Anda di halaman 1dari 25

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah konsentrasi
Manajemen Keuangan Multinasional
Dosen Pengampu:
Kus Irawan P., M.Pd

Disusun oleh kelompok 2:


1. Casimira Amanta Putri (12406193052)
2. Silvi Ayu Saputri (12406193053)
3. Ninda Fatmawati (12406193054)
4. Siti Nurin Miftakhul J. (12406193055)

KELAS 6B
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala
karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan
salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan
umatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nur Rohman, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Hj. Amalia Nuril Hidayati, S.E., M.Sy., selaku Ketua Jurusan Manajemen
Keuangan Syariah.
4. Kur Irawan P., M.Pd., selaku Dosen Pengampu mata kuliah konsentrasi
Manajemen Keuangan Multinasional
5. Serta semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa yang disajikan dalam
makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan kepada
para pembaca atas kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.

Tulungagung, 15 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Sejarah Sistem Moneter Internasional ......................................................... 3
B. Mata Uang Kontemporer .............................................................................. 7
C. Pasar Yang Berkembang dan Pilihan Rezim .............................................. 11
D. Lahirnya Satu Mata Uang Tunggal Eropa: Euro ........................................ 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran .......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak awal perdagangan terjadi, seluruh dunia terus menggunakan sistem mata
uang yang berjalan berdasarkan kaidah emas dan perak hingga abad ke-20.
Selama kurun waktu tersebut setiap negara mencetak mata uangnya dari emas atau
perak dengan bentuk dan pola yang khas, dan dengan timbangan yang tetap dan
batasan tertentu.1 Ketika semua negara menjalankan sistem emas, selama itu pula
belum pernah ada masalah-masalah moneter antar negara, sebab mata uang dalam
sistem emas memuat sifat yang khusus, yaitu kesatuan mata uang terikat oleh
emas equality tertentu. Artinya, kesatuan mata uang membentuk aturan yang
berupa timbangan tertentu dari emas.2
Dengan sistem emas ini, hubungan-hubungan moneter antar negara berada
pada puncak kemudahannya. Dunia masih menjalankan sistem emas hingga
perang Dunia I, sebab ketika berkecamuknya perang ini, sistem moneter yang
menguasai dunia adalah sistem emas.3 Sistem moneter internasional merupakan
sistem keuangan yang berlaku untuk semua negara di dunia yang membahas
tentang pembayaran atas transaksi lintas negara. Sistem moneter internasional
yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan
investasi, srta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari
sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs nilai
tukar. Makalah ini ditulis untuk mengetahui bagaimana sistem moneter
internasional.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah sitem moneter internasional?
2. Bagaimana Mata uang kontemporer (beberapa roa dan massa)?
3. Bagaimana Pasar yang berkembang dan pilihan ?
4. Bagaimana Lahirnya satu mata uang tunggal Eropa?

1
Abdul Qadim Zallum, Al-Amw'alf'i Daulah Al-Khil'afah, diterjemahkan oleh Ahmad S.
dkk, Sistem Keuangan Negara Khilafah, (Jakarta Selatan: HTI Press, 2009), hlm. 267
2
Ibid., hlm. 123
3
Ibid., hlm. 124

1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat diperoleh beberapa tujuan pembahasan
untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada, antara lain:
1. Mengetahui sejarah sistem moneter internasional.
2. Mengetahui mata uang kontenporer.
3. Mengatahui pasar yang berkembang dan pilihan negara rezim.
4. Mengetahui lahirnya satu mata uang tunggal Eropa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sistem Moneter Internasional


Selama berabad-abad, mata uang didefinisikan menurut emas atau barang-
barang lain yang berharga, dan sistem moneter internasional selama ini telah
menjadi subjek dari berbagai kesepakatan internasional. Suatu tinjauan tentang
sistem-sistem tersebut akan memberikan perspektif yang bermanfaat untuk dapat
memahami sistem yang berlaku saat ini dan untuk mengevaluasi kelemahan serta
perubahan yang dapat diusulkan dalam sistem ini.4
Standar Emas (1876-1913)
Sejak jaman Firaun (sekitar 3000 SM), emas digunakan sebagai alat
pertukaran atau penyimpanan nilai. Orang Yunani dan Romawi menggunakan
koin mas dan meneruskan tradisi ini melalui zaman merkantilisme sampai abad
kesembilan belas. Peningkatan besar dalam perdagangan selama periode
perdagangan bebas dari akhir abad kesembilan belas mengantar kepada kebutuhan
akan suatu sistem yang lebih diformalkan untuk menyelesaikan berbagai neraca
perdagangan internasional.
Tahun-tahun di Antara Perang dan Perang Dunia II (1914-1944)
Selama perang dunia diawal tahun 1920-an, berbagai mata uang mungkin saja
berfluktuasi dalam kisaran yang relative luas terhadap emas maupun terhadap satu
sama lain. Secara teoritis, penawaran dan permintaan untuk ekspor dan impor
suatu negara menyebabkan perubahan moderat dalam nilai tukar di sekitar suatu
nilai ekuilibrium sentral. Ini merupakan fungsi yang sama dengan yang telah
dilakukan emas dalam standar emas sebelumnya. Sayangnya, nilai tukar yang
sedemikian fleksibel tidak bekerja dengan perilaku yang mengarah pada
ekuilibrium. Sebaliknya, para spekulan internasional menjual berbagai mata uang
yang lemah pada posisi short, menyebabkan nilainya jatuh lebih jauh ketimbang
yang dijaminkan oleh faktor-faktor yang nyata. Selling short merupakan teknik
spekulasi dimana speculator individual menjual aktiva/asset seperti mata uang
pihak lain yang akan diserahkan pada suatu tanggal di masa depan. Akan tetapi,
4
David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill, Michael H. Moffett, Manajemen Keuangan
Multinasional, Edisi Kesebelas, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 33

