Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN KULIT DAN KEPALA

DISUSUN OLEH :

NAMA : NINDY RAJIMAN


NIM : 124032202
KELAS : S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK)


FAMIKA MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan


Yang Maha Esa atas rahmatnya yang melimpah, sehingga
kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Adapun judul makalah yang saya buat adalah
Keperawatan kulit dan kepala.
Sehingga kami selaku penyusun makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangunan dari
pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………1


A. Latar Belakang ……………..……………….……………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………….………………………………..1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….………………..….1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….2


A. perawatan diri pada kulit kepala dan rambut…………………………2
B. perawatan mata……….…………………………………………………………………….3
c. Perawatan hidung………………………………………………………………….4
D. Perawatan mulut…………………………………………………………………..5
E. Perawatan telinga ……………………………………………………6

F. Perawatan kulit/tubuh memandikan…………………………..7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..11


A. KESIMPULAN……………….……………………………………………11
B. SARAN………………………………..……………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial,keluarga,pendidikan. Persepsi
seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan ( dalam Tarwoto & Wartonah 2006). Praktik
hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien,
atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam lingkungan rumah sakit,
perawatmenambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien,
pasien akan berperan aktif dalam meningkatka kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri
ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter,2005). Jika seseorang sakit,biasanya
masalahkebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele,padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum (dalam Tarwoto & Wartonah 2006).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perawatan kulit kepala dan rambut?
2. Bagaimana perawatan mata?
3. Bagaimana perawatan hidung?
4. Bagaimana perawatan mulut?
5. Bagaimana perawatan telinga?
6. Bagaimana perawatan kulit/tubuh?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui perawatan kulit kepala dan rambut.


2. Untuk mengetahui perawatan mata.
3. Untuk mengetahui perawatan hidung.
4. Untuk mengetahui perawatan mulut.
5. Untuk mengetahui perawatan telinga.
6. Untuk mengetahui perawatan kulit/tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN

High alert medication adalah


petunjuk tentang identifikasi,
pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi
obat – obat yang mempunyai
risiko tinggi
menyebabkan cedera pada
pasien bila digunakan secara
salah. Panduan ini
diharapkan sebagai acuan
dalam pengelolaan obat –
obat yang perlu
diwaspadai di unit – unit
Rumkital dr. R Oetojo.
High alert medication adalah
petunjuk tentang identifikasi,
pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi
obat – obat yang mempunyai
risiko tinggi
menyebabkan cedera pada
pasien bila digunakan secara
salah. Panduan ini
diharapkan sebagai acuan
dalam pengelolaan obat –
obat yang perlu
diwaspadai di unit – unit
Rumkital dr. R Oetojo.
High alert medication adalah
petunjuk tentang identifikasi,
pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi
obat – obat yang mempunyai
risiko tinggi
menyebabkan cedera pada
pasien bila digunakan secara
salah. Panduan ini
diharapkan sebagai acuan
dalam pengelolaan obat –
obat yang perlu
diwaspadai di unit – unit
Rumkital dr. R Oetojo.
High alert medication adalah
petunjuk tentang identifikasi,
pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi
obat – obat yang mempunyai
risiko tinggi
menyebabkan cedera pada
pasien bila digunakan secara
salah. Panduan ini
diharapkan sebagai acuan
dalam pengelolaan obat –
obat yang perlu
diwaspadai di unit – unit
Rumkital dr. R Oetojo.
High alert medication adalah
petunjuk tentang identifikasi,
pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi
obat – obat yang mempunyai
risiko tinggi
menyebabkan cedera pada
pasien bila digunakan secara
salah. Panduan ini
diharapkan sebagai acuan
dalam pengelolaan obat –
obat yang perlu
diwaspadai di unit – unit
Rumkital dr. R Oetojo.
A. Perawatan diri pada kulit kepala dan rambut
Rambut berbentuk bulat panjang, makin keujung makin kecil dan ujungnya makin kecil. Pada
bagian dalam berlubang dan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak sama tergantung
zat warna yang ada didalamnya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar
rambut. Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin.
Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain seperti topi,
kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila
rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam
dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut dan kulit kepala
harus selalu sehat dan bersih, sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut
dapat ditempuh dengan berbagai cara namun cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut.
Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran, debu,
asap mudah melekat dengan maka pencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut
dengan shampo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu. Penanganan obat-
obat yang perlu diwaspadai (high alert) oleh perawat adalah penanganan obat yang sering
menyebabkan terjadinya kesalahan serius jika obat digunakan secara tidak tepat/tidak aman
oleh perawat.
Rambut merupakan struktur kulit, rambut sehat terlihat mengkilat, tidak berminyak dan tidak
kering atau tidak mudah patah, kondisi panas dan malnutrisi akan mengganggu pertumbuhan
rambut. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan bisa menyebabkan ketombe dan sarang kutu.
Rambut klien imobilisasi akan terlihat menjadi kusut, Balutan yang bisa meninggal darah atau
antiseptik bisa membuat rambut lengket. Klien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi
mengizinkan. Pertumbuhan, distribusi, dan pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan
umum. Perubahan hormonal, stres emosional atau fisik, penuaan, infeksi, penyakit, dan obat-
obatan dapat mempengaruhi perubahan rambut. Sedangkan cara merawat rambut antara lain,
cuci
rambut 1-2 kali seminggu (sesuai keadaan klien), dengan memakai shampo yang cocok, gunakan
sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi tajam.

Pengkajian.

a. Kaji kondisi rambut dan kulit kepala: rambut normal bersih, bercahaya, tidak kusut, kulit
kepala bebas dari lesi.
b. Mengkaji masalah rambut: ketombe, kutu (pediculosis), kehilangan rambut, pembotakan
(alopesia).
c. Mengkaji kemampuan perawatan diri klien untuk merawat rambut (kondisi penyakit klien
merusak kemampuan klien dalam perawatan rambut).
d. Praktik perawatan rambut dengan mengkaji gaya rambut perawat dapat mengatur pola
rambut,produk perawatan, waktu perawatan

Pada pasien yang tidak mampu merawat rambut sendiri, dilakukan tindakan mencuci dan
menyisir rambut yang bertujuan untuk membersihkan kuman, meningkatkan rasa nyaman,
mangobati kutu atau ketombe pada kulit kepala, memperlancar sistem peredaran darah.
Alat dan bahan :
1) Handuk secukupnya.
2) Perlak atau pengalas
3) Baskom berisi air hangat.
4) Sampo atau sabun dalam tempatnya.
5) Kasa dan kapas.
6) Sisir.
7) Bengkok.
8) Gayung.
9) Ember kosong.
Prosedur Kerja:
1) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan.
3) Tutup jendela atau pasang sampiran.
4) Atur posisi pasien dengan posisi duduk atau berbaring.
5) Letakkan baskom di bawah tempat tidur, tepat di bawah kepala pasien.
6) Pasang perlak atau pengalas di bawah kepala dan disambungkan ke arah bagian baskom
dengan pinggir digulung.
7) Tutup telinga dengan kapas.
8) Tutup dada sampai ke leher dengan handuk.
9) Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat. Selanjutnya, gunakan sampo
dan bilas dengan air hangat sambil dipijat.
10) Setelah selesai, keringkan.
11) Cuci tangan.

B. Perawatan mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan waslap
bersih yang dilembabkan ke dalam air. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang
diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata dan bulu
mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya membersihkan kotoran mata dapat
menempel pada sudut mata dan bulu mata, sehingga perlu menjaga kebersihan untuk
mempertahankan kesehatan mata dan mencegah infeksi. Klien yang tidak sadar berisiko cedera
mata karena refleks kedipan tidak ada. Klien yang telah mengalami operasi mata atau infeksi
menyebabkan peningkatan pengeluaran atau drainase. Perawat sering membantu dalam
perawatan
kacamata, lensa kontak, atau mata buatan. Mata sehat adalah mata yang memiliki
- Cara menjaga kebersihan mata

Yang perlu dipersiapkan:


1). Air hangat
2). Kapas
3). Kain
4). Sapu tangan yang bersih
pandangan jelas, bersih, tidak mengalami gejala penyakit tertentu, mata bebas dari rasa sakit dan
sklera berwarna putih.
Prosedurnya :
1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari.
2) Sewaktu-waktu sebaiknya dibersihkan dengan boor water 3% atau air yang sudah dimasak.
Caranya ialah dengan menyapukan kapas mulai dari pinggir mata menuju ke arah tengah
(menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai mata terasa bersih.
3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain atau sapu tangan yang kotor atau
sapu tangan orang lain.
4) Periksakan mata ke setahun sekali ke dokter spesialis atau petugas kesehatan terdekat.
5) Biasakan membaca pada tempat yang cukup terang dengan jarak mata dan obyek yang dibaca
tidak kurang dari 30 cm
C. . Perawatan hidung
Hidung memberikan indera penciuman, pemantau temperatur, kelembaban udara serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam sistem pernafasan. Akumulasi sekresi yang mengeras di dalam
nares dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan. Iritasi mukosa nasal menyebabkan
pembengkakan, mengarah pada obstruksi nares. Secara tipikal, perawatan higienis hidung adalah
sederhana, tatapi untuk klien mengunakan nasogastrik, pemberian makan enteral, atau pipa
endotrakhea yang masuk ke dalam membutuhkan perhatian khusus. Hidung terdiri dari mukosa
hidung, maka harus dijaga agar tidak terjadi iritasi. Bersihkan hidung juga menggunakan kapas,
sapu tangan atau tisue yang bersih. Biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan
membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.
- Cara perawatan hidung
Yang perlu dipersiapkan :
1) Cutton bath
2) Wash lap
3) Kapas

Prosedurnya :
1) Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam
dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien
jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat
mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif.
Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau
kekeringan.
2) Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan
washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator
seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan
dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam
pembedahan nasal atau otak

D. Perawatan mulut
Mulut merupakan bagian dari alat pencernaan dan perlu perawatan yang teratur mulai sejak kecil
agar terjaga keersihannya. Mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya
sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini. Banyak organ yang berada dalam mulut
seperti oro faring, kelenjar parotid, tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelenjar submaksilaris, dan
lidah.
Masalah yang sering terjadi pada kebersihan gigi dan mulut, antara lain:
1) Halitosis, bau napas tidak sedap yang dapat disebabkan adanya kuman atau lainnya.
2) Ginggivitas, radang pada daerah gusi.
3) Karies, radang pada gigi.
4) Stomatitis, radang pada daerah mukosa atau rongga mulut.
5) Peridontal disease, gusi yang mudah berdarah dan bengkak.
6) Glostitis, radang pada lidah.
7) Chilosis, bibir yang pecah-pecah.
Tindakan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi dengan
membersihkan serta menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya untuk mencegah infeksi
pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan,
serta menjaga kebersihan gigi dan mulut. Cara perawatan mulut yaitu :

Persiapan Alat dan Bahan:


1) Handuk dan kain pengalas.
2) Gelas kumur berisi.
a) Air masak/NaCl.
b) Obat kumur.
c) Boraks gliserin.
3) Spatel lidah telah dibungkus dengan kain kasa.
4) Kapas lidi.
5) Bengkok.
6) Kain kasa.
7) Pinset atau arteri klem.
8) Sikat gigi dan pasta gigi.
Prosedur Kerja:
1) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi pasien.
4) Pasang handuk di bawah dagu dan pipi pasien.
5) Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang berisi air dan NaCl.
6) Anjurkan pasien untuk membuka. Lakukan mulut dengan sudip lidah bila pasien tidak sadar.
7) Lakukan pembersihan di mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, lidah,bibir. Bila sudah
kotor, letakkan di bengkok.
8) Lakukan hingga bersih. Setelah itu, oleskan boraks gliserin.
9) Untuk perawatan gigi, lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun dan bilas, Lalu
keringkan.
E. Perawatan telinga
Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian tengah, dan daun telinga.
Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari
ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengar. Telinga bagian dalam terdapat alat
keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput. Telinga merupakan alat pendengaran,
sehingga berbagai macam bunyi-bunyi suara dapat didengar. Alat pendengaran telinga juga dapat
berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan
pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat
yaitu lubang telinga dan telinga bagian luar selalu bersih serta dapat mendengar jelas. Hygiene
telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran, bila substansi lilin atau benda asing
berkumpul pada kanal telinga luar, yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia
rentan terkena masalah ini. Perawat harus sensitif pada isyarat perilaku apapun yang
mengindikasikan kerusakan pendengaran. Telinga harus dibersihkan bila ada kotoran yang
menyumbat telinga, dengan mengeluarkan secara pelan. Ketika merawat klien yang
menggunakan alat bantu pendengaran, perawat menginstruksikan klien pada pembersihan dan
pemeliharaan yang tepat seperti teknik komunikasi yang meningkatkan pendengaran kata yang
diucapkan.
 Cara perawatan telinga
Yang perlu dipersiapkan :
1) Cutton Bath
2) Washlap
3) Water pik
4) Hidrogen proksida
1) Perawat membersihkan telinga klien merupakan bagian rutin dalam kegiatan mandi di tempat
tidur. Pembersihan berakhir dengan washlap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga
dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
2) Ketika serumen tampak, penarikan kembali ke bawah secara lembut pada jalan masuk kanal
telinga dapat menyebabkan lilin melonggar dan keluar.
3) Perawat menginstruksi klien untuk tidak pernah menggunakan benda tajam seperti peniti dan
tusuk gigi untuk mengeluarkan lilin telinga. Penggunaan benda itu dapat menyebabkan trauma
pada kanal telinga dan ruptur membran timpani. Penggunaan aplikator kapas bertangkai juga
harus dihindari karena akan menyebabkan lilin terjepit dalam kanal.
4) Anak-anak dan lasia umumnya mempunyai serumen yang keras. Serumen yang berlebihan
atau terjepit biasanya dapat dipindahkan hanya dengan irigasi. Prosedur pertama yaitu
pemasukan tiga tetes gliserin pada waktu tidur untuk melembutkan lilin, dan tiga tetes hidrogen
peroksida dua kali sehari untuk melunakkan lilin (Phipps, dkk,
1995).
5) Kemudian pemasukan kira-kira 250 ml air hangat (37° C) ke kanal telinga luar yang akan
membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis. Air dingin atau panas dapat menyebabkan
normal atau muntah.
6) Klien dapat duduk atau berbaring di samping telinga yang terkena menghadap ke sebelah atas.
Perawat meletakkan mangkok piala ginjal di bawah telinga yang terkena untuk menangkap
larutan irigasi. Water Pik atau pentolan spuit irigasi dapat digunakan mengirigasi ke dalam kanal
telinga. Ujung spuit atau Water Pik seharusnya tidak mengoklusi kanal telinga untuk
menghindari penggunaan tekanan terhadap membran timpani. Irigasi ringan diarahkan pada atas
kanal yang melunakkan serumen dari samping kanal telinga. Setelah kanal bersih, perawat
menyeka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari serumen yang masih
tertinggal.

F. Perawatan kulit/tubuh (memandikan)


Kulit merupakan organ aktif dari tubuh yang berfungsi yang berfungsi sebagai, sekresi, ekskresi,
pengatur temperatur, sensasi. Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu, lapisan epidermis yang
merupakan pelindung jaringan di bawahnya terhadap kehilangan cairan, cedera mekanis maupun
kimia serta masuknya mikroorganisme penyakit dan lapisan dermis yang merupakan tempat dari
jaringan ikat kolagen dan serabut saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan
folikel rambut. Perubahan pada kondisi tubuh dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan pada
kulit. Tubuh yang sakit bisa terjadi perubahan warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperatur, dan
hidrasi pada kulit, yang juga bisa memengaruhi fungsi fisiologis kulit. Pada kondisi tubuh yang
sehat, kulit tidak menunjukkan adanya perubahan baik pada bentuk fisik kulit dan masih bisa
menjalankan fungsi fisiologisnya secara optimal
Menjaga kebersihan kulit bisa dilakukan dengan mandi secara teratur, dua kali sehari. Pada
individu sehat mandi secara teratur dapat dilakukan secara mandiri, namun pada pasien rawat
inap yang lemah dan tidak bisa melakukan mobilisasi akan memerlukan bantuan dari bidan.
Memandikan pasien akan menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,
menghilangkan bau tidak sedap, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit dan membuat pasien
merasa lebih rileks dan segar. Tindakan memandikan pasien harus dilakukan dengan
memperhatikan kondisi fisik dan kulit pasien, sehingga memandikan belum tentu dilakukan
secara rutin dua kali sehari
Tujuan dari perawatan kulit dengan memandikan adalah:
1) Membuat kulit menjadi bersih dan menghilangkan bau badan pasien,
2) Memberikan rasa nyaman dan relaksasi pada pasien,
3) Mencegah risiko terjadinya infeksi pada kulit,
4) Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien mengenai kebersihan perorangan.
Kulit terletak di seluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit dibedakan menjadi 2
bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit
ari berlapis lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan
luar yang disebut lapisan tanduk dan lapis dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat
terletak di sebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari. Kulit merupakan pelindung bagi
tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dari luar,
perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit, dan sebagai pelindung cairan-cairan tubuh
sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melalui kulit rasa panas, dingin dan nyeri dapat
dirasakan. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore dengan
air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar. Kulit yang sehat yaitu
kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur
(fleksibel).

Fungsi kulit secara umum, diantaranya adalah


1) Sebagai pelindung tubuh dari masuknya kuman atau trauma pada jaringan.
2) Membantu mengatur keseimbangan suhu tubuh dengan cara membantu produksi keringat.
3) Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh merima rangsang dari luar.
4) Sebagai alat ekstraksi keringat.
5) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu mencegah pengeluaran cairan tubuh secara
berlebihan.
6) Menyerap vitamin D dari sinar ultraviolet sinar matahari.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kulit Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, yaitu:
1) Usia. Perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia seseorang. Hal ini dapat terlihat pada bayi
yang berusia relatif masih muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai
trauma atau masuknya kuman. Sebaliknya pada orang dewasa, keutuhan kulit sudah memiliki
kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah baik.
2) Jaringan kulit. Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur jaringan kulit.
Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit.
3) Kondisi/keadaan lingkungan. Beberapa kondisi atau keadaan lingkungan yang dapat
memengaruhi keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan
serta tekanan, dan lain-lain.
Tindakan pada kulit yang mengalami atau berisiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut,
khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Tujuannya adalah untuk mencegah
dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan yang lama dan tidak hilang.
 Cara perawatan kulit
Persiapan Alat dan Bahan:
1) Baskom cuci.
2) Sabun.
3) Air.
4) Agen pembersih.
5) Balutan.
6) Pelindung kulit.
7) Plester.
8) Sarung tangan.
Prosedur Kerja:
1) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
3) Tutup pintu ruangan.
4) Atur posisi pasien.
5) Kajiluka/kulit tertekan dengan memerhatikan warna, kelembapan, penampilan sekitar kulit,
ukur diameter kulit, dan ukur kedalaman.
6) Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh dengan air.
7) Secara menyeluruh dan perlahan-lahan, keringkan kulit yang disertai dengan pijatan.
8) Secara menyeluruh, bersihkan luka dengan cairan normal atau larutan pembersih. Gunakan
semprit irigasi luka pada luka yang dalam.
9) Setelah selesai, berikan obat atau agen topikal.
10) Catat hasil.
11) Cuci tangan.

 Cara Memandikan Pasien di Tempat Tidur


Memandikan pasien di tempat tidut dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara
sendiri. Tujuannya untuk menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien.
Persiapan Alat dan Bahan:
1) Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat.
2) Pakaian pengganti.
3) Kain penutup.
4) Handuk, sarung tangan pengusap badan.
5) Tempat untuk pakaian kotor.
6) Sampiran.
7) Sabun.
Prosedur Kerja:
1) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi pasien.
4) Pada pasien, lakukan tindakan memandikan yang diawali dengan membentangkan handuk di
bawah kepala. Kemudian bersihkan muka, telinga, dan leher dengan sarung tangan pengusap.
Keringkan dengan handuk.
5) Kain penutup diturunkan, kedua tangan pasien dinaikkan ke atas, serta handuk di atas dada
pasien dipindahkan dan dibentangkan. Kemudian kembalikan kedua tangan ke posisi awal di atas
handuk, lalu basahi kedua tangan dengan air bersih. Keringkan dengan handuk.
6) Kedua tangan dinaikkan ke atas, handuk dipindahkan di sisi pasien lalu bersihkan daerah dada
dan perut. Keringkan dengan handuk.
7) Miringkan pasien ke kiri, handuk dibentangkan di bawah punggung sampai glutea dan basahi
punggung hingga glutea, lalu dikeringkan dengan handuk. Selanjutnya, miringkan pasien ke
kanan dan lakukan hal yang sama. Setelahnya, kembalikan pasien ke posisi telentang dan
pasangkan pakaian dengan rapi.
8) Letakkan handuk di bawah lutut, lalu bersihkan kaki. Kaki yang paling jauh didahulukan dan
dikeringkan dengan handuk.
9) Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut dibuka,lalu bersihkan
daerah lipatan paha dan genitalia. Setelah selesai, pasang kembali pakaian dengan rapi.
10) Cuci tangan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah
satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.
B. Saran
Karena mengingat perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan saat ini, kami
menyarankan agar setiap orang lebih memahami menjaga kebersihan dalam tubuh.
Dengan penulisan makalah ini penulis berharap lembaga kesehatan dalam hal ini para
bidan mampu meningkatkan pelayanan kebidanan guna membangun generasi muda dan
generasi penerus bangsa menjadi manusia yang sehat.

1. Bagi rumah sakit Diharapkan penyimpanan obat terutama untuk obat golongan high alert lebih
diperhatikan supaya meminimalisir terjadinya kesalahan pengobatan terutama obat high alert.
2. Bagi peneliti Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan standar operasional
prosedur yang dimiliki atau ditetapkan rumah sakit sebagai tambahan standar penyimpanan obat
high alert.rumah sakit di Indonesia yang akan menerapkan program ini, perlu mengembangkan
pedoman organisasi yang mengatur praktik.

Anda mungkin juga menyukai