Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERKEMBANGAN PENGELOLAAN WAKAF DI MESIR DAN ARAB


SAUDI
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Perwakafan
Dosen pengampuh : Trisno Wardy putra, S.Sos., M.E.I

Oleh:
Kelompok 6
1. Nurwahida (90100119036)
2. Zulfatul Munawwarah (90100119034)
3. Erwin Saputra (90100119005)

KELAS A
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wbr.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perkembangan Pengelolaan Wakaf di mesir Dan Arab Saudi” tepat pada
waktunya. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Nabi Agung Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa ummatnya dari
zaman kejahiliaan menuju zaman hamparan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
saat sekarang ini.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan pihak lain
yang membutuhkannya. Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wbr.

Samata, 16 Mei 2022

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang Masalah 4

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Mesir 6

B. Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Arab Saudi 8

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wakaf sebagai perangkat ekonomi yang penting dan mendapat porsi perhatian
serius dalam diskursus fiqh Islam, sebagai upaya menjembatani dan mengembalikan
relasi/interaksi dalam masyarakat. tidak diragukan lagi bahwa manajemen wakaf terkait
langsung dengan prilaku atau trend perekonomian bagi seorang muslim dalam
meanstream umum bagi aktifitas kemanusiaan secara kolektif dan mengandung acuan
yang jelas tentang teknis bagaimana seorang hamba berinteraksi dengan penciptanya
dalam bingkai keimanan dan etika. Dengan demikian Nampak bahwa nilai-nilai Islam
mampu menggerakkan roda kegiatan perekonomian menuju kemaslahatan umum.1
Tata cara pengelolaan wakaf dalam Islam telah diatur berdasarkan Alquran dan
Sunah Rasulullah SAW. Harta wakaf, menurut ajaran Islam, hanya diambil
manfaatnya, sementara barang asalnya harus tetap. Dalam sejarah Islam lembaga ini
telah memainkan peran ekonomi dan sosial yang penting. secara tradisional institusi ini
berfungsi sebagai sumber pembiayaan bagi masjid-masjid, sekolah-sekolah, pengkajian
dan penelitian, rumah-rumah sakit, pelayanan sosial dan pertahanan.2
Amalan ibadah wakaf telah dilaksanakan semenjak zaman Rasulullah saw.
Sedangkan pada masa Khulafa ar Rasyidin ibadah wakaf ini berterusan diamalkan,
kemudian secara berkelanjutan diamalkan pula oleh umat Islam di berbagai negara
hingga sekarang ini. 187 Dalam perkembangannya praktik wakaf menjadi lebih luas
pada masa pemerintahan Islam sesudah masa Khulafaur Rasyidin. Sri Nurhayati dalam
tulisannya yang bertajuk Akuntansi Syariah di Indonesia memaparkan bahwa pada
masa pemerintahan Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, semua orang berduyun-duyun
untuk melaksanakan wakaf. Pada masa itu, wakaf tidak hanya untuk orangorang fakir
dan miskin saja, tetapi wakaf menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan,
membangun perpustakaan dan membayar gaji para stafnya, gaji para guru dan beasiswa
untuk para siswa dan mahasiswa.3

1
Muhsan “Wakaf Di Saudi Arabia Dan Mesir (Tinjauan Manajemen Dan Terapan Wakaf Produktif)”,
Jurnal Dirajat Islamiyah Al-Majaalis, Vol. 1, No. 1, November 2013, h. 152
2
Muhammad Akram Khan, An Introduction To Islamic Economics ( Pakistan III and Institute Of
Policy Studies, 1994), h. 82-83
3
Muhsan “Wakaf Di Saudi Arabia Dan Mesir (Tinjauan Manajemen Dan Terapan Wakaf Produktif)”,
Jurnal Dirajat Islamiyah Al-Majaalis, Vol. 1, No. 1, November 2013, h. 153-154

