Anda di halaman 1dari 3

Pathobiome Low Pathogenic Avian Influenza (H9N2) Koinfeksi dengan Bakteri

Escherichia coli

Virus flu burung atau avian influenza (AI) tergolong famili Orthomyxoviridae dan genus

Influenzavirus A. Virus AI diklasifikasikan berdasarkan Hemagglutination (HA) dan

Neuraminidase (NA). Virus AI dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu bentuk akut

yang disebut dengan Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) mampu menimbulkan penyakit

sistemik yang ganas dan mematikan secara cepat adalah subtipe H5N1 dan yang bentuk ringan

disebut Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI), salah satu subtipe virus (LPAI) adalah H9N2.

Virus ini tidak hanya menginfeksi spesies unggas tetapi dapat juga menginfeksi manusia.

Infeksi virus H9N2 terkadang tidak terlihat di awal infeksi namun penyebaran virus akan semakin

cepat dengan sheeding melalui tinja atau leleran hidung unggas. Walaupun case fatality rate-nya

jauh lebih rendah dari HPAIV, namun sangat mempengaruhi performa ayam, seperti penurunan

produksi telur dan perlambatan pertumbuhan, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang

signifikan bagi industri unggas secara global. Persistensinya dalam populasi unggas juga

menimbulkan risiko tinggi bagi kesehatan manusia. Masih banyak pertanyaan mengenai faktor

resiko yang memperburuk infeksi dari virus AI subtype H9N2 dalam kondisi lapangan. Adanya

patogen lain pada unggas dapat menjadi salah satu faktor predisposisi yang berhubungan dengan

manifestasi penyakit berat setelah infeksi virus subtipe H9N2.

Koinfeksi virus H9N2 dengan Escherichia coli (E. coli) adalah kombinasi yang paling umum pada

infeksi saluran pernapasan unggas, yang sering mempersulit pengobatan penyakit pernapasan,

menyebabkan tanda-tanda klinis yang signifikan atau kematian. Ayam yang terinfeksi virus H9N2

meningkatkan kerentanan mereka terhadap E. coli sebagai infeksi sekunder. Selain itu kemampuan

adhesi E. coli meningkat secara signifikan setelah infeksi H9N2. E. coli meningkatkan virulensi
H9N2 serta menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada paru-paru unggas serta dapat

menyebabkan kematian pada unggas dibadingkan dengan infeksi virus atau bakteri tunggal.

Seperti strain virus influenza lainnya, H9N2 AIV rentan terhadap mutasi (antigenic drift) atau

reassortment (antigenic shift) di lingkungan alam. Hal ini menunjukkan peran penting dalam

munculnya pandemic strains serta meingkatkan resiko penularan dari unggas ke manusia

(zoonosis). Koinfeksi virus H9N2 dengan E.coli secara signifikan meningkatkan tingkat kematian

dibandingkan dengan infeksi virus atau bakteri secara tunggal. Selain itu, juga menyebabkan

perkembangan lesi pada paru-paru yang lebih parah.

Konsep One Health

One Health diwujudkan dalam bentuk integrasi yang kuat dan sinergis terutama antara bidang

kedokteran manusia dan kedokteran hewan dalam memerangi zoonosis dengan membangun

kolaborasi, koalisi dan komunikasi antar dokter, dokter hewan, ahli kesehatan masyarakat, ahli

kesehatan lingkungan dan berbagai disiplin ilmu lainnya yang terkait baik secara langsung maupun

tidak langsung. Perwujudan One Health dilakukan dengan membangun sumber pengetahuan

bersama terutama di bidang epidemiologi, mikrobiologi, patologi, biomolekuler, komunikasi

risiko dan lain sebagainya, serta pelaksanaan studi zoonosis yang berjalan bersamaan terhadap

manusia, hewan domestik dan satwa liar.

Zoonosis penting di Indonesia yang menjadi masalah kesehatan hewan dan masyarakat saat ini

antara lain avian influenza, rabies, antraks, bruselosis, leptospirosis, sistiserkosis, salmonelosis,

dan toksoplasmosis. Pencegahan, pengendalian dan pemberantasan zoonosis yang paling efektif

adalah pengendalian langsung pada sumbernya, yaitu hewan, disamping penerapan pendekatan

induk semang-agen patogen-lingkungan dan pendekatan multidisiplin ilmu. Adanya sejumlah


kasus zoonosis seperti BSE, flu burung, dan bahkan SARS telah dipahami oleh berbagai kalangan

sebagai penyakit penting yang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia

dan ekonomi nasional maupun dunia. Mengingat hal tersebut di atas jelas tampak bahwa

penanganan kesehatan secara holistik haruslah ditangani secara bersama-sama dengan pendekatan

transdisiplin.

One Disease One Pathobiome, konsep ini mengakui bahwa semua organisme sebenarnya adalah

komunitas kompleks dari virus, mikroba, dan organisme kecil lainnya (misalnya parasit) yang

dapat berinteraksi untuk mempengaruhi status kesehatan atau penyakit pada waktu tertentu.

Komunitas kompleks ini terus berinteraksi dengan inangnya, terkadang memberikan manfaat

(misalnya bakteri "baik" dalam mikrobioma usus manusia), dan di lain waktu menyebabkan

kerusakan dengan berkontribusi pada penyakit.

Kasus manusia yang terinfeksi oleh virus influenza H9N2 pada unggas menunjukkan gejala seperti

flu, yang menyiratkan bahwa virus influenza subtipe ini memiliki peluang lebih besar untuk

beradaptasi dengan manusia dan memperoleh kemampuan penularan dari manusia ke manusia.

Karena itu,menyelidiki mekanisme patogen H9N2 AIV danInfeksi E. coli pada model mamalia

juga dapat memberikan wawasan yang bermanfaat tentang potensi patogen virus H9N2 baru dan

infeksi bakteri pada manusia di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai