Anda di halaman 1dari 3

A. Apa itu hukum kebiasaan internasional? dan apa contohnya?

Hukum kebiasaan internasional adalah sumber hukum internasional yang terdiri dari
norma-norma hukum yang berkembang melalui praktik dan kebiasaan yang diterima secara
umum oleh negara-negara di dalam masyarakat internasional. Norma-norma ini berlaku sama
bagi semua negara, tidak tergantung pada perjanjian atau kesepakatan tertulis antara negara-
negara.
Contohnya, ada beberapa hukum kebiasaan internasional yang diterima secara umum oleh
negara-negara, seperti:
1. Prinsip keberadaan negara (sovereignty): Prinsip ini menegaskan bahwa setiap negara
memiliki hak untuk mengatur urusan dalam wilayahnya sendiri tanpa campur tangan
dari negara lain.
2. Prinsip non-intervensi: Prinsip ini melarang negara-negara untuk melakukan
intervensi atau campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain.
3. Prinsip kesepakatan: Prinsip ini menegaskan bahwa negara-negara harus mematuhi
perjanjian atau kesepakatan yang telah mereka buat.
4. Prinsip tanggung jawab negara: Prinsip ini menegaskan bahwa negara-negara
bertanggung jawab atas tindakan mereka dan harus membayar ganti rugi jika tindakan
mereka menimbulkan kerugian bagi negara lain.
5. Prinsip perlindungan hak asasi manusia: Prinsip ini menegaskan bahwa negara-negara
harus melindungi hak asasi manusia dan menghormati martabat manusia.
6. Prinsip kebebasan navigasi: Prinsip ini menegaskan hak negara-negara untuk
melakukan navigasi di laut bebas tanpa hambatan atau diskriminasi.
Hukum kebiasaan internasional terus berkembang melalui praktik dan kebiasaan baru di
masyarakat internasional, dan dapat juga menghilang jika praktik dan kebiasaan tersebut
tidak lagi diakui secara umum oleh negara-negara.

B. Apakah bisa terjadi bentrokan kewajiban antar negara dalam hukum internasional
dikarenakan oleh dua hukum kebiasaan yang berbeda?

Ya, bentrokan kewajiban antar negara dalam hukum internasional dapat terjadi jika
ada dua hukum kebiasaan yang berbeda yang saling bertentangan atau tidak konsisten satu
sama lain. Hal ini dapat terjadi ketika suatu praktik atau norma hukum internasional
diterapkan secara berbeda oleh negara-negara yang berbeda, atau ketika ada perbedaan dalam
interpretasi atau pengakuan atas norma-norma hukum internasional tertentu.
Dalam hal ini, negara-negara dapat menghadapi situasi di mana mereka memiliki kewajiban
yang saling bertentangan atau tidak konsisten satu sama lain dalam hukum internasional.
Sebagai contoh, beberapa negara mungkin menganggap bahwa suatu praktik atau kebiasaan
tertentu telah menjadi hukum kebiasaan internasional, sementara negara lain mungkin tidak
mengakui atau menolak praktik tersebut sebagai hukum kebiasaan internasional.
Dalam situasi ini, negara-negara dapat berusaha untuk menyelesaikan perselisihan atau
ketidaksepahaman tersebut melalui proses negosiasi dan dialog internasional. Mereka dapat
mencoba untuk mencapai kesepakatan dan konsensus mengenai interpretasi dan aplikasi
hukum internasional tertentu. Jika negosiasi tidak berhasil, perselisihan dapat dibawa ke
pengadilan internasional atau arbitrase untuk diselesaikan.

C. Dengan adanya perjanjian internasional sebagai sumber hukum internasional, apakah


masih perlu negara-negara untuk menggunakan hukum kebiasaan internasional
sebagai sumber hukum?

Ya, meskipun perjanjian internasional merupakan sumber hukum internasional yang


penting, hukum kebiasaan internasional tetap diperlukan sebagai sumber hukum yang penting
dalam masyarakat internasional. Ada beberapa alasan mengapa hukum kebiasaan
internasional masih relevan:
1. Tidak semua subjek hukum internasional menjadi pihak dalam perjanjian
internasional: Tidak semua negara atau subjek hukum internasional menjadi pihak
dalam perjanjian internasional tertentu. Dalam situasi ini, hukum kebiasaan
internasional tetap berlaku sebagai sumber hukum yang relevan.
2. Perjanjian internasional dapat memiliki batasan: Perjanjian internasional dapat
memiliki batasan tertentu dalam hal waktu, wilayah, atau masalah tertentu. Dalam
situasi ini, hukum kebiasaan internasional tetap berlaku sebagai sumber hukum yang
relevan.
3. Hukum kebiasaan internasional berkembang melalui praktik dan kebiasaan baru:
Hukum kebiasaan internasional terus berkembang melalui praktik dan kebiasaan baru
di masyarakat internasional. Dalam situasi ini, hukum kebiasaan internasional tetap
diperlukan sebagai sumber hukum yang penting.
4. Perjanjian internasional dapat mengakui dan memperkuat hukum kebiasaan
internasional: Beberapa perjanjian internasional mengakui dan memperkuat norma-
norma hukum kebiasaan internasional. Dalam situasi ini, hukum kebiasaan
internasional tetap relevan sebagai sumber hukum yang penting.
Dalam prakteknya, perjanjian internasional dan hukum kebiasaan internasional sering bekerja
bersama-sama untuk membentuk sistem hukum internasional yang holistik dan terpadu.

Anda mungkin juga menyukai