Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916

Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

EVALUASI TEGANGAN PADA SISTEM PERPIPAAN DARI TANGKI AMMONIA


PLANT KAPASITAS 40000 MT
Pekik Mahardhika1, M. Choirul Rizal2, Adi Wirawan H3, Mades Darul K4
1,2,3,4
Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
E-mail: pekikmahardhika@ppns.ac.id

ABSTRAK
Pada makalah ini dilakukan evaluasi tegangan pada sistem perpipaan Ammonia Plant. Ammonia Plant sangat
dibutuhkan di dunia industri yang digunakan untuk resin, bahan peledak, plastik, dan lain-lain. Menurut data dari
tahun 2014 ke 2019 kebutuhan ammonia anhydrous terus meningkat. Kebutuhan tahun 2014 berkisar 140 juta
metric ton dan tahun 2019 mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 150 juta metric ton. Ammonia Plant
yang ada di Indonesia salah satunya berada di Kalimantan Timur. Sistem perpipaan Ammonia Plant tersebut sudah
beroperasi sejak tahun 2004 dan belum sekalipun diinspeksi secara berkala. Objek penelitian adalah sistem
perpipaan ammonia plant dari tangki kapasitas 40000 MT. Sistem perpipaan memiliki peran penting di dalam
industri proses sehingga harus terjamin kinerjanya. Code dan standard yang mengatur sistem perpipaan industri
proses yaitu ASME B31.3. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi, nilai tegangan longitudinal akibat sustain load
dan tegangan hoop line pada 4 line number yang tergolong critical hampir semuanya tergolong kriteria diterima
karena nilainya lebih rendah dari tegangan ijin sebesar 20000 psi, kecuali pada line number 12"-AL-09505-LK1-
C35 yang tergolong kriteria ditolak karena memiliki nilai tegangan longitudinal akibat sustain load sebesar
1178836.70 psi yang melebihi nilai tegangan ijin.

Kata Kunci: ammonia, tegangan longitudinal, tegangan hoop line, sustain load

ABSTRACT
This paper evaluates the stress on the Ammonia Plant piping system. Ammonia Plant is very much needed in the
industrial world for resins, explosive materials, plastics, and others. According to data from 2014 to 2019 the
demand for anhydrous ammonia continues to increase. The demand for 2014 was around 140 million metric tons
and in 2019 there was a significant increase of 150 million metric tons. One of the ammonia plants in Indonesia
is in East Kalimantan. The Ammonia Plant piping system has been operating since 2004 and has not been inspected
periodic. The object of research is the ammonia plant piping system from a tank with a capacity of 40000 MT. The
piping system has an important role in the process industry, so its performance must be guaranteed. The code and
standards governing the industrial process piping system, namely ASME B31.3. Based on the results of the analysis
and evaluation, almost all of the longitudinal stress values due to sustain load and hoop line stress on 4 line
numbers are classified as accepted criteria because their values are lower than the allowable stress of 20000 psi,
except for line number 12 "-AL-09505- LK1-C35 which is classified as the criteria is rejected because it has a
longitudinal stress value due to the sustain load of 1178836.70 psi which exceeds the allowable stress value.

Keywords : ammonia, longitudinal stress, hoop line stress, sustain load

1. PENDAHULUAN kinerja sistem perpipaan menjadi sangat dominan.


Ammonia Plant sangat dibutuhkan di dunia Demi menjamin kinerja sistem perpipaan tetap
industri dan digunakan untuk resin, bahan peledak, sesuai dengan rancangan awal, maka langkah-
plastik, dan lain-lain [1], [2]. Kebutuhan ammonia langkah seperti evaluasi perlu dilakukan secara
anhydrous dari tahun ketahun terus meningkat. Pada berkala. Code dan standard yang mengatur sistem
data tahun 2014 produksi ammonia anhydrous perpipaan di jenis industri tersebut yaitu ASME
berkisar 140 juta metric ton di seluruh dunia. Data B31.3.
kebutuhan terakhir pada tahun 2019 menunjukkan Makalah ini mencoba melakukan analisa pada
bahwa kenaikan angka yang signifikan yaitu sebesar sistem perpipaan pada ammonia plant dengan aspek
150 juta metric ton [3]. Di Ammonia plant pastinya tegangan dan fleksibilitas. Pada tahap analisanya
akan terdiri dari beberapa sistem di dalamnya. Salah adalah meninjau nilai tegangan pipa yang terjadi
satu sistem terpenting yang dijumpai yaitu sistem tidak boleh melebihi tegangan pipa yang diijinkan
perpipaan. Ammonia plant merupakan suatu industri sesuai kode ASME B31.3 [4]. Jika tegangan yang
chemical processing. Peran sistem perpipaan terjadi melebihi tegangan yang diijinkan code maka
sangatlah penting yaitu selain mendistribusikan juga bisa terjadi deformasi pipa ataukah kegagalan sistem
mencampur, memisahkan, mengontrol maupun perpipaan [5]. Sehingga dalam proses desain sistem
mengukur fluida proses [4]. Oleh sebab itu tuntutan perpipaan diperlukan analisa tegangan statis ataupun
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

dinamis untuk menjamin keamanan desain dan


operasional pipa [6]. Proses menganalisa tegangan
maupun fleksibilitas merupakan metode yang
penting untuk memastikan secara numerik bahwa
sistem perpipaan dalam engineering dinyatakan
aman [7], [8]. Objek yang diteliti yaitu sistem
perpipaan dari tangki penyimpanan berkapasitas
sebesar 40.000 MT ammonia plant yang berlokasi di
Kalimantan Timur. Hal ini dilakukan karena sejak
sistem ini beroperasi tahun 2004 belum pernah
dilakukan kegiatan pengecekan atau inspeksi secara
berkala.

2. METODOLOGI Gambar 2. Kriteria Critical Line Untuk Static


Makalah ini dikerjakan secara perhitungan Equipment
manual. Metode perhitungan dan kriteria
menggunakan ASME B31.3 Process Piping.
Perhitungan manual tersebut fokus terhadap beban
statis yang mengakibatkan besarnya fleksibilitas
yang terjadi dan apakah masih memenuhi kriteria
code ASME B31.3. Metodologi penelitian pada
makalah ini ditunjukkan pada diagram alir berikut.

Gambar 3. Kriteria Critical Line Untuk Rotating


Equipment
Keterangan:
Kriteria A : Tidak perlu dianalisa
Kriteria B : Harus dikoreksi dengan metode
sederhana
Kriteria C : Detail analisa harus dihitung
dengan komputer
Kriteria pipa kritis menurut DNV Recommended
Practice D101 sebagai berikut [9].
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
a. Semua jalur pada temperatur desain di
Kriteria jalur perpipaan terdapat dua jenis yaitu atas 180° C.
critical line dan non critical line. Dalam penentuan b. NPS 4" dan lebih besar pada temperatur
critical line list ada beberapa cara yang bisa dirujuk. desain di atas 130 ° C.
Rujukannya yang dipakai pada makalah ini adalah
c. 136 ´ GDQ OHELK EHVDU SDGD temperatur
buku Achmad Chamsudi, Recommended Practice
desain di atas 105° C.
DNV RP D101, dan Kriteria Kontraktor. Ketiga d. Semua jalur dengan temperatur desain di
rujukan kriteria tersebut digunakan untuk bawah -30° C dan di mana kemungkinan
menentukan jalur pipa manakah yang kritis dan jalur WHUEHVDU û7 ! ƒ&
tersebut diambil dari line number di PFD. Jalur yang e. Jalur pipa NPS ´ GDQ OHELK EHVDU GHQJDQ
kritis saja yang akan dilakukan evaluasi tegangan.
temperatur desain di bawah -30° C dan di
Kriteria pipa kritis menurut buku Achmad PDQD NHPXQJNLQDQ WHUEHVDU û7 ! ƒ C.
Chamsudi pada pipa yang terhubung static dan f. Jalur pipa NPS 16´ dan lebih besar
rotating equipment sebagai berikut [7]. dengan temperatur desain di bawah -30°
& GDQ GL PDQD NHPXQJNLQDQ WHUEHVDU û7
> 115° C.
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

g. Jalur pipa NPS 3´ dan lebih besar dengan Kriteria pipa kritis menurut kontraktor jika
ketebalan dinding lebih besar dari 10% dilakukan pemodelan dan simulasi analisa tegangan
diameter pipa luar. (Biasanya adalah menggunakan bantuan komputer sebagai berikut.
perpipaan injeksi air dan perpipaan [10]
tekanan tinggi API yang digunakan di
a. Semua jalur pipa dengan temperatur
unit pengeboran).
h. 3LSD EHUGLQGLQJ WLSLV 136 ´ dan lebih desain lebih dari 425° C (800° F).
besar dengan ketebalan dinding kurang b. Proses, regenerasi, dan jalur decoking ke
dari 1% dari diameter pipa luar. (tipikal dan dari semua pemanas yang dibakar dan
adalah pipa pembuangan generator turbin generator uap.
gas). c. Jalur proses ke dan dari semua kompresor
i. Semua jalur pipa NPS 3" dan yang lebih dan semua blower.
besar yang terhubung ke peralatan sensitif d. Semua nominal diameter 80 mm dan lebih
seperti peralatan berputar. Namun, besar terhubung ke peralatan berputar
saluran minyak pelumas, saluran media lainnya.
pendingin dan lain-lain untuk peralatan e. Jalur pipa proses utama dan regenerasi ke
tersebut tidak boleh dipilih karena item dan dari reaktor.
ini. f. Semua jalur pipa yang berisi sambungan
j. Semua perpipaan yang dianggap terkena ekspansi.
getaran karena beban internal dan g. Semua jalur pipa dengan lapisan tahan api
eksternal seperti tekanan transien, internal (internal refractory lining).
slugging, vortex shedding induced h. Semua jalur pipa nominal diameter 100
osillations, gas berkecepatan tinggi dan mm dan lebih besar terhubung ke penukar
herby acoustic getaran membran dinding panas berpendingin udara.
pipa. i. Semua jalur pipa nominal diameter 150
k. Semua perpipaan terhubung ke pressure mm dan lebih besar dengan temperatur
relief valve dan rupture disc. desain 200°C atau lebih.
l. Semua pipa blowdown NPS 2´ dan lebih Kriteria kontraktor jika analisa menggunakan
besar tidak termasuk saluran perhitungan manual
pembuangan. a. Semua jalur NPS 500 mm dan lebih besar,
m. Semua perpipaan di sepanjang flare tanpa memperhatikan suhu desain.
tower. b. Semua jalur NPS 300 mm dan yang lebih
n. Semua perpipaan di atas NPS 3" besar terhubung ke tangki penyimpanan.
kemungkinan besar akan terpengaruh
oleh pergerakan penghubung peralatan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
atau oleh defleksi struktur. 3.1 Penentuan Critical Line List
o. Perpipaan GRE NPS 3" dan lebih besar. Pada penentuan pipa kritis ini digunakan 3
p. Semua perpipaan NPS 3´ dan yang lebih metode kriteria yaitu menurut buku achmad
besar untuk uap keluar. chamsudi, DNV RP D101, dan kriteria kontraktor.
q. Jalur pipa vertikal panjang (umumnya 20 Sehingga dengan adanya ketiga metode ini akan
meter dan lebih tinggi). membantu lebih tepat sasaran dalam hal menentukan
r. Semua produksi dan injeksi manifold jalur pipa bisa dikatakan kritis atau tidak kritis. Jika
dengan pipa penghubung. dinyatakan kritis menurut salah satu kriteria maka
s. Jalur lingkaran api yang termasuk semua dianggap pipa kritis. Jalur perpipaan yang kritis akan
saluran hidrokarbon yang mengandung dilanjutkan dengan pemodelan dan simulasi dengan
minyak dan gas. Jika instalasi akan bantuan software. Tabel 1 adalah data spesifikasi
dirancang untuk penutupan yang aman pipa yang diambil dari PFD dan data sheet. Data dari
setelah ledakan / ledakan desain yang tabel 1 tersebut digunakan untuk menentukan
tidak disengaja. Jalur pipa lain yang kriteria pipa kritis.
ditentukan dalam spesifikasi proyek DAL
atau dokumen proyek serupa harus utuh Tabel 1. Spesifikasi Pipa Ammonia Plant Ada
setelah ledakan. (Periksa peraturan Objek Yang Diteliti
nasional dan peraturan kelas yang relevan
seperti DNVGL-OS-A101). System Line Nama
Spesifikasi
Element Number Peralatan
t. Jalur pipa yang termasuk dalam kategori
III menurut PED untuk instalasi yang Piping 24"-AL- Ammonia Liquid Sch 20, BE,
09502-LK1- Withdrawal ASTM-A333-
akan ditempatkan di Eropa. C35 Line (To Pump - 6, SMLS or
u. Jalur lain yang diminta oleh pemilik, P-9501A/B/C) ERW
class society, proyek atau analis tegangan
pipa yang bertanggung jawab kritis.
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

System Line Nama


Spesifikasi
Element Number Peralatan
20"-AL- Ammonia Liquid Sch 20, BE,
09504-LK1- Withdrawal ASTM-A333-
C35 (lanjut Line (Pump - P- 6, SMLS or
ke 16"-AL- 9501A Suction ERW
09504-LK1- Line)
C35)
12"-AL- Ammonia Liquid Sch 30, BE,
09506-LK1- Withdrawal ASTM-A333-
C35 Line (Pump - P- 6, SMLS
9501B
Discharge Line)

16"-AL- Ammonia Liquid Sch 20, BE, Gambar 6. Penentuan Kriteria Critical Line List
09505-LK1- Withdrawal ASTM-A333-
C35 Line (Pump 6, SMLS or Pada Line Number 12"-AL-09506-LK1-C35
Discharge Line ERW
to loading arm) Pada line number 16"-AL-09505-LK1-C35

Berikut adalah hasil penentuan critical line list


menurut Buku Achmad Chamsudi:
Pada line number 24"-AL-09502-LK1-C35

Gambar 7. Penentuan Kriteria Critical Line List


Pada Line Number 16"-AL-09505-LK1-C35

Tabel 2 merupakan rangkuman hasil penentuan


critical line list menurut buku Achmad Chamsudi
Gambar 4. Penentuan Kriteria Critical Line List
dari gambar 4 sampai gambar 7. Gambar 4
Pada Line Number 24"-AL-09502-LK1-C35
merupakan pipa yang terhubung dengan tangki
(static equipment) dan gambar 5 sampai gambar 7
Pada line number 20'-AL-09504-LK1-C35
merupakan pipa yang terhubung dengan rotating
equipment. Hasil menunjukkan bahwa menurut buku
Achmad Chamsudi jika ke 4 line number tersebut
termasuk kriteria A yang berarti tidak perlu dianalisa
(non critical). Sehingga line number tersebut tidak
perlu dianalisa lebih lanjut.

Tabel 2. Kriteria Critical Line List Menurut


Achmad Chamsudi
Temperatur Tekanan
Line Kerja Kerja
No NPS Kriteria
Number
C F bar psi
24"-
AL-
Gambar 5. Penentuan Kriteria Critical Line List Non
1 09502- 24 -33 -27.4 2.07 30.12
Critical
Pada Line Number 20'-AL-09504-LK1-C35 LK1-
C35
20"-
AL-
Pada line number 12"-AL-09506-LK1-C35 09504-
Non
2 LK1- 20 -33 -27.4 2.07 30.12
Critical
C35
(lanjut
ke 16"-
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

Temperatur Tekanan lebih besar yang terhubung ke peralatan berputar


Line Kerja Kerja
No
Number
NPS Kriteria (rotating equipment). Sehingga menurut kriteria
C F bar psi kontraktor ke 4 line number tersebut dinyatakan
AL- critical. Sehingga line number tersebut perlu
09504-
LK1-
dianalisa lebih lanjut.
C35)
12"- Tabel 4. Kriteria Critical Line List Menurut
AL- Kontraktor
Non
3 09506- 12 -33 -27.4 2.07 30.12 Temperatur Tekanan
Critical Line NPS
LK1- No Kerja Kerja Kriteria
C35 Number (DN)
C F bar psi
16"- 24"-
AL- AL-
Non 24 -
4 09505- 16 -33 -27.4 2.07 30.12 1 09502- -27.4 2.07 30.12 Critical
Critical (600) 33
LK1- LK1-
C35 C35
20"-
Pada tabel 3 merupakan hasil penentuan critical AL-
line list menurut DNV RP D101. Pada 4 line number 09504-
LK1-
WHUVHEXW SLSD PHPLOLNL 136 OHELK GDUL ´ yang C35
terhubung dengan rotating equiment dan memiliki 20 -
2 (lanjut -27.4 2.07 30.12 Critical
(500) 33
temperatur desain di bawah -30°C sehingga menurut ke 16"-
DNV RP D101 dinyatakan critical line. Sehingga AL-
09504-
line number tersebut perlu dilakukan analisa lebih LK1-
lanjut. C35)
12"-
Tabel 3. Kriteria Critical Line List Menurut DNV AL-
12 -
3 09506- -27.4 2.07 30.12 Critical
RP D101 LK1-
(300) 33
Temperatur Tekanan C35
Line Kerja Kerja
No NPS Kriteria 16"-
Number
C F bar psi AL-
16 -
24"- 4 09505- -27.4 2.07 30.12 Critical
(400) 33
AL- LK1-
1 09502- 24 -33 -27.4 2.07 30.12 Critical C35
LK1-
C35 Dari hasil ketiga kriteria critical line list di atas
20"-
dinyatakan semua line number tersebut harus
AL-
09504- dianalisa lebih lanjut.
LK1-
C35 3.2 Perhitungan Manual Berdasarkan ASME
2 (lanjut 20 -33 -27.4 2.07 30.12 Critical
ke 16"-
B31.3
AL- Berikut adalah tabel spesifikasi line number 24"-
09504- AL-09502-LK1-C35, hasil perhitungan tegangan
LK1- longitudinal yang diakibatkan sustained load, dan
C35)
tegangan hoop.
12"-
AL-
3 09506- 12 -33 -27.4 2.07 30.12 Critical Tabel 5. Spesifikasi Line Number 24"-AL-09502-
LK1- LK1-C35
C35
16"- Parameter Nilai
AL- NPS 24
4 09505- 16 -33 -27.4 2.07 30.12 Critical
LK1- Sch 20
C35 Wall thickness
0.375
(in)
Pada tabel 4 merupakan hasil penentuan critical ID (in) 23.25
line list menurut kriteria kontraktor. Pada line
number 24"-AL-09502-LK1-C35 dinyatakan OD (in) 24
critical line menurut kriteria kontraktor karena Operation
jalurnya memiliki NPS 300 mm dan yang lebih besar 30.12
Pressure (psi)
yang terhubung ke tangki penyimpanan. Line
number 20"-AL-09504-LK1-C35 sampai 16"-AL- Operation
-27.4
09505-LK1-C35 dinyatakan juga critical line karena Temp (F)
jalurnya memiliki pipa nominal diameter 80 mm dan
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

Parameter Nilai Parameter Nilai


Panjang pipa Operation
1337.64 Pressure (psi) 30.12
(in)
Operation
Tabel 6. Hasil Perhitungan Tegangan Temp (F) -27.4
Longitudinal Yang Akibatkan Sustained Load
Line Number 24"-AL-09502-LK1-C35 Panjang pipa
316.89
(in)
Parameter Nilai Satuan
Tabel 9. Hasil Perhitungan Tegangan
Tegangan Longitudinal Yang Akibatkan Sustained Load
459.45 psi
Aksial Line Number 20"-AL-09504-LK1-C35
Tegangan Parameter Nilai Satuan
akibat momen 11072.45 psi
Tegangan
tekuk 379.15 psi
Aksial
Tegangan
Tegangan
akibat tekanan 481.92 psi
akibat momen 753.3384 psi
pipa
tekuk
Total
Tegangan
Tegangan
akibat tekanan 401.6 psi
longitudinal 12013.82 psi
pipa
akibat
sustained load Total Tegangan
longitudinal
Tegangan ijin 20000 psi 1534.09 psi
akibat sustained
Kriteria Diterima load
Tegangan ijin 20000 psi
Tabel 7. Hasil Perhitungan Tegangan Hoop Line
Kriteria Diterima
Number 24"-AL-09502-LK1-C35
Tegangan
963.84 psi
Hoop Tabel 10. Hasil Perhitungan Tegangan Hoop Line
Number 20"-AL-09504-LK1-C35
Tegangan Ijin 20000 psi
Parameter Nilai Satuan
Kriteria Diterima
Tegangan
803.2 psi
Hasil perhitungan manual menurut ASME B31.3 Hoop
bahwa nilai tegangan longitudinal akibat sustained Tegangan Ijin 20000 psi
load dan tegangan hoop Line Number 24"-AL-
09502-LK1-C35 masih memenuhi syarat Kriteria Diterima
dikarenakan nilai tegangan yang terjadi lebih rendah
dibandingkan nilai tegangan ijin pipa. Hasil perhitungan manual menurut ASME B31.3
bahwa nilai tegangan longitudinal akibat sustained
Berikut adalah tabel spesifikasi line number 20"- load dan tegangan hoop Line Number 20"-AL-
AL-09504-LK1-C35, hasil perhitungan tegangan 09504-LK1-C35 masih memenuhi syarat
longitudinal yang diakibatkan sustained load, dan dikarenakan nilai tegangan yang terjadi lebih rendah
tegangan hoop. dibandingkan nilai tegangan ijin pipa.

Tabel 8. Spesifikasi Line Number 20"-AL-09504- Berikut adalah tabel spesifikasi line number 12"-
LK1-C35 AL-09506-LK1-C35 dan hasil perhitungan tegangan
Parameter Nilai longitudinal yang diakibatkan sustained load.
NPS 20 Tabel 11. Spesifikasi Line Number 12"-AL-
Sch 20 09506-LK1-C35
Wall thickness Parameter Nilai
0.375
(in) NPS 12
ID (in) 19.25
Sch 30
OD (in) 20
Wall thickness 0.33
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

Parameter Nilai Parameter Nilai


ID 12.09 Wall thickness 0.312
OD 12.75 ID 15.376
Operation OD 16
30.12
Pressure (psi) Operation
30.12
Operation Temp Pressure (psi)
-27.4
(F) Operation Temp
-27.4
Panjang pipa (F)
397.2
(in) Panjang pipa
11216.8
(in)
Tabel 12. Hasil Perhitungan Tegangan
Longitudinal Yang Akibatkan Sustained Load
Line Number 12"-AL-09506-LK1-C35 Tabel 15. Hasil Perhitungan Tegangan
Parameter Nilai Satuan Longitudinal Yang Akibatkan Sustained Load
Line Number 16"-AL-09505-LK1-C35
Tegangan Aksial 268.54 psi
Parameter Nilai Satuan
Tegangan akibat
psi
momen tekuk 1881.077 Tegangan
363.71 psi
Tegangan akibat Aksial
290.93 psi
tekanan pipa Tegangan
akibat momen 1178086.8 psi
Total Tegangan
tekuk
longitudinal
2440.55 psi Tegangan
akibat sustained
load akibat tekanan 386.15 psi
pipa
Tegangan ijin 20000 psi
Total Tegangan
Kriteria Diterima longitudinal
1178836.70 psi
akibat sustained
Tabel 13. Hasil Perhitungan Tegangan Hoop Line load
Number 12"-AL-09506-LK1-C35
Tegangan ijin 20000 psi
Parameter Nilai Satuan Kriteria Ditolak

Tegangan Hoop 581.86 psi Tabel 16. Hasil Perhitungan Tegangan Hoop Line
Number 16"-AL-09505-LK1-C35
Tegangan Ijin 20000 psi
Parameter Nilai Satuan
Kriteria Diterima

Hasil perhitungan manual menurut ASME B31.3 Tegangan Hoop 772.31 psi
bahwa nilai tegangan longitudinal akibat sustained
load dan tegangan hoop Line Number 12"-AL- Tegangan Ijin 20000 psi
09506-LK1-C35 masih memenuhi syarat Kriteria Diterima
dikarenakan nilai tegangan yang terjadi lebih rendah
dibandingkan nilai tegangan ijin pipa. Hasil perhitungan manual menurut ASME B31.3
bahwa Line Number 16"-AL-09505-LK1-C35
Berikut adalah tabel spesifikasi line number 16"- memiliki nilai tegangan longitudinal akibat
AL-09505-LK1-C35 dan hasil perhitungan tegangan sustained load yang sangat besar dikarenakan jalur
longitudinal yang diakibatkan sustained load. pipanya sangat panjang dan tidak memenuhi syarat
ASME B31.3 karena memiliki nilai tegangan lebih
Tabel 14. Spesifikasi Line Number number 16"- dari yang diijinkan. Tetapi nilai tegangan hoop
AL-09505-LK1-C35 masih memenuhi syarat karena nilai tegangan di
Parameter Nilai bawah tegangan yang diijinkan ASME B31.3.
NPS 16
4. KESIMPULAN
Sch 20 Pada hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Jurnal Teknologi Maritim p-ISSN: 2620-4916
Volume 1,No 5,Tahun 2021 e-ISSN: 2620-7540

a. Pada line number 24"-AL-09502-LK1-C35, [6] 3 0DKDUGKLND ³3HQHUDSDQ PHWRGH WLPH KLVWRU\
nilai tegangan longitudinal akibat sustain load XQWXN IHQRPHQD ZDWHU KDPPHU ´ J. Teknol.
adalah sebesar 12013.82 psi dan nilai tegangan Marit., vol. 1, no. 2, pp. 37±44, 2018.
[7] A. Chamsudi, Diktat-Piping Stress Analysis.
hoop line adalah sebesar 963.84 psi, dimana
2005.
kedua nilai tegangan tersebut masih tergolong [8] S. Kannappan, Introduction to Pipe Stress
dalam kriteria diterima karena nilainya masih Analysis. John Wiley & Sons, Inc, 1986.
lebih rendah dari tegangan ijin yaitu sebesar [9] DNV, Structural analysis of piping systems
20000 psi. (DNV RP D101), July 2017. .
b. Pada line number 20"-AL-09504-LK1-C35, [10] Pertamina, ³'(6,*1 ,16758&7,21 )25
nilai tegangan longitudinal akibat sustain load 3,3,1* )/(;,%,/,7< $1$/<6,6 ´
adalah sebesar 1534.09 psi dan nilai tegangan
hoop line adalah sebesar 803.2 psi, dimana
kedua nilai tegangan tersebut masih tergolong
dalam kriteria diterima karena nilainya masih
lebih rendah dari tegangan ijin yaitu sebesar
20000 psi.
c. Pada line number 12"-AL-09506-LK1-C35,
nilai tegangan longitudinal akibat sustain load
adalah sebesar 2440.55 psi dan nilai tegangan
hoop line adalah sebesar 581.86 psi, dimana
kedua nilai tegangan tersebut masih tergolong
dalam kriteria diterima karena nilainya masih
lebih rendah dari tegangan ijin yaitu sebesar
20000 psi.
d. Pada line number 12"-AL-09505-LK1-C35,
nilai tegangan longitudinal akibat sustain load
adalah sebesar 1178836.70 psi dan nilai
tegangan hoop line adalah sebesar 772.31 psi.
Pada line number ini, untuk nilai tegangan
longitudinal akibat sustain load tergolong
dalam kriteria ditolak karena lebih besar dari
tegangan ijin sebesar 20000 psi. Sedangkan
nilai tegangan hoop line masih tergolong dalam
kriteria diterima karena nilainya masih lebih
rendah dari tegangan ijin.

PUSTAKA
[1] Fecke, M., Garner, S., Cox, B, Review of Global
Regulations for Anhydrous Ammonia
Production. Icheme Symposium, 2016.
[2] 3DWWDEDWKXOD 9 5LFKDUGVRQ - ³,QWURGXFWLRQ WR
$PPRQLD 3URGXFWLRQ ´ CEP magazine, Sep.
2016.
[3] 8 6 *HRORJ\ 6XUYH\ ³1LWURJHQ IL[HG ±
$PPRQLD ´ Mineral Commodity Survey, Jan.
2020.
[4] ASME, ASME B31.3: Process Piping. 2016.
[5] P. Mahardhika, E. Julianto, A. Indartono, and
* ( .XVXPD ³$1$/,6$ 3(1*$58+
KENAIKAN TEKANAN FLUIDA
TERHADAP TEGANGAN DAN
FLEKSIBILITAS PIPA BLOWDOWN A106
*5$'( $ %(5'$6$5.$1 $60( % ´
TEKNIK, vol. 39, no. 1, pp. 67±72, Aug. 2018,
doi: 10.14710/teknik.v39i1.17118.

Anda mungkin juga menyukai