KELAS :
METODE PENELITIAN V-F
DISUSUN OLEH :
TRYAN HABIB MAHARDIKA 210510107
SWT atas segala nikmat, rahmat, dan hidayah serta kesempatan dan kesehatan yang
hukum ini yang berjudul “ UPAYA HUKUM DALAM HAK ASUH ANAK
LHOKSEUMAWE) “
bimbingan dan arahan yang bermanfaat . Oleh karena itu, penulis ingin
S.H., M.H selaku Dosen pengampu pada mata kuliah Metode Penelitian Hukum ini.
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga Metode
Lhokseumawe, 30
Oktober 2023
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
2.2 Penyerahan Hah Asuh Anak Berdasarkan undang undang nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan ................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkawinan adalah ikatan suci antara seorang pria dan wanita yang saling
mencintai dan menyayangi dalam suatu rumah tangga. Melalui perkawinan dua
insan yang berbeda disatukan dengan segala kelebihan dan kekurangan masing
perkawinan, yang berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia dan diseluruh wilayah
Indonesia, maka sejak itulah setiap perkawinan harus didasarkan pada Undang-
undang nomor 1 tahun 1974 serta peraturan pelaksanaannya dan semua peraturan
yang mengatur tentang perkawinan sejauh telah diatur dalam Undang-undang ini
adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
perkawinan dapat mencapai tujuan tersebut dengan baik. Walaupun perkawinan itu
hidup perkawinan yang telah diikat dan diusahakan dengan susah payah tersebut,
1
Sajuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1986). Hal.47
1
bahkan kadang-kadang disertai pula dengan pengorbanan-pengorbanan moril dan
pula berupa kematian salah satu pihak, dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu
terpuji. Bergaul dengan baik, rukun dan damai dalam kehidupan berumah tangga
antara suami istri adalah suatu perbuatan yang terpuji. Perceraian adalah tindakan
terakhir atau sebagai way out yang dilakukan setelah terlebih dahulu menempuh
tidak ada jalan lain kecuali dengan melakukan perceraian demi kebahagian yang
akan mengalami perceraian, apalagi jika dari perkawinan itu telah dikaruniai anak.
perkawinan tidak dapat lagi diteruskan sehingga terpaksa harus terjadi perceraian
2
H.M. Djamil Latif, Aneka Hukum Perceraian Di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981).
Hal.32
3
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 2004).
Hal. 156.
2
Memilih bercerai, berarti harus berhadapan dengan pengadilan, sebab
proses perceraian yang sah menurut hukum hanya dapat ditempuh melalui
pengadilan saja. Untuk melakukan perceraian salah satu dari pihak suami atau istri
Agama bagi mereka yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri bagi mereka yang
Jika setelah diperiksa ternyata ada alasan yang cukup mengabulkan gugatan
cerai yang diajukan tersebut, maka Majelis Hakim akan mengabulkan permohonan
Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan oleh suami istri yang akan
melakukan perceraian adalah masalah anak yang telah dilahirkan dalam perkawinan
itu. Masalah anak meliputi tentang siapakah yang berwenang dan berkewajiban
Dalam hal ini perceraian akan membawa akibat hukum terhadap anak, yaitu anak
harus memilih untuk ikut ayah atau ibunya, maka yang menjadi pilihan anak itulah
yang berhak memeliharanya.4 Hal ini merupakan suatu pilihan yang sama-sama
demikian karena konsekuensi dari perceraian adalah seperti itu, maka anak harus
4
Abdurrahman, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990). Hal. 27
3
Kekuasaan salah satu atau kedua orang tua dapat dicabut apabila salah satu
dapat dilakukan oleh salah satu dari orang tua terhadap orang tua lain (Ibu kepada
Bapak si Anak atau Bapak terhadap Ibu si Anak), kakek/nenek dari si anak, atau
Ayah dan ibu adalah orang tua anak-anaknya. Walaupun ayah dan ibu telah
bercerai, anak tetap berhak mendapat kasih dan sayang dari keduanya. Ayah tetap
berkewajiban memberi nafkah kepada anaknya. Anak berhak menjadi ahli waris
karena merupakan bagian dari ayah dan ibunya. Anak gadis pun harus dinikahkan
Dalam hal sidang pengadilan yang menangani perceraian, untuk anak yang
masih belum berumur 18 tahun biasanya hakim memutuskan ikut dengan ibunya.
Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa anak dengan umur seperti itu masih sangat
membutuhkan kasih sayang ibunya. Ini bukan berarti ayah tidak sanggup
memberikan kasih sayang yang dibutuhkan anak, akan tetapi seorang ayah biasanya
sibuk bekerja sehingga waktu yang dimiliki untuk memperhatikan anak itu kurang.
kesepakatan antara para pihak, tidak secara otomatis dapat diperoleh oleh salah satu
pihak saja dari orang tua. Mengingat usia anak masih dibawah umur, apabila tidak
terjadi kesepakatan antara suami istri yang sedang berseteru, sebaiknya dalam
4
Walaupun telah ada ketentuan-ketentuan hukum perundangan yang
memberikan hak pemeliharaan anak yang masih di bawah umur kepada ibunya,
akan tetapi dalam hal anak yang masih di bawah umur itu sudah bisa memilih untuk
ikut ayahnya atau ikut ibunya, maka anak diberikan kesempatan untuk memilih
sendiri.5
hanya merupakan formalitas semata di mana salah satu pihak yang memperoleh
mengenai pertimbangan orang tua mendapatkan hak asuh terhadap anak setelah
putusnya perkawinan karena suatu perceraian dan akibat hukum terhadap orang tua
Dari latar belakang diatas timbul beberapa permasalahan yang akan diteliti
mengenai penyerahan hak asuh anak dibawah umur kepada salah satu dari
perkawinan ?
5
Kamal Mukhtar, loc. cit., hal. 89.
5
2. Apa upaya hakim jika terjadi kelalaian atau berperilaku buruk salah satu
orang tua yang sudah diberikan hak asuh anak kepada anak tersebut
asuh anak dibawah umur kepada salah satu dari orangtua , berdasarkan
anak
tanggung jawab kepada orang tua terkait dampak ketika perceraian terjadi.
6
4. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan masukan serta saran
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hadhanah menurut bahasa berarti “meletakkan sesuatu dekat tulang rusuk atau di
pemeliharaan anak sejak dari lahir sampai sanggup berdiri sendiri mengurus dirinya
masih kecil baik laki-laki atau perempuan atau yang sudah besar tetapi belum
kebaikannya, menjaganya dari suatu yang merusak jasmani, rohani, dam akalnya
agar mampu berdiri sendiri dalam menghadapi hidup dan dapat memikul tanggung
hidup dari seorang anak oleh orangtua. Selanjutnya tanggung jawab pemeliharaan
berupa pengawasan dan pelayanan serta pencukupan nafkah anak tersebut bersifat
6
Zakiah Darajat, Ilmu Fiqh, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm :157
7
Ibid.,hlm: 425
8
kontinue sampai anak tersebut mencapai batas umur yang legal sebagai orang
atau perwalian. Hak pengasuhan atau perwalian merupakan hak seorang anak dari
orang tua dan juga merupakan kewajiban orang tua terhadap anak. Pasal 45 ayat (1)
kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya. Kewajiban tersebut berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri
sendiri.
2.2 Penyerahan Hah Asuh Anak Berdasarkan undang undang nomor 1 tahun 1974
tentang perkawinan
Di dalam UU No. 1 Tahun 1974 pasal 41 disebutkan bahwa baik ibu atau
yang sama untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya pasca perceraian. Oleh
karena itu pasangan yang bercerai dapat bermufakat untuk menentukan siapa yang
8
M.Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, (Medan: Zahir Trading, 1975), hlm: 204
9
dapat diserahkan pada pengadilan. Pengadilan yang akan memilih dan menetapkan
siapa diantara mereka yang akan lebih baik dalam mengurus kepentingan anak.
Pasal 45 UU No. 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa kedua orang tua wajib
berlaku sampai anak menikah atau dapat berdiri sendiri dan kewajiban tersebut
tetap berlaku meskipun perkawinan antara kedua orangtua putus. Bila hak asuh
anak jatuh ke tangan ibu, sang ayah masih tetap memiliki hak untuk berkunjung
menemui anak Menurut ajaran Islam ibu adalah orangtua yang paling berhak untuk
mendapatkan hak asuh anak. Ini disebabkan karena ibu menjadi sosok yang paling
dekat dengan buah hati, mulai dari mengandung, melahirkan hingga menyusui. Ibu
mendapatkan hak asuh anak sepenuhnya apabila sang anak masih dibawah umur
atau berusia kurang dari 12 tahun. Namun ayah juga bisa mendapatkan hak
mengasuh anak apabila ibu dinilai memiliki tabiat buruk yang membahayakan anak.
Perceraian kedua orangtua berdampak terhadap anak oleh karena itu di dalam UU
2. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali atau pihak lain
3. Setiap anak berhak untuk diasuh orangtuanya sendiri, kecuali jika ada
alasan dan /atau aturan hukum yang sah yang menunjukan bahwa
10
pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan
satu orangtua merupakan pemegang kuasa asuh anak, tidak ada alasan lain
bertanggungjawab untuk :
minatnya.
Dasar hukum: UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan (Pasal 41 dan 45) , UU
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Kompilasi Hukum Islam.9
Pemberikan hak asuh anak kepada ibu tidaklah bersifat tetap. Artinya, apabila
terdapat alasan-alasan hukum yang rasional untuk tidak memberikan hak asuh anak
ke ibu, maka hak asuh anak dapat beralih kepada ayah dari anak tersebut. Dalam
9
https://lsc.bphn.go.id/konsultasiView?id=1220
11
pencabutan hak asuh anak dari ibu” apabila seorang ayah tersebut merasa selama
anak diasuh oleh ibu dari anak tidak mendapat perlakuan yang baik.
anak tersebut adalah Pasal 30 UU 23 Tahun 2002 Jo. UU No. 35 tahun 2014
1. Dalam hal orang tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, melalaikan
pengadilan.10
Dalam pasal 49 UU no. 1 Tahun 1972 disebutkan bahwa salah seorang atau
kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang anak atau lebih untuk
akibat yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain, keluarga anak dalam garis
lurus ke atas dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang berwenang
kewajibannya terhadap anaknya dan berkelakuan buruk sekali. Meskipun orang tua
pemeliharaan kepada anak tersebut. Menurut Kompilasi hukum Islam Pasal 105
10
https://www.legalkeluarga.id/pencabutan-hak-asuh-anak-oleh-ayah-di-
pengadilan/#:~:text=Aturan%20hukum%20yang%20mendasari%20melakukan,tahun%202014%2
0tentang%20Perlindungan%20Anak.
12
kepada ibu jika anak masih dibawah umur ( belum 12 tahun), setelah berusia 12
tahun diberikan kebebasan memilih untuk diasuh oleh ayah atau ibunya. Ada
beberapa hal yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam yang menyebabkan hak
Sangat jelas bahwa anak memiliki hak mendasari dalam hidupnya, yaitu
11
https://lsc.bphn.go.id/konsultasiView?id=1220
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian Evaluatif, yaitu peneletian yang mengevaluasi atas dasar apa hakim
menyerahkan hak anak tersebut kepada salah satu dari orang tua anak tersebut.
dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka atau bahan data sekunder (buku,
makalah, dan pendapat para ahli). Pendekatan ini menitikberatkan pada analisis
1. Pengamatan (Observasi):
14
tujuan penelitian, diatur dengan perencanaan yang matang, dicatat secara
diperoleh.
2. Dokumentasi:
Pada tahap pengolahan dan analisis data, metode yang digunakan adalah
analisis kuantitatif. Data yang telah terkumpul bersifat deskriptif, dalam bentuk
kata-kata dan penelaahan terhadap buku, makalah, jurnal dan putusan itu sendiri.
Data tersebut diperoleh melalui berbagai sumber, seperti hasil catatan, dokumen
15
DAFTAR PUSTAKA
Zakiah Darajat, Ilmu Fiqh, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm :157
Ibid.,hlm: 425
https://lsc.bphn.go.id/konsultasiView?id=1220
https://www.legalkeluarga.id/pencabutan-hak-asuh-anak-oleh-ayah-di-
pengadilan/#:~:text=Aturanhukumyangmendasarimelakukan,tahun2014tentangPer
lindunganAnak.
16