Makalah
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional
Dosen Pengampu: Adil Ridlo Fadillah., SE., M.Si., Ak., C.A.
Oleh:
Moh Resta Abdul Aziz (163403145)
Keke Putri Fauziah (193403091)
Putri Jati Cahya Dewi (193403098)
Rika Dwi Rahmawati (193403101)
Putri Rahmawati (193403108)
Refina Nurul Fadila (193403121)
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Alloh SWT, karena rahmat
dan hidayah-Nya, serta usaha penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SISTEM MONETER INTERNASIONAL” makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bisnis Internasional.
Dalam penulisan makalh ini, penulis mendapatkan bimbingan atau arahan
dari Bapak Adil Ridlo Fadillah., SE., M.Si., Ak., C.A. maka dari itu, penulis
mengucapkan terimakasih. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini,
masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Makalah...................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Sistem Moneter Internasional.............................................................................6
B. Sejarah Sistem Moneter Internasional...............................................................7
C. Sistem penetapan Kurs Valuta Asing...............................................................11
D. Mekanisme untuk Menetapkan Nilai Tukar....................................................12
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs........................................................16
F. Kelemahan Sistem Moneter Internasional.......................................................17
BAB III...........................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini kita berbicara tentang moneter maka masalah utama
yang sering kita bicarakan adalah uang. Setiap negara mempunyai mata
uang sendiri dan mata uang itu menunjukan nilai barangnya. Begitu juga
dengan sistem moneter internasional yang mengacu pada institusi-institusi
pembayaran atas transaksi lintas negara. Sitem ini menentukan bagaimana
kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat
mempengaruhi kurs tukar.
Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang
berlaku untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran
atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional yang berfungsi
dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi,
serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari
sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs
tukar.
Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke-20,
sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan-
perubahan sistem diakibatkan oleh gejolak perekonomian. Saat ini sistem
moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih
ingin merubah sistemnya menjadi berfungsi optimal. Untuk itu penulis
akan membahas terkait dengan “Sistem Moneter Internasional”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem moneter internasional?
2. Bagaimana sejarah mengenai sistsem moneter internasional?
3. Bagaimana sistem penetapan kurs valuta asing?
4. Bagaimana mekanisme untuk menetapkan nilai tukar?
5. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kurs?
6. Bagaimana kelemahan dalam sistem moneter internasional?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Pengertian dari sistem moneter nasional
2. Sejarah mengenai sistem moneter internasional
3. Sistem penetapan kurs valuta asing
4. Mekanisme untuk menetapkan nilai tukar
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs
6. Kelemahan dalam sistem moneter internasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Moneter Internasional
Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang
memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu dangan yang
lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem moneter internasional. Sistem
moneter internasional (International Monetary System) dapat diartikan
sebagai pengaturan atau kesepakatan formal antarnegara terkait nilai tukar
dari masing-masing mata uang negara dunia, terhadap mata uang lain.
Jadi, sederhananya, sistem moneter ini berhubungan dengan nilai mata
uang dan perbandingannya. Sistem moneter internasional menunjukkan
seperangkat kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang
menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang
lain.(Shapiro, 1992).
Di dalam sistem moneter internasional tersebut terdapat ketentuan
–ketentuanyang mengatur cara atau metode pembayaran yang dapat
diterima antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) dalam batas
negara yang berbeda. Namun, ketentuan-ketentuan ini tentu harus
disepakati oleh para anggotanya atau negara serta bank sentralnya.
Negara-negara melalui bank sentral yang dimilikinya harus mampu
menyediakan cadangan kapital atau likuiditas sesuai dengan aturan yang
disepakati sehingga cukup untuk mengatasi fluktuasi perdagangan
internasional. Hal ini memungkinkan neraca perdagangan internasional
dapat mencapai ekuilibrium ekonomi global, terutama dalam hal nilai pada
setiap entitas ekonomi yang dapat dikoreksi sewaktu-waktu sesuai nilai
riilnya.
Sistem keuangan internasional dari sejarahnya telah mengalami
begitu banyak perkembangan dan transpormasi dari masa ke masa.
Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi dan politik
domestik sertan internasional pada masing-masing masa. Para ahli
beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional merupakan
unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun anggapan ini
tidak terbukti dalam ekonomi modern. Norma dan konvensi yang
mengatur Sistem Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek
distributif yang penting bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam
kehidupan negara tersebut. Suatu Sistem Moneter Internasional yang
berjalan dengan baik akan melancarkan perdagangan dunia, arus investasi
asing dan interdepedensi global. Kemampuan Sistem Moneter
Internasional adalah prasyarat bagi sehatnya ekonomi dunia, sebaliknya
runtuhnya Sistem Moneter Internasional barat menjadi penyebab
terpisahnya kesuraman dalam ekonomi internasional.
Jika dalam skala domestik atau nasional problema
ketidakseimbangan pembayaran antar daerah dapat disesuaikan melaui
pergerakan modal ataupun kebijakan fiskal dan moneter, dalam skala
internasional akan sedikit lebih rumit. Pembayaran yang tidak seimbang
antar negara dapat diselesaikan melalui financing, perubahan kebijakan
domestik untuk menggeser pola perdagangan dan investasi, melalui
kontrol devisa untuk melakukan penjatahan pasokan devisa, atau dengan
cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah sesuai situasi dan kondisi.
Sehingga yang terpenting dalam sistem moneter internasional adalah
tersedianya alat atau cara untuk menyesuaikan ketidakseimbangan
pembayaran internasional.
B. Sejarah Sistem Moneter Internasional
Sistem moneter internasional berjalan melalui lima tahap evaaluasi:
1. Bimetalisme
Bimetalisme adalah kebijakan moneter dimana nilai mata
uang ini terkait dengan nilai dua logam, biasanya (tetapi tidak
selalu) perak dan emas. Dalam sistem ini, nilai dari dua logam
akan dihubungkan satu sama lain-dengan kata lain, nilai perak akan
dinyatakan dalam hal emas, dan sebaliknya -dan baik logam dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
Uang kertas maka akan langsung dikonversi ke jumlah
yang setara dengan baik logam-misalnya, mata uang AS digunakan
untuk secara eksplisit menyatakan bahwa RUU itu ditukarkan “di
koin emas dibayarkan kepada pembawa pada permintaan.” Dolar
secara harfiah penerimaan untuk kuantitas aktual metal yang
diselenggarakan oleh pemerintah, peninggalan dari waktu sebelum
uang kertas adalah umum dan standar.
Dari tahun 1792, ketika Mint AS didirikan , sampai 1900,
Amerika Serikat adalah negara bimetal, dengan kedua perak dan
emas diakui sebagai mata uang hukum; pada kenyataannya, Anda
bisa membawa perak atau emas untuk mint AS dan telah berubah
menjadi koin. AS tetap nilai perak untuk emas sebagai 15: 1 (1 ons
emas bernilai 15 ons perak, ini kemudian disesuaikan dengan 16:
1).
Satu masalah dengan bimetalisme terjadi ketika nilai
nominal koin lebih rendah dari nilai sebenarnya dari logam yang
dikandungnya. Sebuah koin perak satu dolar, misalnya, mungkin
layak $ 1,50 di pasar perak. Nilai Kesenjangan ini mengakibatkan
kekurangan perak separah orang berhenti menghabiskan koin perak
dan memilih bukan untuk menjual mereka atau mereka dilebur
menjadi bullion. Pada tahun 1853, kekurangan ini perak diminta
pemerintah AS untuk merendahkan perak koin-kata lain,
menurunkan jumlah perak di koin. Hal ini mengakibatkan koin
perak lebih dalam sirkulasi.
Sementara ini stabil ekonomi, juga pindah negara terhadap
monometallism (penggunaan logam tunggal dalam mata uang) dan
Standar Emas. Perak tidak lagi dilihat sebagai mata uang menarik
karena koin-koin itu tidak layak nilai wajah mereka. Kemudian,
selama Perang Saudara , penimbunan emas dan perak diminta
Amerika Serikat untuk sementara beralih ke apa yang dikenal
sebagai “ uang fiat .” Fiat uang, yang adalah apa yang kita gunakan
saat ini, adalah uang pemerintah menyatakan untuk menjadi legal
tender, tapi itu tidak didukung atau convertible untuk sumber daya
fisik seperti logam. Pada saat ini, pemerintah menghentikan uang
kertas penebusan emas atau perak.
2. Standar emas (gold standard) adalah sistem moneter di mana
pemerintah mematok mata uang domestik ke emas. Di bawah
sistem ini, nilai nominal uang anda setara dengan emas yang akan
anda peroleh ketika menukarnya. Jadi, pemerintah sepakat untuk
mengkonversi uang kertas menjadi emas dalam jumlah tetap. Oleh
karena itu, jumlah uang yang beredar akan berubah sesuai dengan
persediaan emas di sebuah negara.
Standar emas tergantung pada persediaan emas. Negara
yang miskin mineral emas tidak serta merta kaya karena tidak bisa
menambang emas. Mereka hanya mengandalkan pasokan dari
ekspor barang. Oleh karena itu, secara umum, standar ini dianggap
membatasi perekonomian untuk tumbuh.
Tapi, sistem moneter ini juga mendukung stabilitas harga
jangka panjang. Jumlah uang yang beredar lebih terukur daripada
ketika mengadopsi uang kertas.
Dalam sistem moneter dengan standar emas, anda dapat
mengkonversi secara bebas menjadi sejumlah emas dengan takaran
tetap. Standar emas populer di beberapa negara selama abad ke 19
hingga awal abad ke-20.
Pada 1821, Inggris menjadi negara pertama yang secara
resmi mengadopsi standar emas. Kemudian, standar emas
internasional muncul pada tahun 1871 setelah Jerman
mengadopsinya. Pada 1900, sebagian besar negara maju
melakukan kebijakan serupa. Penjaminan uang kertas dengan
logam berharga, seperti emas, mengalami pasang surut. Itu sejalan
dengan kondisi politik dan ekonomi pada waktu itu. Bahkan, uang
kertas yang sudah beredar sempat tidak dijamin sama sekali
dengan simpanan emas sesaat setelah Perang Dunia I. Baru, paska
Perang Dunia II akan berakhir, negara-negara Barat utama bertemu
untuk mengembangkan Perjanjian Bretton Woods. Perjanjian
tersebut menjadi kerangka kerja bagi sistem mata uang global
sampai tahun 1971.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem keuangan internasional dari sejarahnya telah mengalami
begitu banyak perkembangan dan transpormasi dari masa ke masa.
Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi dan politik
domestik sertan internasional pada masing-masing masa. Para ahli
beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional merupakan
unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun anggapan ini
tidak terbukti dalam ekonomi modern. Norma dan konvensi yang
mengatur Sistem Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek
distributif yang penting bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam
kehidupan negara tersebut.
Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik
akan melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan
interdepedensi global. Kemampuan Sistem Moneter Internasional adalah
prasyarat bagi sehatnya ekonomi dunia, sebaliknya runtuhnya Sistem
Moneter Internasional barat menjadi penyebab terpisahnya kesuraman
dalam ekonomi internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, A. (2013, 05). Always Smile n Always Together. Retrieved from Makalah Sistem
Moneter Internasional: http://www.araiswat.blogspot.com