Anda di halaman 1dari 6

ANTIDIURETIK

Antidiuretik adalah istilah yang digunakan untuk


merujuk pada suatu kondisi, sifat atau penyebab
turunnya laju urinasi. Antidiuretik berasal dari kata
diuretik yaitu zat yang dapat memperbanyak pengeluaran
kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Antidiuretik merupakan suatu hormon hipofisis yang
terletak di bagian umbai belakang yang bekerja melalui
pengaktifan second messenger cAMP. Hormon
peptida yang mengatur penyerapan kembali molekul
yang berada pada ginjal dengan mempengaruhi
permeabilitas jaringan dinding tubules, sehingga
berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin.
Antidiuretik memiliki khasiat yaitu mencegah
ekskresi air berlebihan oleh ginjal dengan jalan
meningkatkan resorpsi kembalinya oleh tubuli ginjal.
Penggunaannya untuk menguji fungsi hipofisis
berdasarkan daya kerjanya menstimulir ekskresi ACTH.
Terutama digunakan pada diabetes insipidus, yang
bergejala poliuria (berkemih banyak) akibat kekurangan
ADH.
Ketika produksi ADH menurun secara berlebihan,
tubulus ginjal tidak mereabsorbsi air, sehingga air
banyak diekskresikan menjadi urine, urinenya menjadi
sangat encer dan banyak (poliuria) sehingga
menyebabkan dehidrasi dan peningkatan osmalalitas
serum. Peningkatan osmolalitas serum akan merangsang
chemoreseptor dan sensasi haus kortek cerebral.
Sehingga akan meningkatkan intake cairan peroral
(polidipsi). Akan tetapi bila mekanisme ini tidak ada,
dehidrasi akan semakin memburuk. Pada diabetes
militus urine banyak mengandung glukosa sedangkan
pada diabitus insipidus urinenya sangat tidak
mengandung glukosa dan sangat encer. Fungsi lainnya
juga pada perdarahan varices di esofagus (vena mekar),
yang berdasarkan daya konstriksi arteriole dan biasanya
bersamaan dengan nitrogliserin guna mengurangi efek
samping.
MEKANISME KERJA ANTIDIURETIK
1. Disintesis dalam sel neurosecretory hipotalamus
2. Migrasi oleh transportasi aksonal ke ujung saraf
pada hipofisis posterior (neurohypophysis) melalui
saluran-hypophyseal hypothalamus
3. Disimpan dalam posterior hipofisis
4. Dilepaskan ke dalam kapiler hipofisis posterior
ketika pembuangan sel-sel neurosecretory
(potensial aksi)

Transportasi dan Aksi


1. ke seluruh bagian tubuh oleh, sirkulasi tetapi
tindakan diangkut utama adalah di ginjal
2. Mengumpulkan tindakan saluran: mengikat
reseptor V2 pada sel Pokok dari duktus
pengumpulan, menyebabkan peningkatan
permeabilitas air dengan menginduksi saluran air
(aquaporins) yang disimpan dalam vesikel
intraselular untuk memadukan dengan membran
luminal (efek utama)
Catatan: efek pada kelulusan air dinilai - semakin
tinggi konsentrasi ADH, situs reseptor lebih
diduduki, dan semakin besar permeabilitas air
(sampai dengan efek maksimum)
3. ADH memiliki tindakan yang cepat dan omset
cepat (10-20 menit)

Pengendalian Pelepasan ADH


Pelepasan ADH dikendalikan oleh pengaruh yang
membangkitkan (menyebabkan pelepasan) atau
menghambat eksitasi dari sel neurosecretory ADH.
Penggolongan Obat Antidiuretik
1. Vasopresin (pitressin)
Indikasi : diabetes insipidus kranial ; perdarahan
varises esofagus
Kontraindikasi : penyakit vaskular
Peringatan : gagal jantung, asma bronkial, epilepsi,
migren, kehamilan
Efek samping : Pucat, mual, cegukan, kejat perut,
serangan angina, reaksi alergi
Dosis : injeksi subkutan atau intramuskular 5-20 unit
tiap jam. Injeksi intravena, untuk perdarahan
esofagus : 20 unit dalam 15 menit
Farmakologi :
Suntikan vasopresin yang terdapat di pasaran
mengandung hormon antidiuretik (ADH) dan presor
utama hipofise posterior sapi dan babi yang larut dalam
air. Potensi vasopresin distandardisasi menurut aktivitas
presor dan dinyatakan dalam unit (presor) USP Hipofise
Posterior. Aksi antidiuretik disebabkan oleh peningkatan
reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Vasopresin
meningkatkan kontraksi otot polos GI dan bidang
vaskuler. Peningkatan motilitas GI dapat bermanifestasi
sebagai nyeri abdomen, mual, muntah. Efek langsung
terhadap otot polos vaskular tidak diantagonis oleh
denervasi atau obat-obatan penyekat adrenergik.
Vasokonstriksi umum dan peningkatan tekanan darah
hanya terjadi pada dosis yang jauh lebih besar daripada
dosis yang diberikan untuk pengobatan diabetes
insipidus.
2. Desmopresin (Minrin) .
Khasiat antidiuretiknya lebih kuat dan lebih lama
kerjanya. Dapat digunakan intranasal sebagai spray atau
tetes hidung, antara lain pada ngompol malam (enuresis
nocturna).
3. Terlipresin (Glypressin).
Daya antidiuretik lebih ringan, tetapi digunakan
berdasarkan efek vasokonstriksinya terutama di saluran
cerna dan rahim.

Anda mungkin juga menyukai