Anda di halaman 1dari 240

Pengantar

Ilmu Politik
Leo Agustino

leo.agustino@untirta.ac.id
Minggu 1 à Awal perkuliahan
Minggu 2 à Konsep Dasar Ilmu Politik
Minggu 3 à Pendekatan Ilmu Politik Jadwal
Minggu 4 à Kebaikan Bersama (1) Perkuliahan
Minggu 5 à Kebaikan Bersama (2)
Minggu 6 à Kekuasaan, Kewenangan, & Legitimasi

Minggu 7 à Perilaku & Partisipasi Politik

UJIAN TENGAH SEMESTER Minggu 9 à Kelompok Kepentingan & Sistem Perwakilan


Minggu 10 à Partai Politik & Sistem Kepartaian
Minggu 11 à Sistem Pemilihan Umum
Minggu 12 à HAM & Demokrasi
Minggu 13 à Konflik, Kekerasan, & Pembangunan Politik
Minggu 14 à Gender & Feminisme
Minggu 15 à Review Perkuliahan

UJIAN AKHIR SEMESTER


METODE PEMBELAJARAN
¡ Pewujudan tujuan perkuliahan ditempuh melalui cara (metode) belajar yang
mengakomodir filososi sistem satuan kredit semester (SKS).
¡ Mata kuliah Pengantar Ilmu Politik (PIP) memiliki bobot 3 (tiga) SKS yang bermakna
bahwa setiap minggu dalam semester berjalan terdapat:
¡ 3 X 50 menit pertemuan tatap muka dosen dengan mahasiswa di kelas sesuai
dengan jadwal kuliah yang telah ditentukan FISIP Untirta.

¡ 3 X 60 menit mahasiswa mengerjakan tugas yang diberikan dosen.


¡ 3 X 60 menit mahasiswa melakukan kegiatan terstruktur mandiri seperti membaca
catatan kuliah dan buku referensi, mengunjungi perpustakaan, dan melakukan
diskusi secara berkelompok.
¡ ARTINYA MAHASISWA MEMILIKI TANGGUNG JAWAB UNTUK MEMPELAJARI,
MEREFLEKSIKAN, DAN MEMPRAKTIKKAN MATA KULIAH ILMU POLITIK SELAMA 8 JAM 30
MENIT SETIAP MINGGUNYA.
Perkuliahan PENGANTAR ILMU POLITIK hendak membangun
kompetensi mahasiswa agar mampu MENGUASAI TEORI
DAN KONSEP DASAR yang substantif dalam kajian akademik
politik, seperti: Negara, Kekuasaan, Sistem Perwakilan, Sistem
Kepartaian, Pemilu, Demokrasi, Konflik, dan lainnya.
Pengantar
Ilmu Politik
KONSEP DASAR & PENDEKATAN
Latar belakang sejarah
• Politik sebagai ilmu (science) baru tumbuh dan
berkembang pada abad ke-19 (1870 & 1895); yang
awalnya bersandar pada ilmu filsafat dan hukum.

• Tetapi sebagai entitas sosial, politik sudah


tumbuh dan berkembang jauh sebelum itu (450
SM).
Contoh:
– India sejak 500 SM:
Dharmasastra & Arthasastra

– Yunani sejak 450 SM:


Herodotus, Plato, Aristoteles dlsb

– China:
Confucius (350 SM), Mencius (350 SM), Shang
Yang (350 SM)

– Indonesia:
Negarakertagama & Babad Tanah Jawi (13-15 M)
Apa definisi politik?
Eudomonia (kehidupan yang baik atau kebaikan bersama)

Politik sebagai suatu asosiasi warganegara yang


berfungsi membincangkan dan menyelenggarakan hal
ihwal yang berkaitan dengan kebaikan bersama bagi
seluruh anggota masyarakat (Aristotle).

Politik adalah sejumlah sarana yang diperlukan untuk


mendapatkan, mempertahankan, dan memanfaatkan
kekuasaan bagi mencapai kegunaan yang maksimal
(Machiavelli).
Konsep Pokok Politik
(Budiardjo 2009: 17)

• Negara;
• Kekuasaan;
• Pengambilan Keputusan;
• Kebijakan; dan
• Distribusi dan alokasi.
NEGARA
• Max Webber à Negara merupakan sebuah
komunitas manusia yang (sukses) mengklaim
monopoli penggunaan paksaan fisik dalam sebuah
wilayah (teritori) à paksaan fisik dilakukan hanya
melalui proses administrasi organisasi politik yang
disepakati dalam kontrak politik.
• Saltou à Negara adalah alat atau wewenang yang
mengatur atau mengendalikan masalah bersama
atas nama rakyat.
• Laski à Negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai kewenangan yang
bersifat memaksa dan secara sah lebih agung
daripada individu atau kelompok yang merupakan
bagian dari masyarakat tersebut.
KEKUASAAN
• Power is the ability of a person, group, or nation to
get what it wants.
• As an equation, power is: The ability of A to get B to
do X (or not do X).
• Politik terkait dgn upaya merebut,
mempertahankan & memperluas kekuasaan
• In the case of governments, they can use soft power
(e.g. Persuasion) or hard power (e.g. military force)
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Proses penetapan keputusan-keputusan strategis yang


mengikat secara kolektif seluruh warganegara untuk
menyelesaikan persoalan bersama atau memenuhi
kebutuhan bersama.

• Keputusan terkait dengan pilihan atas alternatif yang


tersedia.
KEBIJAKAN
• Produk (output) dari
proses pengambilan
keputusan dalam
masyarakat berdasarkan
berbagai aspek seperti
pemecahan masalah sosial,
nilai-nilai yg dijunjung
tinggi dalam masyarakat,
aspirasi/keinginan
masyarakat dan lain
sebagainya.
DISTRIBUSI &
ALOKASI
• Terkait dengan kebijakan untuk penempatan
penyediaan dan pemerataan sumberdaya guna
pemenuhan kebutuhan masyarakat
Perkembangan politik sebagai ilmu

pendekatan ilmu politik


PENDEKATAN FILSAFAT POLITIK

• Mengkaji penalaran yang diterapkan dalam problematika


idealistik yang dihadapi manusia seperti: keadilan,
kesejahteraan, kekuasaan, hukum, hak asasi manusia (HAM),
agama, kontrak sosial, utopianisme, sindikalisme hingga
anarkisme.
PENDEKATAN TRADISIONAL

• Fokus utama: NEGARA (as formal institution) yang ditinjau dari aspek
KONSTITUSI DAN YURIDIS (selaku pemegang peran utama dalam
penyelenggaraan kekuasaan).
• Bahasan Pendekatan Tradisional menyangkut: sifat konstitusi dasar
serta kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan lembaga-lembaga politik
(parlemen, yudikatif, eksekutif), dan negara sebagai sarana mewujudkan
‘kebaikan bersama.’

• Pendekatan Tradisional disebut juga pendekatan institusional atau


legal-institusional.
• Struktur kelembagaan menentukan perilaku.
PENDEKATAN PERILAKU

• Pendekatan ini merupakan kritik terhadap Pendekatan Tradisional sebab


dianggap tidak realistik & tidak mampu memberikan informasi
tentang proses dan fakta politik yang sesungguhnya.
• Pendekatan Perilaku (behavioralist) merupakan peralihan dari pendekatan
kelembagaan yang semula berfokus pada lembaga dan struktur menjadi
berfokus pada manusia, proses, dan dinamika politik.
• Kajian ilmu politik hendaknya difokuskan pada upaya untuk mempelajari
perilaku politik manusia (e.g. voting behavior) sebagai gejala-gejala yang
dapat diamati.
• Sebagai sebuah kajian ilmiah dalam perspektif pendekatan perilaku, maka
politik hendaknya value free.
KRITIK TERHADAP PENDEKATAN
PERILAKU

• Pendekatan perilaku yang steril dari nilai (value free) justeru tidak mampu
menjelaskan pertanyaan yang mengandung nilai seperti:

–“Bagaimana menciptakan masyarakat yang adil dan


sejahtera?” atau
–“Apakah negara demokrasi mampu mensejahterakan
masyarakat?”

• Pendekatan perilaku tidak menaruh perhatian pada kajian konflik.


TRADISIONALIS Vs. BEHAVIORALIST
FAKTOR TRADISIONALIS BEHAVIORALIST
PEMBEDA
ASPEK YG Nilai & Norma Fakta
DIAMATI
WILAYAH Filsafat (Kajian Penelitian Empiris
KAJIAN Idealistik)
KEMANFAA Ilmu Terapan Ilmu Murni
TAN ILMU (Apllied Science) (Pure Science)
LANDASAN Historis-Yuridis Sosiologis-Psikologis
KAJIAN
METODE Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
PENELITIAN
• Pendekatan Behavioralis yang menitikberatkan pada aspek
penelitian empiris dan kuantitatif membuat ilmu politik menjadi
terlalu abstrak dan tidak relevan terhadap masalah sosial yang
dihadapi.

• Merubah orientasi pure science menjadi lebih humanis dengan


rekomendasi pemecahan masalah sosial yang lebih mengena pada
kebutuhan masyarakat.

post-behavioralist
PENDEKATAN PLURALISME

• Pendekatan ini menggabungkan beberapa unsur dalam pendekatan


kelembagaan (lembaga demokrasi, lembaga pemerintah, & lembaga
perwakilan) dengan pendekatan behavioralis.

• Meninjau kompetisi atau kerjasama yang terjadi antar-aktor politik baik


dalam sebuah lembaga maupun dalam lembaga politik yang berbeda
serta bagaimana pengaruh interaksi tersebut pada pola pengaturan
politik.
PENDEKATAN
STRUKTURAL

Pendekatan ini berkaitan dengan hubungan


individu dgn komunitas dalam konteks struktur
sosial (klas-klas dalam masyarakat).
PENDEKATAN
DEVELOPMENTALISME

• Mengkaji pertumbuhan industri &


perubahan sosial lainnya serta
dampaknya terhadap bentuk
pemerintahan & kebijakan yang
dihasilkannya.
BEBERAPA PENDEKATAN LAINNYA

• NEO-MARXIS
– Menekankan pada aspek komunisme tanpa kekerasan dan juga
tidak mendukung kapitalisme

• PENDEKATAN DEPENDENSI

– Memposisikan hubungan antar negara besar dan kecil

• PENDEKATAN RATIONAL CHOICE


– Pilihan-pilihan yang rasional dalam pembuatan keputusan politik
Hubungan ilmu politik dengan ilmu lainnya
Filsafat: aspek bahasan
etika dan moral
Ekonomi: pemanfaatan sumberdaya
yang terbatas secara maksimal
untuk pemenuhan kebutuhan
manusia yang beragam à
keterbatasan sumberdaya dapat
menimbulkan konflik,
kerjasama, & pengambilan
keputusan.
Sejarah: alat untuk mempelajari
data dan fakta politik pada
masa lampau untuk dijadikan
pertimbangan/proyeksi pada
masa depan
Sosiologi: berupaya memahami
latarbelakang, susunan, & pola
kehidupan masyarakat baik
golongan maupun kelompok à
politik terkait dengan hubungan
struktur sosial dengan
kebijakan, legitimasi, sumber
kewenangan, kontrol, dan
perubahan sosial.
Pengantar
Ilmu Politik
CIVIC VIRTUE (1)
Bagaimanakah sarjana memahami politik
pada zaman klasik (Yunani Kuno)?
(Teori) Politik zaman klasik
(sebelum Plato)
• Negara
• Klas
• Lembaga politik
• Cita-cita politik

Kejayaan ekonomi Athena terjadi sebelum Abad


5 SM;
Sedangkan kegemilangan filsafat Athena
(Yunani) 5 M.
Penduduk
tidak
Lebih dari
300.000 orang
Klas dalam masyarakat (stratifikasi
sosiopolitik)

Budak
Pendatang (metics)
Warganegara

Hak & kewajiban


Lembaga-lembaga politik
• Sidang Ecclesia (legislatif, semua wn berusia 20th, bersidang 10 kali dalam
setahun & bisa lebih sesuai dengan keperluan)
• Dewan 500 (dipilih bergantian dari 10 suku yang ada di Athena, setiap suku
memilih 50 wakilnya & mereka tidak dapat dipilih lagi; peranan:
mengusulkan pajak, pernyataan perang, mengadakan kerjasama dll.)
• Mahkamah (Mahkamah tertinggi 10 orang; anggota 501 orang à deme)
• Dewan Jenderal (10 orang jenderal, mengawasi legislatif & eksekutif)
Cita-cita politik
• Mengabdikan diri kepada polis (Thucydides).
• Memuliakan polis (Athena melebihi polis manapun juga)
(Pericles).
Dalam arti kata lain, mewujudkan keselarasan.

Setelah perang peloponnesos


• Penghargaan hukum, toleransi, kebebasan, kebaikan bersama, dll.
à ????
Plato
– Lahir dari keluarga bangsawan di Athena, pada 29 Mei
‘427’@’429’ SM, dan meninggal pada 347 SM.
– Plato adalah penulis dan perevisi filsafat gurunya
(Socrates).
Karya-karya Plato, antaranya:
• Gorgias = Kebahagian
• Protagoras = Kebajikan
• Sophist = Pengetahuan
• Nomoi = Undang-undang@Hukum
• Politea (Republic) = Negara
• Politikos (Statemen) = Negarawan@Politisi

Cara pandangnya menentang demokrasi Athena


disebabkan oleh latar belakang keluarganya yang
aristokrat.
Dalil-dalil utama Plato
Ide dasar Filsafat politik à ideal v. tak ideal (Manicheianisme)

Latar belakang à Perang Peloponnesia@Peloponnesus


(Athens v. Sparta)
Perebutan kekuasaan
Cita-cita politik Plato à Keadilan
1. Pendidikan (Academia = 389 SM)
2. Kebajikan
3. Keadilan

Masyarakat à hubungan timbal-


Jabatan publik à bakat &
balik (saling melengkapi
latihan kebutuhan yang berbeda)
Pendidikan

Pendidikan Dasar@Rendah: Pendidikan Lanjutan:


• s/d 20 tahun • s/d 35 tahun
• Olahraga & Seni • Logika, Filsafat, Astronomi, dll.

Nafsu - Kebutuhan Semangat - Keberanian Akal Budi


(Epithymia) (Thymos) (Logos)

Raja-Filosof
Allegory of the cave
Non-property right
• Hak milik mendorong kompetisi tidak
sehat,
idealisme-utopian
• Termasuk lembaga perkawinan (Bias
gender)
Akibatnya, dianggap penggagas awal
kolektivisme

Bentuk-bentuk negara (negara buruk) [367-


361 SM]:
Negara Model Aristokrasi= pemerintah oleh cendekia
Timokrasi = pemerintah oleh orang-orang
Plato yang mencari kemasyhuran@ketenaran
Oligarki = pemerintah oleh sekelompok kecil
Aristokrat (Sparta) orang (hartawan) yang bermotif ekonomi
Demokrasi = pemerintah oleh rakyat miskin
Tirani = kekuasaan yang tidak adil dipegang
oleh satu orang penguasa
Aristotle@Aristoteles
– Lahir di Stagirus, Macedonia, 384-322 SM.
– Anak seorang tabib Raja Macedonia,
– Murid Plato,
– Pendiri mazhab ‘Lyceum’ (lorong-lorong di kota
Macedonia) à cara mengajar mirip Socrates sehingga
alirannya disebut ‘peripatetis,’
– Guru bagi Alexander Agung (Iskandar Zulkarnain).

Karya-karya utama Aristotle:


– Politica (Politics), &
– Nicomachean Ethics,
> Aristotle tidak membedakan ‘dunia cita’ & ‘dunia alam’
> Negara dianggap seperti organisma (lahir-tumbuh-dewasa-layu-mati)
> Kemunculan negara akibat watak manusia yang zoon politicon
(berkumpul & bermasyarakat) sebagai wadah aktualisasi diri
dalam mencari kebahagiaan hidup (eudaimonia).
“Negara bertujuan untuk menciptakan hidup yang baik &
kebahagian bagi warganegara”
(i) Asal-usul negara,
(ii) Negara ideal,
(iii) Pembagian kekuasaan politik,
(iv) Keadilan & kedaulatan, dll
Tujuan negara à Mencapai kebahagiaan & kesejahteraan
warganegara, maka hak milik individu diperbolehkan
keluarga diperbolehkan (sebagai unit terkecil dari negara) karena
menyediakan mekanisme pertanggungjawaban
Bentuk masyarakat = interdependensi
Kekuasaan harus berada di tangan masyarakat.
Matriks bentuk Negara ideal Negara buruk
negara

Seorang pemimpin Monarki Tirani


Sedikit pemimpin Aristokrasi Oligarki
Banyak pemimpin Republik Demokrasi

Enam bentuk negara Aristotle dipahaminya selama beliau melakukan penelitian


di 158 polis di Eropa dan Asia.
Secara teoretik yang ideal ‘Republik@Monarki’
Secara nyata yang ideal ‘Aristokrasi’
Teori Politik Abad Pertengahan
(Middle Ages)

St. Augustine (354-430)


Thomas Aquinas (1225-1274)
Dante (1265-1321)
Marsilius Padua (1270-1340)
Terimakasih
Pengantar
Ilmu Politik
CIVIC VIRTUE (2)
St. Augustine (354-430 M)
• Lahir di Thagaste, Numidia, Tunisia à Ayah Pagan
(Patricius) & Ibu Katolik (Monica)
• Belajar di Cartagena à menjadi pengikut sekte
‘Manichea’ (Manikeanisme)
• Pada 387, merubah cara hidup (karena
berkenalan dengan banyak petinggi Kristiani)
& mengembangkan pemikiran filsafat
politiknya.
• Menulis 22 buku (413-426) à
De Civitate@Civitas Dei (Negara Tuhan)
Sebelum menulis De Civitate Dei, beliau
menulis The Confessions. Menjelaskan
tentang pencarian jadi dirinya.

The Confessions pula sebagai pelatak dasar


teori politik tentang jati diri manusia à
Manikeanisme.
• De Civitate Dei ditulisnya atas dasar Keruntuhan
Imperium Romawi pada 410 M, di mana
sebelumnya Katolik diangkat sebagai agama
negara pada 393 M.
1. Apakah agama sebagai sumber kehancuran
Imperium Roma?
2. Atau kemarahan para dewa?

Kejatuhan Imperium Romawi:


1. Tidak kaitan dengan agama Katolik
2. Teori Organisma (terkait dekadensi moral &
spiritual)
3. Kehendak@Takdir Illahi (‘kejatuhan’ manusia) ß
argumen teologi à bersifat normatif-teologi

Manikeanisme menjadi landasan


Teori Politik Augustine
Terbitan pertama The city of God dalam Bahasa Latin (1610)
1. Konsep Civitas Dei v. Civitas Terrena
Civitas Diaboli
2. Konsep ‘Dua bilah pedang’
Manusia – Negara Dunia (Kota Dunia) – Negara Akhirat (Kota Surga)
3. Konsep Commonwealth of Christianity

Civitate Dei v. Civitate Terrena@Diaboli


(Sikap atau kondisi perjuangan@pertarungan ke arah sesuatu yg positif)
– Civitate Dei (negara Tuhan@negara langit) = Negara yang penuh cinta
kasih, kebaikan bersama, keadilan, kebahagiaan, perdamaian,
kepatuhan hukum, dlll.
– Civitate Terrena (negara dunia@negara iblis)= Cinta diri, hedonis,
materialis, penuh kekerasan, ketidakadilan, pengkhianatan, dll.
Joan d’Arc

The City of Men, illumination of fifteen-


century edition of St. Augustine's City of
God
St. Augustine dipengaruhi oleh gagasan:
1. Kodrat manusia (1,2,3) tertata baik à harmonis;
2. Alat represi negara diperlukan untuk menundukkan
manusia berdosa;
3. Negara tirani tidak menjadi masalah selama berasal dari
Tuhan;
4. ... sekaligus menunjukkan ketaatan kepada Tuhan (Tuhan
menguji umatnya).

Negara Ideal St. Augustine

Monarki menertibkan manusia (civitate terrena)


mewujudkan keadilan dan kedamaian à
kebaikan bersama (populas@res publica ).
Abad kegelapan & keemasan

Al-Jaziri

Al-Idris
Al-Biruni
St. Thomas Aquinas (1225/6-1274 M)
• Lahir di Roccasecca, Naples, Itali, berasal dari keluarga
aristokrat.
• Belajar di Naples, Cologne, & Paris (Ibn Rushd@Averoist ).
• De Regimine Principum, Summa theologiae,
On kingship, etc

• Filsafatnya pertama-tama bersifat


Finalitas à ‘Tujuan haruslah diusahakan’
• Konsep ‘Alam Semesta sebagai Hirarki’ à
(yang sempurna@tinggi memimpin yang
tidak sempurna@rendah)
i. Tuhan à Jiwa;
ii. Jiwa à Tubuh;
iii. Penguasa à Masyarakat.
Karya utama Aquinas
i. Konsep Manusia
– Manusia terlahir berbeda
– Social Animal: a. Man the substance (Watak ingin memiliki
sesuatu demi kebahagiaan)
b. Man the animal
c. Man the moral agent

ii. Konsep Bermasyarakat: Tukar menukar pelayanan (interdependensi)


iii. Konsep Negara: Pembimbing Masyarakat melalui Hukum
iv. Kewajiban penguasa: kekuasaan datang dari Tuhan
– Perdamaian;
– Mengusahakan kesejahteraan, keadilan, dan keselarasan;
– Kebahagiaan setelah mati;
– Hak rakyat untuk (civil) disobedience ß bersabar.
Tujuan Negara: i. Kebahagiaan hidup (bene vivere);
ii. Keabadian hidup (beate vivere).

Tugas Negara: i. Perdamaian;


ii. Mengusahakan sarana material;
iii. Menciptakan keadaan sesuai hukum.

Hukum menurut Thomas Aquinas:


a) Hukum Alam (Pengaturan alam semesta);
b) Hukum Tuhan (Wahyu (perintah & larangan));
c) Hukum Kodrat (Mencari kesenangan & Menjauhi
kesusahan);
d) Hukum Manusia: ius civile (hukum umum) & ius
gentile (hukum khusus).
Bentuk-bentuk negara Aquinas:
i. Negara dipimpin satu orang
[ Monarki v. Tirani ]
ii. Negara dipimpin beberapa orang
[ Aristokrasi v. Oligarki ]
Monarki adalah bentuk terbaik à sesuai dengan konsep ‘Tuhan
yang membimbing umat’ (atau jiwa à tubuh)
Konsep satu pembimbing

KEKUASAAN (Mengawal & Mengendalikan Penguasa):


i. Berdasar pemilihan (kualitas pribadi);
ii. Membatasi kekuasaan;
iii. Sharing of power;
iv. [jika tidak berhasil juga] Membunuh ß dilarang, tapi memungkinkan;
v. Berdoa kepada Tuhan à menyadarkan penguasa zalim.
Teori Politik Abad Pencerahan
(Renaissance & enlightenment)
Niccolo Machiavelli
Jean Bodin
Hugo de Groot
Thomas Hobbes
John Locke
Montesquieu
Jean Jacques Rosseau
Imannuel Kant
Machiavelli
(1467-1527)

• Peradaban Renaissance (Re -


NaÎtre) & perang salib (Abad X-
XII) à berdampak positif
terhadap Barat.
• Anak bangsawan (ayahnya pakar
hukum) yang mendapat
pendidikan terbaik di Florence.
• Sekretaris negara Florence à
diberhentikan.
The Prince merupakan
terobosan besar dalam Teori
Politik sebab memutus
hubungan antara negara &
agama serta moralitas (bdk.
Augustine & Aquinas
(pemimpin baik))
à Menolak kesusilaan@etika
Kristiani
The Prince
• Dianggap tidak ilmiah sebab lebih praktikal (realism)
(Arendt & Plamenatz).
• The Prince: Persyaratan apa saja yang harus dimiliki
seseorang dan metode apa saja yang mesti digunakan untuk
memperkuat & mempertahankan kekuasaan (kancil &
serigala).
• Tidak ada kaitan kekuasaan dengan teologi Kristiani.
Machiavelli menyangkal kekuasaan alat untuk
mempertahankan moralitas, etika & agama. Menurutnya
kekuasaan adalah tujuan à angkatan perang yang kuat,
kekuasaan menggunakan kekerasan, menghalal segala cara
(taktik), menolak tentara sewaan, dll.
Etika Politik Machiavelli
Dalam masyarakat • Semua Orang Kejahatan
jahat, orang baik baikà Peraturan bukanlah tujuan,
menjadi tidak tetapi suatu
akan tersingkir.
penting instrumen bagi
penguasa untuk
• Semua orang mencapai kebaikan
Serigala jahat à à itupun apabila
& Peraturan tidak dapat
menjadi sangat dilakukan dengan
Kancil penting cara-cara lain

Machiavelli sadar bahwa teori politiknya hanya baik untuk menghadapi


orang jahat, tetapi buruk untuk menghadapi orang baik.
Gerakan awal Protestanisme
– Menolak indulgengies;
– Menolak hak baca oleh kelompok tertentu;
– Menolak konsep “The Devine Right of King”;
– Menolak Pembelian Jabatan Gereja, dll.;
– Lahirnya Askestisme Dunia (Calvinis = Etika Protestan
Weber);
– Menolak perempuan sebagai sumber dosa >< menyiakan
waktu.
– Tokoh-tokoh: Martin Luther, Johanes Calvin, John Knox,
Zwingli, dll.
– Awal Mula Enlightenment, Renaissance, Liberalisme.
Teori politik abad pencerahan
Best Regime
Thomas Hobbes
• State of Nature manusia negatif (kehendak yang meluas).
• Bellum Omnium contra omnes, perlu adanya ‘Tatanan
Kemasyarakatan’ à Konsep negara Leviathan (perjanjian
sosiopolitik) à Monarki Absolut.
• Konsep kekuasaan (i) kesadaran penguasa, (ii) formulasi undang-
undang & (iii) menjaga HAM.
John Locke
• State of Nature manusia positif
(Manusia-Materi-State of War).
• Konsep negara adalah untuk
mengantisipasi state of war.
• Konsep Kekuasaan: kekuasaan
negara terbatas à
didistribusikan (pembagian
kekuasaan [legislatif, eksekutif,
federatif]), negara menjaga
property right, dan kesepakatan
sosial.
Montesquieu
• Konsep Manusia (determinisme-geografis).
• Konsep Negara:
a. Wilayah kecil = Republik
b. Wilayah sedang = Monarki
c. Wilayah besar = Despotik
• Konsep Kekuasaan = Trias Politica
• State of Nature manusia =
keburukan manusia akibat social
& political constructed à Man is
born free, but everywhere he is in
chains.
• Mayoritas manusia mempunyai
pandangan mengenai common
good à social contract ß konsep
ketidaksamaan (fisik & sosial) +
state of nature.
• Karena itu, diperlukan teori
Kontrak Sosial
- Pemerintah & diperintah.
- Political rights.
- Negara menyediakan kehendak
umum (volonte general).
Terimakasih
Pengantar
Ilmu Politik
IDEOLOGI
• Politik bukan hanya terkait dengan kekuasaan, tetapi
juga berhubung erat dengan idea.
• Peranan ide(a)logi à what people think and believe
about society, power, rights, etc., determines their
actions.
• Ide[o]logi menumpukan perhatian kepada peranan
aktor (perjuangan, keadilan, kebebasan,
pendistribusian ekonomi dan pelayanan, dll.)
• Ideologi politik bersumber pada pandangan pemikiran
(filsafat@teori-teori politik) para sarjana agung.
• Ideologi pertama ialah agama.
• Pada era modern, ideologi politik menjadi lebih
sekular (some anti-religious), tetapi agama kekal
digunakan sebagai sumber utama bagi ideologi
pada hari ini seperti à Christian socialism,
Protestant fundamentalism, Islamic moderate,
dll.
• Untuk memahami ideologi, scholars sering
menggunakan ‘spektrum ideologi’: kiri & kanan
(Dewan Parlemen di Prancis pada 1791–the French
Revolution).
Spektrum ideologi standard:

Far Left Centre- Left Centre Centre-Right Far Right

Socialists Liberal Conservatives Ultraconservatives


Communists Liberals Conservatives Fascists
Radicals Reactionaries
Liberalisme
Far Left Centre-Left Centre Centre-Right Far Right

Socialists Liberal Conservatives Ultraconservatives


Communists Liberals Conservatives Fascists
Radicals Reactionaries

Mengapa liberalisme cenderung berada di sebelah kiri (centre-left)?


L/b lahirnya liberalisme
• Absolutisme à Monarchs; the devine right of king à If people suffered
under a bad king, it was God’s will. Disobeying a bad king was a sin.
• Goyahnya pemahaman agama sebagai pandangan atau keyakinan
hidup.

• Pernan negara yang minimalis,


• Individual ownership,
• Persaingan (free fight competition) à ekonomi pasar,
• Darwinisme sosial à ketidakmampuan beradaptasi menyebabkan
kepunahan.
Akar Filosofis
• John Locke.
• Rousseau.
• Adam Smith.
• John Stuart Mill,
• Robert Nozick dan lain-lain.
John Locke:
1. Manusia pada asasnya rasional (tidak merugikan orang
lain), bebas, dan setara (equal). Manusia mampu
menjalankan kehidupan mereka masing-masing tanpa
intervensi negara.
2. Manusia mempunyai hak untuk hidup, bebas dan
kehendak tanpa ada rasa khawatir.
3. Untuk mengamankan hak mereka, warga memberi
sebagian kebebasan mereka dan mendirikan pemerintah
(individu lebih superior berbanding pemerintah) à kontrak
politik atau kontrak sosial.
4. Jika pemerintah gagal menjaga hak-hak rakyat dan
menjadi tirani, maka kontrak tersebut batal à pemerintah
hilang legitimasi dan rakyat bebas untuk membentuk
pemerintahan baru.
Rousseau:
1. State of nature positif (kebebasan mutlak) à konflik
merupakan fenomena sosial akibat perbedaan
kepemilikan atau posisi sosial à homo homini lupus
(manusia menjadi serigala bagi yang lainnya).

2. Agar tidak wujud homo homini lupus à negara


(kontrak sosial) à manusia pada dasarnya merdeka,
tetapi karena ada pelbagai konvensi (aturan, adat-
istiadat dll) membuatnya menjadi terbelenggu.

3. Sosial kontrak à penyerahan sedikit hak


warganegara, tanpa mengurangkan hak utama warga
itu sendiri à kuasa eksekutif & kuasa legislatif.
Adam Smith:
1. Pangkal tolak pemikiran filsafat Smith ialah rasionalitas,
keupayaan individu untuk membuat keputusan dalam
rangka memenuhi kepentingan mereka masing-masing à
pemerintah mesti memberikan kesempatan kepada rakyat
untuk menetukan pilihannya sendiri (mencapai kebaikan
bersama) melalui the invisible hand.

2. Sebab itulah, ketimpangan ekonomi tidak selamanya


unfair jika dikaitkan dengan people’s free choices.

3. Dalam pandangannya kebebasan untuk membuat


keputusan merupakan nilai yang tinggi berbanding
equality.
Liberalisme & demokrasi:
• Hubungan erat liberalisme & demokrasi.

• Antaranya kebebasan, kesetaraan, limit kuasa,


kepastian undang-undang, dll.

• Pelibatan rakyat à langsung (direct democracy)


maupun tidak (representative democracy).
Sosialisme
Asumsi umum:
Masyarakat lebih penting berbanding individu à
kebijakan dan pelayanan pemerintah bersifat sosial ≠
individual.

Sebagai sebuah gerakan ideologi, sosialisme tumbuh pada


Abad ke-19 setelah ideologi liberalisme tidak berhasil
menyediakan keperluan dasar klas pekerja;
liberalisme klasik memandang bahwa kemiskinan
sebagai pilihan individual, bukan hasil struktur sosial.
à perubahan
• Akar ideologi ini berasal daripada nilai-nilai Judeo-
Kristiani à berpihak kepada kepentingan atau
kebaikan bersama.
• Plato (Republic), klas penguasa tidak memiliki
kekayaan pribadi dan sama-sama mendistribusikan
untuk kepentingan bersama.
• Thomas More (Utopia 1516), pemilikan tanah secara
komunal.
• Robert Owen (A new view of society 1813), orang
pertama menggunakan istilah sosialisme à manusia
sebagai pencipta keuntungan finansial.
• Karena itu, nilai dasarnya ialah egalitarianisme &
moralisme.
Komunisme
Asumsi umum:
Kumpulan lebih penting berbanding individu.

Komunisme lahir sebagai reaksi atas pahaman


liberalisme yang memihak kumpulan borjuis.

Pengasas utama Marx.


• Super & sub-Struktur.
• Materialisme sejarah (mode of production).
• Alienasi.
• Revolusi.
Materialisme sejarah:
Sejarah kemasyarakatan hingga sekarang Communal Society /
Merupakan sejarah perjuangan klas Advance Communist

Teori nilai lebih


Capitalist society Sosialist
(Surplus value)
Proletariat

Feudal society Borjuis

Slave society / Barbarians


Empire

Ancient society / Pembahagian kerja, kepunyaan peribadi,


Primitive communism (tenaga)
Alienasi & Revolusi
• Dalam masyarakat industri, (i) manusia dialienasikan
dengan kerja (termasuk jiran, alam, lingkungan, dll.); (ii)
memaksa persaingan sesama klas pekerja (proletar); (iii)
eksploitasi tenaga kerja.

• Keadaan ini membuat manusia menjadi terpinggir, hampa


dst.

• Jalan keluar dari alienasi adalah revolusi (membangkitkan


kesadaran nyata) à masyarakat komunis maju.

***
Fasisme
Sosiopolitik fasisme
• Fasisme à pengorganisasisn pemerintah dan
masyarakat secara totaliter.
• Negara fasis mengingkari perbedaan kepentingan
dalam masyarakat à jikapun ada, negara fasis
akan menghilangkannya dengan cara kekerasan
(ingat Rousseau à general will ataupun will of all.
• Fasisme muncul di negara-negara yang relatif
makmur; komunisme di negara-negara miskin atau
membangun à fasisme merupakan ‘produk’
masyarakat industri.
Karena itu, ... komunisme adalah cara paksaan
untuk mengeliminasi industrialisasi, maka fasisme
adalah cara paksaan untuk menyelesaikan konflik
dalam masyarakat industri maju.
... produk negara industri modern sering melenyapkan
nilai tradisional dan tidak menawarkan nilai baru
yang lebih baik à ‘perasaan tidak berguna.’
... mencari kesamaan dalam semua kumpulan sosial
seperti rasa frustasi, marah dan tidak selamat.
Akar psikologi fasisme
• Hubungan bapak – anak [memberi rasa selamat,
aman melalui ketergantungan] à bapak
mengetahui segala-galanya.
• Etnonastionalisme atau etnosentrisme.
Doktrin Fasisme
1. Anti-rasional atau irrasionalisme à fanatik & dogmatik.
2. Pengingkaran terhadap persamaan derajat manusia à
rasialis [lelaki lebih hebat berbanding perempuan;
militer daripada sipil].
3. Tidak mengenal oposisi à hanya mengenal konsep ‘kita’
& ‘mereka’ (musuh) à brainwashing atau dimusnahkan
à total(iter).
4. Prinsip kepemimpinan à Pemerintahan oleh elit à
konsep Philosopher king (Plato).
5. Perjuangan untuk survival à bertahan
hidup à imperialisme.
6. Sistem ekonomi fasisme à menempatkan
negara sebagai segalanya [negara
korporatis].
Pengantar
Ilmu Politik
KEKUASAAN, KEWENANGAN, LEGITIMASI
Apakah arti kekuasaan?
• ”’A’ mempunyai kekuasaan terhadap B apabila ia dapat
menggerakkan ’B’ untuk melakukan perintahnya yang sebenarnya
tidak hendak dilakukan oleh ’B’” (Robert Dahl)
• ”Kekuasaan adalah kemampuan untuk melaksanakan kemauan
kendati orang lain menentangnya” (C. Wright Mills)
• “... suatu hubungan di mana seseorang atau kelompok orang dapat
menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain agar sesuai
dengan tujuan dari pihak pertama” (Laswell &Kaplan)

Konsep kekuasaan à (i) pengaruh, (ii) persuasi (argumen),


(iii) paksaan (tekanan fisik), (iv) koersi (ancaman/intimidasi), (v) manipulasi (rekayasa)
& (vi) kewenangan.
Bagaimana dengan simbol?
Logika Kekuasaan
• Kelas yang memerintah selalu sedikit; distribusi
kekuasaan tidak selalu merata (Piramida Kekuasaan).
• Adanya kesamaan persepsi atau nilai mengenai
kekuasaan yang pahami pemimpin (mempertahankan
dan memperluas kekuasaan).
• Akan terwujud jika ada relasional.

Kekuasaan à soft power & hard power


Sumber Kekuasaan
1. Tradisi.
2. Perwahyuan (Tuhan atau Dewa).
3. Kharisma.
4. Perundangan Pemerintah.
5. Instrumental (kekayaan, keahlian, dll.).

Kewenangan Prosedural: (4)


Kewenangan Substansial: (1) (2) (3) (5)
Tipologi Kewenangan
(MAX WEBER)

• Legal-formal (Rasional), berdasar legalitas sistem


yang formal.

• Tradisional, berdasar kepercayaan/kesucian tradisi


yang telah berlaku sejak dulu (Raja, Sultan, Sunan).

• Karismatik, pengabdian yang total sikap dan perilaku


kepahlawanan, melalui asketisme,
perjuangan, dll.
Peralihan Kewenangan
(Paul Conn. 1971. Conflict and Decision Making: An Introduction to Political Science. New York: Harper & Ron
Publishing)

1. Turun-Temurun, dialihkan pada keturunan atau


keluarga pemegang jabatan terdahulu (politik
otokrasi tradisional).
2. Paksaan, peralihan kekuasaan pada kelompok lain
melalui partisipasi nonkonvensional (revolusi,
kudeta, dll.)
3. Pemilihan, peralihan kekuasaan melalui partisipasi
konvensional.
Legitimasi:
(Charles Andrain)

Penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak


moral pemimpin untuk memerintah, membuat, dan
melaksanakan keputusan politik.
• Pra-legitimasi à pihak yg memerintah meyakini
bahwa telah ada dukungan moral sedangkan yg
diperintah belum.
Kadar • Tak berlegitimasi à yang memerintah memaksakan
utk diakui secara moral oleh masyarakat.
Legitimasi
• Berlegitimasi à yang diperintah mengakui dan
mendukung pemerintah berkuasa.
• Pasca-legitimasi à Pemerintahan lama sudah tidak
diakui dan muncul dukungan thd pemerintahan baru.
Cara Mendapatkan Legitimasi
1. Prosedural, melalui pemilihan umum.
2. Material, menjanjikan dan memberikan kesejahteraan
materiil (basic needs) pada masyarakat.
3. Simbolik, memanipulasi kecenderungan nilai,
kepercayaan, tradisi, dalam bentuk simbol-simbol.
Objek dalam sistem politik yang memerlukan legitimasi agar
suatu sistem politik tetap berlangsung dan fungsional

i. Struktur-struktur politik, lembaga-lembaga politik;


ii. Keyakinan-keyakinan, baik nilai-nilai (kebebasan
dan/atau persamaan) maupun norma-norma (hukum,
undang-undang, dll.);
iii. Kekuasaan oleh orang-orang tertentu;
iv. Kebijakan-kebijakan.
Krisis Legitimasi
• Pemerintah tak mampu mengelola dan
menjalankan kepemerintahan
(Crisis of Governability).
• Prinsip kewenangan yang beralih
(Tradisional à Legal Formal).

• Kehancuran Ideologi (Ideological Bearkdown).


Perpecahan dalam tubuh pemerintah.
Distribusi Kekuasaan
1. Model elit berkuasa atau Model elit yang
memerintah
Elite

Middle level of power

Public

Pertama, klas yang memerintah (pemerintah), yang terdiri dari


sedikit orang, melaksanakan fungsi politik, memonopoli
kekuasaan, dan menikmatinya.
Kedua, klas yang diperintah, yang berjumlah banyak, cenderung
dimobilisasi oleh klas memerintah dengan cara yang kurang
lebih berdasar hukum dan juga paksaan.
lanjutan

Model Pluralis
Asumsi yang terbangun dalam masyarakat yang relatif
demokratis adalah setiap individu menjadi satu
anggota suatu kelompok atau lebih, berdasar pada
preferensinya atas kepentingan-kepentingan yang
melatarbelakanginya.
Mereka yang bergabung dalam kelompok-
kelompok berusaha untuk memperjuangkan
kepentingannya masing-masing dalam wadah negara
dengan pemerintah sebagai penyedia arena kompetisi.
Kelompok kepentingan berfungsi sebagai wadah
perjuangan, sehingga yang dimaksud dengan elit ialah
para kelompok yang saling bersaing dan berdialektika
dengan kelompok lain dalam mempengaruhi
keputusan-keputusan yang akan diformulasi oleh
pemerintah.
lanjutan

Model Populis
Asumsi yang mendasari model populis (popular) atau
kerakyatan adalah demokrasi. Pada sistem politik
demokrasi (liberal) yang dibangun adalah sikap
individualisme.
Individualisme sendiri diasumsikan sebagai: (i)
setiap warganegara yang telah dewasa mempunyai hak
memilih dalam pemilihan umum; (ii) setiap
warganegara yang sudah dewasa yang mempunyai
minat yang besar untuk aktif dalam proses politik; dan
(iii) setiap warganegara yang dewasa mempunyai
kemampuan untuk mengadakan penilaian terhadap
proses politik karena mereka memiliki informasi yang
memadai.
Distribusi Kekuasaan
(Charles Andrain. 1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiarawacana).

• Model Elit, kekuasaan yang dikuasai oleh sekelompok kecil orang.


Terdapat tiga tipe model elit:
(i) Elit Konservative; yang dalam segala tindakannya berorientasi pada kepentingan
pribadi atau golongannya saja.
(ii) Elit Liberal; elit yang membuka diri pada semua golongan/lapisan masyarakat untuk
menjadi bagian dari lingkungan elit sehingga bersikap tanggap atas input sistem
politik.
(iii) Counter-Elite; berorientasi pada cara pandang yang menentang kemapanan
(established order) –kelompok perlawanan elit sayap kiri- maupun dengan cara
menentang segala bentuk perubahan –kelompok perlawanan elit sayap kanan-
• Model Pluralis, kekuasaan yang dipegang oleh banyak atau berbagai
kelompok/kekuatan sosial tertentu sesuai dengan aspirasi dan kepentingan yang
bersifat kultural dan ataupun ideologis, maupun yang berdasar pekerjaan dan
profesi.
• Model Populis, kekuasaan diturunkan pada seluruh masyarakat –khususnya
dalam hal pembuatan, pelaksanaan, serta evaluasi kebijakan-.
Pengantar
Ilmu Politik
PERILAKU DAN PARTISIPASI
Perilaku Politik
Aktivitas yang dilakukan oleh individu, negara, &
masyarakat yang berhubungan dengan proses pembuatan
& pelaksanaan keputusan politik

Aktivitas tersebut dikategorikan menjadi:


– Fungsi Negara à Aktivitas yang dijalankan oleh pejabat publik
(supra-struktur politik) dengan cara melaksanakan kewenangan
yang dimilikinya untuk membuat dan melaksanakan keputusan
politik.
– Fungsi Politikà Aktivitas warganegara biasa (infra-struktur
politik) dengan cara mempengaruhi proses pembuatan &
pelaksanaan keputusan politik.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Politik
• Lingkungan Sosial Politik Tidak Langsung à
sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya, &
media massa.
• Lingkungan Sosial Politik Langsung à Keluarga,
Agama, Sekolah, & Kelompok Pergaulan.
• Struktur Kepribadian à Kepentingan, Adaptasi, &
Pertahanan diri.
• Situasi à Ancaman & Politisasi.
Partisipasi Politik

Partisipasi politik à keikutsertaan dalam


proses pembuatan, pengesahan, & pelaksanaan
kebijakan pemerintah (Day, Parry & Mosley, 1992: 6).
Jenis Partisipasi Politik
• Partisipasi aktif à (i) Mengajukan usul mengenai
suatu kebijakan umum, (ii) Memberikan alternatif
kebijakan yang berbeda dengan kebijakan pilihan
pemerintah, (iii) Melakukan kritik serta saran
perbaikan bagi kebijakan pemerintah, (iv) Membayar
pajak, (v) Memilih anggota legislatif, dan (vi) Memimilih
kepala pemerintahan.
• Partisipasi
Pasif à Mentaati atau menerima serta
melaksanakan aturan pemerintah.
Bentuk Partisipasi Politik
GABRIEL ALMOND

PARTISIPASI PARTISIPASI NON-


KONVENSIONAL KONVENSIONAL
1. Pemberian Suara 1. Pengajuan Petisi
2. Diskusi Politik 2. Demonstrasi
3. Kampanye 3. Konfrontasi
4. Membentuk & 4. Mogok
Bergabung dlm 5. Vandalisme
kelompok kepentingan 6. Kekerasan terhadap
5. Komunikasi dgn individu
pejabat politik 7. Revolusi
8. Geriliya
Penggolongan Partisipasi Politik
• Milbrath & Goel membedakan partisipasi menjadi
beberapa golongan:
– Apatis: Orang yg tidak berpartisipasi & menarik diri
dari proses politik
– Spektator: Orang yg menjadi penonton tetapi setidak-
tidaknya pernah ikut memilih dalam pemilihan umum
– Gladiator: Orang yg aktif dlm proses politik
– Pengeritik: Kelompok Penekan atau juga kelompok
ekstrimis
Piramida Partisipasi Politik
Milbrath & Goel

SANGAT AKTIF DALAM


DUNIA POLITIK

PERNAH IKUT MEMILIH

TIDAK AKTIF MENGGUNAKAN


HAK PILIH
Roth & Piramida Partisipasi Politik
Wilson

SANGAT AKTIF

CUKUP AKTIF DALAM KEGIATAN


POLITIK

PEMILIH DAN PEMERHATI POLITIK

TIDAK BERPARTISIPASI DALAM


KEGIATAN POLITIK
Partisipasi Politik à Stratifikasi
Sosial
• Pemimpin politik; Mancur
• Aktivis politik;
Olsen
• Komunikator; Pemerhati Politik, ahli kebijakan dlsb

• Warganegara;
• Kelompok marginal; kelompok penderita cacat, kaum
LGBT, kaum miskin kota, masyarakat miskin di
perdesaan, dsb.
• Kelompok terisolasi: masyarakat di daerah terpencil
yang sulit terjangkau oleh alat komunikasi maupun
melalui transportasi.
Faktor Penentu Partisipasi Politik

1. Kesadaran Politik: kesadaran publik terhadap hak &


kewajibannya sebagai warganegara à dipengaruhi oleh
perubahan sosial & pendidikan politik.

2. Konflik; dan

3. Kegagalan peran pemerintah à derajat Kepercayaan


masyarakat.
Perilaku Memilih
• Dalam negara demokrasi, memilih merupakan
salah satu bentuk partisipasi politik.
• Argumen yang melatari pemilih memilih adalah:
– SOSIOLOGIS à Kesamaan latarbelakang sosial,
tempat tinggal, agama, gender dan lainnya dengan
kontestan politik
– PSIKOLOGI SOSIAL à Persepsi dan ikatan
emosional terhadap kontestan politik (party id).
– RASIONAL à Kalkulasi atas manfaat program yang
ditawarkan oleh partai peserta pemilihan umum.
Pengantar
Ilmu Politik
KELOMPOK & PERWAKILAN
Kelompok
• Perikatan Kelompok:
1. Hubungan Darah, suatu komunitas yang diikat oleh
hubungan biologis (kekeluargaan dan kekerabatan)
di mana setiap individu di dalamnya
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari
suatu keluarga besar.
2. Ikatan Ras, suatu komunitas yang dipersatukan oleh
kesamaan etno-biologis yang ditampilkan dalam cirri-
ciri fisik yang sama: warna kulit, jenis rambut, bentuk
wajah, dll.
3. Ikatan Adat-Istiadat, suatu komunitas dapat juga diikat
berdasarkan persamaan kebiasaan dan norma-norma
yang dianut.
4. Ikatan wilayah, fanatisme daerah yang dimiliki
kelompok tertentu biasanya berkembang menjadi
semangat kedaerahan yang sempit dengan
diwarnai oleh stereotype terhadap orang-orang dari
daerah lain.

5. Ikatan Agama.
Pengertian Kelompok Kepentingan

Kelompok kepentingan adalah komunitas (politik) terorganisir yang


terdiri dari sejumlah orang yang memiliki ‘kesamaan
isu/pandangan/kepentingan’ dalam berbagai aspek (politik)
seperti persamaan afeksi & kognisi terhadap situasi politik, kesamaan
kepercayaan dan cita-cita politik secara ideologis.
Kelompok Kepentingan

Eksistensi kelompok
(i) Heterogenitas komunitas kepentingan didorong oleh:
dalam satu teritori (SARA),
dan
(i) Diversifikasi pekerjaan,
(ii) Luasnya wilayah.
(ii) Migrasi, &

(iii) Industrialisasi
Apa perbedaan antara kelompok
kepentingan dengan kelompok penekan?

Apa perbedaan antara kelompok


kepentingan dengan partai politik?
Asal-usul Partai Politik
• Teori kelembagaan (institutional theory), partai politik dibentuk oleh
elit politik dalam lembaga (legislatif atau eksekutif) karena ada keperluan
para anggotanya untuk mengadakan kontak dengan masyarakat à
dukungan publik.

• Teori situasi historis (historic situation theory) manakala terjadi


perubahan sosial dalam masyarakat (masyarakata tradisional menuju
masyarakat modern) yang terbangun adalah tiga krisis sekaligus
(legitimasi, integrasi, dan partisipasi). Untuk mempertahankan kesatuan
dan persatuan bangsa, maka diperlukan wadah politik yang mampu
mengatasi krisis tersebut.

• Teori Developmentalisme (modernisasi sosial-ekonomi), kemajuan


teknologi, perluasan peningkatan pendidikan, industrialisasi,
kompleksitas birokrasi, urbanisasi, dll. melahirkan kebutuhan akan suatu
organisasi politik yang mampu memadukan pelbagai kebutuhan serta
aspirasi masyarakat atas kemajuan pembangunan itu sendiri.
Pengertian Partai Politik
• Karl J. Frederichà sekelompok individu yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau
mempertahankan kekuasaan atas lembaga negara bagi
pimpinan partainya dan melalui kekuasaan tersebut,
memberikan manfaat ideal dan materil kepada anggota
partainya.

• Sigmund Neumann à organisasi yang menghimpun


aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk
menguasai cabang-cabang kekuasaan negara serta
merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan
suatu golongan atau golongan lain yang mempunyai
pandangan yang berbeda.
• Giovanni Sartori à Kelompok Politik yang
diidentifikasi dengan sebuah lambang resmi pada
saat pelaksanaan pemilu serta mampu
menempatkan kadernya untuk menduduki
jabatan-jabatan resmi pada lembaga-lembaga
negara melalui pemilu tersebut.

• R.H. Soltau à sekelompok warganegara yang relatif


terorganisir dan bertindak sebagai suatu kesatuan politik
serta bertujuan menguasai lembaga-lembaga negara guna
melaksanakan garis kebijakan partainya.
Kategori Partai Politik

–Partai Elit (Partai Patronase)


–Partai Kader (Partai Ideologis)
–Catch All Party
Partai Elit (Elite Party)
Ø Lahir dari kalangan kelompok-
kelompok elit politik di Ø Kegiatan partai politik
lingkungan internal parlemen. hanya berfokus pada
Ø Mekanisme pembentukan pemenangan pemilu
parpol bersifat top-down à (election-related activities)
dan kurang aktif pada
diawali dari inisiatif elit-elit
masa pasca-pemilu.
politik di lingkaran kekuasaan
kemudian dibentuk Ø Pendanaan partai tidak
kepengurusan hingga ke dilakukan secara swadaya
tingkat lokal. dari kalangan internal
Parpol. Cenderung
Ø Disiplin partai tidak ketat
bergantung pada elit partai
sehingga tidak dilandaskan secara perseorangan
pada platform ideologi yang sebagai investor bahkan
jelas & keberadaan partai terkadang menggunakan
politik hanya dijadikan sumber keuangan negara
instrumen utk yg dilakukan secara tidak
mempertahankan status quo. sah.
Partai Kader (Cadres Party-Mass Party)

• Kekecewaan terhadap Parpol yang


berasal dari internal parlemen • Keuangan partai dikelola
secara transparan &
menyebabkan kalangan eksternal
melibatkan seluruh anggota
parlemen bergerak untuk
utk membiayai partai
membentuk parpol dengan
melalui iuran
idealisme bahwa parpol merupakan
jembatan penghubung antara • Parpol secara rutin dan
publik dengan pemerintah. periodik melakukan kontak-
• Parpol memiliki basis platform kontak dengan masyarakat
ideologis yang lugas sehingga untuk mensosialisasikan
perumusan garis kebijakan partai ideologi & program-
program kerja yang akan,
menjadi konsisten, disiplin partai
sedang, dan/atau telah
sangat ketat, & proses kaderisasi
diperjuangkan pada
berjalan secara berkesinambungan
lembaga-lembaga negara
yang memungkinkan rekruitmen
guna dirumuskan menjadi
pemimpin politik yg lebih keputusan politik.
berkualitas.
Catch All Party
• Catch All Party pertama kali muncul di wilayah Eropa Timur setelah
Perang Dunia Ke-2 sebagai respon terhadap perubahan sosial à hilangnya
sekat tradisional dan meningkatnya mobilitas penduduk.

• Catch All party berupaya untuk menarik dukungan dari masyarakat yang
memiliki kelompok pemilih berlatarbelakang heterogen à Secara politis,
pemilih heterogen cenderung moderat dan tidak terlalu ideologis, tetapi
menuntut pengelolaan urusan-urusan politik yang lebih profesional & lebih
menyentuh kebutuhan masyarakat secara adil.

• Pendanaan partai menggunakan berbagai sumber pendanaan yang ada


termasuk sumbangan dari negara.

• Klaim dukungan terhadap partai politik bersumber dari kompetensi


kepemimpinan yg dimiliki oleh kader-kader parpol.
Perbandingan Partai Politik
Elit Massa Catch All
Abad 19 1880-1960 Setelah Perang
Kemunculan Dunia II
Asal-Muasal Dalam Luar Legislatif Dari Partai Yg Sdh
Legislatif Ada
Klaim Status Kelompok Kompetensi
Dukungan Tradisional Masyarakat

Keanggotaa Kecil dan Elitis Besar Berfokus Pd


n (Dibuktikan dgn Pemimpin
Kartu Anggota)
Sumber Perseorangan Iuran anggota Berbagai Sumber
Dana
Contoh Partai Partai Buruh Partai Republik &
Konservatif Inggris Demokrat di
Fungsi Partai Politik
Miriam Budiardjo: (i) Gabriel Almond:
sarana komunikasi (i) Sosialisasi Politik,
politik, interest aggregation
and articulation (ii) partisipasi politik,
aggregation; (ii) sosialisasi (iii) rekrutmen politik,
politik, wahana
internalisasi sikap dan nilai (iv) komunikasi politik,
politik; (iii) rekrutmen (v) artikulasi kepentingan,
politik. dan
(vi) agregasi kepentingan.

Roy C. Macridis: (i) representasi (perwakilan), (ii)


konversi dan agregasi, (iii) integrasi, (iv) pemilihan
pemimpin, (v) kontrol terhadap pemerintah, dan (vi) fungsi
dukungan.
Sistem Perwakilan Parlemen

Sistem perwakilan parlemen (chambers of parliament) terdiri dari:

–Unikameral
–Bikameral
–Trikameral
UNIKAMERAL

• Tidak ada pembagian majelis tinggi & majelis rendah


sehingga fungsi perwakilan dipusatkan pada satu
lembaga parlemen (general assembely).
• Negara yg menggunakan sistem ini umumnya
penduduknya relatif homogen dan wilayahnya tidak luas
seperti Albania, Angola, Armenia, Bangladesh, Kamerun,
Brunei, East Timor, dan macam sebagainya.
BIKAMERAL
Umumnya terdapat pembagian tingkatan parlemen yaitu
Upper & Lower House

– Amerika Serikat: ‘Senate’ dan ‘House of Representatives’

– Inggris: ‘House of Lords’ dan ‘House of Commons’

– Belanda : ‘Eerste Kamer’ dan ‘Tweede Kamer’

– Indonesia : DPR dan DPD


– Soft Bicameral: salah satu pengisi ‘Kamar Parlemen’ sangat dominan
berbanding lainnya.

– Strong Bicameral: kedua kamar memiliki kekutan yang relatif berimbang.

– Perfect Bicameral: kedua kamar memiliki kekuatan yang benar-benar


berimbang.

(Giovani Sartori)
Bagaimana dengan Trikameral?
Pengantar
Ilmu Politik
PEMILIHAN UMUM
PEMILIHAN UMUM
• Pemilihan umum (Pemilu) merupakan kontrak politik sekaligus
sebagai bentuk akomodasi hak politik warganegara untuk
berpartisipasi dalam memilih wakilnya baik di parlemen
maupun di pemerintahan secara demokratis à Hal ini
dapat dilakukan secara langsung atau tidak.

• Sistem pemilu menekankan pd aspek CARA MENGHITUNG


PEROLEHAN SUARA yang diperoleh partai politik atau
kontestan politik dalam suatu penyelenggaraan pemilu
JENIS SISTEM PEMILU
SINGLE-MEMBER CONSTITUENCY
(DISTRIC SYSTEM)
VOTING
SYSTEM
MULTI-MEMBER CONSTITUENCY
(PROPORTIONAL SYSTEM)

• Single-member constituency (Sistem Distrik) à Satu


daerah pemilihan memilih satu perwakilan.

• Multi-member constituency (Sistem Proporsional) à Satu


daerah pemilihan memilih perwakilannya secara
proporsional
SISTEM DISTRIK
• Sistem distrik merupakan sistem pemilihan yang didasarkan atas kesatuan
geografis (distrik) à setiap kesatuan geografis (distrik) menyumbang satu
kursi di parlemen.

• Sistem distrik membagi wilayah negara ke dalam distrik-distrik kecil yang


diperkirakan jumlah pemilihnya sama.

• Sistem distrik hanya membenarkan seorang wakil mewakili satu distrik melalui
mekanisme the first past the post (FPTF) à kontestan yang memperoleh
suara terbanyak menjadi pemenang tunggal.

• Suara yg mendukung kontestan yang kalah dianggap hilang.


Keunggulan & Kelemahan
Sistem Distrik
• Pembagian distrik yang sangat banyak • Terjadi diskriminasi terhadap kelompok
membuat luas wilayah distrik menjadi kecil marginal & minoritas sebab sistem distrik
sehingga masyarakat lebih mengenal kurang peka terhadap kemajemukan atau

wakil yang akan dipilihnya. heterogenitas masyarakat.


• Kurang representatif sebab suara yang
• Fragmentasi Parpol rendah sebab mendukung kontestan yang kalah dianggap
pertarungan mendapat kursi di parlemen hilang à mengabaikan pengorbanan
sangat ketat sehingga mendorong Parpol masyarakat yang sudah meluangkan waktu
saling bekerjasama. untuk mendukung & memilih Parpol
tertentu meskipun suara Parpol tsb kalah.
• Menekan minat politisi untuk
• Politisi terpilih cenderung lebih
membentuk Parpol baru.
mengedepankan kepentingan distrik
pemilihannya dibandingkan kepentingan
• Memungkinkan terbentuknya kursi
nasional.
mayoritas di parlemen (50% + 1) dan
meminimalisir pertikaian politik serta
menciptakan kondisi politik yang stabil.
SISTEM PROPORSIONAL

• Dalam sistem proporsional satu wilayah dianggap sebagai satu kesatuan.

• Sistem proporsional membagi jumlah kursi sesuai dengan jumlah suara


yang diperoleh kontestan secara nasional tanpa menghiraukan
distribusi suara à tidak ada suara yang hilang.

• Terbagi kedalam proporsional terbuka & proporsional tertutup.


Keunggulan & Kelemahan
Sistem Proporsional
• Sistem Proporsional dianggap lebih • Mendorong terjadinya fragmentasi
demokratis, sebab asas one man one Parpol secara kuantitas sehingga
vote dilaksanakan secara penuh tanpa cenderung mengutamakan kepentingan
ada suara yang hilang. politik masing-masing bahkan hingga
kepentingan di tingkat individu aktor politik.
• Sistem ini dianggap representatif, karena
• Sulit menciptakan Parpol dengan kursi
jumlah kursi partai dalam parlemen
mayoritas di parlemen à memicu
sesuai dengan jumlah suara yang
pertikaian & instabilitas politik.
diperolehnya dari masyarakat dalam
• Wakil rakyat bekerja untuk Parpol
Pemilu.
bukan untuk konstituen à bahkan untuk
‘proporsional tertutup,’ wakil rakyat
cenderung mengabdi pada elit pimpinan
Parpol.
CONTOH PENGHITUNGAN SUARA

• Suatu negara terdiri dari 100.000 orang yg memiliki hak pilih

• Kemudian terdapat 3 partai politik yg bersaing yaitu Partai A, Partai B dan


Partai C

• Jumlah Kursi di Parlemen yang diperebutkan adalah sebanyak 100 kursi


... MENGGUNAKAN SISTEM DISTRIK
• Negara dibagi ke dalam 100 distrik pemilihan sesuai dgn
jumlah kursi à Masing-masing daerah pemilihan terdiri
dari 1.000 pemilih.

• Setiap distrik pemilihan hanya mengirimkan satu partai utk


mengisi 1 kursi di parlemen berdasarkan suara yg
terbanyak

• Misalnya partai A pada satu distrik mendapat suara 501


suara kemudian Partai B mendapat suara 499 suara dan
Partai C sama sekali tidak mendapat suara maka Partai A
... MENGGUNAKAN SISTEM PROPOSIONAL

• Tidak ada pembagian wilayah (distrik) pemilihan semua


dihitung sebagai satu kesatuan
• Misalnya Partai A mendapat 60% suara dari seluruh
pemilih kemudian Partai B mendapat 30% suara dan
Partai C mendapat 10% suara, maka Partai A berhak
untuk mendapatkan 60 kursi di Parlemen, kemudian
Partai B mendapat 30 kursi dan Partai C 10 kursi
sehingga tidak ada suara yg hilang
Pengantar
Ilmu Politik
HAM & DEMOKRASI
1. Apa perbedaan Demokrasi Yunani dan Demokrasi saat ini?
2. Sebutkan 3 hak dasar manusia (hak asasi)? Jelaskan ketiganya
dan berikan contoh.
3. Bagaimanakah suatu negara bisa berproses menjadi negara
demokrasi?
Pengantar
Ilmu Politik
HAM & DEMOKRASI
1. Sebutkan dan jelaskan 3 hak dasar manusia (hak asasi)? Berikan
contoh.
2. Sebutkan dan jelaskan halangan-halangan berdemokrasi? Berikan
contohnya.
3. Sebutkan dan jelaskan 3 bentuk/tipe negara dan berikan contoh
masing-masingnya?
Pengantar
Ilmu Politik
HAM & DEMOKRASI
1. Jelaskan mengapa terkadang negara melakukan tindakan
kekerasan? Bagaimana pandangan Anda jika dikaitkan dengan
HAM dan demokrasi?
2. Sebutkan 3 hak dasar manusia (hak asasi)? Jelaskan ketiganya
dan berikan contoh.
3. Jelaskan “akar-akar” demokrasi dan uraikan masing-masingnya?
Pertanyaan Dasar:
• Mengapa negara berkuasa?
• Jika kekuasaan negara begitu besar, di
manakah letak hak asasi
manusia/kedaulatan rakyat?
• Kendala atau hambatan apa yang
menyebabkan HAM tidak berjalan optimal
di Indonesia?
Negara dalam konteks Abad Pertengahan
• Negara menggunakan kuasanya untuk
menegakkan moral guna menciptakan ketertiban
sosial (individu sumber dosa; ‘konsep dosa awal
manusia’)
à St. Augustine.
• Kekuasaan negara pada masa itu dibatasi oleh
kuasa Gereja (Sacredotium di atas Imperium).
Negara dalam konteks Abad Modern
• Negara Organik: Negara merupakan badan yang
memiliki kehendaknya sendiri yang mandiri. Negara
bukan alat atau kehendak sekelompok orang atau
lainnya.
• Negara Fasis: Bentuk ekstrim dari negara organik;
Negara menjadi badan dan ‘jiwa’ bangsa yang
total(iter). Semua orang menyerahkan daulatnya
kepada negara, karena negaralah yang tahu apa yang
baik untuk bangsa mereka.
• Negara Instrumentalis: Negara sebagai instrumen
kepentingan kelompok penguasa (ekonomi).
• Negara Pluralis: Negara netral yang ada di atas
semua kepentingan.
Negara berkembang

Negara yang berpihak

Pandangan Karl Marx (Negara Instrumentalis): Negara


mengurusi kepentingan kelompok borjuis.

Pandangan Ralph Miliband (Negara Elit Penguasa):


Elit penguasa mempunyai pertimbangan sendiri untuk
menentukan kebijakan publik (Pertarungan Elit).

Pandangan Benedict Anderson; budaya masyarakat


Negara Dunia Ketiga masih feodal sehingga
menciptakan keadaan paternalistik dan otokratik.
Teori Poskolonial
Otoritarianisme negara disebabkan sejarah bangsa
kolonial yang menciptakan asimetrisitas antara negara
dan masyarakat (negara di bawah kendali negara).
Birokrasi, militer hingga badan peradilan digunakan
untuk kepentingan negara kolonial. Ini berjalan terus
hingga kemerdekaan.
Teori Negara Otoriter Birokratik
Otoritarianisme negara berhubung rapat dengan proses
perkembangan ekonomi yang sedang berlangsung
(Pengindustrian Subtitusi Import & Pengindustrian
Orientasi Eksport); karena itu, negara bertindak
otoriter.

Teori Aliansi segitiga


- Kelanjutan Teori NOB.
- Aliansi Segitiga Terdiri atas: (i) Pemerintah lokal; (ii)
Kapitalis@pengusaha lokal; dan (iii) Investor asing.
• Negara menjadi aktor dominan
1950-1980-an:
• Penyelenggaraan pemerintahan terpusat
era statisme
• Skop intervensi negara luas

• Pasar adalah aktor dominan


1980-2000-an: • Penyelenggaraan pemerintahan desentralistik
era • Lingkup intervensi negara seminimal mungkin
liberalisme/ (kapasitas negara menurun sebab delegitimasi
minimal state akibat amalan menyimpang yang menyebabkan
munculnya distrust)

2000-sekarang: • Berupaya mencapai keseimbangan antara


era state negara, pasar dan masyarakat (civil society)
building • Penyelenggaraan pemerintahan desentralistik
(penguatan • Lingkup intevensi negara disesuaikan dengan
negara) kapasitas negara
JENIS HAK ASASI MANUSIA

• Civil Rights
• Political Rights
• Economic Rights
• Social Rights
• Cultural Rights
UDHR à HAM
• Hak Sipil & Politik:
Hak hidup, hak mengutarakan pendapat, hak
berserikat, hak berkeyakinan (beragama), hak
kesamaan di muka peradilan, hak untuk tidak
disiksa, dll.
• Hak Ekonomi, Sosial, & Budaya:
Hak atas pekerjaan, hak atas pensiun, hak
untuk hidup layak, hak pendidikan, dll.
Schmitter & Karl: Demokrasi ialah sistem
pemerintahan di mana penguasa wajib
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada
rakyat melalui sistem perwakilan dan dipilih melalui
mekanisme pemilihan umum.

Bentuk pengambilan keputusan di mana


setiap orang yang terlibat memiliki hak dan
kemungkinan untuk berpartisipasi à
setiap orang memiliki sedikit kuasa.
Akar demokrasi
• Yunani Kuno à rakyat memilih pemimpin & ‘civic
virtue’
• Romawi Kuno à Republik (res + publica), rule of law
untuk semua individu & representative
government@democracy
• Magna Carta à limited government@power
Elemen asas demokrasi
• Pemilihan umum (partisipasi • Multi-Partai
politik à konvensional & non-
konvensional) • Kebebasan Media

• Hak Asasi Manusia • Masyarakat Sipil yang Bebas

• Undang-undang • Budaya Politik yang Terbuka

• Pembagian Kekuasaan • ?????

• Pemerintah dan Oposisi


Model demokrasi
• Elitist theories of democracy.

• Pluralism (wujudnya checks & balances sehingga none


become too strong; melindungi & mem-promotes
kepelbagaian kepentingan rakyat; protect citizens from
centralized power).
• Corporatism (Interest
groups berintegrasi dengan
pemerintah à memudahkan formulasi kebijakan dll.;
mengurangi partisipasi warganegara).
• Participatory democracy.

• Illiberal & liberal democracy.

203
Demokratisasi
• Apa demokratisasi?
• Mengapa terjadi
demokratisasi?
• Bagaimanakah demokratisasi
terwujud?
Apa?
• Demokratisasi adalah peralihan dari rejim
nondemokratik ke rejim demokratik.
• Gelombang Pertama (1828 - 1926)
• Gelombang Kedua (1943 - 1962)
• Gelombang Ketiga (1974 - ?)
• Gelombang Keempat (2010 -?)
A. Australia, Canada, Finland, Iceland, Ireland, New
Zealand, Sweden, Switzerland, United Kingdom,
United States

B. Chile

C. Austria, Belgium, Colombia, Denmark, France, West


Germany, Italy, Japan, Netherlands, Norway

D. Argentina, Czechoslovakia, Greece, Hungary, Uruguay

E. East Germany, Poland, Portugal, Spain

F. Estonia, Latvia, Lithuania

G. Botswana, Costa Rica, Gambia, Israel, Jamaica,


Malaysia, Malta, Sri Lanka, Trinidad and Tobago,
Venezuela

H. Bolivia, Brazil, Ecuador, India, South Korea, Pakistan,


Peru, Philippines, Turkey

I. Nigeria

J. Burma, Fiji, Ghana, Guyana, Indonesia, Lebanon

K. Bulgaria, Dominican Republic, El Salvador,


Guatemala, Honduras, Mongolia, Namibia, Nicaragua,
Panama, Papua New Guinea, Romania, Senegal

L. Haiti, Sudan, Suriname


Mengapa?
• Merosotnya legitimasi dan dilema kinerja pemerintahan
• Perkembangan ekonomi dan krisis ekonomi
• Kebijakan luar negeri AS, UK, dan negara-negara
demokrasi mapan.
• Efek bola salju
• Perubahan kebijakan agama Katolik
Bagaimana?
• Transformation (pihak berkuasa mempelopori
transformasi politik).
• Replacement (kekuatan rakyat, people power).
• Transplacement (gabungan antara pihak
berkuasa dan rakyat).
• Abad 21? à Arab Spring (Mideast uprisings)
(twitterrevolutions@facebookrevolutions)
Demokratisasi Bukan tanpa halangan ...
• Halangan politik: adanya elements of disloyalty
(ekstremis, militer, manipulator, dll.)

• Halangan kultural: demokrasi hanya sesuai bagi


budaya Barat (enlightenment, secularization) dan
sebaliknya kurang sesuai bagi budaya non-Barat

• ....
Pengantar
Ilmu Politik
Konflik, Kekerasan, dan
Pembangunan Politik
Konstruksi Teori
Konflik dapat diartikan sebagai interaksi antara
paling tidak dua aktor (individu atau kelompok)
yang memiliki tujuan berbeda (perbedaan
kepentingan, kebutuhan, & ideologi (nilai
hidup)).

Perbedaan ini secara umum merupakan wujudnya


gap antara pikiran, perkataan, dan perbuatan
aktor.
Makna Konflik

• Menurut Ralf Dahrendorf, konflik


memiliki dua makna:
– Konflik merupakan akibat dari tidak
sempurnanya proses integrasi dalam
suatu entitas masyarakat.
– Konflik merupakan proses alamiah yang
membawa pada rekonstruksi sosial.
Lanskap konflik ‘kekerasan’
(Selayang Pandang)

∞ Pelaku Kekerasan adalah Orang (yang) Jahat


‫ ﻤ‬Motif Kodrat Manusia (Hobbesian)

∞ Pelaku Kekerasan adalah Orang (yang) Perasa


‫ ﻤ‬Motif Kodrat Manusia (Osama Bin Laden, Adolf Eichkmann,
Rudolf Heutz, ….)
‫ ﻤ‬Mencapai sebuah Tatanan Negara yang Baik (Devosi Eksesif
Manusia)
‫ ﻤ‬Rasa Takut, Panik, dan Eksistensi (Ekspansi Emosi)

∞ Konsep “Ours” dan “The Others”


Sumber Konflik

• Konflik Horizontal à keragaman sosial


(perbedaan profesi, tempat tinggal (desa-kota),
dll) & kultural (perbedaan ras, etnis, agama,
dll).
• Konflik Vertikal à perbedaan kekayaan
(kesenjangan ekonomi), pengetahuan, &
kekuasaan.
Tujuan Konflik

(i) Mendapat Sumber, karena manusia memerlukan sumber-


sumber tertentu yang bersifat material-jasmaniah dan
spiritual-rohaniah untuk dapat hidup secara layak dan
terhormat dalam masyarakat.
(ii) Mempertahankan Sumber, karena manusia pasti
mempertahankan sumber yang menjadi miliknya dan
berupaya mempertahankannya dari pihak lain untuk
merebut atau mengurangi sumber tersebut.
Struktur Konflik
• Struktur konflik dapat dibedakan ke dalam dua
tingkatan:
– ZERO SUM CONFLICT à situasi konflik yang bersifat
anatagonistik sehingga tidak memungkinkan tercapainya
suatu kompromi di antara pihak-pihak yang bertikai
(win-lose) à konflik destruktif.
– NON-ZERO SUM CONFLICT à situasi konflik yang
memungkinkan terjadinya kompromi di antara pihak
yang bertikai untuk mencapai win-win situation sehingga
masing-masing pihak memperoleh keuntungannya
tersendiri à sifat konflik konstruktif.
Pendakatan Konflik
(i) Pendekatan Sturktural-Fungsional, masyarakat
mencakup bagian-bagian yang berbeda fungsi tetapi
saling berhubungan satu sama lain secara fungsional.
(ii) Pendekatan Konflik, masyarakat mencakup berbagai
bagian yang memiliki kepentingan yang saling
bertentangan.
---------------------

(iii) Konflik merupakan sympton (gejala penyakit) akibat dari


proses integrasi di dalam masyarakat yang tidak tuntas
dapat yang dapat merusak persatuan dan kesatuan
masyarakat.
(iv) Konflik dapat pula dipahami sebagai sebuah proses
alamiah dalam rangka sebuah proyek rekonstruksi sosial.
Dalam hal ini konflik dapat dilihat secara fungsional
sebagai suatu strategi untuk menghilangkan unsur-unsur
disintegrasi di dalam masyarakat yang tidak terintegrasi
secara sempurna.
Pengaturan/Pengendalian Konflik
ØMenurut Ralf Dahrendorf: (i) konsiliasi (berpihak dan
berdiskusi secara terbuka untuk mencapai kesepakatan);
(ii) mediasi (mencari nasihat dari pihak ketiga); (iii)
arbitrase (kedua belah pihak sepakat mendapatkan
keputusan dari pihak ketiga (arbitrator)).

ØMenurut Eric Nordlinger: (i) koalisi pemerintahan yang


stabil di antara partai-partai politik; (ii) penerapan prinsip
proporsional; (iii) penerapan saling veto (suatu kebijakan
tak dapat diambil tanpa disetujui oleh semua pihak); (iv)
depolitisasi purposive (para pemimpin kelompok yang
berkonflik sepakat untuk tidak melibatkan pemerintah
dalam bidang kebijakan umum untuk mempengaruhi nilai
dan kepentingan berbagai kelompok yang berkonflik); (v)
kompromi (penyesuaian semua pihak yang konflik pada
satu bentuk kesepakatan); dan (vi) konsesi (kelompok yang
terkuat memberikan konsesi).
Pengantar
Ilmu Politik
GENDER & FEMINISME
Sex?
Gender?
Feminin?
Feminisme?
223
Gender dan Politik di Indonesia
• 17.86% anggota DPR adalah perempuan
• 27% anggota DPD adalah perempuan
• 13% anggota DPRD adalah perempuan
• Hanya ada 4 perempuan dari 49 total jumlah hakim di
MA
• dan 1 perempuan dari 9 total jumlah hakim di MK
Generalisasi
Gender Maskulin Feminin
Dominan Submisif
Cerdas Kurang cerdas
Rasional Irasional
Tegas Lemah
Karakteristik “maskulin” Kuat Emosional
milik laki-laki dan Berani Reseptif
karakteristik “feminin” Kompetitif Koperatif
milik perempuan Tidak peka Sensitif
Contoh ketidaksetaraan
gender
Hak untuk
Hak untuk Hak untuk
Hak asuh berpartisipasi
berpergian bercerai
dalam politik

Kekerasan
Kekerasan
Akses akan Aturan seksual yang
domestik yang
pendidikan berpakaian terjadi pada
dialami wanita
wanita

Larangan bagi
Pembunuhan wanita untuk
bayi perempuan mengemudikan
kendaraan
• Gender Equality memiliki tujuan utama
yaitu untuk mencapai kesetaraan gender
dan memberdayakan perempuan
Mengapa Gender • Dengan adanya pemberdayaan perempuan,
Equality penting? maka tenaga kerja perempuan akan
semakin berkualitas
• Absennya kesetraan gender menyebabkan
perempuan harus menderita karena
minimnya akses akan kesehatan yang
meningkatkan tingkat mortalitas
perempuan di beberapa negara
• Munculnya Child Marriage yang
merugikan perempuan dan melanggar hak
asasi
• Yang utama adalah, Gender Equality
adalah hak asasi fundamental manusia
Mengapa perempuan merasa terdominasi?

1. Nature theory à perbedaan biologi dan sexual division of


labor.
2. Nurture Theory à konstruksi sosial dan keagamaan.

à Patriarki, budaya, religi, kelas, dll.


Penjelasan lain …

• Teori liberal à wanita dianggap second sex & wujudnya


sexual division of labor.
• Teori Marxis à Tubuh@badan wanita ialah komoditas dan
lelaki mendominasi hak milik (patriarki).
• Teori psikoanalisis à cara berfikir wanita (oedipus complex &
penis envy).
Mengapa perempuan perlu bebas?

1. Perempuan harus menjadi manusia yang utuh.


2. Perempuan harus diberi peluang sama dengan
lelaki untuk membina struktur sosial dan
menentukan ketamadunan negara.
3. Menciptakan kesamarataan dan keadilan
terhadap perempuan.
Apa itu Feminisme?
Understanding what is feminism and its goals
Feminisme
• Feminisme dapat didefinisikan sebagai gerakan
politik atau gerakan sosial yang memiliki tujuan
yang sama yaitu mencapai persamaan gender
dalam aspek ekonomi, individu, dan sosial
antara masing-masing gender.
Asumsi Dasar
• Kepercayaan akan kesetaraan dalam hal sosial, pemberlakuan, politik,
dan ekonomi bagi perempuan dan laki-laki
• Tujuannya untuk menentang sistem ketidaksetaraan
• Tidak mensuperioritaskan perempuan
• Tidak meremehkan kaum laki-laki
• Menghormati pilihan setiap individu tanpa menghakiminya.
Sejarah feminisme
Knowing the story behind the feminism movement
First Wave Feminism (1830s-early 1900s)
• Sebagai gerakan politik dan sosial
• Menuntut adanya UU yang membuka kesempatan bagi
perempuan untuk memberi suara, mendapat hak
kepemilikan, hak pernikahan, dan hak asuh
Second Wave Feminism
• Fokus pada isu seksualitas, hak reproduksi, dan kekerasan dalam
rumah tangga
• Perempuan dianggap hidup di sistem kekuasaan yang patriarkis
• Memperjuangkan kesempatan perempuan untuk bekerja di
bidang bisnis, industri, dan di pemerintahan
• Anti-pornografi
• Lebih konservatif
Third Wave Feminism
• Merespon kegagalan second wave feminism
• Melibatkan perempuan kulit berwarna
• Fokus pada identitas individual dibanding identitas general
• Tidak mempermasalahkan pornografi asal ada konsensus
Jenis-jenis
feminisme
Knowing the types of feminism
Liberal Marxism Radikal Anti-porn

Sex Positive Separatist Cultural Intersectional

Post-colonial Girlie
1. Memutuskan hubungan dengan lelaki (Feminis radikal).
2. Memberdayakan perempuan à konstruksi pemikiran
(kesadaran).
Pro dan Kontra
Knowing the pro and cons of the existence of feminism
• Menjunjung tinggi hak-hak • Menjadi instrumen politik
dasar untuk kepentingan pribadi

• Perempuan lebih dihargai • Munculnya gerakan radikal


yang tidak masuk akal
• Memperluas kesempatan
kerja bagi perempuan • Digunakan sebagai senjata
untuk menyerang laki-laki
• Menentang gender roles
• Munculnya kesalahpahaman
tentang hubungan dan peran
• Berikan ruang kepada perempuan untuk
mengutarakan opini dan aspirasinya
Cara mencapai
• Berikan akses ke dunia luar kepada
Gender Equality perempuan
• Berikan kesempatan bagi perempuan
untuk mendapat pendidikan dan akses
kesehatan
• Tingkatkan rasa percaya diri perempuan
agar mampu mencapai tujuan dan
aspirasinya
• Hentikan kekerasan
• Hentikan cara pikir kuno
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai