Anda di halaman 1dari 11

PERANAN ROH KUDUS DALAM KONTEKS MISI MASA KINI

BERDASARKAN KISAH PARA RASUL 1:8


Oleh : Dr. Jakoep Ezra M.BA
Program Studi Magister Teologi STT LETS

ABSTRAK
Misi adalah bagian dari Amanat Agung yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Roh
kudus sebagai pribadi dari Allah Tritunggal merupakan pribadi yang dijanjikan Allah kepada
para murid untuk melaksanakan misi Amanat Agung tersebut. Kisah Para Rasul 1: 8 dengan
jelas menggambarkan bahwa para murid akan menerima Roh kudus sebagai kuasa yang
memampukan mereka melaksanakan Amanat Agung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memaparkan peranan Roh kudus dalam konteks misi masa kini berdasarkan kajian biblikal
Kisah Para Rasul 1:8. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka ( library research ).
Peneliti melakukan analisis teks Kisah Para Rasul 1:8 dengan menggunakan kajian biblikal
dengan didukung berbagai sumber literatur dari jurnal ilmiah dan buku-buku.
Kisah Para Rasul 1: 8 menjelaskan bahwa Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus kepada
para murid untuk mereka menerima kuasa dan supaya mereka menjadi saksi Kristus. Para
murid yang telah menerima kuasa mendapat mandat untuk melakukan misi Amanat Agung dari
wilayah Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi. Dalam konteks masa kini Roh
Kudus berperan dalam memberikan kuasa dalam memberitakan Injil, menjadikan epelayanan
misi menjadi efektif dan memberikan progresifitas pelayanan misi. Roh kudus memiliki
peranan yang sangat penting dalam dunia misi dan akan terus memimpin pergerakan misi di
seluruh dunia sampai kepada akhir zaman.

Kata kunci : Roh kudus,Misi, Amanat Agung, Kisah Para Rasul

ABSTRACT
The mission is part of the Great Commission ordered by the Lord Jesus. Holy Spirit as a person
of the Triune God is the person God promised the disciples to carry out the mission of the Great
Commission. Acts 1: 8 clearly illustrates that the disciples will receive the Holy Spirit as a
power that enables them to carry out the Great Commission. The purpose of this study is to
describe the role of the Holy Spirit in the context of today's mission based on the Book of Acts
1: 8.
This research uses library research. Researchers conducted text Acts 1:8 analysis
using biblical studies supported by various literary sources from scientific journals and books.
Acts 1: 8 explains that the Lord Jesus sent the Holy Spirit to the disciples for them to receive
power and to be witnesses of Christ. Students who have received power have the mandate to
carry out the Great Commission of mission from the regions of Jerusalem, Judea, Samaria to
the ends of the earth. In the present context the Holy Spirit plays a role in giving power in
preaching the gospel, making missionary services effective and providing progressive
missionary service. Holy spirit has a very important role in the world of mission and will
continue to lead the mission movement throughout the world until

Key Words : Holy Spirit, Mission, Great Commision, Acts

1
PENDAHULUAN

Alkitab dengan jelas memaparkan bahwa setiap orang percaya diberi mandat untuk
memberitakan Injil ke seluruh dunia. Mandat atau perintah ini disebut dengan amanat agung (
Matius 28:19-20 ). 1 Amanat agung merupakan kelanjutan dari peristiwa kematian dan
kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Sesudah kebangkitannya dan sebelum kenaikannya ke
Surga, Tuhan Yesus Kristus menjanjikan akan mengutus Roh Kudus kepada murid-muridNya
dan menjadikan semua murid-muridNya menjadi saksiNya ( Kisah Para Rasul 1:8 ) .
Tuhan Yesus memberikan tugas misi pekabaran Injil sebagai tugas semua orang percaya
di seluruh dunia dan semua orang percaya dipanggil untuk melaksanakan Amanat Agung
tersebut. Roh Kudus sebagai oknum dalam Tritunggal, memiliki peranan yang sangat penting
terhadap pengabaran Injil yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan Yesus Kristus. Darsono
Ambarita dalam bukunya yang berjudul Perspektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru mengatakan 2:
“ Dalam pelaksanaan misi, Allah Roh, Oknum yang ketiga dari Allah Tritunggal
mempunyai peranan yang penting. Hal ini sejak penciptaan. Kejadian 1:2 “Roh Allah
melayang-layang diatas permukaan air”. Peranan Roh Kudus sebagai penggerak misi
adalah : A. Mempersiapkan Gereja, B. Roh Kudus tidak hanya mempersiapkan gereja
tetapi juga dunia, supaya manusia yang seharusnya binasa dapat bertobat,C. Roh Kudus
mengkoordinir program misi. “

Dengan demikian maka, Roh Kudus yang diutus ke bumi yang terjadi ketika hari
Pentakosta merupakan penggenapan akan janji Tuhan dalam kitab Yoel 2:28-29: “
"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas
semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-
orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-
penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan
Roh-Ku pada hari-hari itu.

Murid-murid Tuhan Yesus Kristus yang semua berasal dari bangsa Yahudi setelah
pencurahan Roh Kudus memiliki mandat yang bersifat inklusif yaitu memberitakan injil kepada
bangsa-bangsa kafir. Tentunya hal ini tidak mudah dipahami oleh bangsa Yahudi yang
menganggap najis bangsa-bangsa lain. Tuhan Yesus Kristus menginginkan agar keselamatan
tidak hanya ditujukan kepada bangsa Yahudi sebagai representasi dari janji Tuhan kepada
Abraham melainkan juga keselamatan bersifat universal dan ditujukan kepada semua bangsa di

1
Adrianus Pasasa.”Dasar Alkitab Tentang Misi Dalam Konteks Perkotaan”.Tedeum: Jurnal Teologi dan
Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 2,2013,hlm.55
2Darsono Ambarita, Perspektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ( Medan: Pelita Kebenaran
Press,2018),hlm.9
2
muka bumi. 3 Mandat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia adalah “bukti”sekaligus
“fakta” ke universalan Injil Yesus Kristus. PerintahNya sangat jelas bahwa wilayah pekabaran
Injil adalah seluruh “kosmos” tempat tinggal manusia dan tanggung jawab orang percaya untuk
memberitakan kepada seluruh makhluk yaitu manusia.4. Dalam upaya untuk memberitakan Injil
ke seluruh dunia, maka Tuhan memberikan kuasa dengan tanda-tanda mujzat yang menyertai
pelayanan dari murid-murid Tuhan Yesus Kristus. Manusia tidak memiliki kekuatan untuk
melaksanakan misi dari Amanat Agung.Kekuatan manusia sangat terbatas dan tidak
mampu,sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan kuasa dari Tuhan.5. Tentunya peranan Roh
Kudus memiliki peran yang sangat sentral dan tidak dapat diabaikan dalam perjalanan misi
yang dikerjakan oleh para Rasul di muka bumi ini dan dilanjutkan oleh para hamba-hamba
Tuhan yang memberitakan kabar baik ini ke seluruh belahan dunia. Kitab Kisah Para Rasul,
merupakan kitab yang berisi sejarah misi dari para Rasul yang dimulai dari Yerusalem dan
sampai ke bangsa-bangsa non Yahudi. Sebagai kitab yang memuat secara lengkap peristiwa
pencurahan Roh kudus maka kitab Kisah Para Rasul dapat dijadikan sebagai dasar teologis dari
pergerakan misi dalam perjanjian baru dan juga kaitannya dengan pelayanan misi di masa
sekarang ini.

PEMBAHASAN LANDASAN TEORI

A. Konteks Teks Kisah Para Rasul 1:8


Dalam Kisah Para Rasul tertulis lanjutan cerita bagaimana para pengikut Yesus, dengan
kuasa Roh yang sama, menyampaikan Injil yang sama, mengadakan mukjizat-mukjizat yang
sama dan cara hidup yang sama dengan Yesus. Roh Kudus yang menghasilkan kembali
kehidupan dan pelayanan Yesus melalui gereja merupakan tema teologis kitab Kisah Para
Rasul. Menurut tradisi Kisah Para Rasul adalah sambungan dari Injil Lukas yang ditulis oleh
penulis yang sama yaitu Lukas. Sama seperti Injil Lukas, Kisah Para Rasul di persembahkan
untuk seorang yang bernama Teofilus seorang yang terkemuka. Para ahli berpendapat jika kitab
Kisah Para Rasul ditulis pada tahun 90 Masehi.6
Kisah Para Rasul sering disebut “kisah perbuatan Roh Kudus” khususnya yang
berhubungan dengan Baptisan dalam Roh Kudus,dipenuhi Roh Kudus,dan dipimpin oleh Roh

33
Mulyo Kadarmanto.”Penginjilan Dan Tanggung Jawab Sosial”.STULOS:Jurnal Teologi.Volume 9 Nomor
1.2012.hlm.129
4
Kalis Stevanus.” Mengimplementasikan Pelayanan Yesus dalam Konteks Misi Masa Kini Menurut Injil
Sinpotik”. Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 2.2018. hlm.286
5
Susanto Dwi Raharjo.”Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20”.Jurnal Teologi Gracio
Deo.Volume 1 No 2.2019.hlm.61
6
FF Bruce,Tafsiran alkitab Masa Kini 3 ( Matius-Wahyu) ( Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina
Kasih,1981),hlm.331
3
Kudus.7. Kisah Para Rasul 1:1-2 : “ Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis
tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada hari Ia terangkat.
Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-
Nya. Kata bukuku yang pertama adalah menunjukan kepada kitab Injil Lukas yang ditulis
sebelumnya dan Teofilus nampaknya adalah seorang warga negara Roma yang memiliki
kedudukan yang tinggi.8. Lalu dilanjutkan dengan kata-kata : “ menulis tentang segala sesuatu
yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada ia terangkat”. Kata – kata ini dengan jelas
menegaskan bahwa penulis injil Lukas merupakan penulis kitab Kisah Para Rasul dan sebelum
Tuhan Yesus Kristus terangkat ke Sorga maka Tuhan telah menunjukan diriNya kepada murid-
muridNya dan juga orang banyak setelah kebangkitanNya dengan maksud menunjukan bahwa
Dia sungguh hidup dan telah bangkit dari kematian.9. Kisah Para Rasul 1:3: “ Kepada mereka
Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia
membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang
menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.”. Selama empat puluh
hari ia berulang-ulang menyatakan diriNya. Itulah sebabnya jika hari kenaikan Tuhan Yesus
jatuh kepada hari ke empat puluh dari hari kebangkitanNya. Selama empat puluh hari Tuhan
Yesus membuktikan kepada murid-muridNya bahwa Dia telah hidup dan bangkit. Dan para
hari yang keempat puluh maka itu adalah hari terakhir Tuhan Yesus menampakan diri kepada
murid-muridNya untuk terangkat dan duduk di tahtaNya bersama dengan Bapa di Surga untuk
memerintah dalam kerajaanNya.
Kisah Para Rasul 1:4 : “ Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka,
Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ
menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku”. Tuhan
Yesus melarang para murid untuk meninggalkan Yerusalem sebab mereka akan menerima Roh
Kudus yang dijanjikan itu. Pelayanan Tuhan Yesus selama 3,5 tahun di muka bumi ini akan
dilanjutkan oleh para muridNya, oleh sebab itu Tuhan Yesus dengan kuasa dan otoritas yang
dimilikinya mengutus Roh Kudus kepada murid-muridNya. Sebelum para murid menerima Roh
kudus yang Tuhan janjikan, maka para murid harus menetap di Yerusalem sampai Roh Kudus
dicurahkan.
Yohanes pembatis telah memberitahu tentang baptisan Roh Kudus yang akan terjadi
kelak dan sekarang nubuatan itu akan digenapi. Kisah Para Rasul 1:5 : “Sebab Yohanes

7
Jermia Djadi.”Baptisan Roh Kudus Berdasarkan Perjanjian Baru.” Jurnal Jaffray. Volume 12 Nomor 1. 2014.
hlm.180
8
Ibid,hlm.341
9
Bartholomeus Diaz Nainggolan.”Penafsiran Kisah Para Rasul 1:8 dan Implementasi Misi Pemberitaan Injil
Lintas Budaya.” Jurnal Koinonia. Volume 6 Nomor 2. 2013.hlm.13
4
membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.”
Merupakan ayat pendahuluan yang memperjelas mengenai janji Tuhan Yesus mengenai
baptisan Roh kudus yang akan diterima oleh murid-muridNya. Baptisan Roh Kudus secara
langsung disebut dalam Alkitab 7 kali di Perjanjian Baru. Pemunculan istilah ini yang pertama
dalam Matius. 3:11 (“Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang
datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-
Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”) dan sama persis
digunakan dalam Markus 1:8; Lukas 3:16 dan Yohanes 1:31-33. Ke empat ayat itu semua
disebutkan oleh Yohanes Pembaptis 10 Baptisan Roh Kudus memiliki maksud dan tujuan
menjadikan para murid sebagai seorang yang melakukan misi Amanat Agung dengan penuh
kuasa dan memenangkan jiwa.11 Kisah Para Rasul 1:6-7 Maka bertanyalah mereka yang
berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri
menurut kuasa-Nya. Ayat ini merupakan harapan para murid mengenai restorasi bangsa Israel
akan terjadi sesuai dengan nubuatan dalam Perjanjian Lama dan para murid menyakini bahwa
Yesus adalah mesias yang dijanjikan, hal ini dibuktikan dengan kebangkitan Dia dari antara
orang mati. Permintaan para murid jelas bernuansa politis, karena menyangkut upaya restorasi
bangsa Israel.12 Dengan dasar kemesiasan Yesus dan janji Tuhan Yesus memberikan janji Roh
Kudus kepada para murid, maka fokus para murid adalah restorasi bangsa Israel. Jawaban
Tuhan Yesus tidak menyanggah secara langsung ekspetasi politis dari para murid, namun
Tuhan tidak secara eksplisit menjelaskan waktu restorasi itu akan terjadi. Itu merupakan rahasia
ilahi dan bentuk eskatologis dari kerajaan Israel. Sesudah perkataan kepada para murid, maka
perkataan ini juga dilanjutkan dengan janji Tuhan kepada para murid, bahwa para murid akan
diberi kuasa dan akan menjadi saksi dari segala sesuau yang dilihat dan diajarkan oleh Tuhan
Yesus selama Dia melayani di bumi.

B. Kajian Biblikal Kisah Para Rasul 1:8


Kisah Para Rasul 1: 8 : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria
dan sampai ke ujung bumi." . Dalam Terjemahan New King James Version : “"But you shall
receive power when the Holy Spirit has come upon you; and you shall be witnesses to Me in

10
Asih Rachmani Endang Sumiwi.”Analisis Biblika Bsaptisan Roh Kudus dan Penuh dengan Roh Kudus”.
Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 1.2018.hlm.4
11
Daniel Lucas Lucito. “Baptisan dan Kepenuhan Roh: Sebuah Perbandingan Antara Pandangan Kekinian
dengan Data Kisah Para Rasul.”Veritas: jurnal Teologi. Volume 11 Nomor 1.2010.hlm.107
12
Harls Evan R Siahaan. “Memaknai Pentakostalisme dalam Maksud Politis Lukas : Analisis Kisah Para Rasul
1:6-8”. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen.Volume 3 No 1.2018.hlm.43
5
Jerusalem, and in all Judea and Samaria, and to the end of the earth.". Ayat itu berbicara
kuasa gereja itu berasal dari Roh Kudus dan bukan manusia. Umat Allah mengalami
pemenuhan Roh kembali pada saat mereka menghadapi kesempatan-kesempatan dan
tantangan-tantangan baru. Orang-orang biasa dapat melakukan hal-hal yang luar biasa karena
Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup murid-murid Yesus. Ayat itu juga bebicara tentang
amanat dan kekuatan untuk menjadi saksi dalam perjalanan kerajaan Allah dan penggenapan
kerajaan itu di bumi ini. 13
Penekanan Kisah Para Rasul 1:8 dibagi dalam dua pokok utama :
1. Janji kuasa untuk bersaksi dari Roh Kudus
“ Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu”. Tuhan
Yesus menggunakan kata tetapi (alla). Kata “tetapi” mengarahkan perhatian para murid kepada
kuasa Roh Kudus yang akan turun untuk memampukan mereka menjadi saksi-saksi Kristus.
Dan penggenapan atas janji ini tidak lama lagi akan digenapi dalam peristiwa pentakosta. Kata
kuasa dalam bahasa Yunani menggunakan kata dunamis dan digunakan sebanyak 120 kali yang
dapat memilki arti “ strength power, ability” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah
kekuatan,kekuasaan,kemampuan untuk mengerjakan sesuatu. Dalam konteks ini maka dengan
dunamis, para murid Tuhan Yesus akan dimampukan untuk bersaksi ( menjadi saksi-saksi
Kristus).
Kata dunamis juga digunakan dalam kitab Kisah Para Rasul sebanyak 10 kali dengan
beberapa konteks pemakaian: tiga kali merujuk kepada kuasa dalam mukjizat-mujizat, tiga kali
untuk menjelaskan tentang kuasa yang menyebabkan mujizat-mujizat , dua kali merujuk kepada
kuasa yang menyertai para Rasul. Kata dunamis akan terjadi jika “ Roh Kudus turun ke atas
kamu”. Oleh sebab itu Tuhan Yesus mengingatkan para murid untuk tidak meninggalkan
Yerusalem sampai Roh kudus turun ke atas mereka. Kata dunamis ( kuasa) berkaitan dengan
bersaksi. Kuasa Roh Kudus bukan hanya dimaknai sebagai kuasa untuk melakukan mujizat dan
keberanian untuk memberitakan injil melainkan juga hikmat yang diberikan Tuhan untuk para
murid bersaksi. Kata-kata Kristus kamu akan menjadi saksi-Ku, perlu diperhatikan sebab kata-
kata itu adalah kutipan dari Yesaya 43:10 dan implikasinya adalah kata-kata nabi Yesaya ini
digenapi dalam diri murid-murid Yesus, mereka sama-sama merupakan sisa Israel yang lama
dan inti dari yang baru. “ Saksi” adalah kata kunci dalam kitab Kisah Para Rasul dan kata itu
digunakan berkali-kali, baik sebagai kata kerja maupun kata benda. Saksi adalah seseorang
yang memberitahukan apa yang telah dilihat dan didengar.14. Kata bersaksi ( martures ) dalam
bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai “saksi” mengandung pengertian martir atau syahid.

13
Ds.H.Van Den Brink.Tafsiran Kisah Rasul.(Jakarta: BPK,1980),hlm.28
14
Warren W Wiersbe,Dinamis di dalam Kristus ( Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1987),hlm.13
6
Para murid Tuhan Yesus dipanggil untuk menjadi saksi – saksi Yesus, sebab para murid
memiliki pengalaman langsung bersama dengan Yesus. Lukas ingin menegaskan bahwa para
murid merupakan saksi hidup dari peristiwa pelayanan, kematian, dan kebangkitan Tuhan
Yesus.
2. Menjadi Saksi Kristus sampai ke ujung bumi
“ dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi”
Bock menjelaskan demikian :
“ Jerusalem will be important in Acts 1-7, Judea and Samaria will become a concern
in Acts 8-10. After a brief return to Jerusalem in Acts 11–12, the gospel will spread,
primarily focused on the mission from Antioch, eventually reaching Rome through Paul.
In this sense, 1:8 introduces the book by showing a concern for the geographical
expansion that Luke loves to note. 15

Kisah Para Rasul 1:8 ini disejajarkan dengan nubuatan Yesaya dalam Yesaya 49:7.
Peterson melihatnya sebagai programmatic statement dalam Kisah Para Rasul 1:8 tidak dapat
dipahami hanya sebatas pemahaman physical geography melainkan juga dalam pemahaman
theopolitical sebagaimana dalam nubuatan Yesaya tersebut dapat ditemukan tiga tahap “the
new exodus” yang akan terjadi: yang pertama bahwa keselamatan pertama-tama akan turun di
Yerusalem, selanjut pada tahap yang kedua akan terjadi reconstitution and reunification of
Israel yang mencakup wilayah Yudea dan Samaria, dan yang terakhir bahwa keselamatan akan
sampai ke “ujung bumi” sehingga bangsa-bangsa (gentiles) akan disambut ke dalam umat
Allah.16. Dari cartatan penyebaran Injil , maka kata Yerusalem, Yudea, Samaria dan ujung bumi
menggambarkan urutan dan penyebaran Injil secara geografis. 17 Yerusalem merupakan
permulaan dari Injil dan juga kota yang penting secara teologis, kemudian meluas ke Yudea
dan Samaria yang berarti wilayah Israel dan berakhir ke ujung bumi yang merupakan cakupan
yang paling luas yaitu bangsa-bangsa non Israel.
C. Peranan Roh Kudus dalam Konteks Misi Masa Kini
Dari uraian Kisah Para Rasul 1: 8, maka Roh Kudus memiliki peranan yang sangat besar
dalam perjalanan misi murid-murid Yesus. Dan Roh Kudus juga tetap memiliki peranan yang

15
Bock, Acts, 64. Ellis membagi narasi Kisah Para Rasul berdasarkan perkembangan ekspansi penyebaran Injil
secara geografis sebagai berikut: 1:1-7:60 (Yerusalem); 8:1-11:18 (Yudea and Samaria); 11:19-12:25 (Siria);
13:1-16:10 (Siprus and Asia Kecil); 16:11-19:22 (Yunani); 27:1-28:31 (Roma). Lihat Earle Ellis, “‘The End of
the Earth’ (Acts 1:8),” Bulletin for Biblical Research 1 (1991): 121
16
Heryanto David Lie. “ Penggenapan Progresif Misi Allah dalam Kisah Para Rasul 1:8.” Jurnal Jaffray.
Volume 15 Nomor 1. 2017 hlm.77
17
Sunarto. “Gereja Dan Pelayanan Sosial Dalam Perspektif Alkitab”. Tedeum: Jurnal Teologi dan
Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 1,2012,hlm.123
7
sangat penting dalam perjalanan misi sekarang ini. Peranan Roh Kudus dalam konteks misi
sekarang ini adalah :
1. Roh Kudus memberikan kuasa untuk melaksanakan misi
Memberitakan Injil adalah sebuah tugas yang mulia sebagai respon dari syukur kepada
Tuhan atas keselamatan yang dianugerahkan kepada orang percaya. Namun perlu disadari
bahwa manusia memiliki keterbatasan. Sehingga diperlukan kuasa dari Tuhan untuk
memampukan manusia untuk melakukan tugas pemberitaan Injil. Selain itu proses penumbuhan
benih yang ditaburkan merupakan cara kerja ilahi yang dikerjakan oleh Roh Kudus kepada
setiap orang yang mendengar berita Injil.18. Walaupun Tuhan tidak dapat dilihat secara kasat
mata, namun Tuhan senantiasa menyertai dan memberikan kuasa kepada para hamba Tuhan
yang melakukan pelayanan pemberitaan Injil. Mereka adalah orang-orang yang diberikan
otoritas /kuasa dari Allah untuk menyatakan kebesaran namaNya. Tidak ada pelayanan misi
yang dapat dilakukan tanpa kuasa Allah. Gereja bersandar kepada kuasa Roh Kudus 19 .
Pelayanan misi adalah pelayanan yang bersifat rohani sehingga hanya dapat dilakukan oleh
kuasa Roh Kudus. Dan Tuhan akan senantisa menyertai pelayanan misi sampai kepada akhir
zaman.20
2. Roh Kudus membuat pelayanan misi menjadi efektif.
Roh kudus bukan hanya memberikan kuasa untuk melakukan tugas misi melainkan Roh
kudus juga menjadikan setiap orang percaya efektif dalam melakukan tugas misi di muka bumi
ini. Roh Kudus akan membantu para saksi Kristus untuk menjadi efektif dalam konteks
pelayanan misi di abad 21 ini. Efektivitas pelayanan misi sangat ditentukan dengan metode misi
yang digunakan, namun tidak semua metode yang digunakan dapat berhasil tanpa hikmat dan
pimpinan dari Roh Kudus. Banyak para hamba Tuhan terjebak menggunakan “cara dunia”
untuk melakukan pelayanan misi dan sering berakhir dengan kegagalan karena Tuhan tidak
dilibatkan dalam “cara” tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa misi yang sangat efektif
adalah misi yang lahir dari pimpinan Tuhan dan dilakukan secara kontekstual sesuai situasi
yang ada.
Strategi misi tidak selalu dengan melakukan kebaktian rohani atau kegiatan
kemanusiaan, namun harus diimbangi juga dengan penggunaan teknologi khususnya di era
industri 4.0. Penggunaan teknologi sebagai sarana misi terbukti sangat menolong dalam
pemberitaan firman Tuhan ke seluruh dunia. Apalagi ditunjang dengan internet yang sudah

18
J.Herbert Kane, Understanding Christian Mission ( Grand Rapids: Baker Book House, 1990),hlm.300
19
Rudi Silitonga.”Amanat Agung Dan Kemajemukan Agama: Suatu Refleksi”.STULOS: Jurnal Teologi.Volume
16 Nomor 1.2018.hlm.78
20
Daniel Sutoyo.”Peran Roh Kudus dalam Pemberitaan Injil”.Antusias: jurnal Teologi dan Pelayanan.Volume 1
Nomor 3.2011.hlm.11
8
merambah sampai ke pelosok dunia.21. Gereja harus memiliki misi untuk memberitakan injil
kepada seluruh umat manusia dan itu sudah dimulai sejak era Tuhan Yesus dan para Murid dan
akan terus dilanjutkan hingga era generasi digital sekarang ini. Perkembangan teknologi digital
merupakan kesempatan bagi gereja untuk melaksanakan misi Amanat Agung. 22 . Dalam
pelaksanaan misi di abad 21, perlu melakukan pendekatan dialog antar umat beragama
sehingga misi tidak hanya semata-mata menjadikan orang lain beragama “ Kristen” namun
lebih memperhatikan aspek pluaritas sehingga lahir dialog pluralis antar sesama pemeluk
agama.23 Semua strategi dan metode misi akan menjadi efektif jika menggunakan hikmat dan
pimpinan dari Roh kudus.
3. Roh kudus memberikan progresifitas misi kepada orang-orang percaya
Misi tidak boleh statis, dan misi harus terus bergerak. Misi akan bergerak menembus
batas geografis, batas budaya, batas usia, batas sosial budaya dan batas-batas lainnya.
Pergerakan misi yang dinamis harus senantiasa bersifat progresif. Misi yang efektif akan terus
berkembang sampai kepada bagian-bagian terkecil yang “tidak dijangkau/tidak terjangkau”
oleh manusia. Hal ini yang mendorong para misionaris untuk bergerak dalam misi sampai ke
pelosok dunia, ke wilayah pelosok yang ada dunia, bahkan ke wilayah yang belum pernah
dijamah oleh manusia. Motivasi yang kuat dari para misionaris perlu dijadikan contoh/teladan
bagi setiap orang percaya. Roh kudus yang mendiami setiap orang percaya juga akan terus
bergerak mengikuti pergerakan misi yang ada. Misi harus dimulai dari lingkungan terkecil,
lingkungan tempat tinggal dan tempay bekerja dan kepada orang-orang terdekat yaitu
keluarga,saudara,rekan/sahabat dan tetangga. Dari lingkungan terdekat itu misi akan meluas
kepada lingkungan yang lebih besar yaitu kota dan bangsa. Panggilan untuk mengusahakan
kesejahteraan kota merupakan panggilan misi yang juga diamanatkan kepada orang percaya.
Dan yang terakhir misi dilakukan dalam lingkungan yang terjauh yaitu bangsa-bangsa / suku-
suku bangsa yang belum mendengar Injil ( unreach people).
Data statistik menunjukan jika di Indonesia sendiri ada 127 suku terabaikan. Suku-suku
tersebut dianggap terabaikan apabila suku tersebut melebihi populasi 10.000 jiwa dengan
kurang dari 1% jumlah warganya yang mengenal Kristus. Suku-suku terabaikan di Indonesia
terletak dalam 23 rumpun yang tersebar di hampir seluruh Indonesia. Menjadikan semua dunia
menjadi murid Kristus sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus merupakan sebuah
perjuangan yang harus terus diupayakan bersama-sama dan Roh kudus melalui orang percaya

21
Aripin Tambunan.”Perubahan Sosial: Masa Depan Gereja”.Jurnal Transformasi.Volume 10 No
1.2014.hlm.101
22
Daniel Ronda.” Pemimpin dan Media: Misi Pemimpin Membawa Injil Melalui Dunia Digital”. Jurnal
Jaffray.Volume 14 Nomor 2.2016. hlm.196
23
Freddy Siagian. “Rekonstruksi Misi Gereja di Abad 21”. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia. Volume 1
Nomor 4. 2016.hlm.11.
9
akan terus bergerak secara progresif ke seluruh belahan dunia sampai pemenuhan janji Tuhan
terjadi, yaitu bahwa injil akan diberitakan ke seluruh bumi lalu barulah tiba kedatangan Tuhan
Yesus ke dua kalinya.

METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan untuk memperdalam penelitian tentang peranan Roh Kudus
dalam konteks misi masa kini berdasarkan Kisah Para Rasul 1:8 adalah penelitian pustaka (
Library Research ) yakni pengumpulan dari jurnal dan buku seperti yang tercantum dalam
daftar pustaka. Penulis kemudian melakukan analisis terhadap sumber-sumber yang terkait
yang rinci dan mendalam. Hasil analisis dari kajian Biblikal Kisah Para Rasul 1:8 akan
impelementasikan ke dalam peranan Roh Kudus terhadap konteks misi masa kini.

KESIMPULAN
Roh kudus telah dicurahkan sesuai dengan janji Tuhan dalam Kisah Para Rasul 1:8.
Sejak Roh Kudus diterima oleh para murid maka para murid melakukan pelayanan misi dengan
efektif. Roh Kudus menjadi pemimpin dalam pergerakan misi di dalam Kitab Kisah Para Rasul,
sehingga keKristenan yang awalnya hanya dikenal di Yerusalem maka akhirnya dikenal sampai
ke segala bangsa. Peranan Roh Kudus tidak hanya berhenti di kitab Kisah Para Rasul melainkan
juga akan terus berkembang sampai hari ini dan memimpin pergerakan misi di seluruh belahan
dunia. Strategi misi akan terus berkembang dan Roh Kudus akan memberikan hikmat bagi para
hamba Tuhan untuk dapat menjangkau dunia bagi Kristus.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Darsono. Perspektif Misi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. ( Medan:
Pelita Kebenaran Press,2018)
Ds.H.Van Den Brink.Tafsiran Kisah Rasul.(Jakarta: BPK,1980)
FF Bruce.Tafsiran alkitab Masa Kini 3 ( Matius-Wahyu). ( Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina
Kasih,1981)
Kane, J.Herbertm. Understanding Christian Mission .( Grand Rapids: Baker Book House,
1990)
Wiersbe, Warren W. Dinamis di dalam Kristus. ( Bandung: Yayasan Kalam Hidup,1987)
Adrianus Pasasa.”Dasar Alkitab Tentang Misi Dalam Konteks Perkotaan”.Tedeum: Jurnal
Teologi dan Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 2,2013
Aripin Tambunan.”Perubahan Sosial: Masa Depan Gereja”.Jurnal Transformasi.Volume 10
No 1.2014
Asih Rachmani Endang Sumiwi.”Analisis Biblika Bsaptisan Roh Kudus dan Penuh dengan
Roh Kudus”. Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 1.2018

10
Bartholomeus Diaz Nainggolan.”Penafsiran Kisah Para Rasul 1:8 dan Implementasi Misi
Pemberitaan Injil Lintas Budaya.” Jurnal Koinonia. Volume 6 Nomor 2. 2013.
Daniel Sutoyo.”Peran Roh Kudus dalam Pemberitaan Injil”.Antusias: jurnal Teologi dan
Pelayanan.Volume 1 Nomor 3.2011
Daniel Lucas Lucito. “Baptisan dan Kepenuhan Roh: Sebuah Perbandingan Antara
Pandangan Kekinian dengan Data Kisah Para Rasul.”Veritas: jurnal Teologi. Volume
11 Nomor 1.2010
Daniel Ronda.” Pemimpin dan Media: Misi Pemimpin Membawa Injil Melalui Dunia Digital”.
Jurnal Jaffray.Volume 14 Nomor 2.2016
Freddy Siagian. “Rekonstruksi Misi Gereja di Abad 21”. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia. Volume 1 Nomor 4. 2016
Harls Evan R Siahaan. “Memaknai Pentakostalisme dalam Maksud Politis Lukas : Analisis
Kisah Para Rasul 1:6-8”. Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen.Volume 3
Nomor 1.2018
Heryanto David Lie. “ Penggenapan Progresif Misi Allah dalam Kisah Para Rasul 1:8.” Jurnal
Jaffray. Volume 15 Nomor 1. 2017
Jermia Djadi.”Baptisan Roh Kudus Berdasarkan Perjanjian Baru.” Jurnal Jaffray. Volume 12
Nomor 1. 2014
Kalis Stevanus.” Mengimplementasikan Pelayanan Yesus dalam Konteks Misi Masa Kini
Menurut Injil Sinpotik”. Jurnal Fidei.Volume 1 Nomor 2.2018
Mulyo Kadarmanto.”Penginjilan Dan Tanggung Jawab Sosial”.STULOS:Jurnal
Teologi.Volume 9 Nomor 1.2012
Rudi Silitonga.”Amanat Agung Dan Kemajemukan Agama: Suatu Refleksi”.STULOS: Jurnal
Teologi.Volume 16 Nomor 1.2018
Sunarto. “Gereja Dan Pelayanan Sosial Dalam Perspektif Alkitab”. Tedeum: Jurnal Teologi
dan Pengembangan Pelayanan.Volume 02 Nomor 1,2012
Susanto Dwi Raharjo.”Kajian Eksegetikal Amanat Agung Menurut Matius 28:18-20”.Jurnal
Teologi Gracio Deo.Volume 1 No 2.2019

11

Anda mungkin juga menyukai