Anda di halaman 1dari 2

Nama : LAILATUL FITHRIYAH SAHPUTRI

NIM : 20201660078/VI B
Dosen Pengampu : Retno Sumara,S.Kep.,Ns.,M.,Kep.

1. PENJABARAN PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI PASIEN HIV/AIDS DALAM


FASE : Stimulus-Koping-Adaptasi.

A. FASE STIMULUS
Salah satu stimulus yang muncul pada pasien dengan HIV/AIDS adalah stigma negatif
dari masyarakat, lingkungan sekitar dan penolakan keluarga, sehingga muncul sehingga
ODHA sering merasa hidupnya tidak berguna lagimerasa gagal dalam hidup dan berakibat ke
mekanisme koping yang negative.
Peran perawat : - Lakukan pendampingan dan pertahankan hubungan yang sering dengan
pasien sehinggan pasien tidak merasa sendiri dan ditelantarkan. Tunjukkan rasa menghargai
dan menerima orang tersebut. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.

B. FASE KOPING
Koping diperlukan oleh setiap manusia untuk mampu bertahan hidup dalam lingkungan
yang setiap saat berubah dengan cepat. Koping merupakan proses pemecahan masalah
seseorang dengan mempergunakannya untuk mengelola kondisi yang dialaminya. Koping
merupakan upaya perilaku dan kognitif seseorang dalam menghadapi ancaman fisik dan
psikososial (Stuart & Laraia, 2005). Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah
perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan
internal
Peran Perawat : - Salah satunya melalui proses VCT. VCT (Voluntary Conseling Testing)
merupakan satu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara
konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberikan
dukungan moral, informasi serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga dan
lingkungannya. Termasuk layanan-layanan sosial dan kesehatan yang bisa diakses dalam
program pengobatan selanjutnya. VCT adalah salah satu program konseling dan tes HIV,
merupakan pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor
dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberikan dukungan moral,
informasi serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga dan lingkungannya.
- Perawat juga dapat melakukan tindakan kolaborasi dengan memberi
rujukan untuk konseling psikiatri. Konseling yang dapat diberikan adalah konseling pra-
nikah, konseling pre dan pascates HIV, konseling KB dan perubahan prilaku. Konseling
sebelum tes HIV penting untuk mengurangi beban psikis. Pada konseling dibahas mengenai
risiko penularan HIV, cara tes, interpretasi tes, perjalanan penyakit HIV serta dukungan yang
dapat diperoleh pasien

C. FASE ADAPTASI
Manusia sebagai sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri (adaptive system). Sebagai
sistim yang dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan secara holistik (bio, psicho,
Sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai Input(masukan), Control dan Feedback
Processes dan Output(keluaran/hasil).
Peran perawat : - Perawat juga perlu mendorong kunjungan terbuka (jika
memungkinkan), hubungan telepon dan aktivitas sosial dalam tingkat yang memungkinkan
bagi pasien. Aspek spiritual juga merupakan salah satu aspek yang tidak boleh dilupakan
perawat.

2. DASAR LITERATUR

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/56252
http://journal.unika.ac.id/index.php/shk/article/download/1484/894
https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/127169-TESIS0504+Fit+N08s-Studi+fenomenologi-
Literatur.pdf
JKSP – Volume 1 Nomor 2 , 31 Agustus 2018 Sugiyanto, Emiliana Tarigan, Indriati Kusumaningsih:
Pengalaman Spiritualitas Doa Pasien Hiv/Aids Di RSUD Sawerigading Palopo Dengan Pendekatan
Teori Calista Roy 85 Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana ISSN 2615-6571 (Print), ISSN 2615-6563
(Online) Tersedia online di http://ojs.ukmc.ac.id/index.php/JOH

3. TANGGAPAN SAYA
Menurut saya, tindakan yang saya tulis diatas dalam beberapa fase dalam menghadapi pasien
HIV-AIDS/ODHA adalah perawat bisa saja memberi dukungan dukungan yang lain dalam fase
tertentu karena difase tertentu tersebut ada masalah khusus yang dihadapi oleh ODHA. Misal seperti
pada fase stimulus,pasien ODHA mendapatkan adanya stigma negatif dari masyarakat dan
lingkungan sekitar dan penolakan dari keluarga. Dari situ perawat bisa mengambil peran dirinya
untuk mendampingi dan memberi motivasi kepada pasien agar tidak terjadi adanya koping ngefatif.
Lalu, untuk fase koping perawat bisa membantu klien dalam melakukan conseling terhadap
psikologisnya atau dapat membantu masalah-masalah kseshatan yang dihadapi ODHA. Dan terakhir
fase adapatasi dimana klien dapat menerima dirinya sendiri dan mampu beradapatasi kembali. Pada
fase itu perawat bisa melakukan tindakan keperawatan atau asuhan keperawatan untuk mendorong
klien lebih terbuka.

Anda mungkin juga menyukai