Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

F032100001
TEORI EKONOMI

Keseimbangan Dua Sektor

Abstract Kompetensi
Ilmu ekonomi merupakan studi Mahasiswa mampu memahami konsep
mengenai manusia dalam membuat ilmu ekonomi, khususnya ruang lingkup
pilihan dalam menggunakan sumber mikroekonomi, serta mampu
daya untuk memenuhi kebutuhan. menganalisis masalah-masalah pokok
ekonomi dan alat-alat analisis dalam
Ruang lingkup ilmu ekonomi terbagi ilmu ekonomi.
menjadi 2, yaitu mikroekonomi dan
makroekonomi.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

09
Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Pembahasan
A. PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK

Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik dalam suatu perekonomian yang


diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu
tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam perekonomian
tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila para produsen menaikkan
produksi mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam
perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang tersebut.

Keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik dengan jelas terlihat dari pandangan Jean
Baptiste Say (1767-1832), ahli ekonomi Klasik berkebangsaan Perancis. Ia
mengatakan: “Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya” (supply
creates its own demand). Menurut pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang
sekali terjadi masalah kelebihan produksi. Kalaupun terjadi hanya bersifat
sementara. Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga
akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor yang mengalami kelebihan produksi
dan akan naik di sektor yang mengalami permintaan terhadap produksi mereka
sangat berlebihan. Karena itu ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa di dalam
suatu perekonomian sering sekali keadaaan di mana jumlah keseluruhan penawaran
barang-barang dalam perekonomian (penawaran agregat) pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang tersebut (permintaan agregat) yang sama besamya. Karena itu
kekurangan permintaan tidak akan berlaku.

1. Corak Kegiatan Ekonomi Subsisten

Dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sektor di mana penerima
pendapatan tidak menabung dan para pengusaha tidak menanam modal, maka
nilai produksi yang diciptakan sektor perusahaan akan selalu sama dengan nilai
seluruh pengeluaran rumahtangga.

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


2 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa sektor perusahaan harus
menggunakan faktor-faktor produksi yang seluruhnya berasal dari sektor
rumahtangga. Oleh sebab itu seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-
faktor produksi, berupa gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga dari
modal yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan harta, dan
keuntungan pengusaha merupakan pendapatan sektor rumahtangga. Nilai
seluruh produksi sektor perusahaan adalah sama dengan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi. Dengan demikian nilai
seluruh produksi dalam perekonomian adalah sama dengan nilai seluruh
pendapatan yang diterima sektor rumahtangga.

Disamping sebagai penyedia faktor-faktor produksi, sektor rumahtangga juga


merupakan konsumen dari barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor
perusahaan. Berarti sektor rumahtangga melakukan pengeluaran terhadap
barang dan jasa tersebut. Dalam perekonomian subsisten tidak terdapat
penabungan, berarti seluruh pendapatan sektor rumahtangga dibelanjakan.

Dalam keadan seperti ini pengeluaran sektor rumahtangga akan selalu sama
dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian itu pada
waktu penggunaan tenaga kerja penuh tercapai, akan menjamin berlakunya
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh di dalam jangka panjang.

Di dalam perekonomian subsisten kegiatan perdagangan sangat terbatas dan


pada umumnya dilakukan secara barter (tidak menggunakan uang). Para
penerima pendapatan tidak melakukan penabungan. Mereka akan selalu
menggunakan seluruh pendapatan yang mereka terima untuk memperoleh
barang-barang kebutuhan mereka.

2. Corak Kegiatan Perekonomian Modern

Dalam perekonomian yang Iebih maju para penerima pendapatan akan


menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan
itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang modal. Investasi akan
menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan meningkatkan
kemampuan perekonomian dalam menghasilkan barang-barang kebutuhan

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


3 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat. Sebagai balas jasa, pengusaha akan membayar bunga atas
seluruh tabungan yang disediakan oleh sektor rumahtangga.

3. Fleksibilitas Tingkat Bunga

Para ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan-perubahan dengan


mudah berlaku atas tingkat bunga dan akan menjamin terciptanya kesamaan
antara jumlah tabungan yang akan disediakan rumahtangga dengan jumlah
investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha. Keadaan seperti itu terjadi
karena tingkat bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang
akan dilakulan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam tingkat bunga
akan menyebabkan perubahan dalam tabungan rumahtangga dan investasi
perusahaan. Ini akan terus terjadi hingga kesamaan antara jumlah tabungan dan
jumlah investasi tercapai.

Para pengusaha akan mengurangi permintaan terhadap tabungan rumahtangga


apabila tingkat bunga tinggi, sebaliknya akan menambah permintaan apabila
tingkat bunga rendah.

Menurut ahli-ahli ekonomi Kiasik, keseimbangan antara tabungan dan investasi


yang seperti ini adalah keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian.
Karena jumlah tabungan rumahtangga pada waktu perekonomian mencapai
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh
investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian
pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama
dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh.

4. Fleksibilitas Tingkat Upah

Dalam hal ini ahli-ahli ekonomi Kiasik mengemukakan bahwa apabila terjadi
pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian
dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat dihapuskan.
Oleh karenanya pengangguran bukanlah suatu keadaan yang selalu terjadi
dalam perekonomian.

Apabila dalarn perekonomian terdapat pengaagguran, para penganggur akan


bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dan yang berlaku di

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


4 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pasar. Keadaan ini menimbulkan kekuatan-kekuatan yang akan menurunkan
tingkat upah dan akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi. Dalam analisisnya
ahli-ahli ekonomi Klasik berkeyakinan bahwa :

i. Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum

ii. Keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah
sama dengan produksi fisikal marginal.

5. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian

Mengacu kepada kedua keyakina diatas, yaitu (i) fleksibilitas tingkat bunga
menyebabkan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan
selalu sama dengan permintaan agregat, dan (ii) fleksibilitas tingkat upah akan
menyebabkan keuntungan maksimum akan dicapai apabila semua tenaga kerja
digunakan, maka ahli-ahI ekonomi Kiasik berpendapat perekonomian akan
beroperasi pada kesanggupannya yang paling maksimum yaitu mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.

Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat


tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia
dalam perekonomian tersebut. Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi
negara akan ditentukan oleh :

i. Jumlah barang-barang modal yang tersedia dan digunakan dalam


perekonomian (K).

ii. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L).

iii. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan (Q).

iv. Tingkat teknologi yang digunakan (T).


Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :

Y = f (K, L, Q, T)

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


5 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. KRITIK KEYNES TERHADAP PANDANGAN KLASIK

Seperti yang telah disinggung pada Modul.1 bahwa teori makroekonomi


berkembang setelah Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan
ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan tingkat kegiatan perekonomian
negara. Sebagai alternatif Keynes mengemukakan suatu pandangan lain mengenai
proses penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara.

Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik,
yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam
perekonomian. Keynes berpendapat bahwa penggunaan tenaga kerja penuh adalah
keadaan yang jarang teijadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan
agregat yang nyata dalam perekonomian.

Perbedaan pendapat ini bersumber dari perbedaan antara mereka daIa dua
persoalan berikut :

i. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan dan tingkat investasi dalam


perekonomian.
ii. Sifat-sifat hubungan antara tingkat upah dengan pengguna tenaga kerja oleh
para pengusaha.
C. PERKEMBANGAN ANALISIS MAKROEKONOMI

Pandangan-pandangan Keynes menjadi terkenal bukan karena kritiknya


terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan tingkat kegiatan
ekonomi negara. Ia dianggap sebagai salah seorang ahli ekonomi yang terkemuka
dalam abad ini karena Keynes menciptakan suatu pendekatan baru dalam analisis
ekonomi. Ia menganalisis kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perekonomian
sebagai suatu keseluruhan, dan bukan menganalisis bagian-bagian kecil. Dan yang
lebih penting lagi, Keynes mengemukakan suatu teori yang menggambarkan tentang
bagaimana tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara ditentukan, dan faktor-
faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi tersebut. Pandangannya tersebut
adalah sangat berbeda dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Kiasik.

Aanalisis Keynes lebih banyak memperhatikan aspek permintaan, yaitu


menganalisis mengenai peranan dari permintaan berbagai golongan masyarakat di
dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh sesuatu

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


6 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perekonomian. Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat kegiatan
ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang
disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut,
yang nyata dalam perekonomian.

Dalam hal permintaan agregat dalam analisisnya Keynes membaginya


menjadi dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumahtangga dan
penanaman modal oleh para pengusaha.

D. DESKRIPSI PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

Pendekatan Keynesian sederhana merupakan bentuk analisis Keynes yang


paling sederhana mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.
Dalam modul ini akan dibahas penentuan kegiatan ekonomi dalam perekonomian
dua sektor.

Perekonomian Dua Sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor


rumah tangga dan perusahaan. Diasumsikan tidak terdapat kegiatan pemerintah
maupun perdagangan luar negeri.

Sehingga Yang dimaksudkan dengan perekonomian dua sektor adalah


perekonomian yang terdiri dari sektor rumahtangga dan perusahaan. Dalam hal ini
dianggap tidak terjadi kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri. Dimana
aliran-aliran pendapatan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

i. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki


sektor rumahtangga oleh sektor perusahaan, sektor rumahtangga akan
memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan
untung.
ii. Sebahagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh
sektor rumahtangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu untuk membeli
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
iii. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumahtangga yang tidak digunakan
untuk pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi
keuangan.
iv. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan
investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


7 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keuangan dari sektor rumahtangga.

Sirkulasi Aliran Pendapatan RT dan Perusahaan

• Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki


sektor rumah tangga, sektor rumahtangga akan memperoleh aliran
pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
• Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor
rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu untuk membeli barang
dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
• Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan
untuk pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.
• Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi
akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan
dari sektor rumah tangga.

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


8 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendapatan rumah tangga merupakan faktor terpenting yang menentukan tingkat
pengeluaran rumah tangga.
Hubungan konsumsi dengan pendapatan disposebel:
• Pada pendapatan yang rendah, rumah tangga akan mengambil dari tabungan
untuk konsumsi.
• Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi.
• Pada pendapatan yang tinggi, rumah tangga menabung.

E. FUNGSI KONSUMSI DAN FUNGSI TABUNGAN

Pengeluaran konsumsi dari semua rumahtangga dalam perekonomian


dinamakan konsumsi agregat dan tabungan semua rumahtangga dinamakan
tabungan agregat. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan antara tingkat konsumsi rumahtangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut. Sedangkan
fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat
tabungan rumahtangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.

Kedua fungsi tersebut dapat dirumuskan dengan bentuk aljabar sebagai berikut
:

Fungsi konsumsi ialah : C = a + bY

Fungsi tabungan ialah : S = -a + (1-b)Y

Dimana a adalah konsumsi rumahtangga saat pendapatan nasional adalah 0, b


adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah
tingkat pendapatan nasional. Adakalanya fungsi konsumsi dan tabungan
menunjukkan hubungan antara konsumsi atau tabungan dengan pendapatan
disposebel Yd . Maka persamaan diatas berubah menjadi :

Fungsi konsumsi ialah : C = a + bYd

Fungsi tabungan ialah : S = -a + (1-b)Yd

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


9 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain pendapatan rumahtangga, ada beberapa faktor lain yang mempenga-
ruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumahtangga, yaitu :

1. Kekayaan yang telah terkumpul. Sebagai akibat dari mendapat harta warisan,
atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha dimasa lalu, maka seorang
yang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu
ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung Iebih banyak, sebagian besar
pendapatannya digunakan untuk konsumsi di masa sekarang. Sebaliknya, untuk
orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan, mereka akan lebih
bertekad untuk menabung untuk memperoleh kekayaan yang Iebih banyak di
masa yang akan datang, atau untuk memenuhi kebutuhan masa depan
keluarganya seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak atau membuat
tabungan untuk persiapan di hari tua.

2. Tingkat bunga. Dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari


tabungan. Rumahtangga akan membuat Iebih banyak tabungan apabila tingkat
bunga tinggi karena Iebih banyak bunga yang akan diperoleh. Pada tingkat
bunga rendah orang tidak begitu suka menabung karena mereka merasa Iebih
baik berbelanja konsumsi dari menabung. Dengan demikian pada tingkat bunga
yang rendah masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsinya.

3. Sikap berhemat. Setiap orang mempunyai sikap yang berbeda dalam


menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja
benlebihan dan lebih mementingkan tabungan. Tetapi ada pula masyarakat
yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi.

4. Keadaan perekonomian. Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan


tidak banyak pengangguran, masyarakat cenderung lebih aktif berbelanja dan
kurang menabung. Tetapi dalam keadaan kegiatan perekonomian yang lambat
perkembangannya, tingkat pengangguran menunjukkan tendensi dan sikap
masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatannya menjadi makin
berhati-hati.

5. Distribusi pendapatan. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak


merata, Iebih banyak diperoleh tabungan. Dalam masyarakat seperti ini terjadi (i)
sebahagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


10 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
penduduk yang sangat kaya, dan (II) golongan masyarakat ini mempunyai
kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka boleh membuat tabungan
yang banyak. Sedangkan sebagian besar penduduk mempunyai pendapatan
yang hanya cukup membiayai konsumsinya dan tabungannya kecil. Dalam
masyarakat yang distribusi pendapatannya Iebih seimbang tingkat tabungannya
relatif sedikit karena mereka mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang
tinggi.

6. Tersedia atau tidaknya dana pensiun yang mencukupi. Ada negara yang
rnemberikan pensiun yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang
telah tua. Apabila pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak
terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa kerja dan ini
akan menaikkan tingkat konsumsi. Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun
sebagai jaminan hidup di hari tua sangat tidak mencukupi, maka masyarakat
akan cenderung menabung lebih banyak pada ketika mereka bekerja.

E. INVESTASI (PEMBENTUKAN MODAL DOMESTIK BRUTO)

Investasi atau yang lazim juga disebut dengan istilah penanaman modal atau
pembentukan modal dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan para
penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan
jasa yang tersedia dalam perekonomian. Adakalanya penanaman modal dilakukan
untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu
didepresiasikan.

Dalam prakteknya, usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang


dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi
(pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran / pembelanjaan
sebagai berikut :

i. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan


produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


11 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ii. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

iii. Pertambahan nilai stok barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan
pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi
bruto. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi akan didapat investasi
neto.

F. PENENTUAN PENDAPATAN NASIONAL KESEIMBANGAN

Untuk menunjukan proses penentuan tingkat keseimbangan pererkonomian


negara, dapat digunakan tiga cara berikut :

i. Dengan menggunakan contoh angka pendapatan nasional dan


perbelanjaan agregat.

ii. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaan


perbelanjaan agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan di
antara investasi dan tabungan.

iii. Dengan menggunakan pembuktian secara aijabar

Dalam ketiga cara tersebut, baik sistem angka (tabel), grafik maupun
pembuktian aljabar, sama-sama mempergunakan data Pendapatan Nasional (Y),
Konsumsi (C), Tabungan (S) dan Investasi (I). Maka dalam perekonomian dua
sektor, keseimbangan perekonomian negara dikatakan tercapai apabila :

i. Y = C + I

ii. S = I

G. PERUBAHAN KESEIMBANGAN DAN MULTIPLIER INVESTASI

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


12 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari satu periode ke periode Iainnya keseimbangan pendapatan nasional
selalu mengalami perubahan. Dalam perekonomian dua sektor perubahan tersebut
disebabkan oleh perubahan dalam investasi. Perkembangan teknologi misalnya,
akan menambah investasi dan akan memindahkan pengeluaran agregat C + I ke
atas. Maka keseimbangan pendapatan nasional yang baru akan dicapai dan
pendapatan nasional akan bentambah. Pengurangan investasi juga dapat terjadi
dan pengeluaran agregat C + I akan mengalami perubahan, tapi akan turun ke
bawah dan keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada titik.

Analisis mengenai multiplier bertujuan untuk menerangkan pengaruh dari


kenaikan atau penurunan pengeluaran agregat terhadap tingkat keseimbangan dan
terutama pada tingkat pendapatan nasional. Misalkan pendapatan nasional
mengalami pertambahan sebesar 4 kali lipat dari pertambahan pengeluaran yang
pada mulanya berlaku, maka nilai multiplier ada 4.

Daftar Pustaka
2021 Pengatar Ekonomi Mikro
13 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Frederick S, Novemsky N, Wang J, Dhar R, Nowlis S. 2009. Opportunity Cost Neglect. Journal of
Consumer Research. 36(2009): 1-10.
Hodgson GM. 2014. On the Limits of Rational Choice Theory. Economic Thought. 1(2012):94-108.
Klenow PJ, Malin BA. 2010. Mocroeconomic Evidence in Price Setting. NBER Working Paper Series.
15826: 1-89.
Koszegi B dan Szeidl A. 2013. A Model of Focussing in Economic Choice. The Quarterly Journal of
Economics. 53-104.
Mankiw NG. 2014. Principles of Microeconomics, 7th edition. Cengage Publishing.
Nopirin, Bab.8
Sadono Sukirno, Bab. 3 dan Bab.4
Rahardja P, Manurung M. 2006. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar ed 3. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI.
Spiller SA. 2011. Opportunity Cost Consideration. Journal of Consumer Research. 38(4): 595-610.
Sukirno S. 2014. Mikroekonomi Teori Pengantar ed 3. Jakarta: Rajawali Pers.

2021 Pengatar Ekonomi Mikro


14 Annisa Hakim Z, S.Pd., M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai