Anda di halaman 1dari 21

W152100018 – Kapita

Selekta
Modul ke:

02
ILMU
Fakultas
Perencanaan Strategi Bisnis
KOMPUTER
Program Studi
Teknik
Informatika
Candra Wiramihardja, M.Info.Tech.
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Strategi Bisnis
5 Tahapan Dalam Menyusun Strategi Bisnis Yang Baik
1. Membentuk Visi Strategis mengenai kemana organisasi
akan bergerak
2. Menetapkan tujuan – mengubah pkitangan strategis
menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai organisasi
tersebut
3. Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang
diinginkan
4. Mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan
efektif
5. Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap
kinerja bisnis
<
← MENU AKHIRI >

Mengembangkan Visi Strategis
Visi strategis merupakan aspirasi manajemen mengenai
arah masa depan dan juga memberikan gambaran secara
rinci mengenai kemana organisasi tersebut akan
bergerak. Visi ini sendiri menerangkan tujuan
perusahaan dalam waktu jangka panjang dan
membentuk identitas organisasi tersebut.

<
← MENU AKHIRI >

Menetapkan Tujuan Strategis Strategi
Maksud dari menetapkan tujuan disini adalah untuk
mengkonversi pernyataan visi dan misi menjadi target
kinerja yang spesifik. Setiap unit dalam suatu organisasi
memerlukan target yang konkret dimana kinerja dan
kontribusi mereka dapat diukur terhadap pencapaian
tujuan organisasi

<
← MENU AKHIRI >

Merumuskan Strategi Bisnis
Beberapa langkah yang perlu dilakukan suatu organisasi dalam merumuskan
strategi adalah:
• Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki dan menentukan misi
perusahaan untuk mencapai visi yang telah dibuat;
• Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi
oleh suatu organisasi dalam menjalankan misinya;
• Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factor) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya;
• Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi;
• Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek
dan jangka panjang.

<
← MENU AKHIRI >

Eksekusi Strategi
Visi serta strategi yang telah dibuat tidak akan
berarti jika kita tidak mengerjakannya secara
tuntas dan optimal. Tanpa adanya eksekusi,
tujuan yang telah diterapkan pun tidak akan
pernah tercapai.

<
← MENU AKHIRI >

Evaluasi Strategi Bisnis
Proses pelaksanaan strategi harus dievaluasi secara
reguler. Dalam vase evaluasi ini dapat dilihat apakah
segalanya sudah berjalan dengan baik atau belum. Pada
tahapan evaluasi ini, kita dapat melihatnya dengan
menggunakan bantuan dari software bisnis yang telah
banyak tersedia seperti aplikasi bisni ERP (Enterprise
Resources Planning)

<
← MENU AKHIRI >

Porter Five Forces Analysis
Di dalam model Porter, terdapat lima kekuatan yang
mempengaruhi kuatnya persaingan di dalam suatu
industri:
1. The threat of substitute products or service;
2. The threat of increased competition from rivals in the
market;
3. The threat of new entrants into the market;
4. The bargaining power of suppliers;
5. The bargaining power of buyers.

<
← MENU AKHIRI >

The Threat of Substitute
Products & Services
Semakin banyak barang atau layanan yang dapat menggantikan
produk suatu perusahaan, maka posisi perusahaan tersebut
semakin lemah. Contohnya, posisi Astra International sebagai
ATPM akan terancam apabila transportasi massal semakin
berkembang. Adanya transportasi massal yang bagus akan
menyebabkan penjualan mobil ataupun motor menurun. Contoh
lainnya adalah ancaman SMS terhadap telegram. Saat ini sudah
terbukti bahwa layanan SMS dari operator seluler telah menelan
layanan telegram karena jauh lebih efektif dan efisien. Jika
pelanggan tidak mudah untuk mencari pengganti produk kita,
maka dikatakan kita memiliki competitive advantage.

<
← MENU AKHIRI >

The Threat of Increased
Competition from Rivals
Ancaman berikutnya adalah meningkatnya persaingan dari
kompetitor. Salah satu contoh penyebabnya meningginya tingkat
persaingan adalah perang harga serta inovasi produk baru dari
kompetitor. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin
banyak jumlah kompetitor, semakin tinggi tingkat persaingan di
dalam industri tersebut. Di sinilah brand equity memegang
peranan yang sangat penting. Perusahaan dengan brand equity
yang sangat kuat seperti Unilever dengan Pepsodent atau
Indofood dengan Indomie akan mampu menyisihkan para
pesaingnya yang memiliki brand equity yang lebih rendah.

<
← MENU AKHIRI >

The Threat of New Entrants
Manisnya keuntungan yang didapat dari suatu bisnis akan
dengan cepat menarik para pemain baru untuk terjun ke dalam
persaingan. Masing-masing industri memiliki karakteristik
tersendiri mengenai hal ini. Porter memperkenalkan konsep
barrier to entry untuk menggambarkan tingkat kesulitan pemain
baru untuk masuk ke dalam suatu industri. Semakin kuat barrier
to entry, semakin aman posisi pemain lama di dalam industri
tersebut, Contoh barrier to entry yang sangat kuat adalah
besarnya modal untuk memulai usaha di dalam industri tersebut.
Industri pertambangan minyak dan gas serta industri
telekomunikasi merupakan contoh yang bagus.

<
← MENU AKHIRI >

The Bargaining Power of Suppliers

Perusahaan yang bergantung pada sedikit supplier akan memiliki


bargaining power yang lemah. Kelangkaan supplier akan
membuat mereka dengan mudah menaikkan harga bahan baku
sehingga profit margin suatu perusahaan semakin menipis.
Sebaliknya, perusahaan yang memiliki banyak alternatif supplier
akan memperoleh keuntungan yang besar. Salah satu contoh
lemahnya bargaining power of supplier adalah Carrefour. Dengan
brand equity yang dimilikinya, Carrefour dapat dengan mudah
mengganti supplier-nya apabila menaikkan harga karena masih
banyak supplier lain yang mengantri.

<
← MENU AKHIRI >

The Bargaining Power of Buyers
Semakin banyak jumlah pesaing suatu perusahaan, maka
pelanggan (buyer) akan memiliki bargaining power yang lebih
kuat dan menurunkan tingkat keuntungan perusahaan tersebut.
Sebaliknya apabila jumlah pemain di dalam suatu industri
relatif sedikit, maka posisi tawar pelanggan akan melemah.
Sebagai contoh adalah industri semen. Jumlah pemain di dalam
industri ini relatif sedikit sehingga pelanggan tidak memiliki
posisi tawar yang kuat. Perusahaan yang memiliki kekebalan
terhadap ancaman-ancaman tersebut memiliki competitive
advantage yang cukup besar dan dapat menjadi pijakan awal
kita untuk melakukan analisis dengan lebih mendalam.

<
← MENU AKHIRI >

Kompetisi
Kompetisi (persaingan) dibedakan menjadi 2 (dua)
sebagai berikut:
1. Kompetisi intraspesifik, yaitu persaingan yang terjadi
antara organisme atau individu yang memiliki spesies
sama. Contohnya sesama kambing jantan berkelahi
untuk memperebutkan pasangan kawinnya;
2. Kompetisi interspesifik, yaitu persaingan yang terjadi
antara organisme atau individu yang berbeda spesies.
Contohnya tanaman jagung dan rumput yang sama-
sama tumbuh di ladang.

<
← MENU AKHIRI >

Analisis SWOT
Secara konsep manajemen strategi dimulai dengan
penyesuaian perusahaannya dengan lingkungan kepada
kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang
(Opportunities), dan ancaman (Threats) dari perusahaan
tersebut, atau yang dikenal sebagai analisis SWOT.
Analisis SWOT mengidentifikasikan faktor internal
perusahaan sebagai kekuatan dan kelemahan, sedangkan
faktor eksternal perusahaan sebagai peluang dan
ancaman.

<
← MENU AKHIRI >

Analisis Kekuatan dan Kelemahan
Analisis ini menitikberatkan pada bagian internal
perusahaan. Pengidentifikasian terhadap kekuatan dan
kelemahan yang terdapat dalam perusahaan harus
dilakukan, karena dengan mengetahui setiap kekuatan
dan kelemahan tersebut maka tingkat kekuatan
persainganperusahaan dapat diketahui. Kekuatan
merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan,
sedangkan kelemahan muncul sebagai faktor yang
membatasi serta mencegah manajeman untuk
merealisasikan potensi yang sesungguhnya.

<
← MENU AKHIRI >

Analisis Peluang & Ancaman
Peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor yang
datang dari lingkungan eksternal perusahaan, dalam
kenyataannya kita akan mengalami kesukaran untuk
membedakan kekuatan dari peluang dan kelemahan dari
ancaman. Kesukaran itu mungkin disebabkan batas
antara perusahaan dan lingkungannya tidak selalu tajam
dan ketara dengan jelas.

<
← MENU AKHIRI >

Perencanaan Bisnis dengan SWOT
Strength [Kekuatan] adalah kelebihan yang Kita miliki dari
internal bisnis Kita. Sedangkan Weakness [Kelemahan] adalah
kekurangan yang kita miliki. Untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dalam bisnis Kita, kita perlu melakukan audit internal.
Audit internal dapat dilakukan dengan cara berkontemplasi pada
bisnis yang kita jalankan.

Beberapa contoh pertanyaan berikut dapat membantu kita dalam


melakukan audit internal: Apa yang membuat bisnis kita menarik
dan berbeda dari yang lain? Bagaimanakah kualitas produk kita?
Apakah harga yang kita tawarkan untuk produk kita sudah sesuai?
Apakah kita sudah secara fokus dan konsisten menjalankan bisnis
kita?
<
← MENU AKHIRI >

Opportunity [Peluang] adalah kelebihan yang kita
dapatkan untuk bisnis kita yang berasal dari luar.
Sedangkan Threat [Ancaman] adalah kekurangan yang
kita dapatkan dari luar. Berbeda dengan melakukan audit
kekuatan dan kelemahan kita, untuk mengetahui peluang
dan ancaman yang kita dapatkan bagi bisnis kita adalah
dengan cara melakukan “riset” pasar untuk produk kita.

<
← MENU AKHIRI >

1)
Daftar Pustaka
Maria Harpeni Eko Meladewi, Abidarin Rosid, Hanif Al Fatta. EVALUASI SUMBER DAYA TEKNOLOGI
INFORMASI DI SMK NEGERI 3 MAGELANG. Jurnal Ilmiah DASI Vol. 16 No. 3 September 2015, hlm 79
– 86.
2) Usman Ali Khan, Mohammd Noor Alam, Shabbir Alam; A CRITICAL ANALYSIS OF INTERNAL AND
EXTERNAL ENVIRONMENT OF APPLE INC International Journal of Economics, Commerce and
Management Vol. III, Issue 6, June 2015.
3) Kevin J. Trainor, James (Mick) Andzulis, Adam Rapp, Raj Agnihotri; Social media technology usage and
customer relationship performance: A capabilities-based examination of social CRM, Journal of Business
Research Volume 67, Issue 6, June 2014, Pages 1201-1208 4.
4) Trio Pambudi, Muhammad Ilyas Sikki, Sri Marini, 2016. Enterprise Resource Planning (Erp) System Berbasis
Open Source Menggunakan Adempiere Untuk Ukm Dan Industri Kecil, JREC Journal Of Electrical And
Electronics.
5) Putri Nastiti, 2016, Model Perencanaan Strategis Si/Ti Dan Pengukuran Tingkat Kematangan Keselarasan
Strategi Bisnis Dan Ti Pada Perusahaan Startup Digital Mengunakan Kolaborasi Framework Ward Peppard
Dan SAMM, Tesis, UGM, Yogyakarta.
6) Leo Agung Cahyono, Eko Nugroho, 2014. Belajar Dari Kegagalan Proyek-Proyek Teknologi Informasi.
Seminar Nasional Informatika 2014 (Semnasif 2014) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 12 Agustus 2014, ISSN:
1979-2328.
7) https://visiedimaszudi.blogspot.co.id/2017/05/memahami-pemikiran-michael porter.html, diakses pada 18
Maret 2018.
8) http://8thinktank.co.id/business/5-tahapan-manajamen-strategi-bisnis/, diakses pada 18 Maret 2018
9) http://chefproamins.blogspot.co.id/2016/06/faktor-penting-dalam-implementasi.html, , diakses pada 18 Maret
2018.
10) https://www.beecloud.id/rencanakan-bisnis-kita-dengan-analisa-swot-caranya/, diakses pada 18 Maret 2018.

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
Candra Wiramihardja, M.Info.Tech.

Anda mungkin juga menyukai