Menurut Hery (2018), di dalam proses manajemen sumber daya manusia terdapat
beberapa kegiatan yang dapat mempengaruhi kinerja/job performance, motivasi dan
tingkat stres seorang karyawan di perusahaannya. Pada fase awal terdiri dari perencanaan
tenaga kerja, rekruitmen dan seleksi. Kemudian kegiatan berikutnya adalah untuk
memberikan karyawan keterampilan dan pengetahuan terkini yang meliputi orientasi dan
pelatihan. Lalu kegiatan terakhir yang menjamin bahwa organisasi dapat mempertahankan
karyawan yang kompeten dan berkinerja tinggi, yakni meliputi manajemen
kinerja/penilaian kinerja, kompensasi dan pengembangan karir.
II. Tujuan
1.2. Rekruitmen
Setelah menilai kemampuan SDM yang ada sekarang dan kebutuhan SDM di masa
mendatang, perusahaan dapat memprediksi area pekerjaan yang memiliki kelebihan
ataupun kekurangan personil. Perusahaan dapat melangkah ke tahap selanjutnya
dalam proses manajemen SDM dengan melakukan rekruitmen atau dekruitmen
(pengurangan). Di saat terjadi kekurangan karyawan, perusahaan dapat
menggunakan informasi yang telah dihimpun melalui analisis pekerjaan untuk
melakukan tahap rekruitmen. Pengertian rekruitmen adalah mengidentifikasi dan
mencari (menarik) tenaga kerja yang kompeten (Hery, 2018).
1.3. Seleksi
Setelah perusahaan mendapatkan sejumlah calon karyawan melalui rekruitmen,
langkah berikutnya adalah melakukan seleksi. Seleksi yaitu menyaring para pelamar
kerja untuk menentukan siapa yang paling memenuhi kualifikasi atas lowongan
pekerjaan yang ada. Dalam hal ini, perusahaan harus dapat memilih secara cermat,
karena kesalahan dalam proses seleksi dapat menimbulkan implikasi yang signifikan
bagi organisasi. Keputusan seleksi memberikan empat kemungkinan hasil sebagai
berikut :
Ketiga kegiatan di atas ini merupakan tahap awal dalam suatu proses manajemen SDM
yang nantinya dapat mempengaruhi job performance karyawan dalam bekerja.
Setelah tahap awal di atas, kita masuk pada kegiatan berikutnya yakni orientasi dan
pelatihan karyawan, penilaian kinerja dan sistem kompensasi untuk karyawan.
2.3. Kompensasi/Reward
Dalam pendekatan motivasi kontemporer, ada yang dikenal dengan teori penguatan
(reinforcement theory) dimana berfokus pada imbalan (konsekuensi) ketika seseorang
melakukan sesuatu. Konsekuensi berupa imbalan, penghargaan atau bonus yang
diberikan mengikuti perilaku diyakini dapat memotivasi karyawan menurut Hery
(2018). Selain itu ada juga teori ekspetasi oleh Victor Vroom yang menyatakan bahwa
individu cenderung akan bertindak dengan cara tertentu berdasarkan harapan
(ekspektasi) bahwa tindakannya tersebut akan diikuti dengan suatu hasil tertentu
sebagai daya tariknya. Teori ini menekankan pada imbalan.
Menurut penelitian dari Dinus dkk (2016), pemberian kompensasi merupakan salah
satu faktor yang cukup penting oleh perusahaan, karena pemberian kompensasi yang
dilaksanakan dengan tepat akan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan
memberikan kontribusi pada peningkatan produktivitas serta memaksimalkan laba
koperasi.
3.2. Rekruitmen/Seleksi
Ketika perusahaan tidak menjelaskan dengan detail sejak awal rekruitmen dan seleksi
karyawan mengenai detail pekerjaan, kondisi perusahaan dan benefit dalam
perusahaan secara jujur kepada karyawan, dapat menyebabkan karyawan menjadi
stress dengan keadaan perusahaan ketika mulai bekerja.
3.3. Pelatihan
Apabila karyawan tidak diikutsertakan dalam pelatihan untuk menambah
kapasitas/kemampuan, karyawan dapat menjadi tidak betah dan frustasi.
3.4. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja bermanfaat untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan karyawan
termasuk dapat membahas kelebihan beban kerja atau kebutuhan pelatihan, dsb
sehingga karyawan tidak akan menjadi stress oleh pekerjaannya.
3.6. Kompensasi
Menurut penelitian dari Ni Made Dwi Puspitawati (2020), kompensasi memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja, yang dapat diartikan bahwa
ketika karyawan mendapatkan kompensasi yang sesuai maka semakin puas mereka
terhadap pekerjaanya, namun sebaliknya, kepuasan kerja mereka akan menurun
apabila kompensasi yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan pekerjaanya.
Karyawan akan merasakan stres yang tinggi ketika mereka menghadapi kenyataan
kompensasi yang mereka terima tidak sesuai (Herawan et al. 2019 dalam Ni Made Dwi
Puspitawati, 2020).
Dinus Kenelak, dkk. 2016. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja karyawan Pada
Koperasi Serba Usaha Baliem Arabica Di Kabupaten Jayawijaya. Jurnal Administrasi
Bisnis.
Hery, SE., M.Si., CRP., RSA., CFRM. 2018. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Ivonnie Georgina, dkk. 2017. Pengaruh Audit Manajemen Sumber Daya Manusia, Motivasi
Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Perumnas Regional VI
Surabaya (Study Kasus : Perumnas Regional VI Surabaya). Journal Akuntansi
EQUITY. Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya.
PSDA Sutarjo, Cahyono, Haeruddin Saleh. 2020. Pengaruh Stres Kerja, Organizational
Citizenship Behavior Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk. Unit Corn Dryer Sidrap. Indonesian Journal of Business
and Management hal. 63-70, Magister Manajemen Universitas Bosowa Makassar.
Vipraprastha, Tiksnayana & Putra, Bagus Nyoman Kusuma. 2022. Komitmen Organisasi,
Motivasi Dan Organizational Citizenship Behavior Dalam meningkatkan Kinerja
Karyawan Pada PT. ACE Hardware Denpasar. Modus Vol. 34 (2):131-139,
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Yasa, I Gede Redita & Dewi, AA Sagung Kartika. 2019. Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 8, No.3, Hal. 1203 – 1229, Universitas Udayana.
Yuyun Yuniar Darmawan, dkk. 2017. Pengaruh Pelatihan Terhadap Motivasi Kerja Dan
Kinerja Di Prama Sanur Beach-Bali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
6.3:1265-1290.