3
speculator belum memiliki asset itu dapat mengharapkan harga asset tersebut
turun pada tanggal ketika asset harus dibeli di pasar terbuka oleh speculator untuk
diserahkan kepada pihak lain.
Bretton Woods dan Dana Moneter Internasional (Internasional Monetary
Fund-IMF) (1944)
Ketika perang dunia ke II menjelang akhir pada tahun 1944, sekutu bertemu
di Bretton woods, New Hampshire, untuk menciptakan suatu sistem moneter
internasional baru pasca perang. Perjanjian Bretton Woods menetapkan suatu
sistem moneter internasional berbasis dollar AS dan mendirikan dua institusi baru,
Dalam moneter internasional (IMF) dan Bank Dunia. IMF membantu negara-
negara yang mengalami kesulitan dalam neraca pembayaran dan nilai tukar/kurs.
Bank Internasional untuk reskontruksi dan pengembangan (Bank Dunia)
membantu pembangunan kembali pasca perang dan sejak itu mendukung
perkembangan ekonomi umum.
IMF merupakan institusi kunci dalam sistem moneter internasional yang baru
dan masih tetap demikian sampai saat ini. IMF didirikan untuk memberikan
bantuan sementara kepada negara anggota yang berusaha mempertahankan mata
uang mereka terhadap kejadian yang bersifat siklis, musiman atau acak. IMF juga
membantu negara yang mengalami masalah struktural perdagangan bila mereka
mau mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengoreksi masalah mereka.
Meskipun demikian, bila terjadi deficit yang berlanjut terus, IMF tidak dapat
menyelamatkan suatu negara bila akhirnya mengalami devaluasi. Dalam beberapa
tahun terakhir, IMF telah berusaha membantu negara negara yang sedang
menghadapi krisis finansial.
Eurocurrency
Adalah mata uang domestic dari suatu negara yang disimpan di negara lain.
Waktu jatuh tempo dari simpanan berjangka Eurodollar bervariasi mulai dari call
money dan overnight funds sampai ke jangka waktu yang lebih lama. Sertifikat
deposito biasanya berjangka tiga bulan atau lebih, dan dalam kelipatan jutaan
dollar. Suatu simpanan Eurodollar bukanlah rekening giro, Eurodollar tidak
dibukukan dalam neraca bank dengan menjurnal uang terhadap cadangan
fraksional yang dibutuhkan, dan juga tidak dapat ditransfer melalui cek yang

4
ditarik melalui bank doposan. Simpanan Eurodollar ditransfer melalui wire
transfer atau cable transfer ke bank responden yang beralokasi di Amerika
Serikat.5
Suatu mata uang konvertibel dapat memiliki bentuk “Euro” (Perhatikan
bahwa penggunaan istilah euro hendaknya tidak mencampuradukkan dengan mata
uang Bersama negara-negara Eropa yang disebut euro). Pasar Eurocurrency
termasuk di dalamnya Eurosterling (pound Inggris disimpan di luar kerajaan
Inggris), Euroeuros (mata uang euro yang disimpan di luar zona euro), dan
Euroyen (yen jepang yang disimpan diluar jepang) serta Eurodollar.
Pasar urocurrency memiliki dua tujuan berharga (1) Simpanan Eurocurrency
adalah suatu instrument pasar uang yang efisien dan nyaman untuk menyalurkan
kelebihan likuiditas korporat, (2) Pasar Eurocurrency adalah sumber utama dari
pinjaman bank jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja korporat,
termasuk pembiayaan ekspor dan impor.
Bank dimana Eurocurrency disimpan disebut Eurobank. Suatu Eurobank
adalah Lembaga perantara keuangan yang secara simultan menerima desposito
berjangka dan memberikan piutang dalam mata uang selain mata uang negara
tempat bank tersebut beroperasi. Eurobank adalah bank berskala dunia yang
melakukan bisnis Eurocurrency selain fungsi-fungsi perbankan pada umumnya.
Pasar Eurocurrency modern lahir segera sesudah perang dunia II. Negara-
negara eropa timur pemegang mata uang dollar, termasuk di dalamnya berbagai
bank dagang milik Uni Soviet, merasa takut untuk menyimpan dollar milik
mereka di Amerika Serikat karena simpanan tersebut dapat diambil alih oleh
penduduk Amerika Serikat dengan tuduhan dana tersebut berasal dari perintahan
beraliran komunis.
Walaupun penyebab utama pertumbuhan pasar Eurocurrency adalah efisiensi
ekonomi, sejumlah kejadian multinasional yang terjadi pada dekade 1950-an dan
1960-an turut membantu pertumbuhannya.
 Pada tahun 1957, otoritas moneter Inggris merespon terhadap melemahnya
poundsterling dengan cara menerapkan kendali ketat pada bank Inggris
yang memberikan pinjaman pound kepada orang non-penduduk Inggris.

5
Ibid., hlm.35

5
 Walaupun New York pada masa lalu adalah pusat bagi dollar AS dan
memiliki mata uang domestic dan juga pasar modal berskala besar.
 Dukungan tambahan bagi pasar dollar yang berbasis di Eropa datang dari
kesulitan neraca pembayaran yang di alami Amerika Serikat pada kurun
1960-an yang secara sementara memisahkan pasar modal domestik
Amerika Serikat dengan negara-negara lainnya.
Tingkat Bunga Eurocurrency : LIBOR
Di dalam pasar Eurocurrency, referensi tingkat bunga yang digunakan adalah
London Interbank Offered Rate (LIBOR). LIBOR sekarang ini menjadi tingkat
bunga yang paling banyak diterima di dalam kutipan yang terstandardisasi,
perjanjian uang, dan penilaian instrument keuangan derivative. LIBOR secara
resmi ditentukan oleh British Bankers Association (BBA).
Namun, suku/tingkat bunga antar bank tidak hanya terbatas pada London.
Hampir seluruh pasar keuangan domestic utama perhitungan penawaran tingkat
bunga antar banknya masing-masing untuk perjanjian utang local. Termasuk
diantaranya PIBOR (Paris Interbank Offered Rate), MIBOR (Madrid Interbank
Offered Rate), SIBOR (Singapore Interbank Offered Rate), dan FIBOR (Frankfurt
Interbank Offered Rate), untuk menyebut beberapa diantaranya.
Faktor utama yang menarik deposan dan pinjaman ke pasar Eurocurrency
adalah sempitnya rentang (spread) tingkat bunga di dalam pasar tersebut. Tingkat
bunga simpanan lebih tinggi di dalam pasar Eurocurrency dibandingkan dengan
hampir seluruh pasar uang domestik karena institusi/lembaga keuangan yang
menawarkan aktivitas Eurocurrency tidak dikenai berbagai peraturan dan
kewajiban cadangan yang biasanya dikenakan pada bank domestik dan aktivitas
bank tradisional. Dengan hilangnya biaya-biaya tersebut, tingkat bunga hanya
tergantung kepada tekanan-tekanan yang kompetitif, sehingga tingkat bunga
simpanan lebih tinggi, dan tingkat bunga pinjaman lebih rendah.6
Nilai Tukar Tetap (1945-1973)
Perjanjian valuta asing yang disepakati di Bretton Woods dipantau oleh IMF
berfungsi cukup baik setelah perang dunia II yang merupakan periode rekontruksi
dan pertumbuhan yang pesat dalam perdagangan dunia. Meskipun demikian,

6
Ibid., Hlm. 37

6
kebijakan fiskal dan moneter nasional yang sangat berbeda ,tingkat inflasi yang
berbeda, dan berbagai kejutan eksternal yang tidak diperkirakan pada akhirnya
menyebabkan sistem into jatuh.
Pada tanggal 15 Agustus 1971, presiden Richard Nixon terpaksa
menghentikan penjualan dan pembelian resmi emas oleh U.S Treasury setelah AS
menderita kekurangan sekitar sepertiga dari cadangan emas resminya dalam tujuh
bulan pertama tahun ini. Nilai tukar Sebagian besar negara dagang dibiarkan
mengembang terhadap dollar dan secara tidak langsung terhadap emas. Menjelang
akhir tahun 1971, kebanyakan mata uang perdagangan utama telah mengalami
apresiasi terhadap dollar. Dan perubahan ini sebagai akibatnya adalah devaluasi
dollar.
Pada awal 1973, dollar AS mendapat serangan sekali lagi, sehingga memaksa
devaluasi kedua pada tanggal 12 Februari 1973, kali ini sebesar 10% menjadi
$42,22 per ons emas. Menjelang akhir tahun Februari 1973, sistem pematokan
mata uang tampaknya tidak dapat ditempuh dengan adanya berbagai aliran mata
uang spekulatif. Pasar nilai tukar uang utama sebenarnya sudah ditutup beberapa
minggu dalam bulan Maret 1973. Ketika dibuka kembali, kebanyakan mata uang
dibiarkan mengembang sampai ke tingkat yang ditentukan oleh kekuatan-
kekuatan pasar. Nilai par dibiarkan tak berubah. Dollar telah mengembang ke
bawah rata-rata 10% pada juni 1973.

B. Mata Uang Kontemporer


Sistem moneter internasional terdiri dari berbagai mata uang nasional, mata
uang artifisial (seperti SDR) dan satu mata uang yang betul-betul baru (euro)
menggantikan kesebelas mata uang nasional Eropa pada tanggal 1 Januari 1999.
Semua mata uang ini terkait satu sama lain melalui berbagai macam rezim mata
uang.7
Klasifikasi Rezim Nilai Tukar Mata Uang Menurut IMF
IMF mengklasifikasikan seluruh rezim nilai tukar mata uang ke dalam
delapan kategori spesifik. Kedelapan kategori tersebut merentangkan spektrum

7
David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill, Michael H. Moffett, Manajemen Keuangan..., hlm. 38

7
rezim nilai tukar mata uang mulai dari nilai tukar yang tetap dan kaku sampai ke
yang mengambang bebas.
1. Pengaturan nilai tukar tanpa alat tender legal terpisah. Mata uang
negara asing beredar sebagai satu-satunya alat tender legal tunggal atau
negara itu merupakan anggota dari serikat (union) mata uang atau moneter
di mana alat tender legal yang sama dipakai oleh para anggota serikat itu.
2. Currency board arrangements. Suatu rezim moneter berdasarkan pada
komitmen legislatif implisit yang harus dipatuhi terhadap pertukaran mata
uang domestik untuk mata uang asing tertentu pada nilai tukar tertentu,
yang dikombinasikan dengan pembatasan pada otoritas yang
mengeluarkan untuk menjamin kewajiban legalnya terpenuhi.
3. Pengaturan nilai tukar tetap dengan patokan konvensional lainnya.
Negara mematok mata uangnya (secara formal atau de facto) pada suatu
nilai tetap terhadap suatu mata uang utama atau kumpulan mata uang
(composite), di mana nilai tukar berfluktuasi dalam suatu margin yang
sempit atau paling banyak ±1% di seputar nilai tengah atau (central rate).
4. Nilai tukar yang dipatok dalam rentang horizontal. Nilai mata uang
dipertahankan dalam margin fluktuasi di seputar patokan tetap formal atau
de facto yang lebih lebar dari ±1% di seputar nilai tengah.
5. Crawling pegs. Mata uang itu disesuaikan secara periodik dalam jumlah
kecil pada suatu nilai tukar tetap, yang diumumkan sebelumnya atau
sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam beberapa indikator
kuantitatif pilihan.
6. Nilai tukar di dalam crawling pegs. Mata uang itu dipertahankan dengan
margin fluktuasi tertentu di seputar nilai tengah yang disesuaikan secara
periodik pada suatu nilai tukar yang tetap dan diumumkan sebelumnya
atau sebagai tanggapan terhadap perubahan dalam beberapa indikator
kuantitatif pilihan.
7. Pengembangan terkendali (managed float) tanpa jalur yang
diumumkan terlebih dahulu untuk nilai tukar. Otoritas moneter
mempengaruhi pergerakan nilai tukar melalui intervensi aktif dalam pasar
valuta asing tanpa menentukan atau sebelumnya melakukan komitmen

8
terhadap, suatu jalur yang diumumkan sebelumnya terhadap nilai tukar itu.
8. Mengambang bebas. Nilai tukar ditentukan pasar dengan interferensi
valuta asing apa saja yang ditunjukkan agar nilai tukar tetap moderat dan
mencegah fluktuasi dalam nilai tukar yang tidak semestinya ketimbang
menetapkan suatu tingkat untuk itu.
Contoh yang paling menonjol dari sistem nilai tukar tetap yang kaku adalah
dalam area euro, di mana euro adalah mata uang tunggal untuk seluruh negara
anggotanya. Namun, euro sendiri adalah mata uang yang mengambang bebas
terhadap seluruh mata uang lainnya.
Nilai Tukar Tetap versus Nilai Tukar Fleksibel
Pilihan suatu bangsa tentang rezim mata uang yang mau diikutinya
mencerminkan prioritas nasional tentang segala segi ekonomi, termasuk inflasi,
pengangguran, tingkat bunga, neraca perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi.
Pilihan antara nilai tukar tetap dan fleksibel mungkin akan berubah bila prioritas
juga berubah.8
Dengan resiko generalisasi berlebihan, beberapa observasi berikut ini
menjelaskan mengapa beberapa negara mengikuti rezim nilai tukar tertentu.
Observasi itu didasarkan pada proses premis bahwa, bila semua tetap sama,
negara-negara lebih suka memilih nilai tukar tetap.
 Nilai tukar tetap memberikan stabilitas dalam harga-harga internasional
untuk melakukan perdagangan. Harga-harga yang stabil membantu dalam
pertumbuhan perdagangan internasional dan mengurangi risiko bagi
seluruh bisnis.
 Nilai tukar tetap secara inheren anti-inflasi, menuntut negara yang
bersangkutan untuk menerapkan berbagai kebijakan moneter dan fiskal
yang restriktif. Meskipun demikian, sifat restriktif ini sering membebani
suatu negara yang ingin menempuh kebijakan untuk meringankan berbagai
permasalahan ekonomi internal yang terus berlanjut, seperti pengangguran
atau pertumbuhan ekonomi yang lambat.
 Rezim nilai tukar tetap mengharuskan bank sentral untuk mempertahankan
kuantitas cadangan internasional (berbagai mata uang yang kuat maupun

8
Ibid., hlm. 42

9
emas) dalam jumlah besar untuk digunakan mempertahankan nilai tetap
itu. Ketika pasar mata uang internasional telah tumbuh dengan pesat baik
dalam ukuran maupun volume, kebutuhan ini telah menjadi beban yang
signifikan bagi banyak negara.
 Begitu diterapkan, nilai tukar tetap dapat dipertahankan pada tingkat nilai
tukar yang tidak konsisten dengan berbagai dasar ekonomi. Ketika struktur
ekonomi suatu bangsa berubah dan berbagai hubungan serta neraca
perdagangan pun berubah, nilai tukar itu sendiri juga harus berubah. Nilai
tukar fleksibel memungkinkan perubahan ini terjadi secara bertahap dan
efisien, namun nilai tukar tetap harus diubah secara administratif-biasanya
terlambat, dengan banyak publisitas, dan dengan biaya yang terlalu besar
bagi kesehatan ekonomi bangsa yang bersangkutan.
Atribut Mata Uang yang Ideal
Kalau di dunia pada saat ini ada suatu mata uang ideal, tentu mata uang itu
memiliki tiga atribut berikut ini:
1. Stabilitas nilai tukar. Mata uang ini tentu akan mempunyai nilai tukar
tetap dengan berbagai mata uang utama lainnya sehingga para pedagang
dan investor relatif akan mempunyai kepastian mengenai nilai tukar valuta
asing dari masing-masing mata uang di masa kini maupun dalam waktu
dekat.
2. Integrasi keuangan penuh. Di mungkinkan aliran moneter yang bebas
sepenuhnya, sehingga para pedagang dan investor dapat dengan mudah
dan bebas memindahkan dana dari satu negara dan mata uang ke negara
lain sebagai respon atas berbagai peluang atau resiko ekonomi.
3. Independensi moneter. Berbagai kebijakan moneter dan tingkat bunga
domestik akan ditetapkan oleh masing-masing negara sedemikian rupa
sehingga dapat dilakukan kebijakan-kebijakan ekonomi nasional yang
dikehendaki, khususnya ketika kebijakan-kebijakan itu berkaitan dengan
pembatasan inflasi, memerangi resesi, dan mendorong kemakmuran dan
lapangan kerja yang lengkap.
Alasan mengapa kualitas-kualitas tersebut dijuluki “The Impossible Trinity”
adalah karena suatu negara harus merelakan satu dari tiga tujuan yang

10
digambarkan pada tiap sisi segitiga: independensi moneter, stabilitas nilai tukar,
atau integrasi keuangan penuh. Kekuatan-kekuatan ekonomi tidak mengizinkan
pencapaian ketiganya secara simultan. Sebagai contoh, negara dengan rezim nilai
tukar mengambang murni dapat memiliki independensi moneter dan integrasi
keuangan tingkat tinggi dengan pasar modal di luar negara tersebut, namun
hasilnya adalah kehilangan stabilitas nilai tukar. Sama juga apabila suatu negara
menerapkan kendali yang sangat ketat terhadap arus masuk dan keluar modal akan
mampu menjaga independensi moneternya dan nilai tukar yang stabil, namun
harus mengorbankan integrasinya dengan pasar modal dan keuangan global.

C. Pasar Yang Berkembang dan Pilihan Rezim


Periode 1997-2005 menjadi saksi meningkatnya tekanan terhadap pasar
negara-negara berkembang untuk memilih dari beberapa tipe nilai tukar yang
ekstrem. Peningkatan tekanan pergerakan modal seperti yang sudah dibahas pada
bagian sebelumnya telah menggerakkan sejumlah negara untuk memilih diaantara
rezim nilai tukar tetap seperti currency board (seperti di Argentina, yang terbukti
gagal), atau bahkan dollarization (seperti kasus pada Ekuador tahun 2000).
Currency Boards
Suatu currency board dikatakan ada apabila bank sentral suatu negara
berkomitmen untuk mendukung dasar moneternya jumlah uang beredar (money
supply) nya sendiri seluruhnya dengan cadangan mata uang asing pada setiap
waktu. Komitmen ini berarti bahwa satu unit mata uang domestik tidak dapat
dimasukkan ke dalam sistem ekonominya tanpa terlebih dahulu memperoleh
tambahan satu unit cadangan mata uang asing. Delapan negara termasuk Hong
Kong, menggunakan currency board sebagai alat untuk menetapkan nilai
tukarnya.9
Pada 1991, Argentina berpindah dari sistem nilai tukar peso Argentina yang
dikendalikan ke struktur currency board. Struktur currency biard menetapkan nilai
peso Argentina terhadap dolar AS berdasarkan nilai satu banding satu. Pemerintah
Argentina menjaga nilai tukar tetap tersebut dengan mewajibkan setiap peso yang
diterbitkan melalui sistem perbankan Argentina yang harus didukung baik dengan

9
David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill, Michael H. Moffett, Manajemen Keuangan..., hlm. 43

11
emas dan dolar AS yang disimpan dalam rekening bank Argentina. Sistem
cadangan 100% ini membuat kebjakan moneter Argentina menjadi tergantung
pada kemampuan negara tersebut untuk memperoleh dolar AS melalui
perdagangan atau investasi. Hanya setelah Argentina menerima dolar ini melalui
perdagangan, barulah jumlah uang beredarnya bisa dikembangkan. Persyaratan ini
mengeliminasi kemungkinan jumlah uang negara tersebut tumbuh terlalu cepat
atau menyebabkan inflasi.
Fitur tambahan dari sistem currency board yang diterapkan Argentina adalah
kemampuan seluruh warga Argentina dan warga negara asing di Argentina untuk
memegang rekening berdenminasi dolar di bank-bank Argentina. Rekening-
rekening ini pada kenyataannya adalah rekening Eurodollar simpanan
berdenominasi dolar di bank nom-AS. Rekening ini menyediakan kemungkinan
untuk penabung dan investor untuk memilih menyimpan peso atau tidak.
Namun sejak awal ada keraguan yang substansial dipasar bahwa pemerintah
Argentina dapat menjaga nilai tukar Bank-bank Argentina secara berkala
membayar tingkat bunga yang sedikit lebih tinggi pada rekening berdrnominasi
peso dibandingkan dengan rekening berdenominasi dolar. Perbedaan tingkat
bunga ini mewakili premi resiko yang ditentukan oleh pasar itu sendiri. Penabung
diberi penghargaan untuk kemauannya menerima resiko-untuk menyimpan
uangnya didalam rekening berdenominasi peso. Ini adalah tanda yang eksplisit
oleh pasar tentang kemungkinan anggapan bahwa apa yang sifatnya “tetap” belum
tentu selalu begitu.
Pasar ternyata terbuktu benar. Pada Januari 2002, setelah berbulan-bulan
dilanda huru hara politik dan ekonomi dan hampir tiga tahun resesi ekonomi,
sistem currency board Argentina akhirnya resmi diakhiri. Peso pada awalnya
dievaluasi dari Peso 1,00/$ menjadi Peso1,40/$, lalu dibiarkan mengambang
sepenuhnya. Nialinya langsung jatuh secara dramatis dalam beberapa hari.
Eksperimen satu dekade Argentina dengan nilai tukar tetap yang kaku telah
berakhir. Tindakan devaluasi tersebut diikuti dengan huru-hara selama berbulan-
bulan, termasuk bank yang dibubarkan secara berkelanjutan dan kerusuhan
dijalan-jalan. 10

10
Ibid., hlm. 44

12
Dolarisasi
Beberapa negara telah menderita akibat devaluasi mata uangnya selama
bertahun-tahun, terutama sebagai akibat inflasi, dan telah mengambil langkah
menuju dolarisasi (dollarization). Dolarisasi adalah penggunaan dolar AS sebagai
mata uang resmi suatu negara. Penama telah menggunakan dolar sebagai mata
uang resminya sejak 1907. Ekuador, setelah menderita krisis perbankan dan
inflasi pada 1998 dan 1999, mengadpsi dolar AS sebagai mata uang resminya
pada Januari 2000 salah satu sifat utama dolarisasi dijelaskan dengan baik oleh
Business wek pada 11 Desember 2000, di dalam artikel bertajuk “The Dollar
Club.”
Satu daya tarik dolarisasi adalah kebijakan moneter dan nilai tukar yang
kuat tidak lagi bergantung kepada kepandaian dan disiplin dari pembuat
kebijakan lokal. Kebijakan moneter mereka pada dasarnya menjadi sama dengan
yang dilakukan Amerika Serikat, dan nilai tukarnya akan tetap selamanya.
Argumen untuk menerapkan dolarisasi mengikuti alur logis dan pertumbuhan
sebelumnya mengenai impossible trinity. Suatu negara yang mendolarisasi mata
uang nya menghilangkan volatilitas mata uangnya (terhadap dolar) dan secara
teoritis akan menghilankan kemungkinan krisis mata uang di masa depan.
Manfaat tambahan lainnya adalah adanya harapan akan integrasi ekonomi dengan
Amerika Serikat dan pasar berbasis dolar lainnya, baik dalam hal produk maupun
keuangan. Poin terakhir ini telah membuat banyak ahli berpendapat untuk
mendukung dolarisasi regional, di mana beberapa negara yang ekonominya
terintregrasi dengan sangat baik dapat memperoleh keuntungan signifikan dan
dolarisasi bersama.
Tiga argumen utama muncul melawan dolarisasi. Pertama adalah hilangnya
kedaulatan terhadap kebijakan moneter. Namun, hal ini sebenarnya adalah inti
dolarisasi. Kedua, negara kehilangan kekuatan seignorage, yaitu kemampuan
untuk memperoleh keuntungan dari kemampuan untuk mencetak uangnya sendiri.
Ketiga, bank sentral negara tersebut, karena sudah tidak memiliki hak untuk
menciptakan uang di dalam sistem keuangan dan ekonominya sendiri, tidak lagi
dapat berperan sebagai lender of the last resort. Peranan ini membawa
kemampuan untuk menyediakan likuiditas untuk menyelamatkan lemabaga

13
keuangan yang mungkin berada dalam titik nadir kegagalan pada saat terjadinya
krisis keuangan.
Ekuador
Ekuador secara resmi menyelesaikan pergantian surce Ekuador dengan dolar
AS sebagai mata uang yang sah pada 9 September 2000. Langkah ini membuat
Ekuador dengan dolar AS dan dalam banyak hal dijadikan sebagai tes kasus
dolarisasi untuk dijadikan contoh oleh negara-negara berkembang lain yang ingin
mengikuti jejaknya.
Selama tahun 1999, Ekuador menderita peningkatan inflasi dan jatuhnya
output ekonomi. Pada Maret 1999, sektor perbankan Ekuador terpukul hebat oleh
“penarikan besar-besaran dari bank”, kepanikan finansial ini di mana semua
deposan berusaha menarik dananya secara bersamaan. Walaupun twrdapat
masalah berat dengan sistem perbankan Ekuador, kebenarannya adalah bahkan
lembaga keuangan yang paling sehat sekalipun akan gagal dibawah tekanan hebat
masalah keunagan ini. Presiden Ekuadorsaat itu, Jamil Mahmud, dengan segera
membekukan seluruh tabungan (yang di istilahkan dengan bank holiday di
Amerika Serikat pada dekade 1930-an, dimana bank-bank menutup operasinya).
Surce Ekuador, yang pada Januari 1999 diperdagangkan pada kisaran surce
7.400/dolar, terjun bebas pada awal bulan Maret ke surce 12.500/dolar. Utang luar
negeri Ekuador mengalami gagal bayar sebesar 13,6 miliar dolar pada tahun 1999.
Presiden Mahmud segera mengambil langkah untuk mengajukan usulan dolarisasi
untuk menyelamatkan perekonomian Ekuador yang hancur.
Pada Januari 2000, saat presiden berikutnya menduduki jabatan (setelah
kudeta militer yang kompleks dan penarikan sesudahnya), surce jatuh nilainya ke
Surce 25.000/dolar. Presiden baru, Gustavo Naboa, meneruskan inisiatif
dolarisasi. Walaupun tidak didukung oleh pemerintah AS dan IMF, Ekuador
menyelesaikan penggantian mata uangnya sendiri dengan dolar selama sembilan
bulan berikutnya. 11
Hasil dari dolarisasi di Ekuador masih belum diketahui. Warga negara
Ekuador memang dengan segera mengembalikan lebih dari 600 juta dolat ke
sistem perbankan, uang yang telah mereka tarik karena takut bank-bank akan

11
Ibid., hlm. 45

14
bangkrut. Hal ini menambah pemasukan modal, bersama dengan pinjaman baru
IMF, dan restrukturisasi ekonomi, memampukan negara tersebut untuk menutip
tahun 2000 dengan pertumbuhan kecil sebesar 1%. Namun, angka inflasi tetap
tinggi, pada akhir tahun ditutup pada angka lebih dari 91% (naik dari 66% pada
1999). Jelas, dolarisasi saja tidak menghapus kekuatan inflasi. Ekuador terus
berjuang untuk menemukan baik keseimbangan ekonomi dan politik dengan
rezim mata uangnya yang baru.
Tidak ada keraguan bagi pasar-pasar yang sedang berkembang, bahwa sebuah
currency board, dolarisasi dan rezim nilai tkar yang mengembang bebas semuanya
adalah ekstrim. Kenyataannya, para ahli merasa bahwa keuangan global akan
mendorong satu atau lebih negara yang pasarnya sedang berkembang ke arah
salah satu dari ekstrem-ekstrem tersebut. 12

D. Lahirnya Satu Mata Uang Tunggal Eropa: Euro


Kelima belas anggota Uni Eropa awal menjadi anggota Sistem Moneter
Eropa (European Monetary System-EMS). Kelompok ini telah berusaha
membentuk sebuah pulau nilai tukar tetap di antara mereka sendiri di tengah
lautan berbagai mata uang utama yang mengambang. Para anggota EMS sangat
tergantung pada perdagangan satu sama lain yang menyebabkan manfaat harian
nilai tukar tetap di antara mereka sangat besar. EMS telah mengalami sejumlah
perubahan besar sejak rintisannya pada tahun 1979, berbagai krisis dan organisasi
besar dalam tahun 1992 dan 1993 dan konversi 11 anggota ke euro pada tanggal 1
Januari 1999, dan pada bulan desember 1999 para anggota Uni Eropa bertemu di
Maastricht, Belanda, dan menyimpulkan suatu kesepakatan yang mengubah masa
depan mata uang Eropa.
Untuk mempersiapkan diri menuju European Economic dan Monetary
(EMU), Maastricht Treaty menyerukan integrasi dan koordinasi kebijakan fiskal
dan moneter dari para negara anggota. EMU akan diimplementasikan melalui
sebuah proses yang disebut konferensi. Sebelum menjadi anggota penuh EMU,
masing-masing anggota sejak awal diminta untuk memenuhi beberapa kriteria
konferensi berikut:

12
Ibid., hlm. 46

15
1. Inflasi nominal tidak boleh lebih dari 1,5% di atas rata-rata ketiga anggota
Uni Eropa yang mempunyai tingkat inflasi terendah setahun sebelumnya.
2. Tingkat bunga jangka panjang tidak boleh lebih dari 2% di atas rata-rata
untuk ketiga anggota yang mempunyai tingkat bunga terendah.
3. Defisit fiskal tidak boleh lebih dari 3% dari produk domestik bruto (PDB).
4. Uang pemerintah tidak boleh lebih dari 60% produk domestik bruto.
Karena kriteria begitu ketat sehingga hanya sedikit anggota yang dapat
memenuhinya, namun ke-11 negara berusaha mencapainya persis sebelum tahun
1999. Yunani mengadopsi eruro pada 1 Januari 2001.13
Bank Sentral yang kuat disebut dengan Bank Sentral Eropa (European
Central Bank-ECB), yang didirikan di Frankfurt, Jerman yang sesuai dengan isi
perjanjian. Bank tersebut mengikuti model Federal Reserve System AS. Bank
sentral negara individual akan mengatur bank-bank yang ada di dalam wilayah
mereka, namun semua intervensi pasar keuangan dan penerbitan euro akan tetap
menjadi tanggung jawab tunggal dari ECB. Bagian dari perkembangan kebijakan
moneter lintas-batas ECB membentuk sistem Transcuropean Automated Real-
time Gross Settlement Express Transfer (TARGET). TARGET adalah mekanisme
ECB untuk menyelesaikan semua pembayaran lintas-batas dari penerapan
peraturan dan bisnis perbankan Uni Eropa.
Menurut Unifikasi Moneter (UE), EMU merupakan sebuah wilayah mata
uang tunggal yang sekarang secara informal dikenal sebagai zona euro, di dalam
pasar tunggaI UE dimana orang-orang, barang, dan jasa serta model bergerak
tanpa batasan. Mulai dengan Treaty of Rome pada tahun 1991-1992, dan Treaty
of Amsterdam tahun 1997, sekelompok inti negara-negara Eropa telah bekerja
dengan stabil mengintegrasikan negara individual mereka menjadi satu pasar
domestik yang lebih besar dan efisien. Hambatan terhadap keterbukaan sejati
masih tetap ada dalam penggunaan berbagai mata uang membutuhkan konsumen
maupun perusahaan untuk memperlakukan pasar-pasar individual secara terpisah.
Pada tanggal 4 Januari 1999, 11 negara anggota EU memulai EMU, mereka
membentuk sebuah mata uang tunggal yang menggantikan mata uang masing-
masing negara anggota peserta. Dari kesebelasan negara tersebut seperti Austria,

13
David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill, Michael H. Moffett, Manajemen Keuangan..., hlm. 46

16
Belgia, Finlandia, Prancis, Jerman, Irlandia, Italia, Luksemburg, Belanda,
Portugal, dan Spanyol. Inggris, Swedia, dan Denmark memilih menggunakan
mata uangnya masing-masing. Pada tanggal 31 Desember 1998 nilai tetap terakhir
diantara ke-11 mata uang anggota dan euro yang ditetapkan. Pada tanggal 4
Januari 1999 Euro secara resmi diluncurkan. Hasil dalam UE, langkah pertama
dari banyak langkah yang masih harus ditempuh dan terdapat dampak euro
terhadap lingkungan ekonomi dan masyarakat secara umum di negara akan
dramatis. euro mempengaruhi pasar dengan tiga cara yaitu negara-negara di dalam
zona euro menikmati biaya transaksi yang lebih murah, resiko mata uang dan
biaya terkait ketidakpastian nilai tukar dapat dikurangi, dan seluruh konsumen dan
bisnis baik di dalam maupun di luar zona euro menikmati transparansi harga dan
meningkatnya persaingan berdasarkan harga.14
Apabila euro ingin sukses menggantikan mata uang dari 11 anggota UE, euro
harus memiliki pondasi ekonomi yang solid. Pendorong utama nilai mata uang
adalah kemampuannya dalam mempertahankan daya belinya, ancaman tunggal
terbesar dalam mempertahankan daya beli adalah inflasi maka tugas utama untuk
UE adalah membangun suatu sistem ekonomi yang akan bekerja untuk
menghilangkan kekuatan-kekuatan inflasi agar tidak menurunkan nilai euro.
Kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral Eropa (ECB) yang memiliki
tanggung jawab tunggal yaitu melindungi stabilitas euro. Struktur-struktur dasar
yang digunakan dalam pendirian Federal Reserve System di AS dan Bundesbank
di Jerman, ECB bebas dari tekanan-tekanan politik yang dalam sejarah
menyebabkan otoritas moneter menyerah terhadap tekanan lapangan kerja dengan
memompa ekonomi. Independensi ECB yaitu untuk memfokuskan pada stabilitas
mata uang tanpa menjadi korban jebakan sejarah.
Pada tanggal 31 Desember 1998 penetapan nilai tukar di antara mata uang
mata uang nasional dengan euro menghasilkan nilai tukar yang tetap. Inggris
bersikap skeptis atas meningkatnya pelanggaran terhadap kedaulatannya yang
memilih untuk tidak ikut berpartisipasi. Swedia tidak berhasil melihat manfaat
yang signifikan dari keanggotaan UE dan juga bersikap skeptis terhadap
partisipasi dalam EMU. Denmark, Inggris dan Swedia memiliki unsur politik

14
Ibid., hlm. 48

17
yang kuat yang sangat mendahulukan kepentingan nasional dan memilih untuk
tidak ikut sampai sekarang, sedangkan Norwegia telah dua kali menolak
keanggotaan dalam UE dan tidak berpartisipasi dalam euro.
Pada tanggal 4 Januari 1999 euro mulai diperdagangkan di pasar mata uang
dunia dalam perkenalannya berlangsung mulus dengan perdagangan yang mantap
dan stabil. Kemudian nilai euro turun dengan mantap dalam beberapa bulan
setelah peluncurannya, akibatnya kuatnya ekonomi AS dan dolar AS dan
melambatnya sektor ekonomi di negara-negara European Monetary System.
Penyebab penurunan dolar selama periode sejak pengenalan euro sampai saat
sekarang di Amerika Serikat setelah mengalami defisit neraca pembayaran
anggaran berjalan yang parah. Defisit terbesar adalah dengan Cina dan Jepang,
namun untuk melindungi ekspor mereka agar tetap kompetitif, baik dari Cina dan
Jepang dalam mengikuti kebijakan makroekonomi yang akan menjaga nilai tukar
mata uang masing-masing agar selalu tetap terhadap dolar Amerika Serikat.
Dalam mencapai hasil tersebut baik Cina dan Jepang harus turut campur ke dalam
pasar mata uang asing dengan membeli dolar Amerika Serikat dalam jumlah yang
sangat besar sambil menjual jumlah yang sama untuk mata uang asing mereka.
Pemilihannya sebagai aliran modal masuk ke Amerika Serikat untuk menjaga
tingkat bunga pada level terendah dalam sejarah untuk mendorong ekonomi dalam
negerinya.
Perluasan Uni Eropa (UE) dan euro pada tanggal 1 Mei 2004, yang
menambahkan 10 negara baru kedalam jajarannya meskipun tidak ada satu negara
baru yang dapat memenuhi syarat untuk menggunakan euro sebagai mata
uangnya. Peralihan ke euro sedikit terganggu pada 2005 ketika upaya untuk
menciptakan satu undang-undang dasar untuk semua 25 negara anggota yang
gagal mencapai kesepakatan. Rancangan undang-undang dasar ini diajukan yang
harus diratifikasi oleh seluruh 25 negara, Juni 2005 9 negara telah menyetujui
rancangan namun Perancis dan Belanda telah memilih “tidak”. Pilihan “tidak”
adalah pukulan besar kepihak Eropa yang melihat Uni Eropa yang memiliki
potensi lebih dari sekadar persatuan ekonomi, moneter, dan mata uang.
Sebelum diperkenalkannya euro, para lawan berpikir bahwa kondisi politik
dan ekonomi tidak mendukung diadakannya mata uang bersama, karena hampir

18
semua negara yang pada akhirnya menggunakan euro, seperti Jerman, Prancis,
dan Italia. Setiap negara dari Uni Eropa tidak dapat mendevaluasi mata uangnya
sendiri, sebab mereka harus bergantung kepada kebijakan fiskal yang
terkoordinasi untuk mendorong pertumbuhan. Tidak mungkin melakukan
kebijakan moneter yang terpusat yang cocok untuk semua negara, seperti yang
digambarkan kan “the impossible trinity”. Ada beberapa negara anggota sedang
tumbuh dan yang lainnya tidak, akibatnya pengangguran cukup tinggi di beberapa
negara anggota namun lebih rendah di negara yang lainnya.
Dalam mengevaluasi terpisah dari masalah pertumbuhan dan lapangan kerja,
euro memiliki catatan yang berisi campuran keberhasilan dan kegagalan. Seluruh
rezim nilai tukar harus berurusan dengan trade off antara peraturan dan
kebijaksanaan dan juga antara kerjasama dan independensi.15

15
Ibid., hlm. 49

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dibawah standart emas (1896-1913), aturan permainan menyatakan bahwa
setiap negara menentukan harga dimana unit mata uangnya dapat dikonversi ke
emas. Selama yahun antar perang (1914-1944) mata uang diperbolehkan untuk
berfluktuasi dalam spektrum yang cukup lebar dalam emas dan sebaliknya.
Kekutatan permintaan dan penawaran menentukan nilai tukar. Perjanjian Bretton
Woods (1944) mendirikan sistem moneter berbasis dolar AS. Dibawah
pengawasan asli dari perjanjian Bretton Woods, seluruh negara menetapkan nilai
mata uangnya dalam emas namun tidak diwajibkan untuk menukar mata uangnya
dengan emas. Hanya dolar yang bisa ditukar dengan emas.
Sejumlah kekuatan perekonomian mengakibatkan penghentian kemampuan
dolar AS untuk ditukar nebjadi emas pada bulan Agustus 1971, nilai tukar hampir
seluruh negara-negara perdagangan maju lalu diperbolehkan untuk mengambang
dalam hubungannya dengan dolar, dan secara tidak langsung dalam hubungannya
dengan emas. Sejak sejumlah krisis yang berkelanjutan pada 1972 dan 1973, dolar
AS dan mata uang terkemuka dunia lainnya telah mengambang dalam nilai.
Eurocurrency adalah mata uang domestik dari satu negara yang disimpan di
negara lain. Walaupun penyebab dasar pertumbuhan pasar Eurocurrency adalah
efisiensi ekonomi, sejumlah kejadioan instutisional selama 1950-1n dan 1960-an
membantu pertumbuhannya. Pada 1957, otoritas moneter Inggris merespons
terhadap melemahnya poundsterling Inggris dengan memperlakukan kendali ketat
terhadap pinjaman bank-bank Inggris dalam poundsterling kepada non-warga
negara Inggris. Negara-negara dengan pasar yang berkembang sering kali harus
memilih di antara rezim niali tukar yang ekstrem atau rezim tetap yang ekstrem
seperti currency board atau dolarisasi.
Euro memiliki keberhasilan yang bercampur karena negara-negara anggota
tidak dapat mendevaluasi mata uangnya secara individu, dan tidak dapat
menggunakan kebijakan moneter yang independen, maka telah mengalami hasil
pertumbuhan dan pengangguran yang berbeda.

20
B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini tentu masih banyak kekurangan, namun
puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan dengan penuh ta’dzim kepada Allah
SWT yang telah memberikan petunjuk-Nya sehingga makalah ini bisa
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis mengharapkan pembaca dapat
menambah wawasan tentang Sistem Moneter Internasional. Penulis menyadari
sepenuhnya jika makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan
untuk penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khilafah, Daulah, Al-Amw'alif I, dan Abdul Qadim Zallum, diterjemahkan oleh


Ahmad S. dkk, 2009. Sistem Keuangan Negara Khilafah. Jakarta Selatan: HTI
Press.
Eiteman, David K., Stonehill, Arthur I., Michael H., Moffett, 2010. Manajemen
Keuangan Multinasional, Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Erlangga.

22

Anda mungkin juga menyukai