Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN TINDAKAN

KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)


RSIA GRIYA MEDIKA
TAHUN 2018

RSIA GRIYA MEDIKA


Jln. Laksamana Bintan, Komp. Mega Indah Blok A3-4, B1-4 Sei Panas, Batam
Telp. 0778-473266/473269-08117789100 Fax; 0778473265
Email: rsiagriyamedika@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA GRIYA MEDIKA BATAM
NOMOR 026/RSIA-GMB/SK-DIR/XI/2018

TENTANG
PANDUAN PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN
(INFORMED CONSENT) RSIA GRIYA MEDIKA BATAM

DIREKTUR RSIA GRIYA MEDIKA BATAM

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSIA Griya


Medika Batam, maka perlu dilaksanakan ketentuan tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent);

b. bahwa agar tindakan medis diberikan oleh staf berwewenang


yang bekerja di RSIA Griya Medika Batam disetujui oleh
pasien dan atau keluarga;

c. bahwa sesuai dengan butir a dan b di atas maka diperlukan


Keputusan Direktur RSIA Griya Medika Batam tentang
Panduan Persetujuan dan Penolakan Tindakan Kedokteran
(Informed Consent) RSIA Griya Medika.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


Tentang Rumah Sakit;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Wajib


Simpan Rahasia Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2018 Tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban
Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/
Menkes/ Per/ III/ 2008 Tentang Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
10. Akte Notaris PT. Kolega Jaya Nomor 05 Tahun 2004 tentang
Pendirian Perseroan Terbatas;
11. SK. PT. Kolega Jaya Nomor 010/PTKJ/SK-DIR/IV/2016
tentang Pengangkatan Direktur RSIA Griya Medika Batam;
12. SK. PT. Kolega Jaya Nomor 011/PTKJ/SK-DIR/IX/2018
tentang Struktur Organisasi RSIA Griya Medika Batam;
13. SK. PT Kolega Jaya Nomor 012/PTKJ/SK-DIR/IX/2018
tentang Falsafah, Visi, Misi, Tujuan Dan Motto RSIA Griya
Medika Batam.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA GRIYA MEDIKA BATAM


TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PERSETUJUAN DAN
PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED
CONSENT) RSIA GRIYA MEDIKA BATAM.

KEDUA : Pemberlakuan Panduan Persetujuan dan Penolakan Tindakan


Kedokteran kepada pasien dan keluarga selama dalam pelayanan di
RSIA Griya Medika Batam.

KETIGA : Pemberlakuan Panduan Persetujuan dan Penolakan Tindakan


Kedokteran kepada pasien dan keluarga selama dalam pelayanan di
RSIA Griya Medika merupakan tanggung jawab staf berwewenang yang
bekerja di RSIA Griya Medika Batam

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ada kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Batam
Pada Tanggal : 24 November 2018
Direktur RSIA Griya Medika Batam

dr. Yulia
NIP 080213
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan ridho
dan petunjuk Nya sehingga Panduan Pemberian Persetujuan dan Penolakan Tindakan
Kedokteran (Informed Consent) ini dapat terselesaikan dan dapat diterbitkan.
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi profesional pemberi asuhan
dalam memberikan asuhan kepada pasien di RSIA Griya Medika Batam.
Untuk Peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan, pedoman,
panduan dan prosedur. Untuk tujuan tersebut panduan ini akan kami evaluasi setidaknya
setiap 3 tahun sekali. Masukan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan.

Batam, 27 November 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. . i

Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

BAB I DEFENISI .......................................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP ........................................................................................... 3

BAB III TATA LAKSANA........................................................................................... 4

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................. 11


BAB I

DEFINISI

A. Definisi
Persetujuan tindakan medis adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutkan disebut tindakan kedokteran adalah
suatu tindakan medis berupa preventif, diagnostik, teraupetik atau rehabilitative yang
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien.

Berikut adalah istilah yang digunakan dalam persetujuan tindakan medis :

1. Tindakan infasif adalah tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan


jaringan tubuh pasien.
2. Tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi adalah tindakan medis yang
berdasarkan tingkat probabilitas tertentu dapat mengakibatkan kematian atau
kecacatan pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
4. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik dalam maupun luar
negeri yang diakui oleh pemerintah Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
5. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak
kandung, saudara kandung atau pengampunya.
Ayah
- Ayah kandung
- Termasuk “Ayah” adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Ibu

- Ibu kandung
- Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Suami
- Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Istri

- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan


berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri, persetujuan/
penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.
6. Wali adalah orang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa
untuk mewakilinya dalam melaksanakan perbuatan hukum atau orang yang menurut
hukum menggantikan kedudukan orang tua.
7. Induk semang adalah orang yang berkewajiban untuk mengawasi serta ikut
bertanggung jawab terhadap pribadi lain, seperti pemimpin asrama dari anak
perantauan atau kepala rumah tangga dari pembantu rumah tangga yang belum
dewasa.
8. Gangguan mental adalah sekelompok gejala psikologis atau perilaku yang secara
klinis menimbulkan penderitaan dan gangguan dalam fungsi kehidupan seseorang,
mencakup gangguan mental berat, retardasi mental sedang, dementia senilis.
9. Pasien gawat darurat adalah pasien yang tiba-tiba datang berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat tercancam dan terancam nyawanya bila tidak
mendapatkan perolongan secepatnya.
B. Tujuan
Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh dokter, dokter gigi dan
seluruh tenaga kesehatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Griya Medika dalam melaksanakan
ketentuan tentang persetujuan tindakan kedokteran.
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan persetujuan tindakan medis ini merupakan perwujudan dari pemberian hak
pasien dan keluarga dalam asuhan medis. Setiap tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga medis
harus dengan persetujuan pasien atau keluarga. Pasien berhak untuk mendapatkan informasi
berupa penjelasan tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga medis. Sebagai bukti pasien atau
keluarga memberikan tanda tangan di dokumen rekam medis pasien. Pasien juga berhak menolak
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga medis dengan menandatangani surat penolakan
tindakan medis.

Ruang lingkup dari panduan ini meliputi pasien, seluruh dokter, dan seluruh tenaga
kesehatan RSIA Griya Medika Batam dalam melaksanakan ketentuan tentang persetujuan
tindakan kedokteran. Pasien dan keluarga berhak memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya.

1. Sebelum diminta persetujuan atau penolakan tindakan medis, setiap pasien dijelaskan
diagnosis dan tata cara medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan. Setelah pasien mendapatkan informasi, maka semua
keputusan diserahkan kepada pasien dan keluarga untuk dapat menolak atau menyetujui
tindakan yang akan dilakukan.
2. Pasien dan keluarga selalu dilibatkan dalam mengambil keputusan tentang pelayanan
medis yang dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit.
3. RSIA Griya Medika Batam memberikan persetujuan umum untuk pengobatan bila
didapat pada waktu pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama kali
sebagai pasien rawat jalan harus jelas dalam cakupan dan batas-batasnya.
4. RSIA Griya Medika Batam memberikan informed consent khusus bila rencana pelayanan
termasuk operasi atau prosedur invasif, anastesi, penggunaan darah atau tindakan dan
pengobatan lain yang berisiko tinggi maka diperlukan persetujuan yang tersendiri dan
dalam rekam medis identitas petugas yang memberikan penjelasan dicatat.
BAB III

TATA LAKSANA

A. Persetujuan dan Penjelasan Tindakan Medis

Dalam menetapkan dan Persetujuan Tindakan Medis harus


memperhatikanketentuan - ketentuan sebagai berikut :

1. Memperoleh informasi dan penjelasan merupakan hak pasien dan sebaliknya


memberikan informasi dan penjelasan adalah kewajiban dokter atau dokter gigi.
2. Pelaksanaan persetujan tindakan kedokteran dianggap benar jika memenuhi
persyaratan di bawah ini :
- Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran diberikan untuk tidakan
kedokteran yang dinyatakan secara spesifik (The Consent must be for what will
be actually performied)
- Pesetujuan atau penolakan tindakan kedokteran diberikan tanpa paksaan
(voluntary)
- Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran diberikan oleh seseorang (pasien)
yang sehat mental dan memang berhak memberikannya dari segi hukum
- Persetujuan dan penolakan tindakan kedokteran diberikan setelah diberikan cukup
(adekuat) informasi dan penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan
kedokteran dilakukan
3. Informasi dan penjelasan dianggap cukup (adekuat) jika sekurang-kurangnya
mencakup :
- Diagnosis dan dasar diagnosis
- Kondisi pasien
- Tindakan yang diusulkan
- Tata cara dan tujuan tindakan
- Manfaat dan risiko tindakan
- Nama orang yang mengerjakan tindakan
- Kemungkinan alternative dari tindakan
- Prognosis dari tindakan
- Kemungkinan hasil yang tidak terduga
- Kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan
4. Kewajiban memberikan informasi dan penjelasan
Dokter atau dokter gigi yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggung
jawab utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila
berhalangan, informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada
dokter atau dokter gigi lain dengan sepengetahuan dokter atau dokter gigi yang
bersangkutan. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan informasi tanggung berada
ditangan dokter atau dokter gigi yang memberikan delegasi.
Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti
atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman. Penjelasan tersebut
dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau dokter gigi
yang memberikan penjelasan dengan mencatumkan :
- Tanggal
- Waktu
- Nama
- Tanda tangan
- Pemberi penjelasan dan penerima penjelasan

Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan yang akan diberikan
dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan
penjelasan, maka dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan kepada
keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain sebagai
saksi.

Hal-hal yang diampaikan pada penjelasan adalah :

1. Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehatan pasien dapat meliputi :


a. Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut
b. Diagnosis penyakit, atau dalam hal belum dapat ditegakkan, maka sekurang-
kurangnya diagnosis kerja dan diagnosis banding
c. Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya tidakan
kedokteran
d. Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabila tidak dilakukan tindakan
2. Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan meliputi :
a. Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostic, teraupetik,
ataupun rehabilitative
b. Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah
tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi
c. Alternative tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan
tindakan yang direncanakan
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-masing alternative tindakan
e. Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat akibat
risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga lainnya. Perluasan tindakan
kedokteran yang tidak terdapat indikasi sebelumnya, hanya dapat dilakukan untuk
menyelamatkan pasien. Setelah perluasan tindakan kedokteran dilakukan, dokter atau
dokter gigi harus memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga terdekat.
3. Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua risiko dan
komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang dilakukan, kecuali :
a. Risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum
b. Risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau dampaknya sangat ringan
c. Risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya (unforeseeable)
4. Penjelasan tentang prognosis meliputi :
a. Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam)
b. Prognosis tentang fungsinya (ad functionam)
c. Prognosis tentang kesembuhan (ad senationam)

Penjelasan diberikan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien atau salah satu
dokter atau dokter gigi dari tim dokter yang merawatnya. Dalam hal dokter atau dokter
gigi yang merawatnya berhalangan untuk memberikan penjelasan secara langsung, maka
pemberian penjelasan harus didelegasikan kepada dokter atau dokter gigi lain yang
berkompeten. Tenaga kesehatan tertentu dapat membantu memberikan penjelasan sesuai
dengan kewenangannya. Tenaga kesehatan tersebut adalah tenaga kesehatan yang ikut
memberikan penjelasan sesuai dengan kewenangannya. Tenaga kesehatan tersebut adalah
tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada
pasien. Demi kepentingan pasien, persetujuan tindakan kedokteran tidak diperlukan bagi
pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keuarga pasin
yang memberikan persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran.

B. Pihak Yang Berhak Memberikan Persetujuan Tindakan Medis


Persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau keluarga terdekat. Penilaian
terhadap kompetensi pasien dapat dilakukan oleh dokter atau dokter gigi sebelum
tindakan kedokteran dilakukan. Dalam hal terdapat keraguan persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarganya, dokter atau dokter gigi dapat melakukan permintaan
persetujuan ulang. Yang berhak memberikan persetujuan :
1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah
2. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun, persetujuan tindakan medis (informed consent)
diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
- Ayah/ Ibu kandung
- Saudara-saudara kandung
3. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang
tuanya berhalangan hadir, persetujuan tindakan medis (informed consent) diberikan
oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
- Ayah/ ibu adopsi
- Saudara-saudara kandung
- Induk semang
4. Bagi pasien dengan gangguan mental, persetujuan tindakan medis (informed consent)
diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
- Ayah/ Ibu kandung
- Wali yang sah
- Saudara-saudara kandung
5. Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan ( curatelle ) persetujuan
tindakan medis diberikan menurut hal tersebut:
- Wali
- Curator
6. Bagi pasien dewasa yang telah menikah/ orang tua, persetujuan tindakan medis atau
yang diberikan oleh mereka menurut urutan hal tersebut :
- Suami/ istri
- Ayah/ ibu kandung
- Anak-anak kandung
- Saudara-saudara kandung

Cara pasien menyatakan persetujuan dapat dilakukan secara terucap (oral consent),
tersurat (written consent), atau tersirat (implied consent). Setiap tindakan kedokteran
yang mengandung resiko tinggi harus memperoleh persetujuan tertulis yang ditanda
tangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Persetujuan tertulis dibuat dalam
bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir Persetujuan Tindakan Medis. Sebelum
ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu jari tangan kanan, formulir tersebut sudah diisi
lengkap oleh dokter atau dokter gigi yang akan melakukan tindakan kedokteran atau oleh
tenaga medis lain yang diberi delegasi, untuk kemudian yang bersangkutan dipersilahkan
membacanya, atau jika dipandang perlu dibacakan dihadapannya. Persetujuan secara
lisan diperlukan pada tindakan kedokteran yang tidak mengandung risiko tinggi. Dalam
hal persetujuan lisan yang diberikan dianggap meragukan, maka dapat dimintakan
persetujuan tertulis.

C. Ketentuan Pada Situasi Khusus


1. Tindakan penghentian/ penundaan bantuan hidup (withdrawing/ withholding life
support) pada seorang pasien harus mendapat persetujuan keluarga terdekat pasien
2. Persetujuan penghentian/ penundaan bantuan hidup oleh keluarga terdekat pasien
diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari tim dokter atau dokter gigi yang
bersangkutan. Persetujuan harus diberikan secara tertulis.

D. Penolakan Tindakan Medis


1. Penolakan tindakan kedokteran dapat dilakukan oleh pasien dan atau keluarga
terdekatnya setelah menerima penjelasan tentang tindakan atau pengobatan
kedokteran yang akan dilakukan.
2. Jika pasien belum dewasa atau tidak kompeten maka yang berhak memberikan atau
menolak memberikan persetujuan tindakan kedokteran adalah orang tua, keluarga,
atau wali.
3. Bila pasien yang sudah menikah makasuami atau istri tidak berhak memeberikan
penolakan, kecuali untuk tindakan keluarga berencana yang sifatnya irreversible,yaitu
tubektomi atau vasektomi, maka suami dan istri harus sama - sama memberikan
persetujuannya.
4. Jika orang yang berhak memberikan persetujuan menolak menerima informasi dan
kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan dokter atau dokter gigi maka
orang tersebut dianggap telah menyetujui kebijakan medis apapun yang akan
dilakukan dokter atau dokter gigi.
5. Apabila yang bersangkutan, sesudah menerima informasi, menolak untuk
memberikan persetujuannya maka penolakan tindakan atau penolakan pengobatan
kedokteran tersebut harus dilakukan secara tertulis. Akibat penolakan tindakan
kedokteran tersebut menjadi tanggung jawab pasien.
6. Penolakan tindakan atau pengobatan kedokteran tidak memutuskan hubungan dokter
pasien.
7. Persetujuan yang sudah diberikan dapat ditarik kembali (dicabut) setiap saat, kecuali
tindakan atau pengobatan kedokteran yang direncanakan sudah sampai pada tahapan
pelaksanaan yang tidak mungkin lagi dibatalkan.
8. Dalam hal persetujuan tindakan kedokteran diberikan keluarga maka yang berhak
menarik kembali (mencabut) adaalah anggota keluarga tersebut atau anggota keluarga
lainnya yang kedudukan hukumnya lebih berhak sebagai wali.
9. Penarikan kembali (pencabutan) persetujuan tindakan kedokteran harus diberikan
secara tertulis dengan menandatangani format yang disediakan.

E. Daftar Tindakan Yang Memerlukan Persetujuan Tindakan Medis (Informed


Consent) Khusus
1. Bedah Umum
a. Appendiktomi
b. Herniotomi
c. Hemoroidektomi
d. Eksplorasi FAM
2. Anastesi
a. Pemasangan ETT
b. Anastesi umum
c. Anastesi spinal
3. Anak
a. Pemasangan CPAP
b. Pemasangan Vena Sectie
4. Kebidanan
a. Sectio sesar
b. Histerektomi
c. Curetase
d. Miomektomi
e. Operasi KET
5. THT
a. Poliptektomi
b. ATE
c. Tonsilektomi
BAB IV

DOKUMENTASI

Sesuai Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, terdapat beberapa
tindakan kedokteran dan kedokteran gigi yang wajib diberikan Informed Consent. Tindakan
tersebut yaitu :

1. Semua Tindakan Pembedahan dan Tindakan Invasif


2. Semua Tindakan Anastesi dan Sedasi (Sedasi Sedang dan Sedasi Dalam)
3. Semua Tindakan Pemberian Produk Darah dan Komponen Darah
4. Semua Tindakan Yang Berisiko Tinngi

Formlir-formulir yang digunakan anatar lain :

1. Persetujuan Tindakan Kedokteran didokumentasikan pada formulir Persetujuan


Tindakan Kedokteran.
2. Penolakan Tindakan Kedokteran didokumentasikan pada formulir Penolakan
Tindakan Kedokteran.
3. Formulir Persetujuan dan Penolakan Tindakan Kedokteran tersimpan dalam
Dokumen Rekam Medik Pasien.
4. Formulir Penjelasan/ pemberian informasi kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai