BAB I
PENDAHULUAN
total wilayah sebesar 7,81 juta km2 yang mana terdiri dari 2,01 juta km2 daratan,
3,25 juta km2 lautan dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)1. Indonesia
juga merupakan negara yang memiliki lokasi strategis karena berada di daerah
ekuator, letak geografis yang strategis yaitu benua Asia dan Australia dan diantara
dua samudera yaitu Pasifik dan Hindia, dan paling tidak 70% laut dari Eropa, Timur
Tengah dan Asia selatan ke wilayah Pasifik dan sebaliknya harus melalui perairan
Indonesia2. Moda transportasi laut juga saat ini lebih banyak dipilih daripada
moda lain. Kelebihan lainnya adalah moda tersebut dapat menjangkau beberapa
macam daerah yang padat penduduknya hingga daerah terpencil sekalipun. Moda
1
Kementerian Kelautan dan Perikanan, (diakses melalui http://www2.kkp.go.id/artikel/2233-
maritim-indonesia-kemewahan-yang-luar-biasa diakses pada 25 Agustus 2019)
2
Chairil Anwar Pohan, Manajemen Pajak Korporat Kemaritiman, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2019, hlm.6.
3
Info Transportasi, (diakses dari https://infotransportasi.com/blog/kelebihan-transportasi-
laut-dibandingkan-dengan-jalur-lainnya, diakses pada tanggal 5 Juli 2020)
1
2
Melihat peran dan fungsi dari kapal yang begitu vital serta lokasi Indonesia
sendiri yang sangat strategis, maka akan semakin meningkat pula intensitas
perairan Indonesia masih sering terjadi bahkan bertambah setiap tahunnya sesuai
45 42
40
34
35
30
25
20 18
15 11
10 6 6 7
5 4
5
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
4
Komite Nasional Keselamatan Transportasi Republik Indonesia, (diakses dari
http://202.61.104.235/, diakses pada tanggal 25 Agustus 2019)
3
kapasitas muatan yang berlebih, baik dari segi penumpang maupun barang karena
kelalaian pengawasan pelabuhan, faktor teknis seperti desain kapal yang tidak sesuai
dengan peraturan atau perawatan (maintenance) yang tidak rutin untuk dilakukan,
pengelolaan lalu lintas yang kurang tertib sehingga terjadi keterlambatan untuk
kedatangan maupun keberangkatan kapal, human error dan faktor alam. Faktor alam
ini sering dikaitkan dengan cuaca yang buruk seperti tingginya gelombang, kabut
maupun badai.5 Kecelakaan kapal6 disebut dengan musibah kapal yang dapat terjadi
akibat dari kesalahan manusia atau (human error), kerusakan pada kapal dan
mesinnya, faktor eksternal atau internal, contohnya terjadi tubrukan (collision) atau
kebakaran (firing), alam atau cuaca yang dihadapi kapal dan campuran dari semua
5
Penyebab kecelakaan kapal, (diakses dari https://media.iyaa.com/article/2016/03/Ini-5-
penyebab-utama-terjadinya-kecelakaan-transportasi-laut-3436446.html, diakses pada tanggal 9
September 2019)
6
Suyono, Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, edisi ketiga, PPM,
Jakarta, 2005, hlm.167.
4
Teknis
24%
Manusia
38%
Alam
38%
adalah karena manusia dan alam yaitu sebesar 38% dan faktor teknis kapal itu
sendiri sebesar 24%. Pasal 245 Undang Undang No.17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran menjelaskan bahwa jenis dari kecelakaan pada suatu kapal tersebut adalah
mengalami insiden tubrukan dan kapal mengalami insiden kandas. Berikut adalah
data jenis kecelakaan kapal yang terjadi pada rentang waktu 2010-2018 berdasarkan
7
Komite Nasional Keselamatan Transportasi Republik Indonesia, diakses dari
(http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/Publications/Laporan%20Analisis%20Trend%20Ke
celakaan%20Laut%202003-2008.pdf) diakses pada 9 April 2020)
5
4%
23%
20%
Tenggelam
Terbakar/Meledak
Tubrukan
Kandas
Lain-lain
25% 28%
kapal mengalami kebakaran atau meledak dengan presentase 28%, jenis kedua yang
sering terjadi adalah kapal mengalami tubrukan baik dengan kapal lain atau dengan
benda selain kapal dengan presentase sebesar 25%. Jenis lain dari kecelakaan kapal
yang sering terjadi adalah kapal tenggelam/karam dengan presentase sebesar 23%,
kapal kandas yaitu sebesar 20% dan terdapat faktor lain yaitu dengan presentase 4%.
fasilitas pelabuhan seperti fender, dermaga atau bahkan crane. Semakin banyak
kapal yang berkunjung maka semakin besar pula peluang terjadinya suatu
8
Ibid.
6
872706
863031
842086
832559
798528
788975
tahun 2012 yaitu sebanyak 872.706 unit kapal sedangkan kunjungan kapal terendah
yaitu pada tahun 2016 dengan jumlah 788.975 unit kapal, total kunjungan kapal di
tahun tersebut lebih rendah daripada tahun 2015 yaitu berjumlah 798.528 dan
dalam maupun luar negeri memiliki karakter lingkungan yang berbeda satu sama
lain. Karena perbedaan tersebut maka pengetahuan nahkoda akan hal tersebut
terbatas. Nahkoda memerlukan panduan dari orang lain yang mengetahui tentang
9
Badan Pusat Statistika, (diakses dari
https://www.bps.go.id/statictable/2009/03/06/1418/jumlah-kunjungan-kapal-di-pelabuhan-yang-
diusahakan-dan-tidak-diusahakan-tahun-1995-2017.html, diakses pada 10 September 2019)
7
kondisi pelabuhan seperti arus, arah angin, pasang surut dan rintangan lainnya untuk
kerugian pada kapal milik sendiri, kapal milik pihak yang lain dan juga pihak
pelabuhan. Pengertian pandu adalah seseorang selain awak kapal yang memiliki
tugas untuk memberi tuntunan terhadap kapal untuk melewati sebuah sungai, sebuah
terusan, atau bahkan sedang menuju atau meninggalkan pelabuhan terutama karena
pernyataan bahwa setiap orang yang bukan termasuk dari awak kapal yang memberi
Pelayanan pelabuhan tersebut dimulai ketika kapal mulai memasuki wilayah suatu
Salah satu contoh kasus kecelakaan kapal adalah kecelakaan kapal MV Soul
Semarang, Jawa Tengah pada hari Minggu sore (14/7). Kapal tersebut hendak
merapat ke dermaga dan memutar arah dengan diarahkan oleh kapal pandu akan
tetapi hal tersebut tidak berjalan lancar lantaran kapal yang seharusnya mundur
justru maju tidak terkendali. Pandu memberi klarifikasi bahwa terdapat gangguan
10
D.A. Lasse , Keselamatan Pelayaran di Lingkungan Teritorial Pelabuhan dan Pemanduan
Kapal, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 3.
8
dari sistem mesin penggerak kapal tersebut sehingga kapal pandu yang seharusnya
menarik ujung kapal dengan tali tidak mampu berkutik dan kapal menabrak crane
di pelabuhan tersebut. Tabrakan itu juga menyebabkan 3 unit head truck dan 14
selama 3 jam.11
bagaimana bentuk pertanggung gugatan pada kecelakaan tersebut. Hal ini menjadi
suatu ketertarikan bagi penulis untuk meneliti masalah tersebut lebih jauh dalam
11
Detik.com, (diakses dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4625682/sialnya-
soul-of-luck-tabrak-crane-raksasa-di-pelabuhan-semarang, diakses pada tanggal 6 Oktober 2019, pukul
09:35)
9
Luck?
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
di area pelabuhan
2. Bagi Pemerintah
4. Bagi Masyarakat
1.5.1 Pelayaran
pelayaran dalam negeri, pelayaran luar negeri dan pelayaran khusus. Bentuk-
bentuk usaha pelayaran terbagi menjadi dua yaitu menurut luas wilayah
aktivitas pelayaran yang radius berlayarnya tidak lebih dari 3000 mil
3. Pelayaran Khusus
baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri yang memanfaatkan
12
Pelayaran Nusantara
Pelayaran Lokal
Pelayaran
Dalam Negeri Pelayaran rakyat
Pelayaran Pedalaman
Pelayaran Penundaan Laut
Pelayaran Samudera
Pelayaran Luar
Pelayaran Pelayaran Samudera
Negeri
Dekat
Pelayaran
Khusus
1.5.2 Kapal
menjadi 5, yaitu kapal motor, kapal uap, kapal layar, kapal yang
alat lain. Kapal uap adalah kapal yang menggunakan tenaga uap
kekuatan penggeraknya.
12
A.N. Pramono, “Perkapalan”, Diktat Kuliah Hukum Laut STIP, hlm.28.
14
kapal yang dapat memuat penumpang dan mobil atau alat kendaraan
lain. Kapal Barang atau freighter dibagi menjadi 5 kapal yaitu kapal
kapal barang curah baik curah cair (liquid bulk carrier) atau curah
Kapal barang umum (general cargo ship) adalah semua kapal yang
tanker miinyak mentah (crude oil tanker ship), kapal tanker minyak
olahan (product oil tanker ship), kapal pengangkut gas cair (gas
tanker ship) dan kapal pengangkut bahan kimia cair (chemical tanker
diangkut dapat berupa kapal pesiar atau peralatan kilang minyak atau
yaitu full container ship atau cellular ship, partial atau semi
Kapal Motor
Kapal Uap
Kapal berdasarkan
sarana penggeraknya Kapal Layar
Kapal Nuklir
1.5.3 Pelabuhan
lingkungan kerja pelabuhan yang terdiri dari luas suatu perairan yang meliputi
batas-batas perairan pelabuhan dan luas suatu daratan yang memiliki fungsi
Ayat (3) Undang undang Nomor 17 Tahun 2008 menjelaskan bahwa Daerah
fungsi sebagai kegiatan fasilitas pokok dan fasilitas penumpang dan wilayah
17
perairan yang memiliki fungsi untuk kegiatan berlabuh, alur pelayaran pada
kapal, kolam pelabuhan yang memiliki fungsi untuk kebutuhan sandar dan
olah gerak kapal, tempat alih muat antar kapal, tempat perbaikan kapal dan
dan memiliki fungsi untuk alur pelayaran menuju atau keluar pelabuhan,
Daratan dan perairan yang termasuk Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
oleh penyelenggara pelabuhan akan tetapi terdapat pula hak untuk mengelola
tanah dan perairan pada Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan sesuai peraturan
Bupati atau Walikota sesuai dengan peraturan yang tertera pada Pasal 76 Ayat
(2).
1. Pelabuhan Utama
alih muat angkutan laut dalam jumlah yang besar dan juga sebagai
antar provinsi.
2. Pelabuhan Pengumpul
angkutan laut dari dalam negeri. Pelabuhan ini berfungsi untuk alih
muat angkutan laut dalam negeri dengan jumlah sedang dan juga
antar provinsi
3. Pelabuhan Pengumpan
1. Instansi Pemerintah
13
H. Zaeni Asyhadie dan Budi Sutrisno, Pokok-pokok Hukum Dagang, Raja Grafindo
Persada, Depok, 2018, hlm. 180.
20
Pelabuhan (KSOP)
b. Bea Cukai
c. Imigrasi
immigration clearence.
health clearence.
2. Perusahaan Swasta
a. Perusahaan Pelayaran
f. Perbankan
g. Surveyor
h. Jasa Konsultan
Pelabuhan
berupa penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang dan barang dan
pelayanan jasa kapal baik penumpang maupun barang dan jasa yang
dilakukan untuk lebih dari satu terminal. Pasal 26 Ayat (1) Peraturan
pelayanan jasa pada kapal, penumpang dan barang dan jasa terkait
oleh suatu pihak kepada pihak lainnya. Perbuatan tersebut bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak pula menghasilkan kepemilikan akan suatu
menunjang kelancaran, kemanan, ketertiban arus lalu lintas atau trafik (kapal,
1. Jasa Labuh
14
Amstrong dan Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesembilan, Pearson
Education, New York, 2003, hlm.138.
15
Raja Oloan Saut Gurning dan Eko Hariyadi Budiyanto, Manajemen Bisnis Pelabuhan,
APE, Jakarta, 2007, hlm 87.
33
2. Jasa Pandu
16
Priokport.co.id
34
kesulitan berlayar yang berasal dari faktor kapal itu sendiri maupun
faktor di luar kapal. Faktor yang berasal dari kapal yaitu frekuensi
kepadatan lalu lintas, ukuran kapal, jenis kapal dan jenis muatan
batas usia pandu, khusus untuk Aparatur Sipil Negara berlaku sesuai
3. Jasa Tunda
khusus yaitu kapal tunda atau yang bisa disebut tugboat. Kapal
dengan 1 kapal tunda yang memiliki daya sebesar 600pk. Kapal yang
memiliki panjang lebih dari 100 meter hingga 150 meter dapat
3400 pk. Kapal yang memiliki panjang 200 hingga 300 meter dapat
kapal yang memiliki ukuran diatas 500 meter dapat ditunda dengan
4. Jasa Tambat
17
Herman Budi Sasono, Manajemen Pelabuhan & Realisasi Ekspor Impor, Andi, Jakarta,
2012, hlm 45.
39
kamus hukum terdapat dua istilah dalam pertanggung jawaban yaitu liability
diwajibkan.18
publik atau badan perdata bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin
18
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, 2005.
40
terjadi atau kerugian yang telah terjadi. Tanggung gugat tersebut berfokus
kepada seseorang atau suatu badan hukum untuk melakukan pembayaran baik
dalam bentuk konpensasi atau ganti rugi setelah terjadinya suatu insiden atau
hukum yang dipandang harus membayar suatu bentuk kompensasi atau ganti
rugi setelah adanya peristiwa hukum atau tindakan hukum. Contoh dari
kepada orang lain atau badan hukum lain akibat melakukan perbuatan
hukum tersebut, maka dari itu istilah tanggung gugat berada pda lingkung
19
hukum privat. Tanggung gugat seperti dua pihak yang bersengketa
di pengadian oleh pihak yang dirugikan.20 Ganti rugi merupakan salah satu
19
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2008.
20
Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta Pusat, 1982,
hlm.113.
41
hukum)
kausal)
hukum, yaitu:21
21
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2017, hlm.3.
42
Perdata.
akan tindakan tersebut. Bersalah pada kondisi ini secara hukum diartikan
memiliki tanggung jawab tanpa unsur kesalahan (liability without fault) atau
dengan didasari unsur kesalahan atau tidak, dalam hal ini pelakunya dapat
22
Ibid.
43
perbuatan itu dia tidak melakukannya dengan sengaja dan tidak pula
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan pada tesis ini adalah interdisipliner atau
2. Pendekatan Penelitian
23
Munir Fuady, Op.Cit, hlm.173.
24
Herlambang P. Wiratraman, “Studi Sosio-Legal Sebagai Studi Interdisipliner”. Makalah
untuk Pelatihan Sosio-Legal, Fakultas Hukum Universitas Pancasila dan Epistema Institute, Jakarta, 5
April 2016, hlm. 2.
44
undang dan peraturan yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
sedang ditangani.25
a. Bahan Primer
dalam penelitian.
b. Data Sekunder
25
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum Edisi Revisi, Kencana, Jakarta, 2005, hlm 136.
26
M. Hadi Shubhan sebagai bahan kuliah pada mata kuliah Metodologi Penelitian Sosio-legal
pada kelas Magister Sains Hukum dan Pembangunan, di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga,
12 April 2017
45
27
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif “Suatu Tinjauan Singkat”, Rajawali Pers,
Jakarta, 2006, hlm.11.
46
28
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1990, hlm.10.
29
Op.Cit, hlm. 12.
47
5. Analisis data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif
BAB 1 PENDAHULUAN
penulisan.
48
INDONESIA
BAB 4 KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian mengenai
tersebut.