Anda di halaman 1dari 13

PRE-MAINSTREAM

APPROACH

NORMATIVE APPROACH
INSTITUSIONALISME
SEJARAH

TRADISI ATHENIAN
PENDEKATAN
NORMATIF
TRADISI HELENIC
SEJARAH
A. TRADISI ATHENIAN :
 Masa Yunani Kuno
 Socrates, Plato dan Aristoteles menjadi
pelopor yang meletakkan dasar bagi
wacana dan penelitian politik
 Plato  normatif  menaruh perhatian
besar untuk membuka tabir gejala alam,
tetapi secara metodologis sangat spekulatif
dan idealistik.
SEJARAH
 Aristoteles  membahas gejala alam secara faktual
dan empiris  mempersyaratkan pendekatan
ilmiah dalam ilmu politik.
 Teori kategori rezim Aristoteles, sampai saat ini
masih sangat relevan untuk dijadikan bahan
rujukan.
 2000 tahun yang lalu :  kategori rezim didasarkan
pada jumlah orang yang berkuasa  Monarchy,
Olygarkhi dan Democracy
 Di era negara modern  Teori Robert Dahl ttg
kategori rezim dengan kriteria derajat keterlibatan
individu dalam negara.
SEJARAH
B. TRADISI HELENIC  bersamaan munculnya
kekuatan Romawi.
 Kontribusi utama  pengembangan pemikiran yang
menyangkut pentingnya individu dalam kehidupan
sosial dan perlunya derajat dan kehormatan
individu diperhatikan.
 Meletakkan dasar bagi konsep persamaan manusia
(human equality)
 Melihat pentingnya hukum alam  hukum yang
bersifat immanen dalam kehidupan alam semesta
dan mengatur norma-norma untuk bertindak dalam
kehidupan.
PRINSIP DASAR
• Normative Theory menitik beratkan perhatian pada “the
discovery and application of moral notions in the sphere of
political relations and pratice”.

• Concern pada fondasi atau pertanyaan moral dasar yang


mempengaruhi kehidupan politik;

• Penekanan pada what ought to be dibandingkan what is


dalam kehidupan politik.

• Berpatokan pada moral dalam melihat relasi –relasi dlm


praktek politik

• Lebih melihat pada das sollen drpd das sein


PRINSIP DASAR
• Orientasi metdologinya deductive analytical. A

• Ada tiga karakteristik dari variasi methode dari


normative theory:
1)konsistensi dalam pendapat-pendapat moral ;
2)menggunakan dari disiplin ilmu sosial yang lain;
seperti antropologi sosial dan sejarah dalam rangka
mengetahui kesalahan pendapat moral tersebut
dalam level empiris atau menampilkan masalah-
masalah (problem) dalam pendapat moral tersebut
dengan alasan yang tidak abstrak
3)ukuran yang digunakan adalah intuisi moral.
PRINSIP DASAR
• Sifat Teorinya: Normatif, evaluatif dan Preskriptif

• Pertanyaan dasar yang diajukan oleh kalangan normative


theorist sejak tahun 1970, berkaitan dengan dua hal :
1)Eksistensi Negara  apa alasan moral dari kehadiran
negara ? mengapa negara harus dipatuhi?
2)distributive justice dan implikasinya pada kebebasan dan
persamaan.
Sehingga yang menjadi perdebatan dalam normative theory
adalah menyangkut peran negara dalam mendistribusikan
sumber daya (goods)  Sejauhmana negara bisa
intervensi dalam persoalan distribusi sumber daya ini ?
PENDEKATAN DALAM NORMATIVE-THEORY :

1) Utilitarianisme; paham ini menjelaskan fakta


dasar dari sifat alamiah manusia adalah mengejar
kebahagian dan menghindari kesengsaraan. Oleh
karena itu, kebijakan politik yang benar secara
moral adalah yang menghasilkan kebahagian
terbesar dari sebagian besar masyarakat 
greater happiness for greater number of people Hal
itu berarti bahwa sasaran policy makers adalah
memaksimalkan manfaat sosial.
PENDEKATAN DALAM NORMATIVE-THEORY
2. Liberalisme; lebih berorientasi pada kebebasan
manusia. Dalam pandangan liberal, tindakan kolektif
harus menghargai hak-hak individu. Ini berarti
negara tidak boleh terlalu campur tangan dalam
kehidupan individu  individual role to determine
public goods/social welfare

3. Komunitarianisme; menolakan terhadap gagasan


liberal dimana mereka menyatakan bahwa konsepsi
hak tidak hanya pada individu akan tetapi pada
komunitas. Mereka banyak berbicara soal solidaritas
sosial  komunitas lah yang berha menentukan apa
yang bisa disebut sbg coollective goods
KONTRIBUSI NORMATIVE-THEORY :

1.Teori tentang Keadilan

2.Teori tentang Negara


Contoh kasus :

Korupsi di Indonesia
 
Tingkat korupsi di Indoensia sangat parah. Dari hasil
survey yang dilakukan oleh lembaga Transparacy
Internasional, Indonesia menduduki posisi dua dari atas,
setelah China dalam hal korupsi. Korupsi terjadi disemua
tingkatan, namun yang paling disorot adalah korupsi yang
dilakukan oleh aparatur pemerintah. Pertanyaannya adalah
mengapa aparatur pemerintahan korupsi?
Gunakan normative-theory dalam menjelaskan soal korupsi di
kalangan aparatur pemerintah di Indoensia ?
 Dilihat dari kacamata nilai moral yang hidup dalam masyarakat.
Nilai-nilai masyarakat; siri yang menentang hal ini.
Korupsi ditentang dari sisi nilai

Anda mungkin juga menyukai