Anda di halaman 1dari 8

JURNAL RISET KESEHATAN

POLTEKKES DEPKES BANDUNG


Vol 13 No 1 Mei 2021

REBUSAN SIRIH MERAH


MENGURANGI FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

Red Betel Stew Reduce Fluor Albus in Adolescent Women

Desi Hidayanti 1*, Riana Pascawati 1


1
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung,
*E-mail: desi.hidayanti21@gmail.com

ABSTRACT

One of the problems at puberty experienced by young women is vaginal discharge. As


many as 31% of adolescents aged 15-24 years can experience symptoms of vaginal
discharge. That shows that young women are more at risk of developing fluor albus,
triggering infection or pathological fluor albus. Vaginal discharge cannot be
underestimated, and it can worsen and cause infertility and pelvic inflammation if not
adequately treated. Betel leaf is known as a natural antiseptic antibiotic and potential to
be used to treat fluor albus. This study aims to determine the effect of red betel leaf
(Piper crocatum) on adolescent fluor albus incidence. This study was a Quasi
Experiment with one group pretest and posttest design, with a consecutive sampling
method. The results showed a decrease in the number of bacteria after using red betel
leaf decoction of 0.87 colonies/m2 and the effect of red betel leaf on vaginal discharge
in adolescent girls, based on the results of statistical tests with p <0.05 (0.02). It can be
concluded, red betel leaf solution as a natural herb can be used as a vaginal discharge
therapy in adolescent girls. This herb can be used easily by the community, as long as
the raw materials are available in the surrounding environment.
Keywords: Red betel, fluor albus, adolescent women

ABSTRAK
Salah satu masalah pada masa pubertas yang dialami remaja putri adalah keputihan.
Sebesar 31,% remaja putri berumur 15-24 tahun dapat mengalami gejala keputihan. Ini
menunjukkan remaja putri lebih berisiko mengalami fluor albus, yang dapat menjadi
pencetus terjadinya infeksi atau fluor albus patologi. Masalah keputihan tidak bisa
diremehkan, jika fluor albusnya sudah dalam kondisi patologis, maka dapat berakibat
sangat fatal bila terlambat ditangani, misalnya dapat menimbulkan kemandulan dan
radang panggul. Salah satu penanganan yang dilakukan adalah dengan menggunakan
daun sirih yang mengandung antiseptik dan antibiotik alami. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap kejadian fluor albus
pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain Quasy Experiment dengan teknik one
group pre and post test design, dengan metode consecutive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat penurunan jumlah bakteri setelah menggunakan rebusan daun
sirih merah sebesar 0,87 koloni/m2 dan adanya pengaruh daun sirih merah terhadap
keputihan pada remaja putri, berdasarkan hasil uji statistik dengan nilai p<0,05 (0.02).
Dapat disimpulkan, larutan daun sirih merah sebagai herbal alami dapat digunakan
sebagai terapi keputihan pada remaja putri. Herbal ini dapat digunakan dengan mudah
oleh masyarakat, selama bahan bakunya tersedia di lingkungan sekitarnya.

