di
Disusun oleh:
Putri Tiara
NIM: 22.50.200
Disusun oleh:
Putri Tiara
NIM: 22.50.200
apt. Novidawati Boru Situmorang, S.Farm.,M.K.M apt. Sri Reny Hartati, S.Farm.
NPP.06.19.07.06.1995 SIPA :3177/SIP/DPMPTSP/MDN/3.1/VII/2021
Disetujui Deketahui
Dekan Fakultas Farmasi, Penanggung Jawab PKPA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker di
PT. Penta Valent cabang Medan. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Laporan ini dapat diselesaikan
atas peran serta dan bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu saya mengucapkan
Lubuk Pakam.
3. Dr. apt. Samran,M.Si, selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan
4. apt. Sri Reny Hartati, S.Farm. selaku pembimbing PBF PT. Penta Valent telah
melaksanakan PKPA.
saya yang dimana beliau telah memberi pengetahuaan, arahan serta membimbing
i
Saya menyadari bahwa laporan ini masih kurang sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa yang akan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR TABLE.................................................................................................. vi
2.3.6 Keluhan, Obat dan/atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan recall ..9
2.3.7 Transportasi..............................................................................................10
2.3.11 Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product / CCP) ..
iii
......................................................................................................12
Farmasi .....................................................................................................13
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................24
LAMPIRAN ............................................................................................................26
iv
DAFTAR TABLE
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Alur Pengadaan Produk .......................................................................26
Lampiran 2. Alur Penerimaan Produk .....................................................................27
Lampiran 3. Alur Penyimpanan Produk...................................................................28
Lampiran 4. Alur Distribusi dari Cabang ke Pelanggan ..........................................29
Lampiran 5. Alat Penanganan Pengembalian Produk/Retur ....................................30
Lampiran 6. Alur Penarikan Kembali/Recall ...........................................................31
Lampiran 7. Contoh faktor pembelian .....................................................................32
Lampiran 8. Contoh Surat Tanda Terima ................................................................32
Lampiran 9. Kartu Stok ............................................................................................33
Lampiran 10. Struktur Organisasi ............................................................................33
Lampiran 11. Laporan Tri Wulan ............................................................................34
Lampiran 12. Tanda Terima E-napza.......................................................................34
lampiran 13. Laporan OOT ......................................................................................35
Laporan 14. Surat Pemesanan Psikotropika .............................................................35
Lampiran 15. Surat Pesanan OOT ...........................................................................36
Lampiran 16. Gudang Alkes ....................................................................................36
Lampiran 17. Gudang Obat ......................................................................................37
Lampiran 18. Cool box ............................................................................................37
Lampiran 19. Freezer ...............................................................................................38
Lampiran 20. Ice Pack/ Ice Gel ................................................................................38
Lampiran 21. Sertifikat CDOB ................................................................................39
Lampiran 22. PT. Penta Valent ................................................................................39
vi
RINGKASAN
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF PT. Penta Valent cabang
Medan berlangsung dari tanggal 3 Juli 2023 sampai dengan 15 Juli 2023. PKPA
kefarmasian di Pedagang Besar Farmasi sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang
Baik (CDOB). Praktik Kerja Profesi Apoteker ini bertujuan untuk mempelajari
dan memahami secara langsung peran, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
PBF serta memahami penerapan apoteker Cara Distribusi Obat Yang Baik
berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, sistem First Expired First Out (FEFO),
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
yaitu salah satu upaya kesehatan yang menjamin mutu, khasiat, keamanan, keabsahan,
pemerataan obat dan alat kesehatan sampai ke tangan masyarakat sesuai dengan
Farmasi (PBF), PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin
untuk pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran sediaan farmasi dalam jumlah besar
salah satu unit terpenting dalam kegiatan penyaluran sediaan farmasi kepada fasilitas
pelayanan kesehatan seperti apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam distribusi obat adalah
mengharuskan setiap Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk menerapkan Cara Distribusi
Obat yang Baik (CPOB) yaitu memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran
sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya (Menkes RI, 2011). PBF Sebagai unit
penyaluran sediaan farmasi, wajib menerapkan pedoman teknis cara distribusi obat yang
baik (CDOB). Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, CDOB merupakan cara
(PerKBPOM, 2012).
Setiap PBF harus memiliki Apoteker Penanggung Jawab yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat dan atau bahan
obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Maka dari itu diperlukan sumber daya manusia yang memadai,
salah satu cara untuk mendapatkan sumber manusia tersebut dengan dilaksanakannya
PKPA yang dimana para calon apoteker dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta
pelatihan di PBF.
Salah satu PBF yang mendistribusikan obat sesuai dengan CDOB ialah PT. Penta
Valent PT. Penta Valent sendiri merupakan salah satu distributor farmasi berbentuk
nasional. PBF Cabang Medan merupakan cabang dari PBF PT. Penta Valent Pusat yang
berlokasi di Jakarta Pusat yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF PT. Penta Valent dilaksanakan
2
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat wajib menerapkan
1. Manajemen mutu
4. Operasional
5. Inspeksi diri
6. Keluhan, Obat, dan/atau Bahan Obat kembalian, diduga palsu dan penarikan kembali
7. Transportasi
9. Dokumentasi
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Balai POM. Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan. Pengakuan PBF Cabang berlaku mengikuti jangka waktu
3. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai penanggung jawab
farmasi
7. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai CDOB
(Menkes RI,2011).
jawab, proses dan langkah manajemen risiko terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas
rantai distribusi dipertahankan selama proses distribusi. Seluruh kegiatan distribusi harus
4
ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis dan semua tahapan kritis proses
distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan didokumentasikan (BPOM
RI, 2020).
1. Obat dan/atau bahan obat yang diperoleh, disimpan, disediakan, dikirimkan, atau
3. Obat dan/atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangka waktu
yang sesuai.
4. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut dilakukan.
diselidiki.
(BPOM RI,2020).
Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang baik serta distribusi
obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil yang
menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk melaksanakan
semua tugas yang menjadi tanggung jawab fasilitas distribusi. Tanggung jawab masing-
masing personil harus dipahami dengan jelas dan dicatat. Semua personil harus
memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan lanjut yang sesuai dengan
5
Penanggung jawab memiliki tanggung jawab antara lain:
mutu.
mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.
8. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing- masing pihak yang
9. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan tersedia
berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang
11. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memadai di tiap kegiatan yang dilakukan di rantai distribusi, untuk memastikan bahwa
mutu obat dan/ bahan obat tetap terjaga (BPOM RI, 2020).
Bagunan dan Peralatan harus mampu menjamin keamanan mutu obat dan bahan
obat. Bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa kondisi
penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai keamanan yang memadai dan
kapasitas yang cukup untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang
baik, dan area penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai untuk
memungkinkan semua kegiatan dilaksanakan secara akurat dan aman. Dalam bagunan
harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/ bahan obat yang menunggu
keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan/ bahan obat yang diduga
palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan, yang ditarik, dan yang
kadaluwarsa dari obat dan/ bahan obat yang dapat disalurkan, Fasilitas distribusi harus
memiliki bangunan dan peralatan untuk menjamin perlindungan dan distribusi obat
Pada semua peralatan untuk peyimpanan dan penyaluran obat dan/ bahan obat
harus didesain, diletakkan dan dipelihara sesuai dengan standart yang ditetapkan.
Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan debu. Selain
itu bangunan dan fasilitas harus dirancang dan dilengkapi sehingga memberikan
perlindungan terhadap masuknya serangga, hewan pengerat atau hewan lain. Program-
program pencegahan dan pengendalian hama harus tersedia. Untuk Ruang istirahat, toilet,
dan kantin untuk personil harus terpisah dari area penyimpanan (BPOM RI, 2020).
7
2.3.4 Operasional
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi harus dapat memastikan
bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan distribusinya ditangani sesuai
dengan spesifikasi yang tercantum pada kemasan. Fasilitas distribusi harus menggunakan
semua perangkat dan cara yang tersedia untuk memastikan bahwa sumber obat dan/
bahan obat yang diterima berasal dari industri farmasi atau fasilitas distribusi lain yang
obat dan/ bahan obat palsu memasuki rantai distribusi (BPOM RI, 2020).
2. Memastikan bahwa industri farmasi menerapkan prinsip dan pendoman CPOB begitu
pula dengan distribusi lain yang harus menerapkan prinsip dan pendoman CDOB.
3. Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan (kemasan,
sediaan).
4. Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya hanya
Selain pemasok, fasilitas distribusi juga harus memastikan bahwa obat dan/atau
bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang untuk
fasilitas distribusi harus memantau tiap transaksi yang dilakukan dan melakukan
penyalagunaan. Proses pemusnahan obat dan/ bahan obat dilakukan dengan merusak
bentuk sediaan dan menghilangkan identitas poduk, hal ini dilakukan untuk mencegah
pemanfaatan kembali atau terjadinya kebocoran obat dan bahan obat (BPOM RI, 2020).
8
2.3.5 Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan
terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan tindak lanjut dalam langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan. Program inspeksi diri harus dilaksanakan dalam jangka waktu
yang ditetapkan dan mencakup semua aspek CDOB serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang- undangan, pedoman dan prosedur tertulis. Inspeksi diri harus dilakukan
dengan cara yang independen dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
perusahaan dan semua pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat. Jika dalam pengamatan
2.3.6 Keluhan, Obat dan/atau bahan obat kembalian, diduga palsu dan recall
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat yang
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji, dan diselidiki sesuai dengan prosedur
tertulis. Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang rusak dan diduga
palsu harus diteliti (diidentifikasi)/ditinjau dan dicatat sesuai dengan prosedur yang
menjelaskan tentang tindakan yang harus dilaksanakan dan setiap keluhan harus
dikelompokkan sesuai dengan jenis keluhan dan dilakukan trend analysis terhadap
Prosedur tertulis untuk penanganan dan penerimaan obat dan/atau bahan obat
2. Jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat dalam
Pada obat dan/ bahan obat kembalian harus disimpan terpisah dari obat dan/ bahan
9
obat yang memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta diberi label yang jelas
Obat dan/atau bahan obat yang diduga palsu harus dikarantina di ruang terpisah,
terkunci dan diberilabel yang jelas. Segera dilaporkan untuk obat dan bahan obat yang
diduga palsu ke instansi terkait dan menunggu tidak lanjut dari instansi yang berwenang
2.3.7 Transportasi
Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan sesuai dengan
informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus digunakan mencakup
transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi di atas. Adapun metode transportasi
yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau bahan obat tidak mengalami
perubahan kondisi selama transportasi yangdapat mengurangi mutu (BPOM RI, 2020).
Dalam proses pengiriman haruslah aman hal ini dilakukan unruk mencegah akses
yang tidak sah. Pengiriman dilengkapi pula dengan peralatan keaman tambahan yang
sesuai untuk mencegah pencurian obat dan/ bahan obat dan penyelewengan lainnya. Jika
terdai proses yang tidak diharapkan selama transportasi, segera laporkan kepada fasilitas
distribusi dan penerima obat dan/ bahan obat, pelaporan tidak lebih dari 24 jam setelah
terjadi kejadian yang tidak diharapkan. Kendaraan yang digunakan untuk pegiriman harus
pula dalam kondisi baik dan layak jalan, begitu pula untuk pengemudi pengiriman harus
dilatih CDOB dalam bidang yang terkait dengan pengiriman (BPOM RI, 2020).
Semua kegiatan kontark harus tertulis antara pemberi kontrak dan penerima
kontrak setiap kegiatan harus sesuai dengan persyaratan CDOB adapun cakupan kegiatan
kontrak terutama yang terkait dengan keamanan, khasiat, dan mutu obat dan/atau bahan
distribusi.
2. kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
kompetensi yang diperlukan oleh penerima kontrak serta melakukan pengawasan pada
penerima kontrak. Pemberi konrak juga harus memberikan informasi tertulis yang harus
dilaksanakan oleh penerima kontrak hal ini juga meliputi tugas dan kewajiban, serta
prosedur tertulis. Pada penerima kontrak harus lah memiliki tempat, personel yang
perkerjaan yang dipercayakan oleh pemberi kontak pada pihak ke tiga sebelum di
evaluasi dan mendapatkan persetujuan, penerima kontak harus pula melaporkan kejadian
apapun yang dapat memperngaruhi mutu obat dan/ bahan obat (BPOM RI, 2020).
2.3.9 Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem manajemen mutu.
Dokumentasi tertulis baik secara manual maupun elektronik harus jelas untuk mencegah
prosedur tertulis, dokumen instruksi tertulis, dokumen kontrak, catatan, data, dan
dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu, baik dalam bentuk kertas maupun
elektronik. Dokumentasi yang jelas dan rinci merupakan dasar untuk memastikan bahwa
setiap personil melaksanakan kegiatan, sesuai uraian tugas sehingga memperkecil risiko
Pengemasan ulang dan/atau pelabelan ulang adalah proses pembuatan bahan obat
sehingga pelaksanaannya harus sesuai dengan CPOB. Sertifikat analisis asli dari industi
farmasi asal harus pula disertakan. Begitu pula jika dilakukan pengujian ulang maka
sertifikat asli dan analisa baru isertakan pula. Metode analisa yang digunakan harus
mengacu pada farmakope resmi atau metode yang telah divalidasi. Contoh pertinggal
bahan obat harus disimpan dalam jumlah yang memadai sekurang-kurangnya satu tahun
Adapun label yang tertempel pada setiap wadah harus mencakup informasi
sekurang-kurangnya tentang:
1. Nama dari bahan obat, termasuk tingkat mutu (grade) dan farmakopeacuan
4. Nomor bets yang diberikan oleh industri farmasi bahan obat asal atau
nomor bets yang diberikan oleh fasilitas distribusi yang mengemas ulang
2.3.11 Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product / CCP)
Untuk produk rantai dingin, terdapat persyaratan khusus yang harus dipenuhi
sebagai standar selain yang dipersyaratkan dalam CDOB, antara lain meliputi aturan yang
berkaitan dengan masalah suhu pada saat penerimaan dan pengiriman. Produk rantai
12
dingin harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan suhu terjaga, cold room/
chiller (+2oC s/d +8oC), freezer room/ freezer (-25oC s/d-15oC), dengan persyaratan
sebagai berikut:
auto defrost yang tidak mempengaruhi suhu selama siklus defrost, memiliki sistem
pada lokasi yang mewakili perbedaan suhu ekstrim. Dilengkapi dengan alarm untuk
menunjukkan terjadinya penyimpangan suhu pintu yang dapat dikunci. Jika perlu, untuk
memasuki area tertentu dilengkapi dengan sistem kontrol akses. Dilengkapi dengan
generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh personil khusus selama 24 jam
.Dilengkapi dengan indikator sebagai tanda personil sedang di dalam cold room/ freezer
Dirancang untuk tujuan penyimpanan produk rantai dingin. Mampu menjaga suhu
yang dipersyaratkan. Perlu menggunakan thermometer terkalibrasi minimal satu buah tiap
chiller/freezer dan secara rutin dikalibrasi minimal satu kali dalam setahun. Hendaknya
merekam secara terus-menerus dan dengan sensor yang terletak pada satu titik yang
paling akurat mewakili profil suhu selamaoperasi normal. Dilengkapi dengan alarm untuk
dikunci. Setiap chiller atau freezer harus mempunyai stop kontak tersendiri. Dilengkapi
dengan generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh personil khusus
dan prekusor farmasi harus aman dan terkunci, kunci tempat penyimpanan narkotika,
psikotropika, prekusor farmasi dikuasi oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan
personil lain yang dikuasakan sesuai dengan uraian pekerjaan . Untuk akses personil ke
narkotika, psikotropika, atau prekursor farmasi. Surat pesanan narkotika hanya daapt
oleh petugas Dinas Kesehatan Provinsi dan/ atau Balai Besar /Balai POM setempat, serta
dibuat berita acara pemusnahan yang ditandatangani oleh penanggung jawab fasilitas
distribusi dan saksi serta seluruh dokumen (manual/ elektronik) pencatatan, dokumen
pesanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib disimpan secara terpisah
paling singkat 3 (tiga) tahun. Seluruh dokumen manual/elektronik harus tersedia pada
14
15
BAB III
PT Penta Valent berdiri sejak tahun 28 September 1968 berlokasi di jalan Kedoya
Raya nomor 33, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. PT Penta Valent didirikan oleh 5 orang yaitu
Nobertus Raharjo Mulyono yang menjabat sebagai direktur utama, Soegiarto Moeljono,
Indonesia, salah satunya adalah di Medan. PT Penta Valent cabang Medan bertempat di
Jalan Sei Musi X nomor 6 dan sekarang berpindah ke alamat Jalan Kapten Muslim
Komplek Ruko Mega Com Center Blok B nomor 25-27. Kegiatan di PBF ini berlangsung
setiap harinya, dari hari Senin hingga Sabtu, dimulai dari pukul 8.00 hingga 16.00 WIB
kecuali Sabtu dimulai dari pukul 8.00 hingga 12.00 WIB. PT Penta Valent merupakan
fasilitas distributor yang menyalurkan obat regular, Cool Chain Product (CCP),
proses operasional penyaluran produk farmasi dilakukan sesuai dengan Petunjuk CDOB.
Kelengkapan dan kelayakan sarana kerja menjadi prioritas untuk menciptakan dan
pemeriksaan mutu, dan penyimpangan. Komitmen seluruh staf untuk patuh terhadap
peraturan baik yang internal perusahaan maupun regulasi pemerintah ditujukan untuk
berdasarkan hasil inspeksi diri adalah bentuk upaya meningkatkan kualitas karyawan PT
Seluruh kegiatan di PT Penta Valent cabang Medan telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan petunjuk teknis CDOB yang dibuktikan dengan dikeluarkannya nomor izin
PBF untuk izin regular dan izin Cold Chain Product (CCP).
Visi:
Misi:
PT Penta Valent cabang Medan dipimpin oleh seorang Kepala cabang atau disebut
terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan 1 tenaga teknis kefarmasian yang bertanggung
16
jawab dalam pengelolaan alat kesehatan. Struktur organisasi PT Penta Valent cabang
kegiatan penting dimana obat disalurkan dari industri ke konsumen dengan kondisi obat
PT Penta Valent cabang Medan melakukan pengadaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan dari PT Penta Valent Pusat. Pengadaan dilakukan untuk menjaga dan
menjamin stok barang di gudang masih mencukupi dalam proses pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan jumlah item obat yang akan dipesan, Ini didapat dari analisis
penjualan dari data rata – rata penjualan 3 bulan lalu dan kemudian mengkategorikan
apakah item tersebut termasuk fast moving atau slow moving. Analisis dilakukan oleh
apoteker penanggung jawab sediaan farmasi dan alat kesehatan. Bagian admin logistic
membuat pesanan ke PT Penta Valent pusat melalui sistem online, setelah mendapatkan
PBF pusat. Alur pengadaandari PBF cabang ke PBF pusat dapat dilhat pada Lampiran 2.
Setelah barang dari pusat datang, staf gudang melakukan kegiatan penerimaan
dan pemeriksaan terhadap produk yang diterima di gudang sesuai dengan dokumen
pengiriman. Obat yang diterima harus dalam kondisi baik secara fisik dan sesuai dengan
dipesan. Pemeriksaan barang meliputi nama barang, jumlah barang, nomor bets, dan
tanggal kadaluwarsa. Barang disusun rapi di atas palet dan dalam rak barang.
17
a. Produk dalam jumlah besar atau dalam dus dapat disimpan di penyimpanan partai
besar (lantai 1). Produk yang sudah dikeluarkan dari dus dapat disimpan di gudang
b. Suhu dari setiap produk (suhu kamar maksimal 25oC dan Cold Chain Product
(CCP) 2-8oC)
d. Jika ada barang retur, kadaluwarsa atau mendekati kadaluwarsa, recall, diletakkan
dan sistem FEFO (First Expired First Out) dimana produk yang mendekati tanggal
f. Untuk sediaan tablet, kapsul, krim, gel diletakkan pada rak atas, sediaan injeksi
diletakkan pada rak bagian tengah dan sediaan berbentuk cairan diletakkan pada
bagian bawah.
Alur penerimaan dan penyimpanan produk dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran
4.
Penyaluran barang yaitu proses pengiriman dari gudang kepada pelanggan yang
telah memesan produk di PBF. Sepanjang jalur penyaluran, harus tetap dijaga mutu
produknya. Pengiriman untuk barang CCP dapat memakai cool box dan ice pack, dan
produk disiapkan terlebih dahulu oleh staf gudang sesuai faktur pesanan yang diterima
dari admin sales dengan memperhatikan kesesuaian nama barang, nomor bets, tanggal
kadaluwarsa dan jumlah. Kemudian petugas gudang menyerahkan barang melalui loket
18
serah terima barang kepada driver atau deliveryman. Alur pendistribusian produk dapat
Penanganan produk retur harus sesuai dengan kritera retur yang ditetapkan oleh
PBF, yaitu:
d. Produk rusak
dapat disebabkan karena adanya permintaan dari prinsipal, temuan dari Badan POM di
lapangan, ditemukannya produk palsu atau keluhan dari konsumen. Alur penarikan
tangan yang tidak bertanggung jawab dan mengurangi penumpukan barang di gudang
dimusnahkan ke PT Penta Valent pusat. Untuk faktur dapat dimusnahkan di cabang itu
sendiri dengan membuat berita acara pemusnahan. Pemusnahan faktur dilakukan 5 tahun
sekali.
3.8 Pelaporan
19
tertentu dilaporkan sekali sebulan. Laporan ini ditujukan kepada Badan POM secara
online melalui e-Napza dan e-report ditujukan kepada Kementrian Kesehatan RI.
2. Laporan triwulan ialah setiap kegiatan di PBF yang meliputi kegiatan penerimaan dan
penyaluranobat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan, Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM (Menkes RI, 2011). Laporan dikirim secara online
20
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu kegiatan penting dalam keterersedianya obat ialah distribusi. Distribusi
obat sendiri tidaklah sembarangan ada beberapa hal-hal penting pula yang harus di
perhatiakan seperti obat yang tidak boleh di simpan di suhu ruang dan lain-lain. PBF
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/ bahan obat dalam
Salah satu pedangang besar obat yang cukup terkenal ialah PBF PT. Penta
Valent. PT. Penta Valent sendiri telah berdiri sejak tahun 28 September 1968 berlokasi di
jalan Kedoya Raya nomor 33, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. PT Penta Valent telah
memiliki 34 cabang yang terletak di setiap provinsi di Indonesia, salah satunya adalah di
proses operasional penyaluran produk farmasi dilakukan sesuai dengan Petunjuk CDOB
hal ini dapat dibuktikan dengan dikeluarkannya nomor izin PBF untuk izin regular dan
Adapun Visi dan Misi PT. Penta Valen sendiri sebagai berikut. Visi PT Penta
Valent “Untuk menjadi perusahaan kesehatan dan distribusi konsumen nasional yang
disukai di Indonesia dan membawa nilai terbaik bagi konsumen dan principal” dan Misi
PT Penta Valent “Untuk menyediakan layanan nasional kesehatan dan konsumen yang
sangat baik”.
PT Penta Valent cabang Medan dipimpin oleh seorang Kepala cabang atau
disebut juga BM (Branch Manager) dan membawahi 1 apoteker yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan 1 tenaga teknis kefarmasian yang bertanggung
kegiatan penting dimana obat disalurkan dari industri ke konsumen dengan kondisi obat
yang masih terjaga mutunya kegiatan utama dari PBF Penta Valent ini antara lain berupa
pelaporan.
Pada penggadaan PT. Penta Valent terlebih dahulu melakukan perencanaan untuk
mendapatkan jumlah item obat yang akan dipesan, Ini didapat dari analisis penjualan dari
data rata – rata penjualan 3 bulan lalu dan kemudian mengkategorikan apakah item
tersebut termasuk fast moving atau slow moving. Analisis tersebut dilakukan oleh
Penyimpanan dilakukan setelah barang dari pusat datang, staf gudang melakukan
kegiatan penerimaan dan pemeriksaan terhadap produk yang diterima di gudang sesuai
dengan dokumen pengiriman. Obat yang diterima harus dalam kondisi baik secara fisik
dan sesuai dengan dipesan. Penyimpanan produk di dasarkan pada jumlah, suhu,
golongan obat psikotropik, prekursor, dan Obat-Obat Tertentu (OOT). Jika ada barang
retur, kadaluwarsa atau mendekati kadaluwarsa, recall, diletakkan di ruang terpisah dan
terkunci (ruang karantina) untuk penyusunan obat didasarkan nama prinsipal, secara
alfabetis, bentuk sediaan farmasi, dan sistem FEFO (First Expired First Out). Untuk
sediaan tablet, kapsul, krim, gel diletakkan pada rak atas, sediaan injeksi diletakkan pada
rak bagian tengah dan sediaan berbentuk cairan diletakkan pada bagian bawah.
Penyaluran barang PT. Penta Valen dari gudang kepada pelanggan yang telah
memesan produk tetap dijaga mutu produknya. Pengiriman untuk barang CCP dapat
memakai cool box dan ice pack, dan untuk barang regular dapat menggunakan kardus
laporan yaitu laporan bulanan dan laporan triwulan , dimana laporan bulanan ditunjukkan
ke pada Badan POM secara online melalui e- Napza dan e-report ditujukan kepada
22
Kementrian Kesehatan RI, Pelaporan ini untuk obat golongan psikotropika, prekursor,
dan obat-obat tertentu. Laporan triwulan meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran
obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Balai POM (Menkes RI, 2011). Laporan dikirim secara online
akan dimusnahkan ke PT Penta Valent pusat. Untuk faktur dapat dimusnahkan di cabang
itu sendiri dengan membuat berita acara pemusnahan. Pemusnahan faktur dilakukan 5
tahun sekali.
23
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
untuk mendapatkan jumlah item obat yang akan dipesan, Ini didapat dari
analisis penjualan dari data rata – rata penjualan 3 bulan lalu dan kemudian
jalan Kedoya Raya nomor 33, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. PT Penta Valent
didirikan oleh 5 orang yaitu Nobertus Raharjo Mulyono yang menjabat sebagai
Winarto dan Salim Nugroho. PT Penta Valent telah memiliki 34 cabang yang
5.2 Saran
Perlunya pengadaan PKPA secara offline agar mengetahui dengan detail setiap
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (2019). Peraturan Badan
Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis
Cara Distribusi Obat Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Badan
Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawasan
Peraturan Kepala badan pengawas obat dan makanan Republik indonesia. (2012) .
Tentang Penerapan pedoman cara pembuatan obat yang baik. Jakatra. Badan
Jakarta.
26
LAMPIRAN
Kantor Pusat
Barang sampai di
cabang
Lampiran 2. Alur Penerimaan Produk
Barang disimpan di
gudang
27
Lampiran 3. Alur Penyimpanan Produk
Rak Obat
Ruang Karantina
28
Lampiran 4. Alur Distribusi dari Cabang ke Pelanggan
Surat Pesanan
Barang diantar
pengirim ke
pelanggan
29
Lampiran 5. Alat Penanganan Pengembalian Produk/Retur
Outlet
Potongan
tagihan
30
Lampiran 6. Alur Penarikan Kembali/Recall
Principal
Mengirimkan surat recall ke PBF pusat
yang berisi informasi produk yang akan
ditarik ke outlet
31
Lampiran 7. Contoh faktor pembelian
32
Lampiran 9. Kartu Stok
33
Lampiran 11. Laporan Tri Wulan
34
lampiran 13. Laporan OOT
35
Lampiran 15. Surat Pesanan OOT
36
Lampiran 17. Gudang Obat
38
Lampiran 21. Sertifikat CDOB
39