Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PUTUSAN PUSTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG TENTANG

HAK ASUH ANAKA

(Study Putusan Pengadilan Agama Sampang Nomor : 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg)

MAKALAH

Di susun oleh

Moh. Lailul Qadar (20382011027)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami
dengan tepat waktu. Sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan, kami memohon maaf
jika terdapat kekurangan dalam makalah ini baik dari segi penulisan maupun isi.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang penuh
keilmuan dan kebenaran. Kami merasa bersyukur karena dapat menyajikan makalah ini yang
berjudul "Analisis Putusan Pengadilan Agama Sampang tentang hak asuh anak " untuk
memenuhi tugas mata kuliah Studi Putusan Peradilan Agama.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan tugas ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menjadi tambahan ilmu bagi pembaca. Sekali lagi, kami mohon maaf jika terdapat
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Demikianlah, terima kasih atas perhatian dan
kesempatan yang diberikan kepada kami.

Pamekasan 16 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHSAN...........................................................................................................................2
A. Kronologi putusan Nomor 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg..........................................................2
B. Analisis Putusan pada Nomor 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg....................................................3
BAB III.......................................................................................................................................4
PENUTP.....................................................................................................................................4
A. Kesimpulan.....................................................................................................................4
B. Saran................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................5

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Putusan Pengadilan Agama Sampang Nomor 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg merupakan
sebuah putusan yang relevan untuk dijadikan studi dalam analisis hak asuh anak di
Pengadilan Agama Sampang. Kasus ini mungkin melibatkan konflik antara dua orang tua
terkait hak asuh anak mereka setelah perceraian.
Analisis terhadap putusan ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang
pertimbangan hukum, faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pengadilan, dan landasan
hukum yang digunakan dalam mengambil keputusan mengenai hak asuh anak. Melalui
studi kasus ini, dapat dipelajari bagaimana pengadilan mengedepankan kepentingan dan
kesejahteraan anak dalam menentukan hak asuh yang paling sesuai.
Makalah ini bertujuan untuk menganalisis putusan tersebut dengan memerhatikan
aspek hukum, faktor-faktor sosial, dan kesejahteraan anak sebagai landasan dalam
mengambil keputusan tentang hak asuh. Analisis ini diharapkan dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang pengambilan keputusan hak asuh anak di
Pengadilan Agama Sampang, serta kontribusi dalam pemahaman terhadap perlindungan
hak-hak anak dalam konteks hukum keluarga di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologi masalah tentang putusan tersebut?
2. Bagaimana analisis tentang putusan tersebut ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui ktonologi masalah tentang putusan tersebut
2. Untuk mengetahui tentang analisis putusan tersebut?

1
BAB II

PEMBAHSAN
A. Kronologi putusan Nomor 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg
Penggugat adalah Tergugat yang menikah pada tanggal 05 Mei 2008, di hadapan
Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Camplong Kabupaten
Sampang dengan status perawan dan jejaka. Setelah perkawinan Penggugat dengan
Tergugat telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri ( Ba'da Dukhul) dan
dikaruniai 3 orang anak bernama : Anak I, Perempuan, umur 11 tahun, Anak II,
Perempuan, 6 tahun, Anak III,Laki-laki, 7 bulan. Saat ini ketiganya berada dalam asuhan
dan pemeliharaan Penggugat, setelah melangsungkan perkawinan Penggugat dan
Tergugat bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat di Sampang selama kurang
lebih 5 bulan, kemudian di rumah orang tua Tergugat di Sampang selama kurang lebih 13
tahun 1 bulan; kurang lebih sejak bulan Juli tahun 2022 keadaan rumah tangga Penggugat
dengan Tergugat mulai goyah dan sering terjadi pertengkaran dan perselisihan secara
terus menerus yang disebabkan karena tergugat tidak pernah memberi nafkah Penggugat
karena sering malas bekerja, tergugat suka berjudi (judi bola, Togel) dan dalam hal ini
Penggugat sering meminta Tergugat untuk berubah (berhenti) namun Tergugat tidak mau
berubah atau berhenti, tergugat tempra mental dan sering melakukan kekerasan dalam
rumah tangga/menyakiti badan jasmani Penggugat dan anaknya termasuk terhadap
anaknya yang masih berumur 7 bulan dengan cara menampar, nendang, meninju dan
memukul dengan benda , tergugat sering berkata kasar kepada Penggugat seperti anjing
dan lain-lain.
Akibat pertengkaran dan perselisihan secara terus menerus tersebut,antara
Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat tinggal sejak bulan April tahun 2022 terhitung
selama kurang lebih 7 bulan hingga diajukannya perkara ini ke Pengadilan Agama
Sampang, kini Penggugat sudah tidak sanggup lagi untuk berkumpul serumah dengan
Tergugat karena rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak mungkin harmonis lagi
serta sulit diharapkan kelangsungannya, oleh karena anak hasil perkawinan Penggugat
dan Tergugat tersebut diatas masih dibawah umur maka Penggugat mohon di tetapkan
sebagai pemegang hak hadhanah (pemeliharaan) atas anak hasil perkawinan antara
Penggugat dan Tergugat Tersebut diatas.

2
B. Analisis Putusan pada Nomor 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg
Berdasarakan analisi pusan pengadilan agama sampan mengenai hak asuh anak
sebagai mana berikut ini:
1. Seelah meliha dan mencermati dari penetapan putusan di aas bahwa Majelis Hakim
telah berusaha semaksimal mungkin menasehati Penggugat untuk bersabar dalam
membina rumah tangga, namun tidak berhasil. Oleh karena itu, perkara ini harus
segera diputuskan. Upaya perdamaian antara Penggugat dan Tergugat melalui
persidangan dan mediasi tidak berhasil, sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Oleh karena itu, gugatan perceraian ini dapat diajukan
2. Setelah mencermati terdapat juga beberapa alasan lain yang menyebabkan di
terimanya gugatan penceraian kumulaif dengan penetapan hak asuh anak dari
pengggugat sebagai berikut:
 Adanya kekerasan dalam rumah angga
 Tergugat tidak bertanggung jawab sebagai pencari nafkah dan melalaikan
tugas-tugasnya
 Sering menyakiti anaknya yang masih di bawa umur
3. Pertimbangan hukum yang di gunakan hakim dalam putusan ini yaitu:
 Pasal 39 ayat (2) undang-undang No.1 tahun 1974 jo.
 Pasal 19 huruf f peraturan pemerinah No 9 tahun 1975 jo.
 Pasal 105 huruf (a) dan huruf (b) KHI
 Hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi

‫انت احق به ما لم تنكحي‬

Artinya : kamu (ibu kandung) lebih berhak terhadap anakmu selama engkau
belum menikah.
4. Penemuan hukum yang di gunakan hakim dalam putusan ini dengan menggunakan
undang-undang yang sudah di tentukan serta dengan menggunakan metode penafsiran
yang ada pada hukum islam
5. Dalam putusan ini hakim memutuskan bawa hak asuh tersebut masih di pegang oleh
penggugat karena anak yang di hasilkan semasa perkawinannya masih belum
mumayyiz sehingga yang paling berhak untuk hak asuh tersebut adalah penggugat
namun tidak pungkiri bahwa tergugat lepas dalam menafkah anaknya.

3
BAB III

PENUTP
A. Kesimpulan
dari pemaparan di atas maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Dalam putusan Nomor 42/Pdt.G/2023/Pa.Spg. yang mana penggugat dan tergugat
sudah tidak ingin melanjutkan rumah tangganya karena tergugat tidak bisa memenuhi
tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga dan melakukan KDRT serta
melakukan kekerasan pada anaknya oleh karenanya istrinya meminta kepada majlis
hakim untuk menentukan hak asuh anak.
2. Dalam putusan tersebut Hakim memutuskan hak asuh anak tersebut di pegang oleh
istrinya sebagaimana yang sudah tercantu dalam undang-undang dan hukum islam
namun suamninya tidak lepas dalam menafkahi anaknya.

B. Saran
Setelah penuis membahas tentang analisis putusan hak asuh anak maka penulis
menyarankan kepada pembaca makalah ini unuk selalu membaca dan mengkaji ulang dan
menelaah supaya dapat memahami sesuatu hal yang belum di pahami.

4
DAFTAR PUSTAKA
Maidin gultom, “perlindungan hukum terhadap anak dan perempuan”, PT Refika Aditama,
Bandung : 2018.

Direktur putusan

Undang-Undang Hak Asuh Anak

Kompilasih Hukum Islam

Anda mungkin juga menyukai