Anda di halaman 1dari 6

SOP PELAYANAN ANESTESI

No : 440/
SOP Dokumen /B/PKO/2021
No. Revisi :
TanggalTerbit : 1 MARET
2021
Halama : 1/5
n

PUSKESMAS AdrianaT Bety,


OEKABITI A.Md.Keb
NIP :19730420 199212
2 001
1. Pengertian Pelayanan anestesi adalah tindakan menghilangkan rasa sakit
atau nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
Pelayanan anestesi merupakan bagian vital dari pelayanan
kesehatan yang memerlukan tenaga atau personil yang
kompeten. Tindakan anestesi adalah tindakan medis yang
dilakukan oleh tenaga medis yang telah mendapat pendidikan
atau pelatihan anestesi yang legal.

1.1 Pelayanan anestesi terdiri dari :


1.1.1 Pelayanan pra-anestesi adalah penilaian untuk
menentuhkan status medis sebelum dilakukan
anestesi dan pemberian informasi serta persetujuan
bagi pasien yang akan memperoleh tindakan anestesi.
1.1.2 Pelayanan intra anestesi adalah pelayanan anestesi
yang dilakukan selama tindakan anestesi meliputi
pemantauan fungsi vital pasien secara kontinu.
1.1.3 Pelayanan pasca anestesi adalah pelayanan pada
pasien setelah dilakukan anestesi sampai pasien pulih
dari tindakan anestesi.
1.2 Jenis Anestesi terdiri dari :
1.2.1 Anestesi permukaan adalah pengolesan atau
penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa
seperti mata, hidung, dan faring.
1.2.2 Anestesi Infiltrasi adalah penyuntikan larutan
analgetik lokal langsung diarahkan disekitar tempat
lesi, luka, atau insisi. Cara infiltrasi yang sering
digunakan adalah blockade lingkar dan larutan obat
disuntikan intradermal atau subcutan.
1.2.3 Anestesi blok adalah penyuntikan anelgetik lokal
langsung ke saraf utama atau pleksus saraf.
1.2.4 Anestesi regional intravena adalah penyuntikan
larutan analgetik lokal intravena.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langka-langkah untuk


menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan
tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang
menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Oekabiti Nomor 440/


/B/PKO/2021 tentang Pelayanan An…..
4. Referensi 1. Undang-undang No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
2. Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen
3. Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 Tentang Sistem
Informasi Kesehatan.
5. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional
6. Peraturan Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara No.
80 Tahun 2012 Tentang Tata Naskah Nasional
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
11. Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 26 Tahun
2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru di Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
12. Keputusan Presiden No. 11 Tahun 2020 Tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 di perbaharui
melalui Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 Tentang
Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19 sebagai
Bencana Nasional.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 59
Tahun 2015 Tentang Komisi Akreditasi Puskesmas.
14. Keputusan Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Nasional No. 9 A Tahun 2020 diperbaharui melalui
Keputusan Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Nasional No. 13 A Tahun 2020 Tentang Keadaan Tertentu
Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Covid-19 di
Indonesia.
15. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabuptaen
Kupang No. 800/11/TU-UP/2020 Tentang Tata Naskah
Penulisan Dokumen Puskesmas Di Lingkup Dinas
Kesehatan Kabupaten Kupang.
16. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama – Komisi Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2017.
17. Buku saku pelayanan Kesehatan ibu di fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan dan pedoman bagi tenaga Kesehatan
edisi Pertama tahun 2013
18. Kepmenkes nomor 313 tahun 2013 tentang DOEN 2013

5. Alat dan 5.1 Alat


bahan - Spuit 3cc
- Rekam medis
- Informed consent
- Handscoen
- Masker
- Kapas
- Kasa
5.2 Bahan
- Lidocaine 2%
- Ethylcloride
- Povidone iodine
6.Prosedur/ Asesmen pelayanan pra anestesi dilakukan oleh dokter sebelum
Langkah - melakukan tindakan anestesi, kegiatan pra anestesi meliputi :
langkah
5.1 Konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter harus dilakukan
sebelum tindakan anestesi untuk memastikan bahwa
pasien berada dalam kondisi yang layak untuk prosedur
anestesi.
5.2 Dokter bertanggung jawab untuk menilai dan
menentuhkan status medis pasien pra-anestesi
berdasarkan prosedur sebagai berikut :
5.2.1 Anamnesis dan pemeriksaan pasien
5.2.2 Meminta dan atau mempelajari hasil-hasil
poemeriksaan dan konsultasi yang diperlukan
untuk melakukan anestesi.
5.2.3 Mendiskusikan dan menjelaskan tindakan anestesi
yang akan dilakukan.
5.2.4 Memastikan bahwa pasien telah mengerti dan
menandatangani persetujuan tindakan.
5.2.5 Mempersilahkan dan memastikan kelengkapan alat
anestesi dan obat-obatan yang akan digunakan.
5.3 Pemeriksaan penunjang pra-anestesi dilakukan sesuia
standar profesi dan standar operasional prosedur.
5.4 Pelayanan Anestesi lokal :
5.4.1 Persiapan alat yang steril di atas meja
5.4.2 Daerah yang akan diinjeksi regional akan
didesinfeksi terlebih dahulu
5.4.3 Dokter menggunakan sarung tangan yang steril
5.5 Tahapan prosedur dilakukan secara steril meliputi :
5.5.1 Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan
dilakukan
5.5.2 Posisi pasien duduk atau berbaring
5.5.3 Desinfeksi menggunakan isodine
5.5.4 Infiltrasi dengan menggunakan lidokain
5.5.5 Mengukur tanda-tanda vital
5.5.6 Mendokumentasi semua yang dilakukan selama
pemberian anestesi di catatan anestesi pasien
5.6 Pelayanan setelah anestesi :
5.6.1 Dilakukan pengawasan tentang fungsi vital sign
5.6.2 Dilakukan monitorin adanya perdarahan
5.6.3 Evaluasi derajat nyeri pasca tindakan
5.6.4 Dicatat dalam rekam medis pasien
Petugas mencuci tangan dengan sabun
7. Bagan Alir
10 – 15 detik sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan.

Gunakan APD

Persiapan alat steril di atas


meja

Desinfeksi daerah yang akan diinjeksi regional

Dokter menggunakan sarung tangan steril.

Edukasi Pasien tentang tindakan yang akan


dilakukan

Posisi pasien duduk atau berbaring

Desinfeksi Menggunakan Isodine

Infiltrasi dengan menggunakan lidokain

Mengukur Tanda-tanda Vital

Mendokumentasi semua yang dilakukan


selama pemberian anestesi di catatan anestesi
pasien

7. Hal-hal Yang 7.1 Keselamatan petugas


Perlu 7.2 Kebersihan alat
Diperhatikan 7.3 Ketersediaan Obat Anestesi
7.4 Keadaan Umum pasien Pra dan Pasca tindakan Anestesi
8. Unit Terkait 8.1 Unit Rawat Inap
8.2Unit Rawat Jalan (Pelayanan KB/KIA dan Gigi)
8.3Unit UGD

9. Dokumen 9.1 Rekam Medis


Terkait 9.2 Catatan anestesi pasien
9.3 Persetujuan tindakan Medis (Informed Consent)
10. Rekam No. Yang diubah Isi perubahan Tanggalmulai
Historis diberlakukan
Perubahan 1

Anda mungkin juga menyukai