PENGEMPUKAN DAGING
Disusun Oleh :
EGHA SOEKMA D.
361641333039
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Buah nanas banyak mengandung enzim bromelain (enzim protease yang dapat
menghidrolisa protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Menurut Wikipedia Nanas juga dapat digunakan untuk mengempukkan daging.
Selain kegunaan di atas, nanas mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis
dan asam pada buahnya. Buah nanas banyak mengandung enzim bromelain, Tapi kandungan
bromelain di dalam kulitnya lebih banyak lagi.
Kolagen didegradasi pada temperatur yang lebih tinggi, karena protein alami tahan
terhadap proteolisis oleh papain dan protein tanaman lain yang sejenis. Papain, bromelin dari
nanas menghasilkan perubahan keempukan awal dan residu serabut-serabut jaringan ikat,
sedangkan proteolik tunggal dan bacterial hanya mempengaruhi keempukan awal terhadap
protein-protein serabut otot. Penambahan larutan enxim pada potongan-potongan daging
yang tipis sebelum pemasakan, misalnya melalui lubang-lubang tusukan garpu, akan
memudahkan penetrasi larutan yang mengandug enzim proteolik tanaman juga dapat di
pergunakan, namun enzim biasanya tidak cukup mampu memasuki daging, sehingga bagian
dalam daging tidak terpengaruh. Keempukan daging kerig beku dapat ditingkatkan dengan
cara rehidrasi di dalam larutan yang mengandung enzim-enzim proteolik.
1.2 TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui cara kerja enzim bromelin dan cara kerja enzim
papain.
BAB II
METODE KERJA
Alat :
1. Timbangan digital
2. Talenan
3. Piring plastik
4. Kertas bundar
5. pisau
6. Mortar dan alu
7. Jangka sorong
8. Sendok
9. Mika plastik
10. parutan
Bahan :
1. Daging sapi
2. Daun pepaya
3. Buah nanas
4. Paya (enzim papain)
5. Meat tenderizer
Langkah langkah :
Perbandingan perlakuan
1. Sangat empuk : Nanas
2. Empuk : Daun pepaya
3. Agak empuk : meat tenderizer
4. Tidak empuk : kontrol
5. Keras : paya
Tabel 2 uji WHC
KONTROL PAYA
LD = 34 LD = 43
LL = 58 LL = 82
LD = πr2 LD = πr2
= 3,14 x 172 = 3,14 x 21,52
=907,46 mm =1451,47 mm
=90,75 cm =145,15 cm
LL = πr2 LL = πr2
= 3,14 x 292 = 3,14 x 412
= 2640,74 mm = 5278,34 mm
= 264,1 cm = 527,83 cm
Luas basah = LL – LD Luas basah = LL – LD
= 264,1 – 90,75 = 527,83 – 145,15
= 173,35 = 382,68
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian, daging sapi yang diberikan perlakuan dengan pemberian
bubuk paya/(enzim papain) akan menghasilkan tekstur yang semakin lunak jika dikondisikan
dengan waktu yang lebih lama. Enzim papain mempunyai keaktifan sintetik serta daya tahan
panas yang tinggi dan mempunyai kemampuan membentuk protein baru atau senyawa yang
menyerupai protein yang disebut plastein dari hasil hidrolisa protein sehingga daging yang
diberi perlakuan dengan direndam menggunakan sari buah pepaya akan lebih lunak.
keempukan daging ditentukan oleh tiga komponen daging, yaitu struktur miofibrilar dan
status kontraksinya, kandungan jaringan ikat dan tingkat ikatan silangnya, serta daya ikat air
oleh protein daging serta jus daging.
Perlakuan control tidak dilakukan penambahan apapun sehingga daging
berkenaan dengan oksigen secara langsung dan bereaksi sehingga menghasilkan warna merah
cerah dan masih beraroma khas daging dan juga memiliki tekstur yang a lot. Sedangkan
daging yang ditambahi daun papaya akan terasa empuk dan berwarna hijau karena adanya
reaksi dari enzim papain. Pada daging yang diberi tambahan sari nanas akan menjadi sangat
empuk dan berwarna pucat. Daging yang diberi perlakuan meat tenderizer memiliki tekstur
agak empuk dan masih berwarna merah daging karena meat tenderizer hanya memecah
mecah daging menjadi renggang ikatannya. Sedangkan daging yang diberi perlakuan bubuk
paya agak keras dan kurang baik disbanding yang lainnya.
Enzim memiliki kondisi optimal yang berbeda beda , maka dari hasil praktikum
ini pun berbeda beda. Salah satu factor nya adalah konsentrasi enzim. Hasil pengamatan
menunjukakan daging yang menggunakan enzim bromalin lebih optimal disbanding yang
lainnya, karena enzim papain ideal yang dapat digunakan sebagai larutan perendam berkisar
0,0005-0,5%(b/v).
KESIMPULAN
Enzim bromelin menghasilkan tekstur yang lebih empuk disbanding dengan enzim
papain karena konsentrasi enzim papain yang optimal sekitar 0,0005-0,5%(b/v)
Warna control lebih cerah karena mengalami oksidasigan dimana pada perlakuan
control ini daging tidak diberi enzim sehingga terdapat kontak langsung abtara
miogoblin dengan oksigen dan membentuk oksimiogoblin, semakin tebal lapisan
oksimiogoblin maka semakin cerah warna yang dihasilkan. Sedangkan pada daging
dengan penambahan enzim menghasilkan warna yang lebih pucat karena tidak ada
kontak langsung dengan oksigen dan mengalami hidroksida dari larutan enzim
DAFTAR PUSTAKA