4
Dalam sejarah umat Islam, ditemukan bukti bahwa harta wakaf telah memiliki
peran sosial ekonomi yang besar dalam masyarakat Islam. Bahkan Monzer Kahf,
mengemukakan telah didapat informasi bahwa wakaf di Istambul, Jerussalem, Kairo
dan kota-kota lainnya meliputi sebahagian besar dari keseluruhan wilayah yang
dipergunakan oleh masyarakat. Di berbagai kawasan dunia Islam terdapat wakaf dalam
satu atau lain bentuk dan negara-negara Muslim modern mempunyai deparetemen yang
mengurusi wakaf atau paling tidak departemen urusan Islam / keagamaan dibawah
mana urusan wakaf ditempatkan.4
Hal ini menunjukkan betapa peran wakaf sebagai salah satu lembaga sosial
Islam mendapatkan perhatian yang cukup serius dari para pemegang kebijakan dalam
dunia Islam. hal ini mengindikasikan bahwa wakaf erat kaitannya dengan sosial
ekonomi masyarakat. walaupun wakaf merupakan lembaga Islam yang hukumnya
sunnah, namun lembaga ini dapat berkembang dengan baik di beberapa negara
misalnya Yordania, Bangladesh, Malaysia, Saudi Arabia, dan Mesir.5

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan pengelolaan wakaf di Mesir?
2. Bagaimanakah perkembangan pengelolaan wakaf di Arab Saudi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan pengelolaan wakaf di Mesir?
2. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan pengelolaan wakaf di Arab
Saudi?

4
Syamsul Anwar, Studi Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: RM Books, 2007), h. 75
5
Muhsan “Wakaf Di Saudi Arabia Dan Mesir (Tinjauan Manajemen Dan Terapan Wakaf Produktif)”,
Jurnal Dirajat Islamiyah Al-Majaalis, Vol. 1, No. 1, November 2013, h. 155

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Mesir


Secara geografis, Mesir terletak di wilayah benua Afrika yang berbatasan
dengan Jazirah Arab, namun mayoritas penduduknya merupakan etnis Arab, yang
sudah ada jauh sebelum negara ini merdeka dari Prancis. Pemerintahannya menganut
sistem republik yang dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih langsung oleh
rakyatnya. Sudah diketahui sejak lama, bahwa Mesir merupakan salah contoh negara
yang sangat baik dalam mengelola wakaf, khususnya pengelolaan wakaf yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan al-Azhar, sampai abad ke-19 hampir separuh dari
tanah di Mesir dikelola oleh lembaga wakaf al-Azhar.6

Dengan harta wakaf yang dimiliknya, Jami’ah al-Azhar tak sepeser pun menarik
iuran dari mahasiswanya. Bahkan setiap tahunnya universitas berumur lebih dari seribu
tahun ini memberikan beasiswa bagi ribuan mahasiswanya. Selain itu, Jami’ah al-Azhar
juga menerbitkan kitab agama dan buku lainnya secara gratis. Selain untuk kepentingan
intenal, Universitas tersebut mengelola gudang atau perusahaan di Terusan Suez.
Universitas Al Azhar selaku nadzir atau pengelola wakaf hanya mengambil hasilnya
untuk keperluan pendidikan. Bahkan kemudian pemerintah Mesir meminjam dana
wakaf Al Azhar untuk operasionalnya.7

Di Mesir Wakaf telah memainkan peranan yang penting dalam


menggerakkan roda perekonomian dan memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir. Hal
ini karena wakaf dikelola secara profesional dan dikembangkan secara produktif.
Perintis wakaf pertama kali di Mesir adalah seorang hakim di era Hisyam bin Abdul
Malik, bernama Taubah bin Namir al-Hadrami yang menjadi hakim pada tahun 115
H. Ia mewakafkan tanahnya untuk dibangun bendungan dan manfaatnya
dikembangkan secara produktif untuk kepentingan umat. Wakaf yang dirintis oleh
Taubah ini perkembangannya sangat pesat, terutama pada masa kekuasaan Daulah
Mamluk (1250-1517). Pada era kejayaan Mamluk, wakaf telah berkembang pesat
dan dibarengi dengan pemanfaatannya yang sangat luas untuk menghidupi berbagai

6
Ahmad Suwaidi, “Wakaf Dan Penerapannya Di Negara Muslim”, Economic: Jurnal Dan Hukum
Islam, Vol. 1, No. 2, 2011, h. 26
7
Amir Mu’allim, “Pengaruh Pengelolaan Wakaf Di Mesir Terhadap Pengelolaan Harta Wakaf
Pendidikan Di Indonesia”, AKADEMIKA, Vol. 20, No. 01 Januari-Juni 2015, h. 113-114

6
layanan kesehatan, pendidikan, perumahan, penyediaan makanan dan air, serta
digunakan untuk kuburan. Contoh utama wakaf di era Mamluk ini adalah Rumah Sakit
yang dibangun oleh al-Mansur Qalawun yang mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat Mesir selama beberapa abad.8
Wakaf berkembang pesat ketika pemerintah Mesir menerbitkan
Undang-undang No. 80 Tahun 1971 yang mengatur tentang pembentukan Badan
Wakaf Mesir yang khusus menangani masalah wakaf dan pengembangannya,
beserta struktur, tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Dengan terbitnya
perundang-undangan di atas, Kementerian Wakaf semakin kuat dan pemerintah
juga berusaha menertibkan tanah wakaf dan harta wakaf lainnya dengan menjaga,
mengawasi dan mengarahkan harta wakaf untuk kepentingan publik. Pemerintah
kemudian menetapkan Perundang-undangan yang relevan dengan situasi dan
kondisi, dengan tetap berlandaskan syari’ah. Pada tahun 1971 terbit Undang-undang
No. 80 yang menjadi inspirasi dibentuknya suatu Badan Wakaf yang khusus
menangani permasalahan wakaf dan pengembangannya. Badan Wakaf yang
dimaksud dalam UU. ini kemudian dibentuk secara resmi melalui SK Presiden Mesir
pada tanggal 12 Sya’ban 1392 H (20 September 1972), yang bertanggung jawab dalam
melakukan kerja sama dan memberdayakan wakaf, sesuai dengan amanat undang-
undang dan program Kementerian Wakaf.9
Tugas Badan Wakaf ini adalah mengkoordinir dan melaksanakan semua
pendistribusian wakaf, serta semua kegiatan perwakafan agar sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh syari’at Islam. Selain itu, Badan Wakaf ini
juga berhak menguasai pengelolaan wakaf dan memiliki wewenang untuk
membelanjakan wakaf dengan sebaik-baiknya, di mana pengembangannya sesuai
dengan Undang-undang No. 80 Tahun 1971. Selanjutnya, badan ini mempunyai
wewenang untuk membuat perencanaan, mendistribusikan hasil wakaf setiap bulan
dengan diikuti kegiatan yang bermanfaat di daerah, membangun dan mengembangkan
lembaga wakaf, serta membuat laporan dan menginformasikan hasil kerjanya kepada
publik.10

8
Abdurraohman Kardi,”Dinamika Pengelolaan Wakaf Di Negara-Negara Muslim”, Jurnal Zakat Dan
Wakaf, Vol. 4, No. 1, Juni 2017, h. 83
9
Abdurraohman Kardi,”Dinamika Pengelolaan Wakaf Di Negara-Negara Muslim”, Jurnal Zakat Dan
Wakaf, Vol. 4, No. 1, Juni 2017, h. 83-84
10
Abdurraohman Kardi,”Dinamika Pengelolaan Wakaf Di Negara-Negara Muslim”, Jurnal Zakat Dan
Wakaf, Vol. 4, No. 1, Juni 2017, h. 84

7
Yang menarik dari kasus perundang-undangan tentang pengaturan wakaf di
mesir adalah dinamika hukumnya yang cepat berubah menyesuaikan perkembangan
zaman, yang berbasis pada perkembangan sosial budaya masyarakat. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hukum Islam di Mesir sangat dinamis bila dibandingkan di
beberapa negara muslim yang lain. sebagaimana dikatakan oleh Muhammad Sai‟d al-
Ashmawi, bahwa dimana terdapat kemaslahatan umum di situlah terdapat hukum
Allah, sesuai dengan prinsip filsafat hukum Islam.11

B. Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Arab Saudi


Saudi Arabia merupakan tempat yang bersejarah bagi umat Islam karena di kota
Mekkah dan Madinah adalah tempat awal mula Islam lahir dan berkembang. Secara
geografis, Saudi Arabia terletak di antara 15°LU - 32°LU dan antara 34°BT - 57°BT.
Luas kawasannya adalah 2.240.000 km². Saudi Arabia merangkum empat dari lima
kawasan di Semenanjung Arab, Saudi Arabia juga merupakan negara terbesar di Asia
Timur Tengah. Permukaan terendahnya terletak di Teluk Persia pada 0 m dan Jabal
Sauda' pada 3.133 m. Arab Saudi terkenal sebagai sebuah negara yang datar dan
mempunyai banyak kawasan gurun. Gurun yang terkenal berada di sebelah selatan
Arab Saudi yang dijuluki "Daerah Kosong" (dalam bahasa Arab, Rub al Khali), yakni
kawasan gurun terluas di dunia.12
Arab Saudi sebagai Negara Islam konstitusional adalah Negara Islam yang
sangat peduli dengan penataan dunia perwakafan. Pada tahun 1966 M Arab Saudi
membentuk departemen wakaf dalam pemerintahannya. Pada pokoknya, departemen
wakaf ini memiliki tugas utama untuk menangani berbagai hal yang berhubungan
dengan wakaf, seperti membuat perencanaan serta pengembangan harta wakaf,
mensosialisasikan program-program wakaf yang telah disetujui, mendistribusikan hasil
wakaf kepada masyarakat yang berhak dan memelihara kelanggengan aset-aset wakaf
di samping menyusun laporan lengkap dan rinci kepada pihak kerajaan Saudi.13
Di Arab Saudi, wakaf memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti hotel,
tanah, bangunan (rumah) untuk penduduk, toko, kebun dan tempat ibadah. Diantaranya

11
Ahmad Suwaidi, “Wakaf Dan Penerapannya Di Negara Muslim”, Economic: Jurnal Dan Hukum
Islam, Vol. 1, No. 2, 2011, h. 28
12
Maulida Zahra Kamila,”Hukum Keluarga DI Saudi Arrabia”, Jurnal Hukum Keluarga Dan Peradilan
IIslam”, Vol 2, No 2, September 2021, h.137.
13
Maulida Zahra Kamila,”Hukum Keluarga Di Saudi Arrabia”, Jurnal Hukum Keluarga Dan Peradilan
IIslam”, Vol 2, No 2, September 2021, h.137.

8
ada yang diwakafkan untuk dua kota suci yakni kota Makkah dan Madinah.14 Dengan
pengertian lain, bahwa segala manfaat yang diperoleh dari wakaf itu diperuntukkan
bagi pembangunan kedua kota suci itu, seperti membangun perumahan penduduk,
membangun sejumlah hotel di sekitar Masjidil Haram, masjid Nabawi dan fasilitas lain
yang diniatkan untuk melayani kebutuhan jamaah haji dan umroh.15
Pemerintah kerajaan Saudi Arabia membuat peraturan bagi majelis tinggi wakaf
dengan ketetapan No. 574 tanggal 16 rajab 1386 sesuai dengan surat keputusan kerajaan
No. M/35, Tanggal 18 rajab 1386. Majelis tinggi wakaf diketahui oleh Menteri Haji
Dan wakaf (Wizaratu al-Auqaf Wa al-Hajji), yakni menteri yang menguasai wakaf dan
menguasai permasalahan-permasalahn perwakafan sebelum dibentuk majelis tinggi
wakaf. Majelis tinggi wakaf mempunyai wewenang untuk membelanjakan hasil
pengembangan wakaf dan menentukan langkah-langkah dalam mengembangkan wakaf
bedasarkan syarat-syarat yang ditentukan wakif dan menajemen wakaf. Disamping itu
majelis tinggi wakaf juga mempunyai beberapa wewenang antara lain:
a. Melakukan pendataan wakaf serta menentukan cara-cara pengelolahannya
b. Menenentukan langkah-langkah umum untuk menanam modal, pengembangan
dan peningkatan harta wakaf
c. Mengetahui kondisi wakaf yang ada.
d. Membelanjakan harta wakaf untuk kebijakan menurut syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh wakif dan sesuai syariat islam
e. Menetapkan anggaran tahunan demi kelangsungan wakaf dan mendistribusikan
hasil pengembangan harta wakaf tersebut menurut pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
f. Menggambarkan wakaf secara produktif dan mengumumkan hasil wakaf yang
sudah dikeluarkan oleh pemerintah.16

Arab Saudi termasuk negara yang sangat serius menangani wakaf, di antaranya
dengan membentuk Kementerian Haji dan Wakaf. Kementerian ini berkewajiban
mengembangkan dan mengerahkan wakaf sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh waqif. Sedangkan untuk mengawal kebijakan perwakafan, pemerintah

14
Vethzal Rivai Zainal, “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif”, Al-Awqaf: Jurnal Wakaf
Dan Ekonomi Islam, Vol. 9 No. 1 Januari 2016, h. 5
15
Ahmad Muslich, “Peluang Dan Tantangan Dalam Pengelolaan Wakaf”, Muaddib Vol. 06 No. 02
Juli-Desember 2016, h. 210
16
Muhsan,” Wakaf Di Saudi Arabia Dan Mesir”, Jurnal Dirasat Islamiyah, Vol 1, No. 1, November
2013, h.22-23.

9
membentuk Majelis Tinggi Wakaf yang diketuai oleh Menteri haji dan Wakaf dengan
anggota terdiri dari ahli hukum Islam dari Kementerian Kehakiman, wakil dari
Kementerian Ekonomi dan Keuangan, Direktur Kepurbakalaan serta tiga anggota dari
cendekiawan dan wartawan. Majelis ini mempunyai wewenang untuk membelanjakan
hasil pengembangan wakaf dan menentukan langkah-langkah dalam mengembangkan
wakaf berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh waqif dan manajeman
wakaf.17

17
Abdurraohman Kardi,”Dinamika Pengelolaan Wakaf Di Negara-Negara Muslim”, Jurnal Zakat Dan
Wakaf, Vol. 4, No. 1, Juni 2017, h. 79

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Mesir Wakaf telah memainkan peranan yang penting dalam menggerakkan
roda perekonomian dan memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir. Hal ini karena
wakaf dikelola secara profesional dan dikembangkan secara produktif. Wakaf
berkembang pesat ketika pemerintah Mesir menerbitkan Undang-undang No.
80 Tahun 1971 yang mengatur tentang pembentukan Badan Wakaf Mesir yang
khusus menangani masalah wakaf dan pengembangannya, beserta struktur, tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.

Arab Saudi sebagai Negara Islam konstitusional adalah Negara Islam yang
sangat peduli dengan penataan dunia perwakafan. Pada tahun 1966 M Arab Saudi
membentuk departemen wakaf dalam pemerintahannya. Di Arab Saudi, wakaf
memiliki bentuk yang bermacam-macam seperti hotel, tanah, bangunan (rumah) untuk
penduduk, toko, kebun dan tempat ibadah Pemerintah kerajaan Saudi Arabia membuat
peraturan bagi majelis tinggi wakaf dengan ketetapan No. 574 tanggal 16 rajab 1386
sesuai dengan surat keputusan kerajaan No. M/35, Tanggal 18 rajab 1386.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan da nisi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdurraohman Kardi,”Dinamika Pengelolaan Wakaf Di Negara-Negara Muslim”, Jurnal

Zakat Dan Wakaf, Vol. 4, No. 1, Juni 2017

Ahmad Muslich, “Peluang Dan Tantangan Dalam Pengelolaan Wakaf”, Muaddib Vol. 06 No.

02 Juli-Desember 2016

Ahmad Suwaidi, “Wakaf Dan Penerapannya Di Negara Muslim”, Economic: Jurnal Dan

Hukum Islam, Vol. 1, No. 2, 2011

Amir Mu’allim, “Pengaruh Pengelolaan Wakaf Di Mesir Terhadap Pengelolaan Harta Wakaf

Pendidikan Di Indonesia”, AKADEMIKA, Vol. 20, No. 01 Januari-Juni 2015

Maulida Zahra Kamila,”Hukum Keluarga DI Saudi Arrabia”, Jurnal Hukum Keluarga Dan

Peradilan Islam”, Vol 2, No 2, September 2021

Muhammad Akram Khan, An Introduction To Islamic Economics ( Pakistan III and Institute

Of Policy Studies, 1994)

Muhsan “Wakaf Di Saudi Arabia Dan Mesir (Tinjauan Manajemen Dan Terapan Wakaf

Produktif)”, Jurnal Dirajat Islamiyah Al-Majaalis, Vol. 1, No. 1, November 2013

Syamsul Anwar, Studi Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: RM Books, 2007)

Vethzal Rivai Zainal, “Pengelolaan Dan Pengembangan Wakaf Produktif”, Al-Awqaf: Jurnal

Wakaf Dan Ekonomi Islam, Vol. 9 No. 1 Januari 2016

12

Anda mungkin juga menyukai