Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU PEMILIHAN PENGOBATAN MEDIS DAN TRADISIONAL

YANG BERLAKU DI MASYARAKAT

DOSEN PENGAMPU:

Lembunai Tat Alberta,SKM.,M.Kes.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 10

1. Khozinatul Aliyah (P27820122073)

2. Lintang Anindia Anissa Pratoyo (P27820122075)

3. Muhammad Nabil Al-iqbal (P27820122080)

4. Zahra Rifanika Muslimatus Sholikhah (P27820122101)

TINGKAT 1 REGULER B DIII KEPERAWATAN SOETOMO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
ridho-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun judul dari makalah kami adalah ‘’PERILAKU PEMILIHAN PENGOBATAN
MEDIS DAN TRADISIONAL YANG BERLAKU DI MASYARAKAT’’.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lembunai Tat Alberta,SKM.,M.Kes. selaku
dosen pengampu mata kuliah Antropologi yang telah memberikan arahan untuk tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
hal mengumpulkan data pembuatan makalah kami. Adapun tujuan pembuatan makalah ini
yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi.

Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna dan terdapat
kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca maupun Ibu Dosen. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Senin, 6 Februari 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................5
2.1 Pemahaman Istilah Sakit dan Penyakit yang ada di Masyarakat....................................5
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Orang Melakukan Pengobatan Tradisional.....................6
2.3 Pertimbangan Masyarakat dalam Memilih Jenis Pengobatan.........................................7
2.3.1 Alasan Masyarakat Menerima dan Memakai Pengobatan Tradisional..................7
2.3.2 Alasan Masyarakat Mereject dan Tidak Memakai Pengobatan Tradisional..........8
2.4 Contoh Pengobatan Tradisional di Masyarakat Indonesia..............................................8
2.4.1 Pengobatan Tradisional Gigitan Ular di Desa Bando Provinsi Banten...................8
2.4.2 Pengobatan Tradisional Gigi Omprong pada Masyarakat Banjarnegara............10
2.4.2 Pengobatan Tradisional Air Doa Masyarakat Wonosobo......................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat dan kebudayaan merupakan suatu sistem yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Kebudayaan dan masyarakat manusia merupakan
dwi tunggal yang tak terpisahkan. Hal ini disebabkan tidak ada masyarakat yang tidak
memiliki kebudayaan karena tanpa kebudayaan tidak mungkin masyarakat dapat
bertahan hidup, masyarakat adalah wadah, dan budaya adalah isi.Terdapat hubungan
timbal balik antara manusia dengan kebudayaan, yakni manusia menciptakan budaya
kemudian budaya memberikan arah dalam hidup dan tingkah laku manusia.(Greetz,
1957).

Pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah
menyentuh hampir semua lapisan masyarakat seiring dengan majunya ilmu
pengetahuan, teknologi, kedokteran, farmasi, dan sebagainya. Dalam kenyataannya
pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan medis modern baik yang
dikelola oleh lembaga pemerintah maupun swasta selalu diiringi dengan
perkembangan praktik-praktik pengobatan tradisional. Hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya pengobatan tradisional yang masih tetap hidup dan menjadi model
pengobatan alternatif dalam masyarakat. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa
health care merupakan salah satu fenomena sosial budaya yang kompleks yang
melibatkan banyak faktor didalam kehidupan masyarakat secara umum dan khusus
(Kasniyah, dalam Sudardi, 2002:14)

Berdasarkan hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2007


(dalam Supardi dan Andi, 2010), menunjukan penduduk Indonesia yang mengeluh
sakit dalam kurun waktu sebulan sebelum survei yaitu 299.463 orang (30,8%).
Penduduk yang mengeluh sakit sebesar 195.123 orang (65,02%) memilih pengobatan
sendiri, dan 54.904 orang (28,1%) menggunakan pengobatan tradisional. Prosentase
penduduk Indonesia yang menggunakan obat tradisional dalam upaya pengobatan
sendiri meningkat dari tahun 2000 (15,59%) sampai tahun 2001 (30,24%) dan tahun
2002 mengalami penurunan (29,73%). Pada tahun 2003-2006 pengguna pengobatan
tradisional dalam pengobatan sendiri terus meningkat yaitu tahun 2003 (30,67%),
2004 (32,87%), 2005 (35,52%) dan 2006 (38,30%). Berdasarkan riset diatas
menunjukan bahwa pengobatan tradisional masih banyak mendapat tempat disamping
pengobatan modern dan masih digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Hasil observasi diatas menunjukkan bahwa masih banyak jumlah masyarakat


Indonesia yang memilih untuk menggunakan pengobatan tradisional disamping
canggihnya pengobatan medis yang saat ini tergolong lengkap dan efektif.

Perkembangan kesehatan medis yang semakin canggih memberikan berbagai


cara untuk menyembuhkan penyakit. Idealnya dengan banyak dan meningkatnya
jumlah rumah sakit di Indonesia, masyarakat lebih sadar akan kesehatan dan
menimbang serta memikirkan terlebih dahulu manfaat dan resiko yang akan terjadi
ketika memutuskan menggunakan sesuatu. Tetapi realitanya masyarakat masih
banyak yang mencari inovasi baru salah satunya untuk menangani penyakit atau
cidera terutama pada sakit tulangnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemahaman istilah sakit dan penyakit yang ada di masyarakat?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi orang melakukan pengobatan tradisional?
3. Bagaimana perilaku masyarakat mengenai pemilihan pengobatan medis dan
tradisional?
4. Apa sajakah bentuk pengobatan tradisional yang dilakukan oleh masyaralat
Indonesia di beberapa daerah saat ini?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembentukan kepercayaan para pasien terhadap
pengobatan tradisional.
2. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi orang melakukan pengobatan
tradisional.
3. Untuk mengetahui perilaku masyarakat mengenai pemilihan pengobatan medis
dan tradisional.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemahaman Istilah Sakit dan Penyakit yang ada di Masyarakat


Pandangan masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah
yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan
berkembang dalam masyarakat tersebut. Pandangan kejadian penyakit yang berlainan
dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat, dapat turun temurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas. Penyakit
merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan
manusia. Perilaku dan gaya hidup manusia merupakan penyebab munculnya
bermacam-macam penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakat yang sudah
sangat maju peradaban dan kebudayaannya. Dalam masyarakat pedesaan konsep
penyakit dikenal dengan istilah sistem personalistik dan sistem naturalistik. Sistem
personalistik ialah penyakit yang dipercaya disebabkan oleh suatu hal di luar si sakit
seperti akibat gangguan gaib seseorang (guna-guna), jin, makhluk halus, kutukan dan
sebagainya. Sedangkan sistem naturalistik adalah penyakit yang disebabkan oleh
sebab alamiah seperti cuaca dan gangguan keseimbangan tubuh.

Menurut pandangan masyarakat bahwa sakit adalah semacam gangguan


pikiran dan fisik manusia, sehingga mengakibatkan tidak dapat melaksanakan
kegiatan atau pekerjaan dengan baik. Dengan kata lain bahwa sakit adalah gangguan
yang datang menyerang tubuh manusia baik secara fisik maupun batin.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Orang Melakukan Pengobatan Tradisional.


Berkembangnya industri kesehatan modern yang semakin pesat tidak
menghilangkan minat masyarakat untuk melakukan pengobatan di tempat praktik
pengobatan tradisional. Pengobatan supranatural merupakan salah satu pengobatan
tradisional di era kontemporer yang masih diminati oleh individu yang mengalami
problematika dalam kehidupan. Problematika hidup yang dimiliki individu untuk
mempertahankan hidupnya dapat di bedakan menjadi dua hal yang pertama problem
sosial dan kategori kesehatan. Kekecewaan individu terhadap industri pengobatan
modern, mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pengobatan medis dan
tidak semua hal yang dimiliki individu bersifat medis dan dapat disembuhkan melalui
pengobatan medis, menjadi suatu alasan, mengapa di jaman kotemporer masih ada
individu yang menjadi bagian dari masyarakat yang mempercayai pengobatan
supranatural.

Adapun penyebab proses pembentukan kepercayaan pasien terhadap


pengobatan tradisonal adalah motivasi, tujuan dan harapan para pasien atau pelanggan
pengobatan tradisional secara tidak langsung berhubungan atau memiliki kaitan yang
erat dengan kepercayaan para pasien atau pelanggan terhadap pengobatan tradisional,
karena pada dasarnya motivasi serta tujuan para pasien atau pelanggan yang
mendatangi pengobatan tradisional ini didasarkan pada kepercayaan ataupun
keyakinan yang kuat yang terdapat dalam diri masing-masing pasien atau pelanggan.
Kepercayaan atau keyakinan terhadap pengobatan tradisional yang terdapat dalam diri
masing-masing pasien atau pelanggan pada dasarnya tidak muncul begitu saja. Proses
pembentukan kepercayaan atau keyakinan terhadap pengobatan tradisional sangatlah
dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap kepercayaan atau
keyakinan para pasien atau pelanggan pengobatan ialah sugesti, namun juga terdapat
beberapa faktor yang berpengaruh kuat terhadap proses pembentukan kepercayaan
atau keyakinan pasien atau pelanggan terhadap pengobatan tradisional. Informasi
ataupun ajakan dari orang lain, keuangan yang kurang mencukupi, popularitas
pengobatan itu sendiri, unsur spiritual yang terkandung dalam pengobatan tradisional
dan pengalaman orang-orang yang sebelumnya pernah membuktikan khasiat atau
manfaat pengobatan tradisional merupakan beberapa faktor yang juga berpengaruh
besar terhadap proses pembentukan keyakinan atau kepercayaan masyarakat (pasien
atau pelanggan) terhadap pengobatan tradisional.

2.3 Pertimbangan Masyarakat dalam Memilih Jenis Pengobatan


Adapun alasan masyarakat memilih dan menolak pengobatan medis dan
tradisional, dikarenakan rasa kepercayaan dan rasa was-was seseorang dalam
menanggapi layanan pegobatan yang diberikan, yakni;

2.3.1 Alasan Masyarakat Menerima dan Memakai Pengobatan Tradisional


1. Kepercayaan dan Sugesti
Faktor kepercayaan atau sugesti dalam hal ini dapat mempengaruhi
seseorang untuk memilih pengobatan tradisional. Adanya kepercayaan yang
kuat pada diri seseorang dan sugesti dari pihak luar meyakinkan
pandangannya dan anggapan yang positif serta menambah keyakinannya
terhadap pengobatan tradisional sehingga mempengaruhi seseorang untuk
memakai pengobatan tradisional.
2. Tingkat Kesembuhan
Keberhasilan atau tingkah kesembuhan yang cepat pada pengobatan
tradisional menjadi alasan masyarakat untuk memilih pengobatan yang
dianggap sebagai terobosan baru pada pengobatannya.
3. Biaya Pengobatan Murah
Rasa Takut Terhadap Pengobatan Medis Banyak hal yang sering
masyarakat pertimbangkan dalam memilih cara untuk menyembuhkan
penyakit yang dideritanya atau yang sedang diderita anggota keluarganya.

2.3.2 Alasan Masyarakat Menolak dan Tidak Memakai Pengobatan


Tradisional
1. Kepercayaan dan keyakinan (sugesti) dengan Pengobatan Medis
Beberapa orang menyatakan bahwa dirinya lebih percaya pada
pengobatan medis dan memilih datang pada pengobatan medis.
2. Pemanfaatan Fasilitas BPJS dan Asuransi Kesehatan (Biaya)
Masyarakat sebagian menolak dengan pengobatan alternatif yang
dijadikan sebagai inovasi untuk pengobatan. Mereka lebih memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang telah diberikan pemerintah dengan dibuatnya beberapa
kartu diantaranya BPJS, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan lain sebagainya yang
dapat digunakan oleh masyarakat untuk berobat dengan biaya yang lebih
murah atau bahkan dicover total oleh pemerintah dengan BPJS yang artinya
masyarakat tidak perlu membayar biaya pengobatan.
3. Tingkat Kesembuhan
Tingkat kesembuhan pada pengobatan medis yang lebih terjamin dan
melalui pengawasan dokter yang membuat masyarakat menolak pengobatan
tradisional walupun dari segi kesmbuhan lebih cepat tetapi resiko yang
ditimbulkan akan lebih besar bila terjadi kesalahan penanganan.
4. Lokasi Pengobatan
Dekatnya fasilitas kesehatan dengan rumah, tempat tinggal atau lokasi
terjadinya kecelakaan menjadi alasan masyarakat untuk memilih suatu
pengobatan.

2.4 Contoh Pengobatan Tradisional di Masyarakat Indonesia


2.4.1 Pengobatan Tradisional Gigitan Ular di Desa Bando Provinsi Banten
Penelitian yang dilakukan oleh Erwan Baharudin (2013) “Kepercayaan
Medis Masyarakat Desa Bando Kecamatan Sukamaju Tanggerang terhadap
Sistem Pengobatan pada Kasus Gigitan Ular”. Menurut Asep dan Aang
Zulkarnaen, di desa Bando ada satu ular yang sangat ditakuti oleh warga yaitu
ular tanah (rhodostoma), karena gigitan ular ini bisa berakibat pada kematian.
Sudah banyak orang yang meninggal karena gigitan ular ini, ada yang
meninggalnya ketika sedang ke rumah sakit dan puskesmas, ada juga yang
meninggalnya di tempat pawang ular. Tapi masih banyak orang sekitar sini
yang belum mengetahui jenis-jenis ular.

Satu kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh warga desa Bando


ini, adalah jika tergigit ular tanah ini, ketika ke tempat si pawang ular korban
maupun keluarga dan orang yang mengantarnya tidak boleh bilang kalau
tergigit oleh ular, melainkan harus bilang kalau tergigit kodok, kode ini akan
dimengerti oleh si pawang dan kemudian pasien disuruh menunggu lalu
diambilkan sebuah batu berwarna kuning, sambil dibacakan mantra batu
tersebut ditempelkan di atas luka bekas gigitan ular tersebut.

Menurut Aang yang pernah melihat teknik pengobatan tersebut,


perlahan-lahan bengkak dari si korban perlahan-lahan mulai kempes dan dari
luka gigitan ular tersebut keluar cairan kental berwarna hitam. Cairan inilah
bisa dari ular yang disuntikkan oleh si Rhodostoma itu. Selain menggunakan
mediasi batu, ada juga pawang yang menggunakan mediasi ramuan dari
tanaman yang telah diberi mantra-mantra dari sang pawang. Sebelumnya luka
pada gigitan ular tersebut diikat memakai kain, kemudian luka gigitan ular
tersebut ditempel oleh ramu-ramuan dari sang pawang.
Disamping menggunakan batu dan ramuan ada lagi pawang yang
mengobati pasiennya dengan memakai air minum yang telah dimantra-
mantrain oleh sang pawang, sebelum meminum air yang diberikan, biasanya si
pawang ini akan menghisap luka gigitan ular tersebut. Disinilah peran si
Shaman/ duku/ pawang ular dimana mereka mempunyai kekuatan besar untuk
dapat mengidentifikasi bisa ular di tubuh pasien kemudian mengobatinya.

Sementara itu apabila dilihat dari segi pengobatan modern, untuk


menetralisir dan menyembuhkan sakit akibat gigitan ular berbisa ada dua
serum yaitu serum polyvenin dan monovenin, Polyvenin ini lebih bersifat
umum, dimana jika korban tidak tau ular jenis apa yang menggigit maka
tindakan pertama di rumah sakit biasanya menggunakan serum anti bisa ini.
Sedangkan serum anti bisa monovenin digunakan untuk jenis bisa ular yang
telah teridentifikasi oleh si korban maupun saksi mata. Sistem pengobatan ini
tidak mengenal batu ataupun ramuan-ramuan yang digunakan dalam sistem
pengobatan tradisional oleh pawang ular.

2.4.2 Pengobatan Tradisional Gigi Omprong pada Masyarakat Banjarnegara


Penelitian oleh Awang Syah Agustino (2015), Desa Tlahap Kecamatan
Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara memiliki suatu sistem pengobatan
tradisional yang unik untuk mengobati sakit gigi dan masyarakat setempat
mengetahuinya dengan nama omprong. Pengobatan gigi Omprong adalah
nama yang dikenal oleh masyarakat yang biasanya untuk pengobatan gigi
berlubang dan gusi bengkak.

Berdasarkan pernyataan dari Bapak Slamet, bahwa alat yang untuk


melakukan pengobatan gigi omprong merupakan sabagai pelantara melakukan
pengobatan dan juga untuk membantu mengeluarkan adanya ulat (gendhon)
yang ada di dalam gigi.Tujuan adanya alat – alat ini memang untuk
mengeluarkan (gendhon) atau ulat agar keluar dari gigi yang disebabkan
terkenanya asap yang ditimbulkan dari alat pengobatan omprong. Asap yang
di maksud adalah dari hasil pembakaran lempengan besi yang panas untuk
memasak biji terong yang dikasih minyak agar nantinya dapat mengeluarkan
asap yang pekat membuat kekuarnya gendhon atau ulat yang ada pada gigi.
2.4.2 Pengobatan Tradisional Air Doa Masyarakat Wonosobo
Penelitian oleh Fitriani (2014), adanya pengobatan tradisional air doa
di Kabupaten Wonosobo, Pengobatan air doa ini berkhasiat untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit medis maupun penyakit non medis.
Pengobatan tradisional air doa masih ada dan tersebar pada masyarakat
Wonosobo dengan media promotornya yaitu melalui mulut-kemulut
Pengobatan tradisional air doa menggunakan air sebagai media
penyembuhannya. Air yang digunakan tersebut sebelumnya diberi doa atau
mantra oleh sesepuh atau orang yang dipercaya dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit. (Fitriani, 2014).
BAB III

ANALISA DATA

Pengobatan Tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa daerah yang


telah disebutkan menjelaskan bahwa eratnya masyarakat terhadap budaya dan adat istiadat
dari keluarga tertua mereka. Hal ini juga dapat didukung oleh penyebaran informasi secara
mulut ke mulut yang dinyatakan ampuh, cepat, terjangkau, dan relative murah dibandingkan
pengobatan secara medis di lingkup kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, maupun
klinik.

Menurut teori Difusi Inovasi Everett M. Rogers, respon dan perilaku masyarakat dalam
menerima informasi pengobatan tradisional adalah sebagai berikut.

1. Tahap Pengetahuan (Knowledge)


Dalam proses putusan terhadap adanya inovasi yang pertama adalah tahap
pengetahuan. Menurut Roger (1983), tahap keputusan inovasi dimulai dari tahap
pengetahuan yang terjadi ketika seorang individu mengenal pengobatan tradisional
dan keuntungan serta beberapa pemahaman tentang bagaimana fungsinya.
2. Tahap Persuasi (Persuasion)
Terjadi ketika seorang individu membentuk sikap yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dengan adanya inovasi (Roger,1983). Rogers menyatakan
bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan), sedangkan
persuasion stage bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu atau sikap.
Berarti sikap merupakan reaksi seseorang setelah mengenal inovasi pengobatan
tradisional, tetapi belum masuk dalam tindakan hanya berupa suka atau tidak suka
dengan adanya pengobatan tradisional.
3. Tahap Pengambilan Keputusan (Decision)
Tahap keputusan dalam proses difusi inovasi terjadi ketika individu terlibat
dalam kegiatan yang menyebabkan pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi
(Roger, 1983). Penolakan adalah keputusan untuk tidak mengadopsi suatu inovasi.
Dalam tahap pengambilan keputusan ini seseorang memutuskan dirinya menerima
(mengadopsi) atau menolak inovasi.
4. Tahap Pelaksanaan (Implementation)
Tahap ini mempekerjakan individu untuk inovasi yang berbeda-beda
tergantung pada situasi. Tahap pelaksanaan terjadi ketika seorang individu
menempatkan suatu inovasi mulai digunakan (Roger, 1983:174). Pada tahap
implementasi, inovasi pengobatan tradisional coba dipraktekan. Praktik merupakan
tindakan nyata dari adanya respon atau pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2012).
Tahap pelaksanaan berarti sebuah keputusan yang dibuat oleh seseorang yang
selanjutnya dilaksanakan dalam bentuk tindakan.
5. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Tahap ini terjadi ketika seorang individu berusaha menguatkan inovasi setelah
keputusan sudah dibuat (Rogers, 1983:184), kemudian mencari pembenaran atau
dukungan atas keputusan yang telah dibuat. Tidak menutup kemungkinan seseorang
kemudian mengubah keputusan yang awalnya menolak menjadi menerima inovasi
setelah melakukan evaluasi ataupun sebaliknya.

Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat akan memiliki


pertimbangan secara aktif dalam menerima informasi pengobatan. Hal ini juga di dukung
oleh faktor ekonomi, efektivitas, kepercayaan, dan pesan leluhur sehingga masyarakat
memilih pengobatan tradisional dibandingkan pengobatan medis. Didukung oleh jarak tempat
tinggal ke rumah sakit atau klinik relatif jauh, kurangnya tenaga medis di tempat tersebut,
mahalnya biaya pengobatan medis. Adapun perilaku penolakan bisa terjadi karena
masyarakat yang menganggap pengobatan medis lebih masuk akal dalam kebutuhan
fisiologis manusia meski di dapatkan dengan harga yang tergolong mahal.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Beberapa faktor yang berpengaruh kuat terhadap proses pembentukan
kepercayaan atau keyakinan pasien atau pelanggan terhadap pengobatan tradisional.
Informasi ataupun ajakan dari orang lain, keuangan yang kurang mencukupi,
popularitas pengobatan itu sendiri, unsur spiritual yang terkandung dalam pengobatan
tradisional dan pengalaman orang-orang yang sebelumnya pernah membuktikan
khasiat atau manfaat pengobatan tradisional merupakan beberapa faktor yang juga
berpengaruh besar terhadap proses pembentukan keyakinan atau kepercayaan
masyarakat (pasien atau pelanggan) terhadap pengobatan tradisional.

Faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap kepercayaan atau keyakinan para
pasien atau pelanggan pengobatan ialah sugesti, namun juga terdapat beberapa faktor
yang berpengaruh kuat terhadap proses pembentukan kepercayaan atau keyakinan
pasien atau pelanggan terhadap pengobatan tradisional. Informasi ataupun ajakan dari
orang lain, keuangan yang kurang mencukupi, popularitas pengobatan itu sendiri,
unsur spiritual yang terkandung dalam pengobatan tradisional dan pengalaman orang-
orang yang sebelumnya pernah membuktikan khasiat atau manfaat pengobatan
tradisional.

4.2 Saran
1. Bagi Masyarakat

Sebaiknya mencari informasi tentang obat tradisional yang akan digunakan,


masyarakat dapat bertanya kepada tenaga kesehatan seperti apoteker,dokter maupun
perawat.

2. Bagi Petugas Kesehatan


Sebaiknya tetap menghargai pilihan klien dalam pemilihan obat namun jika di
rasa obat tersebut akan membahayakan bagi kesehatan klien maka petugas kesehatan
harus memberikan edukasi kepada klien dengan gaya bahasa yang baik dan lemah
lembut

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, A. S. (2015). Sistem Pengobatan Gigi Tradisional Omprong di Kalangan


Masyarakat Desa Tlahap Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. (Skripsi)
Universitas Negeri Semarang.
Baharudin, E. (2013). ). Kepercayaan Medis Masyarakat Desa Bando Kecamatan Sukamaju
Tanggerang Terhadap Sistem Pengobatan Pada Kasus Gigitan Ular. Forum Ilmiah,
150-155.
Fitriani, A. N. (2009). Fenomena Pengobatan Tradisional Air Doa (Studi pada praktik
pengobatan tradisional H. Evi Abdul Rahman Shaleh di Dusun Mekarsari, Kecamatan
Kertek, Kabupaten Wonosobo). (Skripsi) Universitas Negeri Yogyakarta.
Indarwati, A., & Retni, A. (n.d.). FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MASYARAKAT MEMILIH PENGOBATAN ALTERNATIF . (Skripsi) Universitas
Gorontalo.
Muin, F. (2015). Melihat Pengobatan Sangkal Putung di Jepara. Kabar Seputar Muria.
Rupiani, M. (2015). Pengobatan dengan Metode Sangkal Putung.

Anda mungkin juga menyukai