Anda di halaman 1dari 4

Urgensi Basic Training and Cardiac Life Support (BTCLS) bagi Perawat

Dalam dunia kesehatan, perawat memainkan peran yang sangat penting dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi kepada pasien. Salah satu aspek penting dalam
perawatan adalah penanganan keadaan darurat kardiovaskular. Dalam situasi tersebut, pelatihan
Basic Training and Cardiac Life Support (BTCLS) menjadi sangat penting bagi perawat. BTCLS
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merespons dan memberikan
perawatan yang tepat pada pasien dengan masalah jantung. Berikut urgensi BTCLS bagi
perawat, termasuk manfaatnya, relevansi dengan praktik keperawatan.

Penanganan Keadaan Darurat yang Membutuhkan Tindakan Cepat


Kegawatdaruratan kardiovaskular, seperti serangan jantung atau henti jantung, merupakan
kejadian yang membutuhkan tindakan cepat dan tepat. Dalam situasi ini, perawat yang terlatih
dalam BTCLS memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merespons
dengan cepat (AHA, 2015). Mereka dapat mengenali tanda-tanda vital yang tidak stabil,
melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR), dan menggunakan peralatan seperti defibrilator.
Dengan penanganan yang tepat waktu, risiko komplikasi dan kematian dapat dikurangi secara
signifikan (RC UK, 2020). Pelatihan BTCLS memastikan bahwa perawat memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi keadaan darurat ini dengan percaya diri
dan efektif.

Meningkatkan Keselamatan Pasien


Pelatihan BTCLS memainkan peran penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Perawat
yang terlatih dalam BTCLS memiliki pengetahuan tentang penggunaan obat-obatan
kardiovaskular dan pemahaman tentang manajemen keadaan darurat yang berkaitan dengan
masalah jantung (Novan et al, 2015). Mereka mampu memberikan intervensi yang tepat dan
efektif, seperti pemberian obat-obatan yang sesuai dan pemantauan terkait untuk mengendalikan
masalah jantung. Hal ini dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul dan
meningkatkan prognosis pasien. Keahlian dalam BTCLS juga memungkinkan perawat untuk
melakukan tindakan seperti defibrilasi yang dapat menyelamatkan nyawa pasien yang
mengalami aritmia atau henti jantung (Cheng et al, 2017). Dengan penanganan yang tepat dan
cepat, perawat yang terlatih dalam BTCLS dapat meminimalkan risiko kecacatan dan
meningkatkan hasil klinis pasien.

Meningkatkan Kompetensi dan Keterampilan Perawat


Pelatihan BTCLS tidak hanya meningkatkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan perawat
dalam merespons dan mengatasi keadaan darurat jantung. Selama pelatihan, perawat akan belajar
teknik CPR yang efektif, termasuk pemilihan kompresi dada yang tepat, teknik ventilasi, dan
penggunaan peralatan bantu (Ali & Khan, 2020; Oermann et al, 2014). Mereka juga akan dilatih
dalam penggunaan defibrilator dan pengenalan aritmia jantung yang memerlukan defibrilasi
segera. Pelatihan BTCLS juga memberikan pemahaman tentang penggunaan obat-obatan
kardiovaskular, termasuk dosis dan pemantauan yang tepat. Dengan peningkatan keterampilan
ini, perawat dapat memberikan perawatan yang efektif dan meminimalkan risiko komplikasi
selama keadaan darurat jantung.

Meningkatkan Kepercayaan Diri dan Responsivitas


Pelatihan BTCLS juga memiliki dampak positif pada kepercayaan diri dan responsifitas perawat
dalam situasi darurat jantung. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang ditingkatkan, perawat
akan merasa lebih siap dan yakin dalam merespons keadaan darurat kardiovaskular (Chen et al,
2019; So et al, 2021). Mereka akan memiliki pengetahuan tentang langkah-langkah yang harus
diambil dan dapat dengan cepat mengidentifikasi serta mengatasi masalah jantung yang muncul.
Kepercayaan diri yang tinggi ini membantu perawat dalam menghadapi situasi yang menekan
dan memungkinkan mereka untuk memberikan perawatan yang tepat waktu dan efektif.

Relevansi Terhadap Praktik Keperawatan


Pelatihan BTCLS memiliki relevansi yang kuat terhadap praktik keperawatan. Dalam perawatan
kardiovaskular, perawat sering berinteraksi dengan pasien yang memiliki masalah jantung atau
berisiko mengalami keadaan darurat kardiovaskular. Pengetahuan dan keterampilan BTCLS
memungkinkan perawat untuk memberikan pendekatan perawatan yang komprehensif, termasuk
pencegahan, deteksi dini, dan penanganan keadaan darurat (CAN, 2019). Perawat yang terlatih
dalam BTCLS juga dapat berperan dalam edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda
penyakit jantung, faktor risiko, dan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat
(Arslan et al, 2020). Pelatihan ini membantu perawat memainkan peran yang lebih aktif dalam
mencegah dan mengelola masalah jantung pada pasien.

Menjalankan amanah peraturan perundangan


Petugas kesehatan berkewajiban untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan dengan cepat
dan tepat, terutama perawat yang berada di garis terdepan, baik di fasilitas pelayanan kesehatan
maupun di area pra rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan UU RI No. 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan, pasal 35 yang menyatakan bahwa dalam keadaan darurat, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya. Perawat wajib
mengikuti pelatihan BTCLS sebagai bukti kompetensi penanganan kegawatdaruratan yang
dimilikinya. Selain itu, perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang melaksanakan
pelayanan kegawatdaruratan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan. Hal tersebut mengharuskan perawat
memiliki sertifikat BTCLS yang masih berlaku.

Pelatihan Basic Training and Cardiac Life Support (BTCLS) memiliki urgensi yang tinggi bagi
perawat dalam memberikan perawatan yang berkualitas tinggi pada pasien dengan masalah
kardiovaskular. Pelatihan ini meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi perawat
dalam merespons keadaan darurat jantung dengan cepat dan efektif. Hal ini berkontribusi pada
peningkatan keselamatan pasien, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan hasil klinis.
Selain itu, pelatihan BTCLS juga meningkatkan kepercayaan diri dan responsivitas perawat
dalam menghadapi situasi darurat jantung. Oleh karena itu, perawat harus diwajibkan untuk
mengikuti pelatihan BTCLS guna meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan dan
mengoptimalkan hasil atau outcome yang baik bagi pasien.

Referensi:
Ali, M., & Khan, N. A. (2020). Evaluation of nurses' knowledge regarding basic life support and
cardiopulmonary resuscitation. Journal of Family Medicine and Primary Care, 9(6),
3087-3092.
American Heart Association. (2015). Basic Life Support (BLS) Provider Manual. ISBN-13: 978-
1616694074.
Arslan, D., et al. (2020). The impact of training on nurses' knowledge about cardiac arrest and
cardiopulmonary resuscitation. Journal of Clinical Nursing, 29(1-2), 283-292.
Australian College of Nursing. (2019). Competency Standards for Cardiac Nursing.
Chen, C. F., et al. (2019). A prospective investigation of factors affecting nurses' confidence in
CPR performance: Implications for training. Nurse Education Today, 73, 75-80.
Cheng, A., et al. (2017). Part 6: Resuscitation Education Science: 2015 International Consensus
on Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science With
Treatment Recommendations. Circulation,
Nolan, J. P., Hazinski, M. F., Billi, J. E., Böttiger, B. W., Bossaert, L., de Caen, A. R., ... &
Morley, P. T. (2015). Part 1: Executive summary: 2015 International Consensus on
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science with
Treatment Recommendations. Resuscitation, 95, e1-e31.
Oermann, M. H., Kardong-Edgren, S. E., & Odom-Maryon, T. (2014). Effects of monthly
practice on nursing students' CPR psychomotor skill performance. Resuscitation, 85(8),
1128-1133.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
Resuscitation Council UK. (2020). Resuscitation Guidelines.
So, R., et al. (2021). How to build nurses' confidence in cardiopulmonary resuscitation: A
concept analysis. Nurse Education Today, 100,104862.
Undang-Undang RI Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai