Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PENDIDIKAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara

Dosen Pengampu: Anna Mariana, M.A

Disusun oleh :

1) Tika Oktavia 196131002


2) Niken Ayu Putri Nilasari 196131013
3) Laili Rahmawati 196131016
4) Iwang Adil Waroto 196131031
5) Najmah Haniyah 196131039
6) Fajri Ana Zahrotul Jannah 196131040

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur senantiasa tercurahkan kepadaNya Sang Maha Penguasa Alam Semesta ini, atas
limpahan anugrah nikmat Iman,Islam dan Ihsan yang mendekap dalam naungan Nya.
Limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT semakin meningkatkan semangat penulis dalam
menyelesaikan tugas penulisan makalah ini yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Islam di Asia
Tenggara”. Tak lupa sholawat bersampulkan salam senantiasa tercurahkan kepadanya Sang
Revolusioner dunia Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nantikan syafaatnya di yaumul
akhir kelak. Tentunya dalam penyusunan makalah ini bukan semata-mata usaha penulis sendiri.
Bantuan dari berbagai pihak baik berupa moral maupun materil selalu penulis dapatkan guna
mendukung kelancaran penyusunan makalah ini. Untuk itu menjadi kepatuhan penulis
sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada.

1) Orang tua penulis yang telah merawat dengan ikhlas dan penuh pengorbanan jiwa raga,
mencukupi semua kebutuhan penulis, serta tangisan kasih sayang dalam tiap untian
doannya.
2) Ibu Anna Mariana, M.A, Selaku dosen pengampu mata kuliah “ Sejarah Islam Asia
Tenggara” yang dalam kesibukannya berkenan memberi arahan dan bimbingan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini.
3) Seluruh dosen Program Studi Sejarah Peradaban Islam yang tak henti-henti memberikan
ilmunya pada kami dalam menyiapkan bekal menuju peradaban keilmuan yang penuh
dengan liku tantangan.
4) Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam 5 ( Lima ) A
yang telah menemani dan memberikan semangat kepada penulis serta berjuang bersama
dalam menggapai mimpi masa depan.
5) Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga dengan bantuan
tersebut menjadi ladang amal di sisi Tuhan yang Maha Esa. Amin. Semoga dengan
adanya makalah ini mampu merangsang semangat pembaca dalam mengembangkan
kemampuan tak terduga yang dimilikinya khususnya dalam keilmuan. Tak ada gading
yang tak retak. Penulis menyadari penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
untuk itu kritik dan saran membangun selalu penulis harapkan dari pembaca untuk
perbaikkan penyusunan makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Surakarta, 25 Oktober 2021

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
I. Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara 2
II. Revieuw Buku Sejarah Pendidikan Islam di Asia Tenggara 4
III. Revieuw Jurnal Perkembangan Pendidikan Islam di Asia Tenggara 18
BAB III 26
PENUTUP 26
A. Kesimpulan 26
B. Kritik Dan Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia. Islam
merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Selain itu
minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma (Myanmar), Singapura, Filipina, Thailand, dan
Vietnam. Menjadi sebuah kajian yang sangat menarik jika kita kaji bersama, bagaimana
pengaruh pendidikan Islam di Asia Tenggara serta sejarah yang melatar belakanginya yang
masih memiliki keterkaitan yang sangat erat antara jajaran negara-negara di Asia tenggara.
Sumber-sumber yang dijadikan rujukan penulis berasal dari buku, jurnal,dan artikel yang
saling terkait dengan tema kajian yang diangkat oleh penulis. Menjadi suatu harapan penulis,
tulisan ini dapat dijadikan sumbangsih dalam keilmuan yang berkorelasi dengan kemajuan
bangsa dalam menghadapi kemajuan peradaban menuju kompleksitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dinamika sejarah pendidikan Islam di Asia Tenggara?
2. Apa pengaruh pendidikan Islam di Asia Tenggara?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dinamika sejarah pendidikan Islam di Asia Tenggara
2. Dapat Mengetahui pengaruh pendidikan Islam di Asia Tenggara

1
BAB II

PEMBAHASAN

I. Dinamika Pengaruh Pendidikan Islam di Asia Tenggara

Dalam ruang lingkup pendidikan Islam di Asia Tenggara juga mengalami perkembangan
yang sama, seperti halnya pengaruh pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini pada dasarnya
merupakan fenomena modern yang muncul sekitar awal abad 20 M, karena pada awal masuknya
Islam, masyarakat masih menggunakan rumah-rumah, langgar maupun masjid yang kemudian
berkembang menjadi pondok pesantren sebagai pengaruh terbesar dalam pendidikan agama
Islam.

Perkembangan pendidikan Islam di fase berikutnya, dengan lahirnya Madrasah sebagai hasil
tarik menarik antara pesantren sebagai pendidikan Islam awal di satu sisi Madrasah sebagai
pendidikan modern. Adapun para ulama dan kyai yang berjasa dalam mendirikan madrasah di
Indonesia adalah Tengku Daud Beureuh (Aceh), K.H Wahab Hasbullah, K.H Ahmad Dahlan,
Syeikh Amirullah di Padang, dan K.H Mansyur di Surabaya, bersama-sama mendirikan
Madrasah Sa’adah Adabiyah. Kemudian di sisi lain, Syeikh Abdul Karim mendirikan Madrasah
Thawalib di Padang, dan Haji Abd. Somad mendirikan Madrasah Nurul Iman di Jambi. 1

Sedangkan dalam konteks pengaruh pendidikan Islam Asia Tenggara di Malaysia juga
mengalami kemajuan yang signifikan, seperti halnya negara Asean lainnya. Pasca kemerdekaan
Malaysia pada tahun 1957, ilmu pengetahuan agama Islam telah dijadikan sebagai kurikulum
pendidikan nasional pada saat itu. Hingga tahun 1980-an, Islam di Malaysia mengalami puncak
kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya dakwah dan kajian Islam oleh para intelektual.2

Pada dasarnya, sistem pendidikan di Malaysia tidak terlepas dari pengaruh Inggris sebab bekas
daerah jajahannya. Hal ini yang menyebabkan Malaysia maju di bidang pendidikan, di mana

1
Abdurahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 18-20.
2
Abd. Rahman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan
Barat, (Yogyakarta: Gamma Media, 2003), hlm. 120

2
Inggris di sekarang ini sangat memperhatikan pendidikan untuk negeri jajahannya. Berbeda
dengan Indonesia yang merupakan bekas jajahan Belanda. Belanda hanya mengeruk kekayaan
negara jajahannya tanpa memberikan pendidikan yang intensif kedepannya.

Kemudian dalam perkembannya, pendidikan Islam di Brunei juga mengalami kemajuan


yang sangat pesat. Letak negaranya yang makmur serta seorang Sultan sebagai kepala negara,
menjadikan pengaruh pendidikan Islam menjadi terbuka. Dalam konsep pendidikannya,
pemerintah Brunei Darusslam lebih mengutamakan pada penciptaan SDM yang berakhlak,
beragama dan menguasai teknologi.3

Pendidikan formal di Brunei dimulai pada tahun 1912 dengan dibukannya sekolah Melayu di
Bandar. Kemudian diikuti oleh pembukaan sekolah-sekolah di wilayah Brunei Muara, Kuala
Belait, dan Tutong. Bahasa Melayu digunakan sebagai sarana pembelajaran bahasa, pengetahuan
agama Islam, pendidikan jasmani, dan lain-lain. Sejak tahun 1984, pemerintah Brunei Darusslam
dengan kurikulum pendidikan nasional mewajibkan para siswanya untuk menguasai dwi bahasa,
yaitu Melayu dan Inggris.

Kemudian pengaruh pendidikan Islam di Thailand dibawah kerajaan Islam Melayu


Patani, selama abad ke-17 mengalami kemajuan, kemakuran, dan kemewahan. Sebelum jatuh
pemerintahan akhirnya jatuh ke tangan Ayuttaya (Pemerintahan Thailand) pada awal 18 M.
Pendidikan Islam di Thailand (Patani) pada masa itu juga memperlihatkan perkembangan yang
baik dan mendapatkan kebebasan beribadah dan berdakwah. Akan tetapi seiring perjalannya
waktu pendidikan Islam akhirnya tidak lagi mendapatkan dukungan penuh dari peerintahan
Thailand. Meskipun demikian, perkembangan pendidikan Islam di Thailand Selatan (Patani)
terus mempertahankan pola pendidikan Islami hingga sekarang.

Akan tetapi, di era sekarang ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintahan
kerajaan Thailand memberikan kebebasan yang besar bagi kaum Muslimin untuk beribadah dan

3
Haji Awang Mohd. Jamil al-Sufri, Tarsilah Brunei: Sejarah Awal dan Perkembangan Islam, (Brunei Darussalam:
Kementrian Kebudayaan, 2001), hlm.3.

3
berdakwah. Dukungan terhadap pembangunan pondok pesantren dan sekolah Muslim Thai, juga
diberikan jaminan kebebasan dan keamanan.4

Pengaruh pendidikan Islam di Asia Tenggara sangat mempengaruhi kemajuan ilmu


pengetahuan Islam. Faktor yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan Islam di Asia
Tenggara, adalah faktor agama, apresiasi terhadap ilmu, dan perlindungan dan dukungan dari
pemerintah negara setempat. Kemajuan ilmu pendidikan Islam di Asia Tenggara ini tentunya
akan memperkaya dan memperindah khazanah ke-Islaman di Asia Tenggara. Melalui dunia
pendidikan Islam inilah ilmu pengetahuan dapat berkembang hingga saat ini, bahkan
mendapatkan dukungan penuh oleh Indonesia sebagai negara yang jumlah Muslimnya terbanyak
saat ini.

II. Review Buku Perkembangan Pendidikan Islam di Asia Tenggara

A. Identitas Buku

Judul Buku : Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara

Penulis : Prof.Dr.Haidar Putra Daulay, M.A

Edisi : Cetakan Pertama, Maret 2009

Halaman : 226 Halaman

ISBN : 978-979-518-957-2

Penerbit : PT.Rineka Cipta

B. Isi Buku
Isi buku ini membahas tentang dinamika pendidikan Islam di Asia Tenggara, Buku ini
adalah hasil penelitian penulis pada bulan Februari-Maret dan Agustus- September 2004, ke
berbagai negara di Asia Tenggara, sebagai sampelnya adalah negara Malaysia, Singapura,
Thailand, Brunei, Filipina, dan Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa masyarakat

4
M. Darwam Raharjo, Islam di Mungthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Patani, (Jakarta: LP3ES, 1988), hlm.
138-139.

4
Asia Tenggara adalah masyarakat religius, di kawasan ini terdapat sejumlah agama yakni : Islam,
Budha, Hindu, Kristen, Katolik, dan lain-lain. Khususnya agama Islam dianut oleh mayoritas
masyarakat yang tinggal di Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Kajian tentang pendidikan Islam di Asia Tenggara ini perlu dilaksanakan, dengan
pertimbangan :

1. Penduduk Islam terbesar di dunia berada di Asia Tenggara diperkirakan lebih dari 200
juta jiwa.
2. Institusi pendidikan Islam seperti "pesantren" di Malaysia dan Thailand disebut dengan
"Pondok", tersebar di wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan
Thailand.
3. Pendidikan Islam itu sangat adaptif terhadap perubahan dan kemajuan zaman.
4. Pendidikan Islam juga terlaksana di negara yang minoritas penduduk muslimnya.

Pendidikan Islam di Asia Tenggara telah berlangsung sejak masuknya Islam di kawasan
ini. Jika Islam telah masuk ke kawasan Asia Tenggara ini pada abad pertama Hijriyah seperti
yang dikemukakan oleh kebanyakan sejarawan muslim Indonesia, maka berarti pendidikan Islam
itu telah berlangsung sejak saat itu pula. Para mubalighlah yang berperan sebagai pendidik
aktivitas yang dilakukan para mubaligh tersebut dapat digolongkan pada aktivitas pendidikan,
karena telah terpenuhinya kelima unsur pendidikan yang meliputi: (1.) adanya pemberian, (2.)
penerima, (3.) adanya tujuan, (4.) cara atau jalan yang baik, (5.) konteks positif.

Pendidikan Islam yang pada mulanya dimulai dari adanya kontak pribadi antara
pendidik, yakni mubaligh dengan para masyarakat pribumi. Sehingga, selanjutnya terjadilah
proses pendidikan, setelah masyarakat muslim terbentuk, maka pendidikan Islam pun
dilaksanakan di lembaga pendidikan yang diawali dengan masjid, dan langgar. Kemudian
menyusul munculnya pesantren (Pondok), sekolah, dan Madrasah. Sesuai dengan arus
perkembangan zaman, maka pendidikan Islam di wilayah ini telah mengalami perkembangan
yang dinamis. Pada mulanya pendidikan Islam banyak berpusat di masjid, langgar, dan pesantren
(Pondok), dengan mengutamakan pendidikan keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab kuning
saja, kemudian berkembang dengan berdirinya lembaga pendidikan sekolah, dan Madrasah.
Lembaga pendidikan sekolah dan Madrasah tersebut mengajarkan mata pelajaran yang
menggabungkan ilmu-ilmu diniyyah perennial knowledge dengan ilmu-ilmu umum acquired
Knowledge.

Dinamika pendidikan Islam tidak hanya sebatas itu saja, tetapi setelah berakhirnya
Perang Dunia Kedua, banyak negara di Asia Tenggara yang kemudian memperoleh
kemerdekaannya, dengan demikian berdiri pulalah perguruan-perguruan tinggi Islam di kawasan

5
ini. Tuntutan arus kemajuan zaman semakin lama semakin menguat di kalangan masyarakat
muslim Asia Tenggara terutama setelah usainya perang dunia kedua setelah beberapa negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Indonesia dan Malaysia memproklamirkan
kemerdekaan yang dengan demikian sekaligus pula muncul cita-cita dan ide ide untuk
mengadopsi kemajuan zaman tersebut dampak dari itu secara evolutif mulai berkurang lembaga
pendidikan Islam tradisional dan semakin meningkatnya jumlah lembaga pendidikan Islam
modern.

Gaung pembaharuan pemikiran Islam yang bergema sejak abad ke-19, menyentakkan dunia
Islam dari "tidur nyenyak" selama ini, dan gaung pembaruan itu pun sampai ke Asia Tenggara.
Melalui pelajar-pelajar yang pulang dari menuntut ilmu di Mekkah dan kairo. Pada awal abad
ke-20 merupakan fase awal masuknya pemikiran pembaruan tersebut ke kawasan ini.

Pendidikan Islam di Indonesia

Tahap awal pendidikan Islam di Indonesia berlangsung secara informal contact person
antara mubaligh dan masyarakat sekitar yang tidak terancang struktural secara jelas dan tegas
pergaulan keseharian yang didalamnya mengandung unsur pendidikan seperti keteladanan yang
diberikan oleh para mubaligh merupakan ketertarikan masyarakat sekitar untuk memeluk agama
Islam.

Kontak kontak awal itu tidak terprogram secara rigit dan ketat. jadi hal itu belum melembaga
sebagai suatu lembaga tertentu di sini yang paling penting berperan adalah mubaligh. Setelah
pendidikan informal itu berlangsung maka muncullah pendidikan formal. Pendidikan yang
terencana punya waktu, tempat, dan materi tertentu. Dengan demikian ada beberapa lembaga
pendidikan Islam formal pertama yang muncul di Indonesia :

1. Masjid dan lanngar


2. Pesantren
3. Meunasah, Rangkang, dan Dayah
4. Surau

Pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda dan jepang yang memiliki karakteristik
yang berbeda , dimana terdapat dua ciri khas pendidikan Islam Indonesia pada masa penjajahan
Belanda pertama adalah dikotomis dan yang kedua adalah diskriminatif. Pendidikan Islam di
zaman penjajahan Jepang terkait erat dengan saling membutuhkan antara Jepang dan dan umat
Islam di Indonesia. Pendidikan Islam pada zaman kemerdekaan, pendidikan Islam di Indonesia
pasca penjajahan terbagi menjadi dua bagian yaitu,

6
Pendidikan Islam sebagai Lembaga

tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti Pesantren sekolah


madrasah dan perguruan tinggi.

Pendidikan Islam sebagai Mata Pelajaran

Yakni dimasukkannya mata pelajaran agama ke sekolah-sekolah sebagai mata pelajaran


yang berdiri sendiri disamping mata pelajaran lainnya pendidikan Islam sebagai mata pelajaran
telah dimasukkan ke sekolah-sekolah sejak tahun 1946 sejak dimulainya pelajaran agama di
sekolah-sekolah umum.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia

1. Pesantren
2. Sekolah
3. Madrasah
4. Sekolah-sekolah dinas
5. Pendidikan tinggi Islam

Pendidikan Islam di Malaysia

Malaysia adalah salah satu negara anggota Asean yang merdeka pada tanggal 31 Agustus
1957 ditangani Inggris dengan nama persekutuan Tanah Melayu. Kemudian pada tahun 1963
berubah namanya menjadi Malaysia termasuk di dalamnya Sabah Sarawak dan Singapura. Dua
tahun berikutnya Singapura terpisah dari Malaysia.

Kedatangan Islam ke Malaysia tidak berbeda dengan kedatangan Islam ke Indonesia.


Yaitu melalui Selat Malaka. Selat Malaka merupakan jalur perdagangan laut, yang sudah lama
dilayari oleh pedagang Arab, Persia, dan India. Sebagai sebuah lintasan perdagangan tentu, telah
terjadi kontak antara kaum pedagang, yaitu para pedagang dengan Bumiputera ( pribumi).
Dipandang dari sudut pendidikan Kedatangan para pedagang yang berperan sebagai Dai tentu
telah dimulai sejak masuknya Islam di negeri Malaysia kontak-kontak personal yang berbentuk
informal antara pedagang atau mubaligh sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi di
daerah ini terbentuknya komunitas muslim di kawasan ini merupakan hasil proses Islamisasi
tersebut.

7
Awal pendidikan Islam di Malaysia diawali dengan kelembagaan yang bersifat informal
melalui kontak kontak person antara pendidik atau pedagang yang merangkap sebagai mubaligh
semata-mata dengan peserta didik yakni masyarakat pribumi yang menjadi sasaran dakwah.
Kontak-kontak informal itu tidak memerlukan tempat jadwal buku dan mata pelajaran tertentu
dalam konteks informal itulah berlangsung aktivitas pendidikan setelah masyarakat muslim
terbentuk mulai muncul lembaga pendidikan non-formal yang berpusat di masjid rumah-rumah
dan istana.

Kegiatan para pedagang yang merangkap sebagai mubaligh semata dapat digolongkan
sebagai kegiatan pendidikan sebab upaya-upaya mereka itu telah memenuhi unsur-unsur pokok
pendidikan. Peranan masuknya Raja Malaka yang pertama ke dalam Islam sangat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan Islam di Malaysia Parameswara Raja Malaka masuk Islam pada
tahun 1414 M dan mengubah namanya menjadi megat Iskandar Syah dengan masuknya beliau
ke dalam Islam beliau ikut aktif dalam memberikan arahan kepada para pembesar dan rakyatnya
untuk memeluk Islam beliau juga aktif dalam menuntut ilmu agama seperti shalat. Dengan
demikian tumbuhlah kegiatan ilmu pengetahuan Islam dan dakwah di kerajaan Malaka istana
raja dijadikan Institut pendidikan Islam begitu juga rumah-rumah para mubaligh.

Sultan Mansyur Syah 1456-1477 amat menjunjung tinggi kitab-kitab agama


penghormatan yang begitu tinggi beliau berikan kepada kitab Darul mashum yaitu sebuah kitab
Tasawuf karangan Maulana Abu Bakar dari Mekah ketika kitab itu dibawa ke Malaka kitab itu
diarak hingga ke balairung sebelum diantar ke Pasai untuk diterjemahkan. Banyak lagi aktivitas
pendidikan yang diprakarsai beliau antara lain pengiriman pelajar belajar ke Pasai untuk
menuntut ilmu pengetahuan Sultan mahmudsyah 1488-1511 adalah raja Malaka yang terakhir
berangkat ke rumah Maulana Yusuf untuk mempelajari ilmu fiqih. Suasana Semarak keilmuan
yang demikian menonjol pada masa kerajaan Malaka sehingga muncullah berbagai institusi atau
lembaga pendidikan Islam di Malaka seperti rumah masjid Surau bahkan juga istana pada masa
itu istana dijadikan pusat pendidikan dan dakwah islam masyarakat dari segala lapisan ikut
terlibat dalam pendidikan Islam.

Kegemilangan masa pendidikan Islam di Malaka berakhir dengan penaklukan Portugis


terhadap Malaka. Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511 M Sejak saat itu Malaka
mengalami zaman kegelapan dalam berbagai bidang yaitu pendidikan politik ekonomi budaya
dan agama penaklukan Malaka oleh Portugis ini dipandang sebagian sejarawan tidak hanya
bermotif ekonomi atau politik tetapi juga tidak terlepas dari motif agama jelaslah Malaka
dibawah kekuasaan Portugis tidak Membantu perkembangan agama dan pendidikan.

Hal yang sama juga terjadi ketika Malaka dikuasai oleh Belanda pada tahun 1641 dan
Inggris pada tahun 1795 keadaan pendidikan dan dakwah Islam pada periode ini berada pada era

8
kemunduran dan tidak menonjol. Pendidikan formal telah dimulai pada masa Raffles sistem
pendidikan Barat pada awal abad ke-19 dalam bentuk pendidikan formal diperkenalkan di Tanah
Melayu di Penang didirikan Penang free school pada tahun 1816 di Singapura pada tahun 1823
dan di Malaka pada tahun 1826 didirikan free school.

Sekolah-sekolah yang didirikan Inggris tersebut tidak begitu mendapat sambutan dari
orang-orang Melayu karena terdapat beberapa perbedaan yang prinsipIl. antara lain masalah
agama kendatipun hidup dalam keterbelakangan orang-orang Melayu tetap mempertahankan
institusi pendidikan mereka yaitu institusi pendidikan di rumah masjid dan Surau masyarakat
melayu menyebutnya sekolah Quran anak didik yang lulus sekolah sekolah tersebut ada yang
melanjutkan ke Mesir atau Mekah kembalinya mereka ke tanah Melayu mereka membangun
institusi pendidikan seperti pondok pada tahun 1854 pemerintah Inggris mengambil alih sekolah
Quran. Upaya pendiskriminasian pendidikan Islam di tanah Melayu dimaksudkan kaum penjajah
untuk melemahkan pendidikan Islam. Pendidikan Pondok pun merupakan bagian dari pendidikan
Islam sejak zaman dahulu sampai sekarang di Tanah Melayu. Sistem pendidikan Pondok di
Malaysia pun tidak berbeda jauh dengan sistem pesantren di Indonesia.

Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut umat Islam untuk turut serta menyesuaikan diri
dengan perkembangan tersebut sekolah sekolah agama tidak lagi semata-mata mengajarkan mata
pelajaran agama tetapi juga telah memasukkan mata pelajaran umum sebetulnya gaun
pembaruan pemikiran Islam pada abad ke-19 telah menyatakan dunia islam akan ketertinggalan
mereka dalam bidang pendidikan kemudian muncullah perubahan perubahan dalam bidang
pendidikan Islam secara bertahap.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Malaysia

Jika ditinjau dari segi agama penduduk Malaysia menganut agama Islam Kristen Katolik Hindu
Budha dan Konghucu dipandang dari sudut etnis suku dan ras Malaysia di dihuni oleh Melayu
Cina India dan lain-lain. Kendatipun penduduk Malaysia menganut berbagai agama akan tetapi
Islam tetap menempati posisi yang agak khusus di Malaysia.

Untuk menunjukkan kedudukan agama Islam yang khas dicantumkan dalam perlembagaan
persekutuan bagian satu yakni tentang masalah negeri-negeri agama dan undang-undang bagi
persekutuan, Implikasi peraturan yang tertera dalam kelembagaan itu adalah ditumbuhkan nya
lembaga-lembaga yang akan mengurusi hal ihwal kehidupan beragama Oleh sebab itu di setiap
Negeri ditumbuhkan jawatan agama selain tumbuhnya jawatan agama implikasi kekhasan
kedudukan agama Islam terlihat dalam implikasi pendidikan Islam penerapan pendidikan Islam
di Malaysia dapat dibagi menjadi 3 bagian :

9
1. Pendidikan agama Islam sebagai lembaga.
● Sekolah rendah 6 tahun
○ Sekolah rendah kebangsaan
○ Sekolah rendah Tamil
○ Sekolah rendah Cina
● Sekolah menengah
○ Sekolah Menengah kebangsaan (tingkat rendah dan atas)
○ Sekolah Menengah berasrama penuh
( sekolah menengah teknik, Sekolah Menengah kebangsaan agama SMKA, Sekolah
Menengah agama negeri, Sekolah Menengah agama rakyat,)

2. Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran.

Mata pelajaran agama Islam sebagai subjek pelajaran diajarkan di sekolah rendah sampai
perguruan tinggi mata pelajaran ini merupakan bagian yang harus diajarkan di sekolah-sekolah.
Pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah di Malaysia secara formal baru dimulai pada awal
tahun 1960-an yakni setelah kerajaan melaksanakan undang-undang pendidikan.

3. Pendidikan agama Islam sebagai nilai (value)

4. Pondok

Sebetulnya apabila kita merujuk pada landasan historis tentang terlaksananya Proses
Islamisasi di nusantara termasuk Indonesia Malaysia dan Thailand Selatan dapat diketahui
bahwa tahap tahap awal pendidikan Islam itu dibagi menjadi 3 fase

Fase pertama pendidikan Islam berlangsung secara informal yang dilakukan oleh para mubaligh
yang datang ke nusantara atau pedagang yang merangkap sebagai mubaligh. Fase yang kedua
yaitu telah dilakukan pendidikan informal yang diintensifkan dengan memunculkan pendidikan
yang bersifat nonformal pada fase inilah muncul rumah-rumah tertentu sebagai tempat
pendidikan. Fase yang ketiga sama halnya dengan di Indonesia terdapat kesulitan untuk
menentukan waktu berdirinya Pondok di Malaysia namun ada catatan sejarah bahwa setelah
Malaka jatuh pendidikan Islam mengalami kejayaan di Patani dari Patani inilah masuknya
institusi Pondok ke tanah Melayu terutama di daerah Terengganu Kelantan dan Kedah. Dilihat
dari perkembangannya Pondok di Malaysia juga mengalami dinamika ada pondok yang masih
tetap mempertahankan sistem tradisional namun ada juga yang sudah dimasuki unsur unsur
modern.

5. Pendidikan tinggi Islam

10
Pendidikan tinggi Islam di Malaysia dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu Universitas
kolej Universiti dan kolej. Islamic studies di tingkat pendidikan tinggi telah dimulai pada tahun
1950-an di Universitas Malaya University of Malaya Um Universitas Malaya adalah universitas
tertua di Malaysia sampai saat sekarang Universitas Malaya masih tetap melaksanakan
pendidikan tinggi Islam dalam bentuk Akademi sebagai bagian dari Universitas Malaya.

Pendidikan Islam di Brunei Darussalam

Brunei adalah sebuah negeri yang terletak di kepulauan Kalimantan menghadap ke Laut
Cina Selatan berbatasan dengan Sabah dan Serawak Luasnya sekitar 5.765 KM². Sejak Awang
alak betatar Sultan Muhammad Syah memerintah sampai saat sekarang Brunei telah diperintah
sejumlah 29 orang Sultan dengan sistem pemerintahan berbentuk kerajaan monarki. Menurut
Catatan sejarah sebelum Awang Alak Betatar masuk Islam agama Islam telah tersebar di
kalangan masyarakat, misalnya pada tahun 1977 Raja Brunei di kala itu telah mengirim utusan
ke negeri Cina sebagian dari utusan itu adalah orang Islam yang berbangsa Arab seperti Puyali
(Ali Abu), Shik-Nu (Sheikh Noh), dan Kadi Qasim.

Dengan masuknya Awang alak betatar ke dalam Islam maka agama Islam mengalami
perkembangan pesat. Rakyat Brunei masuk agama Islam dengan beramai-ramai karena itu pula
menurut Catatan sejarah menyebutkan bahwa Brunei pada abad ke-16, sudah menjadi pusat
pengembangan Islam terlebih lebih setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 an.
Dapat disimpulkan bahwa Islam telah mulai kelihatan sejak 500 tahun yang silam di Brunei.
Pendidikan Islam pertama di Brunei bila kita berpegang kepada hasil dari berbagai kajian tentang
awal mula pelaksanaan pendidikan di Indonesia dan Malaysia tidak jauh berbeda
pelaksanaannya. Pendidikan Islam di Asia Tenggara ini termasuk negara Brunei telah mengawali
pelaksanaan pendidikan Islam sejak masuknya Islam ke negara tersebut.

Agama Islam menduduki tempat yang amat penting di Brunei karena Islam adalah agama resmi
negara sedangkan agama lain diperbolehkan untuk dilaksanakan dan diamalkan oleh
penganutnya. Khusus mengenai Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dalam uraian sebagai
berikut bahwa pendidikan agama telah dimulai sejak 6 abad yang lalu pada tahap awal
pendidikan itu disampaikan di masjid, rumah, dan balai-balai oleh para mubaligh yang datang ke
Brunei.

Pendidikan agama Islam di balai balai ini adalah rumah yang ditujukan untuk tempat pengajaran
agama Islam sistem ini mirip dengan pengajian Pondok di negara lain di balai ini dilaksanakan
dua bentuk pengajian satu pengajian umum untuk masyarakat umum semacam Majelis Taklim di

11
Indonesia sia sedangkan pengajian khusus adalah bertujuan untuk pekerjaan tertentu dalam
bidang agama seperti pegawai agama Ulama di juru nikah di Indonesia disebut p3ntr pegawai
pencatat nikah talak dan Rujuk serta untuk menjadi guru agama. Sistem pendidikan Balai ini
terbatas untuk kaum pria saja sedangkan wanita memperoleh pendidikan di rumah-rumah dan
sistem pendidikan ini jauh dari sentuhan pembaruan. Pendidikan agama di sekolah pada tingkat
sekolah rendah dimulai pada tahun 1932 di daerah Muara dan kemudian baru menyebar ke
daerah-daerah lain pada tahun 1940-an.

B. Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Brunei Darussalam

1. Pendidikan prasekolah selama 1 tahun


2. Pendidikan di tingkat rendah selama 6 tahun
3. Pendidikan di tingkat menengah rendah selama 3 tahun
4. Pendidikan di tingkat Menengah Atas 2 tahun
5. Pendidikan di tingkat menengah Tinggi 2 tahun

Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran telah dimulai sejak tahun 1930-an di
sekolah-sekolah Melayu dan Inggris di Brunei pendidikan agama tersebut. Sampai dengan tahun
1964 tidak diujikan karena itu kurang berpengaruh kepada murid-murid, secara bertahap
Terutama sejak tahun 1965. Pendidikan agama memiliki kedudukan yang amat penting di Brunei
hal ini dikaitkan dengan adanya ujian untuk pelajaran agama Sehingga dengan demikian peserta
didik menempatkan pendidikan agama tidak berbeda dengan mata pelajaran lainnya.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam

1. Sekolah agama
2. Sekolah Arab
3. Tahfidzul Qur'an
4. Institut pengajian Islam
5. Fakultas Islamic studies

Pendidikan Islam di Singapura

Singapura sebelum tahun 1963 adalah bagian negara persekutuan tanah Melayu
kemudian melepaskan diri menjadi negara yang berdiri sendiri Singapura tumbuh menjadi kota
Kosmopolitan. Di tengah kehidupan kota metropolitan bermukim sekitar Rp450.000 muslim
yakni sekitar 16% dari total litas penduduk Singapura. Jika kita kembali pada awal mula
masuknya Islam ke tanah Melayu yang diawali dengan masuk Islamnya Raja Malaka yang
pertama Parameswara pada tahun 1414. Dan sejak itu Malaka tumbuh menjadi pusat pendidikan

12
dan dakwah hingga negeri itu ditaklukan oleh Portugis pada tahun 1511. Malaka dan didampingi
pula negara tetangganya Perlak dan Pasai yang lebih dahulu memeluk Islam dan di
daerah-daerah tersebut telah tumbuh menjadi pusat-pusat pendidikan dan dakwah islam maka
tidak mustahil bahwa daerah-daerah di sekitar kawasan Tanah Melayu, setelah disentuh oleh
Islam hanya saja perkembangan Islam khususnya di Singapura tahap awal sebelum abad ke-19,
agak sulit dilacak oleh karena keterbatasan informasi sesudah abad ke-19 barulah diperoleh
Gambaran tentang masyarakat Islam di Singapura meskipun belum sempurna betul.

Kegiatan umat Islam dalam berbagai aktivitas keagamaan semakin meningkat terutama
menjelang abad ke-20. Pada awal abad ke-20 dapat dilihat dari pelaksanaan perjalanan ibadah
haji banyak orang Indonesia yang bermaksud melaksanakan Haji berangkat dari Singapura dan
tidak jarang pula di antara mereka sebelum dan sesudah berangkat ke tanah suci bermukim di
Singapura. Singapura ketika itu berperan sebagai pusat kegiatan pendidikan Islam dikarenakan
banyak para sarjana Islam yang memiliki kedalaman ilmu pengetahuan agama yang berasal dari
Timur Tengah, dan ini mendorong banyak belajar datang ke Singapura untuk menuntut ilmu
pengetahuan.

Dari hari ke hari orang-orang Melayu Islam Singapura menonjolkan keistimewaan


mereka seperti menara kecil masjid di Pusat Bandar. Mereka mau berdiri megah dalam bidang
pendidikan timbul semangat umat Islam untuk membenahi diri di dalam bidang ini mereka sadar
bahwa pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk meraih kejayaan kemajuan yang
terlihat dalam dunia pendidikan di Singapura terlihat pada tahun 1980-an, yang cukup
menggembirakan sensus penduduk tahun 1990 menunjukkan bahwa jumlah pelajar Melayu
Islam yang berpendidikan menengah meningkat dua kali lipat jumlah berpendidikan menengah
atas termasuk Politeknik juga naik 2,2% menjadi 5,7% begitu juga yang memasuki Universitas
meningkat 0,2% pada tahun 1980 menjadi 1% pada tahun 1990.

Pendidikan Madrasah juga mengalami kemajuan ada 3285 murid madrasah yang sepenuh
masa yang dibagi kepada beberapa klasifikasi 85% diantaranya pada tingkat Madrasah rendah
395 orang tingkat menengah dan 35 orang di tingkat pra University. Kurikulum Madrasah pun
mengalami dinamika tidak saja hanya mengajarkan bahasa Arab dan agama tetapi juga sains dan
matematika. Perkembangan pendidikan Islam di Singapura di masa penjajahan tidak jauh
berbeda dengan negara tetangga Indonesia,. Malaysia, dan Thailand yakni terjadinya status
dualistik dikotomi sekolah pemerintah bersifat keduniaan dan sekuler sedangkan sekolah-sekolah
agama bersifat keakhiratan dan mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab saja dalam
bentuk informal nonformal dan formal.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Singapura

13
1. Madrasah sepenuh masa, adalah lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu
pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum sebagai Sentral dari Madrasah ini
adalah Madrasah Al Junayd. seperti yang telah dipaparkan terdahulu bahwa di Singapura
telah berdiri banyak sekali Madrasah akan tetapi satu persatu Madrasah itu tidak lagi
berfungsi saat sekarang hanya ada tinggal 6 buah Madrasah.
2. Madrasah separuh masa, adalah madrasah yang melangsungkan proses
pembelajarannya tidak setiap hari Mungkin dua atau tiga kali seminggu. Dan
dilaksanakan pada sore atau malam hari. Di Pandang dari sudut materi yang diajarkan
adalah semata-mata mengajarkan mata pelajaran agama pendidikan ini lebih tepatnya
digolongkan pada pendidikan nonformal.

Organisasi organisasi pengelola dan pelaksana pendidikan

● The muslim Converts Association of Singapore Darul Arqam Singapura

Lembaga pendidikan ini banyak bergerak di bidang pelayanan terhadap


orang-orang yang baru masuk Islam Mereka melaksanakan aktivitas pendidikan untuk
menanamkan ajaran dan nilai-nilai Islam menyebarkan buku majalah brosur-brosur
keislaman. Singapura sebagai Kota multikultural dan multi agama maka banyak
orang-orang yang non muslim masuk Islam untuk itu organisasi mempersiapkan program
pelayanan terhadap orang-orang yang baru masuk Islam. Upaya yang mereka lakukan di
samping pengajaran di kelas kelas juga membuatkan buku-buku yang materi kajiannya
banyak membicarakan tentang aqidah syariah dan akhlak diterbitkan dalam bahasa
Inggris.

Pendidikan Islam di Thailand

Thailand adalah salah satu negara Asia Tenggara yang apabila ditinjau dari sudut agama
yang dianut oleh penduduknya mayoritas beragama Buddha umat Islam adalah penduduk
minoritas dari jumlah totalitas penduduk Thailand. Mayoritas umat Islam di Thailand tinggal di
wilayah Selatan Thailand yaitu daerah yang disebut dengan Patani. Daerah ini meliputi provinsi
ialah narathiwat Pattani setool dan sebagian senggora dihuni oleh 5 juta jiwa, yakni 8% dari
jumlah seluruh penduduk Thailand yang berjumlah 65 juta jiwa di wilayah ini dihuni oleh
sekitar 85% masyarakat muslim.

Masuknya Islam ke Patani tidak bisa dilepaskan dengan masuknya Islam ke Asia
Tenggara. Rentetan penyiaran Islam di nusantara ini merupakan satu kesatuan dari mata rantai
Proses Islamisasi di nusantara. Bukti paling awal yang bisa ditunjukkan tentang kedatangan
Islam ke Patani adalah ditemukannya batu tulis prasasti di sungai teras Terengganu. Menurut

14
catatan ditemukan pada tulisan bertaraf 4 Rajab, tahun 702 Hijriyah bersamaan dengan 22
Februari 1387. Islamisasi di Pattani banyak dikaitkan dengan usaha kerajaan Islam Samudera
Pasai pada abad ke-12 dan ke-13 M yang telah begitu aktif melaksanakan dakwah Islam di
kawasan Ini raja Patani yang pertama masuk Islam adalah Raja Paya Tu Naqta setelah memeluk
Islam mengganti namanya dengan Sultan Ismail Zilullah Fil Alam atau lebih dikenal dengan
Sultan Ismail Syah.

Proses Islamisasi di Patani tidak bisa dilepaskan dari peranan pendidikan pada tahap awal
pendidikan informal sangat berperan yaitu kontak informal antara mubaligh dengan rakyat
setempat selanjutnya ditindaklanjuti dengan munculnya pendidikan nonformal dan terakhir
pendidikan formal. Pada tahap awal pendidikan agama Islam di kawasan Thailand Selatan
dilaksanakan pendidikan Al-Qur’an. Pengajian Al-Qur’an adalah sesuatu yang mesti dipelajari
oleh setiap muslim pengajian Al-qur’an ini dilaksanakan di masjid dan di rumah-rumah untuk
guru di setiap kampong. Ada rumah Tok Guru yang dijadikan tempat pengajian Al-Qur’an.
Selanjutnya muncullah pendidikan pondok-pondok berposisi sebagai lembaga pendidikan yang
amat tinggi di Thailand Selatan, sebagai lembaga pendidikan yang amat penting di Thailand
Selatan.

Alumni Pondok memiliki posisi yang sangat penting dan memiliki peranan yang strategis
di tengah-tengah masyarakat mereka menjadi pemimpin Masyarakat khususnya dalam bidang
keagamaan menjadi imam khotib, Bilal, menjadi Ahli Jawatan masjid ,paling tidak menjadi Tok
Lebai. Pendidikan formal yang dilaksanakan pemerintah dimulai masa raja Chulalongkorn atau
Rama 5 pada tahun 1899. Sekolah ini kurang mendapat sambutan masyarakat melihat itu pada
tahun 1921. Pemerintah mengeluarkan undang-undang wajibkan sekolah mulai di tingkat
sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 4. Kendatipun undang-undang tersebut dikeluarkan
masyarakat Islam di kawasan Thailand Selatan, khususnya di 4 wilayah Patani. Yala, Narathiwat,
dan satu tidak menyambut dengan baik. Pemberlakuan undang-undang tersebut terbukti tahun
1960, yang tamat sekolah dasar kelas 1 sampai 4 di wilayah tersebut hanya 13,67% masyarakat
masih terkait erat dengan pendidikan pondok.

Kebijakan pemerintah Thailand berikutnya Pada tahun 1966 adalah mewajibkan seluruh
institusi Pondok untuk mendaftarkan diri ke pemerintah di bawah Akta Rongrian Rat Son Sasana
Islam (sekolah swasta mengajar agama Islam)

Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Thailand

1. Pondok dan madrasah, Pondok adalah lembaga pendidikan yang berdiri sebagai
pengembangan dari lembaga pendidikan istana dan masjid, ada catatan bahwa one Husain
senawi seorang ulama berasal dari kampung Sena Patani sepupu Sunan Ampel mendapat

15
inspirasi untuk mendirikan lembaga pendidikan Pondok di Patani setelah beliau belajar di
tanah Jawa di bawah asuhan Sunan Ampel.

Pondok adalah lembaga pendidikan tertua di Patani dan di antara pondok pondok tertua
itu adalah Pondok Dala, Bermin, Semela, Dual, Kota, Gersih, Telok manok, yang
mempunyai pengaruh besar bagi pertumbuhan pendidikan Islam di daerah ini, oleh
karena itu pondok-pondok ini banyak didatangi oleh pelajar. Pelajar dari luar Patani
karena itu pondok-pondok ini banyak sekali pengaruhnya bagi pengembangan bahasa
Melayu pengaruhnya sampai ke Burma dan Kamboja.

2. Madrasah
Sistem pendidikan di Madrasah ini memakai sistem klasikal yakni ada
tingkatan-tingkatan dan jenjang-jenjangnya baik jenjang itu berdasarkan kelas maupun
jenjang berdasarkan tingkatan sekolah institusi Madrasah di Thailand dapat dibagi kepada
tiga tingkatan Ibtidaiyah, Muwassithah, dan Tsanawiyah.

3. Sekolah,
Sistem pendidikan di Thailand berpedoman pada undang-undang tentang sistem
pendidikan nasional tahun 1999, Berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional
bab 3 ada tiga bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal.

4. Pendidikan tinggi Islam di Thailand,


Sebagai sampel dari perguruan tinggi Islam di Thailand ditemukan seperti College
of Islamic studies Prince of songkla University. College of Islamic studies mempunyai
status yang sama dengan fakultas. Kolej ini didirikan pada tahun 1989 untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat muslim Thailand, dalam bidang kajian tinggi Islam. Kolej ini
satu-satunya Islam Negeri yang diasuh oleh pemerintah di Thailand dan diharapkan akan
menjadi pusat pengajian tinggi Islam di Thailand. Kondisi ini di samping melaksanakan
kegiatan akademik dalam pengkajian ilmu-ilmu Islam juga melaksanakan riset dan
pengabdian kepada masyarakat.

Pendidikan Islam di Filipina

Masuknya Islam ke Filipina diperkirakan pada abad ke-13 M, namun ada juga yang
berpendapat bahwa masuknya Islam ke Filipina berkisar antara abad ke-19 dan 15 M dibawa
oleh para Aulia dan pedagang.

Kedatangan Islam ke Filipina bersamaan dengan pertumbuhan perdagangan internasional dari


Laut Merah Laut Cina diperkirakan pada abad ke 10 dan 11 M kegiatan penyebaran Islam di

16
Filipina juga tidak lepas dari peranan mubaligh yang menikahi penduduk setempat. One of the
muslim merchants Married a daughter of the local chief establishing a new Dynasty.

Penyebaran Islam ke pulau Sulu telah dimulai lebih dari 100 tahun sebelum kedatangan
Spanyol ke Filipina. Filipina terdiri dari 7109 pulau dengan luas wilayah 29.062.000 hektar
dihuni oleh penduduk mayoritas beragama Katolik. Menurut decassa sensus penduduk tahun
1990 muslim di Filipina berjumlah 5% dari totalitas penduduk seluruhnya yakni sekitar 2,8 juta
jiwa.

Penduduk muslim di Filipina terkonsentrasi di bagian selatan Filipina terutama di


Mandanau, Ujung Selatan, Palawani, gugusan kepulauan Sulu, mereka terdiri dari 13 kelompok
bahasa dan budaya. Decassa menemukan bahwa Islam telah dikenal di Sulu. Pada abad ke-13
M, Islam dikembangkan lewat jalur perdagangan dan juga disebarkan oleh para Dai yang di
Filipina Selatan dikenal dengan istilah Masyaikh, Makdumin dan Aulia.

Disebabkan terisolasinya masyarakat muslim di Filipina dan tidak ada aksesnya mereka
ke dunia pendidikan barat. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan dan pendidikan
sensus penduduk tahun 1980, di wilayah barat dan central menu ditemukan sekitar 65% yang
mampu membaca dan menulis sedang rata-rata nasional adalah 83%. Sama halnya dengan
negara-negara Asia Tenggara lainnya bahwa pendidikan Islam awal itu telah dimulai sejak
masuknya Islam ke negara tersebut. Demikian juga halnya dengan Filipina oleh karena
Islamisasi di negeri ini tidak bisa dilepaskan dari pendidikan peranan mubaligh, sangat dominan
dalam pendidikan. Para mubaligh sangat dominan dalam pendidikan informal Kontak-kontak
person antara pendidik. Dalam hal ini mubaligh dengan masyarakat sekitar adalah
langkah-langkah dalam pendidikan informal, lanjutan pendidikan informal, adalah munculnya
pendidikan non formal dan formal. Pendidikan Islam di Wilayah selatan Filipina telah digagas
pertama kali oleh sultan pertama Sultan Sharieful Hashim Abu Bakar mendirikan Apa yang
disebut namanya dengan madrasah.

Pendidikan Islam sebagai lembaga di Filipina

Di Filipina pendidikan formal pada tingkat dasar dan menengah disebut dengan maktab
dan Madrasah pendidikan maktab lebih dikhususkan pada pendidikan anak-anak usia 6-10 tahun
para orangtua membawa anak-anak, mereka baik laki-laki maupun wanita ke rumah seorang
muslim yang dituakan dan memiliki reputasi dalam bidang bacaan Al-qur'an. Di Filipina juga
muncul lembaga pendidikan pola Barat ketika orang-orang barat datang ke Filipina.
Sekolah-sekolah barat ini bersifat sekuler. Sebagai implikasi dari pemikiran dan budaya yang
memisahkan agama dari negara keadaan ini bertentangan dengan doktrin keislaman.

17
Madrasah diawali sebagai sebuah rumah tangga yang sederhana yang diistilahkan dengan
maktab di tempat seorang guru biasanya seorang pemimpin Islam mengajarkan sebuah grup kecil
anak-anak yang selanjutnya lembaga itu menempati posisi sebagai sekolah Pandita atau pandhita
school.Perkembangan Madrasah semakin meningkat dan timbullah sejumlah Madrasah setelah
perang dunia ke-2. Madrasah difokuskan pada ilmu-ilmu agama sedangkan ilmu-ilmu umum
diabaikan, Bantuan finansial Madrasah di Filipina pada umumnya berasal dari donatur yang
memiliki kepedulian terhadap masyarakat muslim di Filipina sebagian bantuan tersebut berasal
dari negara-negara Timur Tengah. Pengintegrasian Madrasah ke dalam sistem pendidikan di
Filipina telah dilaksanakan pada tahun 1982 Madrasah mendapat pengakuan dari Menteri
Pendidikan Kebudayaan dan olahraga. Bila dilihat dari segi perkembangan Madrasah sampai saat
sekarang Madrasah dapat diklasifikasikan kepada tiga jenis

1. Madrasah Diniyah Sabtu Minggu,


2. Madrasah Diniyah lagu reguler lima hari seminggu,
3. Madrasah integrated,

Madrasah dalam sistem pendidikan nasional Filipina

Pendidikan madrasah yang semakin berkembang setelah perang dunia ke-2. Pendidikan
Madrasah di Filipina tidak terlepas dari pendidikan Filipina secara umum peranan Madrasah
dapat dilihat sebagai lembaga yang memberi pengalaman pendidikan kepada anak-anak muslim
dalam prinsip-prinsip ajaran Islam. Selain dari Madrasah juga berperan sebagai lembaga yang
akan membantu warga negara Filipina dan menumbuhkan kesadaran kewajiban dan tanggung
jawab mereka kepada negara Mereka dididik untuk hidup secara harmonis dengan suku-suku lain
dan juga Mereka dididik untuk dipersiapkan menjadi pemimpin bagi masyarakat mereka di masa
yang akan datang.

Pendidikan tinggi Islam di Filipina

Salah satu peristiwa yang amat bersejarah dalam bidang pendidikan Islam di Filipina
adalah berdirinya lembaga pendidikan tinggi Islam di negara ini pada tanggal 22 November
1973. Lembaga ini didirikan Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor. 342 tugas utama dari
lembaga ini adalah pendidikan pengajaran, riset, dan pengabdian. Lembaga ini mempersiapkan
Mahasiswa tingkat perguruan tinggi baik muslim maupun non-muslim, untuk berpartisipasi
penuh dalam kehidupan berbangsa dan menumbuhkan semangat yang mendalam tentang saling
pengertian antara muslim Filipina dengan masyarakat Universitas Filipina lainnya. Persyaratan
untuk menjadi mahasiswa di departemen Islamic studies ini ada memiliki kompetensi dalam

18
bahasa Arab mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang bahasa Arab disyaratkan untuk
mengikuti kursus bahasa Arab dalam tingkat elementary dan intermediate.

III. Review Jurnal Perkembangan Pendidikan Islam di Asia Tenggara

A. Identitas Jurnal

Judul Jurnal : Dinamika Perkembangan Pendidikan Islam di Asia Tenggara

Penulis : Muhammad Arbain

Edisi : Vol.2(1), November 2019

Halaman : 30 halaman

e-ISSN : 2622-7185

p-issn : 2622-951X

Penerbit : Borneo International Journal of Islamic Studies

B. Isi Jurnal

Isi jurnal ini menceritakan dinamika perkembangan pendidikan Islam di Asia Tenggara ,
yang sebenarnya bila ditengok dalam hal pratik dan teori pasti mengalami perkembangan.
Demikian dikerenakan pendidikan islam secara teori ini punyai akar/asas/dasar dan sumber
acuan /penunjuk bukan hanya dari akal pikiran tetapi juga mulanya dari wahyu. Pendidkan
islam ini dapat berarti sebuah upaya sadar dan telah terenacana atau sebagai intitusi guna
menumbuhkan kemampuan / skill para murid guna terbentuknya kepribadian seorang umat
muslim yang insan kamil dengan menggunakan usaha pengarahan, pengajaran, pelatihan,
pemberian contoh, bimbingan, dan pengawasan secara islami,: sebagai intitusi berarti
institusi pendidikan islam yang pendirian dan daalam penyelenggraannya disendikan pada
nilai-nilai islam guna meraih cita-cita islami.

Gabungan dari akal dan wahyu inilah merupakan gabungan yang ideal,dengan
menggabungkan keduanya maka kemampuan akal manusia serta tuntutan firman Allah
terkait hal pendidikan. Gabungan ini merupakan karakteristik utama pendidikan islam yang
tak hanya dipunyai oleh konsep pendidikan pada biasanya yang kiranya hanya

19
memanfaatkan logika dan budaya manusia. Awal mulanya, pendidikan periode Nabi
Muhammad SAW dan para sahabat diadakan disebuah masjid menggunakan sistem/cara
pengajaran yakni amstal, kisah qur’ani, ibrah muidzoh, targib-tarhib, tajrib, uswatun
hasanah, serta hiwar qur’ani, tetapi dari waktu ke waktu akan pendidikan islam konsep
(masjid) ini dianggap kurang pas lagi dengan perkembangan masyarakat islam masaitu.
Perlunya kesadaran akan pembaharuan dalam hal intitusi pendidikan islam , yang
selanjutnya memunculkan konsep khan, yakni campuran sistem pendidikan masjid dan
sistem asrama bagi murid yang ikut menempuh pendidikan dimasjid atau lebih dikenal
dengan nama madrasah. Madrasah berasal dari kata “darasa” artinya belajar; madrasah
artinya bukan sebagai sekolah lebih dari itu yakni sebagai rumah , istana, kuttab, masjid,
perpustakaan, sutau, dan tempat-tempat lainnya. Bahwasannya ibu maupun keluarga
diklasifikasikan sebagai al-madrasatul ula’. Kaitnnya dengan madrasah ini juga terdapat
madrasah pertama kali berdiri di dunia memang banyak terjadi perbedaan pendapat, ada
Madrsah Nizamiyyah di Baghdad yang pertama kali berdiri (Nizam Al-Mulk yakni wazir
dinasti saljuk awl ke11), ada mdrasah al-jumbalati yang pertama kali berdiri sebalum abad
ke-10, selanjutnya ada beranggapan mdarasah al-baihaqiah didirikan oleh Abu Hasan
al-Bihaqi di kota Nisabur.

Madrasah Miyan Dahiya menurut Richard Bulliet yang menyatakan madrasah ini
pertama kali ada bahkan sebelum nizamiyah 2 abad sebelumnya. Pembahasan mengenai
pendidikan islam di asia tenggara telah menjalani perkembangan dalam prosesnya sama
misalnya yang terjadi di indonesia , yang pada dasarnya ialah gejala modern yang muncul
abad ke-20 M, disebabkan pula mulainya kedatangan islam dan pertumbuhannya islam,
mulai dari penduduk islam yang masih memanfaatkan rumah/tempat tinggal, langgar,suatu,
masjid hingga berkembang menjadi pesantren sebagai wadah untuk belajar.Selanjutnya
pertumbuhan madrasah di indonesia muncul sebagai hasil dari tarik-menarik antara
pesantren sebagai institusi pendidikan islam yang awalnya telah ada disatu lain dengan
pendidikan modern di sisi lain.Sementara konteks pendidikan islam di Malaysia juga
perkembangan yang cukup signifikan sama dengan di negeri ini. Pendidikan Islam di
Malaysia telah ada tahun 1957 , tentang ilmu pengetahuan agama islam sudah menjadi
kurikulum pendidikan nasional Malaysia dan waktunya 120 menit per
minggunya.Sayangnya pihak pemerintah tidak memberlakukan penekanan atau lulus ujian
ilmu pengetahuan agama islam , hingga mapel ini tak memperoleh perhatian serius dari
siswa pada masa itu.

Mulai tahun 1980-an di Malaysia islam mulai bangkit dengan dijalankannya aktivitas
dakwah serta studi islam yang dilakukan para ilmuwan. Pendidikan Malaysia ini memang
mengadopsi dari sitem pendidikan Inggris karena Inggris pernah menjajah Malaysia .
Pemerintahan Malaysia maruh perhatian yang besar dalam peningkatan kualitas dan mutu

20
universitas guna kemajuan pendidikan Islam. Brunei Darussalam sendiri juga mengalami
pertumbuhan yang pesat dalam pendidikan islam.Negara yang dipimpin oleh Sultan ini ,
dalam bidang pendidikan lebih memprioritaskan Sumber daya manusia yang punya akhlak
yang baik, beragama, dan pandai teknologi.Ada pendidikan formal tahun 1912 berupa
sekolah melayu, tahun 1966 sekolah melayu pada tingkat menengah dibuka , pendidikan TK
bagian dari pendidikan dasar dibuka tahun 1979 hingga universitas tahun 1985 (sebagai
institusi tertinggi) tetapi tahun 1984 mulai diterapkan kurikulum untuk penguasaan
dwibahasa yakni bahasa inggris(ada mapel math,sains,geografi,sejarah,dan bahasa inggris)
dan melayu (mapelnya ada bahasa melayu, pengetahuan agama islam, pendidikan jasmani,
lukisan dan kerajinan tangan). Thailand Selatan untuk pendidikan islam awalnya
menunjukkan tanda pertumbuhan serta memperoleh kebebasan untuk beribadah dan
berdakwah, sayangnya pemerintah Thailand tak mendukung penuh. Pendidikan islam di
Patani ini tetap mempertahankan polanya dengan mengelolanya secara mandiri/sendiri dapat
dibuktikan institusi pendidikan islam masih tetap ada hingga sekarang dalam
pertumbuhannya.

Pendidikan islam di Patani ini pola pendidiknnya lumayan menarik untuk dilakukan studi
wilayah asia tenggara, sebab dilihat minoritas penduduk islam disana yang punya semangat
agar tak lelah dalam melakukan perluasan pendidkan islam.Ditengok sejarahnya prihal
perluasan pendidikan islam tradisional patani ini telah ada sejak datangnya islam disisni
hingga dikembangkan oleh penduduk lokal selama 3 abad sebelum Raja Patani Sultan
Islmail Syah masuk islam, selanjutnya anggota keluarganya dan petinggi istanan menyusul
masuk islam , setelah ini islam mengalami pertumbuhan secara terang-terangan serta berita
kedaulatan kerajaan islam Melayu Patani Darusalam.Dalam kekuasaan kerajaan ini umat
islam mencapai puncak keemasan , kemjauan, kemakmurak dan kemewahan, dalam
perkembangannya telah terlaksana melalui sistem pondok. Sperti di Indonesia pola
pendidikan tradisionalnya.

Pondok (dari bahhsa arab Funduk) bangunan guna pengemabara, pendapat awang hada
salleh pondok ialah sebuah lemabga pendidikan desa yang mampu mengontrol pengajian
agama islam.Guru yang mengajar disebut Tuan Guru dan diakui kemamapuannya oleh
masyarakat, guna mengajarkan mereka tenatang agama islam. Dibawah sistem kerajaan
inilah mereka berkeinginan akan mendapat konsesi dari kerajaan pusat guna mengenalkan
otonomi yang berkaitan dengan agama, budaya, bahasa. Eksistensi insitusi pendidikan islam
ini lumayan beragam macamnya disuatu wilayahbjuga jenjang tingkatan sesuai tradisi
penduduk dan aturan pemerintah disuatu daerah.Demikian adanya rangkaian ragam bentuk
dan aturan yang dimliki dari suatu negara tertentu telah mempengaruhi ciri pendidikan islam
yang ada si asia tenggara hingga sekarang.

21
Terdapat desain atau model Pendidikan islam di asia tenggara Di indonesia dimulai
zaman kerajaan islam menurut catatan ibnu batutah bahwa samudra pasai sebagai pusat
sentral agama islam dan berkumpulnya para ulama (diskusi tentang kegamaan dan
duniawi).Mupun diluar kerajaan ini telah dilakukan oleh para pedagang dipelabuhan dalam
prosesnya ajaran islam dikalangan kerajaan dilakukan dimasjid oleh petinggi kerajaan,
dimasjid lain, rumah-rumah guru untuk mengaji, disuaru untu penduduk lokal.Dari sisni
mulai petumbuhan isntitusi pendidkan islam . Selain itu ada islam Malaka yang berperan
selain samudra pasai membantu mengajarkan fatwa-fatwa di malaka. Diistana sendiri
berperan sebagai mudzakarah persoalan ilmu pengetahuan dan pustaka , penyalinan kitab
dan terjemahannya. Seperti halnya dalam sistem pengajaran dinegri-negri muslim lainnya
yakni pengajian al-qur’an. Tahap awal yakni hafal bacaan hijiyyah selanjutnya mengahafal
surat-surat pendek beserta tajdwidnya yang dipergunakan sholat.Pelajaran selanjutnya
berkaitan dengan hukum islam dan tasawuf.Minagkabau sendiri lembaga pendidkan islam
disebut suaru, dimana dulnya dijadikan tempat menginap. Beralih fungsi ketika islam datang
dipergunakan untuk sholat, pengajaran dan pengembangan islam seperti membaca
al-qu’ran(islamisasi dilakukan abd rauf singkel) .

Dijawa (berbagai pelosok jawa hingga timur indonesia , jawa pesantren ada bad 15 dan
16) sendiri lembaga pendidikan islam disebut pesantren, di aceh dikenal dengan dayah atau
rangkah.Pada Penjajahan Belanda , belanda melakukan upaya guna melumpuhkan pengaruh
islam , dimulai wilayah yang telah dikuasai Yogya dan Surakarta. Kemudian Diponegoro
Bergerak melawan penjajah,para pengajar dibebaskan tugas dan hasil pungutan zakat,
serakah dan wakaf yang digunakan untuk biaya biaya pendidikan dihapus, diganti dengan
menggaji penghulu. Wakaf sawah yang luas ladang berhertas yang awalnya guna biaya
pendidikan akhirnya jadi wakaf masjid.

Penghulu tak jadi hakim agama, diangkat sendiri oleh belanda dimana orang tersebut
malah tak tahu masalah agama, sehingga campur tangan belanda pendidikan islam
lama-kelamaan mengalami redup dan makin terdesak oleh pendidikan barat.Mereka
menganggap bahwa pendidikan islam di pondok pesantren , masjid, musholla dianggap tak
membantu pemerintah belanda hingga puncaknya kemunduran pendidikan islam sebelum
tahun 1900. Ada kebijakan memberantas sekolah yang tak ada izin nya.Belanda memiliki
peraturan ketat dan menekan pendidikan islam yang dapat meruntuhkannya, akan tetapi
sebaliknya tahun 1901 belanda melakukan politik etis yakni membangun pendidikan rakyat
yang diperuntukkan mempersiapkan pegawai yang bekerja untuk belanda dan menghambat
pendidikan tradisional.Mereka mengenal surat kabar, majalah guna mengikuti
perkembangan zaman , membuat pembaharuan dalam pendidikan islam.Ditandai
dibangunnya organisasi islam yang mendirikan sekolah-sekolah islam dengan metode
kurikulum bukan lagi suaru. Awalnya jepang membela kepentinbgan islam akantetapi itu

22
adalah siasat guna memrangkan perang , sebenarnya juga memeprlihatkan gambaran
buruknya dari pendidikan .Dikarenakan jumlah sekolah-sekolah turun , murid dan
guru.Sekolah dasar masa jepang jadi 6 tahun dimana menguntungkan kita guna pengapusan
diskriminasi.Dengan demikian susunan sekolah umun ada sekolah rakyat (6 tahun) dan
sekolah menegah (3 tahun), sekolah menegah tinngi (3 tahun);sekolah guru (2 tahun),
sekolah guru ( 4 tahun), sekolah guru ( 6 tahun).

Bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar di semua sekolah dan menjadi mapel utama.
Serta para rakyat dilatih jasmani dan latihan militer guna rakyat indonesia membantu jepang
melawan sekutu. Paling penting ialah dari sekolah-sekolah tersebut nasionalisasi , bahasa
pengantar, serta pembentukan kader muda yang menjadi tugas berat di masa
depan.Pendidikan islam masa kemerdekaan dimulai saat Mahmud Yunus mengusulkan
pendidikan agama disekolah pemerintah ditetapkan secara resmi dan gurunya digaji sama
dengan guru mapel umum dan usuknya diterima.Pendidikan islam bertahap mulai
menunjukan perkembangan dari awalnya pesantren yang tradisional mulai beradaptasi akan
modern tuntutan zaman. Bahkan aa yang mendirikan madrasah dan sekolah umum.Usaha ini
merupakan usaha guna menata diri di tengah realitas sosial.

Sekolah agama termasuk akan madrasah dan sumber serta model pendidikan nasional
berdasarkan undang-undang, terdapat di UU No 4 tahun 1950.Tahun 1958 menentukan
kurikulum 30% pelajaran agama dan 70% mapel umum.Hingga terdapat sistem jenjang :
Raudhatul Athfal atau TK 1-2 tahun, Madrasah Ibtidaiyah Negeri setingkat SD 6 tahun,
Madrsah Tsanawiyah Negri (SMP) 3 tahun, Madrasah Aliyah = SMA 3 tahun. Tahun 1975
keluar SKB dimana madrasah diharapkan mendapat posisi yang sama dengan sekolah
lain.Terus dikembangkan hingga pendidikan di perguruan tinggi , misalnya penggabungan
antara ADIA dan UII menjadi IAIN hingga tersebar sampai sekarang.

Malaysia pun juga terdapat model atau desainnya tak jauh berbeda dengan indonesia,
terdapat 2 kurikulum inti yakni pertama tauhid unsur yang tak bisa diubah, kedua perintah
membaca ayat-ayat. Adapun buktipondok pertama di melayu berada di trengganu sejak lama
dikenal sebagai sentralnya islam tradisional, sistemem pondok yang awalnya didirikan oleh
ahaji abdul samad bin faqih haji abdullah atau tok pulai condong pada tahun 1820, setelah
muncul toh-tokoh ualama baru yang mengembangkan pendidikan islam abaik pondok
maupun karya-karyanya.Jenis sekolah terdapat sekolah kebangsaan (bahasa malaysia
sebagai bahasa pengantar), sekolah kluster (penammaan sekolah yang diberikan kepada
sekolah yang dikenal baik/cemeerlang disisi managememnnya maupun outputnya), sekolah
sekolah wawasan (memanfaatkan bahasa ibu juga berpusat akan mengembangkan keakraban
anatra kaum dalam interaksniya), sekolah agama islam ( ialah sekolah pondok, madrasah,
amaupun sekolah agama islam lain termasuk macam bentuk sekolah dari malaysia). Sekolah

23
teknik dan vokasional (dapat memberi kesempatan pada murid yang memiliki kemampuan
atau keahlian bidang sains dan teknologi guna pemenuhan tenaga kerja untuk industri
negara), sekolah berasrama penuh (sekolah diperlukan pemenuhan kebutuhan calon-calon
elit malaysia hingga diperluas menjadi sekolah guna proteksi malaysia yakni melalui cara
menerima murid dengan keahlian akademik dan bakat olahraga dan leadership yang
dominan).

Model atau desain pendidikan islam di Brunei Darusalam, menggunakan sistem pola
A7-3-2-2 atau Tingkat Dasar lama 7 tahun, Jenjang Menengah Pertama lama 3 tahun,
Jenjang Menenngah Atas lama 2 tahun, Pra Universitas lama 2 tahun.Jenjang Dasar ini
Brunei tak jauh berbeda sistemnya dengan indonesia dimana pendidikan dasar bermaksud
untuk memberi kemampuan/keahlian dasar untuk muridnya dalam hal membaca,
menghitung, dan menulis selain karakter murid juga dibina dan dikembangkan(termasuk
pendidikan TK 1 tahun sebelum naik ke SD kelas 1). Jenjang Menengah Pertama ditempuh
selama 3 tahun ,dimana murid menduduki posisi pemeriksaan Penilaian Menengah Bawah,
murid yang terbaik sudah menamatkan PMB ini memiliki beberapa opsi dalam lanjut
pelajaran ke jenjang menengah atas yang membawa kepada pemeriksaan Brunei-Cambridge
General Certificate of Education (GCE ‘O’ Level) examination/ GCE ‘N’ atau meneruskan
pelajaran dalam bidang keahlian pertukangan dan teknik / lembaga vokasi / bekerja.

Jenjang Menengah Atas diperuntukkan murid lulusan SMP yang seterusnya lanjut
pendidikan ke universitas.Pada tahun ke-2 jenjang ini murid akan melaksanakan ujian
penentuan tingkat atau BCGCE (Brunei-Cambridge General Certificate of Education) terdiri
atas 2 tingkat AO dan AN , untuk murid yang punya pretasi bagus akan memperoleh ijazah
AO, yang berarti seterusnya lanjut ke pra universitas lama 2 tahun hingga memperoleh
ijazah Brunei Cambridge Advance Level Certificate tingkat AA. Sedangkan murid AN harus
mengikuti ujian lagi baru memperoleh ijazah AO. Akhir tahun ke-2 murid dianggap layak
maka kan diberi kesempatan meneruskan ke Brunei Cambridge GCE Ordinary level, jika
belum layak maka mengambil pemeriksaan GCE ‘O’ levelnya akan menduduki GCE ‘N’
lebih dahulu. Maupun murid yang lulusan baik pada peringkat ‘N’ akan diberi peluang
untuk menduduki pemeriksaan GCE ‘O’ level selepas mereka tamat 1 tahun.Selanjutnya
bagi para murid lulusan ‘O’ maka akan diberi peluang meneruskan ke pra universitas dan
diuji kelayakannya oleh Brunei-Cambridge Advance Level Certificate of Education (GCE
‘A’ Level), sedangkan yang lain ingin masuk dunia pekerjaan ataupun mengikuti program
pendidikan dan pelatihan di sebuah lembaga lain maupun diluar negeri. Pra universitas telah
ditargetkan untuk terjun ke masyarakat luas implementasinya kemampuan/keahlian yang
didapat dari belajar selama di sekolah, disini juga terdapat lembaga/institusi yang non
reguler guna mematangkan skill murid sesuai bidangnya bertujuan meneruskan

24
pendidikannya sambil bekerja. Kelebihan pendidikan di brunei: programnya diarahkan guna
mencipttakan manusia yang berakhlak dan beragama pandaai fdalam teknologi.

Kekurangannya: dilihat dari tingkatan pendidikan dasar, yang dimulai wajib anak umur 5
tahun, hal ini kurang efektif karena banyak anak juga kurang pandai atau bahkan belum siap.
Atau seharusnya diadakan sekolah pra –sekolah dasar guna mengasah kepandaian anak umur
5 tahun motorik,sensorik anak,pada tingkat ini juga bagi anak yang tak naik kelas maka ia
harus mengulang di tahun berikutnya.Pendidikan Tinggi di negara ini juga
bermacam-macam ada selain universitas, juga institut, maktab/sekolah/ sekolah vokasi
banyak menarik para murid.Dimana lembaga-lembaga itu menawarkan kualitas penyediaan
pendidikan yang terbaik sesuai bidangnya.

Adapun model/desain pendidikan islam di Thailad Selatan / Patani ada suaru / dan masjid
ini selain tempat ibadah juga untuk belajar ilmu pendidikan yang bermula dari arab,gujarat
maupun ulama nusantar. Tokoh terkenal pada masa itu Wan Husain yang mendirikan pondok
pesantern pada penduduk patani , mengenai pembelajarannya fokus pada membaca al-quran
dan kitab-kitab klasik. Pondok tradisional sebagai lembaga tertua di patani berupa pondok di
patani oleh Wan Husein yang terisnpirasi dari Sunan Ampel di Jawa . Pondok dibanhun bagi
santri yang ingin belajar agama dan ilmu pengetahuan lain hingga dapat kosentrasi dan fokus
dalam mengkaji dan mempelajari baebagai ilmu- agama, tak berlangsung lama negri siam
memblokade aktivitas pondok di patani.

Akan tetapu wan husain tak putus asa , hingga muncul ulama dari mekkah yang merantau
ke patanidan memnutuskan tinggall guna memeruskan dakwah islam di patani yakni Haji
Solong.Dimana pembelajarannya di pondok tradisional ini bukan hanya belajar membaca
al-quran juga menghafal al quran dan kitab-kitab klasik, hingga metode yang digunkan
sorogan,bandongan dan wetonan. Madrasah , haji sulong disebut sebgai pembaharu dalam
pendidikan islam, kurang efetifnya pendidikan pondok ia kemudian membangun institusi
pendidikan islam yakni madrasah , dimana memiliki 3 pola MI, Madrasah Mutawasittah dan
Madrasah Tsanawiyah. Pondok Modern ialah proses penggabungan dari sekolah islam dan
sekolah umum. Juga memiliki pola seperti di indonesia yakni MI setara dengan SD,
Madrasah Mutawasitah setara dengan SMP, dan Madrasah Tsanawiyah setara dengan
SMA.Menurut Jazuli seorang guru Madrasah Thayai Wittaya School di songkal berdasarkan
pemaparannya bahwa pendidikan islam di thailand ini tak jauh beda dengan indonesia ada
pesantren dan madrasah, dimana pondok tradisional waktunya fleksibel, MI yakni 6 tahun,
Madrasah Mutawasitah yakni 3 tahun , Madrasah Tsanawiyah yakni 3 tahun ; pondok
modern ada sekolah dasar islam yakni 6 tahun, sekolah menengah pertama islam yakni 3
tahun, sekolah menengah atas islam 3 tahun; perguruan tinggi ada politeknik(2 tahun) dan
akademik (3 tahun); universitas (4 tahun) dengan catatan telah menempuh Madrasah

25
Mutawasitah dan Madrasah Tsanawiyah juga sekolah menengah islam pertama dn sekolah
menengah atas islam yang digabung jadi saatu dan ditempuh waktu 6 tahun tanpa adanya
examination per 3 tahun dan akan di-examination pada tahun ke 6.

26
BAB III

KESIMPULAN

I. Kesimpulan

Disadari atau tidak, peran pendidikan Islam di berbagai lembaga keagamaan atau umum telah
mengantarkan umat Islam lebih progress dalam berfikir dan bertindak. Pendidikan Islam yang
pada mulanya dimulai dari adanya kontak pribadi antara pendidik, yakni mubaligh
dengan para masyarakat pribumi. Sehingga, selanjutnya terjadilah proses pendidikan,
setelah masyarakat muslim terbentuk, maka pendidikan Islam pun dilaksanakan di
lembaga pendidikan yang diawali dengan masjid, dan langgar. Kemudian menyusul
munculnya pesantren (Pondok), sekolah, dan Madrasah. Sesuai dengan arus
perkembangan zaman, maka pendidikan Islam di wilayah ini telah mengalami
perkembangan yang dinamis. Pada mulanya pendidikan Islam banyak berpusat di
masjid, langgar, dan pesantren (Pondok), dengan mengutamakan pendidikan
keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab kuning saja, kemudian berkembang
dengan berdirinya lembaga pendidikan sekolah, dan Madrasah. Lembaga pendidikan
sekolah dan Madrasah tersebut mengajarkan mata pelajaran yang menggabungkan
ilmu-ilmu diniyyah perennial knowledge dengan ilmu-ilmu umum acquired Knowledge.

Dinamika pendidikan Islam tidak hanya sebatas itu saja, tetapi setelah
berakhirnya Perang Dunia Kedua, banyak negara di Asia Tenggara yang kemudian
memperoleh kemerdekaannya, dengan demikian berdiri pulalah perguruan-perguruan
tinggi Islam di kawasan ini. Tuntutan arus kemajuan zaman semakin lama semakin
menguat di kalangan masyarakat muslim Asia Tenggara terutama setelah usainya
perang dunia kedua setelah beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam seperti Indonesia dan Malaysia memproklamirkan kemerdekaan yang dengan
demikian sekaligus pula muncul cita-cita dan ide ide untuk mengadopsi kemajuan
zaman tersebut dampak dari itu secara evolutif mulai berkurang lembaga pendidikan
Islam tradisional dan semakin meningkatnya jumlah lembaga pendidikan Islam modern.
Gaung pembaharuan pemikiran Islam yang bergema sejak abad ke-19, menyentakkan
dunia Islam dari "tidur nyenyak" selama ini, dan gaung pembaruan itu pun sampai ke
Asia Tenggara. Melalui pelajar-pelajar yang pulang dari menuntut ilmu di Mekkah dan
kairo. Pada awal abad ke-20 merupakan fase awal masuknya pemikiran pembaruan
tersebut ke kawasan ini.

27
II. Kritik Dan Saran

Tak ada gading yang tak retak, sesungguhnya kesempurnaan pada hakikatnya melekat
kepada Dzat Nya Sang Maha Pemilik Ilmu. Sungguh tiada hal yang sempurna yang dapat
kami kerjakan melainkan terdapat banyaknya sisipan kesalahan dalam penulisan makalah
kami, baik berupa kesalahan dalam penyusunan kata maupun sub tema yang pembahasan
kami yang belum kompleks. Kami menyadari bahwa kacamata keilmuan kami masih
sangatlah sempit sehingga kami membutuhkan kritik dan saran untuk dapat memperbaiki
makalah kami sehingga kami dapat menjadi lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati
kami, atas segala kekurangan kami dalam menyampaikan makalah maupun dalam penulisan
makalah kami pada Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara kami memohon maaf. Untuk
itu atas kritik dan saran yang teman-teman berikan kepada kami, kami sampaikan terima
kasih, dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005).
Abd. Rahman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di
Negara-Negara Islam dan Barat, (Yogyakarta: Gamma Media, 2003).
Haji Awang Mohd. Jamil al-Sufri, Tarsilah Brunei: Sejarah Awal dan Perkembangan Islam,
(Brunei Darussalam: Kementrian Kebudayaan, 2001)
Haidar Putra Daulay, “ Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara”, Jakarta : Rineka Cipta,
2009.226 hlm.
M. Darwam Raharjo, Islam di Mungthai: Nasionalisme Melayu Masyarakat Patani, (Jakarta:
LP3ES, 1988).

Muhammad Arbain, “ Dinamika Perkembangan Islam di Asia Tenggara”, Borneo International


Journal of Islamic Studies,Vol.2, No.1, 2009. 30 hlm.

29

Anda mungkin juga menyukai