Anda di halaman 1dari 17

1

HAND OUT

PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN, UPAYA PAKSA

(Sigid Riyanto)

A. Penyelidikan :
Penyelidikan, adalah serangkaian tindakan penyelidik, untuk mencari dan menemukan
sesuatu keadaan atau peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana, guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan (pasal 1 butir 4 dan 5 jo pasal 4, 5 KUHAP).

Fase:
1. Penyelidikan
2. Penyidikan
3. Dirumuskan surat dakwaan (diajukan untuk pemeriksaan sidnag)
4. Kalau udh ada hukum tetap, maka ada eksekusi (pelaksanaan pidana)

Pemeriksaan perkara:
Mendasarkan laporan dr peristiwa yg dialami seseorang ke penyelidikan  penyelidik
menentukan apakah perb itu pidana apa bukan  baru ke penyidikan (mendasar pada
Pasal 1 KUHP ttg asas legalitas), biasanya bisa tanya juga ke yg lebih ahli ini pidana apa
bukan
Bisa diliat apakah delik:
Materill  akibat, atau
Formil  unsur” yg memenuhi pasal” yg disangkakan (deliknya)
Karena iniii.. maka penyidik akan confirm perbuatan apa aja yg dilakukan, contoh tanah
yg penipuan dan penggelapan (menit 11)

1
2

Ketika melakukan penyelidikan, baik yg ada di kantor (saatnerima aduan), maupun polisi
yg nyangka ini adalah pidana, makai a bis amenghentikan org yg dihanggap melakukan
pelanggaran (tersangka)

Laporan  delik biasa


Pengaduan  polisi dpt melakukan Tindakan semata” dr laporan pihak yg dirugikan
a. Absolut  ketentuan itu betul” delik aduan, contoh: zinah, UU ITE,
b. Relatif  sebenarnya delik itu biasa, tp krn ada hub tertentu antara pelaku dan
korban, contoh: pencurian dalam keluarga

Hak dan kewajiban Penyelidik :

1. Menerima laporan atau pengaduan


2. Mencari keterangan dan barang bukti.
3. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan memeriksa tanda pengenal.
4. Mengadakan tindakan tertentu menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Membuat dan menyampaikan laporan hasil tindakan kepada penyidik.
Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan :
i. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
ii. Pemeriksaan dan Penyitaan surat.
iii. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang..
iv. Membawa dan menghadapkan seorang tersangka kepada penyidik.

B. Penyidikan :
Penyidikan, adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengumpulkan alat bukti guna
membuat terang/menemukan tersangkanya. (Psal 1 huruf ke 1,2 dan 3 jo Pasal 6,7,8, 9
KUHAP).

Alat bukti  menunjukkan bahwa itu benar” terjadi


berapa yg dibutuhkan? Minimum 2 AB (183 KUHAP) + keyakinan bahwa org itu dpt
dipertanggungjawabkan berdasar keadaan batin dan perbuatan (actus reau -perbuatan dan

2
3

mens rea)
ada 5 AB :
1. Keterangan saksi:
Syarat: yg mengalami, yg lihat peristiwa, mendegar peristiwanya, (MK bilang kalo
ga denger tapi bisa menguntungkan, maka bisa dipake) – kesaksian yg dengar dari
org lain itu ga boleh
Contoh: di suatu malam ada motor tabrakan. Tersnagka akan memperingan apa yg bs
dia lakukan. Ditanya kecepatannya brp? 40km/jam. Trs biar terbukti, trs ada org
(saksi) bilang dia denger ada deruan motor yg cepet bgt, trs denger ada suara
pengereman beberapa menit, trs ada suara keras.
2. Keterangan ahli:
keterangan yg dikasi seseorang berdasar keahliannya (ga harus lihat peristiwanya)
Ada 2 kualifikasi:
a. opini  misal: ahli sarjana hukum berpendapat ini melanggar hukum atau
ga, misla korupsi pasal 1 dan 2 kan bilang “perb melawan hukum. Nah “perb
melawan hukum” tuh gmn? Dimaknai ya kalo dia ga sesuai sama hukum
(seharusnya gini tapi ga nglakuin atau nglanggar)
omini dilecten  ga melakukan yg harusnya dilakukan
… dilecten  .. (menit 27)
Perb melawan hukum bisa buat siapa aja (swasta maupun public)
b. Hasil pemeriksaan  Ahli itu bisa berpendapat krn dia memeriksa faktanya
(menit 28) – ga boleh bohong dan harus ada kualifikasi
3. Surat:
Surat  buah pikiran yg dituangkan dalam tulisan yg punya makna (bisa dr kertas
maupun elektronik)
Menurut KUHAP, ada 3 jenis surat:
a. Surat yg dibuat pejabat yg dikasi kewenangan membuat surat tertentu,
contoh: akte autentik (misal dalam bentuk pernikahan ya petugas nikah)
b. Dibuat oleh orang yg punya keahlian tertentu, misal surat fisum (krn dibuat
oleh ahli fisum)
c. Surat lain  yg penting ngasih keetarangan ttg peristiwanya, misal surat jual
beli
4. Petunjuk  keadaan/peristiwa/benda yg patut diduga ada kaitannya dgn tindak
pidana

3
4

Misal: sepatu di depan kamar, dia ga bisa bicara, tapi bisa aja diterangkan oleh
seseorang. Kek saksi tau ini milik sapa. Kalau ga mau ngaku nanti pakai sidik jari.
5. Keterangan terdakwa
Boleh aja di pengadilan bilang itu salah itu benar

C. Hak dan Kewajiban Penyidik :


1. Melakukan tindakan yang menjadi kewenangan penyelidik.
2. Melakukan tindak pertama di TKP
3. Melakukan penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan.
4. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
5. Memanggil seseorang sebagai saksi atau tersangka untuk didengar keterangannya
sebagi tersangka.
6. Mendatangkan seorang ahli untuk dimintai keterangannya.
7. Mengeluarkan surat penetapan penghentian penyidikan (SP3).
8. Mengadakan tindakan tertentu menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Membuat berita acara pemeriksaan sehubungan dengan pelaksanaan kewenangan
penyidik.
10. Menyerahkan BAP berikut alat bukti dan tersangkanya ke pada penyidik ke JPU.
11. Menjunjung tinggi hukum.

D. Syarat penyidik Polri (PP 58 tahun 2010)


1. Berpangkat paling rendah Inspektur Dua Polisi dan berpendidikan paling rendah
sarjana strata satu atau yang setara;
2. Bertugas di bidang fungsi penyidikan paling singkat 2 (dua) tahun;
3. Mengikuti dan lulus pendidikan pengembangan spesialisasi fungsi reserse kriminal;
4. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; dan
5. Memiliki kemampuan dan integritas moral yang tinggi.
6. Dalam hal pada suatu satuan kerja tidak ada Inspektur Dua Polisi yang
berpendidikan paling rendah sarjana strata satu atau yang setara, Kepala Kepolisian

4
5

Negara Republik Indonesia atau pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
ditunjuk dapat menunjuk Inspektur Dua Polisi lain sebagai penyidik.
7. Dalam hal pada suatu sektor kepolisian tidak ada penyidik yang memenuhi
persyaratan kepangkatan dan pendidikan sebagaimana tersebut di atas, Kepala
Sektor Kepolisian yang berpangkat Bintara di bawah Inspektur Dua Polisi karena
jabatannya adalah penyidik

E. Kompetensi relative penyelidik dan penyidik :


Seluruh wilayah Indonesia, khusus di wilayah hukum pejabat yang bersangkutan
diangkat/ditugaskan.

F. Penyidik Pembantu
a. Pejabat kepolisian yang diangkat untuk melaksanakan penyidikan.
b. Berpangkat paling rendah Brigadir Dua Polisi dan berpendidikan paling rendah
sarjana strata satu atau yang setara;
c. Mempunyai kewenangan sebagaimana penyidik, kecuali kewenangan melaksanakan
penahanan.
d. Membuat berita acara pemeriksaan untuk diserahkan kepada penyidik, kecuali untuk
pemeriksaan singkat BAP dapat langsung diserahkan pada penuntut umum.

G. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)


a. Diajukan kepada Menteri oleh pimpinan kementerian atau lembaga pemerintah non
kementerian yang membawahi pegawai negeri sipil yang bersangkutan kepada
Kepala kepolisian Negara untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dibidang
penyidikan.
b. PNS yang telah memenuhi persyaratan harus mendapat pertimbangan dari Kepala
Kepolisian Negara dan Kejaksaan Agung. Pertimbangan harus diberikan dalam
waktu 30 hari, apabila dalam waktu tersebut tidak ada rekomendasi pertimbangan,
maka dianggap telah menyetujui.
c. Persyaratan PPNS :

5
6

a. masa kerja sebagai pegawai negeri sipil paling singkat 2 (dua) tahun;
b. berpangkat paling rendah Penata Muda/golongan III/a;
c. berpendidikan paling rendah sarjana hukum atau sarjana lain yang setara;
d. bertugas di bidang teknis operasional penegakan hukum;
e. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pada
rumah sakit pemerintah;
f. setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan pegawai negeri sipil paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
g. mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan di bidang penyidikan.

6
7

UPAYA PAKSA

(Pasal 16 s/d 49 KUHAP)

A. Penangkapan

1. Alasan penangkapan :
a. Seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana
b. Terdapat alat bukti permulaan yang cukup (Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 21/PUU-XII/2014 harus terdapat paling sedikit dua alat bukti yang
syah)
2. Cara penangkapan :
a. Dilakukan oleh petugas kepolisian negara (kecuali dalam keadaan tertangkap
tangan).
b. Petugas membawa surat tugas untuk melakukan penangkapan.
c. Menunjukan surat perintah penangkapan yang berisi :
1). Identitas tersangka (nama, umur dan tempat tinggal).

2). Alasan penangkapan.

3). Uraian singkat kejahatan yang disangkakan.

4). Keterangan tentang tempat pemeriksaan.

5). Tembusan surat penangkapan disampaikan kepada keluarganya.

3. Batas waktu penangkapan : 1 hari (24 jam), kecuali untuk tindak pidana tertentu
(Narkotika 3 x 24 jam) dapat diperpanjang 3 x 24, (Pasal 76 UU 35 Tahun 2009).
/ Terorisme 14 x 24 jam dapat di perpanjang 7 x 24 jam ( UUPasal 28 Ayat (1)
UU No 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2003 ).untuk
menghindari habis waktu (karena kondisi geografis) tersebut penyidik dapat
melakukan tindakan berupa :
a. Penangkapan dilakukan oleh penyidik sendiri.
b. Penyidik mengeluarkan surat perintah untuk membawa/menghadapkan
tersangka kepada penyidik.

7
8

4. Larangan penangkapan :
a. Tindak pidana yang berupa pelanggaran, kecuali setelah dipanggil 2 kali
tidak mau datang.
b. Tempat tertentu yang sedang dipergunakan sesuai dengan peruntukannya
(tempat ibadah, Pengadilan, Gedung wakil rakyat) kecuali dalam keaadaan
tertangkap tangan (Pasal 35 KUHAP).

B. Penahanan :

1. Alasan penahanan :
a. Untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan.
b. Berdasarkan alat bukti yang cukup, tersangka atau terdakwa telah melakukan
perbuatan pidana.
c. Memenuhi syarat obyektif dan subyektif.
1). Syarat obyektif :

a). Perbuatan pidana diancam dengan pidana paling sedikit 5 tahun atau lebih.

b). Perbuatan pidana tertentu yang disebutkan dalam pasal 21 ayat (4) huruf b,
seperti pasal 282 ayat (3), 296, 335 ayat (1),372, 378, 379 a, 453, 454, 455,
459, 480, 506 KUHP. Perbuatan pidana lain diluar KUHP, dengan tetap
memperhatikan ketentuan yang bersifat khusus, sebagai yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang terkait.

2). Syarat subyektif :

a). Terdapat kekhawatiran tersangka/terdakwa melarikan diri.

b). Menghilangkan/merusak barang bukti.

c). Mengulangi perbuatan pidana lagi.

2. Tata cara penahanan :


Menunjukan surat perintah penahanan yang berisi :

a). Identitas tersangka (nama, umur dan tempat tinggal).

8
9

b). Alasan penahanan.

c). Uraian singkat kejahatan yang disangkakan.

d). Keterangan tentang tempat pemeriksaan.

e). Tembusan surat penahanan disampaikan kepada keluarganya.

3. Jangka waktu penahan:


i. Ditingkat penyidikan 20 hari dan dapat diperpanjang atas ijin kajari 40 hari.
ii. Ditingkat penuntutan 20 hari dan dapat diperpanjang atas ijin KPN 30 hari.
iii. Ditingkat pemeriksaan PN 30 hari dan dapat diperpanjang atas ijin KPN 60 hari.
iv. Ditingkat pemeriksaan PT 30 hari dan dapat diperpanjang atas ijin KPT 60 hari.
v. Ditingkat pemeriksaan MA 50 hari dan dapat diperpanjang atas ijin KMA 60
hari.
vi. Jangka waktu penahanan tersebut di atas dapat diperpanjang dimasing-masing
tingkat pemeriksaan 30 hari dan dapat diperpanjang lagi 30 hari apa bila
tersangka/terdakwa diancam dengan pidana penjara paling singkat 9 tahun atau
karena suatu keadaan tertentu sehingga tidak bisa periksa, misalnya karena sakit
atau mengalami gangguan psikologis lainnya.
vii. Permohonan perpanjangan penyidik dan Jaksa ke KPN, PN ke KPT, PT ke
KMA dan MA ke KMA
4. Jenis-jenis Tahanan :
a). Tahanan di Rumah Tahanan Negara (Rutan), waktu penhanan mengurangi masa
pidana

b). Tahanan Rumah, mengurangi masa pidana 1/3 dari waktu ditahan

c). Tahanan kota, mengurangi masa pidana 1/5 dari waktu ditahan.

5. Penangguhan penahanan :
a. Alasan penangguhan penahanan :

1). Permintaan tersangka atau terdakwa.

2). Ada persetujuan dari instansi yang melakukan penahanan.

9
10

3). Ada persetujuan tentang syarat-syarat penangguhan.

6. Syarat penangguhan :
a. Syarat umum :

1). Wajib lapor

2). Tidak keluar rumah atau kota

b. Syarat khusus :

1). Jaminan uang atau orang (pihak lain yang memberi jaminan berupa uang).

2). Besarnya uang jaminan yang disepakati di titipkan kepanitera PN setempat.

3). Bukti setoran dibuat rangkap 3 ( untuk penyetor, Arsip dan instansi yang
melakukan penahanan).

4). Uang jaminan akan menjadi milik negara (disetorkan ke Kas Negara), apabila
apabila pemohon melarikan diri dan setelah 3 bulan dicari tidak ketemu.

5). Uang jaminan akan kembali pada pemilik apa bila, penangguhan dicabut,
putusan telah mempunyai kekuatan HK tetap.

6). Pengambilan atau perampasan ditetapkan oleh pengadilan negeri.

C. Penggeledahan

1. Pengertian, yaitu merupakan tindakan penyidik berdasrkan UU untuk memasuki


dan melakukan pemeriksaan rumah atau melakukan pemeriksaan badan atau
pakaian seseorang.
2. Pejabat yang melakukan, yaitu penyidik atas ijin KPN, kecuali dalam keadaan
mendesak (tertangkap tangan).
3. Waktu penggeledahan hendaknya tidak menimbulkan rasa takut terhadap
keluarga, tetangga (siang hari).
4. Penggeladahan rumah :
a. Membawa surat ijin dari KPN.

10
11

b. Petugas membawa dan menunjukan surat tugas dan ijin dari KPN.

c. Harus ada saksi, dalam pemilik mengijinkan harus ada dua saksi dari
lingkungan setempat.

d. Dalam hal pemilik tidak mengijinkan atau tidak hadir, maka harus
disaksikan oleh ketua lingkungan setempat dan du orang saksi dari
lingkungannya.

e. Membuat berita acara pemeriksaan paling lambat 2 hari setelah


penggeledahan.

f. Melakukan penjagaan disekitar tempat penggeledahan.

f. Penggeledahan yang bersifat mendesak dapat dilakukan tanpa ijin KPN,


namun penyidik tetap harus membuat berita acaranya dalam waktu
maksimum 2 hari setelahnya dan dilaporkan ke KPN sekaligus untuk minta
persetujuannya.

5. Tempat-tempat yang dilarang untuk di geledah :


a. Tempat berlangsungnya sidang wakil rakyat.

b. Tempat Ibadah yang dipergunakan untuk kegiatan keagamaan.

c. Ruang sidang pengadilan, pada saat sidang sedang berlangsung.

d. Larangan diatas tidak berlaku apabila dalam keadaan tertangkap tangan,


atau sedang tidak dipergunakan sesuai dengan peruntukannya.

6. Penggeledahan diluar wilayah kerja (hukum) penyidik :


a. Melakukan sendiri :

1). Ijin tetap dari KPN di wilayah HK Penyidik.

2). Memberitahukan kepada KPN setempat.

3). Didampingi oleh penyidik setempat.

11
12

b. Penggeledahan di delegasikan :

1). Penyidik mengirimkan permintaan dan surat ijin dari KPN.

2). Penyidik setempat melaporkan adanya permintaan dan menunjukan surat ijin
penggeledahan.

3) penyidik pelaksana membuat berita acara dan diserahkan pada penyidik yang
mendelegasikan penggeledahan.

7. Penggeledahan Badan:
a. Alasan penggeledahan :

1). Terdapat alasan yang kuat terdapat benda yang dapat disita, disimpan atau
terdapat dalam tubuh tersangka.

2). Khusus untuk pemeriksaan rongga tubuh dilakukan oleh petugas yang
mempunyai jenis kelamin yang sama dan dilakukan ditempat tertutup.

D.Penyitaan

1. Penyitaan biasa :
a. Harus ada ijin dari KPN setempat.
b. Waktu penyitaan petugas menunjukan surat pengenal.
c. Menunjukan barang yang disita kepada pemilik/yang mengusai atau keluarganya.
d. Diskasikan oleh kepala lingkungan atau warga setempat.
e. Dibuat berita acara penyitaan, di bacakan dan apabila mereka telah menerima,
memberi tandatangan oleh pemilik atau yang mengusai atau keluarganya, serta
para saksi.
f. membungkus benda sitaan, dan diberi :
1). Catatan jenis, ukuran, berat barang yang disita.

2). Tanggal penyitaan.

3). Tempat penyitaan.

4). Identitas pemilik/penguasa barang.

12
13

5). Dibubuhi lak, ditandatangi penyidik dan distempel.

6). Apabila tidak dapat dibungkus cukup diberi catatatan dan ditempelkan pada benda
sitaan.

2. Penyitaan dalam keadaan perlu dan mendesak :

a. Terdapat kekhawatiran, bahwa barang yang akan disita akan dilarikan atau
dimusnahkan atau dipindahkan.
b. Dapat dilakukan tanpa surat ijin KPN.
c. Dalam waktu 2 x 24 jam harus melaporkan kepada KPN untuk dimintakan
persetujuan.
d. Waktu penyitaan petugas menunjukan surat pengenal.
e. Menunjukan barang yang disita kepada pemilik/yang mengusai atau keluarganya.
f. Diskasikan oleh 2 warga lingkungan setempat, dan ketua lingkungan setempat.
g. Dibuat berita acara penyitaan, di bacakan dan apabila mereka telah menerima,
memberi tandatangan oleh pemilik atau yang mengusai atau keluarganya, serta
para saksi.
h. Benda yang disita dibungkus seperti dalam catatatan pada huruf f, nomor 1 di
atas.
i. Laporan (tembusannya ) dilaporkan kepada :
1). KPN untuk dimintakan persetujuan.

2). Pemilik/penguasa barang atau kelaurganya.

3). Kepala lingkungan.

4). Atasan petugas.

3. Penyitaan dalam keadaan tertangkaptangan :

a. Penyitaan terhadap benda yang dipergunakan untuk melakukan kejahatan

b. Benda yang patut diduga merupakan hasil kejahatan.

c. Benda lain yang dapat dipergunakan sebagai barang bukti.

13
14

d. Penyitaan terhdap paket atau surat yang dikirim melalui jasa pengiriman
barang/surat.

4. Penyitaan tidak langsung :

a. Penyerahan barang bukti atau surat oleh pemilik/penguasa kepada penyidik.

b. Penyidik mengeluarkan perintah agar menyerahkan barang bukti secara sukarela.

c. Penyerahan dibuat berita acara.

4. Penyitaan surat, dana atau tulisan lainnya :

a. Suarat dapat disita atas persetujuan yang menyimpan atau yang mengusai.

b. Terhadap surat-surat, apabila pejabat yang yang bersangkutan keberatan, harus ada
ijin khusus dari KPN,.

c. Surat yang menyangkut rahasia negara tidak dapat disita,

d. Atas ijin majelis pengawas daerah, minut akte notaries dapat disita,

e. Ijin Khusus dapat diberikan dengan memperhatikan urgensi dan relevansi


penyitaan.

5. Benda yang dapat disita :

a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagaian diduga
diperoleh dari tindak dipidan atau sebagai hasil dari tindak pidana.

b. Benda yang dipergunakan atau untuk mempersiapkan tindak pidana.

c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana.

d. Benda yang secara khusus dipergunakan untuk melakukan tindak pidana.

e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana.

f. Benda yang dalam sitaan atau pailit dalam perkara perdata dapat disita sepanjang
memenuhi persyaratan.

14
15

6. Tempat penyimpanan benda siataan :

a. Disimpan di Rumah Penyimapan Benda Sitaan Negara (Rupbasan).

b. Tanggungjawab pemeliharan dan pengamanan (fisik ada ada pada Rubasan,


namun tanggungjawab yuridis dibawah penegak hukum sesuai dengan tingkat
pemeriksaan perkara.

c. Apabila di wilayah hukum pengadilan negeri setempat belum ada Rupbasan,


maka penyimpanan dapat ditempatkan:

1). Kantor kepolisian.

2). Kantor kejaksaan.

3). Kantor pengadilan.

4). Bank pemerintah.

5). Dalam keadaan memaksa dapat dsimpan pada tempat khusus, atau pada tempat
semula benda tersebut berasal.

7. Lelang benda siataan pada waktu perkara belum memperoleh putusan hukum
tetap Dilakukan apa bila :

a. Benda siatan mudah rusak, busuk, hinga tidak mungkin disimpan sampai dengan
putusan berkekuatan hukumtetap.

b. Biaya penyimpnan terlalu tinggi/mahal.

8. Pejabat yang dapat menjual lelang :

a. Penyidik dalam tingkat penyidikan.

b. Penuntut umum pada tingkat penuntutan.

c. Penuntut umum atas ijin Hakim PN, hakim PT atau Hakim Agung (sesuai dengan
Tkt pemeriksaannya, apabila perkara sudah diperiksa di pengadilan.

15
16

d. Penjualan Lelang dilkakukan oleh pejabat Kantor Lelang Negara, setelah


berkonsultsi dengan pejabat yang mempunyai kewenangan (sesuai dengan Tk
pemeriksaan perkara).

1. Saat lelang harus disaksikan oleh tersangka/terdakwa atau kuasa hukumnya.


2. Hasil lelang disimpan di Rupbasan, sebagai pengganti barang bukti.
3. Kalau memungkinkan disisakan sedikit guna lampiran alat bukti di pengadilan.
4. Benda terlarang tidak boleh dijual lelang, namun, dimusnahkan atau dirampas
untuk kepentingan negara.
5. Pengembalian benda sitaan, dilakukan apabila :
a. Pemeriksaan perkara tidak memerlukan lagi.

b. Perkara bukan merupakan tindak pidana.

c. Perkara di hentikan demi hukum.

d. Perkara tidak dilanjutkan demi kepentingan umum.

6. Peminjaman barang dapat diberikan :


a. Penyidik atau penuntut umum (sesuai dengan tingkat pemeriksaannya).
b. Diberikan kepada orang dari siapa benda itu disita.
c. Dilaporkan ke KPN (apabila perkara sudah disidangkan) dan harus ijin
hakim yang memeriksa perkara.
7. Penyitaan diluar wilayah hukum PN :
a. Dilakukan sendiri :
1). Ada ijin dari KPN yang memriksa perkara.

2). Memberitahukan kepada penyidik dan KPN setempat.

3). Penyitaan didampingi oleh penyidik setempat.

4). Pelaksaan penyitaan disaksikan oleh 2 orang saksi dan kepala lingkungan
setempat.

5). Surat perintah penyitaan, apabila tidak dilakukan oleh penyidik sendiri.

16
17

6). Menunjukan tanda pengenal.

b. Didelegasikan kepada penyidik setempat :


1). Penyidik mengajukan permintaan kepada penyidik setempat, dengan
dilampiri surat ijin penyitaan dari KPN yang memeriksa perkara.

2). Penyidik setempat melaporkan ke KPN tentang adanya permintaan.

3). Penyidik setempat melaksanakan penyitaan sesuai dengan tata cara


penyitaan sebagaimana mestinya.

4). Hasil penyitaan diserahkan pada penyidik yang berkepentingan dan


dilaporkan ke KPN setempat.

E. Penyitaan surat .

1. Atas ijin KPN penyidik dapat membuka, memeriksa dan menyita surat
yang dikirim melalui jasa Kantor Pos, Telekomunikasi, atau perusahaan
komunikasi dan angkutan atas benda yang dicurigia ada hubungannya
dengan perbuatan yang diperiksa.

2. Surat dilampirkan dalam berkas pemeriksaan sebagai barang bukti.

3. Surat yang sudah dibuka dan tidak ada kaitannya dengan perkara yang
diperiksa di buat berita acara dan ditandatangi penyidik dan diserahkan
kembali ke asal muasal surat disita. Penyidik wajib menjaga kerahasiaan
atas isi surat.

17

Anda mungkin juga menyukai