Anda di halaman 1dari 7

Nama :

NIM :
Kelas : 03SAKP016
SOAL-SOAL TUGAS TERSTRUKTUR
Jelaskan Pengertian Perusahaan Pelayaran
Perusahaan Pelayaran adalah badan hukum atau badan usaha yang mengusahakan jasa
angkutan laut dengan menggunakan Kapal. Angkutan Laut adalah setiap kegiatan
pelayaran dengan menggunakan Kapal Laut untuk mengangkut penumpang, barang,
dan/atau hewan untuk satu perjalanan atau lebih dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain
atau antara beberapa Pelabuhan. Kapal Laut adalah kapal yang memenuhi persyaratan
berlayar di laut untuk keperluan angkutan laut atau yang diperuntukkan untuk itu.
Jelaskan Ruang Lingkup Perusahaan Pelayaran
Berdasarkan aktivitas, ada 2 macam ruang lingkup pelayaran yaitu :
Perusahaan Pelayaran Niaga,merupakan sebuah usaha jasa yang melayani penyediaan
ruangan dalam angkutan laut atau air guna kepentingan pengangkutan barang dagangan dan
penumpang.
Perusahaan Pelayaran Non Niaga Untuk pelayaran non niaga, biasanya berupa pelayaran
dinas pos, pelayaran penjagaan pantai, pelayaran dinas tambang, pelayaran hidrografi,
pelayaran Angkatan perang, dan lain sebagainya.
Jelaskan Macam-Macam Perusahaan Pelayaran
Ada 2 macam perusahaan pelayaran, adapun penjelasannya sebagai berikut :
Pelayaran tetap, pelayaran yang tidak bebas dan terikat dengan ketentuan formal, yang
memiliki jalur pelayaran tetap serta dapat menerima seluruh jenis muatan atau angkutan dan
memiliki sailing schedule yang sudah ditentukan, dimana sebelumnya telah diumumkan ke
seluruh pihak cargo owner.
Pelayaran tidak tetap, pelayaran bebas dan tidak terikat oleh ketentuan formal. Pelayaran ini
mempunyai jalur pelayaran yang tidak tetap, kapal bisa berlayar kemanapun. Jenis muatan
yang dapat diangkutnya juga bisa berbentuk apa saja, seringkali jenis pelayaran ini membawa
muatan yang sejenisnya. Tidak memiliki jadwal tertentu yang telah diumuman sebelumnya.
Jelaskan Manfaat Perusahaan Pelayaran
Perusahaan pelayaran adalah sebuah industri yang bergerak dalam layanan shipping
industri atau jasa transportasi laut dengan manfaat berikut ini :
Place Utility, ialah barang yang jika disimpan di satu tempat dirasa urang bermanfaat, lalu
dipindahkan ke area yang mempunyai manfaat lebih besar.
Time Utility, ialah barang yang telah diproduksi dalam jumlah berlebihan dari suatu lokasi
dipindahkan menuju lokasi lainnya. Dimana di waktu yang bersamaan masih belum
diproduksi, biasanya memerlukan pengangkutan memakai kapal, baik itu lewat sungai, laut,
maupun danau.
Jelaskan Perusahaan Pelayaran di Indonesia Milik Negara (BUMN)
Ada beberapa perusahaan pelayaran swasta dan nasional yang ada di Indonesia.
Sementara itu, perusahaan pelayaran di Indonesia milik negara (BUMMN), terdiri dari :
PT. Pelayaran bahtera adhiguna, merupakan anak perusahaan PT. PLN, perusahaan ini
bergelut dalam bidang jasa transportasi laut. Berdiri sejak 2011 lalu, perusahaan BUMN ini
memiliki bisnis utama menyediakan moda transportasi muatan batu bara yang digunakan
untuk mengamankan ketersediaan batubara ke perusahaan-perusahaan negara lainnya, seperti
PLN, PLTU, anak perusahaan PLN hingga PLS (Perusahaan Listrik Swasta).
PT. Pelni, Perusahaan pelayaran BUMN yang melayani jasa transportasi laut dengan lingkup
pelayanan angkutan muatan barang dan penumpang komersial antarpulau. PT. Pelni adalah
perusahaan pelayaran BUMN terbesar yang ada di Indonesia yang telah memiliki 46 unit
kantor cabang dengan 400 agen travel.
PT. ASDP Indonesia Ferry, Perusahaan ini menggeluti bidang jasa angkutan untuk
penyeberangan, sekaligus sebagai pengelola Pelabuhan untuk penyeberangan penumpang,
barang, maupun kendaraan. PT. ASDP Indonesia Ferry memiliki fungsi utama melayani
akses transportasi antar pulau untuk public yang menyatukan beberapa pulau besar.
PT. Djakarta Lloyd, Perusahaan pelayaran BUMN ini bergerak dalam bidang jasa angkutan
kargo kontainer untuk transportasi kapal laut. Selain melayani jasa angkutan kargo yang ada
di dalam negeri, perusahaan ini juga melayani angkutan internasional. Saat ini, PT. Djakarta
Lloyd telah mempunyai 14 unit kapal dengan melayani berbagai angkutan kargo, tak
terkecuali untuk angkutan komoditas nikel dan batu bara.
Jelaskan Perusahaan Pelayaran di Indonesia Milik Swasta
Perusahaan pelayaran di Indonesia milik swasta juga ikut serta meramaikan industri ini.
Berikut daftar perusahaannya :
PT. Buana Lintas Tbk, PT. Buana Lintas Tbk melayani klien internasional dan lokal, dimana
sebagian besarnya mencakup perusahaan gas dan minyak. Perusahaan ini memiliki 4 jenis
layanan, diantaranya layanan keagenan kapal, penyewaan kapal, penyedia awak kapal dan
manajemen kapal.
PT. Samudera Indonesia Tbk, perusahaan transportasi logistic dan cargo terpadu. PT.
Samudera Indonesia yang telah didirikan sejak tahun 1964 ini mempunyai 4 lini bisnis yang
utama, diantaranya Samudera Logistics, Samudera Shipping, Samudera Property, dan
Samudera Ports.
PT. Berlian Laju Tanker Tbk, Didirikan pada tahun 1981, PT. Berlian Laju Tanker adalah
perusahaan pelayaran swasta terkemuka dalam jasa pengangkutan muatan curah cair industri.
PT. Pelayaran tamarin samudera Tbk, alah satu perusahaan yang bergerak dalam layanan
penyewaan untuk kapal penunjang aktivitas lepas pantai. Ada 4 lini bisnis utama yang
dimiliki PT. Samudera Indonesia Tbk, diantaranya Samudera Ports, Samudera Logistics,
Samudera Property, dan Samudera Shipping.
PT. Sillo maritime perdana Tbk, Perusahaan pelayaran ini menawarkan jasa transportasi
pelayaran, baik secara nasional maupun internasional. PT. Sillo Maritime Perdana, Tbk telah
didirikan sejak tahun 1989 yang bermarkas di Jakarta.
Jelaskan Tantangan Industri Pelayaran
Dalam pelaksanaannya, seringkali ada beberapa hambatan yang harus dilalui dalam
industri ini, diantaranya :
Adanya kebijakan moneter terkait tingginya suku bunga yang ditetapkan dapat menekan
profit bagi pelayaran nasional.
Ketidakefisienan biaya ke pelabuhan untuk menekan biaya pengiriman atau logistic.
Adanya beban pajak PPN (Pajak Pertambahan) saat melakukan transaksi pembelian BBM
transportasi pelayaran.
Harus terpenuhinya sertifikasi keselamatan container dalam industri pelayaran. 5
Industri pelayaran harus siap terhadap perkembangan teknologi di era digital.
Belum akuratnya pendataan ukuran, jenis dan jumlah kapal.
Jelaskan Perusahaan Pelayaran Berskala Internasional
ada 6 industri pelayaran internasional terkemuka yang sering dijumpai di berbagai
perairan internasional, diantaranya sebagai berikut :
Meditteranean Shipping Company, Perusahaan ini telah memiliki line up kapal hingga 524
lebih kapal container.
APM Maersk, perusahan pengiriman bermarkas di Denmark. APM Marksk termasuk cabang
perusahaan dari AP Moller Maresk. Perusahaan ini dikenal lewat armada kapal kontainernya,
dan telah melakukan debut dalam layanan pengiriman container secara internasional di tahun
1904 silam.
CMA-CGM, Merupakan perusahaan transportasi serta pengapalan untuk petikemas dari
Perancis. CMA-CGM termasuk salah satu industri pengapalan terbesar yang ada di dunia.
COSCO, kepanjangan dari China Ocean Shipping Company, yaitu perusahaan jasa logistic
dan pengiriman dari Tiongkok. jenis pengangkutan muatan curah kering yang terbesar di
China. Tak hanya itu, perusahaan COSCO juga termasuk operator pengiriman muatan curah
kering yang terbesar di dunia.
Hapag Lloyd, perusahaan untuk pengangkutan container dari Jerman, dan mempunyai anak
perusahaan Bernama Hapag-Lloyd Cruises. Bahkan Hapag Lloyd bisa dikatakan sebagai
perusahaan untuk pengangkut container kelima terbesar di dunia, dengan melihat kapasitas
total kapalnya.
OOCL, singkatan dari Orient Overseas Container Lines, perusahaan ini didirikan di
Hongkong pada tahun 1947. Menariknya lagi, selain sebagai perusahaan pelayaran
internasional, perusahaan ini juga sudah eksis di tanah air. Perusahaan ini sudah mempunyai
kantor perwakilannya di negara Indonesia dari tahun 1976. OOCL saat ini sudah mempunyai
sebanyak 571 ribu TEH.
Jelaskan Aspek Perpajakan Perusahaan Pelayaran
Ada beberapa aspek perpajakan perusahaan pelayaran yaitu sebagai berikut :
PPh Pasal 15 (3), merupakan Pajak Penghasilan (PPh) yang dipungut atau dikenakan pajak
dengan menggunakan norma perhitungan khusus penghasilan neto Wajib Pajak. Dimana hal
ini untuk Wajib Pajak yang bergerak atau beraktivitas di dalam industri pelayaran,
penerbangan, hingga perusahaan asing.
Subjek dan Objek Pajak, Subjek pajak dari PPh Pasal 15 ini adalah orang yang bertempat
tinggal atau badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia yang melakukan usaha
pelayaran dengan kapal yang didaftarkan, baik di Indonesia maupun di luar negeri atau
dengan kapal pihak lain. bjek pengenaan PPh meliputi penghasilan yang diterima atau
diperoleh wajib pajak dari pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penyewaan kapal
Tarif Pajak, Penghasilan neto bagi wajib pajak perusahaan pelayaran dalam negeri ditetapkan
sebesar 4% dari peredaran bruto. Besarnya tarif pajak untuk perusahaan pelayaran dalam
negeri adalah 1,2% dari peredaran bruto dan bersifat final
Jelaskan Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Pelunasan PPh yang terutang dilakukan sebagai berikut:
Dalam hal penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian persewaan atau charter dengan
pemotong pajak, maka pihak yang membayar atau terutang hasil tersebut wajib:
memotong PPh yang terutang pada saat pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai
pengganti
memberikan bukti pemotongan pph atas penghasilan perusahaan pelayaran dalam negeri
(final) kepada pihak yang menerima atau memperoleh penghasilan,
menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau kantor pos dan giro selambatlambatnya 10
bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya imbalan, dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP).
melaporkan pemotongan dan penyetoran yang dilakukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya
imbalan.
Dalam hal penghasilan diperoleh selain sebagaimana dimaksud di atas, maka wajib pajak
perusahaan pelayaran dalam negeri wajib:
menyetor PPh yang terutang ke bank persepsi atau kantor pos dan giro selambat-lambatnya
tanggal 15 bulan berikut setelah bulan diterima atau diperolehnya penghasilan, dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)Final.
melaporkan penyetoran yang dilakukan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikut
setelah bulan diterima atau diperolehnya penghasilan
Jelaskan Definisi Perusahaan Penerbangan
Perusahaan penerbangan dalam Bahasa Inggris diebut Airlines, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia disebut Maskapai Penerbangan. Maskapai Penerbangan atau Airlines adalah
Sebuah Perusahaan Swasta maupun Pemerintah yang menawarkan jasa moda
Transportasi udara, berupa pesawat terbang.
Definisi Airline juga merujuk pada sebuah jasa yang melayani Penyewaan Pesawat dan
Helikopter untuk penerbangan perintis. Itu Merupakan Sebuah Penerbangan yang
dimulai dan di akhiri di bandara-bandara kecil. Biasanya terletak di daerah pelosok.
Contohnya: Maskapai Susi Air. Ternyata Airlines pun dibedakan lagi ke dalam beberapa
jenis.
Jelaskan Jenis-Jenis Airlines Berdasarkan Service
Ada beberapa jenis-jenis airlines berdasarkan sevicenya yaitu sebagai berikut :
Low Cost Carrier Low Cost Carrier adalah sebuah perusahaan Maskapai Penerbangan yang
melayani penumpang dengan harga murah, fasilitas standar dan keamanan terpenuhi.
Maskapai Penerbangan Murah ini hanya menyediakan kelas ekonomi dengan harga tiket di
bawah rata-rata.
Full Service Airline Full Service Airline adalah sebuah Maskapai Penerbangan yang
melayani penumpang kelas bisnis dan eksekutif. Para penumpang akan mendapatkan
pengalaman terbang sangat nyaman, seolah-olah sedang berada di hotel dan lounge saja. Full
Service Airlines biasanya identik dengan Pesawat orang kaya
Jelaskan Aspek Perpajakan Perusahaan Penerbangan
Sektor transportasi udara sangat berperan dalam memajukan jumlah wisatawan ke
Indonesia baik local maupun mancanegara. Selain itu, peningkatan jumlah wisatawan itu
memberikan memberikan pemasukan ke kas negara, salah satunya adalah pajak usaha
penerbangan.
PPh Pasal 15. Dari sisi pajak, kewajiban Airlines adalah PPh Pasal 15 terkait dengan
penerbangan dalam negeri dan luar negeri
Penerbangan Dalam Negeri
Bagi pemilik usaha penerbangan yang berkedudukan di dalam negeri
Pihak penyewa akan melakukan pemotongan PPh Pasal 15 sebesar : 1,8% dari peredaran
bruto
Meminta dan menyimpan bukti pemotongan PPh Pasal 15
Melaporkan seluruh penghasilan yang diterima dalam suatu tahun buku ke dalam SPT
Tahunan PPh, dan mengkreditkan PPh Pasal 15 yang telah dipotong dalam SPT Tahunan PPh
Dalam hal pihak Penyewa tidak melakukan pemotongan atas PPh Pasal 15 atau bukan
Pemotong Pajak, maka Anda harus melakukan penyetoran sendiri PPh Pasal 15 yang terutang
dengan formula perhitungan seperti yang telah dijelaskan di atas, paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya, dan melaporkan SPT PPh Pasal 15 paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
Bagi penyewa charter milik wajib pajak pribadi dan bertindak sebagai pemotong
pajak
melakukan pemotongan PPh Pasal 15 sebesar 1,8% dari peredaran bruto yang dibayarkan ke
perusahaan penerbangan dalam negeri
memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 15 kepada perusahaan jasa penerbangan dalam
negeri untuk dikreditkan dalam SPT Tahunan PPh nya
peredaran bruto dihitung dari perjanjian charter angkutan dari pelabuhan Indonesia ke
pelabuhan lain di Indonesia dan dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan luar Indonesia.
Dengan demikian, atas angkutan dari luar pelabuhan Indonesia ke pelabuhan di Indonesia
tidak terutang PPh Pasal 15
menyetorkan PPh Pasal 15 yang telah dipotong ke kas negara paling lambat tanggal 10 bulan
beikutnya, setelah sebelumnya membuat kode billing terlebih dahulu dengan Kode MAP
411129 dan kode jenis setoran 101
Penerbangan Luar Negeri
Subjek pajak dari pengenaan PPh 15 atas penerbangan luar negeri adalah WP
yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan usaha melalui BUT di
Indonesia. Bagi perwakilan WP BUT di Indonesia yang memiliki pesawat untuk
penerbangan yaitu :
Pihak penyewa akan melakukan pemotongan PPh Pasal 15 sebesar : 2,64% dari peredaran
bruto
Meminta bukti pemotongan PPh Pasal 15
Melaporkan seluruh penghasilan yang diterima dalam suatu tahun buku ke dalam SPT
Tahunan PPh, dan melampirkan daftar pemotongan PPh Pasal 15 yang telah dipotong final
Dalam hal pihak Penyewa tidak melakukan pemotongan atas PPh Pasal 15 atau bukan
Pemotong Pajak, maka Anda harus melakukan penyetoran sendiri PPh Pasal 15 yang terutang
dengan formula perhitungan seperti yang telah dijelaskan di atas, paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya, dan melaporkan SPT PPh Pasal 15 paling lambat tanggal 20 bulan
berikutnya
Bagi penyewa penerbangan luar negeri
Melakukan pemotongan PPh Pasal 15 sebesar 2,64% dari peredaran bruto yang dibayarkan
ke perusahaan pelayaran dalam negeri
Peredaran bruto dihitung dari perjanjian charter angkutan dari pelabuhan Indonesia ke
pelabuhan lain di Indonesia dan dari pelabuhan Indonesia ke pelabuhan luar Indonesia.
Dengan demikian, atas angkutan dari luar pelabuhan Indonesia ke pelabuhan di Indonesia
tidak terutang PPh Pasal 15
PPh Pasal 26 Bagi pemilik pesawat atau perwakilannya, namun tidak memiliki BUT di
Indonesia, maka pajak yang berlaku adalah PPh pasal 26.

Anda mungkin juga menyukai