Anda di halaman 1dari 3

Hairin sekalian, hidup adalah pilihan.

Kita yang sekarang adalah hasil daripada pilihan pilihan kita di masa lalu. Kita di masa lalu dan di
masa depan pun adalah hasil dari pilihan pilihan yang kita ambil sebelumnya.

Sebagimana yang disampaikan penulis dari buku Beyond The Inspiration Bernama Felix Siauw bahwa
kita akan hidup berdasarkan pilihan pilihan yang kita buat, kita akan dinilai sesuai dengan pilihan-
pilihan yang kita ambil, dan kita akan dihargai sesuai dengan pilihan-pilihan kita selama ini, sehingga
kita akan menjadi seperti apa yang kita pilih dalam setiap segmen dari kehidupan kita.

Contoh realitasnya adalah kisah si pesimus dan si optimus. Mereka berdua memiliki keluhan yang
sama, yakni gelap gulita di kala malam hari tiba. Hingga suatu hari, di saat yang bersamaan, namun
pada tempat yang berbeda, si pesimus dan optimus berkata “Ededeh! Na sessa jaki! Ndada cahaya”.
Singkat cerita, Berbeda dari pesimus yang hanya tau mengeluh, optimus berupaya mencari cara
bagaimana memudahkan masyarakat untuk beraktivitas di malam hari dengan melakukan riset yang
percobaannya baru berhasil setelah 9.998 kali kegagalan. Ialah Thomas Alva Edison.

See? Kita bisa lihat sekarang siapa yang dikenang. Tentu kita hanya dapat mengenang Thomas Alva
Edison karena jasanya melalui riset, sedangkan kita sama sekali tidak mampu mengenal terlebih lagi
untuk mengenang mereka yang hanya tau mengeluh tanpa melakukan riset sebagai solusi. Kisah tadi
merupakan bukti nyata bahwa kita akan dihargai sesuai dengan pilihan-pilihan yang kita pilih. Som
kalian pilih menjadi siapa? Pesimus atau Optimus?

Ada banyak hal di dunia ini yang kerap kali kita sepelekan. Riset salah satunya. Berdasarkan video
yang saya buat, didalamnya telah terjabarkan setidaknya 2 definisi riset menurut ahli yang
kesimpulannya adalah riset mengajari kita untuk berpikir kritis dengan merasa resah pada suatu
permasalahan sekitar, kemudian mencari solusinya melalui riset ataupun menuangkan ide kita
melalui riset. Kenapa harus melalui riset? Kenapa tidak langsung diselesaikan saja permasalahannya
ataupun serta-merta saja usungkan idenya?

Rupanya, riset memaksakan kita untuk pintar. Mengumpulkan data-data, tidak asal ngomong.
Dengan riset, yang awalnya kita tidak tahu akan satu hal, namun setelahnya kita bahkan sudah tahu
data-data bahkan sumber data sampai tanggal terbitannya.

Begitulah riset. Memaksakan kita untuk memperbanyak referensi karena pada dasarnya, setiap
pilihan, konsekuensi selalu ikut andil dalamnya. Inipun berlaku pada riset. Memilih melakukan riset
sama halnya menerima konsekuensi berupa perbanyak baca buku, pertajam pemikiran, kritis dalam
berpikir, pemerhati dalam mengambil keputusan, peka terhadap lingkungan, dan tentunya salah
satu jembatan utama to be a useful person, manusia yang memberikan berbagai manfaat kepada
khalayak ramai.

Fun fact-nya, kita dapat mengetahui mindset seseorang melalui risetnya karena kita tahu,
pemikirannya seperti apa, hanya dengan membaca laporan riset yang telah dilakukannya, juga kita
tau referensi/bacaan dia seperti apa, bagaimana cara dia dalam menganalisis dan memecahkan
suatu permasalahan.

Syukur-syukur, di SMAIT Nurul Fikri Makassar, betul memang kita di wajibkan untuk membuat KTI
yang dimana ini merupakan jenis riset murni atau riset yang meliputi pengembangan, pengujian,
verifikasi dan memperjelas metode riset, prosedur, teknik dan juga alat yang membentuk
metodologi riset tersebut. Tapi tanpa kita sadari justru satu pekerjaan yang memumetkan ini,
ternyata bisa menjadi salah satu simulasi/bekal kita sebelum perkuliahan dan mendapatkan benefit
riset seperti yang saya ungkapkan tadi.
Tidak hanya riset murni, di SMAIT Nurul Fikri Makassar, tak jarang kita melakukan riset terapan
terutama pada pembelajaran biologi dan kimia. Akan ada kesenangan tersendiri kala mencampur
dua atau lebih senyawa, kemudian mengobservasi reaksi yang terjadi terhadapnya. Ataupun
identifikasi serta menganalisis struktur tubuh hewan-hewan.

Contoh kecilnya adalah seseorang yang mengeluh sebab tidak ada penerang di malam hari dan
memilih untuk merasa cukup dengan hanya menggerutu tanpa berupaya mencari solusi efektif,
maka ia hanya dikenal bahkan belum tentu dikenal sesuai dengan tindakannya, yakni seorang
masyarakat bias

Di sisi lain, seseorang yang juga memiliki keluhan yang sama, kemudian memilih melakukan riset
dalam rangka mengatasi keresahannya terhadap lingkungan sekitar yang gelap saat malam tiba
dengan menemukan lampu, yang tentu saja penghargaannya jauh lebih besar daripada seorang
masyarakat biasa, yakni seorang penemu lampuSekilas seolah-olah aktivitasnya sama-sama memetik
dan memainkan gitar. Namun, sebenarnya pilihan-pilihan yang dibuat secara akumulatif adalah
berbeda.

Kepada yang terhormat, bapak dan ibu dewan juri yang telah merelakan waktunya demi
memberikan sumbangsih terhadap kemajuan Indonesia.

Kepada yang terhormat pula, bapak dan ibu panitia yang sudah pasti telah bekerja keras untuk
terlaksananya lomba ini.

Tak lupa pula kepada teman-teman seperjuangan yang meskipun Lelah tapi tetap bangkit dan
berjuang hingga hari ini.

Assalamu alaikum

HAYYA BINA….

Seperti contoh yang saya peragakan tadi, saya jatuh, kemudian memilih untuk bangkit. Namun,
sebenarnya terdapat dua pilihan yang dapat saya ambil kala itu.

Pertama, memilih malu, kemudian Kembali ke tempat duduk saya, dan pulang dengan rasa
penyesalan seumur hidup sebab tidak memilih untuk tetap melanjutkan apa yang telah saya
persiapkan sebelumnya. Kedua, saya memilih malu, kemudian bangkit, dan bersuara seperti saat ini.

Gud mo;ning everyone! I’d like to introduce my self, I am Andi Sitti Ariqah Salsabila Alqadri and
Senior High School of Nurul Fikri Makassar is my beloved school.

Beberapa hari yang lalu, saya membaca data dari Badan Pusat Statistika dan Kementrian Pendidikan
dan Budaya Indonesia, dan betapa terkejutnya saya mendapati bahwa Sulawesi Selatan berada di
peringkat 6 dari 11 provinsi yang angka buta hurufnya melebihoi angka nasional. Juga yang kita
ketahui Bersama, Indonesia berada di peringkat rendah dalam survey tingkatan minat baca di setiap
negara. Sungguh miris, bukan?

Hey! Jangan patah semangat dulu! Sebab, Ariqah di sini hadir untuk menawarkan kontribusi juga
solusi-solusi yang tentunya kreatif, inovatif, namun tetap realistis melalui visi saya apabila terpilih
sebagai duta baca kota Makassar, yaknimewujudkan linglkungan cinta literasi dengan menerapkan
program HABITS. Penasaran, tidak, apa maksud dari program HABITS? Program HABITS ialah
singkatan dari Hidupkan Akitivitas Baca Tingkatkan Solidaritas, dimana program ini bertujuan
menggerakkan turungka siagang tulolona Makassar dalam pemberantasan buta huruf dan
peningkatan budaya literasi dengan menjalankan misi-misi yang telah saya rancang, yakni:

Pertama, membantu dinas perpustakaan Makassar dalam pengoptimalan program kerja yang telah
ada sebelumnya, seperti mengoptimalkan program GMGM atau Gerakan Masyarakat Gemar
Membaca dengan lebih memaksimalkan layanan perpustakaan keliling.

Kedua, semua informasi bisa kita akses dari internet, yang dimana itu merupakan salah satu
perwujudan fungsi bagi perpustakaan. Namun, ada satu hal yang teramat penting, yang tidak
mungkin kita dapatkan melalui searching di internet, yakni komunikasi atau kegiatan berinteraksi
sesama manusia. Oleh karena itu, apabila saya ditakdirkan untuk menjadi duta baca Makassar, saya
dan pihak dinas perpustakaan Makassar akan membangun KAFE KITA, Kafe Kumpulan Insan
Terpelajar Makassar.

Kafe, bukan sembarang kafe, teman-teman sekalian. Kafe KITA ini akan mengaplikasikan system
MIKIR, Mari Investasi Kembangkan Indonesia dengan Relakan 2 buku untuk disumbangkan.
Maksudnya, setiap individu yang hendak berkegiatan di kafe KITA, wajib untuk menyumbangkan 2
buku jika ingin menikmati fasilitas kafe KITA selama seumur hidup.

Pasti ada yang bertanya-tanya, mau dikemanakan buku itu? Buku-buku hasil sumbangan tadi akan
disalurkan dan disebarluaskan ke kafe-kafe yang berada di kota Makassar agar perwujudan dari visi
yang saya sampaikan tadi lebih realistis dalam menciptakan lingkungan HCl, Habit Cinta Literasi.
Sekaligus mewujudkan salah satu fungsi perpustakaan sebagai tempat rekreasi.

Ketiga,

Anda mungkin juga menyukai