Anda di halaman 1dari 1

PERTEMUAN KE 12

IPTEK

1. Konsep IPTEK dalam Agama


Sikap orang percaya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan Teknik didasarkan pada keberadaan
manusia sebagaimana ia diciptakan oleh Allah.

Bagaimana keberadaaan manusia itu ?


Manusia adalah satu – satunya makhluk yang dikondisikan untuk memprogram dan mengelola
sendiri kehidupannya. Oleh karena itu manusia diberi kebebasan serta dilengkapi dengan akal –
budi. Manusia dikondisikan harus menguasai, mengolah dan menggunakan alam untuk menunjang
kehidupannya, serta memelihara untuk melestarikannya.

2. Integrasi Iman, ilmu, dan amal.


Sejak awal, meskipun masih sangat sederhana, manusia telah mengusahakan pengetahuan tentang
segala sesuatu mengenai manusia sendiri dan mengenal alam, ilmu pengetahuan tentang segala
sesuatu mengenai manusia sendiri dan mengenai alam, ilmu pengetahuan itu dibutuhkan manusia
dalam bersikap terhadap alam, sehingga lahirlah rupa – rupa teknologi dan Teknik.

3. Keutamaan dan tanggung jawab orang beriman dan berilmu.


Dalam olah ilmu pengetahuan, teknologi dan Teknik, manusia terutama sekali memfungsikan akal
budinya.
Apakah itu tidak membawa bahaya pendewaan terhadap akal budi dan menyingkirkan iman ?
Mungkin saja terjadi. Tetapi karena akal budi adalah anugerah Allah, maka tidak sepatutnya hal itu
terjadi di dalam kehidupan manusia. Semestinya dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
teknologi dan Teknik, manusia justru menjadi semakin beriman kepada Allah.

4. Keutamaan dan tanggung jawab orang yang beriman dan berilmu.


Didalam keadaan yang baikm iman dan akal budi semestinya saling menunjang. Apa yang didalam
kehidupan religious diterima oleh manusia dengan Iman. Itu di tata secara bernalar dengan akal
budi. Sehingga menjadi suatu system kepercayaan yang bulat dan bernalar.

5. Dampak perkembangan IPTEK terhadap nilai – nilai agama.


Apa yang diprogramkan oleh manusia dengan akal budinya untuk kehidupannya berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya, itu diletakkan di atas suatu dasar yang diterimanya dengan iman
sebagai kebenaran. Dengan demikian terwujudlah kehidupan yang berdasarkan pada iman. Karena
manusia memiliki cedera manusiawi maka tidak mampu memfungsikan akal budi dan iman
dimutlakan secara saling menunjang. Ada kalanya iman dimutlakan dan menyisihkan akal budi,
atau sebaliknya. Di dalam kondisi dosa, manusia bergumul dengan pemfungsian akal budi dan
imannya, di dalam pergumulan yang tidak pernah selesai. Roh Kudus Tumpuan harapan
pertolongan kita.

Anda mungkin juga menyukai