Anda di halaman 1dari 2

No.

2
A. Resolusi Majelis Umum PBB

Resolusi Majelis Umum PBB adalah keputusan formal yang diadopsi oleh Majelis
Umum PBB tentang isu-isu global yang dianggap penting oleh negara-negara anggota PBB.
Resolusi ini bukanlah perjanjian internasional, tetapi merupakan panduan atau rekomendasi
yang dikeluarkan oleh Majelis Umum atau badan PBB lainnya untuk memberikan arahan
bagi negara-negara anggota PBB dan masyarakat internasional dalam mempromosikan
perdamaian, keamanan, dan keadilan.
Resolusi Majelis Umum PBB tidak sama dengan perjanjian internasional. Resolusi
PBB adalah panduan atau rekomendasi non-berkekuatan hukum yang ditetapkan oleh Majelis
Umum atau badan-badan PBB lainnya. Meskipun resolusi ini dapat memberikan arahan bagi
negara-negara anggota PBB dan masyarakat internasional, tidak ada ketentuan hukum yang
mengikat atau memaksa negara-negara anggota untuk mengikuti resolusi ini.
Resolusi PBB biasanya dibahas dan disetujui melalui proses negosiasi yang
melibatkan negara-negara anggota PBB, dan berisi pandangan umum dan rekomendasi yang
ditujukan untuk memecahkan atau merespons isu global tertentu. Contoh resolusi PBB yang
terkenal termasuk Resolusi 1325 tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan, Resolusi
194 tentang Hak Orang Palestina, dan Resolusi 217 tentang Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
Resolusi PBB sendiri tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, tetapi dapat
memberikan pengaruh moral dan politik yang signifikan. Selain itu, resolusi PBB dapat
membantu membentuk opini publik global dan memberikan arahan bagi negara-negara
anggota PBB dalam mengambil tindakan terkait isu-isu global yang penting.
Perjanjian internasional, di sisi lain, adalah perjanjian formal antara dua atau lebih
negara yang memiliki kekuatan hukum dan dapat menimbulkan kewajiban hukum bagi
negara-negara yang menandatanganinya. Perjanjian ini dapat diikuti oleh negara-negara
anggota PBB atau non-anggota PBB, dan melibatkan proses negosiasi, penandatanganan,
ratifikasi, dan penerapan. Contoh perjanjian internasional yang terkenal termasuk Konvensi
PBB tentang Hak Anak-Anak dan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.

B. Terkait perjanjian yang dilakukan pemerintahan Indonesia dengan perusahaan


asing.
Jika pemerintahan Indonesia membuat perjanjian dengan perusahaan asing untuk
pembuatan infrastruktur negara, perjanjian tersebut dapat dikategorikan sebagai perjanjian
internasional. Ini karena perjanjian tersebut merupakan perjanjian formal antara negara
Indonesia dengan perusahaan asing sebagai subyek hukum internasional yang memiliki
kekuatan hukum dan dapat menimbulkan kewajiban hukum bagi kedua belah pihak.
Perjanjian tersebut akan mengikat pemerintah Indonesia dan perusahaan asing yang
menandatanganinya, dan berpotensi memberikan dampak signifikan pada kepentingan
nasional Indonesia, termasuk aspek ekonomi, politik, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu,
perjanjian semacam ini harus memenuhi persyaratan hukum dan prosedur yang ditetapkan
oleh hukum internasional dan hukum nasional Indonesia, termasuk proses persetujuan,
ratifikasi, dan pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai