Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL BUSINESS PLAN THRIFTIME

Tugas ini Diselesaikan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
Consumer Behaviour

DOSEN PENGAMPU :

Sri Wahyuning Astuti, S.Psi., M.Ikom.

DI SUSUN OLEH :

Jihan Faradilla Putri 1735160009

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu Negara yang sedang mengalami perkembangan dalam
bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi kuartal I-2019 yang dilaporkan oleh Bank
Indonesia mencapai 5,07%. Angka tersebut tergolong cukup besar, mengingat
pertumbuhan ekonomi diatas 5% termasuk sangat baik. Perkembangan ekonomi tentu
tidak terlepas dari kemajuan industri. Hal itu senada dengan penuturan Menteri
Perindustrian, Airlangga Hartanto dalam pertemuan 25 tahun konferensi internasional,
The Future of Asia di Jepang pada 30 Mei 2019 lalu, yang menyatakan bahwa sektor
industri Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam 10 tahun terakhir.

Salah satu industri yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan adalah industri
tekstil. Sepanjang kuartal I-2019, industri tekstil dan pakaian jadi tumbuh melesat dengan
angka 18,98%, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal I tahun lalu yang hanya sebesar
7,46% (year-on-year/yoy). Berdasarkan penjelasan Direktur Industri Tekstil, Kulit dan
Alas Kaki Kementerian Perindustrian, Muhdori, peningkatan tersebut disebabkan adanya
investasi yang cukup besar di sektor hulu, khususnya produsen rayon.

Seluruh indikator yang mengarah pada perkembangan positif itu nyatanya juga
melahirkan dampak-dampak lain yang dapat menjadi bibit permasalahan baru. Berbicara
mengenai industri, maka kaitannya tidak terlepas dari limbah. Tak jarang, industri-industri
tekstil ini berubah menjadi raksasa penyumbang kontribusi permasalahan limbah di
Indonesia. Banyaknya industri tekstil yang kurang memperhatikan pengolahan limbah dan
cenderung langsung membuangnya ke aliran selokan yang bermuara ke sungai tanpa
mengetahui apakah limbah buangan tersebut sudah sesuai dengan standar lingkungan
hidup atau sebaliknya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
mendapati masih adanya pabrik-pabrik tekstil di Bandung yang tidak memiliki Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

Peliknya dampak dari perkembangan industri tekstil ini, kemudian melahirkan


sebuah tren di masyarakat, yang sedikitnya dapat membantu mengurangi limbah tekstil di
lingkungan. Tren ini dikenal dengan sebutan thrifting. Thrifting/ Thrift Shopping adalah
kegiatan membeli barang-barang bekas/sudah terpakai. Umumnya, barang bekas yang
dijual adalah barang-barang yang masih layak pakai. Barang-barang yang paling umum
dijual di berbagai thrift shop biasanya berkisar pada pakaian, aksesoris, tas, sepatu, hingga
barang-barang antik.

Kini, thrifting sedang menjadi tren di kalangan anak muda sebagai bagian dari gaya
hidup. Biasanya, barang-barang yang paling banyak mereka cari adalah barang-barang
yang memiliki nilai tertentu, seperti: langka, bermerek, pernah populer pada masanya
ataupun barang yang sudah tidak diproduksi lagi.
Alasan saya memilih thrift shop sebagai usaha yang saya geluti adalah, pertama,
karena menyadari peran saya sebagai individu untuk ikut berperan aktif dalam
berkontribusi mengurangi limbah industri tekstil dengan mendirikan usaha ini sebagai
upaya menjaga kelestarian lingkungan. Kedua, melihat prospek pasar yang menjanjikan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, thrifthing kini menjadi tren yang sangat
digemari oleh anak muda. Menurut data statistik, penduduk Indonesia tahun 2019
diproyeksikan berjumlah 266,91 juta jiwa. Penduduk usia produktif (15-64 tahun)
jumlahnya mencapai 68,7% atau 183,36 juta jiwa. Dari usia produktif tersebut, yang
tergolong generasi G-Y (kelahiran tahun 1980-2000) mencapai 46,6% atau 85,53 juta jiwa.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa generasi milenial di Indonesia cukup besar
jumlahnya dan dapat menjadi pangsa pasar besar yang menjanjikan.
BAB 2
ASPEK PEMASARAN

2.1 SEGMENTASI
 GEOGRAFIS
THRIFTIME menyasar segmentasi geografisnya di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Bali. Kota-kota tersebut dipilih berdasarkan
survey prospek pasar yang mengukur besarnya antusiasme konsumen terhadap thrifting
di suatu daerah.
 DEMOGRAFIS
THRIFTIME adalah thrift shop yang menyasar para generasi muda dengan selera
fashion bergaya 90’s, bernuansa klasik bagi mereka pencinta vintage yang autentik.
Fokus utama pasar THRIFTIME adalah konsumen dari kelas sosial menengah dari
kalangan mahasiswa, fashion blogger dan tentunya thrift hunter. Harga yang
THRIFTIME tawarkan disesuaikan dengan produk yang dijual, karena THRIFTIME
senantiasa mengedepankan kualitas serta autentikasi produk.
 PSIKOGRAFIS
THRIFTIME menciptakan branding image sebagai surga bagi para pencinta barang-
barang vintage bernuansa 90an, yang sesuai dengan slogannya yaitu : “Heaven of 90’s
Hidden Treasure”.

2.2 TARGETING
Fokus utama pasar THRIFTIME adalah konsumen dari kelas sosial menengah yang
memiliki selera fashion 90an bernuasa klasik bagi mereka para pencinta vintage yang
autentik. Menargetkan kalangan mahasiswa, fashion blogger dan tentunya thrift hunter
sebagai pasar utama yang tidak lagi melihat range harga melainkan pada kualitas dan
autentikasi produk.

2.3 POSITONING
Sebagai pemimpin pasar thrift shop bergaya klasik 90an yang mampu menjadi pelopor
thrifting terpercaya, berkualitas serta terjamin autentikasinya.

2.4 STRATEGI PEMASARAN


2.4.1 PRICE
Dalam menentukan harga, THRIFTIME menyesuaikan dengan kualitas produk
yang ditawarkan. Kualitas tersebut dilihat dari kondisi produk dan keaslian mereknya.
Harga produk THRIFTIME dibandrol mulai dari kisaran Rp. 100.000 – 500.000 untuk
jacket, shirt, skirt, dress, vest, blouse dan serangkaian outfit lainnya. Untuk aksesoris
antik dapat mencapai kisaran hingga Rp. 1.000.000.

2.4.2 PROMOTION
Strategi promosi yang dipilih THRIFTIME sebagai amunisi untuk membidik calon
konsumen adalah melalui excellent advertising. Pengiklanan melalui media sosial dipilih
atas dasar efektifitas dan efisiensi, baik dari segi waktu, materi dan cakupan efek. Iklan
dikemas semenarik mungkin dengan menonjolkan ciri khas dari THRIFTIME sendiri
sebagai thrift shop bergaya klasik 90an. Pengiklanan di lakukan di media sosial
Instagram dengan melibatkan influencer untuk program endorsement.
THRIFTIME dalam memperluas cakupan pasarnya, juga ikut aktif dalam berbagai
ajang festival thirfthing dan pameran-pameran barang-barang antik yang kerap dilakukan
di setiap tahunnya.

2.4.3 STRATEGI PENJUALAN


Melihat besarnya pengaruh media sosial saat ini terhadap perkembangan suatu
bisnis, maka THRIFTIME juga fokus menerapkan strategi penjualannya melalui media
sosial. Disini, THRIFTIME memilih media sosial Instagram sebagai platform yang
paling banyak digandrungi generasi muda sebagai lahan bisnisnya. Adapun strategi
penjualan yang kami susun diantaranya :
 Mengoptimalkan manajemen akun media sosial dengan senantiasa menyuguhkan
postingan yang dikemas dengan menarik dan eye catchy.
 Menjaga konsistensi publikasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Menjaga awareness dengan mengoptimalkan interaksi aktif konsumen dengan
senantiasa memperhatikan direct message, kolom komentar maupun
Question&Answer yang akan dibuka disetiap minggunya.
 Memberikan serta menjaga excellent service kepada para konsumen sesuai
dengan SOP yang diterapkan oleh THRIFTIME.
 Menggunakan jasa influencer muda yang memiliki branding image aesthetic
serta memiliki selera vintage dan gemar thrifting.
 Mengoptimalkan excellent advertising yang menyuguhkan desain visual yang
vintage dan eyecatchy sesuai dengan ciri khas dari THRIFTIME.
 Melakukan pengiklanan melalui fitur iklan berbayar yang tersedia di Instagram
untuk memperluas cakupan pasar THRIFTIME.
 Ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai ajang festival baik ditingkat daerah
maupun nasional.

2.5 ASPEK PEMBIAYAAN


Demi kelancaran operasional THRIFTIME, maka dibutuhkan berbagai perangkat
penunjang kegiatan operasional seperti diantaranya dibawah ini, adalah inventaris yang
dapat digunakan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun :

PERANGKAT MEREK JUMLAH HARGA


KERJA UNIT
Washing Machine SHARP 1 Rp. 3.000.000,-
Laptop ACER 1 Rp. 3.000.000,-
Kamera CANON 1 Rp. 3.000.000,-
Memori Kamera V-GEN 1 Rp. 70.000,-
Tripod - 1 Rp. 300.000,-
Printer CANON 1 Rp. 700.000,-
Packaging - - Tentatif
TOTAL Rp. 10.070.000,-
Dibawah ini merupakan supply kantor, biaya untuk menunjang kegiatan administrasi seperti
ATK (Alat Tulis Kantor) yang umur ekonomisnya kurang dari 1 tahun :

JENIS BIAYA SUPPLY KANTOR TOTAL BIAYA/BULAN


Kertas HVS Rp. 40.000,-
Tinta Printer Rp. 250.000,-
Detergen Rp. 70.000,-
Pewangi Pakaian Rp. 70.000,-
TOTAL Rp. 430.000,-

2.6 PROYEKSI KEUANGAN


A. SUMBER PENDANAAN
PERSENTASE (%) JUMLAH
URAIAN
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal Sendiri Rp. 5.000.000,- Rp. 15.000.000,-
2. Pinjaman -
B. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN/MODAL INVESTASI
BANYAKNYA HARGA/UNIT JUMLAH
URAIAN
(1) (2) (3 = 1 x 2)
Perangkat Kerja 7 - Rp, 10.070.000,-
Supply Perangkat 4 - Rp. 430.000,-
Kerja
Biaya pra-operasi - - -
JUMLAH 12 - Rp. 10.500.000
C. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN/MODAL KERJA
BANYAKNYA HARGA/UNIT JUMLAH
URAIAN
(1) (2) (3 = 1 x 2)
Jacket Branded 1 bal Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-
Sweater Branded 1 bal Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,-
Shirt Branded 1 bal Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
Pants Branded 1 bal Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
Packaging 500 lembar Rp . 1.000,- Rp. 500.000,-
Barang Antik Tentatif Tentatif Tentatif
JUMLAH Rp. 3.500.000,-

2.7 PERMINTAAN
 Perkiraan / prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk.
 Proyeksikan permintaan konsumen dalam beberapa periode / tahun mendatang seperti
kenaikan x % per tahun sesuai kenaikan jumlah penduduk

TAHUN PERKIRAAN PERMINTAAN ( DALAM UNIT )


2020 10.000 pcs
2021 12.000 pcs
2022 13.000 pcs
2.8 PENAWARAN
 Proyeksi penawaran dalam beberapa periode / tahun mendatang. Proyeksi penawaran
disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan x % per tahun sesuai pertumbuhan
ekonomi.

TAHUN PERKIRAAN PENAWARAN ( DALAM UNIT )


2020 6.000 pcs
2021 8.000 pcs
2022 10.000 pcs

2.9 ESTIMASI PENDAPATAN


Jika pada tahun pertama THRIFTIME dapat mencapai target penjualan dengan
menjual 6.000 pcs barang (komoditi pakaian) dengan harga termurah yaitu Rp. 100.000.
Maka, akumulasi estimasi pendapatan dapat dihitung dengan mengkalikan jumlah
penawaran dengan harga yang ditawarkan.
Dengan ini disimpulkan, apabila THRIFTIME dapat mencapai target penjualan
tersebut maka keuntungan sudah dapat dicapai meski hanya menghitung dari komoditi
dengan tingkat harga terendah.

Anda mungkin juga menyukai