Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan

Jurnal
Vol. 1.Sains
No.1.Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. Agustus 2017
September 2017
JSMK
Hal. 63-76 ISSN 2597-467X
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jsmk

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KREATIVITAS TERHADAP DAYA SAING


USAHA (Studi Kasus Pada Industri Sasirangan Banjarmasin)

Husna Usviya Rahmah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh jiwa kewirausahaan dan
kreativitas secara simultan dan parsial terhadap daya saing usaha sasirangan di Banjarmasin. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pemilik UKM Sasirangan di Banjarmasin, dimana
jumlahnya adalah 33 orang para pemilik UKM Sasirangan. Sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang
yaitu para pemilik UKM Sasirangan di daerah Banjarmasin yang merupakan keseluruhan populasi,
dengan menggunakan teknik sampling sampel jenuh atau metode sensus. Metode analisis yang digunakan
dengan analisis regresi linear berganda dan uji asumsi klasik. Hasil menunjukkan bahwa variabel jiwa
kewirausahaan dan kreativitas berpengaruh simultan terhadap daya saing usaha. Secara parsial hasil
menunjukkan bahwa variabel jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap daya saing usaha, dan
variabel kreativitas berpengaruh terhadap daya saing usaha. Variabel Kreativitas merupakan variabel
yang mempunyai pengaruh terhadap daya saing usaha. Para pelaku UKM Sasirangan sudah mampu
memanfaatkan kreativitas yang ada pada dirinya. Akan lebih baik lagi jika pelaku UKM dapat
meningkatkan dan menggali kreativitas yang ada didalam dirinya, agar kedepannya UKM Sasirangan
dapat bersaing karena memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dalam menghasilkan kain Sasirangan.

Abstract
The purpose of this study is to investigate and analyze the influence of the entrepreneurial spirit and
creativity simultaneously and partially on the competitiveness of businesses sasirangan in Banjarmasin.
The population used in this study is the small business owners in the area Sasirangan Banjarmasin,
where the numbers are 33 small business owners in the area Sasirangan Banjarmasin. The samples in
this study were 33 people that small business owners in the area Sasirangan Banjarmasin which is the
overall population, using sampling techniques or saturated sample census method. The method of
analysis used to test the multiple linear regression and test the assumptions of classical. The results
showed that the entrepreneurial spirit and creativity variables simultaneously affect the competitiveness
of enterprises. Partially results indicate that the variable has no effect on the entrepreneurial spirit of
business competitiveness, creativity and variable effect on business competitiveness. Creativity variables
are variables that have an influence on business competitiveness. Sasirangan SMEs have been able to
take advantage of the creativity that is in her. It would be better if SMEs can improve and explore the
creativity that is in him, so that future Sasirangan SMEs can compete because it has a high level of
Creativity in generating Sasirangan cloth.

Keywords: Spirit of Entrepreneurship, Creativity, Business Competitiveness.

Alamat surat elektronik penulis, e-mail: husna.usvia@gmail.com

63
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

PENDAHULUAN pelaku usaha kecil mendayagunakan sumber daya


secara inovatif dan proaktif guna
Industri kecil menengah merupakan bagian
memenangkan persaingan. Perkembangan usaha
dari dunia usaha yang mempunyai kedudukan,
kecil di Kota Banjarmasin merupakan gambaran
potensi dan peranan yang sangat strategis dalam
aktivitas bisnis dalam proses pencapaian
mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
peningkatan daya saing berwirausaha. Kondisi
Dengan adanya industri kecil menengah
tersebut dapat digambarkan secara umum pada
diharapkan dapat memperkuat struktur
perkembangan usaha kecil dan menengah di
perekonomian nasional, khususnya
daerah Banjarmasin pada kurun waktu lima tahun
perekonomian di daerah-daerah. Dan yang
terakhir.
terpenting industri kecil menengah berperan
dalam penyerapan tenaga kerja, sehingga dapat
Tabel 1. Total Usaha Kecil dan Menengah
dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi
(UKM) Sasirangan di Kota
pengangguran atau sebagai penyedia lapangan
Banjarmasin
pekerjaan.
Seperti halnya di negara-negara lain,
perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas
dari berbagai macam masalah. Tingkat intensitas
dan sifat dari masalah-masalah tersebut bisa
berbeda-beda tidak hanya menurut jenis produk
atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda
antarwilayah/ lokasi, antarsentra, antarsektor,
atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Daerah
Banjarmasin (2015)
usaha dalam kegiatan/ sektor yang sama. Namun
demikian, ada beberapa masalah yang umum
Pada Tabel 1. terlihat bahwa total jumlah
dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah
usaha kecil dan menengah Sasirangan dalam lima
seperti keterbatasan modal kerja dan/ atau modal
tahun terakhir mengalami penurunan. Penurunan
investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku
jumlah usaha tersebut dikarenakan mengalami
dengan kualitas yang baik dan harga yang
kebangrutan, kebanyakan dari mereka kalah
terjangkau, keterbatasan teknologi, SDM dengan
saing dengan Sasirangan printing. Dibandingkan
kualitas yang baik, informasi khususnya
dengan sasirangan model printing, harga kain
mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran
sasirangan yang asli relatif lebih mahal. sehingga
(termasuk distribusi) (Tulus Tambunan 2002:69).
para konsumen memilih untuk membeli model
Sekitar lima tahun belakangan ini di daerah
printing karena harganya yang lebih murah.
Banjarmasin banyakbermunculan UKM dengan
Penelitian ini mengambil objek pada industri
berbagai macam bidang industri salah satunya
Sasirangan Banjarmasin, ini karena menurut
adalah industri tekstil Sasirangan. Usaha ini
beberapa kelompok masyarakat Sasirangan
berperan sebagai pilar pertumbuhan
merupakan salah satu produk khas Banjarmasin.
perekonomian yang mendistribusikan pendapatan
Dan yang terpenting Sasirangan merupakan kain
bagi masyarakat setempat. Permasalahan yang
adat suku Banjar yang keberadaannya patut
dihadapi pada industri ini adalah adanya
dilestarikan. Semakin terkenalnya kain
persaingan yang kompetitif. Akibatnya beberapa
Sasirangan sebagai kain khas Banjar, maka
usaha mengalami gulung tikar dan akhirnya
banyak bermunculan pesaing yang membuat
menutup usahanya. Jika para pemilik dan
produk sejenis. Pembuatannya dilakukan dengan
karyawan memiliki tingkat jiwa kewirausahaan
cara diprinting dan harganya pun lebih murah
dan kreativitas yang tinggi maka mereka dapat
dibandingkan dengan yang asli. Sehingga akan
meningkatkan daya saing usahanya. Harapannya
berdampak pada suatu keharusan para usahawan
sebuah industri dapat mencapai suatu
untuk lebih mengikuti trend pasar dan memaksa
pertumbuhan usaha dan semakin berkembang
harus lebih kreatif dan inovasi serta harus benar-
bukan sebaliknya akan lenyap dengan sendirinya
benar mempunyai jiwa kewirausahaan yang
secara bertahap (jangka panjang) mengikuti
tinggi untuk bersaing dan menjual serta
proses pembangunan ekonomi (Tulus Tambunan
memasarkan produk sesuai selera konsumen.
2002:1).
Keberhasilan UKM sukses ternyata tidak hanya
Kondisi lingkungan bisnis yang semakin
karena keahlian yang dimilikinya, tetapi juga
kompetitif pada konteks regional menuntut

64
Husna Usviya Rahmah / Pengaruh Jiwa Kewirausahaan...

bersumber dari jiwa kewirausahaan dan 1. Keterampilan mengambil keputusan dan


kreativitas individual. Ketersediaan bahan baku, mengambil risiko yang moderat, dan bukan
modal usaha, teknologi dan pasar juga dapat atas dasar kebetulan belaka.
mempengaruhi keberhasilan industri. Oleh karena 2. Bersifat energetik, khususnya dalam
itu, setelah melihat fenomena yang terjadi di atas berbagai kegiatan inovatif.
akhirnya tertarik untuk mengambil penelitian 3. Tanggung jawab individual.
tentang bagaimana jiwa kewirausahaan dan 4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai
kreativitas dapat diterapkan pada industri kecil keputusan yang diambilnya, dengan tolak
menengah di Indonesia, dan akhirnya mengambil ukur satuan uang sebagai indikator
judul “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan keberhasilan.
Kreativitas Terhadap Daya Saing Usaha (Studi 5. Mampu mengantisipasi berbagai
Pada Industri Sasirangan Banjarmasin)”. kemungkinan dimasa datang.
Rumusan masalah padapenelitian inia dalah 6. Memiliki kemampuan berorganisasi,
(1) Apakah jiwa kewirausahaan dan kreativitas yaitu bahwa seseorang wirausaha memiliki
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kemampuan keterampilan, kepemimpinan,
daya saing usaha Sasirangan di Banjarmasin? (2) dan manajerial.
Apakah jiwa kewirausahaan berpengaruh
signifikan terhadap daya saing usaha Sasirangan JiwaKewirausahaan
di Banjarmasin? (3) Apakah kreativitas Proses kreatif dan inovatif hanyadilakukan
berpengaruh signifikan terhadap daya saing usaha oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap
di Banjarmasin? Berdasarkan rumusan masalah kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri
di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai (yakin, optimis, dan penuh komitmen),
adalah (1) Untuk mengetahui dan menganalisis berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki
pengaruh jiwa kewirausahaan dan kreativitas motif berprestasi (berorientasi hasil dan
secara simultan terhadap daya saing usaha berwawasan kedepan), memiliki jiwa
sasirangan di Banjarmasin, (2) Untuk mengetahui kepemimpinan (berani tampil bebeda), dan berani
dan menganalisis pengaruh jiwa kewirausahaan mengambil risiko dengan penuhperhitungan
terhadap daya saing usaha sasirangan di (karena itu suka tantangan).
Banjarmasin, (3) Untuk mengetahui dan Seorang wirausaha tidak akan berhasil
menganalisis pengaruh kreativitas terhadap apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
daya saing usaha sasirangan di Banjarmasin. dan kemauan.Ada kemauan tetapi tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan tidak akan
membuat seseorang menjadi wirausaha yang
TINJAUAN PUSTAKA sukses. Sebaliknya, memiliki pengatuhuan dan
Kewirausahaan kemampuan tetapi tidak disertai kemauan tidak
Menurut Coulter (2000:3), kewirausahaan akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.
sering dikaitkan dengan proses, pembentukkan, Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki
atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang wirausaha adalah:
berorientasi pada pemerolehan keuntungan, 1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan
penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha
jasa baru yang unik dan inovatif. Priosambodo yang ada.
(1998:2) menyatakan bahwa kewirausahan 2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung
merupakan gabungan kreativitas, tantangan, kerja jawab, dan
keras, dan kepuasan (Suryana & Kartib Bayu 3. Pengetahuan tentang manajemen dan
2010:25). Kewirausahaan (entrepreneurship) organisasi bisnis. Sedangkan keterampilan
adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang yang harus dimilki wirausaha diantaranya:
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk (1) keterampilan konseptual dalam
mencari peluang menuju sukses. Proses kretif mengatur strategi dan memperhitungkan
dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan risiko, (2) keterampilan kreatif dalam
munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran menciptakan nilai tambah, (3)
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan keterampilan dalam memimpin dan
berbeda (Suryana 2006:2). mengelola, (4) keterampilan
Menurut David Mc Clelland dalam Suryana berkomunikasi dan berinteraksi, dan (5)
(2000:26) mengemukakan enam ciri perilaku keterampilan teknik usaha yang akan
kewirausahaan, yaitu: dilakukan (Suryana, 2006:4).

65
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

Menurut Suryana (2006:3) seorang yang adalah kemampuan atau keunggulan yang
memiliki jiwa kewirausahaan haruslah memiliki dipergunakan untuk bersaing pada pasar tertentu.
ciri-ciri sebagai berikut: Daya saing ini diciptakan melalui
1. Percaya diri indikatornya adalah penuh pengembangan terus menerus di semua lini
keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, dalam organisasi, utamanya di sektor produksi.
bertanggung jawab. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan
2. Memiliki inisiatif indikatornya adalah terus menerus akan mampu meningkatkan
penuh energi, cekatan dalam bertindak, kinerja. Menurut Bharadwaj et al dalam Sensi
dan aktif. Tribuana Dewi (2005:133), Keunggulan bersaing
3. Memiliki motif berprestasi indikatornya merupakan hasil dari implementasi strategi yang
adalah terdiri dari orientasi pada hasil dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang
wawasan ke depan. dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Porter
4. Memiliki jiwa kepemimpinan indikatornya (1990:3) menjelaskan bahwa keunggulan
adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, bersaing (competitive advantage) adalah jantung
dan tangguh dalam bertindak. kinerja bisnis untuk menghadapi persaingan.
5. Berani mengambil risiko indikatornya Sementara menurut pendapat Styagraha
adalah penuh perhitungan. (1994:14) yang menyatakan bahwa keunggulan
bersaing adalah kemampuan suatu badan usaha
Kreativitas (perusahaan) untuk member nilai lebih terhadap
Kreativitas (creativity) adalah kemampuan produknya dibandingkan para pesaingnya dan
mengembangkan ide dan cara-cara, baru dalam nilai tersebut memang mendatangkan manfaat
memecahkan masalah dan menemukan peluang bagi pelanggan. Sedangkan menurut Sensi
(thinking new things). Sedangkan inovasi adalah Tribuana Dewi (2005:133), keunggulan bersaing
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam diartikan sebagai strategi benefit dari perusahaan
rangka pemecahan masalah dan menemukan yang melakukan kerja sama untuk menciptakan
peluang (doing new thing). Jadi, kreativitas keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam
adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu pasarnya. Dari hasil penelitian terdahulu,
yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi menurut Porter (1994) dalam Hadiati
merupakan kemampuan untuk melakukan (2008:118) daya saing diukur dengan 4 indikator,
sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang yaitu: (1)Biaya, (2) Kualitas, (3) Waktu, dan (4)
baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk Fleksibilitas
hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam
bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Usaha Kecil Menengah
Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan
melalui proses berpikir kretif dan bertindak Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro,
inovatif merupakan nilai tambah (value added) Kecil, Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008
dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai adalah sebagai berikut:
tambah yang berharga adalah sumber peluang 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif
bagi wirausaha (Suryana 2006:2). milik orang perorangan dan/ataubadan
Evan (1994) dalam Yuyun Suryana & Kartib usaha perorangan yang memenuhi
Bayu (2010:210) menyatakan bahwa kreativitas kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
adalah keterampilan untuk menentukan pertalian dalam Undang-Undang ini.
baru, melihat subjek dari perspektif baru dan 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
membentuk kombinasi baru dari dua atau produktif yang berdiri sendiri, yang
lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran dilakukan oleh orang per-orangan atau
dan juga merupakan pembangkit ide baru. badan usaha yang bukan merupakan
Menurut Suryana (2006:42) indikator anak perusahaan atau bukan cabang
kreativitas sebagai berikut: (1) Ingin tahu, (2) perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
Optimis, (3) Flexible, (4) Mencari solusi dari menjadi bagian baik langsung maupun
masalah, (5) Orisinil,dan (6) Suka berimajinasi. tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria
Daya Saing Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
Menurut Porter (2000) dalam penelitian dalam Undang- Undang ini.
Surachman (2007:4) mendefinisikan daya saing

66
Husna Usviya Rahmah / Pengaruh Jiwa Kewirausahaan...

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi Keterkaitan Jiwa Kewirausahaan dengan


produktif yang berdiri sendiri, yang Daya Saing
dilakukan oleh orang perseorangan atau Jiwa kewirausahaan dalam perusahaan ini
badan usaha yang bukan merupakan penting artinya untuk meningkatkan kreativitas,
anak perusahaan atau cabang perusahaan keahlian/keterampilan, dan keberanian
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi mengambil risiko seluruh SDM perusahaan
bagian baik langsung maupun tidak (Soetjipto I996:28) (Soecipto, 2008:20).
langsung dengan Usaha Kecil atau Menurut Surachman (2008:7) dalam
usaha besar dengan jumlah kekayaan penelitiannya, variabel kewirausahaan terhadap
bersih atau hasil penjualan tahunan daya saing, seperti sistem produksi yang
sebagaimana diatur dalam Undang- berbasiskan waktu, industri yang memproduksi
Undang ini. massa dan produksi berdasarkan pesanan, karena
menurut hasil penelitian Vanderembse (1991)
Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah kewirausahaan mampu meningkatkan nilai pada
(UMKM) Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil pelanggan, yang memperkaya penemuan yang
Menengah (UMKM) No. 20 Tahun 2008 pada berhubungan dengan pengaruh variabel
Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM kewirausahaan terhadap daya saing.
sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai Keterkaitan Kreativitas dengan DayaSaing
berikut: Menurut Buchari Alma (2009:72)
a). memiliki kekayaan bersih Kreativitas menjadi sangat penting untuk
palingbanyak Rp. 50.000.000,- menciptakan keunggulan kompetitif, dan
(Lima Puluh Juta Rupiah) tidak kelangsungan hidup bisnis. Sedangkan menurut
termasuk tanah dan bangunan Zimmerer dalam buku Buchari Alma (2009:71)
tempat usaha; atau ; mengemukakan kreativitas adalah kemampuan
b). memiliki hasil penjualan tahunan untuk mengembangkan ide baru dan menemukan
paling banyak Rp 300.000.000,- cara baru dalam melihat peluang ataupun
(Tiga Ratus Juta rupiah). problem yang di hadapi. Sonah Sitohang
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai (2006:293) mengemukakan bahwa salah satu
berikut: memiliki kekayaan bersih lebih untuk meningkatkan daya saing adalah
dari Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta perusahaan harus berorientasi pada kretivitas
rupiah) sampai paling banyak Rp yang tepat. Perusahaan yang berorientasi pada
500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) kretivitas akan mendorong perusahaan menjadi
tidak termasuk tanah dan bangunan pemimpin pasar karena mampu menciptakan
tempat usaha; atau memiliki hasil produk- produk baru. Artinya setiap pelaku
penjualan tahunan lebih dari Rp. bisnis berlomba-lomba untuk melakukan strategi
300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah) kompetisi dengan fokus dengan penciptaan
sampai dengan paling banyak Rp. sesuatu yang berbeda.
2.500.000.000,- (Dua miliar lima ratus
juta rupiah). Keterkaitan antara Jiwa Kewirausahaan,
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai Kreativitas, dengan Daya Saing
berikut: memiliki kekayaan bersih lebih Jeffrey Pfeffer (1994) beragumtasi bahwa
dari Rp. 500.000.000,-(Lima ratus juta SDM merupakan sumber keunggulan daya saing
rupiah) sampai dengan paling banyak yang “tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh
Rp.10.000.000,-(sepuluh milyar rupiah) hujan”. Ia membandingkan kedudukan istimewa
tidak termasuk tanah dan bangunan sember daya ini dengan sumber-sumber
tempat usaha; atau memiliki hasil keunggulan daya saing lain yang kini semakin
penjualan tahunan lebih dari Rp. berkurang keampuhannya, seperti teknologi
2.500.000.000,-(Dua milyar lima ratus produk dan proses produksi (Soecipto 2008: 18).
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Jiwa kewirausahaan dalam perusahaan ini
Rp. 50.000.000.000,- (Lima puluh milyar penting artinya untuk meningkatkan kreativitas,
rupiah). keahlian/keterampilan, dan keberanian
mengambil risiko seluruh SDM perusahaan
(Soetjipto, I996:28) (Soecipto, 2008:20).
Menurut Suryana (2006:2) kewirausahaan adalah

67
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

kemampuan kreatifdan inovasi yang dijadikan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari verifikatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
peluang menuju sukses. seluruh yang telah terdaftar pada koperasi sentra
Industri Rajutan Binong Jati Bandung, tercatat
Penelitian Terdahulu seluruhnya berjumlah 200 unit usaha. Karena
Fitria Lestari (2012) dalam penelitiannya jumlah total koperasi sangat tidak terjangkau
jiwa kewirausahaan dan kreativitas berpengaruh secara keseluruhan oleh peneliti, maka dalam hal
secara bersama-sama terhadap keberhasailan ini peneliti memilih menggunakan random
usaha pada sentra industri rajutan Binong Jati sampling. Semua populasi berkesempatan untuk
Bandung. Objek Penelitian ini adalah jiwa diambil sebagai sampel dengan cara acak.
kewirausahaan, kreativitas, dan keberhasilan Sedangkan responden ditetapkan sebanyak 67
usaha dilaksanakan pada sentra industri rajutan orang pemilik rajut Binong jati di kelurahan Batu
Binong Jati Bandung. Metode yang digunakan Nunggal Bandung.
dalam penelitian ini adalah metode analisis Ernani Hadiyati (2010) penelitiannya
deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan menyatakan bahwa kreativitas dan inovasi
kuantitatif. Jenis data yang digunakan pada berpengaruh terhadap kewirausahaan usaha kecil.
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Expla-
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang natory Research. Populasi dalam penelitian ini
telah terdaftar pada koperasi sentra industri adalah para pemilik atau pengusaha Usaha Kecil
Rajutan Binong Jati Bandung. Teknik Bengkel Las yang jumlahnya 53 pengusaha
pengambilan sampel dalam penelitian ini bengkel Las di Kecamatan Pujon Kabupaten
dilakukan dengan teknik probability sampling Malang. Dan penelitian ini akan menggunakan
dengan jenis simple random sampling (sampel jumlah populasi keseluruhan karena jumlahnya
acak sederhana) yaitu berjumlah sebanyak 67 tidak terlalu besar. Metode analisis data
pengusaha dari 200 unit usaha. Sedangkan untuk menggunakan analisis regresi linear berganda.
teknik analisis data penelitian ini menggunakan Wiyadi (2009) dengan judul pengukuran
SPSS 17.0 for windows. indeks daya saing industri kecil menengah
Sri Hadiati (2008) dalam penelitiannya (IKM) di Jawa Tengah menggunakan teknik
menyatakan bahwa perilaku wirausaha industri persampelan bertujuan atau purposive sampling.
berskala kecil dapat meningkatkan daya saing Penelitian ini merupakan jenis penelitian
produk di Malang. Sampel dipilih secara acak deskriptif. Teknik pengumpulan data terbagi
sederhana sebanyak 107 dari populasi sebanyak menjadi data primer dan sekunder. Sedangkan
180 unit industri keramik berskala kecil yang untuk instrumen penelitian yang digunakan untuk
tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan pengumpulan data berbentuk kuesioner.
Kota Malang dan Kabupaten Malang. Alat Sedangkan untuk teknik analisis data penelitian
analisis yang digunakan dalam penelitian ini, ini menggunakan SPSS. Persamaan penelitian ini
yaitu Structural Equation Modeling (SEM). terletak pada variabel daya saing, dan teknik
Pratiwi Sulistiawati Utami (2012) pengumpulan data yang menggunakan data
penelitiannya menyatakan bahwa jiwa primer dan sekunder.
kewirausahaan dan proses inovasi berpengaruh Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka
terhadap daya saing pada sentra industri rajutan konseptual pada penelitian digambarkan berikut
Binong Jati Bandung. Metode yang digunakan ini.

68
Husna Usviya Rahmah / Pengaruh Jiwa Kewirausahaan...

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian

HIPOTESIS PENELITIAN kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan


Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
penelitian terdahulu maka dapat disusun hipotesis ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115).
sebagai berikut: Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
1. Jiwa kewirausahaan dan kreativitas adalah 33UKM Sasirangan yang ada di daerah
berpengaruh terhadap daya saing usaha. Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini 33 unit
2. Jiwa kewirausahan berpengaruh terhadap Sasirangan yang merupakan keseluruhan
daya saing usaha. populasi, dengan menggunakan teknik sampling
3. Kreativitas berpengaruh terhadap daya sampel jenuh atau sensus.
saing usaha
Teknik Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan
Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah: pertama kuesioner,
Jenis penelitian yang dilakukan adalah merupakan teknik pengumpulan data yang
kuantitatif dengan desain penelitian kausal. dilakukan dengan cara member seperangkat
Menurut Umar (2008:35) desain kausal berguna pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
untuk menganalisis hubungan- hubungan antara responden untuk dijawabnya. Kedua wawancara,
satu variabel dengan variabel-variabel lainnya merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga
variabel lainnya. dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic
tertentu (Sugiyono, 2012:231).
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah UKM HASIL DAN PEMBAHASAN
Sasirangan yang ada di daerah Banjarmasin. Sejarah Singkat Kain Sasirangan
Menurut sejarahnya, Sasirangan merupakan
Populasi dan Sampel kain sakral warisan abad XII saat Lambung
Populasi adalah wilayah generalisasi yang Mangkurat menjadi patih Negara Dipa. Awalnya
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai sasirangan dikenal sebagai kain untuk

69
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

“batatamba”atau penyembuhan orang sakit yang Ciptasari 3) dengan jumlah pengrajin 35 orang.
harus dipesan khusus terlebih dahulu (pamintaan) Hingga pada akhirnya banyak yang berinisiatif
sehingga pembutan kain sasirangan seringkali untuk mendirikan usaha secara mandiri.
mengikuti kehendak pemesannya. Oleh karena
itu, Urang Banjar seringkali menyebut sasirangan Motif-Motif Kain Sasirangan
kain pamintaan yang artinya permintaan. Selain Motif kain sasirangan yang dikenal antara
untuk kesembuhan orang yang tertimpa penyakit, lain Kembang Kacang, Ombak Sinapur Karang,
kain ini juga merupakan kain sakral, yang biasa Bintang Bahambur, Turun Dayang, Daun Jaruju,
dipakai pada upacara-upacara adat. Kangkung Kaombakan, Kulit Kayu, Sarigading,
Kain Sasirangan umumnya digunakan Parada dan lain-lain. Berikut ini aalah motif kain
sebagai kain adat yang biasa digunakan pada sasirangan yang berada di pasaran.
acara-acara adat suku Banjar. Kata sasirangan
berasal dari kata menyirang yang berarti
menjelujur, karena dikerjakan dengan cara
menjelujur kemudian diikat dengan tali raffia dan
selanjutnya dicelup, hingga kini sasirangan masih
dibuat secara manual.
Pada zaman dahulu kala kain sasirangan
diberi warna sesuai dengan tujuan pembuatannya,
yakni sebagai sarana pelengkap dalam terapi
pengobatan suatu jenis penyakit tertentu yang
diderita oleh seseorang.
Sasirangan muncul dan bersaing di tengah
berbagai jenis kain kerajinan khas Nusantara
lainnya pertama kali tahun 1983 atau tepat 31
tahun silam. Ida Fitriah Kesuma adalah pelopor
yang berjasa mempopulerkan kain sasirangan ke
luar Pulau Kalimantan, kesempatan untuk
sasirangan lebih dikenal luas terbuka ketika
kelopok pengrajin sasirangan bersama Dinas
Pariwisata Daerah Kalsel menghadiri acara Arena
Pekan Raya Jakarta dan Pekan Dagang Iwapi ke-
2 di Balai Sidang Senayan Jakarta. Sepanjang 27
Juli hingga 30 Agustus 1983 sasirangan
diperkenalkan di ibukota dalam forum yang
sangat penting itu.
Semenjak itu kerajinan kain sasirangan
mulai berkembang pesat, apalagi ketika tahun
1986 Ida ditunjuk sebagai motivator dan
diamanahi oleh Departemen Perindustrian yang
bekerja sama dengan UNDP untuk memberikan
penyuluhan sasirangan di Desa Seberang Mesjid,
Sungai Mesa Banjarmasin. Dari kegian tersebut
terbentuklah Desa binaan dengan Kelompok
Pengrajin Kayuh Baimbai. Sebelum terbentuk
Kelompok Pengrajin Kayuh Baimbai Ida bersama
Gusti Noorsehan Djohansyah dan Mellyani AS Sumber: data diolah (2015)
Musaffa, membentuk Kelompok Banawati.
Namun pada perkembangan selanjutnya Ida Karakteristik Responden
mengundurkan diri dari Kelompok Banawati dan Berdasarkan hasil kuesioner yang telah
membentuk Kelompok Ciptasari 1. Ciptasari disebar-kan kepada 33 responden dalam hal ini
adalah nama kecil Putri Junjung Buih, Ratu di adalah pemilik usaha kecil Sasirangan, maka
Kerajaan Negara Dipa. Kelompok Ciptasari dapat diuraikan identitas usaha kecil Sasirangan
terdiri atas 3 sub unit (Ciptasari 1, Ciptasari 2 dan

70
Husna Usviya Rahmah / Pengaruh Jiwa Kewirausahaan...

di daerah Banjarmasin meliputi lama berdirinya Tabel 2. Hasil pengujian validitas


usaha, umur, jenis kelamin, dan pendidikan.
Lama Usaha
Lama usaha pemilik/pengelola usaha terdiri:
(75,76%) lama usaha antara 1-10 tahun,
(18,18%) lama usaha antara 11-20 tahun, dan
sisanya (6,06%) lama usahanya (21-30) tahun.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
mayoritas responden dalam penelitian ini dengan
lama usaha antara 1-10 tahun dengan persentase
sebesar 75,76%.

Umur
Usia pemilik/pengelola usaha terdiri:
(3,03%) berusia antara 21-30 tahun, (27,27%)
berusia antara 31- 40 tahun, (48,49%) berusia
antara 41- 50 tahun, dan sisanya (21,21%)
berusia diatas 50 tahun. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini berusia antara 41- 50 tahun dengan
persentase sebesar 48,49%. Jenis Kelamin Jenis
kelamin pemilik/pengelola usaha terdiri dari
60,60% laki-laki dan 39,40% perempuan. Jadi
dapat diketahui mayoritas responden dalam
penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu
60,60%.

Pendidikan
Tingkat pendidikan pemilik/pengelolausaha
terdiri dari (3,03%) adalah merupakan lulusan
pendidikan SD, (3,03%) merupakan lulusan Sumber: data diolah (2015)
SMP, (36,37%) merupakan lulusan SMU,
(30,30%) merupakan lulusan Diploma, Reliabilitas dievaluasi dari nilai koefisien
dan(27,27%) adalah merupakan lulusan S1. alpha cronbach. Hasil pengujian reliabilitas
Dengan demikian dapat diketahui bahwa menghasilkan koefisien alpha cronbach > 0,7
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah baik untuk variabel jiwa kewirausahaan (X1),
merupakan lulusan pendidikan SMA/STM kreativitas (X2) maupun daya saing (X3), maka
sebesar 46,6%. dapat dinyatakan bahwa seluruhvariabel
penelitian adalah reliabel.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas yang digunakan dalam Tabel 3. Hasil pengujian Reliabilitas
penelitian ini adalah uji validasi item, yaitu
menguji validasi terhadap kualitas item-itemnya.
Hasil pengujian memerikan hasil semua item
pertanyaan/pernyataan menghasilkan nilai Sumber: data diolah (2015)
koefisien korelasi product moment diatas 0,3
sehingga dapat dikatakan semua item Uji Normalitas
pertanyaan/pernyataan (indikator) dari masing- Uji Normalitas dilakukan untukmengetahui
masing variabel valid. apakah dalam sebuah model regresi, variabel
independen, variabel dependen, atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk
mengetahuinya dilakukan denganmemperhatikan
nilai One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dari
hasil output SPSS berikut:

71
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

Tabel 4. Uji Normalitas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Faktor (VIF). Untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitasantar variabel, dapat dilihat pada
Variable Inflation Factor (VIF) dan Tolerance,
dimana nilai VIF tidak lebih dari 10, dan
nilai Tolerance adalah lebih dari 0,1. Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen dan manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance
mengukur variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Tabel dibawah ini merupakan hasil uji
Sumber: data diolah (2015) multikolinearitas.

Berdasarkan Tabel 4 nilai signifikan yang Tabel 6. Hasil Pengujian Multikolinieritas


ditunjukkan pada hasil output SPSS sebesar
0,941 dapat dinyatakan bahwa data variabel
adalah berdistribusi normal
Sumber: data diolah (2015)
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat dilihat
ketidaksamaan variance dari residual satu bahwa nilai VIF dari semua variabel tidak lebih
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, besar dari 10 dan nilai tolerance dari semua
2005:105). Jika variance dari residual satu variabel diatas 0,1. Maka dapat ditarik
pengamatan kepengamatan lain tetap, maka kesimpulan bahwa dalam model ini tidak terdapat
disebut homoskedastisitas dan apabila multikolinearitas.
variancenya berbeda dari satu pengamatan ke
pengamatan lainnya disebut gejala Linearitas
heteroskedastisitas. Adapun hasil output uji Uji linearitas dilakukan dengan
Glejser hasil pengujian Heterokedastisitas menggunakan analisis compare mean via
adalahsebagai berikut: ANOVA pada SPSS dengan memperhatikan nilai
linearity pada hubungan antara variabel
Tabel 5. Hasil Pengujian Heterokedastisitas independendengan dependen. Adapun hasil
output SPSS pada uji linearitas adalah sebagai
berikut:

Sumber: data diolah (2015) Tabel 7. Hasil Pengujian Linieritas

Berdasarkan Tabel 5 di atas, diperoleh hasil


yang menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk
variabel jiwa kewirausahaan (X1) dan kreativitas
(X2) adalah diatas 0,05 atau 5%. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh indikator tersebut Sumber: data diolah (2015)
tidak ada gejala heteroskedastisitas.
Berdasarkan Tabel 7. hasil uji linearitas
Uji Multikolinearitas diperoleh nilai signifikan dari masing-masing
Uji multikolinearitas bertujuan untuk hubungan antara variabel Jiwa Kewirausahaan
menguji apakah model regresi ditemukan (X1), Kreativitas (X2), dengan daya saing (Y)
adanya korelasi antar variabel bebas adalah lebih besar dari taraf signifikan 0,05
(independen). Model regresi yang baik sehingga variabel independen pada penelitian ini
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel dinyatakan memiliki hubungan yang linear
independen. Jika variabel independen saling terhadap variabel independen.
berkorelasi maka,variabel-variabel ini tidak
ortogonal. Hasil uji multikolinearitas dapat

72
Husna Usviya Rahmah / Pengaruh Jiwa Kewirausahaan...

Pengujian hipotesis Uji t


Tabel 8. Ringkasan Hasil Pengujian Linier Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh
berganda masing-masing atau secara parsial variabel
independen (jiwa kewirausahaan dan kreativitas)
terhadap variabel dependen (daya saing).
Variabel Jiwa Kewirausahaan (X1) memiliki
thitung sebesar 0,367 dan tingkat signifikansi
sebesar 0,716. Dari perhitungan diatas maka
dapat diketahui thitung < ttabel (0,367 < 1,697) maka
H0 tidak ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
variabel Jiwa Kewirausahaan (X1) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Daya
Saing (Y). Pengambilan keputusan berdasarkan
Sumber: data diolah (2015)
ignifikansi dapat dilihat jika signifikansi < 0,05
maka H0 ditolak dan jika signifikansi > 0,05
Model Regresi maka H0 diterima. Signifikansi pada uji t lebih
Sebelum melakukan pengujian dengan alat dari pada 0,05 (0,716 > 0,05) maka H0 tidak
uji statistik maka akan diuraikan model summary
ditolak.
statistik yang antara lain adalah model fungsi Variabel Kreativitas (X2) memiliki nilai
regresi linear berganda dapat dinyatakan sebagai thitung sebesar 2,654 dan tingkat signifikansi
berikut: sebesar 0,013. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel Kreativitas (X2) berpengaruh signifikan
Y = 5,601 + 0,061 X1 + 0,550 X2 + 3,037 terhadap daya saing (Y). Pengujian dari
pernyataan tersebut adalah berdasarkan nilai thitung
Nilai R sebesar 0,705 atau 70,5% adalah yang lebih tinggi dari nilai ttabel (2,654 > 1,697)
koefisien korelasi yang menunjukkan tingkat dan besarnya nilai signifikan yang lebih rendah
hubungan antara variabel Jiwa Kewirausahaan dari taraf signifikansi (0,013 < 0,05).
dan Kreativitas dengan Daya Saing. Berdasarkan Berdasarkan hal tersebut, maka hasil uji hipotesis
korelasi tersebut menunjukkan tingkat hubungan dapat dinyatakan bahwa H0 adalah ditolak.
yang kuat karena berada diantara 0,600 – 0,799.
Pengaruh Jiwa Kewirausahaan (X1)
Koefisien Determinasi (R2) Terhadap Daya Saing Usaha (Y)
Pada penelitian ini diperoleh nilai R2 =0,497 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
yang berarti jiwa kewirausahaan dan kreativitas variabel kualitas pelayanan memiliki nilai
mempunyai pengaruh sedang yaitu 49,7% signifikansi rpartial sebesar 0,04, maka dapat
terhadap daya saing. Selebihnya sebesar 50,3% disimpulkan bahwa variabel jiwa kewirausahaan
dipengaruhi variabel-variabel lain yang tidak tidak berpengaruh signifikan terhadap daya saing.
dikemukakan pada penelitian ini antara lain Dilihat dari hasil nilai koefisien yang dihasilkan,
faktor kondisi, kondisi permintaan, industri variabel jiwa kewirausahaan mempunyai
pendukung dan terkait, strategi perusahaan dan hubungan negatif dengan daya saing UKM
persaingan, peran pemerintah, dan kesempatan sasirangan di daerah Banjarmasin berdasarkan
dengan menambahkan variabel modal sosial hasil perhitungan kriteria pengujian.
(Kotler 1997) Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
Sulistiawati Utami (2012) menyatakan bahwa
Uji F jiwa kewirausahaan dan proses inovasi
Uji ini digunakan untuk membuktikan berpengaruh terhadap daya saing pada sentra
apakah variabel bebas berpengaruh secara industri rajutan Binong Jati Bandung. Hal ini
bersama-sama terhadap variabel terikat. Dari berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang
hasil perhitungan dapat dapat diketahui bahwa telah dilakukan saat ini, variabel jiwa
Fhitung> Ftabel (14,794 > 3,32) maka H0 ditolak. kewirausahaan tidak berpengaruh secara parsial
Jadi dapat disimpulkan bahwa Jiwa tetapi berpengaruh secara simultan terhadap daya
Kewirausahaan, dan Kreativitas berpengaruh
saing UKM sasirangan di daerah Banjarmasin.
terhadap daya saing. Naniek,dkk (2012:23) menjelaskan bahwa
untuk meningkatkan daya saing industri dapat
mengadopsi model diamond (Porter 1990) yaitu

73
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

faktor kondisi, kondisi permintaan, industri ini sama-sama mempengaruhi daya saing pada
pendukung dan terkait, strategi perusahaan dan UKM sasirangan yang ada di daerah
persaingan, peran pemerintah, dan kesempatan Banjarmasin.
dengan menambahkan variabel modal sosial
(Kotler, 1997). Salah satu faktor yang Implikasi Hasil Penelitian
menyebabkan jiwa kewirausahaan tidak Berdasarkan hasil penelitian diketahui
berpengaruh terhadap daya saing adalah sebagian bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak dan kedua
UKM menggunakan faktor modal sosial sebagai (H2) diterima. Variabel jiwa kewirausahaan dan
penentu daya saing usahanya. Dimensi modal kreativitas secara bersam-sama berpengaruh
sosial dibangun oleh elemen komunikasi dan terhadap daya saing usaha pada UKM
interaksi, kekeluargaan, kejujuran, kerja sama, Sasirangan yang ada di daerah Banjarmasin.
dan peraturan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sedangkan secara parsial variabel jiwa
beberapa pemilik usaha yang menyatakan untuk kewirausahaan tidak berpengaruh secara
memulai usaha mereka hanya meneruskan usaha signifikan terhadap daya saing. Tetapi untuk
milik keluarga atau orang tua mereka yang sudah variabel kreativitas berpengaruh secara signifikan
memiliki nama besar dimata konsumennya. terhadap daya saing usaha.
Dimensi keluarga inilah yang dapat digunakan Hasil penelitian pada variabel kreativitas
untuk meningkatkan daya saing usahanya. diketahui bahwa kreativitas berpengaruh secara
signifikan terhadap daya saing usaha. Sebaiknya
Pengaruh Kreativitas (X2) Terhadap Daya para pelaku UKM dapat mencari solusi dari
Saing Usaha (Y) masalah usahanya dengan cara mengidentifikasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat
variabel kreativitas memiliki nilai signifikan proses produksi. Para pelaku UKM juga harus
rpartial sebesar 0,19, maka dapat disimpulkan meningkatkan indikator fleksibilitas dengan cara
bahwa variabel kreativitas (X2) berpengaruh memperbaiki strategi pemasarannya seperti
secara signifikan terhadap daya saing (Y). meningkatkan kualitas dari kain sasirangan .
Kreativitas merupakan variabel yang sangat Pada Indikator Ingin tahu sebaiknya para pelaku
berpengaruh untuk meningkatkan daya saing UKM dapat mencari tahu kelemahan para
usaha sasirangan di daerah Banjarmasin. Para pesaing agar mempermudah dalam penetapan
pelaku UKM sasirangan memiliki tingkat strategi usaha. Pada indikator berimajinasi pelaku
kreativitas yang tinggi hal ini terlihat dari UKM dapat meningkatkannya dengan cara
semakin meningkatnya jumlah motif yang mengikuti motif yang sedang berkembang di
dihasilkan oleh UKM tersebut. Selain itu tingkat pasaran. Pada indikator optimis pelaku UKM
kreativitas dari segi pewarnaan juga mengalami dapat meningkatkannya dengan cara memotivasi
kenaikan, hal ini terlihat dari semakin diri kita agar dapat memproduksi motif-motif
beragamnya warna yang dipakai bukan hanya baru. Pada indikator orisinil para pelaku UKM
memakai warna yang monoton saja. dapat meningkatkannya dengan cara memberikan
Kreativitas tersebutlah yang dapat ciri khas pada motif yang diproduksi.
meningkatkan daya saing UKM sasirangan yang
ada di daerah Banjarmasin. Dengan memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
berbagai macam motif yang menarik dan Berdasarkan hasil penelitian dan
memiliki varians warna yang beragam maka pembahasan dengan pendekatan statistik yang
dapat membuat UKM memiliki ciri khas telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada
tersendiri dibandingkan dengan para pesaingnya. bagian ini penulis dapat menarik kesimpulan dan
Terbukti dari hasil perhitungan secara parsial saran berikut ini.
sebesar 19 % berpengaruh terhadap daya saing.
Tia Nurhaita (2012) menyatakan bahwa Kesimpulan
kreativitas produk berpengaruh positif terhadap 1. Jiwa kewirausahaan dan kreativitas
daya saing usaha pada bisnis Cake Yo & Yo berpengaruh secara simultan terhadap
Bandung. Menunjukkan adanya persamaan daya saing usaha pada UKM Sasirangan
variabel penelitian pada variabel bebasnya yaitu Banjarmasin.
kreativitas, dan pada variabel terikatnya yaitu 2. Jiwa kewirausahaan tidak berpengaruh
daya saing. Dibandingkan dengan penelitian secara parsial terhadap daya saing pada
terdahulu, variabel kreativitas dalam penelitian UKM Sasirangan di Banjarmasin.

74
Husna Usviya Rahmah / Pengaruh Jiwa Kewirausahaan...

3. Kreativitas berpengaruh secara parsial Usaha Kecil. jurnal Manajemen dan


terhadap daya saing pada UKM Sasirangan Kewirausahaan. Vol. 13, Nomor 1.
di Banjarmasin. Imam Ghozali, 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Saran Peberbit Universitas Diponegoro.
1. Sebaiknya para pelaku UKM Sasirangan di Semarang.
Banjarmasin dapat menumbuhkan jiwa Lestari, Fitria. 2012. Pengaruh jiwa
kewirausahaannya. Jiwa kewirausahaan kewirausahaan dan kreativitas terhadap
dapat ditumbuhkan dengan cara keberhasilan usaha pada sentra industri
memotivasi diri kita dengan menginspirasi rajutan Binong Jati Bandung.
kesuksesan usaha orang lain. Ataupun Http://id.wikipedia.org/wiki/Sasirangan
dengan meningkatkan wawasan dan M. Musrofi, 2008. Creative Manager, Creative
pendidikan agar pengetahuannya dalam Entrepreneur. PT Gramedia. Jakarta.
berwirausaha dapat lebih meningkat. Naniek dkk, 2012. Faktor-faktor yang
2. Variabel Kreativitas merupakan variabel mempengaruhi peningkatan daya saing
yang mempunyai pengaruh terhadap daya klaster Mebel di Kabupaten Jepara. Jurnal
saing usaha. Para pelaku UKM seharusnya Teknik Industri. Vol. 13. No. 1.
dapat mempertahankan dan menggali Sarwono, Jonathan 2008. Panduan Lengkap
kreativitas yang ada didalam dirinya, agar untuk Belajar Komputasi Statistik
kedepannya UKM Sasirangan dapat Menggunakan SPPS 16. Andi.
bersaing karena memiliki tingkat Yogyakarta.
kreativitas yang tinggi dalam Soecipto, Budi W. 2008. Kisah Sukses Para
menghasilkan kain Sasirangan. Kreativitas Kampiun SDM. Salemba Empat. Jakarta.
dapat ditingkatkan dengan cara Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
mengidentifikasi perubahan yang terjadi Kualitatif dan R&D.CV. Alfabeta.
dalam usahanya, memperbaiki kualitas Bandung.
produk yang dihasilkan, dapat ________. 2012. Metode Penelitian Bisnis.
mengidentifikasi kelemahan para pesaing Edisi Ketujuh Belas. CV. Alfabeta,
agar mempermudah dalam penetapan Bandung.
strategi usaha, mengikuti motif yang Surrahman, 2007. Pengaruh Kewirausahaan
sedang berkembang di pasaran, Terhadap Proses Inovasi Dan
memotivasi diri kita agar dapat Dampaknya Terhadap Daya Saing.
memproduksi motif-motif baru dan Salemba Empat. Jakarta.
memberikan ciri khas pada motif yang _________. 2001. Kewirausahaan. Edisi
diproduksi. Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
3. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk _________. 2003. Kewirausahaan Pedoman
mengetahui faktor-faktor atau variabel- Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sekses.
variabel lain yang mampu mempengaruhi Salemba Empat. Jakarta.
daya saing usaha diluar variabel jiwa Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman
kewirausahaan dan kreativitas yang ada Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sekses.
pada penelitian ini, sehingga dapat Salemba Empat. Jakarta.
memaksimalkan daya saing pada UKM Suryana, Y., & Bayu, Kartib. 2010.
Sasirangan di Banjarmasin.terhadap Kewirausahaan Pendekatan
keberhasilan usaha pada Karakteristik Wirausahawan Sukses.
Edisi Kedua. Kencana Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil Dan
Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Manajemen. CV.Indoprint. Semarang. Penting. Salemba Empat. Jakarta.
Hadiati, Sri. 2008. Perilaku Wirausaha industri Nurhaita, Tia. 2012. Pengaruh Kreativitas Dan
berskala kecil untuk meningkatkan daya Inovasai Produk Terhadap Daya Saing
saing produk di Malang. Jurnal Usaha Pada Bisnis Cake Yo & Yo
Manajemen Dan Kewirausahaan. Vol.10. Bandung.
No. 2. Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian Untuk
Hadiyati, Ernani. 2011. Kreativitas Dan Inovasi Skripsi dan Tesis Bisnis. Edsisi Kedua.
berpengaruh Terhadap Kewirausahaan

75
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 1. No.1. September 2017

Cetakan ke-11. PT. Raja Grafindo Persada, Wiyadi, 2009. Pengukuran Indeks Daya Saing
Jakarta. Industri Kecil Menengah (IKM) di Jawa
Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian Untuk Tengah. Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 13,
Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Nomor 1.
Grafindo Persada, Jakarta. Zuhal, 2010. Knowledge and Innovation
Utami, Pratiwi S. 2012. Pengharuh jiwa Platform. PT Gramedia Pustaka Utama.
kewirausahaan dan proses inovasi terhadap Jakarta
daya saing pada sentra industri rajutan
Binong Jati Bandung.

76

Anda mungkin juga menyukai