Anda di halaman 1dari 4

PROFILAKSIS PASCA PAJANAN

No. Kode :
S Tgl Terbit :
O Tgl.Mulai Berlaku :
P No. Revisi :
Halaman :

UPT Puskesmas Ttd Rudy Siswanto, SKM


Karang Agung Ilir ……………………………. NIP. 197307131994031002

1. Pengertian Profilaksis Pasca Pajanan (PPP) adalah pengobatan


antiretroviral jangka pendek untuk menurunkan kemungkinan
terjadinya infeksi pasca pajanan.
2. Tujuan untuk meminimal resiko tertular HIV/AIDS pada petugas yang
terpajan alat kesehatan yang terkontaminasi darah atau cairan
tubuh pasien yang statuts HIV diketahui atau tidak

1. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 440/ /SK/PKMKAI/I/2023 tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di UPT Puskesmas
Karang Agung Ilir

2. Referensi 1. Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2. Pedoman teknis pencegahan dan pengendalian di FKTP
Tahun 2020

3. Langkah - 1. Pertolongan pertama yang dilakukan apabila petugas terpajan


langkah dengan darah atau cairan tubuh pasien :
a. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir atau
air dengan jumlah yang banyak dan sabun atau antiseptik,
jangan menekan darah dari luka. Jari yang tertusuk tidka
boleh dihisap dengan mulut
b. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau
tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
c. Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur
dengan air beberapa kali
d. Kalau terpercik pada mata, cucilah mata dengan air
mengalir (irigasi) atau garam fisiologis
e. Jika darah memercik kehidung, hembuskan keluar dan
bersihkan dengan air
2. Setelah melakukan prosedur pertolongan pertama, petugas
terpajan segera menghubungi tim PPI dan membuat laporan
untuk manajemen profilaksis pasca pajanan dalam waktu 4
jam, maksimal 24 jam
3. Pada jenis pajanan tusukan jarum bekas pakai pasien,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Dilakukan penelusuran jarum bekas pakai pasien dengan
memastikan apakah betul bekas pakai pasien dan apakah
pasien terpapar HIV, Hepatitis B atau lainnya
b. Jika pasien negatif maka kasus tidak dilanjutkan, petugas
diberikan konseling kesehatan dan dilakukan pemeriksaan
penapisan rapid HIV dan HbsAg pada petugas terpajan 3
bulan setelah pajanan tersebut
c. Jika pasien positif maka pastikan status petugas terpajan
tidak terpapar HIV dan HbsAg pada petugas terpajan 3
bulan setelah pajanan tersebut
d. Jika pasien positif maka pastikan status petugas terpajan
tidak terpapar HIV atau hepatitis dengan pemeriksaan
laboratorium, jika negatif maka petugas diberikan
konseling mengenai tatalaksana pasca pajanan.
4. Tatalaksana pasca pajanan (jarum bekas pakai pasien) :
a. Sumber pajanan dengan Hepatitis B Antigen (HbsAg)
positif – orang terpajan belum pernah mendapat
vaksinasi :
- Dokter penanggungjawab PPI segera memberikan
Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) 0,06 ml/kg BB dan
vaksin Hepatitis B
- PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi Hepatitis B (1
bulan dan 6 bulan kemudian dilakukan di Ruang KIA)
b. Sumber pajanan dengan HIV positif :
- Dokter penanggung jawab PPI memberikan terapi ARV
- Petugas terpajan mengikuti prosedur pemberian ARV
dan melaporkan kepada dokter penanggung jawab
apabila terdapat gejala atau efek samping obat ARV
- Apabila terjadi penghentian terapi ARV (dropout)
sebelum waktunya (karena alasan apapun) maka
orang terpajan harus melapor kepada dokter
penanggungjawab PPI
4. Bagan Alir
Mulai

Pertolongan pertama apabila petugas yang


terpajan dengan darah atau cairan tubuh pasien
a. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air
mengalir atau air dengan jumlah yang banyak dan
sabun atau antiseptik, jangan menekan darah dari
luka. Jari yang tertusuk tidka boleh dihisap dengan
mulut
b. Bila darah mengenai kulit yang utuh tanpa luka
atau tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
c. Bila darah mengenai mulut, ludahkan dan kumur-
kumur dengan air beberapa kali
d. Kalau terpercik pada mata, cucilah mata dengan
air mengalir (irigasi) atau garam fisiologis
e. Jika darah memercik kehidung, hembuskan keluar
dan bersihkan dengan air

Petugas terpajan segera menghubungi tim PPI dan


membuat laporan untuk manajemen profilaksis
pasca pajanan dalam waktu 4 jam maksimal 24
jam

Pada jenis pajanan tusukan jarum bekas pakai


pasien, dilakukan langkah-langkah :
a. Dilakukan penelusuran jarum bekas pakai pasien
dengan memastikan apakah betul bekas pakai
pasien dan apakah pasien terpapar HIV, Hepatitis
B atau lainnya
b. Jika pasien negatif maka kasus tidak dilanjutkan,
petugas diberikan konseling kesehatan dan
dilakukan pemeriksaan penapisan rapid HIV dan
HbsAg pada petugas terpajan 3 bulan setelah
pajanan tersebut
c. Jika pasien positif maka pastikan status petugas
terpajan tidak terpapar HIV dan HbsAg pada
petugas terpajan 3 bulan setelah pajanan tersebut
d. Jika pasien positif maka pastikan status petugas
terpajan tidak terpapar HIV atau hepatitis dengan
pemeriksaan laboratorium, jika negatif maka
petugas diberikan konseling mengenai tatalaksana
pasca pajanan dan dihisap dengan mulut

Tatalaksana pasca pajanan (jarum bekas pasien) :


a. Sumber pajanan dengan Hepatitis B Antigen
(HbsAg) positif – orang terpajan belum pernah
mendapat vaksinasi :
- Dokter penanggungjawab PPI segera
memberikan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIg)
0,06 ml/kg BB dan vaksin Hepatitis B
- PPP selanjutnya yaitu lanjutan vaksinasi
5. Hal – hal
yang perlu
diperhatikan
6. Unit terkait Semua unit pelayanan
7. Dokumen
terkait

10. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai