Anda di halaman 1dari 3

LUKA BAKAR

A. Pengertian

Luka bakar dapat berupa termal, elektrikal atau kimia.

Grade
Luasnya Cedera luka
Luka Kedalaman Deskripsi Cedera Luka Bakar
Bakar
bakar
Luka Bakar  Epidermis Rusak  Merah dan Kering
dengan  Sebagian Dermis  Mungkin tedapat Bulla
Kedalaman Cedera  Memucat dengan tekanan
Parsial Superfisial  Sedikit atau tidak ada edema
I
 Kesemutan
 Supersensitivitas
 Nyeri yang hilang dengan
pendiginan
Luka Bakar  Epidermis dan Dermis  Luka yang nyeri
dengan lapisan atas rusak  Merah atau pucat, berbercak
Kedalaman  Cedera Pada bagian  Bulla, edema
Parsial Dalam Dermis yang lebih  Cairan eksudat
II
dalam  Folikel rambut intak
 kepucatan dengan tekanan
 Sensitif terhadap udara dingin
Luka Bakar  Epidermin dan  Eskar putih pucat, merah
dengan Dermis Rusak cerry, cokelat atau hitam
Kedalaman Penuh  Jaringan yang ada di kasar
bawahnya rusak  Kulit terbuka dengan lemak
yang terlihat
III  Edema
 Tidak memucat dengan
tekanan
 Tidak nyeri
 Folikel rambut dan kelencar
keringat rusak
Luka Bakar  Kulit, Fasia, Otot dan  Eskar yang keras dan
dengan Ketebalan Tulang rusak secara menyerupai kulit
IV penuh ireversibel  Tidak ada sensasi
 Tulang terbakar.

B. Patofisiologi

Luka bakar < 25% luas permukaan tubuh total (total body surface area, TBSA) 
Respon luka terhadap cedera.

Luka bakar >25% TBSA  Respon lokal dan sistemik terhadap cedera.
1. Zona koagulasi ketika terdapat nekrosis jaringan yang ireversibel

2. Zona stasis yang mengelilingi zona koagulasi

a. Terdapat penurunan aliran darah ke area dan kerusakan vaskular

b. Kerusakan jaringan berpotensi dapat dikembalikan dengan perawatan dan


terapi yang cukup.

3. Zona hiperemia disekitar zona stasis

Terdapat cedera minimal ke area dan bukti penyembuhan dini.

Tahap-tahap Luka Bakar

Tedapat 2 tahapan luka bakar yaitu Fase resusitatif dan fase akut

1. Fase Resusitatif

a. Fase resusitatif dimulai saat terjadinya gejala dan berlanjut selama 48-72 jam
pertama, sampai perpindahan cairan dan protein stabil.

b. Cedera luka bakar pada jaringan  hilanganya integritas kapiler 


peningkatan permeabilitas membran kapiler  cairan bepindah dari vaskular
kerongga interstisial ↓CO, ↓TD, dan ↑HR dan Vasokontriksi perifer  ↓
aliran darah renal  ↓Fungsi ginjal  Gagal Ginjal Akut

c. Na+ dan Cairan melewati area yang terbakar  lepuh, edema lokal, dan cairan
eksudat  sindrome kompartemen.

d. K+ dilepaskan dari cedera jaringan dan terdapat ↓ eksresi K+ Melalui ginjal 


Hiperkalemia

e. Terjadi lisis sel darah merah  Hematuria, mioglobin di urine dan anemia

f. Terjadi kelaian koagulasi  pemanjangan waktu pembekuan dan waktu


protrombin.

g. Terjadi asidosis metabolik

h. Terjadi hipoperfusi jaringan secara umum akibat ↓ Volume darah yang


bersirkulasi  syok luka bakar  ↓TD dan Takirkardia.
i. Hipotermia terjadi karena hilangnya barier kulit  masalah termoregulasi.

2. Fase Akut

a. Fase akut dari cedera luka bakar ditandai dengan onset deuresis. Umumnya
dimulai kira-kira 48-72 jam setelah cedera luka bakar.

b. Intgritas membran kapiler kembali  cairan berpindah dari interstisial ke


rongga intravaskular  ↑ volume darah  diuresis jika terdapat fungsi ginjal
yang baik.

c. Overload cairan dapat terjadi

d. Hemodilusi menyebabkan ↓ elektrolit serum dan hematokrit.

e. Defisit Na+ dapat terjadi

f. K+ Kembali kedalam sel  Hipokalemia

g. Protein terus keluar dari luka

C. Tes Diagnostik

D. Penanganan

Anda mungkin juga menyukai