Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
(S.Psi)
Disusun Oleh :
Arif Budi Utomo
NIM. 109070000196
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1438 H / 2017 M
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN TERHADAP BURNOUT PADA
KARYAWAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
(S.Psi)
Disusun Oleh :
Arif Budi Utomo
NIM. 109070000196
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1438 H / 2017 M
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN TERHADAP BURNOUT PADA
KARYAWAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
(S.Psi)
Disusun Oleh :
Arif Budi Utomo
NIM. 109070000196
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1438 H / 2017 M
LEMBAR PENGESAHAN
Jakarta pada 16 Januari 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
Jakarta, 16 Januari_2017
LEⅣIBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasiljiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16 Januari 2017
MOTTO :
Menggapai asa setinggi langit, meniti mimpi dengan pasti. Jadikan masa lalu
menjadi guru terbaik. Percaya dan yakin masa depan akan dipenuhi dengan
senyuman.
PERSEMBAHAN :
v
ABSTRACT
A) Faculty of psychology
B) January, 2017
C) Arif Budi Utomo
D) The effect of social support and personality toward burnout on employees
E) xv + 118 pages + Attachment
F) The very rapid organizational development in Jakarta makes people want to
work there so that lead to the buildup of person and vehicles that make of the
congestion, makes people trapped in them and run into stress. Moreover,
MEA ongoing at this time makes a very tight global competition between co-
workers, so that lead to the increased of stress. If the increased of stress don't
immediately overcome, then it will be a burnout syndrome. Therefore, the
author wants to study this phenomenon with seeing whether there is a
significant effect of social support and personality toward burnout on
employees.
The subject of this study are 200 employees of a company with
populations are incalculable. The measuring instrument used in this study is
the Maslach Burnout Inventory (MBI) which measures burnout variable, the
Social Provision Scale (SPS) which measures variable of social support,
whereas the Big Five Inventory (BFI) measures personality variable.
Techniques of data collection in this study is using non-probability sampling,
whereas technic of data analysis in this study is using the Multiple Regression
Analysis.
The author found that 22% variances of burnout can be affected by
variables of social support and personality, whereas 78% of other can be
affected by other variables outside this study. The author also found that
4,7% variance burnout is significant donated by the attachment and 6,3% by
social integration from social support variable. Moreover, dimension
agreeableness (2%) and neuroticism (6,6%) from personality variable also
contributing by significant.
The conclusion from this study is that the hypothesis major that says
"there is a significant effect of social support and personality towards
burnout on employees" was accepted. The author can suggest from the
finding of this study that needs to see other variables in the next studies, such
as resilience, self-control, and the working environment factors which can
affect of burnout. The author also suggested to employees who have a
personality of neuroticism type to always positive thinking on all aspect of life
to avoid burnout.
G) Literature: 58; books/e-books: 8 + journal: 33 + article: 14 +
theses/dissertations: 3
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) Januari 2017
C) Arif Budi Utomo
D) Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepribadian Terhadap Burnout Pada
Karyawan
E) xv + 118 Halaman + Lampiran
F) Perkembangan organisasi yang sangat cepat di Jakarta membuat orang ingin
bekerja di sana sehingga menyebabkan penumpukan orang dan kendaraan
yang membuat kemacetan, membuat orang terjebak di dalamnya dan
mengalami stres. Selain itu, MEA yang sedang berlangsung saat ini membuat
persaingan global yang sangat ketat antara rekan kerja, sehingga
menyebabkan peningkatan stres. Jika peningkatan stres tidak segera diatasi,
maka akan menjadi sindrom burnout. Oleh karena itu, penulis ingin
mempelajari fenomena ini dengan melihat apakah ada untuk pengaruh
signifikan dukungan sosial dan kepribadian terhadap burnout pada karyawan.
Subyek penelitian ini adalah 200 karyawan dari sebuah perusahaan
dengan populasi yang tak terhitung. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Maslach Burnout Inventory (MBI) yang mengukur
variabel burnout, Social Provision Scale (SPS) yang mengukur variabel
dukungan sosial, sedangkan Big Five Inventory (BFI) mengukur variabel
kepribadian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
non-probability sampling, sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan Multiple Regression Analysis.
Penulis menemukan bahwa 22% variasi dari burnout dapat
dipengaruhi oleh variabel dukungan sosial dan kepribadian, sedangkan 78%
dari lainnya dapat dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Penulis
juga menemukan bahwa 4,7% varians burnout yang signifikan disumbangkan
oleh attachment dan 6,3% oleh social integration dari variabel dukungan
sosial. Selain itu, dimensi agreeableness (2%) dan neuroticism (6,6%) dari
variabel kepribadian juga berkontribusi secara signifikan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis utama yang
mengatakan "ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian
terhadap burnout pada karyawan" diterima. Penulis dapat menyarankan dari
temuan penelitian ini bahwa perlu untuk melihat variabel lain dalam
penelitian berikutnya, seperti resilien, self-control, dan faktor lingkungan
kerja yang dapat mempengaruhi burnout. Penulis juga menyarankan kepada
karyawan yang memiliki kepribadian tipe neuroticism untuk selalu berpikir
positif pada semua aspek kehidupan untuk menghindari burnout.
G) Bahan Bacaan: 58; buku/ebook: 8 + jurnal: 33 + artikel: 14 + tesis/disertasi: 3
vii
KATA PENGANTAR
dengan izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
kesungguhan dan kerja keras. Salam dan shalawat penulis juga haturkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan kita suri
tauladan dalam menjalani kehidupan ini, sehingga kita bisa keluar dari jalan
Psikologi yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Psikologi Industri &
Organisasi (PIO) diambil sebagai fokus studi dalam penelitian ini. Penelitian ini
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melibatkan banyak pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi nyata bagi
juga pelajaran dan hikmah baik selama penyusunan skripsi, maupun selama
1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Dr. Abdul Rahman Saleh,
viii
2. Bapak Miftahuddin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang dengan
masukan.
perkuliahan.
pahala atas amal yang telah diberikan. Para staff bagian Akademik, Umum,
Jakarta yang telah banyak membantu dalam proses birokrasi dan kemudahan
6. Kedua orangtua penulis Bapak Slamet Riyanto dan Ibu Sri Haryani yang
ix
Zanwar Sidiq dan Mufidah Rahmawati Putri Ningsih yang telah mendukung
masa perkuliahan.
Dwi, Bayu, Ayu, Fitri, Fajar, dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, yang telah banyak mendukung dan memberikan masukan baik
Penelitian ini tidak akan berarti tanpa kehadiran dan kontribusi dari
seluruh pihak yang telah penulis sebutkan diatas maupun yang tidak sempat
penulis sebutkan. Penulis sangat berharap penelitian ini dapat menjadi inspirasi
bagi banyak orang dan bisa memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca,
serta menjadi kontribusi nyata sebagai wacana baru dalam diskusi kajian
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
xi
3.3 Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 40
3.3.1 Skala Burnout.................................................................. 41
3.3.2 Skala Dukungan Sosial ................................................... 41
3.3.3 Skala Kepribadian ........................................................... 42
3.4 Uji Validitas Konstruk.............................................................. 44
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Burnout ...................................... 46
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial........................ 47
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Kepribadian ............................... 49
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................ 54
3.6 Prosedur Penelitian................................................................... 56
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Maslach Burnout Inventory ...................................... 41
Tabel 3.2 Blue Print The Social Provision Scale ........................................ 42
Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepribadian .................................................... 43
Tabel 3.4 Bobot Nilai ................................................................................... 43
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Burnout..................................................... 47
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Dukungan Sosial...................................... 48
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Extraversion ............................................. 49
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Agreeableness........................................... 50
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Conscientiousness .................................... 51
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Neuroticism .............................................. 52
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Openness................................................... 53
Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek .......................................................... 58
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ...................................................................... 60
Tabel 4.3 Norma Skor Variabel.................................................................. 61
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Burnout, DukSos, dan Kepribadian ........... 62
Tabel 4.5 R Square ....................................................................................... 67
Tabel 4.6 Anova............................................................................................ 68
Tabel 4.7 Coefficient Regression ................................................................. 69
Tabel 4.8 Tabel Variasi Untuk Setiap Dimensi Variabel Independen .... 74
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................... 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian.................................................... 98
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian................................................................. 100
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data ............................................................. 109
Lampiran 4 Path Diagram ............................................................................. 114
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
pada pagi dan sore hari yang menyebabkan kemacetan. Menurut Nayazri (2015)
beberapa faktor penyebab stres penduduk kota besar. Individu yang berada dalam
kemacetan akan mengalami kelelahan secara emosional, frustasi, dan juga stres.
Kelelahan emosional, frustasi, dan stres ini akan berdampak negatif pada diri
Kesehatan & RI, 2013: 119) telah melaporkan dalam risetnya bahwa 11,6%
penduduk yang mengalami stres sebanyak 14,1%. Artinya, penduduk yang tinggal
gangguan mental yang parah. Tempo.co (2013) dalam artikelnya yang berjudul
“Stres Kala Macet Picu Ganguan Mental” mengutip penelitian dari Susan Charles.
suasana hati.
1
2
mana situasi yang dihadapi merupakan suatu stres atau tidak. Jika karyawan
menghadapi situasi yang merupakan suatu stres, misal konflik di tempat kerja,
(MEA) yang berdampak meningkatnya persaingan antar rekan kerja, bahkan telah
meningkatkan stres pada karyawan yang sedang bersaing secara global. Tingkatan
stres yang terus meningkat membuat karyawan akan semakin dekat dengan
sindrom burnout.
menjelaskan bahwa fenomena ini dapat berdampak buruk, baik bagi organisasi
maupun bagi individu itu sendiri. Spatola (2014) dalam artikelnya yang berjudul
Stress and Burnout – Statistics & Facts menyatakan bahwa terdapat 64%
tinggi. Tingkat stres yang tinggi ini paling banyak disebabkan oleh beban kerja
yang tinggi.
(NIOSH, 2014: 4) merangkum tiga buah survei yang berbeda. Survei pertama
nomor satu dalam kehidupannya. Survei kedua dilakukan oleh the Families and
3
Work Institute menunjukkan 26% responden sering merasa kelelahan atau stres
dengan pekerjaannya. Dan survei ketiga dilakukan oleh Yale University yang
Hasil yang lebih besar lagi ditunjukkan dalam penelitian dari Halder dan
Naidu (2012: 4) yang menunjukkan bahwa 85% dari 1.256 karyawan Software
kerja yang panjang, shift malam, lembur, dan menghadiri pertemuan setelah jam
harus karyawan hadapi, terutama dari pelanggan yang tidak puas. Ketakutan akan
bilamana tidak segera ditangani secara serius oleh perusahaan (Paramita &
Karyawan pun akan mengalami menurunnya motivasi dan komitmen kerja, lebih
parahnya akan kehilangan pekerjaannya. Hal inilah yang membuat penulis ingin
meneliti fenomena ini agar mengetahui faktor apa saja yang dapat
mempengaruhinya.
sebagai suatu keadaan atau kondisi seseorang mengalami penipisan emosional dan
kehilangan motivasi dan komitmen yang diakibatkan stres secara emosional pada
4
cepat merasa lelah secara emosional dan juga selalu sinis terhadap orang lain.
akan menurun.
Burnout umumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor situasional dan
faktor individu (Bakker & Costa, 2014: 113). Banyak penelitian terdahulu tentang
burnout dengan salah satu atau kedua faktor penyebabnya. Misal, Schaufeli dan
Bakker (2004) tentang Job Demands, Job resources, and Their Relationship with
Individual’s Experience of Burnout; dan Salami (2011) tentang Job Stress and
peran penting dalam mengurangi stres kronis di tempat kerja. Misalnya, dukungan
sosial yang dirasakan terkait dengan tingkat burnout di kalangan guru. Jenis
psikoterapis.
adalah dukungan untuk efek interaktif burnout relatif dan penerimaan dukungan
didukung dan menerima dukungan secara positif, maka akan terhindar dari
kelelahan secara emosional dan bersikap sinis. Hal ini menunjukkan bahwa
Namun, lain halnya yang ditemukan oleh Rzeszutek dan Schier (2014: 4).
yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sifat temperamen, seperti
emosional dan rangsangan yang tinggi, yang bisa membuat orang lebih rentan
bahwa seseorang memiliki jaringan yang kuat bisa menjadi faktor protektif terkuat
terhadap pengaruh negatif pada kondisi mental dan fisik seorang individu
daripada dukungan yang sebenarnya diterima dari orang lain, yang terkadang bisa
menjadi tidak relevan atau tidak memadai dengan harapan. Dengan kata lain,
bagian yang penting dalam mengembangkan Burnout. Dari hasil analisis regresi
bahwa antara kepribadian dan tiga dimensi dari Maslach Burnout Inventory (MBI)
6
terdapat hasil yang signifikan pada lima model karakteristik kepribadian (the Five
Factor Model). Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Brandon Morgan
mengenai hubungan antara Big Five Personality dan Burnout pada mahasiswa
Universitas Afrika Selatan menjelaskan bahwa terdapat hasil yang signifikan pada
Der Zee, Lewig, dan Dollard (2002: 13) menjelaskan terdapat hubungan yang
signifikan antara big five models personality dengan tiga dimensi dari burnout,
burnout. Tingkat tertinggi kedua, ketiga, dan keempat secara berurutan ditempati
mengalami burnout.
7
tema penelitian ini. Penulis telah memutuskan untuk mengambil judul “Pengaruh
Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini, maka penulis membatasi
diakibatkan stres secara emosional pada pekerjaannya, yang terdiri dari tiga
orang lain untuk merasa cukup didukung dan menghindari rasa kesepian. Hal
3. Kepribadian big five adalah salah satu taksonomi yang memadai dari ciri
2006).
5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi reliable alliance pada variabel
11. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi neuroticism pada variabel
12. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi opennes pada variabel
karyawan.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
karyawan Perusahaan.
perusahaan.
kerja, dan atasan agar dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai
kebutuhan karyawan.
LANDASAN TEORI
2.1 Burnout
Burnout muncul pertama kali pada tahun 1970-an di USA. salah satu penemunya
motivasi dan tanggung jawab), dan memberinya sebuah nama untuk diingat, yaitu
Saat ini terdapat banyak perbedaan definisi burnout terutama yang sesuai
dengan aktifitas dalam kelompok sosial. Seperti Lavrova dan Levin (2006: 6)
kehilangan energi pada seseorang yang bekerja. Burnout muncul ketika emosi
Bahaya burnout adalah bahwa burnout bukanlah periode waktu sementara yang
dari kelelahan fisik dan emosional, rasa penurunan prestasi pribadi, dan
11
12
negatif. Ini mungkin akibat dari paparan karyawan untuk stress pada lingkungan
terjadi pada individu yang melakukan banyak jenis pekerjaan. Individu akan
pekerjaannya. Kemudian, sikap yang buruk dan perasaan negatif terhadap orang
menjadi menurun.
mendefinisikan burnout sebagai bagian dari kelelahan fisik, emosional dan mental
yang dihasilkan dari keterkaitan yang panjang dalam situasi pekerjaan yang
segera menyelesaikan tugas yang diberikan, harus lembur tanpa bisa mengelak
lagi. Tidak hanya kelelahan fisik yang dirasa, akan tetapi emosional dan mental
akan ikut merasa lelah. Kemudian jika kelelahan emosional berlangsung dalam
Ketidak seimbangan antara tuntutan pekerjaan dan upah yang akan dihasilkan
membuat karyawan merasa tidak nyaman dan aman sehingga sikapnya menjadi
13
cepat merasa lelah secara emosional dan juga selalu sinis terhadap orang lain.
antara diri sendiri dan klien dengan mengabaikan karakteristik yang membuatnya
menjadi orang yang unik dan menarik. Demikian pula, inefficacy mengacu pada
penurunan prestasi pribadi dalam situasi kerja yang disertai dengan penurunan
sebagai hal yang mirip dengan burnout. Pernyataan dari ICD-10, diagnosis
neurasthenic meliputi:
aktifitas mental.
2. Setidaknya dua dari tujuh gejala stress seperti mudah marah dan tidak mampu
untuk tenang.
3. Adanya gangguan lain seperti gangguan suasana hati (mood) atau gangguan
al. (2001) mendefinisikan burnout sebagai suatu keadaan atau kondisi seseorang
diakibatkan stres secara emosional pada pekerjaannya. Burnout terdiri dari tiga
dengan kemampuannya di dalam bekerja. Hal ini memiliki pengaruh yang sangat
serius bagi karyawan, klien, dan lembaga yang lebih besar yang berinteraksi
dengan karyawan.
Menurut Lavrova dan Levin (2006: 11) terdapat tiga gejala dari burnout yaitu:
15
1. Gejala fisik
Pada gejala ini seseorang yang mengalami burnout akan merasakan sakit pada
bagian tulang belakang. Kemudian ada perubahan pada indra perasa, yang
darahnya pun meningkat, merasa kelelahan, dan memiliki masalah pada bagian
gangguan tidur, penegangan otot, dan pada akhirnya berat badan akan menurun.
2. Gejala psikologis
Pada gejala ini seseorang yang mengalami burnout akan mudah marah dan
frustasi. Individu merasa harga dirinya telah hilang dan juga mulai kehilangan
kurang dengan apa pun yang didapatkannya, tidak berdaya, dan bersalah. Ia juga
merasa cemas, depresi yang berlebihan, moodnya sering berubah, merasa gagal,
3. Gejala perilaku
Pada gejala ini seseorang yang mengalami burnout akan mudah terkena gangguan
Dimensi burnout menurut Leiter dan Maslach (1988: 297) terdiri dari tiga dimensi
yang dapat dijelaskan dalam pengertian yang lebih luas. Ketiga dimensi ini yaitu:
16
1. Emotional exhaustion
kontak dengan orang lain. Sumber utama kelelahan ini adalah kelebihan beban
kerja dan konflik pribadi di tempat kerja. Individu merasa lelah dan tidak cukup
energi untuk menghadapi hari lain atau orang lain yang membutuhkannya.
burnout.
individu akan merasakan frustasi dan keputus asaan akan pekerjaannya. Individu
juga merasa tertekan dengan pekerjaannya dan apatis terhadap rekan kerja.
Individu sering memiliki keluhan fisik seperti sakit kepala, nyeri, dll.
2. Depersonalization
pekerjaannya pun akan menumpuk. Individu juga akan bersikap negatif dan
kerja. Hal ini menurunkan rasa self-efficacy yang dikaitkan dengan depresi dan
kemauannya untuk bekerja. Individu merasa dirinya tidak berharga, dan juga
merasa bahwa dirinya belum melakukan sesuatu yang berharga. Hal ini dapat
yang tinggi.
Maslach & Jackson, 1981), Maslach Burnout Inventory General Survey (MBI-
GS: Demerouti & Bakker, 2007), Maslach Burnout Inventory Human Service
(OLBI: Demerouti & Bakker, 2007), Japanese Version of The Burnout Scale
(Gito, Iraha, & Ogata, 2013), dan terakhir adalah Grounded Theory yang
digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menguji teori job stress dan burnout
(Rafii, Oskouie, & Nikravesh, 2004). Dari beberapa instrument di atas maka
pada individu yang bekerja. Skala ini terdiri dari 22 item dalam bahasa inggris,
atau sikap individu). Kuesioner ini sebagai alat pengumpulan data penulis, yang
akan diisi oleh responden. Responden diminta untuk menjawab pada tingkat
berpengaruh terhadap bahaya dari kelelahan mental (mental exhaustion) atau biasa
beban kerja berlebih dan sering menemui konflik interpersonal dalam waktu yang
lama sebagian besar menunjukkan mental exhaustion (Lavrova & Levin, 2006: 8).
memiliki hubungan yang berkualitas tinggi dengan atasan, karyawan akan tunduk
dan perlakuan yang positif. Namun jika sebaliknya, karyawan akan merasakan
sesuatu yang negatif dan kemudian membuatnya merasa lelah secara emosional
1. Karakteristik demografis
Variabel demografis yang paling konsisten berkaitan dengan burnout adalah usia,
karena usia berkaitan dengan tingkat kematangan individu. Karyawan yang lebih
20
muda usianya memiliki tingkat burnout lebih tinggi daripada karyawan yang
tinggi pada wanita, beberapa menunjukkan skor lebih tinggi pada laki-laki
(misalnya, Thomas, Kohli, & Choi, 2014) dan temuan lain tidak ada perbedaan.
2. Karakteristik kepribadian
Beberapa ciri kepribadian telah diteliti sebagai upaya mengetahui tipe individu
diantara orang yang memiliki locus of control external (atribusi peristiwa dan
prestasi terhadap kekuatan lain atau peluang) daripada orang yang memiliki locus
sikapnya terhadap pekerjaan. Dalam beberapa kasus harapan ini sangat tinggi,
baik dari segi sifat pekerjaan (misalnya menarik, menantang, menyenangkan) dan
menyebabkan orang untuk bekerja terlalu keras dan melakukan terlalu banyak,
sehingga akhirnya menyebabkan kelelahan dan sinisme ketika upaya yang tinggi
adalah dukungan sosial dan faktor kepribadian dari big five. Dukungan sosial
adalah faktor penting untuk seseorang dapat terhindar dari efek stres yang
karyawan. Seorang karyawan akan menemui banyak tekanan dan masalah yang
kerja dan dukungan atasan dengan baik (Schaufeli & Greenglass, 2001: 504).
Sedangkan kepribadian big five penting untuk mengetahui tipe kepribadian yang
cenderung lebih rentan mengalami burnout, sehingga dapat dilakukan deteksi dini
dan diberi perlakuan yang lebih khusus. Bakker et al. (2002: 1) dalam
kita. Cobb (1976: 300) juga mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi
yang mengarahkan individu untuk mempercayai bahwa dirinya telah dirawat dan
22
dicintai, merasa dihormati, dan menjadi bagian dari kelompok yang saling
Menurut Cutrona dan Russel (1987: 39) dukungan sosial merupakan suatu
ketentuan dari hubungan individu dengan orang lain untuk merasa cukup
kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Individu tidak dapat hidup sendiri
individu dari orang lain. Orang yang merasa memperoleh dukungan sosial secara
pada dirinya. Sebaliknya, jika orang merasa kurang mendapatkan dukungan sosial
secara emosional, maka orang akan merasa cemas yang kemudian akan
penulis dalam penelitian ini adalah teori Cutrona dan Russel (1987). Dukungan
sosial merupakan suatu ketentuan dari hubungan individu dengan orang lain untuk
Cutrona dan Russel (1987) mengembangkan The Social Provisions Scale untuk
menerima dukungan sosial semacam ini merasa tentram, aman dan damai
yang ditunjukkan dengan sikap tenang dan bahagia. Sumber dukungan ini
kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau
seseorang. Sumber dukungan sosial ini dapat berasal dari keluarga atau
instansi dimana ia bekerja. Dengan diakui individu menjadi lebih percaya diri
diberikan oleh anggota keluarga. Individu yang memiliki hubungan yang baik
dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, mentor, atau sosok
orang tua. Individu yang merasa didukung oleh guru, mentor, atau orang tua
orang lain akan merasa berguna dan keberadaannya pun diakui oleh orang
lain.
25
percaya bahwa orang dicintai, diperdulikan, dhargai dan bernilai. Orang dengan
pelayanan, dan saling membantu ketika dalam kesusahan. Rasa memiliki dan
dimiliki oleh sebuah komunitas dapat meningkatkan daya tahan psikis terhadap
stres.
atau peralatan. Sebagai contoh, hadiah seperti makanan yang sering datang setelah
kematian dalam keluarga berarti yang kehilangan anggota keluarga tidak harus
memasak untuk dirinya sendiri ketika energinya masih rendah. Dengan seperti ini,
memahami kejadian yang menimbulkan stres dengan lebih baik dan menjelaskan
informasi tentang tahapan yang harus dijalani, potensi dari ketidak nyamanan dan
kesukaan.
26
diri yang rendah. Dukungan dari teman dan keluarga dapat memberikan dukungan
seorang individu yang peduli. Kehangatan dan perhatian yang diberikan oleh
orang lain dapat memungkinkan seseorang yang sedang dalam tekanan stres untuk
Penulis menggunakan alat pengukur dukungan sosial yang berbentuk skala yang
bernama The Social Provisions Scale (SPS; Cutrona & Russel, 1987) untuk
mengukur dukungan sosial. SPS ini mempunyai tujuan untuk menguji sejauh
mana hubungan sosial responden dengan orang lain. Instrument ini berisi 24 item,
mengadaptasinya.
Selain SPS yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat alat ukur lain
yang dapat mengukur dukungan sosial yaitu interpersonal support evaluation list
(ISEL; Cohen & Hoberman, 1983). Sama dengan SPS, ISEL mempunyai tujuan
untuk menguji sejauh mana hubungan sosial responden. Perbedaan yang ada pada
ISEL yaitu pada banyaknya item, 40 item, yang menguji 4 dimensi yaitu: tangible
2.3 Kepribadian
Kepribadian berasal dari bahasa Latin yaitu “persona” yang mengacu pada
pertunjukan drama yang memakai topeng oleh aktor Roman dalam drama Yunani.
pada sesuatu yang lebih dari sekedar bermain peran (Feist & Feist, 2006: 3).
individual dalam perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu, dan stabilitas
perilaku dalam berbagai situasi. Sifat bisa saja unik, sama pada beberapa
kelompok manusia atau dimiliki semua manusia. Tetapi pola sifat pasti berbeda
untuk setiap individu. Jadi setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda,
dalamnya beberapa karakter seperti tempramen, fisik, dan kecerdasan (Feist &
dan terorganisir dari karakteristik yang dimiliki oleh individu yang secara unik
kompleks yang mencakup latar belakang genetik yang unik seseorang (kecuali
dalam kasus kembar identik) dan sejarah belajar. Individu dengan karakteristik
berbeda akan memiliki cara menanggapi berbagai lingkungan atau situasi secara
berbeda pula.
Model Big Five adalah salah satu model kepribadian paling besar yang diterima
rasa takut, kesedihan, perasaan malu, perasaan marah, rasa bersalah, dan
perasaan benci;
suka berkumpul dalam kelompok yang besar, dan perasaan gembira, bersifat
yang sensitive, memiliki rasa ingin tahu, dan peka terhadap rangsangan;
Setiap lima faktor ini tersusun dari beberapa tahap (Major, Turner, & Flechter,
2006: 928).
Model Big Five memiliki dukungan yang cukup dan telah menjadi model
lima besar, secara empiris diturunkan dari setiap dimensi. Setiap faktor bipolar
besar bahkan trait yang lebih spesifik (misalnya, talkative, outgoing) (Gosling,
McCrae dan Costa (2006) menyatakan bahwa big five adalah salah satu
melihat kepribadian yang telah dibentuk menggunakan analisis faktor. Lima traits
melalui lima faktor kepribadian yang diturunkan secara umum yang dinamakan
dewasa ini. Trait ini sering digunakan dalam penelitian terdahulu (seperti Bakker
dari McCrae dan Costa (2006) menyatakan bahwa big five adalah salah satu
melihat kepribadian yang telah dibentuk menggunakan analisis faktor. Lima traits
Adapun dimensi kerpibadian yang dikembangkan oleh Jhon dan Srivastava (1999:
(outgoing). Menurut Rothmann dan Coetzer (2003: 69) bahwa orang yang
extravert penuh dengan semangat dan optimis, sedangkan orang yang introvert
berterus terang, tidak egois (altruism), suka memberi, rendah hati, dan simpati
pada orang lain. Kotze dan Lamb (2012: 298) menyatakan bahwa orang yang
memiliki skor tinggi pada agreeableness akan menyenangkan dan mudah berada
31
lain. Orang yang memiliki skor rendah pada agreeableness akan cenderung kasar,
mudah marah, tidak bisa diajak bekerja sama, mudah curiga dan hanya
terhadap kerapihan dan perilaku suka. Menurut Kotze & Lamb (2012: 299),
depresi, pemalu, impulsif, dan penuh kemalangan. Menurut Kotze dan Lamb
(2012: 299), orang yang memiliki nilai neurotic rendah cenderung tidak
emosional, tenang, santai, dan individu yang merasa aman dalam hidupnya.
Seseorang yang memiliki neurotic tinggi akan cenderung memiliki resiko dari
beberapa masalah kejiwaan, seperti memiliki ide yang tidak rasional, kurang
mampu mengontrol rangsangan, dan penyelesaian stres yang buruk (Rohtmann &
Orang yang memiliki pribadi openness cenderung banyak ide, fantasi, menyukai
keindahan, penuh perasaan, dan memiliki nilai. Menurut Kotze dan Lamb (2012:
32
299), orang yang memiliki nilai openness rendah cenderung memiliki pikiran
yang lebih sempit (kurang wawasan), ketinggalan zaman, tidak memiliki fantasi,
praktis, dan lebih menyukai bersama dengan keluarga. Individu yang terbuka
memiliki keingin tahuan yang besar tentang dunia luar maupun dalam, dan
2003: 69).
Terdapat beberapa alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur big five
Penulis memutuskan untuk mengadaptasi BFI yang dikembangkan oleh John &
Srivastava (1999) sebagai alat ukur variabel kepribadian. Skala ini berjumlah 44
Indonesia.
terjadinya burnout pada karyawan. Hal ini dapat dibuktikan dari penelitian
terdahulu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Haque dan Sohail (1997)
tentang investigasi terkait stress, dukungan sosial, dan burnout pada perawat, yang
dan dukungan sosial dari rekan kerja dalam memprediksi dimensi emosional
Haque dan Sohail (1997: 84) menemukan bahwa efek langsung yang
signifikan juga terdapat antara dukungan dari rekan kerja dan administrator,
semakin tinggi tingkat dukungan keduanya maka semakin tinggi juga tingkat
personal accomplishment-nya.
dukungan dari supervisor dan rekan kerja dalam memprediksi dimensi reduce
faktor dasar kepribadian terhadap burnout dapat memberikan wawasan yang lebih
seorang individu. Studi ini juga dapat membantu kita dalam mengidentifikasi
indvidu yang berisiko untuk mengembangkan burnout (Bakker et al., 2002: 4).
Hasil penelitian Bakker et al. (2002: 12) pada dimensi depersonalisasi dari
disebabkan tidak stabilnya emosi pada perawat, lebih introvert (tertutup, dan
ditemukan dapat menurunkan keadaan yang penuh stres. Individu yang memiliki
orang yang bersikap sopan, memiliki sifat yang baik, suka bekerja sama, memiliki
hati yang lembut, dan mampu bertoleransi”. Kecenderungan itulah yang mampu
terhindar dari burnout. Azeem (2013: 467) menemukan ada hubungan yang
semua dimensi burnout, dan ada pengaruh yang signifikan pada dimensi
Dukungan Sosial
Attachment
Social Integration
Reassurance of Worth
Reliable Alliance
Guidance
Opportunity for
nurturance
Burnout
Kepribadian
Extraversion
Agreeableness
Conscientiousness
Neuroticism
Openness to New
Experience
METODE PENELITIAN
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
accomplishment);
openness to experience).
38
39
diakibatkan stres secara emosional pada pekerjaannya yang terdiri dari tiga
dimensi, yaitu, emotional exhaustion (merasa frustasi dan putus asa; dan
merasa tertekan dan apatis; memiliki keluhan fisilk (seperti sakit kepala,
kemauan dalam bekerja; dan merasa tidak berharga atau belum melakukan
menggunakan skala atau alat ukur Maslach Burnout Inventory (MBI), yang
pekerjaan dengan jumlah yang banyak. Skor jawaban subjek dengan nilai
orang lain untuk merasa cukup didukung dan menghindari rasa kesepian.
kedekatan secara emosional dan merasa aman dengan orang lain), social
dapat diandalkan), guidance (mendapatkan nasihat atau saran dari orang lain),
(Cutrona & Russell, 1987) dengan menggunakan alat ukur the Social
3. Kepribadian big five adalah salah satu taksonomi yang memadai dari ciri
kepribadian dari level tertinggi hierarki kepribadian yang dihasilkan dari skor
extraversion (bersikap ramah kepada orang lain, suka berteman dengan orang
moralitas yang baik, suka menolong orang lain, bersikap sopan, mudah
terhadap aturan maupun kepada orang lain, memiliki kedisiplinan diri yang
mudah depresi, rentan terhadap hal negatif, dan memiliki ketidak stabilan
emosi), dan openness (memiliki imajinasi yang tinggi, cerdas, dan kreatif)
dengan menggunakan alat ukur Big Five Inventory (BFI). Skor tertinggi dari
Dalam penelitian ini akan digunakan 3 macam alat ukur baku berdasarkan setiap
variabel dalam pengumpulan data. Adapun ketiga alat ukur yang penulis gunakan
Skala burnout dalam penelitian ini diadaptasi dari skala baku Maslach Burnout
Inventory (MBI) yang dibuat oleh Christina Maslach. MBI terdiri atas 22 item
1981). Skala ini diadaptasi penulis ke dalam bahasa indonesia dan kategori
jawaban dari aslinya 6 menjadi 4 jawaban saja. Hal ini penulis lakukan untuk
Table 3.1
Blue Print Maslach Burnout Inventory
Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah Item
Emotional exhaustion Frustasi dan putus asa; 1, 4. 5, 10, 13, 9
Merasa tertekan dan apatis; 14, 17, 19, 21
Memiliki keluhan fisik (seperti:
sakit kepala, nyeri, dll).
Depersonalization Hilang perasaan positif terhadap 3, 8, 9,12, 16 5
atasan atau rekan kerja;
Menghindari kontak dengan
pekerjaan;
Bersikap negatif dan kasar.
Reduce personal Merasa tidak kompeten dalam 2*), 6*), 7*), 8
accomplishment bekerja; 11*), 15*), 18*),
Hilangnya kemauan dalam 20*), 22*)
bekerja;
Merasa tidak berharga/belum
melakukan sesuatu yang
bermanfaat.
Total 22 22
*) Item UnFavorable
Skala dukungan sosial dalam penelitian ini diadaptasi dari The Social Provisions
Scale yang dikembangkan oleh Cutrona pada tahun 1984. The Social Provisions
Scale ini terdiri atas 24 item yang mengukur 6 aspek dari dukungan sosial yaitu,
dan opportunity for nurturance. Skala ini diadaptasi penulis ke dalam bahasa
Table 3.2
Blue Print The Social Provision Scale
Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah Item
Attachment Merasakan kedektan emosional; 11, 14*), 17, 4
Merasa aman dengan orang lain. 21*)
Social integration Mempunyai kesempatan untuk 2*), 5, 8, 22*) 4
berbagi minat dan kesenangan;
Melakukan aktivitas yang sama.
Reassurance of Mendapatkan pengakuan atas 6*), 9*),13, 20 4
worth kemampuan dan keahliannya;
Mendapatkan penghargaan atas
kompetensi dan keterampilannya.
Reliable Alliance Hubungan yang dapat diandalkan. 1, 10*), 18*), 4
23
Guidance Mendapatkan nasihat atau saran 3*),12, 16, 19*) 4
dari orang lain.
Opportunity for Perasaan dibutuhkan oleh orang 4, 7, 15*), 24*) 4
nurturance lain.
Total 12 24
*) Item UnFavorable
Untuk mengukur kepribadian peneiliti menggunakan alat ukur Big Five Inventory
(BFI) yang diadaptasi dari teori John & Srivastava (1999). BFI ini terdiri dari 44
item yang mengukur semua faktor dari lima besar kepribadian, yaitu extraversion,
Skala ini diadaptasi penulis ke dalam bahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh
responden.
Adapun skala yang digunakan ketiga alat ukur di atas adalah skala model
Likert, pada setiap item disediakan empat alternatif jawaban. Dalam menjawab
subjek memilih salah satu alternative jawaban dengan membubuhkan tanda Check
List (√) pada kotak yang telah disediakan. Selain itu pernyataannya dibuat dengan
kategori positif atau kesetujuan (favorable) dan kategori negatif atau ketidak
43
setujuan (unfavorable). Subjek diminta untuk memilih salah satu dari empat
Setuju/Sangat Sesuai (SS), Setuju/Sesuai (S), Tidak Setuju/Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan bobot nilai sesuai dengan
tabel 3.4.
Tabel 3.3
Blue Print Skala Kepribadian
Aspek/Dimensi Indikator No. Item Jumlah Item
Extraversion Bersikap ramah kepada orang lain; 1, 6*), 11, 16, 8
Suka berteman dengan orang 21*), 26, 31*),
banyak; 36
Memiliki sikap tegas.
Agreeableness Mempunyai moralitas yang baik; 2*), 7, 12*), 9
Suka menolong orang lain; 17, 22, 27*),
Bersikap sopan; 32, 37*), 42
Mudah bersimpati kepada orang
lain;
Dapat dipercaya.
Conscientiousness Bersikap tertib (teratur) dalam 3, 8*), 13, 9
melakukan sesuatu; 18*),23*), 28,
Bersikap patuh baik terhadap 33, 38, 43*)
aturan maupun kepada orang lain;
Memiliki kedisiplinan diri yang
tinggi;
Memiliki kesadaran.
Neuroticism Mudah cemas; 4, 9*), 14, 19, 8
Mudah marah; 24*), 29, 34*),
Mudah depresi; 39
Rentan terhadap hal negatif;
Memiliki ketidak stabilan emosi
Openness Memiliki imajinasi yang tinggi; 5, 10, 15, 20, 10
Cerdas dan kreatif 25, 30, 35*),
40, 41*), 44
Total 28 44
*) Item UnFavorable
Table 3.4
Bobot Nilai
Kategori Respon SS S TS STS
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
44
The Social Provisions Scale, dan 3) Big Five Inventory. Untuk menguji validitas
konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun logika dari CFA (Umar, 2011)
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan
terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas setiap
itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap
subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes
bersifat unidimensional.
matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. jika teori unidimensional
benar maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ dengan matriks S
Chi-square. Jika hasil Chi-square tidak signifikan (p > 0,05), maka dapat
45
mengukur satu faktor saja dan dapat diterima kebenarannya (didukung oleh
hipotesis nihil ditolak. Artinya, teori unidimensional tidak didukung oleh data
(ditolak). Dengan kata lain, analisis faktor konfirmatori dalam hal ini adalah
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau
tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan T-value. Jika
hasil T-value tidak signifikan maka item yang sedang diuji tidak signifikan
dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di-
6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan
faktornya negatif, maka item bermuatan faktor negatif harus di-drop. Sebab
hal ini tidak sesuai dengan sifat item yang bersifat positif (favorable).
Langkah terakhir, semua item yang tidak di-drop dihitung faktor skornya.
Faktor skor dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran.
Jadi perhitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan setiap item variabel seperti
pada umunmnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor yang akan
Setelah didapatkan faktor skor yang telah diubah menjadi T score, nilai
baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu
diketahui bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian
ini. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan
software LISREL 8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan pada sub-bab
berikut :
Penulis menguji apakah 22 item yang ada bersifat unidimensional, yang berarti
benar hanya mengukur burnout. Di dalam proses analisis CFA, penulis melakukan
kesalahan pengukuran pada beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama
value = 0,05294, RMSEA = 0,032. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05
(tidak signifikan) sehingga dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja
yaitu burnout.
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (H0) tentang koefisien
muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap
Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa ada lima item yang tidak signifikan (ada
item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96), yaitu item no 15, 16, 17, 19, dan 20.
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa item no 15, 16, 17, 19, dan 20 harus di-drop
Tabel 3.5
Muatan Faktor Item Burnout
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0,32 0,07 4,92
2 0,35 0,06 5,52
3 0,46 0,07 6,92
4 0,47 0,07 6,87
5 0,45 0,06 7,05
6 0,75 0,07 10,39
7 0,37 0,07 5,61
8 0,49 0,08 6,48
9 0,33 0,08 4,19
10 0,35 0,07 4,75
11 0,45 0,07 6,76
12 0,93 0,08 12,08
13 0,19 0,07 2,89
14 0,42 0,07 6,30
15 0,10 0,07 1,60 X
16 0,00 0,07 0,00 X
17 -0,05 0,07 -0,62 X
18 0,34 0,07 4,95
19 0,09 0,06 1,43 X
20 0,08 0,07 1,19 X
21 0,34 0,07 4,57
22 0,16 0,06 2,56
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96) dan tanda X = tidak signifikan (t < 1,96)
Penulis melakukan uji CFA pada 24 item skala dukungan sosial dengan
kesalahan pengukuran pada beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama
value = 0,05243, RMSEA = 0,036. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05
(tidak signifikan) sehingga dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja
diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil (H0) tentang koefisien
muatan faktor item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap
Tabel 3.6
Muatan Faktor Item Dukungan Sosial
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0,27 0,09 3,02
2 0,59 0,07 8,86
3 0,18 0,07 2,62
4 0,59 0,08 6,97
5 0,44 0,06 7,05
6 0,35 0,07 5,34
7 0,33 0,08 4,01
8 0,51 0,07 7,02
9 0,26 0,07 3,96
10 0,01 0,08 0,16 X
11 0,58 0,09 6,44
12 0,23 0,08 2,98
13 0,62 0,09 7,16
14 0,51 0,07 7,33
15 0,53 0,08 6,84
16 0,24 0,08 3,00
17 0,61 0,07 8,21
18 0,56 0,08 7,15
19 0,64 0,08 7,85
20 0,64 0,08 8,28
21 0,16 0,06 2,40
22 0,11 0,08 1,49 X
23 0,75 0,07 10,31
24 0,51 0,07 7,35
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96) dan tanda X = tidak signifikan (t < 1,96)
Pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa item no 10 dan 22 memiliki nilai
koefisien t < 1,96. Selanjutnya tidak ada item yang memiliki nilai koefisien
bermuatan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa item no 10 dan 22 harus di-drop
1. Extraversion
beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh
0,045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan) sehingga
dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu extraversion.
yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop
atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil (H0) tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
Tabel 3.7
Muatan Faktor Item Extraversion
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0,61 0,07 8,58
6 0,48 0.09 5,52
11 0,60 0,07 8,39
16 0,51 0.07 6,98
21 -0,49 0,08 -6,33 X
26 0,75 0,08 10,02
31 0,24 0,07 3,23
36 0,44 0,07 6,04
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96) dan tanda X = tidak signifikan (t < 1,96)
Pada tabel 3.7 dapat dilihat bahwa item no 21 memiliki nilai koefisien t <
1,96. Selanjutnya pada item yang sama yakni item no 21 memiliki muatan faktor
50
negatif. Dapat disimpulkan bahwa item tidak signifikan, yang berarti item harus
2. Agreeableness
beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh
0,045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan) sehingga
dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agreeableness.
yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop
atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil (H0) tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
Tabel 3.8
Muatan Faktor Item Agreeableness
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
2 0,77 0,07 10,59
7 0,35 0.07 4,98
12 0,82 0,07 11,15
17 0,26 0.08 3,50
22 -0,20 0,07 -2,96 X
27 0,26 0,08 3,33
32 0,17 0,08 2,25
37 0,42 0,07 6,03
42 -0,31 0,14 -2,25 X
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96) dan tanda X = tidak signifikan (t < 1,96)
Pada tabel 3.8 dapat dilihat bahwa item no 22 dan 42 memiliki nilai
koefisien t < 1,96. Selanjutnya penulis melihat item yang sama juga memiliki
51
muatan faktor negatif. Hal ini berarti bahwa item no 22 dan 42 harus di-drop dan
3. Conscientiousness
beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh
0,036. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan) sehingga
dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu conscientiousness.
yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop
atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil (H0) tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item Conscientiousness
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
3 0,43 0,08 5,61
8 0,46 0.08 6,03
13 0,72 0,07 10,46
18 -0,55 0.07 -7,59 X
23 0,33 0,08 4,29
28 0,77 0,07 11,41
33 0,57 0,07 7,74
38 0,38 0,08 4,95
43 0,27 0,08 3,46
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96) dan tanda X = tidak signifikan (t < 1,96)
Pada tabel 3.9 dapat dilihat bahwa item no 18 memiliki nilai koefisien t <
faktor negatif. Hal ini berarti bahwa item no 18 harus di-drop dan tidak diikut
4. Neuroticism
beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama lainnya, sehingga diperoleh
0,041. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan) sehingga
dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu neuroticism.
yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop
atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil (H0) tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
Tabel 3.10
Muatan Faktor Item Neuroticism
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
4 0,21 0,08 2,58
9 0,26 0.08 3,10
14 0,60 0,08 7,74
19 0,58 0.08 7,68
24 0,27 0,08 3,23
29 0,52 0,08 6,67
34 0,30 0,08 3,59
39 0,74 0,08 9,83
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96)
Pada tabel 3.10 dapat dilihat bahwa tidak ada item yang memiliki nilai
koefisien t < 1,96. Selanjutnya tidak ada item yang bermuatan faktor negatif.
53
Dapat disimpulkan bahwa semua item signifikan, yang berarti tidak ada item yang
5. Openness
beberapa item sehingga bebas berkorelasi satu sama lainnya sehingga diperoleh
0,044. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan) sehingga
dapat diartikan seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu openness.
yang hendak diukur atau tidak sekaligus menentukan apakah item perlu di-drop
atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil (H0) tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
Tabel 3.11
Muatan Faktor Item Openness
No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
5 0,76 0,06 11,80
10 0,24 0.07 3,22
15 0,84 0,06 13,66
20 0,62 0.07 9,24
25 0,77 0,06 12,32
30 0,20 0,07 2,66
35 -0,24 0,07 -3,23 X
40 -0,34 0,07 -4,64 X
41 -0,06 0,07 -0,78 X
44 0,53 0,08 6,97
Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96) dan tanda X = tidak signifikan (t < 1,96)
Pada tabel 3.11 dapat dilihat bahwa item no 35, 40, dan 41 memiliki nilai
koefisien t < 1,96. Selanjutnya item no 35, 40 dan 41 adalah item yang bermuatan
54
faktor negatif. Hal ini berarti bahwa item no. 35, 40, dan 41 harus di-drop dan
berganda merupakan suatu analisis yang mengukur pengaruh lebih dari satu
variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis data akan dilakukan dengan
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + b10X10
+ b11X11 + e
analisis data yang paling sesuai, dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis
sebagai berikut:
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu proporsi varian dari
SS reg
R2 =
SS y
Dimana:
(IV) terhadap dependent variable (DV) signifikan atau tidak, maka dilakukan uji
menggunakan rumus:
R2 /k
F=
(1-R2 )/(N-k-1)
56
Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya, dapat dilihat apakah variabel independen
Kemudian dilanjutkan dengan uji t untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan
variabel independen (X) signifikan terhadap variabel dependen (Y) secara terpisah
b
t=
Sb
Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar deviasi sampling dari b.
hasil uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan peneliti.
Penelitian ini berjalan dengan tiga tahapan prosedur penelitian, yaitu tahapan
1. Persiapan
melakukan kajian teori untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang tepat
alat ukur yang akan digunakan. Setelah alat ukur siap, penulis kemudian ke tahap
2. Pelaksanaan Penelitian
Penulis menyerahkan tiga buah surat izin penelitian ke tiga perusahaan berbeda.
Center (GITC) pada bulan Juli. Namun pada bulan Juli tidak bisa menerima
57
penelitian dan baru bisa pada bulan September. Kemudian, penulis menyerahkan
suat izin penelitian kedua ke PT. Bintang Karya Sarana. Di PT. Bintang Karya
Sarana penulis dapat izin mengambil data selama tiga hari yaitu pada tanggal 4 s/d
6 Agustus 2016. Dari pengambilan data ini, penulis hanya mendapatkan tiga
responden.
Surat izin penelitian ketiga penulis serahkan ke DirJen HKI, dan dapat
terlaksana pada tanggal 08-15 Agustus 2016 di DirJen HKI dengan menghasilkan
tiga responden juga. Kemudian penulis meminta tolong saudara, tetangga, dan
teman penulis yang sudah bekerja untuk menyebarkan dan mengisi kuesioner di
tempat kerjanya.
3. Pengolahan Data
pengolahan data. Untuk setiap variabel penelitian penulis menghitung true skor
(faktor skor) dengan menggunakan CFA. Dalam hal ini hanya item yang tidak di-
HASIL PENELITIAN
dan masa jabatan. Penulis akan menyajikannya dalam bentuk tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Gambaran Umum Subjek
Gambaran Subjek Frekuensi Persentase
Usia
18-20 Tahun 19 9,5%
21-30 Tahun 98 49,0%
31-40 Tahun 45 22,5%
>40 Tahun 38 19,0%
Jenis Kelamin
Laki-laki 126 63,0%
Perempuan 74 37,0%
Status Pernikahan
Belum Menikah 86 43,0%
Menikah 113 56,5%
Bercerai 1 0,5%
Pendidikan
SD 1 0.5%
SMP 11 5,5%
SMA 99 49,5%
D1 2 1,0%
D3 15 7,5%
S1 57 28,5%
S2 14 7,0%
S3 1 0,5%
Masa Kerja
≤1 Tahun 44 22,0%
2-5 Tahun 79 39,5%
6-9 Tahun 21 10,5%
>9 Tahun 56 28,0%
Sumber: Data Penelitian, gambaran dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidikan, dan masa kerja.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa subjek yang rentang usia 18-20
tahun sebanyak 19 orang atau sebesar 9,5%, rentang usia 21-30 tahun sebanyak 98
58
59
orang atau sebesar 49%, rentang usia 31-40 tahun sebanyak 45 orang atau
sebanyak 22,5%, dan rentang usia >40 tahun sebanyak 38 orang atau sebesar
19%. Berdasarkan jenis kelamin, subjek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
126 orang atau sebesar 63%, dan subjek perempuan sebanyak 74 orang atau
sebanyak 86 orang atau sebesar 43%, yang menikah sebanyak 113 orang atau
sebesar 56,5%, dan yang bercerai sebanyak 1 orang atau sebesar 0,5%.
orang atau sebesar 0,5%, SMP sebanyak 11 orang atau sebesar 5,5%, SMA
sebanyak 99 orang atau sebesar 49,5%, D1 sebanyak 2 orang atau sebesar 1%, D3
sebanyak 15 orang atau sebesar 7,5%, S1 sebanyak 57 orang atau sebesar 28,5%,
S2 sebanyak 14 orang atau sebesar 7%, dan S3 sebanyak 1 orang atau sebesar
0,5%. Berdasarkan masa kerja, subjek yang memiliki masa kerja selama rentang
≤1 tahun sebanyak 44 orang atau sebesar 22%, selama rentang 2-5 tahun sebanyak
79 orang atau sebesar 39,5%, selama rentang 6-9 tahun sebanyak 21 orang atau
sebesar 10,5%, dan selama >9 tahun sebanyak 56 orang atau sebesar 28%.
Pada sub bab ini, penulis akan menguraikan gambaran umum statistik deskriptif
dari setiap variabel yang meliputi skor mean, maksimal, minimal, dan standar
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa skor terendah dari
variabel dependen burnout adalah 27,09 dan skor tertingginya adalah 86,38
dengan mean sebesar 50,0002. Skor terendah dari dimensi attachment pada
variabel dukungan sosial adalah 17,75 dan skor tertingginya adalah 64,27 dengan
mean sebesar 49,9997. Skor terendah dari dimensi social integration pada
variabel dukungan sosial adalah 15,11 dan skor tertingginya adalah 67,58 dengan
mean sebesar 50,0015. Skor terendah dari dimensi reassurance of worth pada
variabel dukungan sosial adalah 13,52 dan skor tertingginya adalah 69,48 dengan
mean sebesar 49,9990. Skor terendah dari dimensi reliable alliance pada variabel
dukungan sosial adalah 14,17 dan skor tertingginya adalah 67,52 dengan mean
sebesar 49,9986. Skor terendah dari dimensi guidance pada variabel dukungan
sosial adalah 17,43 dan skor tertingginya adalah 67,89 dengan mean sebesaar
50,0004. Skor terendah dari dimensi opportunity for nurturance pada variabel
dukungan sosial adalah 21,9 dan skor tertingginya adalah 66,5 dengan mean
sebesar 50,0000.
61
20,92 dan skor tertingginya adalah 69,25 dengan mean sebesar 50,0003. Skor
terendah dari dimensi agreeableness pada variabel kepribadian adalah 17,79 dan
skor tertingginya adalah 67,72 dengan mean sebesar 50,0001. Skor terendah dari
tertingginya adalah 72,33 dengan mean sebesar 50,0001. Skor terendah dari
dimensi neuroticism pada variabel kepribadian adalah 26,72 dan skor tertingginya
adalah 72,20 dengan mean sebesar 50,0007. Skor terendah dari dimensi openness
pada variabel kepribadian adalah 15,04 dan skor tertingginya adalah 71,44 dengan
mean sebesar 50,0004. Dari seluruh variabel independen, skor terendah ada pada
dimensi reassurance of worth dalam variabel dukungan sosial dan skor tertinggi
Menggunakan standar deviasi dan mean yang diperoleh dari skala T, selanjutnya
Tabel 4.3
Norma Skor Variabel
Kategori Rumus
Rendah X < M – 1SD
Sedang M – 1SD ≤ X ≤ M + 1SD
Tinggi X > M + 1SD
openness). Presentase kategori terserbut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Kategorisasi Skor Burnout, DukSos, dan Kepribadian
Kategori dan presentase skor
No Variabel
Rendah % Sedang % Tinggi %
1 Burnout 25 12,5 154 77,0 21 10,5
2 Attachment 24 12,0 131 65,5 45 22,5
3 Social integration 21 10,5 153 76,5 26 13,0
4 Reassurance of worth 28 14,0 150 75,0 22 11,0
5 Reliable alliance 26 13,0 143 71,5 31 15,5
6 Guidance 23 11,5 146 73,0 31 15,5
7 Opportunity for 31 15,5 143 71,5 26 13,0
nurturance
8 Extraversion 34 17,0 131 65,5 35 17,5
9 Agreeableness 17 8,5 138 69,0 45 22,5
10 Conscientiousness 31 15,5 140 70,0 29 14,5
11 Neuroticism 33 16,5 136 68,0 31 15,5
12 Openness 37 18,5 140 70,0 23 11,5
Sumber: Data Penelitian
skor rendah, 154 responden (77%) berada pada kategori skor sedang, dan 21
variabel burnout paling banyak berada pada kategori skor sedang. Hal ini
responden (12%) berada pada kategori skor rendah, 131 responden (65,5%)
berada pada kategori skor sedang, dan 45 responden (22,5%) berada pada
berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 22%
63
yang lebih dalam secara emosional dari orang lain di lingkungannya, terutama
responden (10,5%) berada pada kategori skor rendah, 153 responden (76,5%)
berada pada kategori skor sedang, dan 26 responden (13%) berada pada
banyak berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
merasa didukung.
28 responden (14%) berada pada kategori skor rendah, 150 responden (75%)
berada pada kategori skor sedang, dan 22 responden (11%) berada pada
banyak berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa
responden (13%) berada pada kategori skor rendah, 143 responden (71,5%)
berada pada kategori skor sedang, dan 31 responden (15,5%) berada pada
banyak berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar
15% responden memiliki hubungan yang dapat diandalkan dengan orang lain.
Lebih dari 80% responden kurang memiliki hubungan yang dapat diandalkan,
bahkan sekitar 13% tidak memiliki hubungan yang dapat diandalkan dengan
orang lain.
responden (11,5%) berada pada kategori skor rendah, 146 responden (73%)
berada pada kategori skor sedang, dan 31 responden (15,5%) berada pada
berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 15%
responden memiliki dukungan yang berupa nasihat atau saran dari orang lain.
Lebih dari 80% responden kurang memiliki dukungan yang berupa nasihat
dan saran dari orang lain, bahkan sekitar 11% responden tidak memiliki
dukungan itu.
opportunity for nurturance paling banyak berada pada kategori skor sedang.
65
yang membuatnya merasa dibutuhkan oleh orang lain. Sedangkan lebih dari
85% responden merasa kurang dibutuhkan oleh orang lain, bahkan sekitar
responden (17%) berada pada kategori skor rendah, 131 responden (65,5%)
berada pada kategori skor sedang, dan 35 responden (17,5%) berada pada
berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa 83%
responden (8,5%) berada pada kategori skor rendah, 138 responden (69%)
berada pada kategori skor sedang, dan 45 responden (22,5%) berada pada
berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa 91,5%
responden (15,5%) berada pada kategori skor rendah, 140 responden (70%)
berada pada kategori skor sedang, dan 29 responden (14,5%) berada pada
banyak berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa 84,5%
66
responden (16,5%) berada pada kategori skor rendah, 136 responden (68%)
berada pada kategori skor sedang, dan 31 responden (15,5%) berada pada
berada pada kategori skor sedang. Hal ini menunjukkan bahwa 83,5%
(18,5%) berada pada kategori skor rendah, 140 responden (70%) berada pada
kategori skor sedang, dan 23 responden (11,5%) berada pada kategori skor
Penulis melakukan uji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda (multiple
menggunakan SPSS 20.0. Dalam melakukan analisis regresi, ada tiga hal yang
perlu diperhatikan :
67
Dependent Variable.
Tabel 4.5
R Square
Std. Error of the
Model R R square Adjusted R square
Estimate
1 0,469a 0,220 0,175 8,08628
a. Predictors: (Constant), Attachment, Social Support, Reassurance of Worth, Reliable Alliance,
Guidance, Opportunity for Nurturance, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Neuroticism, Openness.
Berdasarkan nilai R square pada tabel 4.5, dapat diketahui proporsi varians
Nilai R square yang diperoleh adalah 0,220 yang artinya seluruh variabel
22% terhadap proporsi varians burnout, sedangkan 78% lainnya dipengaruhi oleh
dampak dari seluruh variabel independen terhadap burnout, hasil uji F dapat
Dari tabel 4.6 diperoleh nilai hitung F sebesar 4,833 dengan taraf
signifikansi 0,000 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil yang
Tabel 4.6
Anovaa
Sum of Mean
Model Df F Sig.
Square Square
1 Regression 3475,909 11 315,992 4,833 0,000b*
Residual 12292,925 188 65,388
Total 15768,834 199
a. Dependent variable: Burnout.
b. Predictors: (Constant), Attachment, Social Support, Reassurance of Worth, Reliable Alliance,
Guidance, Opportunity for Nurturance, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness,
Neuroticism, Openness.
Keterangan: * = Signifikan (p < 0,05)
independen. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka koefisien regresi signifikan, yang
Tabel 4.7
Coefficienta regression
Unstandardized Standardized
Coefficient Coefficient
Model T Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 53,172 8,796 6,045 0,000*
Attachment -0,090 0,067 -0,101 -1,339 0,182
Social integration -0,204 0,065 -0,230 -3,151 0,002*
Reassurance of worth 0,090 0,074 0,099 1,207 0,229
Reliable alliance -0,083 0,066 -0,093 -1,259 0,210
Guidance -0,139 0,104 -0,122 -1,339 0,182
Opportunity for 0,017 0,079 0,017 0,217 0,828
nurturance
Extraversion 0,123 0,104 0,116 1,185 0,238
Agreeableness -0,129 0,080 -0,121 -1,624 0,106
Conscientiousness -0,037 0,092 -0,034 -0,396 0,692
Neuroticism 0,327 0,081 0,303 4,035 0,000*
Openness 0,063 0,096 0,063 0,658 0,511
a. Dependent Variable: Burnout
Keterangan: * = Signifikan (p < 0,05)
atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan pada setiap variabel independen.
sebagai berikut:
Jika nilai Sig. < 0,05 maka koefisien regresi signifikan, yang berarti bahwa
Dependent Variable.
Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada setiap variabel
regresi sebesar -0,090 dengan signifikansi sebesar 0,182 (p > 0,05), dengan
demikian Ho1 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi
koefisien regresi sebesar -0,204 dengan signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05),
dengan demikian Ho2 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan
koefisien regresi sebesar 0,090 dengan signifikansi sebesar 0,229 (p > 0,05),
dengan demikian Ho3 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap burnout.
koefisien regresi sebesar -0,083 dengan signifikansi sebesar 0,210 (p > 0,05),
dengan demikian Ho4 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan
regresi sebesar -0,139 dengan signifikansi sebesar 0,182 (p > 0,05), dengan
demikian Ho5 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi
nilai koefisien regresi sebesar 0,017 dengan signifikansi sebesar 0,828 (p >
0,05), dengan demikian Ho6 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang
regresi sebesar 0,123 dengan signifikansi sebesar 0,238 (p > 0,05), dengan
demikian Ho7 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi
regresi sebesar -0,129 dengan signifikansi sebesar 0,106 (p > 0,05), dengan
demikian Ho8 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi
koefisien regresi sebesar -0,037 dengan signifikansi sebesar 0,692 (p > 0,05),
dengan demikian Ho9 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan
regresi sebesar 0,327 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05), dengan
demikian Ho10 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi
burnout.
11. Dimensi openness pada variabel kepribadian diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar 0,063 dengan signifikansi sebesar 0,511 (p > 0,05), dengan demikian
Ho11 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi openness
burnout.
terdapat dua hipotesis minor yang diterima yaitu dimensi social integration dari
variabel dukungan sosial dan neuroticism dari variabel kepribadian, artinya kedua
mengetahui lebih jelas mengenai proporsi varian dari setiap variabel independen
atau tidak.
Tabel 4.8
Tabel variasi untuk setiap dimensi variabel independen
Std. Change Statistics
R Adjusted Error of R
Model R F Sig. F
Square R Square the Square Df1 Df2
Change Change
Estimate Change
1 0,217 0,047 0,042 8,71230 0,047 9,747 1 198 0,002*
2 0,331 0,110 0,101 8,44252 0,063 13,856 1 197 0,000*
3 0,334 0,111 0,098 8,45604 0,002 0,371 1 196 0,543
4 0,355 0,126 0,108 8,40745 0,015 3,272 1 195 0,072
5 0,356 0,127 0,104 8,42539 0,001 0,171 1 194 0,680
6 0,358 0,128 0,101 8,44061 0,001 0,301 1 193 0,584
7 0,358 0,128 0,096 8,46255 0,000 0,001 1 192 0,980
8 0,384 0,148 0,112 8,38882 0,020 4,390 1 191 0,037*
9 0,391 0,153 0,113 8,38483 0,004 1,182 1 190 0,278
10 0,468 0,219 0,177 8,07415 0,066 15,903 1 189 0,000*
11 0,469a 0,220 0,175 8,08628 0,001 0,434 1 188 0,511
a. Predictors: (Constant), Attachment, Social Integration, Reassurance Of Worth, Reliable
Alliance, Guidance, Opportunity for nurturance, Extraversion, Agreeableness,
Conscientiousness, Neuroticism, Openness.
Keterangan: * = Signifikan (p < 0,05)
merasa memiliki hubungan yang dapat diandalkan dengan orang lain kurang
sebesar 0,1% dalam varian burnout. Sumbangan dari dimensi guidance tidak
nasihat dan saran dari orang lain kurang dapat memprediksi karyawan
yang merasa dibutuhkan oleh orang lain kurang dapat memprediksi karyawan
karyawan berpotensi mengalami burnout atau tidak, karena dimensi ini tidak
atau tidak.
5.1 Kesimpulan
menyimpulkan bahwa dukungan sosial yang diberikan orang lain dan kepribadian
analisa uji hipotesis, penulis juga dapat menyimpulkan bahwa dimensi social
integration dari variabel dukungan sosial dan dimensi neuroticism dari variabel
5.2 Diskusi
Hasil utama dari penelitian ini adalah bahwa hipotesis mayor diterima. Artinya
didapatkan dalam penelitian ini hanya sebesar 22% variabel independen yaitu
namun menurut penulis hasil ini sudah cukup berpengaruh mengingat terdapat
78
79
diharapkan dari atasan, teman, kerja ataupun keluarga didapatkan oleh individu
maka individu dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik. Hal ini sejalan pula
Dukungan sosial yang diterima dari atasan, teman kerja, dan keluarga mempunyai
andil yang besar untuk mengurangi stres yang menyebabkan terjadinya burnout.
Mengingat resiko yang ditimbulkan oleh burnout itu negatif, maka diperlukan
usaha secara aktif dalam menciptakan situasi kerja yang dapat menimbulkan
Dari hasil yang didapat penulis pada penelitian ini, terlihat bahwa dimensi
signifikan mempengaruhi burnout dengan arah korelasi negatif. Hasil ini sama
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Russell, Altmaier, dan Van Velzen
(1987) dan Woodhead, Northrop, dan Edelstein (2014). Russell et al. (1987)
mempengaruhi ketiga dimensi burnout dengan arah korelasi negatif. Namun, arah
kolerasi positif ditemukan dalam penelitian dari Woodhead et al. (2014), yaitu
dengan arah korelasi negatif. Hal ini sama dengan temuan dari Russell et al.
80
(1987) dan Woodhead et al. (2014). Lebih jelasnya, Russell et al. (1987) dan
hanya memiliki arah positif pada dimensi emotional exhaustion dari variabel
burnout saja.
dengan arah korelasi positif. Hal ini berlainan dengan hasil yang ditemukan oleh
al. (1987) juga menemukan bahwa dimensi reassurance of worth hanya memiliki
arah korelasi positif pada dimensi reduce personal accomplishment dari variabel
burnout saja.
exhaustion dengan arah korelasi negatif dan juga pada dimensi reduce personal
arah korelasi negatif. Hal ini sama dengan temuan yang didapat oleh Woodhead et
Penelitian yang dilakukan Russell et al. (1987) pun menemukan hal yang
sama. Russell et al. (1987) menemukan bahwa dimensi reliable alliance secara
arah korelasi negatif. Russell et al. (1987) menemukan hal yang sedikit berbeda,
yaitu pada arah korelasinya. Russell et al. (1987) menemukan bahwa dimensi
dimensi guidance dengan arah yang positif secara statistik tidak signifikan.
82
mempengaruhi burnout dengan arah korelasi positif. Russell et al. (1987) pun
korelasi negatif.
burnout dengan arah korelasi positif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari
Salami (2011) tentang Job Stress and Burnout among Lecturers: Personality and
Sementara itu, Morgan (2008) dan Zopiatis, Constanti, dan Pavlou (2010)
dengan arah korelasi positif. Hasil penelitian yang berbeda ditemukan oleh
83
Gholipour, Anvari, Kalali, dan Yazdani (2011), dan Dargah dan Estalkhbijari
burnout dengan arah korelasi negatif. Hal ini sama dengan temuan dari Salami
(2011), namun arah korelasinya yang berbeda. Salami (2011) menemukan bahwa
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Ecie (2013), Dargah dan Estalkhbijari
korelasi negatif. Sementara itu, Morgan (2008) dan Zopiatis et al. (2010)
(Morgan, 2008) dan positif (Zopiatis et al., 2010), serta dimensi reduce personal
accomplishment dengan arah korelasi positif (Morgan, 2008) dan negatif (Zopiatis
et al., 2010).
Bakker, Van Der Zee, Lewig, dan Dollard (2006) menjelaskan secara lebih
pengaruh dengan arah korelasi dan signifikansi yang berbeda pada setiap dimensi
84
positif.
variabel burnout dengan arah korelasi negatif. Hal ini berbeda dengan hasil
penelitian dari Salami (2011) dan Ecie (2013) yang menemukan bahwa dimensi
Salami (2011) menemukan arah korelasinya adalah positif, sedangkan Ecie (2013)
menemukan arah korelasinya adalah negatif. Hal ini sejalan dengan temuan dari
Dargah dan Estalkhbijari (2012) dan Gholipour (2011) yang menemukan bahwa
dengan setiap dimensi variabel burnout. Morgan (2008) dan Zopiatis et al. (2010)
burnout dengan arah positif. Hal ini sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh
Salami (2011), Gholipour et al. (2011), dan Dargah dan Estalkhbijari (2012).
Untuk lebih spesifik lagi, Morgan (2008) menjelaskan dalam hasil penelitiannya
positif, sedangkan memiliki arah korelasi negatif pada dimensi reduce personal
accomplishment.
Bakker et al. (2006) menemukan hal yang berbeda pada pengaruh dimensi
experience, penulis menemukan bahwa dimensi ini secara statistik tidak signifikan
mempengaruhi variabel burnout dengan arah korelasi positif. Hal ini tidak sesuai
dengan hasil yang ditemukan oleh Gholipour et al. (2011) dan Dargah dan
arah korelasi negatif. Salami (2011), Ecie (2013), Morgan (2008), dan Zopiatis et
negatif pada ketiga dimensi. Sementara itu, Morgan (2008) dan Zopiatis et al.
berbeda. Arah korelasi negatif hanya dimiliki oleh dimensi emotional exhaustion,
Perbedaan hasil penulis dengan beberapa peneliti lain ini dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak ikut dimasukkan dalam penelitian ini. Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi hasil ini telah diteliti oleh Ecie (2013). Ecie
menemukan bahwa variabel selft control dapat mempengaruhi secara negatif dan
pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel burnout pada dimensi
dan memiliki pengaruh positif dan signifikan pada dimensi reduce personal
accomplishment.
cenderung memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan pada dimensi emotional
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap semua dimensi dari variabel
dan tidak signifikan terhadap variabel burnout pada dimensi emotional exhaustion
Terakhir, seseorang yang memiliki kepribadian tipe openness dan memiliki sedikit
memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan pada dimensi reduce personal
accomplishment.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, penulis menyadari bahwa
saran sebagai pertimbangan dalam melakukan penelitian yang terkait yaitu saran
1. Hanya ada 22% varian dari variabel dukungan sosial dan kepribadan yang
varian dari variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhinya, yang belum
diteliti oleh penulis. Oleh karenanya, penelitian selanjutnya perlu melihat dan
pada karyawan.
2. Alat ukur yang penulis gunakan untuk mengukur variabel dukungan sosial ini
adalah alat ukur untuk mengukur dukungan sosial secara umum (Thomas,
2003: 29). Banyak penelitian lain yang menggunakan alat ukur lain untuk
Scale of Perceived Social Support (MSPSS: Zimet, Dahlem, Zimet, & Farley,
1988) yang mengukur dukungan sosial yang dirasakan dari keluarga, teman,
90
dan significant other dengan jumlah item sebanyak 12 item, dan Social
Support Scale (SSS: Ray & Miller, 1994) yang mengukur tingkat dukungan
sosial yang di dapat dari supervisor, rekan kerja, dan keluarga, serta admin
sebagai tambahannya dengan jumlah item sebanyak 22 item. Oleh sebab itu,
temuan yang didapat akan lebih terperinci lagi. Penulis berharap untuk
dengan melihat pada dimensi apa saja dari burnout yang lebih dipengaruhi
oleh dukungan sosial (misal, Woodhead et al., 2014; Thomas, 2003; dan
Russell et al., 1987), kepribadian (misal, Ecie, 2013; Zopiatis et al., 2010; dan
Bakker et al., 2002), maupun keduanya (misal, Louw, 2014). Oleh karena itu,
sebaiknya DV dihitung per dimensi saja agar dapat melihat setiap dimensi IV
burnout. Artinya, dukungan dari kelompok yang memiliki minat yang sama
penulis berharap agar kita dapat sering berkumpul dengan kelompok yang
memiliki minat yang sama dengan kita dalam rangka sharing dan
Oleh karenanya, penulis berharap agar baik atasan, rekan kerja, dan keluarga
saran untuk atasan, rekan kerja, maupun keluarga yang memiliki kepribadian
DAFTAR PUSTAKA
Bakker, A.B., & Costa, P.L. (2014). Chronic job burnout and daily functioning: A
theoretical analysis. Burnout Research, 112-119, doi:
10.1016/j.burn.2014.04.003.
Bakker, A.B., Van Der Zee, K.I., Lewig, K.A., & Dollard, M.F. (2002). The
relationship between the big five personality factors and burnout: A study
among volunteer counselors. The Journal of Social Psychology, 134(5).
Bakker, A.B., Van Der Zee, K.I., Lewig, K.A., & Dollard, M.F. (2006). The
relationship between the big five personality factors and burnout: A study
among volunteer counselors, The Journal of Social Psychology, 146(1),
31-50, DOI: 10.3200/SOCP.146.1.31-50.
Cohen, S., & Hoberman, H. (1983). Positive events and social support as buffers
of life change stress. Journal of Applied Social Psychology, 13, 99-125.
Cutrona, C.E., & Russel, D. (1984). Social provisions scale. Diunduh tanggal 05
September 2015 dari
http://www.ucp.pt/site/resources/documents/ICS/GNC/ArtigosGNC/Alexa
ndreCastroCaldas/26_CuRu87.pdf.
Cutrona, C.E. & Russel, D. (1987). The provisions of social relationships and
adaptation to stress. Advances in personal relationships. Vol. 1, pp. 37-67.
JAI Press.
93
Dargah, H.G., & Estalkhbijari, Z.P. (2012). The relationship between the big five
personality factors and job burnout. International Journal of Asian Social
Science, Vol. 2 (11), 1842-1850.
Ecie, M.T. (2013). Relationship among nursing burnout, the big five personality
factors, and overall self-concept: the impact of assessing common method
variance. Thesis of the Degree of Master’s of Psychology The University
of Tennessee. Diunduh pada tanggal 9 Januari 2017 dari
http://scholar.utc.edu/theses/254/.
Feist, J., & Feist, G.J. Theories of personality-seventh edition. Teori kepribadian.
Hendriatno (terj.). 2010. Jakarta: Salemba Humanika.
Gholipour, A., Anvari, M.R.A., Kalali, N.S., Yazdani, H.R. (2011). Investigation
of the effects of the big five personality model on job burnout (Survey in
an iranian hospital). International Conference on Economics and Finance
Research, IPEDR Vol. 4. Singapore: IACSIT Press.
Gito, M., Iraha, H., & Ogata, H. (2013). The relationship of resilience, hardiness,
depression, and burnout among Japanese psychiatric hospital nurses.
Journal of Nursing Education and Practice, Vol. 3, No. 11. Doi:
10.5430/jnep.v3n11p12.
Gosling, S.D., Rentfrow, P.J., & William, B. Swann J.R. (2003). A very brief
measure of the big five personality domains. Journal of Research in
Personality, 37, 504-528.
Halbesleben, J.R.B., & Buckley, M.R. (2006). Social comparison and burnout:
The role of relative burnout and received social support. Anxiety, Stress,
and Coping, 19 (3), 259-278 doi: 10.1080/10615800600747835.
Halder, S., & Naidu, J.G. (2012). A study on employee burnout in IT sector.
IJEMR Vol. 2 Issue 7, ISSN: 2249-2585 (Online); 2249-8672 (Print).
Hardiyanti, R. (2013). Burnout ditinjau dari big five factors personality pada
karyawan kantor pos pusat malang. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol.
01(02), ISSN: 2301-8267.
Haque, M.A & Sohail, T. (1997). Stress, social support, and burnout in nurses.
Pakistan Journal of Psychological Research. Vol. 12, 77-86.
94
Jawahar, I.M., Kisamore, J.L., Stone, T.H., & Rhan, D.L. (2011). Differential
effect of inter-role conflict on proactive individual’s experience of
burnout. Journal of Business and Psychology, Vo. 27, 243-254. Doi:
10.1007/s10869-011-9234-5.
Jhon, O.P., & Srivastava, S. (1999). The big-five trait taxonomy: history,
measurement, and theoretical perspectives. Departement of Psychology
University of California, MC 1650, Berkeley, CA 94720-1650.
Jhon, O.P., & Srivastava, S. (1999). Big five inventory (BFI). Fetzer Institute.
Kesehatan, D., & RI, K. K. (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kotze, M., & Lamb, S. (2012). The influence of personality traits and resilience
on burnout among customer service representatives in a call center.
Journal Social Science, 32 (3): 295-309.
Louw, G.J. (2014). Burnout, vigour, big five personality traits and social support
in a sample of police officers. SA Journal of Industrial Psychology, 40 (1),
Art. #1119, 13 pages. http://dx.doi.org/10.4102/sajip. v40i1.1119.
Major, D.A., Turner, J.E., & Flechter, T.D. (2006). Linking protective personality
and the big five to motivation to learn and development activity. Journal
of Psychologists Press.
Maslach, C., & Jackson, S.E. (1981). The measurement of experienced burnout.
Journal of Occupational Behaviour, Vol. 2. 99-113. U.S.A: Consulting
Psychologists Press.
Maslach, C., Schaufeli, WB., & Leiter, M.P. (2001). Job burnout. Annual Reviews
Psychology, 52, 397-422, doi: 0066-4308/01/0201-397.
McAdams, D.P. & Pals, J.L. (2006). A new big five: Fundamental principles for
an integrative science of personality. American Psychological Association,
61(3), doi: 10.1037/0003-066X.61.3.204.
95
McCrae, R.R. & Costa, P.T. (2006). Personality in adulthood: A five-factor theory
perspective-second edition. New York: The Guilford Press.
Mohammed, E.F., Unher, M., & Sugawara, M. (2009). Big five personality
factors: Cross cultural comparison between Japanese and Egyptian
Students. El-Minia University, Egypt, Iwate University, Japan. 125-14.
Morgan, B. (2008). The relationship between the big five personality traits and
burnout in south african university students. Disertasi Magister Artium
pada Fakultas Hukum University of Johannesburg. Diunduh pada tanggal
9 Januari 2017 dari
http://www.ibrarian.net/navon/paper/the_relationship_between_the_big_fi
ve_personality.pdf.
Nayazri, G.M. (2015). Ngeri, efek psikologis negatif akibat kemacetan. A. Ferdian
(Ed). Diunduh tanggal 24 Januari 2017 dari http://www.otomania.com.
Rafii, F., Oskouie, F., & Nikravesh. (2004). Factors involved ini nurses’ responses
to burnout: A grounded theory study. BMC Nursing, 3 (6) doi:
10.1186/1472-6955-3.6
Ray, E. B., & Miller, K. I. (1994). Social support, home/work stress, and burnout:
Who can help?. The Journal of Applied Behavioral Science, 30 (3), 357-
373.
Rothmann, S., & Coetzer, E.P. (2003). The big five personality dimensions and
job performance. Journal of Industrial Psychology, 29 (1), 68-74.
Russell, D.W., Altmaier, E., & Van Velzen, D. (1987). Job-related stress, social
support, and burnout among classroom teachers. Journal of Applied
Psychology, Vol. 72 (2), 269-274. Doi: 10.1037//0021-9010.72.2.269.
Rzeszutek, M., & Schier, K. (2014). Temperament traits, social support, and
burnout symptoms in a sample of therapists. Psychotherapy, 51 (4), 574-
579.
Salami, S.O. (2011). Job stress and burnout among Lectures: Personality and
social support as Moderators. Asian Social Science, Vol. 7 (5), 110-121.
Doi: 10.5539/ass.v7n5p110.
Schaufeli, W.B., & Bakker, A. (2004). Job demands, job resources, and their
relationship with burnout and engagement: A multi-sample study. Journal
of Organizational Behavior, Vol. 25, 293-315. Doi: 10.1002/job.248.
Spatola, B. (2014). Statistics and facts about stress and burnout. Diunduh tanggal
29 Desember 2016 dari
https://www.statista.com/topics/2099/stressandburnout/.
Thomas, L.M. (2003). Biographical, work, family, and social support variables
related to burnout in county extension agents in Georgia. Tesis Master of
Science dari The University of Georgia. Diunduh tanggal 9 Januari 2017
dari https://getd.libs.uga.edu/pdfs/thomas_leanna_m_200308_ms.pdf.
Thomas, M., Kohli, V., & Choi, J. (2014). Correlates of job burnout among
human services workers: Implications for workforce retention. Journal of
Sociology & Social Welfare, 41 (4), 69-90.
Umar, Jahja. (2011). Bahan kuliah psikometri. UIN Jakarta. Tidak diterbitkan.
Woodhead, E.L., Northrop, L., & Edelstein, B. (2014). Stress, social support, and
burnout among long-term care nursing staff. Journal of Applied
Gerontology, 1-22. Doi: 10.1177/0733464814542465.
Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., & Farley, G. K. (1988). The
multidimensional scale of perceived social support. Journal of personality
assessment, 52 (1), 30-41.
97
Zopiatis, A., Constanti, P., & Pavlou, I. (2010). Investigating the association of
burnout and personality traits of hotel managers. International CHRIE
Conference-Refereed Track, Paper 11. Retrieved from
http://scholarworks.umass.edu/refereed/CHRIE_2010/Friday/11.
----------------. (2013). Stres kala macet picu gangguan mental. Diunduh tanggal
25 Januari 2017 dari http://m.tempo.co/.
98
Lampiran 1
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Disusun Oleh :
Fakultas Psikologi
Jakarta
2016
101
KUESIONER
Pada skala ini terdapat beberapa pernyataan yang harus diisi sesuai dengan
apa yang Anda rasakan atau pikirkan dan yang paling sesuai dengan diri anda.
Tidak ada penilaian salah atau benar dan jawaban Anda akan dijaga
kerahasiaannya.
Atas bantuan dan kerjasama Anda dalam mengisi kuesioner ini, saya
ucapkan terimakasih.
Hormat Saya,
Identitas Responden
Nama (Inisial) :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Nama Instansi :
Masa Kerja :
PETUNJUK
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan saudara
saat ini sesuai dengan pilihan jawaban yang diberikan, yaitu:
S : Setuju/Sesuai
Contoh
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa lelah setelah seharian bekerja. √
103
Kuesioner 1
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya merasa sangat lelah secara emosional akibat
pekerjaan saya.
2. Saya mudah memahami apa yang dirasakan rekan
kerjasaya.
3. Saya merasa berinteraksi dengan beberapa rekan
kerja seperti berinteraksi dengan benda mati.
4. Saya merasa tenaga saya habis di setiap akhir jam
kerja.
5. Saya merasa sangat lelah ketika bangun di pagi
hari dan harus menghadapi hari berikutnya dalam
menjalankan tugas di kantor.
6. Saya bekerja secara efektif dalam menyelesaikan
tugas yang saya kerjakan.
7. Saya merasa member pengaruh positif terhadap
hidup orang lain melalui pekerjaan saya.
8. Sejak bekerja sebagai karyawan saya merasa
semakin tidak memperhatikan perasaan orang lain.
9. Saya khawatir pekerjaan ini membuat saya
menjadi pribadi yang keras secara emosional.
10. Bekerja dengan orang-orang sepanjang hari benar-
benar merupakan tekanan bagi saya.
11. Saya merasa sangat bersemangat.
12. Saya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi
pada rekan kerja saya.
13. Saya merasa teramat letih dalam menyelesaikan
tugas rutin saya.
14. Saya merasa frustasi dengan pekerjaan saya
sebagai karyawan.
15. Saya pandai membuat suasana yang nyaman
bersama rekan kerja saya.
16. Saya merasa rekan kerja saya menyalahkan saya
atas sebagian masalah mereka.
17. Saya merasa bekerja terlalu keras dalam
menyelesaikan tugas rutin saya di kantor.
18. Saya merasa sangat bahagia setelah
menyelesaikan tugas rutin saya.
19. Bekerja dengan orang lain secara langsung
memberikan stres yang berlebihan pada saya.
20. Saya telah mencapai banyak hal yang bermanfaat
dalam pekerjaan ini.
21. Saya merasa sedang di ujung kemampuan saya.
104
No Pernyataan SS S TS STS
22. Dalam bekerja, saya mengatasi masalah emosi
dengan sangat tenang.
105
Kuesioner 2
No Pernyataan SS S TS STS
1. Ada orang-orang yang dapat saya andalkan ketika
saya benar-benar membutuhkannya.
2. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki hubungan
pribadi yang dekat dengan orang lain.
3. Tidak ada seorang pun yang bias dimintai nasihat
pada saat saya mengalami tekanan.
4. Ada orang-orang yang mengandalkansaya.
5. Ada orang-orang yang menikmati aktivitas sosial
yang sama dengan yang saya lakukan.
6. Orang lain tidak menganggap saya sebagai orang
yang kompeten.
7. Secara pribadi saya merasa bertanggung jawab
atas kesejahteraan orang lain.
8. Saya merasa menjadi bagian dari sekelompok
orang yang mau berbagi sikap dan keyakinan
dengan saya.
9. Saya tidak berpikir orang lain menghargai
keahlian dan kemampuan saya.
10. Jika suatu hal tidak berjalan sebagaimana
mestinya, tidak seorang pun yang datang untuk
membantu saya.
11. Saya memiliki hubungan dekat yang memberikan
rasa aman secara emosional dan perasaan bahagia.
12. Ada seseorang yang dapat saya ajak bicara tentang
keputusan penting dalam hidup saya.
13. Saya memiliki sejumlah hubungan yang mengakui
kompetensi dan kemampuan saya.
14. Tidak ada seorang pun yang dapat berbagi
kesenangan dan perhatian dengan saya.
15. Tidak ada seorang pun yang benar-benar
mempercayakan pada saya mengenai kebahagiaan
mereka.
16. Ada orang yang dapat saya percayai untuk
dimintai nasihat jika saya mempunyai masalah.
17. Saya merasakan ikatan emosional yang sangat
kuat setidaknya dengan satu orang.
18. Tidak ada seorang pun yang bias saya andalkan
bantuannya saat saya benar-benar membutuhkan.
19. Tidak ada seorang pun yang cukup nyaman untuk
saya ajak bicara tentang masalah saya.
106
No Pernyataan SS S TS STS
20. Ada orang-orang yang mengagumi bakat dan
kemampuan yang saya miliki.
21. Saya kurang merasa akrab dengan orang lain.
22. Tidak ada seorang pun yang suka melakukan hal
yang saya lakukan.
23. Ada orang-orang yang bias saya andalkan dalam
keadaan darurat.
24. Tidak ada seorang pun yang membutuhkan
perhatian dari saya.
107
Kuesioner 3
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya pandai berbicara.
2. Saya cenderung mencari kesalahan orang lain.
3. Saya melakukan semua pekerjaan.
4. Saya merasa tertekan.
5. Saya selalu memiliki ide-ide baru.
6. Saya seseorang yang pendiam.
7. Saya senang membantu dan tidak mementingkan
diri sendiri.
8. Saya bias agak ceroboh.
9. Saya dapat menangani stress dengan baik.
10. Saya ingin tahu tentang banyak hal yang berbeda.
11. Saya selalu bersemangat.
12. Saya memulai pertengkaran dengan orang lain.
13. Saya seorang pekerja yang handal.
14. Saya bias merasa tegang.
15. Saya seorang yang cerdik dan pemikir yang
handal.
16. Saya menghasilkan banyak antusiasme.
17. Saya memiliki sifat pemaaf.
18. Saya cenderung mengerjakan segala sesuatu
dengan teratur.
19. Saya memiliki banyak kekhawatiran.
20. Saya memiliki imajinasi yang aktif.
21. Saya seorang yang cenderung tenang.
22. Saya mudah mempercayai orang.
23. Saya cenderung pemalas.
24. Saya memiliki emosi yang stabil.
25. Saya seorang yang pandai menciptakan sesuatu.
26. Saya memiliki kepribadian yang tegas.
27. Saya bias bersikap acuh dan senang menyendiri.
28. Saya orang yang tekun dalam mengerjakan tugas.
29. Saya bisa bersikap murung.
30. Saya menyukai seni keindahan.
31. Kadang-kadang saya pemalu.
32. Saya seorang yang perhatian dan baik terhadap
semua orang.
33. Saya melakukan segala sesuatu secara efisien
(secara tepat dan benar).
34. Saya tetap tenang dalam situasi tegang.
35. Saya lebih menyukai pekerjaan yang rutin.
36. Saya seorang yang ramah dan mudah bergaul.
108
No Pernyataan SS S TS STS
37. Saya kadang-kadang bersikap kasar kepada orang
lain.
38. Saya membuat rencana dan menjalankan sesuai
dengan rencana.
39. Saya mudah merasa gugup.
40. Saya suka merenung.
41. Saya memiliki sedikit ketertarikan pada seni.
42. Saya senang bekerjasama dengan orang lain.
43. Saya mudah terganggu.
44. Saya pandai dalam bidang seni, musik, atau sastra.
Lampiran 3
DATE: 3/ 7/2017
TIME: 23:20
L I S R E L 8.70
BY
Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom
This program is published exclusively by
Scientific Software International, Inc.
7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100
Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.
Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140
Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004
Use of this program is subject to the terms specified in the
Universal Copyright Convention.
Website: www.ssicentral.com
The following lines were read from file E:\2015\Olah Data
Baru\IV\KEPRIBADIAN\EXTRA\EXTRASYN.spl:
UJI VALIDITAS CFA KEPRIBADIAN (EXTRAVERSION)
DA NI=8 NO=200 MA=PM
LA
ITEM01 ITEM02 ITEM03 ITEM04 ITEM05 ITEM06 ITEM07 ITEM08
PM SY FI=EXTRA.COR
SE
1 2 3 4 5 6 7 8/
MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY
LK
Extra
FR TD 5 2 TD 6 2 TD 4 1 TD 8 3 TD 8 1
PD
OU SS TV MI
UJI VALIDITAS CFA KEPRIBADIAN (EXTRAVERSION)
Number of Input Variables 8
Number of Y - Variables 0
Number of X - Variables 8
Number of ETA - Variables 0
Number of KSI - Variables 1
Number of Observations 200
UJI VALIDITAS CFA KEPRIBADIAN (EXTRAVERSION)
Correlation Matrix
ITEM01 ITEM02 ITEM03 ITEM04 ITEM05 ITEM06
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM01 1.00
ITEM02 0.35 1.00
ITEM03 0.37 0.24 1.00
ITEM04 0.51 0.27 0.38 1.00
ITEM05 -0.23 0.13 -0.31 -0.25 1.00
ITEM06 0.45 0.01 0.46 0.34 -0.40 1.00
ITEM07 0.04 0.22 0.17 0.05 -0.03 0.16
ITEM08 0.42 0.21 0.47 0.31 -0.22 0.32
Correlation Matrix
ITEM07 ITEM08
-------- --------
ITEM07 1.00
ITEM08 0.19 1.00
110
3.23
ITEM08 0.44
(0.07)
6.04
PHI
Extra
--------
1.00
THETA-DELTA
ITEM01 ITEM02 ITEM03 ITEM04 ITEM05 ITEM06
-------- -------- -------- -------- -------- --------
ITEM01 0.62
(0.07)
8.60
ITEM02 - - 0.75
(0.09)
8.08
ITEM03 - - - - 0.65
(0.07)
8.72
ITEM04 0.19 - - - - 0.74
(0.06) (0.08)
3.34 9.25
ITEM05 - - 0.34 - - - - 0.76
(0.07) (0.09)
4.96 8.89
ITEM06 - - -0.33 - - - - - - 0.43
(0.07) (0.08)
-4.96 5.38
ITEM07 - - - - - - - - - - - -
ITEM08 0.13 - - 0.21 - - - - - -
(0.05) (0.06)
2.54 3.67
THETA-DELTA
ITEM07 ITEM08
-------- --------
ITEM07 0.94
(0.10)
9.89
ITEM08 - - 0.80
(0.08)
9.59
Squared Multiple Correlations for X - Variables
ITEM01 ITEM02 ITEM03 ITEM04 ITEM05 ITEM06
-------- -------- -------- -------- -------- --------
0.37 0.23 0.35 0.26 0.24 0.57
Squared Multiple Correlations for X - Variables
ITEM07 ITEM08
-------- --------
0.06 0.20
Goodness of Fit Statistics
Degrees of Freedom = 15
Minimum Fit Function Chi-Square = 23.10 (P = 0.082)
Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 21.09 (P = 0.13)
Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 6.09
112
Lampiran 4
1) Extraversion
2) Agreeableness
117
3) Conscientiousness
4) Neuroticism
118
5) Openness