Perspektif dalam ilmu politik untuk alat menganalisis
fenomena sosial politik: 1. Filsafat politik • Upaya utk mencari jawaban trhdp permasalahan manusia (diri, lingkungan, alam, tujuan, eksistensi dsb). • Merupakan awal studi dalam politik, mencari dan memperluas pengetahuan dan pemahaman manusia, mengenai dasar2 ilmu politik ttg sifat dan tatanan politik yg baik scr moral. • Menggunakan nalar/logika sbg sumber validitas • Tujuan moral dan etika kehidupan bernegara • Menjadi dasar moral bagi institusi-institusi negara untuk melaksanakan tugasnya. Studi paling awal dalam ilmu politik Menekankan aspek moral dan etika dlm kehidupan bernegara. Apa yg sebaiknya/apa yg seharusnya utk mencapai kebaikan bersama. Menggunakan nalar/logika sebagai dasar validitas Karya Aristoteles “The Politics” sering dianggap sbg titik tolak 2. Institusionalisme/tradisionalis • Menerapkan dimensi etika sebagai sudah ada karenanya tidak perlu dipertanyakan lagi dan bagaimana institusi negara menerapkannya dalam praktek pemerintahan. • Rasionalitas tentang perlunya perwujudan pemerintahan perwakilan. • Bersifat historis, karena mendasarkan kajiannya pada
aspek sejarah yang berasal dari tradisi pencerahan.
• Pemerintahan yang demokratis adalah tatanan kelembagaan yang dapat memberi jaminan pada kebebasan dan keadilan. • Fokus kajian pd institusi politik, hukum. • Landasan historis dan penyelidikan hukum sbg sumber reliabilitas. • Mempelajari fenomena politik dg mengkaji hukum, sejarah, dan institusi politik. • Menggambarkan koneksi penelitian politik dg pelayanan publik. Lebih berkembang hingga 1950-an. Mengadopsi nilai historis sejak masa Enlightenment, kebebasan dan keadilan. Analisis bersifat yuridis-formal, deskriptif. Politik dimaknai sbg hal-hal yg terkait lembaga-lembaga pemerintahan (tugas dan kewenangan lembaga). Rasionalitas perlunya pemerintahan perwakilan. Misalnya sistem pemilu (Douglas W Raw); sistem kepartaian (Giovanni Sartori); militer dalam politik (Eric A Nordlinger), dsb. 3. Behavioralisme • Pendekatan yg menekankan aspek legalistik, institusionalisme tidak memberikan kepuasan krn hanya deskriptif. • Menekankan pendekatan yg lebih bisa memecahkan persoalan. • Mendapatkan pengaruh ilmu alam. • Unit analisis pada tingkat individu. • Perilaku politik menunjukkan keteraturan, prediktif, generalisasi. • Analisis bersifat kuantitas, terukur dan objektif • Penelitian bersifat bebas nilai, eksplanatif • Riset dalam ilmu politik berorientasi dan diarahkan oleh teori. • Tidak diperlukan analisis sejarah. Mulai berkembang pasca Perang Dunia II Kredo behavioral dalam ilmu politik : Ilmu politik utk menemukan keteraturan dlm studi perilaku politik, agar memperoleh ekplanasi dan prediksi. Meneliti fenomena politik empiris (perilaku individu dan kelompok). Data studi dikuantifikasikan utk memperoleh objektivitas dan prediksi. Ekplanasi empirik terpisah dg nilai. Riset politik berdasarkan teori yg memuat hipotesis yg dpt diuji secara empiris. Ilmu politik bersifat interdisipliner. Misalnya Gabriel Almond ttg sikap dan orientasi trhdp politik; Herbert McClosky ttg konsesus trhdp nilai politik org Amerika. 3. Modernisme • Modernisme (konseptual/ideologi), modernitas/sasi (praksis) • Penolakan trhdp relevansi masa lalu trhdp diri dan kehidupan • Merasuk dalam ide, prinsip, dan pola interaksi. • Pengetahuan memiliki bukti yg empiris • Proses pembebasan manusia menuju kesempurnaan melalui alam pikiran rasional • Realitas universal dlm modernisme adalah kapitalisme. • Pengukuhan prinsip strukturalisme, pengetahuan sbg produk pikiran manusia. • Pengetahuan mrpk prosedur/cara kerja dlm menafsirkan dunia & tidak menampilkannya dlm bentuk realitas murni. • Namun prosedur telah tertanam dlm pemahaman manusia sehingga dijadikan landasan pijakan. • Pusat perhatian pd penentu tingkah laku politik yaitu pada hubungan antara individu dengan masyarakat. • Misalnya, pertukaran peran, kelas-kelas, afiliasi kelas dilihat sebagai determinan kekuasaan, bukannya individu. • Preferensi individu tidak dapat menjelaskan keputusan kolektif, krn bagaimana mekanisme keputusan individual dikelompokkan dan disatukan ke dalam keputusan kolektif, tidak bisa dipahami. Modern: differensiasi struktural, sekularisasi/hilangnya elemen agama, melemahnya ikatan sosial, koordinasi rasional Beberapa teori dlm modernisme: • Marxist; Model dialektika dalam analisis kelas Karl Marx, konflik diantara dua kelas yang kontradiktif, dan revolusi; Model Talcott Parsons, sistem sbg unit analisis dimana terdapat fungsi- fungsi tertentu yg saling terkait dan tergantung. • Pluralism--menggab institusi dan teori perilaku • Struktural Marx-Weber • Developtalisme, misalnya studi Cardoso tentang ekonomi Brazil yg bersifat associated-dependent development 4. Pascamodernisme: • Melawan prinsip2 universal modern, menawarkan kemajemukan dibanding penunggalan, kemungkinan dibandingkn kepastian • Ciri pascamodernism---pascastrukturalisme a. Merevisi modernisme, kembali ke masa lama, dg berpikir holistik, saling tergantung, realitas dlm lingk alamiah & sosial. b. Menolak kebenaran ilmiah sbg kebenaran mutlak. c. Membongkar sgl sesuatu yg dianggap penting dlm gambaran dunia: diri, Tuhan, makna, kebenaran, d. Modernisme sdh mendekati akhir e. Contoh : Derrida, Foucault, Lyotard. • Menolak jawaban mutlak bagi hampir smua pertanyaan, namun dpt meningkatkan pengetahuan ttg dunia. • Menolak narasi dominan/resmi • Mengacu pd subjektivitas yg tdk dpt dikelola Jean francois lyotard: • Hakikat dan isi perubahan pengetahuan, disebabkan perubahn teknologi, pengetahuan demi pengetahuan menjadi kurang penting bg survival sosial, digantikan pengetahuan teknis (dijual ke pembeli) utk pekerjaannya. Jacques derrida : • Realitas sosial sgt subjektif, disalahgunakan oleh elite utk kekuasaan, kekuasaan utk mmbangun narasi dominan ttg realitas. Michel Foucault : • Pemahaman mengenai kekuasaan didsrkn pd bentuk kontrol sosial yg dilakukn. Bentuk hukuman non reguler dikonsolidasi utk mengatur penggunaan kekuasaan olh negara utk mngontrol. Panoptisis, menunjukkn kkuatan pnggerak dibalik smua institusi. Jean Baudrillard : • Realitas sosial sgt subktif digunakan penguasa utk mmbangun narasi dominan. Khusus semiotik, kata/tanda saling berkaitan, misal berbicara mobil sbnrnya mmbicarakn rmh/pasangan dst.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita