Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN GENDER

DIVERSITY TERHADAP TAX AVOIDANCE DENGAN


KOMPENSASI EKSEKUTIF SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
(Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar
di BEI Periode 2017-2021)

SKRIPSI

Ditulis Oleh:

FITRI FEBRIANTI

NIM. 181011250456

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2023

i
MOTTO

“Hiduplah dengan rendah hati, tidak peduli seberapa kekayaanmu.”

(Ali bin Abi Thalib)

“Kita boleh saja kecewa dengan apa yang telah terjadi, tetapi jangan pernah
kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik.”

(Bambang Pamungkas)

“Jangan jadikan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan harta, demi


memperoleh uang untuk memperkaya dirimu. Belajarlah supaya tidak menjadi
orang bodoh dan dibodohi oleh orang.”

(Ulilamrir Rahman)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS Al Baqarah 216)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, kecuali mereka
mengubah keadaan mereka sendiri.”

(QS Ar Ra’d 11)

ii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim
Segala Puji dan syukur atas karuniaMu. karena berkat, rahmat dan kemudahan
yang Engkau berikan akhirnya Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada oarang yang sangat kukasihi dan
kusayangi

Ibu
Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kasih
sayang yang tiada terhenti, segala dukungan dan cinta kasih tiada mungkin dapat
ku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Terima kasih atas tetesan keringat yang telah ibu berikan demi
cita-cita ku.

Bapak
Terima kasih sudah memberikan alasan untuk mengabulkan cita-citamu. Terima
kasih telah menyayangi aku dalam diam, memikirkanku yang jauh dari
jangkauan.

Suami

Terima kasih untukmu atas dukung langkahku untuk bisa menggapai cita-citaku.
Terima kasih atas kasih sayang yang telah diberikan pelajaran dan ilmu yang
selalu diberikan semoga ini menjadi awal langkahku untuk selalu meringankan
bebanmu selama ini untuk selalu mendahulukan cita-citaku.

vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh financial distress dan gender
diversity terhadap tax avoidance dengan kompensasi eksekutif sebagai variable
moderasi. Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan data
yang digunakan adalah data sekunder. Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebanyak 86 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini 14 perusahaan dengan periode pengamatan 5 (lima) tahun dari tahun
2017 hingga 2021 sehingga terdapat 70 data observasi. Teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan purposive sampling. Metode yang digunakan adalah
analisis statistik deksriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukan secara simultan proporsi financial distress dan gender diversity
berpengaruh secara signifikan terhadap tax avoidance. Secara parsial proporsi
financial distress dan gender diversity tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Selain itu, kompensasi eksekutif tidak memoderasi hubungan antara proporsi
financial distress terhadap tax avoidance. Sedangkan, kompensasi eksekutif
memoderasi hubungan antara gender diversity terhadap tax avoidance.

Kata Kunci: Proporsi financial distress, gender diversity, kompensasi eksekutif,


Tax Avoidance

viii
ABSTRACT

This study aims to determine the effect of financial distress and gender diversity
on tax avoidance with executive compensation as a moderating variable. This type
of research uses quantitative research and the data used is secondary data. The
population used in this study were property and real estate companies listed on
the Indonesia Stock Exchange (IDX) totaling 86 companies. The samples used in
this study were 14 companies with an observation period of 5 (five) years from
2017 to 2021, so there are 70 observational data. The sampling technique used
purposive sampling. The method used is descriptive statistical analysis and
multiple linear regression analysis. The results of this study show that
simultaneously the proportion of financial distress and gender diversity has a
significant effect on tax avoidance. Partially, the proportion of financial distress
and gender diversity has no effect on tax avoidance. In addition, executive
compensation does not moderate the relationship between the proportion of
financial distress to tax avoidance. Meanwhile, executive compensation
moderates the relationship between gender diversity and tax avoidance.

Keywords: The proportion of financial distress, gender diversity, executive


compensation, Tax Avoidance

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi ini menganalisis Pengaruh Financial Distress dan Gender Diversity
Terhadap Tax Avoidance dengan Kompensasi Eksekutif Sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar di BEI Periode 2017-2021). Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis
dalam Ilmu Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
Pada kesempatan ini saya ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Pranoto, S.E., M.M, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang telah
mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya pendidikan
dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. Drs. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas
Pamulang yang telah berupaya keras menjadikan Universitas Pamulang semakin
berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., CSRA, CMA., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang yang telah memajukan
Fakultas Ekonomi menjadi semakin baik.
4. Ibu Effriyanti, S.E., Akt., M.Si., CA., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi
yang senantiasa sabar memberikan pengarahan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Program Studi S1 Akuntansi yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Bapak dan Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhusus staf akuntansi, yang
telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi di
Universitas Pamulang.
7. Keluarga tercinta yang selalu support dalam kondisi apapun.

x
8. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini yang tidak bisa
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dorongan, motivasi, bantuan, dan doa
yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca dan
dunia ilmu pengetahuan.

Tangerang Selatan, 22 Juni 2023

Penulis,

FITRI FEBRIANTI
NIM. 181011250456

xi
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

MOTTO ................................................................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 10

BAB II .................................................................................................................. 13

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 13

2.1 Landasan Teori........................................................................................ 13

xii
2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................... 20

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 28

2.4 Pengembangan Hipotesis ........................................................................ 29

BAB III ................................................................................................................. 36

METODE PENELITIAN ................................................................................... 36

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 36

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 36

3.3 Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 37

3.4 Populasi dan Sampel .............................................................................. 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 41

3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 42

BAB IV ................................................................................................................. 55

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 55

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 55

4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 56

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 78

BAB V................................................................................................................... 83

PENUTUP ............................................................................................................ 83

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 83

5.2 Saran ....................................................................................................... 84

DAFTAR PUSAKA............................................................................................. 85

LAMPIRAN ......................................................................................................... 89

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 20


Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian.......................................................... 39
Tabel 3. 2 Kriteria Penentuan Variabel Moderating ............................................ 54
Tabel 4. 1 Kriteria Sampel ................................................................................... 55
Tabel 4. 2 Daftar Nama Perusahaan ..................................................................... 56
Tabel 4. 3 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif................................................. 57
Tabel 4. 4 Hasil Regresi Common Effect Model (CEM).................................... 60
Tabel 4. 5 Hasil Regresi Fixed Effect Model (FEM) .......................................... 61
Tabel 4. 6 Hasil Regresi Random Effect Model (REM) ..................................... 62
Tabel 4. 7 Hasil Uji Chow................................................................................... 63
Tabel 4. 8 Hasil Uji Husman ............................................................................... 64
Tabel 4. 9 Hasil Uji Langrange Multiplier .......................................................... 65
Tabel 4. 10 Kesimpulan Pemilihan Model Regresi Data Panel ........................... 66
Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................ 68
Tabel 4. 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 69
Tabel 4. 13 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 70
Tabel 4. 14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 71
Tabel 4. 15 Hasil Analisis Regresi Data Panel ..................................................... 72
Tabel 4. 16 Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) .................................................. 74
Tabel 4. 17 Hasil Uji t .......................................................................................... 74
Tabel 4. 18 Hasil Uji Moderating Regression Analysis (MRA) .......................... 76
Tabel 4. 19 Hasil Uji Moderating Regression Analysis (MRA) .......................... 77

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ 29


Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 67

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak merupakan kontribusi wajib orang pribadi kepada Negara yang

terutang dengan tidak mendapatkan timbal balik atau manfaat secara langsung,

bersifat memaksa, dan pemungutannya dilakukan berdasarkan undang-undang

(Sasmita, 2019). Akan tetapi, terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah

selaku pemungut pajak dengan perusahaan sebagai wajib pajak. Strategi yang

penting digunakan untuk merencanakan pengelolaan pajak adalah dengan

melakukan penghindaran pajak (Sari, et, al., 2019). Penghindaran pajak adalah

upaya perusahaan untuk menekan rendah pajak yang dibayarkan dengan

melakukan praktik secara legal dan tidak bertentangan dengan ketentuan

perpajakan (Pangaribuan, et, al., 2021).

Indonesia merupakan satu dari beberapa negara di dunia yang memanfaatkan

kontribusi pajak sebagai salah satu sumber pendapatan negara. Menurut Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

terdapat 3 (tiga) sumber pendapatan negara yaitu penerimaan dari pajak,

penerimaan bukan pajak, dan hibah. Dari ketiga sumber tersebut, sektor pajak

merupakan sektor utama penyumbang terbesar dan menjadi salah satu komponen

yang sangat penting di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(kemenkeu.go.id, 2022). Pajak dapat dianggap sebagai tulang punggung

penerimaan negara dengan tujuan memberikan manfaat dan kesejahteraan

1
terhadap seluruh rakyat Indonesia (Setiawan, 2020). Namun kontribusi

penerimaan pajak mulai mengalami penurunan sejak tahun 1997. Dimana

berturut-turut kontribusi penerimaan pajak pada tahun 1997, 2000, dan 2020

sebesar 87,6%; 84,2%; dan 63,1% (Prisma Ardianto, 2021). Realisasi penerimaan

pajak sempat mencapai target pada tahun 2008, setelah 12 tahun berjalan sejak

tahun 2008 Indonesia tidak pernah mencapai target penerimaan pajaknya

(Sembiring, 2021).

Tingkat pajak merupakan indikator yang baik atas seberapa besar kontribusi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang membantu ekspansi

perekonomian di Indonesia. Penerimaan perpajakan yang secara nominal sebagian

besar berasal dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas dan Pajak

Pertambahan Nilai atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN/PPnBM) turut

berkontribusi terhadap pencapaian realisasi perpajakan dalam APBN tahun 2020.

Hal ini tercapai berkat penerimaan pajak. Berdasarkan informasi dalam Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat (Audited) tahun 2020, total penerimaan pajak yang

direalisasikan untuk tahun pajak 2020 adalah sebesar "Rp1.285.136.317.135.799".

Jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan perpajakan tahun 2019 sebesar

"Rp1.546.141.893.392.193", realisasi tersebut mengalami perlambatan sebesar

16,88 persen, namun penerimaan perpajakan pada tahun 2021 mencapai 100 persen.

Hal ini karena program pemerintah yang terus berupaya meningkatkan penerimaan

pajak di Indonesia.

Tujuan dalam melakukan penghindaran pajak adalah untuk meminimalkan

pajak yang dibayarkan dan memaksimalkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

2
Kasus penghindaran pajak atas properti yang terjadi di Indonesia yaitu kasus

simulator SIM yang menunjukkan adanya penggelapan pajak atas transaksi

properti merupakan salah satu contoh fenomena penghindaran pajak yang terjadi

di Indonesia (Kompas, 2021). Dalam persidangan di ruang sidang, terungkap

bahwa terdakwa telah membeli rumah mewah di kawasan Semarang dari

pengembang dengan harga Rp 7,1 miliar. Namun, jumlah Rp 940 juta adalah

semua yang disebutkan dalam akta notaris. Itu berarti ada perbedaan harga sebesar

6,1 miliar Rupiah. Ada potensi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang harus dibayar

untuk transaksi ini. Jumlah yang harus dibayarkan adalah 10 persen dikalikan

dengan Rp 6,1 miliar atau setara dengan Rp 610 juta. Cacat lain pada pajak

penghasilan final (PPh) yang dihitung 5% dari Rp 6,1 miliar atau Rp 300 juta.

Total kerugian penerimaan pajak sebesar Rp 900 juta (Kompas, 2021). Potensi

kerugian negara dari satu pembangunan perumahan bisa melebihi puluhan miliar

rupiah jika pengembang tersebut menjual ratusan unit rumah mewah.

Selain itu, terdakwa merogoh kocek lebih dari 2,65 miliar Rupiah untuk

membeli rumah di area Depok. Sedangkan akta jual beli hanya menyebutkan Rp

784 juta; hal ini menghasilkan disparitas sebesar Rp 1,9 miliar. Potensi PPN yang

belum dibayar dihitung 10 persen dikalikan dengan Rp 1,9 miliar sehingga

menjadi Rp 190 juta. Potensi pajak penghasilan final dihitung 5 persen dikalikan

Rp 1,9 miliar, sehingga menjadi Rp 85 juta. Hanya satu unit rumah yang

pengembang kurang bayar pajaknya sebesar Rp275 juta, yang merupakan jumlah

total untuk semua unit rumah. Disparitas nilai tersebut, jelas mengakibatkan

hilangnya potensi penerimaan negara.

3
Menurut (Nuryeni, S., & Hidayati, W. N. 2021) fenomena lain yang cukup

menarik yaitu penghindaran pajak yang dilakukan Perusahaan Multinasional

tembakau milik British American Tobacco (BAT) diduga melakukan

penghindaran pajak di Indonesia melalui PT. Bentoel Internasional Investama Tbk

(RMBA). Praktik tersebut diperkirakan menimbulkan kerugian Negara sebesar

US$ 13,7 juta per tahun. Dugaan kecurangan ini merupakan hasil penelusuran

lembaga Tax Justice Network (TJN). TJN adalah lembaga independen berjaringan

internasional berkantor pusat di London, Inggris yang fokus melakukan penelitian

dan kajian terkait kebijakan serta pelaksanaan perpajakan. Menurut TJN, BAT

telah mengalihkan sebagian pendapatannya keluar Indonesia, melalui dua cara

agar terhindar dari kewajiban perpajakan. Pertama melalui pinjaman perusahaan-

perusahaan tahun 2013-2015. Pada Tahun ini Bentoel banyak mengambil

pinjaman dari perusahaan terafiliasi di Belanda yaitu Ronthmans Far East BV.

Pembayaran bunga atas pinjaman dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak.

Fasilitas pinjaman yang diberikan adalah sebesar Rp. 5,3 triliun atau setara US$

434 Juta pada Agustus 2013 dan 6,7 triliun setara US 549 juta pada 2015.

Rekening perusahaan Belanda ini menunjukkan bahwa dana yang dipinjamkan

kepada Bentoel berasal dari perusahaan grup BAT lainnya yaitu Pathway 4

(jersey) Limited yang berpusat di Inggris. Bentoel harus membayar bunga

pinjaman Rp. 2.25 triliun. Bunga ini akan dikurangkan dari penghasilan kena

pajak di Indonesia. Bentoel sengaja memilih pinjaman melalui perusahaan di

Belanda. Pasalnya, Indonesia dan Belanda memiliki perjanjian pajak yang

membebaskan pajak terkait pembayaran bunga utang. Dari strategi ini maka

4
Indonesia kehilangan pendapatan bagi Negara sebesar US$ 11 juta per tahun.

(www.ortax.org).

Penghindaran pajak merupakan cara mengurangi pajak yang masih dalam

batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan

terutama melalui perencanaan pajak (Silaban & Siagian, 2020). Manurung &

Simbolon (2020), menjelaskan penghindaran pajak adalah proses pengendalian

tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki.

Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang benar-benar legal. Penghindaran

pajak juga diartikan sebagai cara mengurangi pajak yang masih dalam batas

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan. Tax

avoidance yang dilakukan dikatakan tidak bertentangan dengan peraturan

perundangan-undang perpajakan karena dianggap pratik yang berhubungan

dengan tax avoidance ini lebih memanfaatkan celah-celah dalam undang-undang

perpajakan tersebut yang akan mempengaruhi penerimaan negara dari sector

pajak (Andriyani & Hutabarat, 2020).

Menurut Aryotama dan Firmansyah (2019), klasifikasi atas tindakan wajib

pajak yang tidak mematuhi kewajibannya dibagi menjadi dua yaitu penghindaran

pajak (tax avoidance) dengan cara yang legal dan penggelapan pajak (tax evasion)

dengan cara illegal. Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan tindakan yang

dilakukan wajib pajak secara aman dan legal dengan memaksimalkan

pengecualian dan penyusutan yang diperbolehkan serta memanfaatkan

kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan

peraturan perpajakan (Siburian & Siagian, 2021).

5
Tax avoidance dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

Financial Distress, Gender Diversity dan Kompensasi Ekseskutif. Financial

distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan

keuangan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dari sisi perusahaan, Tax

Avoidance memiliki peran penting dalam keberlangsungannya perusahaan karena

tax avoidance membantu mengstabilkan perusahaan jika suatu perusahaan

tersebut mempratikkan penghindaan pajak dengan baik.

Menurut Siburian dan Siagian (2021) Financial distress disebabkan oleh

kurangnya modal karena penggunaan sumber daya modal yang tidak tepat,

simpanan yang tidak mencukupi, dan pengelolaan semua kegiatan yang tidak

efisien.(kendala keuangan) Peningkatan risiko kebangkrutan akibat penurunan

ekonomi dan keuangan perusahaan dapat meningkatkan praktik penghindaran

pajak untuk menjaga stabilitas perusahaan.

Faktor kedua yang mempengaruhi tax avoidance dalam penelitian ini adalah

Gender diversity. Dalam penelitian ini Penghindaran pajak yang dilakukan

perusahaan tentu saja melalui kebijakan yang diambil oleh pemimpin perusahaan

itu sendiri. Dimana pemimpin perusahaan sebagai pengambil keputusan dan

kebijakan dalam perusahaan tentu memiliki karakter yang berbeda beda (Seiler, et,

al., 2021). Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pimpinan perusahaan

dalam membuat keputusan. Salah satu diantaranya adalah diversitas gender (gender

diversity). Diversitas gender berhubungan erat dengan karakteristik eksekutif untuk

mengambil resiko dalam mengambil keputusan. Karakter eksekutif dalam

6
menentukan risiko yang dihadapi perusahaan pada umumnya dibedakan menjadi

dua, risk-averse dan risk-taking.

Faktor ketiga yang mempengaruhi tax avoidance dalam penelitian ini adalah

Kompensai Eksekutif. Kompensasi Eksekutif merupakan salah satu kompensai

penting dalam menciptakan manajeman yang efektif dan efisien. Untuk

memastikan bahwa keputusan yang dibuat oleh eksekutif sejalan dengan tujuan

perusahaan dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan pemegang saham,

biasanya memberikan insentif keuangan kepada eksekutif (Nugraha & Mulyani,

2019).

Remunerasi yang tinggi bagi para eksekutif dapat menginspirasi mereka untuk

meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik, yang pada gilirannya

memungkinkan manajemen dinilai telah berhasil sebagai agen dalam mengelola

perusahaan. Pemilik perusahaan memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi

terhadap kinerja manajemen jika terjadi peningkatan laba perusahaan. Karena itu,

manajemen akan termotivasi untuk mencari cara untuk mengurangi pengeluaran,

seperti pembayaran pajak, yang berpotensi menggerogoti keuntungan perusahaan.

Temuan studi yang dilakukan oleh (Masripah & Ajengtiyas, 2021) dan (R. O. W.

Putri & Indriani, 2020) menunjukkan bahwa gaji eksekutif memiliki dampak yang

cukup besar dan menguntungkan terhadap penghindaran pajak.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meilia & Adnan (2017) dan

Swandewi & Noviari (2020) menyatakan bahwa financial distress berpengaruh

positif terhadap tax avoidance, hasil ini bertentangan dengan penelitan yang

dilakukan oleh Valensia & Khairani (2019) dan Taufik & Muliana (2021).

7
Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance yang dilakukan

oleh Novriyanti & Dalam (2020) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh

positif terhadap tax avoidance, hasil ini bertentangan dengan penelitian Riskatari &

Jati (2020) dan Darmawan et al., (2020). Penelitian terkait pengaruh leverage

terhadap tax avoidance pernah dilakukan oleh Riskatari & Jati (2020) dan Taufik &

Muliana (2021) yang berpendapat bahwa leverage berpengaruh positif terhadap tax

avoidance, hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaviani

& Sofie (2018) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap tax

aovidance. Terdapat perbedaan hasil (research gaap) antara penelitian terdahulu.

Setyowati (2016) dan Mayangsari (2015) kompensasi eksekutif berpengaruh

dan positif terhadap penghindaran pajak, namun Hanafi, Harto (2014) dan Indarti

(2015) bersepsi kompensasi eksekutif berpengaruh tetapi negatif terhadap

penghindaran pajak. Hanafi, Harto (2014), Mayangsari (2015) dan Setyowati

(2016) kepemilikan saham perusahaan terhadap eksekutif berpengaruh dan positif

terhadap penghindaran pajak. Amri (2017), Wiguna (2017) dan Asri (2016)

menemukan bahwa preferensi risiko eksekutif berpengaruh dan positif terhadap

penghindaran pajak, tetapi Mayangsari (2015) preferensi risiko eksekutif

berpengaruh tetapi negatif terhadap penghindaran pajak.

Penelitian yang dilakukan (Sianturi & Pratomo , 2020) menujukan hasil

gender diversity eksekutif berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance.

Secara parsial gender diversity eksekutif bepengaruh negatif signifikan terhadap

tax avoidance. Hal ini karena gender diveristy memiliki arah negatif terhadap

penerapan pajak. Adanya eksekutif wanita dalam suatu perusahaan dapat

8
mengurangi tindakan tax avoidance karena wanita memiliki tingkat kepatuhan

pajak yang tinggi dibandingkan dengan pria.

Penelitian mengenai praktik penghindaran pajak (tax avoidance) telah

banyak dijadikan sebagai objek penelitian dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya telah banyak diuji oleh peneliti sebelumnya. Namun penelitian

yang telah dilakukan menunjukkan simpulan yang beragam dengan variable

independen yang beragam pula. Penelitian ini dilakukan di perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017 - 2021.

Alasan peneliti memilih objek penelitian ini dikarenakan perusahaan pada

penelitian sebelumnya dilakukan di perusahaan property dan real estate serta

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya praktik penghindaran pajak atau tidak

dalam penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “

Pengaruh Financial Distress dan Gender Diversity Terhadap Tax Avoidance

dengan Kompensasai Eksekutif Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris

Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode

2017-2021)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka masalah

yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh Financial Distress Terhadap Tax Avoidance?

2. Adakah pengaruh Gender Diversity Terhadap Tax Avoidance?

9
3. Adakah pengaruh secara simultan Financial Distress dan Gender Diversity

Terhadap Tax Avoidance?

4. Adakah Kompensasi Eksekutif memoderasi pengaruh Financial Distress

Terhadap Tax Avoidance?

5. Adakah Kompensasi Eksekutif memoderasi pengaruh Gender Diversity

Terhadap Tax Avoidance?

1.3 Tujuan Penelitian

Peneliti merumuskan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Financial Distress Terhadap Tax

Avoidance.

2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh Gender Diversity Terhadap Tax

Avoidance.

3. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh secara simultan Financial Distress

dan Gender Diversity Terhadap Tax Avoidance.

4. Untuk mengetahui dan menguji Kompensasi Eksekutif memoderasi pengaruh

Financial Distress Terhadap Tax Avoidance.

5. Untuk mengetahui dan menguji Kompensasi Eksekutif memoderasi pengaruh

Gender Diversity Terhadap Tax Avoidance.

1.4 Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian di atas diharapkan akan memberi manfaat setelah penelitian

selesai. Adapun Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:
10
1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis, penelitian ini nantinya diharapkan akan memberi manfaat

yaitu dapat memberikan pemikiran, pengetahuan dan gambaran yang jelas

mengenai Financial distress dan Gender diversity terhadap Tax Avoidance

dengan Kompensasi eksekutif sebagai Variabel Moderasi sebagai aplikasi

penerapan ilmu dari sebuah pembelajaran yang diperoleh selama kuliah di

Program Studi Akuntansi Universitas Pamulang, serta sebagai bentuk

perbandingan antara teori dan aplikasinya ditempat penelitian yang penulis

lakukan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

ekonomi di Universitas Pamulang.

b. Bagi pembaca, hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan memberikan

manfaat sebagai referensi dalam melakukan penelitian dimasa yang akan

datang serta sebagai penambah wawasan bagi para pembaca.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan peneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tax

avoidance. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan

keterampilan berpikir peneliti dalam hal penyelesaian masalah dan dapat

mengimplementasikan ilmu yang telah diperolah selama masa

perkuliahan.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan, dapat dijadikan sebagai masukan untuk pimpinan

Perusahaan dalam menjaga dan meningkatkan tax avoidance nya.

11
b. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam

mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tindakan

penghindaran pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang

diinvestasikannya.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Teori merupakan suatu viariabel yang didefinisikan untuk menjelaskan suatu

pandangan sistematis atau fenomena yang terjadi dengan menentukan hubungan

antar variabel yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut. Grand

theory dalam penelitian ini adalah agency theory.

2.1.1 Teori keagenan

Teory agency ini ialah perjanjian antara principal (pemilik usaha) dengan

agent (pengelola). Teori agensi mempunyai informasi yang dipakai dalam

membuat keputusan oleh agent dan principal untuk menganalisis dan memberikan

dorongan manajemen agar berusaha secara maksimal dan menyiapkan laporan

keuangan sesuai dengan harapan pemilik usaha (Yunita dan Wikan, 2021). Pada

teori agensi, dijelaskan tentang permasalahan antara principal dan agen karena

disebabkan agent mempunyai jumlah informasi lebih banyak dibandingkan

principal. Hal tersebut bisa membuat agent mempunyai tujuan yang berbeda

dengan pihak principal (Sunarsih dkk., 2019). Kepentingan antara principal dan

agent bisa terdapat perbedaan sehingga hal ini bisa mempengaruhi berbagai hal

mengenai kinerja perusahaan. Indonesia dalam sistem perpajakan menerapkan

sistem self assessment dimana sistem ini memberikan. kewenangan pada suatu

perusahaan dalam menghitung serta melaporkan pajaknya secara sendiri.

Pemakaian sistem self assessment ini dapat menyebabkan munculnya peluang

13
untuk agen dalam memanipulasi penghasilan kena pajak makin kecil sehingga

beban pajak perusahaan juga akan makin rendah (Prasetyo, 2017).

Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada

memaksimalkan manfaat pemilik dengan kendala manfaat dan insentif yang akan

diterima oleh manajemen. Kepentingan yang berbeda sering menyebabkan

konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Tekanan yang

diterima manajer untuk selalu memberikan keuntungan yang besar membuat

manajemen melakukan berbagai cara termasuk dengan berusaha agar besarnya

pajak yang dibayar rendah. Upaya meminimalkan beban pajak yang dijalankan

dengan memanfaatkan kekosongan pada peraturan perpajakan disebut sebagai

penghindaran pajak. Tindakan ini dilakukan dengan cara melakukan transaksi

yang nantinya akan memberikan beban pajak yang rendah (nisa, & Pratin, A. M.

2022)

Agency theory dapat muncul dikarenakan adanya hubungan antara pemilik

perusahaan yakni para pemegang saham sebagai principal, serta manajer

perusahaan yakni pengelola perusahaan sebagai (agent), dimana principal

menggunakan agent dalam memberikan kewenangan kepada agent dalam

melakukan tindakan decision making. Pada hubungan principal dan agent ini,

terjadi hubungan kontraktual dimana pemegang saham sebagai principal

mempercayakan agent dengan adanya pemberian wewenang kepada agent agar

dapat melakukan pengelolaan atas sumber daya yang perusahaan miliki.

Hubungan yang ada antara kedua ini yaitu principal dan agent dapat menimbulkan

adanya perbedaan dari informasi yang diterima oleh kedua sisi, seringkali kita

14
kenal dengan istilah asymmetric information. Dimana dapat terjadi sebab lambat-

laun agent akan tidak lagi bekerja ataupun berkelakuan mengikuti harapan dari

principal, namun bertindak dengan keinginan agent sendiri. Situasi yang dikenal

dengan asymmetric information ini memberikan agent peluang dalam memenuhi

kepentingan pribadinya.

2.1.2 Financial Distress

Menurut (Nuryeni & Hidayati, 2021) Financial Distress merupakan

kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan.

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah

perusahaan adalah untuk meramalkan kontinuitas atau kelangsungan hidup

perusahaan. Prediksi akan kontinuitas sangat penting bagi manajemen dan pemilik

perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebangkrutan. Dengan

melihat bagaimana kondisi perusahaan, berada dalam kesulitan keuangan

(Financial Distress condition) atau tidak, risiko kebangkrutan dapat dihindari.

Financial distress disebabkan oleh kurangnya modal karena penggunaan

sumber daya modal yang tidak tepat, simpanan yang tidak mencukupi, dan

pengelolaan semua kegiatan yang tidak efisien. (kendala keuangan) Peningkatan

risiko kebangkrutan akibat penurunan ekonomi dan keuangan perusahaan dapat

meningkatkan praktik penghindaran pajak untuk menjaga stabilitas perusahaan

(Siburian dan Siagian, 2021). Financial distress merupakan kondisi dimana

perusahaan tidak mampu membayar kewajiban keuangannya karena kekurangan

dana serhingga mengakibatkan terhambatnya kegiatan usaha dan terindikasi

mengalami kebangkrutan. Perusahaan yang terjebak dalam kondisi ini relatif

15
LAMPIRAN

89
Lampiran 1

Daftar Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan


1 BCIP Bumi Citra Permai Tbk.
2 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.
3 CTRA Ciputra Development Tbk.
4 DMAS Puradelta Lestari Tbk.
5 DUTI Duta Pertiwi Tbk
6 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk.
7 JRPT Jaya Real Property Tbk.
8 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.
9 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk.
10 PPRO PP Properti Tbk.
11 PWON Pakuwon Jati Tbk.
12 RDTX Roda Vivatex Tbk
13 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.
14 SMRA Summarecon Agung Tbk.

Lampiran 2
Hasil Tabulasi Tax Avoidance
Laba Sebelum
No Kode Tahun Beban Pajak ETR
Pajak
2017 8.291.606.056 61.821.238.946 0,1341
2018 8.122.634.797 58.369.754.070 0,1392
1 BCIP 2019 6.193.403.035 29.394.923.243 0,2107
2020 1.617.217.848 14.608.034.597 0,1107
2021 3.408.848.569 3.533.027.936 0,9649
2017 39.349.089.255 5.228.121.059.142 0,0075
2018 58.602.950.500 1.760.420.645.427 0,0333
2 BSDE 2019 35.021.413.006 3.165.097.516.458 0,0111
2020 15.890.482.660 496.216.734.944 0,032
2021 8.165.533.697 1.547.006.489.870 0,0053
2017 39.461.000.000 1.052.529.000.000 0,0375
2018 47.812.000.000 1.345.277.000.000 0,0355
3 CTRA 2019 33.577.000.000 1.316.858.000.000 0,0255
2020 56.939.000.000 1.427.625.000.000 0,0399
2021 49.149.000.000 2.136.865.000.000 0,023
Laba Sebelum
No Kode Tahun Beban Pajak ETR
Pajak
2017 13.124.051.000 870.243.686.819 0,0151
2018 18.011.108.750 514.376.079.188 0,035
4 DMAS 2019 14.922.097.250 1.350.343.016.543 0,0111
2020 12.724.622.240 136.130.006.890 0,0935
2021 16.039.729.640 730.896.148.439 0,0219
2017 4.366.075.250 653.012.273.229 0,0067
2018 6.525.357.822 1.133.182.587.932 0,0058
5 DUTI 2019 8.510.594.250 1.298.473.559.565 0,0066
2020 2.399.578.545 640.826.951.818 0,0037
2021 1.209.645.128 731.322.766.012 0,0017
2017 644.174.321 37.960.260.759 0,017
2018 1.197.812.073 51.623.011.989 0,0232
6 GPRA 2019 1.782.808.311 57.005.465.945 0,0313
2020 798.248.778 35.550.675.229 0,0225
2021 1.590.612.267 51.128.043.950 0,0311
2017 45.226.315 1.162.352.423 0,0389
2018 31.671.597 1.081.417.358 0,0293
7 JRPT 2019 18.504.977 1.055.706.814 0,0175
2020 53.660.442 1.067.078.595 0,0503
2021 11.090.735 797.817.044 0,0139
2017 19.760.685.242 130.079.893.294 0,1519
2018 18.328.876.392 85.429.279.335 0,2146
8 KIJA 2019 32.133.564.088 173.273.871.156 0,1854
2020 7.764.814.793 37.485.058.742 0,2071
2021 12.694.532.635 100.330.430.110 0,1265
2017 90.382.334 1.193.730.206.227 0,0001
2018 8.623.010.625 1.009.936.526.194 0,0085
9 MKPI 2019 45.316.297.135 569.323.095.024 0,0796
2020 35.992.762.582 195.121.154.261 0,1845
2021 22.737.480.733 301.932.238.477 0,0753
2017 3.666.415.500 463.309.251.913 0,0079
2018 4.440.755.770 501.224.252.591 0,0089
10 PPRO 2019 807.144.161 248.086.007.236 0,0033
2020 1.155.868.090 127.650.713.946 0,0091
2021 1.795.552.592 22.725.420.519 0,079
2017 47.064.731 2.071.691.771 0,0227
11 PWON
2018 26.946.121 2.853.882.334 0,0094

92
Laba Sebelum
No Kode Tahun Beban Pajak ETR
Pajak
2019 30.901.674 3.270.697.901 0,0094
2020 29.866.411 1.148.979.421 0,026
2021 13.811.705 1.564.246.044 0,0088
2017 199.297.431 249.142.489.265 0,0008
2018 420.126.022 268.959.968.154 0,0016
12 RDTX 2019 85.803.601 233.356.814.398 0,0004
2020 137.729.358 236.955.002.130 0,0006
2021 14.336.288 196.384.936.622 0,0001
2017 673.934.440 20.411.316.085 0,033
2018 100.795.663 85.289.325.740 0,0012
13 SMDM 2019 36.978.431 73.331.309.607 0,0005
2020 204.245.671 18.502.546.881 0,011
2021 1.642.604.044 119.289.897.200 0,0138
2017 259.088.589.000 799.262.677.000 0,3242
2018 249.230.029.000 950.310.489.000 0,2623
14 SMRA 2019 269.885.120.000 922.919.835.000 0,2924
2020 196.479.354.000 439.767.516.000 0,4468
2021 208.954.961.000 755.916.681.000 0,2764

Lampiran 3
Hasil Tabulasi Financial Distress
Z= 1.2A + 1.4B +3.3C+ 0.6D +1E Z-Score
No Kode Tahun
A B C D E Accrual
2017
0,06079 0,19477 0,24188 0,44717 0,22412 1,16873
2018
0,03533 0,18167 0,22667 0,53217 0,23612 1,21197
1 BCIP 2019
0,15029 0,10541 0,11188 0,59068 0,15119 1,10945
2020
0,11543 0,05437 0,05302 0,57915 0,08046 0,88242
2021
0,33358 0,05446 0,01314 0,60862 0,06810 1,07790
2017
0,27148 0,23126 0,37546 1,04559 0,22518 2,14897
-
2 BSDE 2018
0,95082 0,12776 0,11150 0,83303 0,12723 0,24869
2019
0,39793 0,13004 0,19150 0,96460 0,12990 1,81398

93
Z= 1.2A + 1.4B +3.3C+ 0.6D +1E Z-Score
No Kode Tahun Accrual
A B C D E
2020
0,32332 0,09780 0,02690 0,78368 0,10155 1,33326
2021
0,34026 0,10796 0,08305 0,84205 0,12453 1,49785
2017
0,27670 0,13166 0,10898 0,57165 0,20214 1,29114
2018
0,28547 0,14814 0,12947 0,56598 0,22370 1,35276
3 CTRA 2019
0,32578 0,14666 0,12006 0,57810 0,21020 1,38079
2020
0,27623 0,14698 0,12001 0,48053 0,20560 1,22936
2021
0,32255 0,16661 0,17339 0,54698 0,23924 1,44877
2017
0,49761 0,15270 0,38440 9,03777 0,17888 10,25136
2018
0,52611 0,10842 0,22632 13,84491 0,13816 14,84393
4 DMAS 2019
0,46143 0,27259 0,58503 3,47604 0,34794 5,14303
2020
0,45762 0,33490 0,06653 2,70944 0,38940 3,95788
2021
0,48381 0,19384 0,39450 4,20928 0,23565 5,51708
2017
0,37177 0,17963 0,20376 2,23174 0,16252 3,14942
2018
0,38862 0,19643 0,29578 1,75000 0,17604 2,80686
5 DUTI 2019
0,43254 0,18997 0,31077 1,98735 0,17840 3,09903
2020
0,36414 0,13232 0,15376 1,81052 0,12541 2,58614
2021
0,43101 0,12370 0,15764 1,51282 0,14226 2,36743
2017
0,78340 0,18393 0,08354 1,33002 0,24459 2,62548
2018
0,86699 0,20479 0,11088 1,42859 0,02836 2,63960
6 GPRA 2019
0,83284 0,19578 0,11027 1,18578 0,23313 2,55780
2020
0,72565 0,15367 0,06792 0,93745 0,18745 2,07214
2021
0,62364 0,16276 0,09584 1,01361 0,25376 2,14960
7 JRPT 2017
0,04498 0,21941 0,40493 1,02566 0,25391 1,94889

94
Z= 1.2A + 1.4B +3.3C+ 0.6D +1E Z-Score
No Kode Tahun Accrual
A B C D E
2018
0,05050 0,18204 0,33854 1,04369 0,22109 1,83586
2019
0,05342 0,17540 0,31203 1,12307 0,21704 1,88097
2020
0,08253 0,14155 0,30670 1,31017 0,19030 2,03125
2021
0,00917 0,13476 0,22410 1,36110 0,18508 1,91421
2017
0,70409 0,14128 0,03810 0,65973 0,26582 1,80901
2018
0,71671 0,14008 0,02392 0,63363 0,23014 1,74447
8 KIJA 2019
0,70367 0,09691 0,04693 0,64384 0,18498 1,67633
2020
0,70238 0,11687 0,01014 0,63236 0,19640 1,65814
2021
0,71448 0,12444 0,02694 0,64580 0,20259 1,71425
2017
0,13729 0,29294 0,57693 1,19967 0,37223 2,57905
2018
0,12979 0,24755 0,47555 1,76687 0,31635 2,93612
9 MKPI 2019
0,03221 0,17057 0,25824 1,86391 0,25744 2,58237
-
2020
0,00942 0,08212 0,08447 1,66915 0,16002 1,98634
-
2021
0,00416 0,08843 0,12464 1,62275 0,16487 1,99652
2017
0,39357 0,00024 0,37886 0,98891 0,00026 1,76185
2018
0,43289 0,00023 0,32295 1,17551 0,00027 1,93185
10 MTLA 2019
0,42890 0,18126 0,26501 1,02321 0,22985 2,12822
2020
0,40523 0,13823 0,15934 1,91830 0,18722 2,80831
2021
0,37353 0,13232 0,19708 1,31963 0,18708 2,20963
2017
0,35457 0,07241 0,12173 0,39684 0,21568 1,16123
2018
0,24855 0,05938 0,10587 0,22993 0,16362 0,80735
10 PPRO
2019
0,16992 0,03448 0,04572 0,19680 0,09069 0,53761
-
2020
0,33882 0,02480 0,02277 0,19020 0,11219 0,01114

95
Z= 1.2A + 1.4B +3.3C+ 0.6D +1E Z-Score
No Kode Tahun Accrual
A B C D E
2021
0,33040 0,00640 0,00356 0,16270 0,04090 0,54396
2017
0,20149 0,29268 0,72629 0,24613 1,46658
2018
0,25788 0,22665 0,37644 0,94649 0,28302 2,09049
11 PWON 2019
0,28831 0,21770 0,41361 1,35726 0,27599 2,55287
2020
0,19290 0,10270 0,14330 1,19177 0,15032 1,78099
2021
0,35061 0,13406 0,17883 1,18781 0,19792 2,04923
2017
0,22725 0,16995 0,36053 5,46775 0,17355 6,39903
2018
0,20040 0,16161 0,35130 6,51464 0,15867 7,38662
12 RDTX 2019
0,06582 0,14147 0,27544 5,58802 0,14286 6,21362
2020
0,07898 0,13976 0,26319 7,00478 0,13488 7,62159
2021
0,12036 0,10952 0,20501 6,79629 0,13084 7,36202
2017
0,13241 0,10034 0,02144 2,31859 0,14912 2,72190
2018
0,18947 0,13586 0,08911 2,52670 0,17074 3,11188
13 SMDM 2019
0,17640 0,12966 0,07531 2,67053 0,17720 3,22910
2020
0,20729 0,08457 0,01907 2,86837 0,12072 3,30002
2021
0,21650 0,13191 0,11916 3,18268 0,17165 3,82190
2017
0,16685 0,16581 0,12175 0,37660 0,02604 0,85705
2018
0,16879 0,16457 0,13460 0,38181 0,24298 1,09275
14 SMRA 2019
0,10474 0,16323 0,12461 0,37830 0,24309 1,01398
2020
0,16996 0,12876 0,05823 0,34422 0,20435 0,90552
2021
0,27924 0,13941 0,09576 0,45468 0,21374 1,18283

96
Lampiran 4
Hasil Tabulasi Gender Diversity
Komisaris Direksi Jumlah
Gender
No Kode Tahun P L P L Aanggota
Diversity
Eksekutif
2017 0 3 0 4 7 0,0000
2018 0 4 0 3 7 0,0000
1 BCIP 2019 0 4 0 3 7 0,0000
2020 0 4 0 3 7 0,0000
2021 0 4 0 3 7 0,0000
2017 1 4 2 6 13 0,1538
2018 1 4 2 6 13 0,1538
2 BSDE 2019 1 4 2 6 13 0,1538
2020 1 4 2 6 13 0,1538
2021 1 4 2 6 13 0,1538
2017 4 4 1 10 19 0,0526
2018 4 4 1 10 19 0,0526
3 CTRA 2019 4 4 1 10 19 0,0526
2020 4 3 1 9 17 0,0588
2021 4 3 1 9 17 0,0588
2017 1 5 0 4 10 0,0000
2018 1 5 0 4 10 0,0000
4 DMAS 2019 1 5 0 4 10 0,0000
2020 1 5 0 4 10 0,0000
2021 1 5 0 4 10 0,0000
2017 1 4 1 4 10 0,1000
2018 1 4 1 4 10 0,1000
5 DUTI 2019 1 4 1 4 10 0,1000
2020 1 4 1 4 10 0,1000
2021 1 4 1 4 10 0,1000
2017 0 3 0 4 7 0,0000
2018 0 3 0 4 7 0,0000
6 GPRA 2019 0 4 0 3 7 0,0000
2020 0 5 0 3 8 0,0000
2021 0 3 0 3 6 0,0000
2017 0 5 1 5 11 0,0909
2018 0 5 1 5 11 0,0909
7 JRPT 2019 0 5 1 5 11 0,0909
2020 1 2 1 5 9 0,1111
2021 1 2 1 5 9 0,1111
8 KIJA 2017 0 5 0 5 10 0,0000

97
Komisaris Direksi Jumlah
Gender
No Kode Tahun P L P L Aanggota
Diversity
Eksekutif
2018 0 4 0 6 10 0,0000
2019 0 4 0 6 10 0,0000
2020 0 4 0 6 10 0,0000
2021 0 4 0 4 8 0,0000
2017 5 12 1 6 24 0,0417
2018 5 10 1 6 22 0,0455
9 MKPI 2019 5 10 1 6 22 0,0455
2020 5 11 1 6 23 0,0435
2021 5 11 1 6 23 0,0435
2017 1 3 1 4 9 0,1111
2018 1 3 1 4 9 0,1111
10 PPRO 2019 1 4 1 4 10 0,1000
2020 0 3 1 4 8 0,1250
2021 1 2 0 5 8 0,0000
2017 1 2 1 6 10 0,1000
2018 1 2 1 6 10 0,1000
11 PWON 2019 1 2 1 6 10 0,1000
2020 1 2 1 6 10 0,1000
2021 1 2 1 6 10 0,1000
2017 1 2 1 2 6 0,1667
2018 1 2 1 2 6 0,1667
12 RDTX 2019 1 2 0 2 5 0,0000
2020 1 2 0 2 5 0,0000
2021 1 2 0 2 5 0,0000
2017 0 3 3 3 9 0,3333
2018 0 3 3 3 9 0,3333
13 SMDM 2019 0 3 2 3 8 0,2500
2020 0 3 2 2 7 0,2857
2021 0 2 2 2 6 0,3333
2017 0 4 1 6 11 0,0909
2018 0 4 2 6 12 0,1667
14 SMRA 2019 0 5 3 5 13 0,2308
2020 0 5 3 5 13 0,2308
2021 0 5 3 5 13 0,2308

98
Lampiran 5
Hasil Tabulasi Kompensasi Eksekutif

Total Kompensasi Eksekutif


No Kode Tahun Kompensasi Laba Sebelum
Direksi Komisaris Total
Eksekutif pajak
2017 3.575.000.000 1.375.000.000 4.950.000.000 61.821.238.946 0,0801

2018 3.575.000.000 1.375.000.000 4.950.000.000 58.369.754.070 0,0848


1 BCIP 2019 3.612.300.000 1.232.500.000 4.844.800.000 29.394.923.243 0,1648

2020 3.515.600.000 1.187.500.000 4.703.100.000 14.608.034.597 0,3220

2021 3.503.950.000 1.125.500.000 4.629.450.000 3.533.027.936 1,3103

2017 60.747.952.157 5.228.121.059.142 0,0116

2018 55.631.636.545 1.760.420.645.427 0,0316

2 BSDE 2019 55.566.334.988 3.165.097.516.458 0,0176

2020 64.684.862.756 496.216.734.944 0,1304

2021 52.837.547.848 1.547.006.489.870 0,0342

2017 140.946.000.000 140.946.000.000 281.892.000.000 1.052.529.000.000 0,2678

2018 164.345.000.000 164.345.000.000 328.690.000.000 1.345.277.000.000 0,2443

3 CTRA 2019 151.894.000.000 151.894.000.000 303.788.000.000 1.316.858.000.000 0,2307

2020 136.207.000.000 136.207.000.000 272.414.000.000 1.427.625.000.000 0,1908

2021 129.963.000.000 129.963.000.000 259.926.000.000 2.136.865.000.000 0,1216

2017 8.586.069.000 870.243.686.819 0,0099

2018 8.144.485.200 514.376.079.188 0,0158

4 DMAS 2019 11.205.706.432 1.350.343.016.543 0,0083

2020 11.450.699.649 136.130.006.890 0,0841

2021 11.207.660.690 730.896.148.439 0,0153

2017 12.500.890.552 653.012.273.229 0,0191

2018 13.314.859.525 1.133.182.587.932 0,0117

5 DUTI 2019 12.476.595.390 1.298.473.559.565 0,0096

2020 29.974.634.520 640.826.951.818 0,0468

2021 11.436.464.213 731.322.766.012 0,0156

2017 3.927.519.425 4.536.324.150 8.463.843.575 37.960.260.759 0,2230

6 GPRA 2018 3.353.921.224 2.080.312.500 5.434.233.724 51.623.011.989 0,1053

2019 2.300.801.157 2.969.900.375 5.270.701.532 57.005.465.945 0,0925

99
Total Kompensasi Eksekutif
No Kode Tahun Kompensasi Laba Sebelum
Direksi Komisaris Total
Eksekutif pajak
2020 1.749.700.693 1.583.065.225 3.332.765.918 35.550.675.229 0,0937

2021 1.977.347.380 1.587.967.325 3.565.314.705 51.128.043.950 0,0697

2017 - - 13.922.475 1.162.352.423 0,0120

2018 - - 16.022.872 1.081.417.358 0,0148

7 JRPT 2019 - - 18.583.076 1.055.706.814 0,0176

2020 - - 15.553.993 1.067.078.595 0,0146

2021 - - 16.207.414 797.817.044 0,0203

2017 24.853.352.573 9.558.900.543 34.412.253.116 130.079.893.294 0,2645

2018 31.842.258.606 13.550.961.150 45.393.219.756 85.429.279.335 0,5314

8 KIJA 2019 24.801.977.827 8.893.672.737 33.695.650.564 173.273.871.156 0,1945

2020 50.441.560.246 17.240.099.805 67.681.660.051 37.485.058.742 1,8056

2021 40.552.064.040 15.076.344.392 55.628.408.432 100.330.430.110 0,5545

2017 52.610.192.569 23.098.195.000 75.708.387.569 1.193.730.206.227 0,0634

2018 57.505.408.578 42.201.528.000 99.706.936.578 1.009.936.526.194 0,0987

9 MKPI 2019 57.462.662.450 32.945.850.000 90.408.512.450 569.323.095.024 0,1588

2020 55.522.601.013 40.099.912.800 95.622.513.813 195.121.154.261 0,4901

2021 50.068.929.535 36.005.267.300 86.074.196.835 301.932.238.477 0,2851

2017 - 21.712.722.456 463.309.251.913 0,0469

2018 - 26.563.624.381 501.224.252.591 0,0530

10 PPRO 2019 - 28.704.892.461 248.086.007.236 0,1157

2020 - 26.618.408.294 127.650.713.946 0,2085

2021 - 26.473.124.777 22.725.420.519 1,1649

2017 - 55.775.081.000 2.071.691.771 26,9225

2018 - 73.148.197.000 2.853.882.334 25,6311

11 PWON 2019 - 65.035.201.000 3.270.697.901 19,8842

2020 - 30.228.884.000 1.148.979.421 26,3093

2021 - 44.120.409.000 1.564.246.044 28,2055

2017 - 24.867.267.000 249.142.489.265 0,0998

2018 - 30.177.445.000 268.959.968.154 0,1122


12 RDTX
2019 - 36.551.413.000 233.356.814.398 0,1566

2020 - 33.815.503.000 236.955.002.130 0,1427

100
Total Kompensasi Eksekutif
No Kode Tahun Kompensasi Laba Sebelum
Direksi Komisaris Total
Eksekutif pajak
2021 - 28.954.860.000 196.384.936.622 0,1474

2017 - 32.380.291.648 20.411.316.085 1,5864

2018 - 26.973.367.510 85.289.325.740 0,3163

13 SMDM 2019 - 26.815.314.469 73.331.309.607 0,3657

2020 - 16.854.225.718 18.502.546.881 0,9109

2021 16.295.150.457 119.289.897.200 0,1366

2017 50.262.623.000 799.262.677.000 0,0629

2018 40.542.225.000 950.310.489.000 0,0427

14 SMRA 2019 59.557.277.000 922.919.835.000 0,0645

2020 25.496.616.000 439.767.516.000 0,0580

2021 28.576.898.000 755.916.681.000 0,0378

101

Anda mungkin juga menyukai