : 19700410 200212 1 004

Rabies ( penyakit anjing gila )adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf
pusat yang di sebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan
1. Pengertian
penular rabieas adalah luka yang disebabkan oleh gigitan hewan yang di curigai
dapat berpotensi menularkan virus rabies.
Sebagai acuan petugas dalam mencegah penularan virus rabies, mengurangi
2. Tujuan resiko infeksi virus rabies, serta menanggulangi penularan virus rabies dari
hewan ke manusia
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Nomor
3. Kebijakan 440/10258/414/2015 Tentang Layanan Klinis Yang Menjamin Kesinambungan
Layanan di UPT Puskesmas Kalisat.
Buku saku petunjuk teknis penatalaksanaan kasus gigitan hewan penular rabies di
4. Referensi
Indonesia tahun 2016

Alat dan bahan :


1. Kran dengan air bersih yang mengalir
2. Kasa steril
3. Sarung tangan bersih
4. Spuit 1 cc
5. Kapas alkohol
6. Sabun
7. Pinset sirurgis dan anatomis
5. Prosedur
8. Gunting jaringan
9. Gunting perban
10. Cairan antiseptik
11. Bengkok
12. Bengkok
13. Vaksin anti rabies
14. Plester
15. Cairan nacl
16. Salep antibiotik
6. Langkah - Langkah 1. Petugas memeriksa keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan
3. Petugas menentukan berat ringannya gigitan
4. Petugas menentukan berat ringannya reaksi yang terjadi terjadi terhadap
toksin
5. Petugas memberitahukan dan menjelaskan penyakitnya pada pasien berupa
demam, malaise, mual dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa hari
6. Petugas memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien sesuai
berat/ringannya luka gigitan
7. Petugas memberi tahu bila reaksi berat pada gigitan yang parah, gigitan di
daerah leher ke atas, pada jari tangan dan genetalian diberikn SAR 20 IU /
kg BB dosis tunggal . cara pemberian SAR adalah setengah dosis infiltrasi
pada sekitar luka dan setengah dosis IM pada tempat yang berlainan dengan
suntikan SAR, diberikan pada hari yang sama dengan dosis pertama SAR
8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan kepada sub unit
farmasi
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa, pemeriksaan diagnosa,
terapi, rujukan yang telah di lakukan dalam rekam medis pasien
10. Bila reaksi berat dengan gejala sitemik dan tidak membaik dengan tindakan
diatas, petugas merujuk pasien kerumah sakit
7. Bagan Alir
8. Unit terkait Ugd, Rpu, Wilayah
9. Dokumen terkait Rekam medis

KOP HALAMAN KEDUA

NAMA SOP
No. Dokumen :
PUSKESMAS KALISAT No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

REKAMAN HISTORIS PERUBAHAN

TANGGAL MULAI
NO. YANG DI UBAH ISI PERUBAHAN
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai