Mencegah atau memperbaiki kemungkaran adalah kewajiban umat Islam besama, cara-
caranya telah Rasulullah paparkan dalam hadis di atas. Berdasarkan hadis dari Matan Arba’in
ke-34 tersebut Rasulullah menjelaskan bahwa cara yang dianjurkan untuk mengubah
kemungkaran adalah dengan tangan, ulama mengatakan bahwa maksud mengubah kemungkaran
dengan tangan adalah mengubah kemungkaran dengan memanfaatkan kekuasaan bagi orang-
orang yang memiliki wewenang, seperti membuat kebijakan-kebijakan tertentu, penggalan teks
tersebut juga dapat bermakna melawan kejahatan dengan tenaga apabila memili fisik yang kuat.
Jika tidak sanggup berbuat demikian, maka ubahlah kemungkaran dengan lisan, berupa teguran
atau dakwah di mimbar-mimbar. Jika cara kedua juga tidak disanggupi, maka cukup membenci
dan mengingkari perbuatan tersebut.
Dalam konteks permasalahan yang dibahas di muka, yaitu merajalelanya kemaksiatan
generasi muda yang haus akan pengajaran, mereka sangat butuh kepada teguran, karena teguran
demi teguran akan membekas di jiwa mereka bahwa perbuatan yang sedang dilakukannya itu
salah. Mereka yang sedang ngelem butuh hal sesimpel teguran “Pulang! Pulang! Saya lapor
sama orang tua kalian satu-satu ya!” di kala orang tuanya sibuk bekerja, remaja yang sedang
berdua-duaan di gang gelap yang bahkan orang tuanya tidak tahu butuh kepada teguran warga,
hal inilah yang kemudian hari memupuk rasa malu mereka jika setiap kali menerima tegura demi
teguran.
Hal sesimpel teguran warga terhadap anak-anak yang mulai menunjukkan maksiat sangat
memberi dampak. Jika warga berlepas tangan terhadap hal sesimpel teguran, maka anak-anak
hanya takut untuk bermaksiat di dalam rumah, begitu keluar dari rumah mereka merasakan
sangat bebas. Untuk menegur anak-anak tidak perlu menyampaikan materi bak dakwah di atas
mimbar, meraka hanya perlu teguran yang mengekspresikan bahwa perbuatan itu salah. Maka
marilah sama-sama warga muslim bangkit untuk membentuk generasi muda Islam yang salih,
karena jika sedari kecil sudah meresahkan maka ketika dewasa mereka akan benar-benar keras,
susah ditegur, dikhawatirkan akan berkhinat kepada agama dan negara, bahkan menjadi dalang
kejahatan. Na’uzubillah.