Anda di halaman 1dari 4

SPO TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN


DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Dok/84/RSBN/X/2017 1/4

RSB NABASA
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan,
PROSEDUR Direktur RSB Nabasa
OPERASIONAL
(SPO)
31 Oktober 2017 Dr.dr.PD Hutajulu,Sp.OG,K.Fer
PENGERTIAN Suatu tata cara pengisian Persetujuan / Penolakan Tindakan
Kedokteran bagi pasien yang akan mendapatkan tindakan kedokteran
TUJUAN 1. Bagi Rumah Sakit : Agar Prosedur Administrasi pengisian
persetujuan / penolakan tindakan kedokteran dapat berjalan
dengan baik, teratur sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan.
2. Bagi Dokter : Agar mengetahui kewajiban dan melaksanakan
pemberian informasi kepada pasien / keluarga sebelum
dilakukannya tindakan kedokteran.
3. Bagi Pasien / Keluarga : Agar pasien / keluarga mendapatkan hak
informasi yang jelas dan lengkap sebelum mendapatkan tindakan
kedokteran.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Nomor :
Dok/61/RSBN/X/2017 tentang Persetujuan Kedokteran
1. Sebelum tindakan dilakukan di poli / ruang rawat/ kamar operasi
PROSEDUR maka harus dilakukan pemberian informasi dan edukasi oleh
DPJP kepada pasien, keluarga yang bertanggung jawab secara
langsung terhadap pasien kemudian diikuti dengan persetujuan
atas tindakan yang akan dilakukan.
2. DPJP bedah formulir persetujuan tindakan kedokteran khusus
untuk pembedahan di ruang rawat inap dan ruangan lain sesuai
kebutuhan.
3. Dokter anestesi mengisi formulir persetujuan tindakan
kedokteran khusus untuk tindakan anestesi di poliklinik
perioperatif, ruang rawat inap dan ruangan lain sesuai
kebutuhan.
4. DPJP memperkenalkan diri.
5. Sesuai dengan baris pertama harus dijelaskan siapa dokter

1
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Dok/84/RSBN/X/2017 2/4

RSB NABASA

pelaksana tindakan.
6. Sesuai dengan baris kedua harus dituliskan siapa pemberi
informasi antara lain : dokter yang merawat pasien, dokter yang
akan melakukan tindakan kedokteran.
7. Sesuai dengan baris ketiga harus dituliskan siapa penerima
informasi antara lain : pasien yang kompeten atau keluarga
terdekat pasien (sesuai dengan SPO pemberi informasi dan
penerima persetujuan). Tahap berikutnya pemberi informasi
harus memberikan penjelasan sesuai komponen yang terdapat
pada kolom jenis informasi dan menuliskan penjelasan yang
diberikan pada kolom isi informasi serta menandai dengan tanda
” √” pada kolom tandai yang terdiri dari :
a. Diagnosis berisi Working Diagnosis (WD) dan Differential
Diagnosis (DD) yaitu diagnosis dan kemungkinan diagnosis
lain pasien berdasarkan ICD 10.
b. Dasar diagnosis dijelaskan dasar penegakan diagnosis pasien
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
c. Tindakan kedokteran dijelaskan untuk tujuan diagnostik atau
terapeutik yang terdiri dari :
- Tindakan kedokteran baik pembedahan atau prosedur
- Invasif berdasarkan ICD 9
- Tindakan anestesi dan sedasi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
d. Indikasi tindakan dijelaskan alasan tindakan tersebut
e. Tata cara dijelaskan secara singkat prosedur, tahapan yang
dianggap penting yang akan dilakukan.
f. Tujuan dijelaskan menfaat dari rencana tindakan atau
pengobatan.
g. Risiko berisi tentang risiko yang serius dan sering terjadi
akibat tindakan tersebut.

h. Komplikasi berisi kondisi yang mungkin terjadi sebagai

2
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Dok/84/RSBN/X/2017 3/4

RSB NABASA

akibat dari dilakukannya tindakan tersebut.


i. Prognosis berisi konsekwensi bila dilakukan tindakan
tersebut
meliputi : prognosis hidup/mati pasien, prognosis fungsi dan
prognosis kesembuhan.
j. Alternatif berisi pilihan pengobatan atau penatalaksanaan
terhadap kondisi pasien, dijelaskan juga kemungkinan
perluasan tindakan, kemungkinan dilakukan konsultasi
selama tindakan, kemungkinan transfusi dan komplikasi
akibat pemberian transfusi.
8. Beri kesempatan bagi pasien maupun yang bertanggung jawab
terhadap pasien untuk bertanya secara langsung terhadap dokter
yang memberi penjelasan.
9. Setelah DPJP bedah menerangkan hal-hal diatas secara benar dan
jelas dan memberikan kesempatan untuk bertanya dan/atau
berdiskusi dan pasien mengerti DPJP bedah menandatangani
pada kolom bukti penjelasan kepada pasien.
10. Setelah pasien menerima informasi dan telah memahaminya,
kemudian pasien atau yang bertanggung jawab terhadap pasien
menandatangani pada kolom bukti penerimaan informasi.
11. Pada kolom persetujuan tindakan kedokteran, pasien diharuskan
membaca tiga paragraf terakhir di dalam informed consent
sebelum menandatangani persetujuan tindakan kedokteran.
12. Jika pasien atau yang bertanggung jawab terhadap pasien tidak
mengerti dengan penjelasan dokter tentang pilihan tindakan
penatalaksanaan maka dokter wajib menjelaskan ulang sampai
mengerti.
13. Jika tercapai pengertian dari pasien maupun yang bertanggung
jawab secara penuh terhadap pasien, maka dilakukan pengisian
dan penandatanganan formulir persetujuan tindakan kedokteran
oleh pasien/penanggung jawab pasien, dokter dan saksi.
14. DPJP mencamtumkan tanggal dan waktu pemberian informasi.
15. Formulir yang sudah diisi dan ditandatangani disimpan dalam

3
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT BERSALIN NABASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Dok/84/RSBN/X/2017 2/4

RSB NABASA

berkas rekam medik pasien.


16. Jika pasien tidak menyetujui tindakan medis yang akan
dijalankan, maka pasien menandatangani lembar penolakan
tindakan medis.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi bedah
2. Rawat jalan
3. Rawat inap
4. IGD
5. Unit penunjang

Anda mungkin juga menyukai