Nomor ………………………..
TENTANG
KEBIJAKAN PENGKAJIAN PASIEN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : …………………
.
dr. Magdalena, MM
Direktur Rumah Sakit
Lampiran
Peraturan Director Rumah Sakit Tria Dipa
Nomor : …………………………
BAB I
PENGKAJIAN PASIEN
Pasal 1
Ketetapan Umum
1. Pengkajian awal dari seorang pasien yang dilakukan oleh PPA, baik pasien
gawat darurat, pasien rawat jalan, maupun pasien rawat inap dilakukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan untuk memulai proses pelayanan.
2. Pengkajian awal medis menghasilkan diagnosis awal medis yang mencakup
kondisi utama dan kondisi lainnya yang membutuhkan tata laksana dan
pemantauan sedangkan pengkajian awal keperawatan menghasilkan
diagnosis keperawatan untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan,
intervensi atau pemantauan pasien yang spesifik.
3. Pengkajian awal keperawatan terdiri dari 4 macam, antara lain ; pengkajian
awal keperawatan pasien dewasa, pengkajian awal keperawatan anak,
pengkajian awal keperawatan bayi, pengkajian awal pasien kandungan, dan
pengkajian awal kebidanan pasien ante, intra dan post partum.
Pasal 3
Pengkajian Awal Pasien Rawat Inap
Pasal 4
Pengkajian Awal Pasien Rawat Jalan
1. Pengkajian Pasien Rawat Jalan meliputi pengkajian medis umum, medis gigi,
keperawatan (keperawatan poliklinik dan hemodialisa) dan profesi kesehatan
lain (fisioterapis dan ahli gizi).
2. Pengkajian awal medis dan keperawatan pasien rawat jalan dilakukan saat
kontak pertama dengan pasien dan harus lengkap saat itu juga. Untuk pasien
akut/ non kronis pengkajian awal diperbarui setelah 1 bulan. Untuk pasien
dengan penyakit kronis diperbarui setelah 3 bulan.
Pasal 5
Pengkajian Awal Gawat Darurat
Pasal 6
Pengkajian Awal Pasien Operasi
1. Setiap pasien yang akan dilakukan operasi pada kondisi mendesak maka
minimal ada catatan ringkas dan diagnosis pra operasi yang
didokumentasikan di rekam medic.
2. Setiap pasien yang dilakukan pengkajian diluar Rumah Sakit maka
dinilai ulang dan diverifikasi sebagai pasien rawat inap untuk
memperbarui atau mengulang bagian-bagian dari pengkajian medis
yang sudah lebih dari 30 hari.
BAB III
PENGKAJIAN ULANG
Pasal 7
Prosedur Pengkajian Ulang
1. Pengkajian awal dan ulang risiko jatuh dilakukan pada pasien di Unit
Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Unit Rawat Inap, dan Unit
Kamar Operasi dan Sterilisasi. Pengkajian resiko jatuh Time Up And
Go Test digunakan untuk pasien rawat jalan dan hemodialisa. Untuk
pasien rawat inap dan instalasi gawat darurat, pengkajian risiko jatuh
menggunakan Skala Morse untuk pasien dewasa dan untuk pasien
anak-anak menggunakaan skala Humpty dumpty.
Pasal 9
Pengkajian Nyeri
1. Setiap pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit
dan dilakukan pengkajian apabila ada rasa nyerinya.
2. Pengkajian awal nyeri menggunakan Numerical Rating Scale
pada pasien dewasa, dan menggunakan Wong-Baker FACES Pain
Rating Scale. Pengkajian ulang nyeri menggunkan form yang telah
disediakan. Untuk melakukan pengkajian lebih dalam menggunakan
PQRST.
3. Apabila diidentifikasi ada rasa sakit pada pengkajian awal, pasien
dirujuk atau rumah sakit melakukan pengkajian lebih mendalam,
sesuai dengan umur pasien, dan pengukuran intensitas dan kualitas
nyeri seperti karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya
(misalnya PQRST).
4. Pengkajian ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari
beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri yaitu pada nyeri
berat (skor nyeri 7-10) lakukan pengkajian ulang setiap 1 jam setelah
tatalaksana nyeri, pada nyeri sedang (skor nyeri 4-6) lakukan
pengkajian ulang setiap 3 jam setelah tatalaksana nyeri, pada nyeri
ringan (skor nyeri 1-3) pengkajian ulang dilakukan setiap 1x shift,
intervensi non farmakologi 30-60 menit, pemberian oral 1-2 jam,
pemberian parenteral 15-30 menit, pengkajian ulang nyeri dilakukan
setiap 4 jam (pada pasien yang sadar/bangun), sebelum transfer
pasien, sebelum pulang dari rumah sakit, pasien yang menjalani
prosedur menyakitkan.
5. Petugas yang akan memberi pelayanan pada pasien dapat
menemukan dan mencari kembali hasil pengkajian di rekam medis
atau di lokasi tertentu yang lain yang mudah diakses dan terstandart
yaitu di ruang rekam medis.
Pasal 10
Pengkajian Pasien Khusus
BAB IV
PROFESIONAL PEMBERI ASUHAN
Pasal 11
Prosedur Umum PPA
Pasal 12
Pasien Rencana Pulang
BAB V
PELAYANAN LABORATORIUM
Pasal 13
Prosedur Pelayanan Laboratorium
Pasal 15
Mutu Pelayanan Laboratorium
BAB VI
PELAYANAN RADIOLOGI
Pasal 16
Prosedur Umum Radiologi
Pasal 17
Sumber Daya Manusia Radiologi
1. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur operasinal yang berlaku, etika profesi
3. Radiografer sebagai pelaksana tindakan pemeriksaan radiologi tanpa
bahan kontras.
4. Dokter Spesialis Radiologi bertanggung jawab terhadap keadaan,
kesadaran serta keamanan terhadap tindakan yang dilakukannya
selama menggunakan kontras media.
5. Pembacaan hasil ( Expertise ) pemeriksaan Radiologi dilakukan oleh
Dokter Spesialis Radiologi.
6. Pemeriksaan radiologi dengan kontras harus dilaksanakan oleh dokter
spesialis radiologi.
7. Pelayanan radiologi yang diselenggarakan di Rumah Sakit Tria Dipa
harus adekuat, teratur dan nyaman serta mempunyai ketelitian dan
ketepatan waktu.
8. Untuk pemeriksaan yang tidak dilakukan di Rumah Sakit Tria Dipa ,
maka pemeriksaan dirujuk ke pelayanan radiologi di luar rumah sakit
yang dipilih berdasarkan reputasi yang baik dan memenuhi standar
mutu yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9. Pasien diberi Penjelasan apabila ada pelayanan radiologi yang
dilakukan di luar Rumah Sakit Tria Dipa .
10. Program keamanan radiasi harus memenuhi standar, undang undang
dan peraturan yang berlaku.
11. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
12. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap
petugas wajib mengikuti pelatihan yang diselenggarakan.
13. Setiap petugas di unit Radiologi wajib mengikuti orientasi mengenai
prosedur dan praktek keselamatan kerja, serta mengikuti pendidikan
untuk prosedur baru dan penanganan bahan berbahaya.
Pasal 18
Mutu Pelayanan Radiologi