Kata kunci: daun sirih merah, fluor albus, remaja putri

1
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG

PENDAHULUAN berbau, lebih dari 50% wanita dengan


BV asimtomatik.
Kesehatan reproduksi wanita Sekali selama hidupnya, setiap
yang bermasalah mencapai 33% dari perempuan setidaknya pernah
jumlah total beban penyakit yang menderita keputihan. Keputihan ini
menyerang wanita di seluruh dunia1. paling sering terjadi pada usia produktif,
Fluor albus merupakan suatu gejala dengan perkiraan sebesar 70-75%,
yang sering dialami oleh sebagian sebanyak 40-50% dapat mengalami
besar wanita yang berkaitan dengan kekambuhan. Studi menunjukan bahwa
masalah kesehatan reproduksinya. Candidiasis Vulvo Vaginalis (CVV)
Fluor albus (keputihan, leukorea, sering diagnosis dikalangan wanita
vaginal discharge) adalah istilah muda usia 18-24 tahun, sekitar 15-30%
keluarnya cairan dari genitalia seorang dari gejala didiagnosa positif oleh
wanita yang bukan darah. Fluor albus dokter.4 Fuor albus yang tidak normal
terbagi menjadi dua yaitu fluor albus ini, apabila dibiarkan dan tidak segera
fisiologis dan fluor albus patologis. ditangani, dapat menyebabkan infeksi
Fluor albus fisiologis memiliki ciri meluas ke area rahim sampai
sebagai berikut lendirnya berwarna menginfeksi ovarium. Sehingga
jernih, tidak berbau menyengat dan penderita perlu memeriksakan organ
agak lengket. Saat kondisi fluor albus reproduksi ke tenaga kesehatan. Hal ini
menjadi patologis, terjadi perubahan agar segera diketahui penyebab
pada lendir vagina, baik warna, jumlah, keluhannya, agar dapat dilakukan
bau dan konsistensinya. bberubah pencegahan dan penanganan yang
menjadi.2 Fluor albus patologis dapat tepat. Selain disebabkan oleh infeksi
dialami oleh semua wanita dari semua mikroorganisme, pencetus keputihan
golongan usia, usia reproduksi sehat juga dapat disebabkan oleh gangguan
maupun usia tua dan tidak mengenal
keseimbangan hormon, stres, kelelahan
tingkat pendidikan, ekonomi dan sosial
kronis, peradangan alat kelamin, benda
budaya.3
asing dalam vagina, serta ada penyakit
Cairan yang keluar dari vagina
dalam organ reproduksi seperti kanker
merupakan hal alami yang dirasakan
leher rahim.6
oleh setiap wanita. Cairan ini berfungsi Masalah kesehatan reproduksi yang
sebagai pelumas dan pertahanan dari ada di Asia sebanyak 76% yang
berbagai infeksi. Kondisi cairan yang mengalami keputihan.7 Sekitar 90%
normal, tidak terdapat darah dan wanita di Indonesia berpotensi
memiliki pH 3,5-4,5.4 mengalami keputihan karena Indonesia
Fluor albus yang abnormal dapat adalah daerah yang beriklim tropis,
mengalami perubahan warna, menjadi sehingga jamur, virus dan bakteri
berrwarna hijau, kuning, keabu-abuan, mudah tumbuh dan berkembang yang
berbau amis atau busuk. Jumlah cairan mengakibatkan banyaknya kasus fluor
vagina dapat bertambah banyak albus. Gejala keputihan juga dialami
banyak dan menimbulkan keluhan oleh perempuan yang belum kawin atau
seperti gatal, serta rasa terbakar pada remaja putri yang berumur 15-24 tahun
daerah kemaluan. Faktor penyebab yaitu sekitar 31,8%. Ini menunjukkan
masalah pada organ intim wanita, remaja putri lebih berisiko lebih
terbanyak diakibatkan infeksi vagina mengalami fluor albus, yang dapat
yang disebabkan oleh virus, bakteri, menjadi pencetus terjadinya infeksi
jamur, dan parasit serta tumor. 5 Bakteri atau fluor albus patologi.8,9
yang hidup dalam vagina atau Sekitar 90% wanita berpotensi
digolongkan bakteri vaginalis (BV) mengalami keputihan di Indonesia,
dapat menyebabkan kejadian keputihan karena merupakan daerah yang
dan beriklim

2
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG
tropis, sehingga jamur mudah fisiologis. Daun sirih mengandung
berkembang yang mengakibatkan minyak atsiri yang terdiri dari estragol,
banyaknya kasus keputihan. Gejala eugenol, hidroksikavikol, cavibetol,
keputihan juga dialami oleh wanita yang betlephenol, kavikol, seskuiterpan, dan
belum kawin atau remaja puteri yang dan karvakol. Literature yang lain
berumur 15-24 tahun yaitu sekitar menyatakan bahwa daun sirih juga
31,8%. Hal ini, menunjukkan remaja mengandung tannin, enzim diastase
lebih berisiko terjadi keputihan . dan gula. Daun sirih yang muda
Keputihan sangat berisiko terjadi mengandung diastase, gula, dan
pada remaja sehingga perlu mendapat minyak atsiri lebih banyak dibandingkan
perhatian khusus. Masa ini, remaja putri dengan daun sirih tua. Sementara inti
mengalami pubertas yang ditandai kandungan taninnya relative sama.
dengan menstruasi. Pada periode Senyawa Eugenol pada daun sirih,
menstruasi, sebagian orang dapat terbukti mematikan jamur Candida
mengalami keputihan.10 Fluor albus albicans penyebab keputihan,
yang keluar sebelum dan setelah fase sementara tannin, merupakan
menstruasi masih dalam batas normal, astringen, yang mengurangi sekresi
namun remaja harus memperhatikan cairan pada liang vagina.12
personal hygiene dari organ reproduksi Berdasarkan hal tersebut, banyak
nya tersebut, agar kondisi fisiologis sekali manfaat daun sirih merah, untuk
tersebut tidak berubah menjadi itu kami ingin meneliti pengaruh daun
patologis. sirih merah (Piper crocatum) terhadap
Kurangnya pengetahuann remaja kejadian fluor albus pada remaja.
putri mengenai keputihan,
menyebabkan mereka abai dan
menggangap sepele hal tersebut. METODE
Selain itu, remaja sering merasa malu
ketika mengalami keputihan, akbatnya Jenis penelitian ini merupakan
mereka sungkan untuk berkonsultasi penelitian dengan rancangan Quasi
dan berobat ke pelayanan kesehatan. Eksperimen menggunakan pendekatan
Salah satu upaya dalam mengatasi One Group Pre And Posttest Design.
keputihan adalah penggunaan obat- Penelitian dirancang menggunakan
obat herbal yang terbukti secara ilmiah. kelompok intervensi. Pengukuran
Sirih merah (Piper crocatum) dilaksanakan sebelum dan sesudah
merupakan tanaman yang multifungsi. intervensi kepada responden.
Sirih merah berbeda dengan sirih hijau Penelitian dilakukan di Pondok
terutama dalam warnanya, sirih merah Pesantren Al Ittifaq Kabupaten
berwarna merah keperak-perakan dan Bandung.
tumbuh subur di Indonesia. Populasi dalam penelitian adalah
Sirih merah memiliki kandungan semua remaja puteri di Pondok
alkaloid yang berfungsi sebagai Pesantren Al Ittifaq Kabupaten
antimikroba dan mempunyai daya Bandung. Pengambilan sampel dalam
antiseptik dua kali lebih tinggi dari daun penelitian ini dilakukan dengan
sirih hijau. Larutan rebusan sirih merah menggunakan teknik consecutive
juga mengandung karvakrol yang sampling yang memenuhi kriteria inklusi
bersifat desinfektan dan anti jamur antara lain : remaja putri dan
sehingga bisa digunakan sebagai obat mengalami keputihan, tidak
antiseptik untuk menjaga kebersihan menggunakan cairan antiseptik apapun,
rongga mulut, menyembuhkan penyakit tidak menggunakan panty liner atau
keputihan dan bau tak sedap.11 pembalut dan memiliki personal higiene
Pemberian cebokan rebusan daun yang baik.
sirih untuk dapat mengurangi keputihan Setelah dilakukan perhitungan
besar sampel dengan menggunakan
rumus uji hipotesis 2 rata-rata, maka

2
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG
besar sampel yang diperlukan dalam sebelum intervensi dan hari ke-8
penelitian ini adalah 30 sampel. sesudah penggunaan rebusan.
Teknik pengumpulan data dimulai Prosedur pembuatan rebusan
dengan memberikan penjelasan tujuan daun sirih merah dimulai dari
dan prosedur penelitian, kemudian menyiapkan alat dan bahan, kemudian
meminta persetujuan responden. mencampurkan daun sirih merah
Selanjutnya responden diberikan dengan aquades sesuai takaran
penyuluhan tentang cara penggunaan formulasi yang telah ditentukan yaitu 3-
rebusan daun sirih merah. 5 lembar daun sirih merah segar di
Langkah berikutnya, peneliti rebus dengan aquades 300 ml. Bahan
melakukan pengambilan spesimen tersebut kemudaian direbus selama 30
hapusan fluor albus yang menempel di menit sesekali rebusan diaduk,
vulva. Pengambilan spesimen ini perebusan dengan suhu titik didih air
dilakukan sebelum dan setelah 98°-101°C. Setelah mendidih
intervensi. didinginkan di suhu ruangan, lalu
Intervensi dilakukan selama 7 hari dituangkan ke botol kemasan ± 140 ml
sebanyak 2 kali sehari (pagi dan sore). dan terkahir menempelkan label pada
Responden menggunakan air cebokan botol.
daun sirih 2x dalam sehari yang Peneliti berusaha menjamin
dilakukan selama tujuh hari berturut- homogenitas pembuatan rebusan
turut pemantauan dilakukan dengan dengan cara dan tehnik yang sama
mengingatkan responden lewat untuk menghasilkan 15 paket rebusan
whatsapp atau sms. dan setiap paketnya berisi 140 ml.
Pemantuan kondisi kesehatan Formulasi rebusan untuk setiap
responden dilakukan setiap 3 hari responden untuk 7 hari yang dilakukan
sekali oleh peneliti. Selama intervensi pembuatan pada 1 hari sebelum produk
responden mengisi kuesioner untuk didistribusikan.
mengetahui kondisi keputihan meliputi Pengolahan data dilakukan
jumlah, warna, bau dan rasa gatal. dengan analisis univariabel dan
Pasca intervensi di hari ke-8, peneliti bivariabel. Uji normalitas dengan uji
melakukan pemeriksaan meliputi: shapiro wilk yaitu 0.265 (p > 0.05)
kondisi responden (tanda-tanda vital, sehingga data terdistribusi normal,
kondisi vagina, keluhan yang dialami dimana syarat data normal jika p > α
responden), evaluasi kepatuhan dalam (0.05). Ethical Clearance penelitian ini
penggunaan, evaluasi keluhan yang diperoleh dari Komite Etik Poltekkes
dialami responden selama perlakuan 7 Bandung.
hari dan dilanjutkan dengan
pengambilan suspensi apusan sekret HASIL
vagina.
Hasil apusan ini segera dibawa ke Data dari hasil penelitian ini
laboratorium untuk diperiksa jumlah adalah sebagai berikut:
koloni bakteri. Hapusan dikirim ke
Laboratorium untuk dilakukan Tabel 1
identifikasi jumlah bakteri (pengecatan Karakteristik Responden
gram, dan perbenihan berbagai tes
Karakteristik Min Maks Mean SD
biokimia) untuk mengetahui jumlah
bakteri. Usia (th) 13 18 16,2 2,01
Peneliti bekerja sama dengan
Usia menarche 11 14 12,6 0,92
laboratorium mikrobiologi Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa
Barat untuk menganalisa perbedaan Karakteristik responden pada penelitian
jumlah koloni bakteri pada hari ke-0 setara, diantaranya dalam umur dan

2
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG
usia menarche. Rentang usia Jumlah Bakteri Sebelum dan
responden antara 13-18 tahun dengan Sesudah Penggunaan Larutan
rata-rata 16,2 tahun. Penelitian ini Daun Sirih Merah
melibatkan 30 responden dengan
kriteria remaja. Jumlah awal responden Keterangan
Jumlah bakteri
dalam penelitian sebanyak 33 orang, (koloni/m2)
namun dalam proses penelitian ada Pre
yang drop out sebanyak 17 orang x (SD) 3.77 (2.45)
dikarenakan mengalami menstruasi Median 3.77
Rentang 0-9
saat penelitian berlangsung.
Post
Selanjutnya peneliti mencari kembali x (SD) 2.90 (2.13)
responden, diperoleh 16 orang, dan Median 2.58
drop out kembali 2 orang dikarenakan Rentang 0-8
menstruasi, sehingga total responden
sampai akhir penelitian berjumlah 30
orang. Rata-rata gambaran jumlah bakteri
sebelum intervensi 3.77 koloni/m2,
sedangkan rata-rata setelah intervensi
Tabel 2 yaitu 2.90 koloni/m2. Sehingga rata-rata
Distribusi Frekuensi Karakteristik Fluor lbus penurunan pre dan post yaitu 0.87
Persentase koloni/m2.
Karakteristik Frekuensi (%)
Warna Tabel 4
Bening 14 47
Putih 15 50 Merah Terhadap Jumlah Bakteri
Hijau 1 3 (koloni/m2)
Bau Penggunaan n Median Mean Nilai
Berbau 5 17 Sirih Merah ± SD p*
Tidak 25 83 Pretest 30 3.77 3.77 ± 0.02
Gatal
Gatal 12 40 Posttest 30 2.58 2.58
Tidak 18 60 ± 2.13
Jumlah Keterangan * Uji t dependen
Banyak 19 63
Sedikit 11 37 Analisa hasil penelitian ini, peneliti
menggunakan uji t dependent, untuk
membandingkan jumlah bakteri
Tabel 2 menunjukkan karakteristik sebelum dan setelah penggunaan daun
responden yang mengalami keputihan sirih merah, karena hasil uji normalitas
berwarna bening sebesar 47%, dengan menggunakan shapiro wilk
berwarna putih 50% dan berwarna hijau yaitu
3%. Selain itu karakteristik responden 0.265 (p > 0.05) sehingga data
yang mengalami keputihan berbau terdistribusi normal, dimana syarat data
sebesar 17% dan tidak berbau sebesar normal jika p > α (0.05).
83%. Karakteristik keputihan dan gatal
sebesar 40% dan tidak gatal sebesar Tabel 4 menjelaskan bahwa hasil uji
60%. Selanjutnya jumlah keputihan yang statistik dengan nilai p<0,05 yaitu 0.02,
banyak sebesar 63% dan sedikit berarti pada alpha 5% terlihat adanya
sebesar 37%. pengaruh penggunaan daun sirih
merah terhadap jumlah bakteri pada
fluor albus remaja dalam kurun waktu 7
Tabel 3 hari. Berdasarkan hasil analisis
terdapat perbedaan rerata jumlah
bakteri sebelum dan sesudah
menggunakan larutan daun sirih
merah.
2
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG
pengaruh dalam penurunan jumlah
PEMBAHASAN bakteri pada fluor albus yang dialami
oleh remaja. Hasil penelitian
Data statistik di Indonesia pada menunjukkan terdapat perbedaan yang
tahun 2008, menunjukkan terdapat 43,3 bermakna rata-rata jumlah bakteri
juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun sebelum dan setelah penggunaan
yang berperilaku tidak sehat. Hal ini larutan daun sirih merah (p<0,05).
menjadi salah satu pencetus remaja Hasil riset membuktikan bahwa
mengalami keputihan. Mayoritas penggunaan cebokam rebusan daun
keputihan patologis terjadi pada remaja sirih dapat mengurangi fluor albus yang
awal yaitu remaja yang berusia 10-14 fisiologis. Kandungan dari daun sirih
tahun sebanyak 80,1% dibandingkan merah mengandung minyak atsiri yang
dengan remaja akhir.12 terdiri dari betlephenol, kavikol,
Masalah kesehatan reproduksi seskuiterpan, hidroksikavikol, cavibetol,
yang ada di Asia sebanyak 76% yang estragol, eugenol, karvakol, enzim
mengalami keputihan. Sekitar 90% diastase, gula, dan tannin. Senyawa
remaja putri di Indonesia berpotensi Eugenol pada daun sirih, terbukti
mengalami keputihan karena Indonesia mematikan jamur Candida albicans
adalah daerah yang beriklim tropis, penyebab keputihan, sementara tannin,
sehingga jamur, virus dan bakteri merupakan astringen, yang mengurangi
mudah tumbuh dan berkembang yang sekresi cairan pada liang vagina.14
mengakibatkan banyaknya kasus Juliantina dkk, menyebutkan
keputihan pada remaja putri Indonesia. bahwa ekstrak etanol daun sirih
Ini menunjukkan remaja putri merah (Piper crocatum) pada
mempunyai risiko lebih tinggi terhadap konsentrasi 25% dapat menghambat
infeksi atau keputihan patologis.7,13 pertumbuhan bakteri Gram positif
Pada penelitian ini sebelum (Staphylococcus aureus) dan pada
dilakukan intervensi peneliti melakukan konsentrasi 6.25% dapat menghambat
penyuluhan sehingga responden pertumbuhan dan membunuh bakteri
paham tentang perilaku personal Gram negatif (Escherichia coli).15
hygiene yang baik. Zubier menyebutkan bahwa
Sejak dini remaja putri harus ekstrak etanol daun sirih merah dapat
memiliki pengetahuan yang baik mengurangi gejala keputihan fisiologis
mengenai perawatan organ reproduksi, yang salah satu pencetusnya adalah
sehingga dapat mengurangi resiko fluor bakteri Staphylococcus aureus.2,16
albus yang abnormal. Keputihan
patologis akan memberikan efek yang Seluruh responden sebelum
berbahaya, antara lain infeksi, penyakit menggunakan larutan sirih merah
radang panggul, infertilitas, dan mengalami keputihan. Setelah tujuh
gangguan psikologis. Personal hygiene hari menggunakan larutan sirih merah,
yang kurang pada area genetalia responden mengalami penurunan
menyebabkan kuman, parasit, dan virus keluhan, sebanyak 5 orang (17%) tidak
berkembang dengan pesat di daerah mengalami keputihan lagi dan 80%
sekitar kemaluan wanita. Selain itu responden keputihannya berkurang.
personal hygiene yang buruk dapat Selain itu 22 responden (73%) merasa
meningkatkan jumlah bakteri di vagina lebih nyaman setelah menggunakan
dan menurunkan jumlah flora normal larutan sirih merah.
vagina yaitu Lactobacillus, sehingga Pemaparan teori dan evidence
dapat meningkatkan risiko terjadinya diatas menunjukkan bahwa wanita usia
fluor albus yang abnormal.11 subur dapat mengalami masalah fluor
Penggunaan daun sirih merah albus. Setiap wanita harus memiliki
pada penelitian ini mempunyai kesadaran mengenai gaya hidup yang

