EPIDEMIOLOGI
(PE) 1-2-5
Laporan
Kewaspadaan Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi Penanggulangan
(Notifikasi)
Penanggulangan
• Penyelidikan Fokus
Kontak Survei dan Penyelidikan Faktor Risiko
• Pemetaan Fokus
• Penanggulangan Fokus
Klasifikasi Fokus
🡪
NOTIFIKASI
KASUS) • Penyelidikan Fokus FOKUS BEBAS,
(1 X 24 JAM • Pemetaan fokus NON FOKUS
ALUR NOTIFIKASI
• Import
• Indigenous
HOST PARASITE
EARLY
DIAGNOSIS
AND
PENGOBATAN VEKTOR PROMPT
TIDAK ADEKUAT • Relaps ? TREATMENT
4
KLASIFIKASI KASUS
8 – 28 hari yang lalu pergi sampai malam di daerah endemis malaria
IMPORT
Tidak pergi sampai malam ke daerah endemis malaria minimal sebulan
terakhir, dan
INDIGENOUS Ditemukan positif malaria minimal 3 minggu sampai 6 minggu sebelumnya,
dan atau
Ditemukan jentik Anpheles disekitar rumah atau lingkungan pemukiman ybs.
Tidak pergi sampai malam ke daerah endemis malaria selama minimal
RELAPS 🡪 sebulan terakhir, dan
Rekurensi &
Rekrudesensi Tidak ditemukan positif malaria minimal tiga minggu sampai 6 minggu
sebelumnya, dan
Tidak minum Primakuin 14 hari saat menderita Pv pada 6 bulan sampai
setahun yang lalu 🡪 Rekurensi (long term relaps) Extra Eritrositer, atau
1)Tidak minum DHP selama 3 hari, dan atau 2)Tidak minum DHP sesuai
Dosis, dan atau 3)Tidak sekali minum DHP setiap harinya, saat
menderita Pv pada 6 bulan yang lalu 🡪 Rekurensi Eritrositer, atau
1)Tidak minum DHP selama 3 hari, dan atau 2)Tidak minum DHP sesuai
Dosis, dan atau 3)Tidak sekali minum DHP setiap harinya, saat
menderita Pf pada 2 bulan yang lalu 🡪 Rekrudesensi (short term relaps)
Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke
dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu
sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan
masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi
waktu yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah
dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 8 – 25 hari (12 hari)
- P. vivax = 8 – 27 hari (15 hari)
- P. malariae = 15 – 40 hari (28 hari
- P. ovale = 15 – 18 hari (17 hari)
- P.knowlesi = 9 – 12 hari (11 hari)
(Kepmenkes No.HK.01.07/MENKES/556/2019)
Ookinet
Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya
gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium
sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya
sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur
nyamuk )
Suhu optimal 26,7 º c : - P. falciparum = 10 – 12 hari
- P. vivax = 8 – 11 hari
- P. malariae = 14 hari
- P. ovale = 15 hari
Pada suhu 16º c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28º c,
pada 32º c parasit dalam tubuh nyamuk mati
Depkes RI,1993. Epidemiologi. Ditjen PPM dan PLP, Jakarta, hal.10.
Ookinet
RELAPS 🡪 KAITAN DENGAN PERTANYAAN 8 MINGGU
(2 BULAN) LALU PERNAH SAKIT YANG SAMA ?
Gigitan nyamuk
Survei Kontak
Masa Inkubasi Masa Inkubasi
Extrinsik (2 minggu) Extrinsik (2 minggu)
pada nyamuk pada nyamuk
Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai
timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang
matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang
dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 8 – 25 hari (12 hari)
- P. vivax = 8 – 27 hari (15 hari)
- P. malariae = 15 – 40 hari (28 hari)
- P. ovale = 15 – 18 hari (17 hari)
BARU - P.knowlesi = 9 – 12 hari (11 hari) 16
PENYELIDIKAN FAKTOR RISIKO
C B A
L.Rila
u
Desa Reseptif 26
Non Reseptif 54
KLASIFIKASI FOKUS
Daerah Reseptif Daerah Non-
Reseptif
FOKUS
FOKUS FOKUS NON-
NON-
AKTIF BEBAS FOKUS
AKTIF
Daerah reseptif Daerah reseptif Daerah reseptif
yang masih malaria yang tidak yang tidak ada
terdapat terdapat penularan penularan
penularan setempat setempat
setempat (indigenous) (indigenous)
(indigenous) setahun berjalan dalam waktu 3
dalam tahun hingga 2 tahun tahun berturut-
berjalan sebelumnya turut
PETA DESA FOKUS MALARIA
KABUPATEN SINJAI
TAHUN 2017
Fokus Aktif 1 Ds
Fokus Non ktif 1
Ds
Fokus Bebas 10
Ds
NonFokus 68 Ds
PETA DESA VULNERABEL
KABUPATEN SINJAI TAHUN 2019
Legend
DESA/KELURAHAN (80)
Vulnerable
Non Vulnerable
MALARIOGENIC POTENTIAL
Kemungkinan masuknya penderita
malaria di suatu daerah yang
dijumpai adanya vektor malaria
disebut Malariogenic Potential, yang
ditentukan :
▪ Receptivity, adalah adanya
vektor malaria dalam jumlah
besar dan terdapatnya faktor-
faktor ekologis dan iklim yang
memudahkan penularan.
▪ Vulnerability, dekatnya dengan
daerah malaria atau
kemungkinan masuknya
penderita malaria dan atau
vektor yang telah terinfeksi
PETA KELURAHAN FOKUS JAKARTA UTARA
Fokus 🡪 Reseptif + Indigenous
SURVEILANS MIGRASI
⮚Penguatan surveilans migrasi : memantau penduduk dengan
riwayat perjalanan dan penemuan kasus secara pasif atau aktif.
PENANGGULANGAN
⮚Penguatan Diagnostic dan Penjaminan Mutu Laboratorium dan
QUALITY ASSURANCE
jejaringnya (ada petugas uji silang di kabupaten/kota dan
provinsi)
⮚Penguatan Tatalaksana Malaria dan jejaringnya, untuk wilayah
Fokus PENGUATAN CASE MANAGEMENT
yang reseptif dan atau vulnerable dilakukan penemuan dini kasus
Bebas secara PCD dan secara aktif pada situasi khusus.
⮚Surveilans dan Pengendalian Vektor di Daerah Reseptif :
• Pemantauan secara berkala Nyamuk Anopheles (larva atau
VECTOR CONTROL
nyamuk dewasa) minimal 6 bulan sekali
• Untuk daerah reseptif dan atau vurnerabel dilakukan
Pengendalian Vektor yang sesuai.
⮚Promosi kesehatan untuk berperan aktif dalam upaya
pembebasan malaria (melaporkan bila demam, bersedia diambil
PARTISIPASI MASYARAKAT
sediaan darahnya, taat minum obat, menggunakan dan merawat
kelambu, bersedia rumahnya disemprot dan menghilangkan
sarang nyamuk).
⮚Penguatan surveilans migrasi : memantau penduduk dengan
SURVEILANS MIGRASI
riwayat perjalanan dan penemuan kasus secara pasif atau aktif.
PENANGGULANGAN
Bunga
Cendana
Mamboro
Sumba Tengah
NTT
19 Februari 2022
24 Maret 2022
Watupuda
Umalulu
Sumba Timur
NTT
Watupuda. (RT?RW/Dusun)
Sumba Timur
NTT
Terima Kasih..….
37
TERIMAKASIH
SKEMA PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
MASUK TAHAP PRA ELIMINASI MASUK TAHAP PEMELIHARAAN
MASUK TAHAP
ELIMINASI
Kasus
SPR < 5% < 1 kasus/1000
Indigenous 0
dari malaria penduduk berisiko
kllinis 3 Tahun