Anda di halaman 1dari 13

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai perusahaan pelabuhan terkemuka di Indonesia

memiliki keterkaitan vertikal dengan berbagai pihak dalam rantai pasokan dan logistik.
Berikut beberapa pihak yang dapat berhubungan secara vertikal dengan Pelindo:

1. Pemasok dan Produsen Barang: Pemasok dan produsen barang adalah pihak yang
memasok barang atau produk yang akan diangkut melalui pelabuhan yang dikelola
oleh Pelindo. Mereka dapat berhubungan secara vertikal dengan Pelindo dalam
menyediakan barang-barang yang akan diimpor atau diekspor melalui pelabuhan.
2. Perusahaan Logistik dan Pengangkutan: Perusahaan logistik dan pengangkutan,
seperti perusahaan pengiriman, agen pengiriman, perusahaan angkutan darat, dan
perusahaan pengiriman kontainer, memiliki hubungan vertikal dengan Pelindo.
Mereka menggunakan layanan pelabuhan yang disediakan oleh Pelindo untuk
mengurus pengiriman, distribusi, dan penyimpanan barang.
3. Operator Terminal: Operator terminal merupakan pihak yang mengelola terminal-
terminal di pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo. Mereka berhubungan secara
vertikal dengan Pelindo dalam hal pengelolaan dan operasional terminal, termasuk
pengaturan kapal, bongkar muat barang, dan penyimpanan barang di terminal
tersebut.
4. Ekspedisi dan Perusahaan Pengurusan Dokumen: Perusahaan ekspedisi dan
perusahaan pengurusan dokumen seperti perusahaan kargo, perusahaan agen bea
cukai, dan perusahaan pengurusan dokumen kepabeanan berhubungan secara vertikal
dengan Pelindo. Mereka membantu dalam proses pengiriman dan pengurusan
dokumen impor dan ekspor yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan.

5. Pengguna Jasa Pelabuhan, seperti perusahaan pengimpor, eksportir, dan perusahaan


logistik, memiliki hubungan vertikal dengan Pelindo. Mereka menggunakan layanan
pelabuhan yang disediakan oleh Pelindo untuk memasukkan barang ke dalam rantai
pasokan atau untuk mengirimkan barang ke pasar internasional.

Hubungan vertikal ini mencerminkan keterkaitan Pelindo dengan berbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan logistik dan transportasi barang di pelabuhan yang dikelola oleh perusahaan
tersebut.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai perusahaan pelabuhan terkemuka di Indonesia


juga memiliki keterkaitan horizontal dengan berbagai pihak yang beroperasi dalam industri
pelabuhan dan sektor terkait. Berikut beberapa pihak yang dapat berhubungan secara
horizontal dengan Pelindo:

1. Perusahaan Pelabuhan Lainnya: Pelindo dapat berhubungan secara horizontal dengan


perusahaan pelabuhan lainnya di Indonesia. Meskipun Pelindo memiliki portofolio
pelabuhan yang luas, terdapat juga perusahaan pelabuhan swasta atau pelabuhan yang
dikelola oleh pemerintah daerah. Mereka dapat berinteraksi dalam hal pertukaran
informasi, kerjasama operasional, dan kompetisi dalam melayani lalu lintas kapal dan
barang.
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Lainnya: Pelindo sebagai BUMN dapat
memiliki keterkaitan horizontal dengan BUMN lainnya yang terlibat dalam sektor
transportasi dan logistik. Misalnya, BUMN seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero)
yang mengelola layanan kereta api, PT Pertamina (Persero) yang terlibat dalam
industri minyak dan gas, atau PT Pos Indonesia (Persero) yang beroperasi dalam
layanan pos dan logistik.
3. Asosiasi Perusahaan Logistik dan Transportasi: Pelindo dapat berhubungan secara
horizontal dengan asosiasi perusahaan logistik dan transportasi di Indonesia. Asosiasi
ini mewakili berbagai pemain dalam industri logistik dan transportasi, termasuk
perusahaan angkutan, perusahaan pengiriman, dan penyedia layanan logistik. Pelindo
dapat berinteraksi dengan asosiasi ini dalam hal pengembangan industri, pengaturan
kebijakan, dan kolaborasi untuk meningkatkan efisiensi dan kemajuan sektor tersebut.
4. Otoritas Pelabuhan dan Regulator: Pelindo juga berhubungan secara horizontal
dengan otoritas pelabuhan dan regulator terkait di Indonesia. Hal ini mencakup
Kementerian Perhubungan, Badan Pengusahaan Pelabuhan, dan otoritas pelabuhan
lokal. Pelindo berinteraksi dengan mereka dalam hal perizinan, pengaturan, dan
kebijakan terkait operasional pelabuhan.
5. Mitra Bisnis dan Pemasok Layanan: Pelindo dapat memiliki keterkaitan horizontal
dengan mitra bisnis dan pemasok layanan yang mendukung operasional pelabuhan,
seperti perusahaan konstruksi, perusahaan peralatan pelabuhan, penyedia layanan
keamanan, penyedia layanan listrik dan air, serta penyedia teknologi informasi dan
komunikasi. Mereka bekerja sama untuk memastikan kelancaran operasional dan
pengembangan infrastruktur pelabuhan.

Hubungan horizontal ini mencerminkan keterkaitan Pelindo dengan berbagai pihak di sektor
pelabuhan dan industri terkait, baik dalam hal kerjasama, kompetisi, atau interaksi dalam
pengaturan dan pengembangan industri.

fungsi kapal tongkang

Kapal tongkang memiliki beberapa fungsi yang penting dalam industri perkapalan dan
transportasi air. Berikut adalah beberapa fungsi umum dari kapal tongkang:

1. Pengangkutan barang: Kapal tongkang digunakan untuk mengangkut berbagai jenis


barang, terutama dalam skala besar dan berat seperti batu bara, bijih besi, pasir,
kerikil, dan bahan baku lainnya. Kapal tongkang memiliki desain yang kuat dan
mampu membawa beban besar di atas deknya.
2. Transportasi air dalam sungai dan kanal: Kapal tongkang biasanya digunakan untuk
transportasi dalam perairan dalam, seperti sungai, kanal, dan danau. Mereka dirancang
dengan daya jelajah yang baik dan mampu berlayar di perairan dangkal.
3. Bantuan pembangunan dan proyek konstruksi: Kapal tongkang juga digunakan dalam
industri konstruksi untuk membantu dalam pembangunan struktur pantai, pelabuhan,
jembatan, dan proyek-proyek lain yang melibatkan transportasi material ke lokasi
yang sulit dijangkau oleh kapal besar.
4. Penyediaan tangki penyimpanan: Beberapa kapal tongkang memiliki tangki
penyimpanan di dalamnya, yang digunakan untuk menyimpan cairan seperti minyak,
bahan kimia, atau air. Ini memungkinkan pengangkutan cairan dalam jumlah besar
dari satu lokasi ke lokasi lain.
5. Penanganan limbah: Kapal tongkang juga dapat digunakan untuk mengangkut limbah
industri atau limbah lainnya dari suatu tempat ke tempat pembuangan akhir yang
ditentukan dengan aman dan efisien.
6. Rekreasi dan pariwisata: Beberapa kapal tongkang yang telah dimodifikasi digunakan
untuk tujuan rekreasi dan pariwisata, seperti kapal pesiar sungai atau kapal
penumpang yang menawarkan wisata sungai, makan malam, atau acara hiburan
lainnya.

Fungsi kapal tongkang dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan aplikasi yang
spesifik. Kapal tongkang memiliki fleksibilitas dalam penggunaannya dan memiliki peran
penting dalam memfasilitasi transportasi barang dan pengembangan infrastruktur maritim.

siapa pemegang saham pelindo

Perusahaan Pelindo (atau PT Pelabuhan Indonesia) adalah perusahaan pelabuhan negara yang
mengelola sejumlah pelabuhan di Indonesia. Namun, informasi terkini tentang pemegang
saham Pelindo tidak dapat dipastikan karena pemegang saham bisa berubah seiring waktu.
Sebagai perusahaan milik negara, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) memiliki kepemilikan
mayoritas oleh Pemerintah Indonesia. Namun, untuk informasi yang lebih akurat dan terbaru
tentang pemegang saham Pelindo, disarankan untuk mengacu pada sumber resmi seperti situs
web perusahaan, laporan keuangan, atau otoritas terkait yang mengatur perusahaan pelabuhan
di Indonesia.

siapa saja yang berhubungan secara vertikal dengan pelindo

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai perusahaan pelabuhan terkemuka di Indonesia


memiliki keterkaitan vertikal dengan berbagai pihak dalam rantai pasokan dan logistik.
Berikut beberapa pihak yang dapat berhubungan secara vertikal dengan Pelindo:

1. Pemasok dan Produsen Barang: Pemasok dan produsen barang adalah pihak yang
memasok barang atau produk yang akan diangkut melalui pelabuhan yang dikelola
oleh Pelindo. Mereka dapat berhubungan secara vertikal dengan Pelindo dalam
menyediakan barang-barang yang akan diimpor atau diekspor melalui pelabuhan.
2. Perusahaan Logistik dan Pengangkutan: Perusahaan logistik dan pengangkutan,
seperti perusahaan pengiriman, agen pengiriman, perusahaan angkutan darat, dan
perusahaan pengiriman kontainer, memiliki hubungan vertikal dengan Pelindo.
Mereka menggunakan layanan pelabuhan yang disediakan oleh Pelindo untuk
mengurus pengiriman, distribusi, dan penyimpanan barang.
3. Operator Terminal: Operator terminal merupakan pihak yang mengelola terminal-
terminal di pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo. Mereka berhubungan secara
vertikal dengan Pelindo dalam hal pengelolaan dan operasional terminal, termasuk
pengaturan kapal, bongkar muat barang, dan penyimpanan barang di terminal
tersebut.
4. Ekspedisi dan Perusahaan Pengurusan Dokumen: Perusahaan ekspedisi dan
perusahaan pengurusan dokumen seperti perusahaan kargo, perusahaan agen bea
cukai, dan perusahaan pengurusan dokumen kepabeanan berhubungan secara vertikal
dengan Pelindo. Mereka membantu dalam proses pengiriman dan pengurusan
dokumen impor dan ekspor yang berhubungan dengan kegiatan pelabuhan.
5. Pengguna Jasa Pelabuhan: Pengguna jasa pelabuhan, seperti perusahaan pengimpor,
eksportir, dan perusahaan logistik, memiliki hubungan vertikal dengan Pelindo.
Mereka menggunakan layanan pelabuhan yang disediakan oleh Pelindo untuk
memasukkan barang ke dalam rantai pasokan atau untuk mengirimkan barang ke
pasar internasional.

Hubungan vertikal ini mencerminkan keterkaitan Pelindo dengan berbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan logistik dan transportasi barang di pelabuhan yang dikelola oleh perusahaan
tersebut.

siapa saja yang berhubungan secara horizontal dengan pelindo

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai perusahaan pelabuhan terkemuka di Indonesia


juga memiliki keterkaitan horizontal dengan berbagai pihak yang beroperasi dalam industri
pelabuhan dan sektor terkait. Berikut beberapa pihak yang dapat berhubungan secara
horizontal dengan Pelindo:

1. Perusahaan Pelabuhan Lainnya: Pelindo dapat berhubungan secara horizontal dengan


perusahaan pelabuhan lainnya di Indonesia. Meskipun Pelindo memiliki portofolio
pelabuhan yang luas, terdapat juga perusahaan pelabuhan swasta atau pelabuhan yang
dikelola oleh pemerintah daerah. Mereka dapat berinteraksi dalam hal pertukaran
informasi, kerjasama operasional, dan kompetisi dalam melayani lalu lintas kapal dan
barang.
2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Lainnya: Pelindo sebagai BUMN dapat
memiliki keterkaitan horizontal dengan BUMN lainnya yang terlibat dalam sektor
transportasi dan logistik. Misalnya, BUMN seperti PT Kereta Api Indonesia (Persero)
yang mengelola layanan kereta api, PT Pertamina (Persero) yang terlibat dalam
industri minyak dan gas, atau PT Pos Indonesia (Persero) yang beroperasi dalam
layanan pos dan logistik.
3. Asosiasi Perusahaan Logistik dan Transportasi: Pelindo dapat berhubungan secara
horizontal dengan asosiasi perusahaan logistik dan transportasi di Indonesia. Asosiasi
ini mewakili berbagai pemain dalam industri logistik dan transportasi, termasuk
perusahaan angkutan, perusahaan pengiriman, dan penyedia layanan logistik. Pelindo
dapat berinteraksi dengan asosiasi ini dalam hal pengembangan industri, pengaturan
kebijakan, dan kolaborasi untuk meningkatkan efisiensi dan kemajuan sektor tersebut.
4. Otoritas Pelabuhan dan Regulator: Pelindo juga berhubungan secara horizontal
dengan otoritas pelabuhan dan regulator terkait di Indonesia. Hal ini mencakup
Kementerian Perhubungan, Badan Pengusahaan Pelabuhan, dan otoritas pelabuhan
lokal. Pelindo berinteraksi dengan mereka dalam hal perizinan, pengaturan, dan
kebijakan terkait operasional pelabuhan.
5. Mitra Bisnis dan Pemasok Layanan: Pelindo dapat memiliki keterkaitan horizontal
dengan mitra bisnis dan pemasok layanan yang mendukung operasional pelabuhan,
seperti perusahaan konstruksi, perusahaan peralatan pelabuhan, penyedia layanan
keamanan, penyedia layanan listrik dan air, serta penyedia teknologi informasi dan
komunikasi. Mereka bekerja sama untuk memastikan kelancaran operasional dan
pengembangan infrastruktur pelabuhan.
Hubungan horizontal ini mencerminkan keterkaitan Pelindo dengan berbagai pihak di sektor
pelabuhan dan industri terkait, baik dalam hal kerjasama, kompetisi, atau interaksi dalam
pengaturan dan pengembangan industri.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memiliki hubungan penting dengan PT Pelabuhan


Indonesia (Pelindo) sebagai perusahaan pelabuhan negara. Hubungan antara Kemenhub dan
Pelindo adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan dan Regulasi: Kemenhub memiliki peran dalam mengawasi dan


mengatur operasional pelabuhan di Indonesia, termasuk pelabuhan yang dikelola oleh
Pelindo. Kemenhub bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Pelindo mematuhi
peraturan, kebijakan, dan standar yang ditetapkan dalam pengelolaan pelabuhan.
2. Kebijakan dan Perizinan: Kemenhub berperan dalam merumuskan kebijakan dan
peraturan terkait industri pelabuhan, termasuk peraturan tentang pembangunan,
pengoperasian, dan pengelolaan pelabuhan. Kemenhub juga memberikan perizinan
dan persetujuan terhadap rencana atau proyek yang dilakukan oleh Pelindo.
3. Pengembangan Infrastruktur: Kemenhub berkolaborasi dengan Pelindo dalam
pengembangan infrastruktur pelabuhan di Indonesia. Mereka bekerja sama dalam
merencanakan, membangun, dan memperluas fasilitas pelabuhan guna meningkatkan
kapasitas dan efisiensi pelayanan pelabuhan.
4. Kerjasama Operasional: Kemenhub dan Pelindo menjalin kerjasama operasional
untuk menjaga kelancaran lalu lintas kapal dan barang di pelabuhan. Ini melibatkan
koordinasi dalam penjadwalan kapal, pengaturan alur pelayaran, keamanan
pelabuhan, serta penyediaan layanan fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan.
5. Pemberdayaan SDM dan Pelatihan: Kemenhub dan Pelindo bekerja sama dalam
upaya pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam operasional
pelabuhan. Ini dapat melibatkan pelatihan, pengembangan keterampilan, dan
peningkatan kapasitas pegawai Pelindo untuk memastikan profesionalisme dan
kualitas layanan yang optimal.

Hubungan antara Kemenhub dan Pelindo penting dalam menjaga koordinasi, pengaturan, dan
pengembangan industri pelabuhan di Indonesia. Kemenhub memiliki peran sebagai regulator
dan pengawas, sementara Pelindo sebagai perusahaan pelabuhan negara bekerja dalam
kerangka kebijakan dan regulasi yang ditetapkan oleh Kemenhub untuk memastikan
operasional yang aman, efisien, dan terintegrasi dalam sektor perhubungan.

Pelindo (PT Pelabuhan Indonesia) adalah perusahaan pelabuhan negara Indonesia yang
memiliki sejarah panjang dan merupakan salah satu pemain utama dalam industri pelabuhan
di Indonesia. Berikut ini rangkuman mengenai Pelindo:

1. Sejarah Terbentuknya: Pelindo didirikan pada tahun 1960 sebagai Badan


Pengusahaan Pelabuhan (BPP), yang kemudian berkembang menjadi Pelindo pada
tahun 1991. Sejak itu, Pelindo terus mengembangkan jaringan pelabuhannya di
seluruh Indonesia dan menjadi perusahaan pelabuhan terbesar di negara ini.
2. Lini Bisnis: Pelindo bergerak dalam berbagai lini bisnis terkait pelabuhan, termasuk
pengelolaan, operasional, dan pengembangan pelabuhan. Mereka menyediakan
fasilitas dan layanan pelabuhan yang mencakup bongkar muat barang, penumpang,
penyimpanan, logistik, dan pelayanan terkait pelabuhan.
3. Subholding: Pelindo menjadi bagian dari Holding BUMN Pelabuhan Indonesia
(Pelindo), yang dibentuk pada tahun 2017. Subholding ini bertujuan untuk
mengintegrasikan dan mengoptimalkan pengelolaan pelabuhan di Indonesia melalui
sinergi antara Pelindo dan anak perusahaannya.
4. Anak Perusahaan: Pelindo memiliki beberapa anak perusahaan yang terlibat dalam
industri pelabuhan dan logistik, di antaranya adalah PT Pelindo Marine Service
(PMS) yang bergerak dalam layanan maritim, PT Terminal Petikemas Surabaya
(TPS) yang mengelola terminal peti kemas, dan PT Multi Terminal Indonesia (MTI)
yang fokus pada pengelolaan terminal multipurpose.
5. Pemegang Saham: Pelindo merupakan perusahaan milik negara dengan kepemilikan
mayoritas oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN. Namun, informasi
terkini tentang pemegang saham Pelindo tidak dapat dipastikan karena pemegang
saham bisa berubah seiring waktu.
6. Kerja Sama: Pelindo bekerja sama dengan berbagai pihak dalam industri pelabuhan
dan sektor terkait, termasuk mitra bisnis, perusahaan logistik, otoritas pelabuhan, dan
pemerintah. Mereka juga menjalin kerja sama dengan perusahaan internasional untuk
memperluas jaringan dan meningkatkan kapabilitas operasionalnya.

Dalam rangka mengembangkan dan memajukan industri pelabuhan di Indonesia, Pelindo


terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan efisiensi,
keamanan, dan pelayanan dalam mengelola pelabuhan-pelabuhan di Indonesia

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) adalah perusahaan pelabuhan negara yang beroperasi di


Indonesia. Berikut rangkuman mengenai Pelindo:

1. Sejarah Terbentuknya: Pelindo didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 sebagai Badan
Pengusahaan Pelabuhan (BPP). Kemudian, pada tahun 1992, BPP diubah menjadi
perusahaan pelabuhan negara dengan nama PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Pelindo bertanggung jawab atas pengelolaan, operasional, dan pengembangan
sejumlah pelabuhan di Indonesia.
2. Lini Bisnis: Pelindo bergerak dalam berbagai lini bisnis terkait dengan pengelolaan
pelabuhan, termasuk terminal peti kemas, terminal minyak dan gas, terminal curah,
serta layanan dan fasilitas pendukung pelabuhan. Pelindo juga terlibat dalam
pengelolaan fasilitas pelabuhan terpadu, pengelolaan logistik, pengembangan
infrastruktur pelabuhan, dan penyediaan layanan pendukung pelabuhan.
3. Subholding dan Anak Perusahaan: Pelindo beroperasi dengan struktur subholding
yang terdiri dari beberapa anak perusahaan yang mengelola pelabuhan-pelabuhan
tertentu di Indonesia. Subholding Pelindo terdiri dari PT Pelindo I (Persero) yang
mengelola pelabuhan di wilayah Sumatera Bagian Barat dan Kepulauan Riau, PT
Pelindo II (Persero) yang mengelola pelabuhan di wilayah Jawa dan Bali, PT Pelindo
III (Persero) yang mengelola pelabuhan di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara,
serta PT Pelindo IV (Persero) yang mengelola pelabuhan di wilayah Kalimantan dan
Sulawesi.
4. Pemilik Saham: PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dimiliki oleh Pemerintah Indonesia
sebagai perusahaan pelabuhan negara. Informasi terkini tentang pemegang saham
Pelindo dapat dilihat melalui sumber resmi seperti laporan keuangan atau
pengumuman terbaru dari perusahaan.
5. Kerjasama dengan Pihak Lain: Pelindo bekerja sama dengan berbagai pihak, baik di
tingkat nasional maupun internasional. Pelindo melakukan kerjasama dengan
perusahaan logistik, agen pelayaran, operator terminal, perusahaan pengangkutan, dan
mitra bisnis lainnya. Selain itu, Pelindo juga menjalin kerjasama dengan institusi
pemerintah, otoritas pelabuhan, lembaga keuangan, dan mitra strategis dalam rangka
pengembangan infrastruktur pelabuhan dan peningkatan pelayanan.

Pelindo memiliki peran penting dalam pengelolaan dan pengembangan pelabuhan di


Indonesia, dengan fokus pada pelayanan pelanggan, peningkatan efisiensi, dan
pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan.

Kerjasama secara vertikal merujuk pada kolaborasi antara perusahaan atau entitas yang
beroperasi dalam tingkat yang berbeda dalam rantai pasokan atau industri yang saling terkait.
Kerjasama ini terjadi antara pihak yang berada pada tahap yang berbeda dalam aliran
produksi, distribusi, atau penyaluran produk atau layanan. Berikut adalah beberapa maksud
dari kerjasama secara vertikal:

1. Integrasi Rantai Pasokan: Kerjasama vertikal memungkinkan integrasi lebih lanjut


dalam rantai pasokan. Misalnya, produsen bekerja sama dengan pemasok bahan baku
untuk memperkuat keterkaitan antara produksi dan pasokan. Hal ini dapat
meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan mengoptimalkan proses produksi dan
pengiriman.
2. Keuntungan Ekonomi Skala: Kerjasama vertikal dapat membantu pihak yang
berpartisipasi dalam memanfaatkan keuntungan ekonomi skala. Misalnya, perusahaan
manufaktur dapat menjalin kerjasama dengan produsen komponen atau suku cadang
untuk memperoleh harga yang lebih baik melalui pembelian massal.
3. Peningkatan Kualitas dan Inovasi: Melalui kerjasama vertikal, perusahaan dapat
berbagi pengetahuan, sumber daya, dan teknologi dengan pihak lain dalam rantai
pasokan. Hal ini dapat mendorong peningkatan kualitas produk, inovasi, dan
pengembangan bersama.
4. Pengurangan Risiko: Dalam kerjasama vertikal, risiko dapat dibagi dan dikelola
secara bersama-sama. Pihak yang terlibat dapat saling mendukung dalam menghadapi
tantangan dan risiko yang terkait dengan pasokan, produksi, atau distribusi.
Kerjasama ini juga dapat membantu dalam mitigasi risiko pasokan atau risiko
operasional yang mungkin terjadi.
5. Peningkatan Efisiensi Operasional: Kerjasama vertikal dapat menghasilkan efisiensi
operasional yang lebih tinggi dengan mengurangi waktu, biaya, dan kompleksitas
dalam berbagai tahap proses. Misalnya, integrasi antara perusahaan manufaktur
dengan perusahaan logistik dapat menghasilkan alur kerja yang lebih lancar dan
pengiriman yang lebih efisien.

Kerjasama vertikal memiliki potensi untuk meningkatkan sinergi, efisiensi, dan daya saing di
dalam rantai pasokan atau industri yang terkait. Dengan saling berbagi sumber daya,
pengetahuan, dan kompetensi, pihak yang terlibat dapat mencapai manfaat yang lebih besar
daripada jika bekerja secara terpisah

Kerjasama secara horizontal merujuk pada kolaborasi antara perusahaan atau entitas yang
beroperasi pada tingkat yang sama dalam industri atau sektor yang sama. Kerjasama ini
terjadi antara pihak yang memiliki posisi yang relatif setara dan memiliki tujuan bersama
untuk mencapai keuntungan bersama atau mengatasi tantangan yang sama. Berikut adalah
beberapa maksud dari kerjasama secara horizontal:

1. Peningkatan Keunggulan Kompetitif: Kerjasama horizontal dapat membantu


perusahaan mengembangkan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan kekuatan
dan sumber daya masing-masing. Misalnya, perusahaan dapat menjalin kemitraan
untuk berbagi teknologi, penelitian dan pengembangan, atau pengalaman pasar guna
meningkatkan inovasi, kualitas produk, atau akses ke pelanggan baru.
2. Pemecahan Masalah Bersama: Melalui kerjasama horizontal, perusahaan dapat
bergabung untuk mengatasi tantangan atau masalah yang sama di dalam industri.
Mereka dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk
menemukan solusi yang lebih efektif dan efisien.
3. Perluasan Pasar: Kerjasama horizontal dapat membantu perusahaan memperluas pasar
mereka dengan memanfaatkan jaringan dan saluran distribusi mitra mereka. Misalnya,
perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan lain yang memiliki pangsa
pasar yang kuat di wilayah tertentu, sehingga dapat mencapai pelanggan baru atau
memperluas jangkauan geografis.
4. Berbagi Biaya dan Risiko: Melalui kerjasama horizontal, perusahaan dapat berbagi
biaya riset, pengembangan produk baru, pemasaran, atau investasi infrastruktur.
Dengan membagi beban keuangan, perusahaan dapat mengurangi risiko keuangan
yang terkait dengan pengembangan atau peluncuran produk baru, ekspansi ke pasar
baru, atau investasi skala besar lainnya.
5. Meningkatkan Keefektifan Operasional: Kerjasama horizontal memungkinkan
perusahaan untuk meningkatkan efektivitas operasional dengan berbagi sumber daya
dan best practices. Misalnya, perusahaan dapat membentuk aliansi untuk
mengoptimalkan rantai pasokan bersama, mengurangi biaya logistik, atau
meningkatkan proses produksi secara kolektif.

Kerjasama horizontal dapat memberikan keuntungan signifikan bagi perusahaan dalam hal
pertumbuhan, inovasi, efisiensi, dan daya saing di dalam industri yang sama. Dengan
memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan jaringan mitra mereka, perusahaan dapat
mencapai tujuan bersama yang mungkin sulit atau mahal untuk dicapai secara individu

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
mengelola pelabuhan di Indonesia. Sebagai perusahaan besar, PT Pelindo memiliki berbagai
mitra bisnis yang terlibat dalam berbagai aspek operasionalnya. Berikut ini adalah beberapa
mitra bisnis utama PT Pelindo:
1. Mitra Pengapalan dan Pengiriman PT Pelindo bekerja sama dengan berbagai
perusahaan pengapalan dan pengiriman baik di dalam negeri maupun internasional.
Mitra ini terlibat dalam pengiriman kargo, logistik, dan penyediaan layanan angkutan
laut di pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo.
2. Mitra Logistik dan Distribusi PT Pelindo menjalin kemitraan dengan perusahaan
logistik dan distribusi untuk menyediakan solusi logistik terintegrasi bagi para
pelanggan. Mitra ini membantu dalam pengangkutan, pergudangan, dan distribusi
barang di dalam dan luar negeri.
3. Mitra Perusahaan Pelayaran PT Pelindo bekerja sama dengan perusahaan pelayaran
untuk menyediakan layanan bongkar muat di pelabuhan. Mitra ini membantu dalam
mengatur kegiatan pemuatan dan pembongkaran kapal serta memfasilitasi pergerakan
barang antara pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo.
4. Mitra Konstruksi dan Pengembang Infrastruktur PT Pelindo bekerja sama dengan
mitra konstruksi dan pengembang infrastruktur dalam membangun dan
mengembangkan fasilitas pelabuhan. Mitra ini terlibat dalam pembangunan dermaga,
terminal peti kemas, gudang, dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk mendukung
operasional pelabuhan.
5. Mitra Teknologi dan Sistem Informasi PT Pelindo menjalin kemitraan dengan
perusahaan teknologi dan sistem informasi untuk memperbarui dan meningkatkan
sistem manajemen operasional. Mitra ini membantu dalam pengembangan sistem
informasi, keamanan jaringan, perangkat keras, dan aplikasi yang mendukung
efisiensi dan keamanan operasional pelabuhan.
6. Mitra Pelanggan dan Pengguna Jasa PT Pelindo menjalin hubungan kerjasama dengan
berbagai pelanggan dan pengguna jasa, seperti perusahaan-perusahaan pengusaha,
importir, eksportir, dan produsen. Mitra ini berperan sebagai pihak yang
menggunakan jasa dan fasilitas pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo.

Daftar ini hanya beberapa contoh mitra bisnis utama PT Pelindo. Perusahaan ini terus
menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait guna meningkatkan efisiensi dan kepuasan
pelanggan dalam pengelolaan pelabuhan di Indonesia

Badan Pengusaha Pelabuhan (BPP) 1960

Pelindo 1992: Perubahan nama Pelindo ( Pelindo 1,2,3,4)

1 Oktober 2021: Pelindo

Mempunyai 4 Subholding

1. Pelindo Terminal Petikemas: Surabaya


2. Pelindo Multi Terminal: Medan
3. Pelindo Solusi Logistik: Jakarta
4. Pelindo Jasa Maritim: Makassar

Kementrian Perhubungan merupakan regulator dan pengawas Pelindo.

Saham Pelindo dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia.

Yang bekerjasama dengan Pelindo secara horizontal adalah: mitra bisnis ex: pertamina, PT
Dok Perkapalan Surabaya, PT PAL maupun PT Biro Klasifikasi Indonesia, dengan Pindad,
Pelindo III bekerja sama dalam penyediaan mesin dek kapal (deck machinery) serta peralatan
berat

Yang bekerja sama dengan Pelindo secara vertical adalah : subholding

Pelindo Solusi Logistik mempunyai 6 anak perusahaan:

PT Multi Terminal Indonesia (MTI)


PT Akses Pelabuhan Indonesia (API)
PT Prima Indonesia Logistik(PIL)
PT Nusantara Terminal Services (NTS)
PT Menara Maritim Indonesia (MMI)
PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK)

3132

Mempunyai 4 subholding:

1. Pelindo Terminal Petikemas: Surabaya

Klaster Bidang Usaha Layanan Petikemas

2. PT Pelindo Multi Terminal: Medan

Klaster Non Petikemas

Adapun lingkup bidang usaha meliputi:

a. Layanan Terminal Curah Cair, layanan terminal terdedikasi untuk


bongkar muat komoditas curah cair;
b. Layanan Terminal Curah kering, layanan terminal terdedikasi untuk
bongkar muat komoditas curah kering;
c. Layanan Terminal kendaraan, layanan terminal terdedikasi untuk
bongkar muat kendaraan;
d. Layanan Terminal Khusus, kerja sama layanan operasional maupun
terminal operator terminal khusus;
e. Layanan Terminal Multipurpose, layanan terminal terdedikasi untuk
bongkar muat komoditas cargo umum; dan
f. Layanan TUKS, kerja sama layanan operasional terminal untuk
kepentingan sendiri

3. PT Pelindo Solusi Logistik : Jakarta

Klaster Logistik dan Hinterland

Adapun lingkup bidang usaha

meliputi:

1. Layanan Angkutan/Alat Transportasi Barang, layanan pengangkutan barang umum


untuk tujuan dalam negeri maupun luar negeri dan juga mencakup pengangkutan

barang sewa khusus (door-to-door), pengangkutan barang melalui pelayaran rakyat


dan pelayaran perintis dan lainnya.

2. Layanan Ekspedisi, layanan pengiriman dan pengepakan barang dalam volume


besar baik yang diangkut melalui kereta/angkutan darat, angkutan laut, maupun
angkutan udara.

3. Pergudangan dan Penyimpanan, layanan penyimpanan barang sementara sebelum


barang tersebut dikirim ke tujuan akhir termasuk layanan cold storage, pengelolaan
Gudang Sistem Resi Gudang (G-SRG), dan layanan pergudangan dan penyimpanan
lainnya;

Layanan Angkutan Multimoda, layanan angkutan barang

dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1
(satu) kontrak sebagai dokumen;

5. Layanan

Bounded Warehousing/Kawasan Berikat, layanan pergudangan dalam wilayah


Kawasan Berikat;

6. Layanan

Container Distribution Centre (CDC)/Cargo Consolidation Centre (CCC), layanan


kegiatan stripping/stuffing untuk selanjutnya diangkut dari dan ke kendaraan
angkutan barang untuk selanjutnya didistribusikan dan layanan untuk menyimpan
petikemas kosong ex stripping/stuffing;
7. Layanan Keagenan Kapal, layanan usaha untuk mengurus kepentingan kapal
perusahaan angkutan laut asing dan/atau kapal perusahaan laut nasional selama berada
di Indonesia; dan

8. Layanan Dermaga Marina (Marine Tourism), layanan usaha penyediaan dan


pengelolaan tempat untuk penambatan atau berlabuh kapal pesiar/wisata dan kegiatan
lain yang terkait kelautan.

4. PT Pelindo Jasa Maritim: Makassar

Klaster Bidang Usaha Layanan Marine danEquipment

Adapun lingkup bidang usaha meliputi:

1. Layanan Jasa kapal, merupakan jasa kegiatan operasional

kapal mulai dari masuk hingga keluar Pelabuhan, adapun

produk atau Jasa Utama Perusahaan dalam Pelayanan Jasa

Kapal meliputi:

a. Jasa Tunda, merupakan Produk atau Jasa Utama Perusahaan

yang meliputi kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal dan membantu kapal
yang berolah-gerak dalam alur pelayaran, daerah labuh jangkar, maupun kolam untuk tambat
atau untuk lepas dari dermaga. Proses Pelayanan Jasa Tunda Kapal wajib dilakukan terhadap
seluruh kapal-kapal yang berada di wilayah perairan wajib Pandu dan Tunda dimana
Perseroan mendapatkan wilayah pelimpahan wajib Pandu dan Tunda.

b. Jasa Pandu, merupakan Produk atau Jasa Utama Perseroan yang wajib diberikan untuk
melayani kapal masuk menuju dan keluar dermaga malalui alur Pelabuhan, agar navigasi
pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib, dan lancar demi keselamatan kapal dan
lingkungan.

c. Layanan Jasa Pengangkutan Kapal, merupakan kegiatan usaha perusahaan dalam bidang
pelayanan pengangkutan material atau barang dan hasil produksi antar wilayah Pelabuhan

d. Layanan Jasa Pengelolaan Kapal, merupakan kegiatan usaha perusahaan bekerja sama
dengan Perusahaan Holding dalam bidang pengelolaan dan perawatan kapal motor Pandu
yang digunakan untuk mobilisasi petugas pandu dalam pelaksanaan tugas pelayanan
pemanduan kapal diseluruh wilayah perairan.

2. Layanan Jasa Peralatan, merupakan kegiatan usaha perusahaan dalam hal penyediaan suku
cadang, perbaikan mesin/alat, serta perdagangan besar mesin dan peralatan.

3. Layanan Pendukung lainnya:


a. Layanan Pengerukan, merupakan kegiatan usaha pengerukan alur-alur pelayaran, kolam
pelabuhan

dan lokasi lain yang memerlukan jasa keruk, reklamasi transportasi hasil keruk,
pengadaan/pengembangan lahan dan bangunan serta jasa lain yang terkait.

b. Layanan Penyediaan Utilitas dan Energi, merupakan

kegiatan usaha perusahaan dalam penyediaan air bersih, kelistrikan, serta jasa lainnya yang
terkait

Anda mungkin juga menyukai