ABSTRAK
Ketika seseorang telah didiagnosa menderita HIV/AIDS, maka dia akan mengalami perubahan dalam
hidupnya seperti perubahan perilaku, perubahan sosial, dan perubahan psikologis. Perubahan-
perubahan tersebut dapat menjadi beban atau tekanan mental yang disebut dengan stresor psikologis
bagi penderita HIV/AIDS. Pada kondisi seperti ini penderita HIV/AIDS memerlukan banyak
dukungan, salah satunya adalah dukungan spiritualitas. Aspek spiritualitas dan doa tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan setiap orang, baik dalam kondisi sehat ataupun sakit. Aspek ini
berhubungan erat dengan proses penyembuhan khususnya pada pasien HIV/AIDS. Penelitian ini
bertujuan menggali pengalaman spiritualitas doa pada pasien HIV/AIDS dengan pendekatan teori
Calista Roy. Desain penelitian mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Sebanyak empat partisipan bersedia menandatangani informed consent dan berpatisipasi dalam
penelitian ini dengan menceritakan pengalaman spiritualitas doa mereka. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam dan menggunakan alat bantu pengumpul data berupa
pedoman wawancara, catatan lapangan dan telaah dokumen. Data dianalisis menggunakan metode
Collaizi (1978) dan menggunakan bantuan software QSR Nvivo versi 10,0. Hasil penelitian ini
mengungkap tujuh tema yaitu: (1) proses berduka pada penderita HIV/AIDS, (2) dukungan keluarga
pada penderita HIV/AIDS, (3) nilai HIV/AIDS bagi penderitanya, (4) cara mendekatkan diri pada
Tuhan, (5) hakikat doa bagi penderita HIV/AIDS, (6) harapan terhadap kehidupan, dan (7) harapan
terhadap pelayanan keperawatan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih lanjut
tentang pengalaman spiritualitas doa pada pasien HIV/AIDS terkait dengan perbedaan jenis kelamin
dan agama, perlunya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan secara holistik terlebih pada
aspek spiritual dan perlunya menumbuhkan sikap caring dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien.
Kata kunci: Spiritualitas, Doa, HIV/AIDS, Teori Calista Roy
ABSTRACT
When a person has been diagnosed with HIV/AIDS, he will experience changes in his life such as
changes in behavior, social change, and psychological changes. These changes can be a mental
pressure or psychological stressors for people with HIV/AIDS. Conditions like this, people with HIV /
AIDS need a lot of support, one of which is the support of spirituality. Spirituality and praying
aspects may not be separated from human life, either in health or unhealthy/ill condition. Closely, it
is correlated with treatment process for patient with HIV/AIDS. The aim of research is to discovering
spirituality and praying experience to patient with HIV/AIDS with the approach of the Calista Roy
Nursing Theory. This research design is qualitative with phenomenology approach. Four participants
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di RSUD
Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
85
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
had participated in this research by telling his/her related with spirituality and praying experience.
Data collection conducted using of indeepth interview and using aid tool of interview guide, field
research/notes, and document study. The data analyze using both Collaizi (1978) and software of
QSR Nvivo. This research result reveals seven (7) themes those are: (1) sorrow process of HIV/AIDS
patient; (2) family support to HIV/AIDS patient; (3) HIV/AIDS value against sufferer; (4) method of
approaching God (5) essence of praying for HIV/AIDS sufferer; (6) life wishing/acceptance, and (7)
nursery service wish. This research recommend for further research related with gender variance,
increasing of service quality of nursery holistically and spiritual aspect more specifically as well as to
grow caring attitude to implement nursery to patient.
Keyword: Spiritual, Praying, HIV/AIDS, Calista Roy Nursing Theory
87
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
Kode Partisipan Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Status perkawinan Lama menderita
P1 Pria 27th Buruh Belum 2 minggu
P2 Pria 35th Pelayaran Kawin 5 bulan
P3 Pria 20th Karyawan Belum 1 minggu
P4 Pria 35th Tkg. Ojek Kawin 2 tahun
Gambar. Analisa tematik pengalaman spiritual pasien HIV/AIDS
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
88
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
89
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
B. Analisa tematik berdasarkan makna pendekatan diri kepada Tuhan melalui doa
pada pasien HIV/AIDS
Gambar. Analisa tematik makna pendekatan diri pada Tuhan
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
90
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
1) Nilai HIV/AIDS bagi partisipan Pernyataan ini disampaikan
Subtema yang terbentuk: oleh partisipan dua:
a) Pertobatan (P2)“…jadi pasrah mami
Pernyataan ini disampaikan ka’sa terima kondisiku
oleh partisipan satu, dua dan sekarang, mau ka’
tiga: bagaimana lagi na
(P1)“Kalo kaya kemarin katanya dokter susah
(sebelum sakit) le’, saya sembuh penyakit ku,
kan tidak pernah sholat jadi berusaha ka’ untuk
tidak pernah jalani ini semua terus
sembahyang pokoknya selalu sholat sekarang
tidak pernah begitu. walaupun dalam hati.”
Sekalinya saya sakit
kaya’ sekarang ya.. 2) Cara mendekatkan diri pasien
paling tidak sedikit-dikit HIV/AIDS pada Tuhan
jadi ingat ka’ sama Subtema yang terbentuk:
Allah.....tapi sekarang a) Melalui sholat
mulai sholat ka’, sapa Pernyataan ini disampaikan
tau na ampuni ka’ oleh semua partisipan:
Tuhan.” (P1)“Ya, sedikit-sedikit
(P2)“sedikit-sedikit mulai sa sholat ka’ dalam
sadari semua hati,...tapi sekarang
kesalahanku,istilahnya mulai sa coba sholat-
mohon ampun ka sama sholat, sapa tau na
Allah, ya mudah- ampuni ka’ Tuhan.”
mudahan nanti bisa ka’ (P2)“pokoknya mulai sholat
jadi orang baek ka’, kalo kemarin-
kasian,terus biasa ka’ kemarin jarang ka’
juga minta ampun sama sholat ya sekarang
Allah.” sediki-sekit sholatlah”
(P3)“Mau mi ka’ tobat atas (P3)“Ya..kalo sekarang
dosa-dosaku kemarin, mulai sholat ka’... Jadi
karna banyak sekali mi mau ka’ sholat supaya
kaya’nya salahanku dikasi’ kesembuhan
sama Tuhan…” ka’.”
b) Cobaan/ujian (P4)“Ya kalo sekarang sudah
Pernyataan ini disampaikan bisa mi ka’ sholat 5
oleh partisipan satu dan waktu setiap hari,…”
empat: b) Melalui zikir
(P1)“mulai sadar ka’ Pernyataan ini disampaikan
mungkin ini cobaan oleh partisipan empat:
buat saya atas (P4)“biasa juga ka’ dzikir
kelakuanku yang tengah malam
kemarin.” istilahnya minta’
(P4)“pokoknya rajin-rajin ridhonya Allah supaya
lah beribadah, karna ini na kasi’ kesembuhan
cobaan buat saya.” ka’ begitu, pokoknya
c) Kenyataan hidup ikhtiar terus ka’.”
c) Membaca ayat suci
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
91
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
Pernyataan ini disampaikan ka’, terus kalo sudah
oleh partisipan dua dan tiga: dzikir kaya’ hilang
(P2)“baca yasin, kalo ada semua bebanku…”
pap-apa mengadu ki’ b) Membawa kekuatan
sama Allah, pokoknya Pernyataan ini disampaikan
begitulah…” oleh partisipan satu:
(P3)“Sa coba untuk baca- (P1)“Kalo saya doa itu bisa
baca alkuran mau ka’ memberi kekuatan, jadi
sekarang dekat dengan kaya kuat sa rasa untuk
Allah.” menghadapi penyakitku
d) Mencari amal baik ini.”
Pernyataan ini disampaikan c) Mengharapkan peyembuhan
oleh partisipan empat: Pernyataan ini disampaikan
(P4)“Kalo ada kesempatan oleh semua partisipan:
bantu-bantu ki’ juga (P1)“Mohon diberi
sodara yang susah, cari kesembuhan,…..
amal baik istilahnya, mudah-mudahan diberi
karna klo islam itu ya ka’ kesembuhan.”
semakin banyak (P2)“Bisa ka sembuh, diberi
amalnya semakin di kekuatan mudah-
sayang Allah, ya… mudahan masuk sorga
pokoknya baik dunia begitu
akhiratlah.” (P3)“Mudah-mudahan dikasi
kesembuh, kesehatan
3) Hakikat doa bagi penderita begitu.”
HIV/AIDS (P4)“ya insyaallah diberi
a) Membawa ketenangan kesembuhan, sehat, bisa
Pernyataan ini disampaikan kerja lagi..”
oleh semua partisipan: d) Mengharapkan pengampunan
(P1)“Terus kalo habis sholat Pernyataan ini disampaikan
dalam hati ka’ biasa oleh partisipan satu, dua dan
kaya’ tenang ku tiga:
rasa….” (P1)“..diampuni dosa-
(P2)“kaya’ tenang ku rasa dosaku, pokoknya
kalo sudah sholat, berharap lebih baik.”
tentram kurasa biasa sa (P2)“Ya..mudah-mudahan na
rasa kalo sudah ka ampuni
sholat kaya tidak sa dosaku…,mudah-
pikir mi lagi mudahan masuk
penyakitku.” sorga.”
(P3)“ya, kaya’ tenanglah sa (P3)“Makanya sekarang
rasa kalo sudah sholat, berusaha ka’ mohon
walaupun kemarin- ampun sama Allah,
kemarin jarang ka’ mudah-mudahan na
sholat. Ya..tenanglah ampuni dosa ku,
sekarang sa rasa, mungkin dengan begitu
begitu kira-kira… ” dikasi’ kesembuhan
(P4)“Intinya kalo sudah ka’ ka’…”
sholat merasa tenang
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
92
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
e) Makin mendekatkan diri pada sholat, sa coba untuk
Tuhan baca-baca alkuran mau
Pernyataan ini disampaikan ka’ sekarang dekat
oleh partisipan dua, tiga dan dengan Allah.”
empat: (P4)“emm… intinya
(P2)“Kalo spiritualitas itu kaya’lebih dekat ka’
bisa membuat ka’ dengan Allah, kalo
merasa dekat dengan orang islam bilang
Tuhan,…. istilahnya tambah khusu’ ki’kalo
sholat itu bisa bikin kita sholat, soalnya lebih
dekat dengan Allah.” tenang, lebih dekat
(P3)“tapi mau mi ka’ begitu”
sekarang mulai rajin
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
93
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
94
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
95
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
96
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
97
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
langsung doa dan membaca ayat- derita saat ini (Nanda, 2012).
ayat suci dapat memberikan Penderitaan dapat menjadi
manfaat bagi manusia khususnya pelajaran yang berharga bagi
dalam penyembuhan. Young & seseorang yang mengalaminya.
Koopsen (2007) mengungkapkan Penderitaan tersebut
bahwa praktik keagamaan seperti memampukan individu untuk
membaca ayat suci dan berdoa dapat bersikap dan mengambil
dapat menyokong kesehatan fisik keputusan yang tepat akan
dan emosional. Dukungan dirinya melalui proses informasi,
spiritual lebih kepada penguatan penilaian dan emosi (cognator).
iman, memberikan harapan dan Menurut Roy dalam Tomey &,
makna hidup sehingga dapat (2010) menjelaskan bahwa
meningkatkan kualitas hidup cognator adalah subsitem dari
pasien HIV/AIDS. Tingkat mekanisme koping dengan
keimanan yang baik pada respon melalui proses yang
seseorang dapat menurunkan rasa kompleks dari persepsi
sakit dan meningkatkan energi informasi, mengambil keputusan
pada orang tersebut, menurunkan dan belajar. Individu yang
tekanan psikologis, mengurangi memiliki mekanisme koping
rasa depresi, menguatkan mental, yang efektif akan memandang
meningkatkan kesejahteraan dan peristiwa/ penderitaan yang
fungsi sosial serta mengurangi dialaminya memberikan makna
gejala HIV (Utley & Wachholtz, baru bagi dirinya dan menjadi
2011). nilai dasar untuk berubah dan
3) Nilai HIV/AIDS bagi partisipan berbuat yang lebih baik lagi atau
Makna hidup dapat dengan kata lain mencoba untuk
ditemukan dalam kondisi apapun. belajar dari kesalahan.
Penderitaan atau peristiwa hidup Partisipan pada penelitian
yang dialami seseorang akan ini telah memiliki mekanisme
dimaknai secara berbeda oleh koping yang efektif, hal ini
setiap orang. Pemaknaan tersebut terlihat dari ungkapan yang
tergantung dari tingkat spiritual mengatakan bahwa penderitaan
dan keyakinan seseorang yang dialaminya saat ini
terhadap suatu penderitaan. dimaknai sebagai momen untuk
Tingkat spiritual dan keyakinan bertobat atas segala kesalahan-
terhadap suatu peristiwa akan kesalahan yang pernah dilakukan
membawa orang tersebut untuk dimasa lalu. Secara umum
menghayati akan nilai-nilai pertobatan adalah perubahan
kebenaran, kebajikan, keindahan, pikiran atau perbuatan atas
keimanan, dan keagamaan serta kesalahan, pelanggaran,
cinta kasih. Menghayati dan kejahatan ataupun dosa yang
meyakini suatu nilai dapat telah diperbuatnya dan berbalik
menjadikan seseorang berarti kepada ajaran agama atau
hidupnya. Dengan menghayati kepercayaan yang diyakininya
nilai kebenaran akan membuat sebagai suatu kebenaran yang
seseorang menyadari menghasilkan perubahan tingkah
kesalahannya dimasa lalu yang laku (Senduk, 2012). Partisipan
menyebabkan keadaan yang ia dalam penelitian ini juga
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
98
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
99
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
et.al, (2003) dalam Sadler & Lee Ada beberapa cara yang dapat
(2007) menunjukkan bahwa dilakukan untuk mendekatkan
perempuan Asia yang menderita diri kepada Tuhan Yang Maha
penyakit kronik mengungkapkan Esa salah satunya adalah dengan
bahwa penyakit yang dideritanya doa. Menurut Hawari doa adalah
adalah keinginan Tuhan dan permohonan yang di munajadkan
Tuhan juga yang mempunyai kehadirat Tuhan Yang Maha
kuasa untuk menentukan hasil Kuasa, Maha Pengasih, Maha
akhir dari penyakit tersebut. Penyayang dan Maha
Hasil penelitian kualitatif dengan Pengampun. Melalui doa
pendekatan grounded theory ini manusia dapat memohon
mengungkapkan bahwa penyakit pengampunan, pengasihan dan
yang dideritanya dikendalikan penyembuhan. Oleh sebab itu
oleh Tuhan. seluruh partisipan dalam
4) Cara mendekatkan diri pasien penelitian ini berusaha untuk
HIV/AIDS pada Tuhan berdoa kepada Allah dengan
Penderitaan yang dirasakan harapan diberikan kesembuhan.
oleh individu, selain memberikan Cara berikutnya yang
nilai, juga memberikan makna dilakukan oleh partisipan untuk
baru dalam kehidupnya. Makna mendekatkan diri pada Sang
baru muncul melalui kognator Pencipta adalah dengan dzikir
ketika mekanisme koping tengah malam. Dzikir tengah
individu telah merespon dengan malam dilakukan partisipan
baik melalui proses yang dengan harapan lebih khusyu‟,
kompleks dari persepsi lebih tenang dan fokus dalam
informasi, belajar, mengambil menghadap hadirat Allah SWT,
keputusan dan emosi (Tomey & dengan begitu ridho‟ Allah akan
Alligood, 2010). Calista Roy tercurah atasnya. Menurut
mengungkapkan bahwa untuk Nunung (2009) dzikir merupakan
dapat meningkatkan kognator suatu perbuatan mengingat,
pada pasien khususnya menyebut, mengerti, menjaga
HIV/AIDS maka perawat harus dalam bentuk ucapan-ucapan
mampu memberikan informasi lisan, gerakan hati atau gerakan
yang akurat terkait kondisinya anggota badan yang mengandung
kepada pasien, mengajarkan arti pujian, rasa syukur dan doa
untuk selalu berprilaku hidup dengan cara-cara yang diajarkan
sehat supaya terhindar dari resiko oleh Allah dan Rasul-Nya, untuk
komplikasi dan memberikan memperoleh ketentraman batin,
solusi kepada pasien untuk dapat atau mendekatkan diri (taqarrub)
mengambil keputusan yang kepada Allah, dan agar
terbaik bagi dirinya. memperoleh keselamatan serta
Penelitian ini terhindar dari siksa Allah.
mengungkapkan makna baru Dengan kata lain bahwa dzikir
yang dirasakan oleh semua akan membuat kita semakin
partisipan yang terdiagnosa dekat dengan Allah sang
menderita HIV/AIDS, makna Pencipta.
baru tersebut adalah cara Hasil penelitian yang
mendekatkan diri pada Tuhan. dilakukan oleh Masluchah dan
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di
RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
100
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
101
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
102
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
103
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
104
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
105
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
106
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
107
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
108
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
berharap agar pelayanan dirumah sakit Bungi Burhan, 2012. Penelitian Kualitatif;
lebih ditingkatkan lagi terutama dalam komunikasi, ekonomi, kebijakan
pelayanan spiritual. public, dan ilmu sosial lainnya.
Kencana. Jakarta
SARAN Chicoki, 2007. The role of religion and
1. Perawat perlu memfasilitasi klien spirituality in HIV. Health
dalam mengembangkan harapan yang About.com AIDS/HIV
positif seperti membantu klien dalam Cotton Sian et.al., 2006. Changes in
proses penerimaan terhadap penyakit religiousnesss and spirituality
HIV/AIDS yang dialaminya, dalam attribute to HIV/AIDS: are there
proses adaptasi sex and race differences .J GEN
2. Perawat perlu menyediakan waktu INTER MED.
untuk mendengarkan keluhan dan Craven dan Hirnle, 2012. Fundamental of
harapan klien terkait dengan Nursing: Human Health and
kehidupannya, memberikan sentuhan, Function. Seventh edition.
bersikap jujur dan empati pada klien Lippincott Williams & Wilkins.
dan mengingatkan klien untuk selalu Washington
beroa pada Tuhan karena hal tesebut Luluk Masluchah dan Joko Sutrisno, 2010.
dapat memberikan berkontribusi besar Pengaruh Bimbingan Doa dan
dalam meningkatkan aspek spiritual Dzikir Terhadap Kecemasan
pada klien yang mengalami Pasien Pre Operasi di RSUD
HIV/AIDS. Swadana Pare Kediri. Jurnal
3. Perlu peningkatan pengetahuan dan Penelitian Psikologi 2010, Vol. 01,
keterampilan dalam mengeksplorasi No. 01 Fakultas Psikologi
pengalaman spiritual sebagai dasar Universitas Darul „Ulum Jombang.
melakukan pengkajian aspek spiritual. Mirzawati Nanda, 2012. Kebermaknaan
4. Perlu dilakukan penelitian yang lebih Hidup Pada ODHA (Orang Dengan
lanjut terkait respon spiritual ketika Hiv Aids) Wanita Di Kota
pertamakali didiagnosa menderita Bukittinggi. Publikasi e-jurnal.
HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin ejournal.unp.ac.id/students/index.p
dan dilihat dari sudut pandang agama hp/psi/article/download/603/362.
yang berbeda. Penelitian dengan Nasronurdin, 2012, HIV & AIDS;
menggunakan metode pendekatan Pendekatan Biologi Molekuler,
grounded theory perlu dilakukan untuk Klinis, dan Sosial. Airlangga
menghasilkan konsep dan teori University Perss. Surabaya.
pelayanan keperawatan spiritual pada Nursalam, 2009. Model Holistik Berdasar
pasien dengan HIV/AIDS. Teori Adaptasi (Roy dan PNI)
Sebagai Upaya Modulasi Respons
DAFTAR USTAKA Imun (Aplikasi Pada Pasien Hiv &
Ahmad Syihabuddin, 2013. The Miracle of Aids. Seminar Nasional
Doa; berdoalah dengan sungguh- Keperawatan Pada Hari Sabtu,
sunguh niscahya hidup akan Tanggal 16 Mei 2009.
menjadi mudah. Al-Maghifroh. Paputuangan K, 2013. Dinamika
Jakarta Psikologis Pada Orang Dengan
Ardianto Elvinaro, 2011. Metodologi HIV dan AIDS
Penelitian untuk Public Relations; (ODHA).Yokyakarta
Kuantitatif dan Kualitatif. Potter dan Perry, 2013. Fundamentals of
Simbiosa Rekatama Media, Nursing Eighth Edition. Elsevier
Bandung
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di RSUD
Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
109
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018
Price dan Wilson, 2012. Patofisiologi among Muslim patients undergoing
Konsep Klinis Proses-proses abdominal surgery in Medan-
Penyakit. Edisi 6. EGC. Jakarta Indonesia. Published Master Thesis
in Public Health and Medical
Purdie et.al., 2008. Nurse Education in Technology Academic Intitutes
Practice: Student nurse placements Network (PHMT Net) Ministry of
take a new direction. ELSEVIER Public Health, Thailand.
Sadler dan Lee, 2007. Korean American Speziale dan Carpenter, 2011. Qualitative
Women's Beliefs About Breast and research in nursing: advancing the
Cervical Cancer and Associated humanistic imperative. Lippincott
Symbolic Meanings. ONS: William & Wilkins. Philadelphia
Oncology Nursing Society. Tomey dan Alligood, 2010. Nursing
Oncology Nursing Forum. Theoriests and Their Work, seventh
Safarina Lina, 2012. Pengalaman Hidup edition. St.Louis: Mosby Elsevier
Perempuan Dengan Hiv/Aids Di Utley J.L. dan Wachholtz A, 2011.
Kota Cimahi (Study Spirituality in HIV+ Patient Care.
Fenomenologi). Publikasi e-jurnal Mental Health Services Research.
STIKES Jenderal Achmad Yani Vol. 8, Issue 3. UMASS.
Cimahi http://escholarship.umassmed.edu.
http://stikesayani.ac.id/publikasi/e- Young dan Koopsen, 2007. Spiritualitas,
jurnal/files/pdf. Kesehatan dan Penyembuhan. Bina
Sarafino, 2006. Health Psychology: Media Perintis. Indonesia.
Biopsychososial Interaction. Fifth Zartaloudi Aphroditi, 2011. What Is Men‟s
Edition. John Wiley & Sons Inc. Experience Of Depression?
New York. HEALTH SCIENCE
Senduk, 2012. Kesembuhan Mujizat; JOURNAL/VOLUME 5, ISSUE 3
membongkar rahasia meraih (2011) Sismanoglio General
kesembuhan mujizat. Yayasan Hospital, Athens, Department Of
Bethel. Jakarta. Psychiatry.
Sitepu Nunung, 2009. The effect of Zikir Http://Www.Hsj.Gr/Volume5/Issue
meditation on the post operative 3/534.Pdf.
pain and physiological responses
Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih: Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di RSUD
Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan Teori Calista Roy
119