2
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG
sehat dan juga memiliki pengetahuan Ucapan terimakasih disampaikan
kesehatan reproduksi, serta masalah kepada Direktur Politeknik Kesehatan
yang dapat timbul dari organ tersebut. Kemenkes Bandung, Kepala Pusat Unit
Remaja putri dengan tingkat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
pendidikan yang rendah akan sulit yang sudah memberikan dukungan
untuk mencerna informasi yang dia terhadap penyelenggaraan penelitian
dapatkan. Remaja yang memiliki ini, Komite Etik Penelitian Poltekkes
pengetahuan baik mengenai masalah
Bandung serta Pimpinan Pesantren Al
kesehatan reproduksi, akan berusaha
Ittifaq Kabupaten Bandung, Kepala
untuk mencegah masalah yang dapat
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
muncul, salah satunya adalah masalah
Jawa Barat dan seluruh responden.
fluor albus pada wanita usia subur
yang sering terjadi.
Penelitian ini membuktikan ada DAFTAR RUJUKAN
pengaruh penggunaan larutan sirih
merah terhadap penurunan keluhan 1. WHO. Mental Health Aspects of
keputihan pada remaja putri. Women’s Reproductive Health: A
Terjadinya penurunan gejala-gejala Global Review of the Literature.
keputihan patologis pada wanita, Geneva: WHO Press. 2009.
dikarenakan kandungan sirih merah 2. Zubier, Farida. Efikasi Sabun Ekstrak
yang sudah teruji secara klinis untuk Sirih Merah dalam Mengurangi Gejala
mengatasi keputihan. Seperti yang Keputihan Fisiologis. Majalah
dikatakan Werdiyani, air rebusan sirih Kedokteran Indonesia. 2010.
merah mengandung karvakrol yang 3. Kanatasay, Tanisraaj. 2012.
bersifat desinfektan dan anti jamur Karakteristik Pasien Penderita
sehingga bisa digunakan sebagai obat Leukorea di RSUP H. Adam Malik,
antiseptik untuk mencegah fluor albus Medan pada Tahun 2012 [Skripsi].
yang abnormal.10 Medan:USU.
4. Monalisa, Bubakar, A.R., dan
Amiruddin, M.D. Clinical Aspects
SIMPULAN Fluor Albus Of Female And Treatment.
IJDV. 2012. 1 (1): 19-29.
Rebusan daun sirih merah yang 5. Putri, O.A. Gambaran Tingkat
diberikan sebagai cebokan terbukti Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri
dapat mengurangi keluhan fluor albus Terhadap Keputihan di SMANegeri 2
fisiologis pada remaja putri. Terbukti Pontianak. Skripsi. Pontianak: 2013.
dengan adanya penurunan jumlah Universitas Tanjungpura.
bakteri setelah menggunakan cebokan 6. Fadilla, E., Maya, M., dan John, W.
daun sirih merah selama tujuh hari. Pengetahuan Ibu Tentang Keputihan Di
Daun sirih merah terbukti mengandung Kota Manado.Jurnal e-CliniC (eCl),
antiseptik dan antibiotik alami, sehingga
2014. 2 (2): 1-5.
dapat menghambat pertumbuhan dan
7. Setiani, Tri Indah, Tri Prabowo, Dyah
membunuh bakteri. Dengan demikian
Pradnya Paramita. Kebersihan Organ
larutan daun sirih merah, sebagai
Kewanitaan dan Kejadian Keputihan
herbal alami dapat digunakan sebagai
Patologi pada Santriwati di Pondok
terapi fluor albus pada remaja putri.
Pesantren Al Munawwir Yogyakarta.
Herbal ini dapat digunakan dengan
JKNI 2015. 3(1):39-42.
mudah oleh masyarakat, selama bahan
bakunya tersedia di lingkungan 8. Kusmiran, Eny. Kesehatan Reproduksi
sekitarnya. Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika. 2012.
9. Azizah, N. Karakteristik Remaja Putri
UCAPAN TERIMAKASIH
Dengan Kejadian Keputihan Di SMK

2
doi.org/10.34011/
JURNAL RISET KESEHATAN
POLTEKKES DEPKES
BANDUNG
Muhammadiyah Kudus. Jurnal JIKK.
2015. 6 (1): 57-78.
10. Werdiyani, N. L. Y. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Kesehatan Reproduksi Dengan
Kejadian Keputihan Di Smp N 2
BangliBali. 2012. Yogyakarta:
Universitas Respati.
11. Firmanila F, Yulia ID, Dara K.
Pengaruh Penggunaan Air Rebusan
Daun Sirih Merah Terhadap Keputihan
Pada Wanita Usia Subur (WUS) di
Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya. Jurnal Ners Indonesia.
2016. 6(1): 9-18.
12. Setyadi, Sutisna dan Heryani. Faktor -
Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Fluor Albus pada Remaja Putri di
SMKN 3 Sukabumi Periode 2011/2013.
Junal Pendidikan Bidan. 2013.
13. Utami, W. dan Riawati, D. Sikap
Remaja Putri Dalam Menjaga
Kebersihan Organ Genitalia Eksterna
Kelas XI di SMK Gajah Mungkur 2
Giritontro Wonogiri. Jurnal Kebidanan
Indonesia. 2014. 6(1):9-18.
14. Mustika W, Astini P, Yunianti NP.
Penggunaan Air Rebusan Daun Sirih
Terhadap Keputihan Fisiologis Di
Kalangan Remaja Putri Mahasiswa
Poltekes Denpasar. Jurnal Skala
Husada. 2014. Volume 11(1):101 –
106.
15. Juliantina, Farida., Citra, Dewa A.,
Nirwani, Bunga., dkk. Manfaat Sirih
Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen
Antibakterial Terhadap Bakteri Gram
Positif dan Gram Negatif. Fakultas
Kedokteran Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta. 2010.
16. Soemiati, Atiek, Berna. Uji
Pendahuluan Efek Kombinasi Anti
Jamur Infus Daun Sirih, Kulit Buah
Delima, dan Rimpang Kunyit terhadap
Candida Albicans. Makara, Seri Sains.
Desember 2001. 6(3):149-154.

2
doi.org/10.34011/

Anda mungkin juga menyukai