Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KELAS

KIMIA FISIKA PERCOBAAN IV

PENGUKURAN INDEKS BIAS LARUTAN GULA TPS 1 B


MENGGUNAKAN REFRAKTOMETER

Nomor
Nama Praktikan Tanggal Kumpul Tanda Tangan
Mahasiswa
1. Heral Marwan 22321031
2. Yulius Mahendra 22321051 18 Januari 2023
3. Risalatul Halimah 22321053
4. Razoki Anhar Bakar 22321042

Nama Instruktur Tanggal Koreksi Nilai Tanda Tangan


Razita Hariani ST.MT

PROGRAM STUDI TEKNIK


PENGOLAHAN SAWIT POLITEKNIK
KAMPAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. TUJUAN
Tujuan setelah mengikuti praktikum ini bisa memahami prinsip kerja
refraktometer dan menentukan konstrentasi larutan gula melalui kurvalibrasi.

I.2. DASAR TEORI


Indeks bias merupakan salah satu dan beberapa sifar optis yang penting dan
suatu medium. Indeks bias adalah perbandingan (rassol antara kecepatan cahaya di
udara terhadap kecepatan cahaya di dalam bahan Pengukuran indeks bias suatu zat
cair penting dalam pendaian offat dan komunian cairan Enentran lantan dan
perbandingan komponen dalam campuran da vat ca atai kaitar yang diekstrakkan
dalam pelarutnya Pengukuran indeks bias dapat dilakukan menggunakan
refraktometer Refraktometer menggunakan prinsip pembiasan cahaya ketika
mengenai mato larutan Refraktometer Brex merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur kadar gula, lai ini dapat dikonversi menjadi nilai indeks bias pada suatu
cairan Refraktometer terdin dars 3 jenis yang dapat digunakan sebagas detector
Kromatografi dalam sebuah laritan, yaitu Refraktometer dengan menggunakan
prinsp pembuasan cahaya dengan prisma (Refaktometer Brix) Refraktometer
Refrakar (Refraktometer Laser dan Refraktometer menggunakan imterferometry
Metode Refraktometer Brix adalah metode yang sederhana, tidak membutuhkan
waktu yang lama. serta tidak membutuhkan sample yang banyak Portable Bremerer
adalah alas untuk mengukur besarnya konsentras larutan yang terkandung didalam
larutan Satuan kala pembacaan Portable Brismetes adalah brox Brix merupakan zat
padat kening yang terlarut dalam mum larutan yang dihitung sebagai sukrosa.
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara kadar
indek bias dengan kadar gula Dari percobam im didapatkan indeks bras dengan
kadar gula atau molaritas yang berbeda yang de larutkan arau di campurkan dengan

2
aquades Indeks bias tidak pernah lebih kecil dan lataun lebih besar atau sama
dengan 1.
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokkan cahaya
karena melalur 2 medium berbeda kecapatan optiknya Ketika seberkas cahaya
mengenai permukaan satu benda, maka cahaya tersebut ada yang dipantulkan dan
ada yang diteruskan Jika benda ronchor transparan seperti kaça atau au maka
sebagian cahaya yang diteruskan terlihat dihalokkam, dikenal dengan pembiasan
Caloya yang selalu batas antar dua medium dengan Kerapatan optik yang berbeda,
kecepatannya akan berubah Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Mendekati garis normal
b. Menjauhi garis normal

Hukum pembiasan cahaya adalah sinal datang sinar bias dan gars normal
terletak pada satu bidang Perbandingan sudut datang dan smus sodut bas calaya
vang mok bidang batas dua medium yang berbeda selalu bernilai setap (konstant)
Jika cahaya masuk dari suatu medium ke medrum tain frekuensi cahaya tidak
berubali tetapi cepat rambatnya akan berubah.
Perbandingan cepat ranihat cahaya dalam ruang hampa fo) dengan cepat
rambat cahaya dalam medium (v) disebi indeks has mottak dari medium (n)
Dirumuskan sebagai berikut:

n= v …….(1)
c

Cepat lambat dalam medium (v) lebih kecil dibandingkan cepat rambat dalam
ruang hampa (c) . Hal ini disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalam
medium. Dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) ditentukan atom-atom
dalam medium dan ini berakibat pada harga indeks bias (n). Secara atomic harga
indeks bias dirumuskan:

3
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1 DATA PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam praktik pada teknik
titrasi yaitu sebagai berikut:

Praktek:

No Uraian kegiatan Hasil

4
1 Dicky Dharma Pratama
Perubahan warna Merah muda
Volume NaOH 4,245 mL
N. Asam Oksalat 0,0849 N

2 Yulius Mahendra
Perubahan warna Merah muda
Volume NaOH 4,355 mL
N. Asam Oksalat 0,0871 N

3 Risalatul Halimah
Perubahan warna Merah muda
Volume NaOH 4,275 mL
N. Asam Oksalat 0,0855 N

Post Test:

5
No Uraian kegiatan Hasil
1 Dicky Dharma Pratama
Perubahan warna
Gagal
Volume NaOH
N. Asam Oksalat

Yulius Mahendra
2 Merah muda
Perubahan warna
Volume NaOH 18,60 mL
N. Asam Oksalat 0,0744 N

3 Risalatul Halimah
Perubahan warna Merah muda
Volume NaOH
19,40 mL
N. Asam Oksalat
0,0776 N

6
II.2 PERHITUNGAN

a. Praktek

AP= 8,4+(3x0,020) N2= 0,1x 4,245:5= 0,0849N


=8,4+0,060
=8,460-4,215
=4,245

AP=4,2+(7x0,020) N2=0,1x 4,335:5= 0,08N


=4,2+0,140
=4,340+0,015(AT)
=4,335
AP =4,2(3x0,020) N2=0,1x4,275:5=0,0855N
=4,2+0,060
=4,260+0,015 (AT)
=4,275

b. Post-Test

AP=18+(6x0.10) N2=0,1x18,67:25=0.0744
=18+0,60
=18,60+0,07(AT)
=18,67

AP=19+(4x0,010) N2=0,1x19,40:25=0,0776
=19+0,40
=19,40+0 (AT)
=19,40

7
III.3 PEMBAHASAN

Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui


konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan secara bertahap antara suatu
larutan dengan larutan yang telah di standarisasi. Volumetri adalah suatu
analisis kuantitatif dimana jumlah suatu zat dicari dengan mereaksikan
volume tertentu dari larutan zai itu dengan larutan standar yang diketahui
konsentrasinya. Keadaan dimana dua zat itu bereaksi sempurna dengan
jumlah yang ekivalen disebut titik ekivalensi (mol ekivalen zat yang dititar
sama dengan mol ekivalen zat penitar) Titik tersebut diusahakan dapat
diamati dengan menggunakan indikator Keadaan dimana perubahan warna
indikator menunjukan titrasi harus dihentikan disebut titik akhir titrasi.
Pada praktikum titrasi asam basa menggunakan indikator PP yang di teteskan
pada larutan basa yaitu larutan NaOH, terjadi perubahan warna menjadi
warna merah muda.
Pada praktikum ini dilakukan tiga kali percobaan. Setelah larutan
Titrat di masukkan ke dalam erlenmeyer kemudian di tetesi indikator PP
sebanyak 2-3 tetes, kemudian dialirkan titran dari dalam buret tetes demi
tetes kedalam larutan yang berada didalam Erlenmeyer (larutan yang akan
dititrasi) sambil digoyang-goyang sehingga terjadi perubahan warna yaitu
menjadi berwarna merah muda yang stabil dari indikator PP yang
menunjukan titik akhir titrasi tercapai.
Pada praktikum kali ini terdapat hasil volume NaOH yang berbeda-
beda setiap percobaan. Pada kegiatan praktek titrasi ke-1 didapat volume
NaOH sebesar 4,245 mL, Titrasi ke-2 volume NaOH sebesar 4,355 mL,
Titrasi ke-3 volume NaOH sebesar 4,275 mL, adapun pada kegiatan post-test
pada titrasi ke-1 itu gagal dilakukan, Titrasi ke-2 volume NaOH sebesar

8
18,60 mL dan Titrasi ke-3 volume NaOH sebesar 19,40 mL. Hal itu terjadi
karena dalam menggambil data perlu dilakukan pengamatan yang teliti.
Tidak ada pengukuran yang mutlak, tepat, dan akurat. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan manusia. Pengukuran yang akurat sangat tergantung
pada metode dan alat ukur yang digunakan. Keterbatasan tersebut misalnya
penglihatan. Dimana para praktikan harus melihat volume pada saat larutan
di dalam erlenmeyer menjadi berwarna merah muda. Dengan setiap
percobaan yang dilakukan oleh berbeda-beda individu tentunya
menghasilkan data pengamatan yang beda. Oleh karena hasil volume setiap
percobaan berbeda maka hasil perhitungan konsentrasi NaOH setiap
percobaan berbeda. Pada kegiatan praktek titrasi ke-1 didapat konsentrasi
sebesar 0,0849 N, Pada titrasi ke-2 didapat konsentrasi sebesar 0,0871 N,
Pada titrasi ke-3 didapat konsentrasi sebesar 0,0855 N, dan pada post-test
Pada titrasi ke-1 itu gagal, Pada titrasi ke-2 didapat konsentrasi sebesar
0,0744 N dan Pada titrasi ke-3 didapat konsentrasi sebesar 0,0776 N.
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Titrasi adalah suatu proses dimana volume larutan standar yang di
tambahkan ke dalam larutan dengan tujuan untuk mengetahui
konsentrasi dari suatu larutan.
2. Dengan hasil yang baik ialah berwarna merah muda

III.2 SARAN

9
1. Praktikum harus lebih teliti dalam menambahkan larutan agar
mendapatkan hasil maksimal.
2. Untuk mendapatkan hasil yang bagus maka harus lakukan dengan
penuh konsentrasi tinggi dan hati-hati.

III.3 DAFTAR PUSTAKA

Khairiah Hanifa, 2022. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Politeknik


Kampar, Provinsi Riau

10

Anda mungkin juga menyukai